Anda di halaman 1dari 6

CELAH PALATUM (PALATOSCIZIS)

Zainul Cholid
Bagian Bedah Mulut FKG Universitas Jember

ABSTRACT

Cleft palate is a congenital deformity that causes a multitude of problems and represents a special
challenge to the medical community. Speech production, feeding, maxillofacial growth, and dentition are just a few
important developmental stages that may be affected. Beside that, these children and their families often
experience serious psychological problems. A broad spectrum of variations in clinical presentation exists. Several
subtypes of cleft palate can be diagnosed based on severity. The correct diagnosis of a cleft anomaly is
fundamental for treatment, for further genetic and etiopathological studies, and for preventive measures correctly
targeting the category of preventable orofacial clefts. These article reviews the embriology, etiology,
pathophysiology, and classification of the cleft palate

Keywords : Cleft palate, embriology, etiology, pathophysiology, and classification

Korespondensi (Correspondence): Bagian Bedah Mulut FKG Universitas Jember. Jl. Kalimantan 37 Jember. E-mail
cholid_zainul@yahoo.com

Celah palatum adalah terpisahnya prosesus maksilaris kiri dan kanan atau
atap rongga mulut. Adanya celah pada kegagalan penyatuan prosesus fronto nasalis
palatum dapat menimbulkan beberapa pada saat perkembangan janin.
masalah yaitu gangguan pada fungsi bicara, Celah palatum dapat dikoreksi
penelanan, pendengaran, keadaan malposisi dengan pembedahan, yang dikenal dengan
gigi-geligi, fungsi pernafasan, perkembangan istilah palatoplasti. Beberapa teknik
wajah dan gangguan psikologis dari orang pembedahan untuk penutupan celah
tua pasien serta adanya gangguan fisiologis palatum telah banyak dikemukakan oleh
lainnya yaitu adanya gangguan pada faring beberapa ahli, diantaranya yaitu teknik Von
yang berhubungan dengan fosa nasal, Langenbeck. Witt dkk (1998), V-Y retroposition
pendengaran, dan bicara.1,2 Gangguan yang ditemukan dan dikembangkan oleh
pernafasan pada pasien yang baru lahir Veau, Wardil dan Kilner, teknik two flap push
merupakan masalah yang krusial oleh karena back, tekhnik Millard.1,5
sumbatan dari makanan dan minuman Tujuan utama pembedahan untuk
tersebut saat pasien makan dan minum yang penutupan celah langit-langit adalah
masuk kedalam celah palatum dapat memperoleh bentuk anatomis yang normal,
menyebabkan kesulitan bernafas dan bila fungsi veloparingeal yang baik, proses bicara
tidak cepat diatasi dapat menimbulkan yang baik, fungsi pendengaran yang normal,
kematian. Diperlukan latihan dan pertumbuhan dan perkembangan wajah
pengetahuan khusus bagi orang tua pasien yang normal, serta memperoleh fungsi gigi
untuk merawat anak dengan celah palatum. dan pengunyahan yang baik.5
Istilah celah palatum ini berasal dari Greek
yang meliputi uranoschisis ( ouranos ygang EMBRIOLOGI
berarti langit - langit dan schisis adalah celah. Ellis (2003) menjelaskan tentang
Celah ini menunjukkan celah pada langit - proses normal pembentukan palatum yaitu
langit keras dan stapholischisis ( staphile = selama minggu kelima kehamilan akan terjadi
uvula ) yaitu celah pada langit - langit lunak.3 dua pertumbuhan ridge yang berlangsung
Insidensi terjadinya celah rongga dengan cepat yaitu yaitu tonjolan lateral dan
mulut di Amaerika Serikat diperkirakan 1 dari medial hidung. Tunjolan lateral akan tumbuh
700 kelahiran. Celah ini berhubungan dengan menjadi alae dan tonjolam medial akan
predileksi ras, dimana lebih sedikit terjadi membentuk empat daerah yaitu bagian
pada kulit hitam dan lebih banyak terjadi medial hidung, bagian medial bibir atas,
pada orang Asia dan penduduk asli Amerika. bagian medial maksila, dan langit - langit
Laki-laki lebih banyak menderita orofacial primer yang lengkap. Tonjolan maksila secara
cleft daripada wanita dengan rasio 3 : 2. simultan akan mendekat kearah medial dan
Celah bibir dan palatum terjadi dua kali lebih lateral hidung tetapi tetap terpisah oleh
banyak pada pria dibanding wanita.1,3 adanya groove.1
Sedang menurut Cummings (1993) insidensi Dua minggu sesudahnya atau
celah bibir dan palatum adalah 1/1000 minggu ketujuh, terjadi perubahan pada
kelahiran, dan 35% - 55% adalah celah wajah. Tonjolan maksila terus tumbuh kearah
palatum.4 Menurut Margulis (2002) insidensi medial dan mencapai tonjolan nasal medial
celah palatum di Asia rasionya adalah 0,45- hingga mideline. Kemudian secara simultan
0,5/1000 kelahiran.5 Celah palatum terjadi tonjolan ini saling bertemu, kemudian tonjolan
oleh karena suatu kegagalan penyatuan dua maksila terus berkembang kearah laterlal.
99
S
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol.
V 10 No. 2 201
13: 99-104

Dengan demik
D kian maka bibiir atas terbentu uk pala atum keras p pada bagian anterior dan
o
oleh dua tonjolan hidung medial m dan du ua pala atum lunak pada bagia an posterior.
t
tonjolan maksila a. Alve eolus membattasi palatum keras. Pada
Pertem muan dua tonjolan mediial bag gian anterior dan tengah terdiri dari
t
tidak hanya terrjadi di wajah te etapi juga terja
adi premeaksila dima ana ini merupa akan tempat
p
pada bagian dalam. d Strukturr yang terbentu uk gigii insisivus, pre
emaksila meluas kebagian
o
oleh pertemu uan dua tonjolan diken
nal possterior hingga ke foramen inssisivus. Bagian
s
sebagai segme en intermaksilarri yang terdiri da ari terbbesar palatum m keras terb bentuk oleh
t
tiga kompone en yaitu ko omponen labiial sep pasang maksila a. Bagian possterior tulang
m
membetuk filttrum bibir atas, kompone en maksila adalah tulang palatina.7
r
rahang atas me erupakan temp pat keempat giigi Suplai darah
d utama berasal dari
i
insisivus, dan komponen palatal yan ng arteeri palatina ya ang keluar me elalui foramen
t
terbentuk dari prominensia
p fro
ontalis. pala atina mayor. Suplai darah (gambar 3)
Dua bagian
b yang tumbuh keluar da ari yan ng lain berasal dari foramen palatina
p minor
t
tonjolan maksila akan membentuk palatum dan n foramen insisiv vus. Nervus sen
nsoris palatum
s
sekunder. Pala atina tumbuh pada mingg gu (gambar 4) hing gga foramen insisivus dan
k
keenam dengan arah oblik o kebawa ah bag gian tepi hid dung berasal dari nervus
m
mendekati lid
dah. Pada minggu m ketuju
uh, pala atina posteriior. Nervus ini adalah
p
palatina naik hingga mencapai
m possisi spe enopalatina ca abang dari ne ervus maksila
h
horisiontal d
diatas lidah dand bergabun ng yan ng merupaka an divisi kedua nervus
d
dengan yang g lain memb bentuk palatum trigeeminus. Palatumm lunak meleka at hingga tepi
s
sekunder. Bagian anterior yang bergabun ng possterior tulang palatina oleh aponeurosis
d
dengan segitig ga palatum prim mer dan forame en pala atal. Muskulus utama palatum terdiri dari
i
insisivus membe entuk junction. Pada saat yan ng dua a otot yang saling bersila angan yaitu
b
bersamaan sepptum hidung tu umbuh kebawa ah musskulus levator palatina ya ang menarik
d
dan bergabung dengan perm mukaan superior pala atum keatas dan kebela akang serta
p
palatum yang baru terb bentuk. Bagia an musskulus tensor palatini mengelilingi hamulus
p
palatina berga abung dengan n yang lain da an pterigoideus yang berfungsi menarik m otot
b
bergabung deengan palatum m primer pad da pala atum mole. Muskulus la
ainnya yang
m
minggu ketujuh h hingga mingg gu kesepuluh. memberi kontribu usi bicara dan n penelanan
P
Perbedaan p
perkembangan n embrio da ari ada alah palatoglosus, palatofarigeus,
m
minggu kelima hingga kesepu uluh (gambar 1 ) stilo
ofaringeus, dann konstriktor fa aring superior.
d
dibawah ini. Inerrvasi dari muskuulus levator palatina adalah
plek ksus faringeus.. Muskulus ten nsor palatina
ANATOMI PALA
A ATUM dan n muskulus pen nelanan diinerv vasi oleh divisi
Randa
all dan Rossa (1991) palatum mandibula dari ne ervus trigeminuss.6
n
normal (gamb
bar 2) terdiri dari
d tulang ata
au

Gambar 1. A: Embrio
E minggu kelima; B: Emb
brio minggu kee
enam; C. Embrio
o minggu ketujuh; D: Embrio
min
nggu kesepuluh
h1

100
C
Celah palatum
m (palatocizis)… (Zainul)

Gambar 2. A. Anatomi Palatum7; B. Supla


ai darah pada palatum
p 6; C. Perrsyarafan pada
a palatum6

E
ETIOLOGI CELAH PALATUM yanng lainnya. Celah langit - lan ngit sekunder
Ellis (22003) penyeba ab terjadi cela ah dise
ebabkan ole
eh kegagalan lempeng
w
wajah telah la ama diselidiki. Penyebab
P celaah palaatina bergabung dengan ya ang lain, juga
p
pada setiap kasus tidak diketahui
d secara melliputi kegagala an lidah turun rongga
r mulut.
p
pasti. Tidak ada faktor tunggal penyeba ab Seddang teori lain penyebab ce elah palatum
t
terjadinya celaah. Suatu sindro om yaitu sindro om yaittu teori celah prepalatal
p menu urut Stark tiga
f
fisik, perkemba angan dan kadang – kadan ng pulaau mesensimal yaitu satu sen ntral dan dua
k
karakter terjad di secara bersa amaan. Sindro om late
eral berkemb bang dan bergabung.
y
yang telah dapat diidentifika asi berhubunga an Kuraangnya perke embangan dari satu atau
d
dengan terjadinya celah kurrang lebih 30 00 lebiih dari k
ketiga pulauu tersebut
s
sindrom. Sindro om ini kira-kira 15 % dari seluru uh menyebabkan kkondisi yang tidak stabil.
k
kasus celah bibir dan palattum tetapi 50 % adinya celah lateral tergantung pada
Teja
k
kasus diantaran nya terjadi pad da celah langitt – keggagalan satu atau lebih mesensimal
l
langit. 1 late
eral. Celah pa ada mideline oleh karena
Untuk kasus celah h non sindrom m, keggagalan bagian n tengah bibir dan
d kolumela
h
herediter berp peraan secara nyata menja adi untuuk berkembang dan bergab bung dengan
p
penyebab terjaadinya celah. Akan tetapi da ari ketiga pulau mese ensimal.1,7
p
penelitian yang g dilakukan hanya 20 % hingg ga
3 % kasus ce
30 elah bibir dan n palatum yan ng KLAASIFIKASI CELAH H PALATUM
t
terjadi secara herediter. Fa aktor lingkunga an Terdapatt perbedaann diantara
j
juga memberii pengaruh te erjadinya cela ah penneliti untuk kklasifikasi cela ah palatum.
y
yaitu saat perrkembangan embrionik e ketik
ka Dibawah ini dua klasifikasi yang berbeda
b yaitu
p
penggabunga n bibir dan pa alatal. Defisisennsi klassifikasi celah palatum menurut Veau dan
n
nutrisi, radiassi, beberapa obat-obata an, klassifikasi celah p palatum menurut Kernahan
h
hipoksia, virrus, dan vitamin da
an dann Stark. Klasifika asi celah pala
atum menurut
m
menyebabkan terjdinya celah dan wanita Veaau (gambar 5)6:
p
perokok mem miliki 50%-70% % lebih besar A. Celah pada pa alatum mole
k
kemungkinan memiliki anak dengan cela ah B. Celah pada p palatum mole dan palatum
l
langit-langit dan
d bibir dib
banding buka an durum tetapi tidak meleb bihi foramen
p
perokok. 1,8 insisivus
Secarra embriologi celah langit - C. Celah palatum m unilateral paada palatum
l
langit primer terjadi
t akibat kegagalan da ari dan prepalatu um. Vomer melekat
m pada
m
mesoderm ma asuk kedalam groove
g diantara maksila disisi ya
ang tidak berce
elah.
h
hidung medial dan prosesus maksila,
m keadaa an D. Celah palatu um bilateral le
engkap pada
i
ini menghamb bat penyatuan n satu denga an palatum dan p prepalatum.

101
S
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol.
V 10 No. 2 201
13: 99-104

Gambar 5 : K
Klasifikasi celah
h palatum Veau
u6

A.

Gambar 6 : Klasifikasi celah palatum men


nurut Kernahan dan Stark6

SSedangkan klaasifikasi celah palatum


p menurrut Ang ggapan dan kkeyakinan sep perti ini harus
K
Kernahan dan Stark (gambar 6)6: diluruskan bahwa sebenarnya ce elah palatum
A Celah inkom
A. mplit unilateral kiri dari palatum merrupakan kela
ainan kongeenital yang
primer diseebabkan gangguan pada sa aat kehamilan
B Celah komplit kiri palatum
B. m primer hinggga bulaan ke tujuh hingga keduabe elas. Menurut
mencapai foramen
f insisivu
us Smith (1983) da an Margulis (2002)
( celah
C Celah kom
C. mplit bilateral dari palatum palaatum terjadi oleh karena suattu kegagalan
primer pen nyatuan dua prosesus makssilaris kiri dan
D Celah inkom
D. mplit dari palatum sekunder kannan atau kega agalan penyattuan prosesus
E Celah komp
E. plit dari palatum m sekunder fron
nto nasalis pa ada saat pe erkembangan
F Celah komp
F. plit kiri dari pala atum primer da
an janin.5,6
palatum sekunder Beberapaa hal diduga se ebagai faktor
G Celah kom
G. mplit bilateral dari palatum pen nyebab terjadinya celah palatum. Faktor
primer dan palatum sekun nder gen netik dan multiifaktorial adalaah penyebab
H Celah inko
H. omplit kiri dari palatum primer celaah palatum. Faktor gen netik meliputi
dan inkompplit kiri dari palaatum sekunder autosomal resesif, autosamal do ominan dan X
ed., sedangka
linke an menurut Marie M (2009)
D
DISKUSI mengutip dari pen nelitian Lidaral bahwa faktor
Celah h palatum meru upakan kelaina an gen netik yang berrpengaruh terja adinya celah
kongenital. Keadaan ini aka
k an menimbulka an palaatum adalah M MSX1, TGFB3, D4S192,
D RARA,
m
masalah baik untuk
u orang tua
a pasien maupu un MTH HFR, RFC1, GAB BRB3, PVRL1, da an IRF6. MSX1
p
pasien sendiri. Dampak psikologis merupaka an diduuga kuat se ebagai penye ebab celah
h yang paling
hal g sering ditemuui saat orang tu
ua oroffasial dan a anomali gigi. Faktor lain
b
baru mengeta ahui memiliki anak
a yang ba aru pen nyebab celah h palatum ad dalah faktor
l
lahir dengan celah palatu um. Orang tu ua ekstternal. Faktor eksternal tersebut adalah
m
merasa malu,, mengangga ap kelainan ini mengkonsumsi alkohol selama a kehamilan,
m
merupakan suaatu aib dan menduga
m bahw
wa oba at fenetoin, retinoid
r dan obat-obatan
k
kelainan ini merupakan
m bala
asan perbuata an terla
arang seperti ko
okain.9,10
o
orang tua yang g tidak baik sellama kehamilaan.

102
Celah palatum (palatocizis)… (Zainul)

Adanya celah palatum ini akan pembedahan yang dilakukan pada usia
menimbulkan gangguan bagi tumbuh dibawah satu tahun menimbulkan masalah
kembang selanjutnya. Beberapa masalah antara lain mulut masih terlalu kecil, adanya
akan dihadapi penderita celah palatum benih gigi yang terletak pada bagian medial
mulai sejak kelahiran hingga dewasa. palatum yang masih belum turun ke alveolar.
Masalah pertama bagi penderita celah Keuntungan penutupan celah pada
palatum adalah penelanan. Ketika makan usia lebih muda adalah perkembangan otot
atau minum, penderita celah palatum akan faringeal dan palatal lebih baik, makan lebih
merasa kesulitan dalam penelanan oleh mudah, perkembangan kemampuan fonasi
karena ada kemungkinan makanan atau lebih baik, fungsi tuba auditori lebih baik,
minuman tersebut masuk ke dalam rongga higiene lebih baik, keadaan psikilogi orang
hidung. Adanya celah palatum tua dan bayi akan lebih baik. Sedangkan
menyebabkan rongga mulut berhubungan kerugian penunutupan celah yang lebih awal
langsung dengan os nasal. Hal ini juga adalah tindakan pembedahan akan lebih
mengakibatkan gangguan fungsi sulit karena struktur jaringan yang lebih kecil,
pernafasan. Adanya Makanan atau minuman skar yang dihasilkan akan membatasi
yang masuk ke dalam celah palatum dapat pertumbuhan maksila.1
menyebabkan obstruksi jalan nafas.9
Celah palatum juga mengakibatkan KESIMPULAN
gangguan fungsi bicara. Pasien dengan Celah palatum terjadi oleh karena
celah palatum, suaranya menjadi sengau suatu kegagalan penyatuan dua prosesus
dan kurang jelas, gangguan pendengaran, maksilaris kiri dan kanan atau kegagalan
keadaan malposisi gigi-geligi, dan gangguan penyatuan prosesus fronto nasalis pada saat
perkembangan wajah serta adanya perkembangan janin. Celah palatum dapat
gangguan fisiologis lainnya yaitu adanya menimbulkan beberapa masalah yaitu
gangguan pada faring yang berhubungan gangguan pada fungsi bicara, penelanan,
dengan fosa nasal. Diperlukan latihan dan pendengaran, keadaan malposisi gigi-geligi,
pengetahuan khusus bagi orang tua pasien fungsi pernafasan, perkembangan wajah dan
untuk merawat anak dengan celah gangguan psikologis dari orang tua pasien,
palatum.1,2 gangguan pada faring yang berhubungan
Banyaknya masalah ini maka pasien dengan fosa nasal, pendengaran, dan
dengan celah palatum harusa dirawat oleh bicara. Untuk memperbaiki terjadinya celah
berbagai disiplin ilmu mulai dari dokter palatum maka dilakukan operasi yaitu
spesialis anak, dokter bedah mulut, palatoplasti.
prosthodontis, dokter bedah plastik, ortodotis,
speech terapis, dan THT. Perawatan awal DAFTAR PUSTAKA
dengan pembuatan feeding plate yang 1. Ellis E. Management of Patiens with
berguna untuk menutup celah sementara Orofacial Cleft dalam Peterson LJ. Ellis. E,
hingga menunggu proses pembedahan. Alat Hupp J.R, Tucker M.R. Contemporary
ini berguna untuk mencegah teradinya Oral and Maxillofacial Surgery. 4rd ed. St
gangguan pernafasan oleh karena sumbatan Louis.Mosby. 2003 : pp656-671.
dari makanan dan minuman saat pasien
makan dan minum. Feeding plate juga 2. Malek R. Clep Lip and Palate, Lesions,
berguna untuk memandu agar pertumbuhan Pathophysiology, and Primary Treatment.
tulang alveolar berada pada lengkung yang London. Martin Dunitz . 2001
baik. Alat ini juga berguna untuk mencegah
agar lidah tidak masuk kedalam celah 3. Sando W, Jurkiewicz M.J. Cleft Palate in:
palatum sehingga celah tidak menjadi lebih Jurkiewicz M.J. Krizek T.J, Mathes S.J,
lebar. Ariyan S. Plastic Surgery. Priciples and
Palatoplasti merupakan solusi untuk Practise. St. Louis. CV. Mosby Company.
mengatasi celah palatum. Operasi biasanya 1990. pp 81-95
dilakukan pada saat bayi berumur 1,5 tahun.
Pembedahan ini bertujuan untuk menutup 4. Cummings CW.. Otolaryngology Head
celah palatum. Tetapi hinggga saat ini and Neck Surgery. 2nd ed. Vol. 2. St
masalah waktu pembedahan yang tepat Louis. Mosby. 1993. pp1145-1149.
untuk koreksi celah tatap menjadi
perdebatan diantara ahli bedah. Banyak ahli 5. Margulis A. Craniofacial, Cleft Palate
bedah yang menggunakan “ rule of ten “ Repair. October 22. Emedicine, com.
untuk menentukan tingkat kesehatan bayi 2002
yang layak dioperasi yaitu usia 10 minggu,
berat 10 pon dan sedikitnya 10 gram Hb 6. Smith HW. The Atlas of Cleft Lip and Cleft
perdesiliter darah. Sedang ahli lain Palate Surgery. New York. Grune &
berpendapat bahwa penutupan celah-celah Straton.1983. pp:117- 130, 232-239.
palatum dapat dilakukan pada usia sekitar 18 7. Randall P, Rossa D.L . Cleft Palate in:
bulan. Para ahli bedah lebih banyak Smith J.W, Aston S. J. Plastic Surgey, 4th
menyukai tindakan pembedahan dimulai ed. Boston. Little, Brown and
pada usia 18 – 24 bulan.11,12 Beberapa ahli Company.1991. pp 287-317
lainnya berpendapat bahwa tindakan

103
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 10 No. 2 2013: 99-104

8. Chung K, Buchman S.. Plastic 11. McCarty JG. Plastic Surgery. Vol.4.
Reconstruction Surgery. 2000.pp105, 484- Philadelphia. WB. Saunders Company.
485 1990. pp 2743-2744.

9. Gregory J W. Reconstructive Surgery for 12. Wolford LM. Diagnosis and Management
Cleft Palate Treatment & Management. of Soft Palatal Clefts and
2010 Velopharyngeal Incompetence dalam
10. Marie M T. Pediatric Cleft Lip and Palate. Hudson JW. Oral and Maxillofacial
2009 Surgery Clinics of North America.
1991.3(3) : 559-563

104

Anda mungkin juga menyukai