Anda di halaman 1dari 7

RENDI SETIAWAN

Juni 07, 2016

Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Pelajar


Sebelum menuju ke inti pembicaraan, saya terlebih dahulu akan memperkenalkan
apakah arti dari kata membaca itu sendiri. Apa itu membaca? Apakah fungsi membaca?
Apakah tujuan membaca? Sejak kapan kita harus membaca? Buku apa yang harus dibaca?
Dimana kita harus membaca? Dan mengapa harus membaca? Pertanyaan – pertanyaan
tersebut kadangkala ditanyakan oleh beberapa siswa ketika mereka diperintahkan membaca
oleh guru mereka. Kali ini, saya ‘kan mencoba menjawabnya.
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis.
Semakin banyak membaca, semakin banyak pula informasi yang kita dapatkan, walaupun
terkadang informasi itu kita dapatkan secara tidak langsung. Banyak orang bilang, buku itu
merupakan jendela dunia. Mengapa demikian? Karena buku itu sendiri dapat membuka
wawasan yang sangat luas. Tidak hanya informasi yang ada dalam negeri yang didapatkan,
melainkan informasi tentang dunia, bahkan alam semesta. Di arti lain, buku merupakan
jendela dunia, tanpa kita harus menginjakkan kaki di negera lain, kita sudah bisa mengetahui
bagaimana negara itu sendiri dengan membaca. Contohnya : kita yang berada di Indonesia
tidak perlu jauh-jauh pergi ke Paris untuk melihat bagaimana suasana kota tersebut, cukup
dengan membaca kita sudah bisa terbawa suasana seakan kita sedang berada di Paris.
Membaca memiliki sangat banyak tujuan. Selain mendapatkan informasi, membaca
juga dapat membuka wawasan yang sangat luas. Membaca juga merupakan kunci untuk
membuka pintu gerbang kesuksesan. Tiada orang di dunia ini yang sukses tanpa membaca.
Membaca juga merupakan sarana untuk menuntut ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan di
dunia ini sangat banyak dan tak terbilang. Maka membaca perlu dibiasakan sejak dini.
Semakin sering kita membaca akan semakin sulit bagi kita untuk tidak membaca. Membaca
itu sendiri tidak harus membaca buku ilmiah seperti Fisika, Biologi, Sejarah, Ekonomi dan
lain sebagainya. Buku cerita, cerpen, novel, artikel dan majalah pun boleh boleh saja. Buku-
buku tersebut juga memiliki manfaat dan informasi seperti halnya buku-buku ilmiah. Namun,
sebagian dari mereka memiliki informasi yang tidak tersampaikan secara langsung. Membaca
juga dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Di zaman yang sudah canggih kali ini,
membaca juga tidak perlu harus membeli buku. Bahkan membaca buku di internet sudah
sangat memungkinkan. Beberapa dari buku sekolah juga sudah ada yang dibeli oleh
pemerintah untuk dapat dipublikasikan secara gratis (media internet).
Namun amat sangat disayangkan ! Dewasa ini jarang kita temukan pelajar yang gemar
membaca. Mengisi ruang waktu yang luang untuk membaca. Malah kebanyakan dari mereka
lebih memilih untuk main game, pergi ke warnet, jalan-jalan bersama teman keluar rumah.
Tapi, masih ada juga sebagian dari mereka yang menanamkan sikap gemar membaca. Ada
yang memiliki kegemaran membaca buku ilmiah, dan aja juga yang memiliki kegemaran
membaca buku fiksi. Namun, itu tak menjadi masalah. Selagi mereka masih dapat
memanfaatkan waktu luang dengan mengisi hal-hal yang bermanfaat, seperti membaca atau
belajar.
Menuju ke inti pembicaraan. Sekarang bagimanakah cara untuk meningkatkan minat
baca itu sendiri di kalangan pelajar yang semakin sedikit memiliki kegemaran membaca.
Sebenarnya usaha ini penting untuk dilaksanakan oleh pemerintah, agar semakin banyak
pelajar yang berbibit unggul dan berguna untuk bangsa dan negara di masa yang akan datang.
Sebenarnya, sangat baca cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca para
pelajar. Diantaranya, tersedianya perpustakaan yang dikelola dengan baik.Bicara terkait
dengan budaya membaca, tidak lepas dengan adanya peran penting sebuah perpustakaan
terlebih di lingkungan sekolah. Sebuah perpustakaan harus memberikan pelayanan dan
manajemen yang baik dalam memberikan kebutuhan referensi siswa di sekolah. Jika
perpustakaan adalah sebuah produk maka ia harus menjamin kualitasnya dengan baik.
Pustakawan juga harus cerdas dalam menganalisa koleksi buku apa yang di inginkan dan
disuka oleh pelajar jika perlu dilakukan penelitian atau request.
Yang kedua, promosi gerakan gemar membaca di lingkungan sekolah. Cara untuk
melakukan promosi ini bisa bekerjasama dengan pihak kepala sekolah bersama jajaranya.
Akan lebih baik lagi jika kepala sekolah, guru, dan staff sekolah menjadi orang pertama yang
mengawali gerakan gemar membaca di sekolahnya. Bisa juga membuat baliho atau spanduk
di sekitar sekolah yang berisi seruan rajin membaca misalnya; “Kami Ingin Pintar makanya
Kami Suka Membaca” , “Ingin jadi Juara dan Berprestasi ... ? Rajinlah Membaca” begitu dan
sejenisnya.Cara lain bisa juga dengan cara kebijakan sekolah yang mewajibkan semua siswa
pada seminggu sekali atau dua kali diwajibkan untuk membaca sebuah buku di perpustakaan
yang kemudian memerintahkan mereka untuk merangkum buku yang dipinjam serta
menjelaskan apa poin penting dari buku yang sudah mereka baca.Jangan terlalu sering
menyalahkan para siswa malas membaca jika para guru di sekolah sendiri tidak pernah
memberikan contoh bahwa para guru juga gemar membaca.
Yang ketiga, memberikan penghargaan untuk mereka yang rajin membaca. Caranya
bisa dilakukan dengan kerjasama antara pihak perpustakaan dan kepala sekolah melalui
kebijakan. Hadiah tersebut bisa diberikan kepada siswa yang paling sering meminjam buku di
perpustakaan. Namun perlu dicatat bahwa pemberian hadiah ini juga harus dilihat bukan
hanya pelajar yang hanya suka meminjam buku perpustakaan saja tapi harus dilihat
prestasinya. Ini penting supaya pelajar tidak hanya mengejar supaya dapat hadiah kemudian
mereka hanya sering pinjam buku tapi tidak pernah membacanya. Jadi ada semacam
ketentuan berlaku disini bahwa yang mendapatkan hadiah adalah mereka yang rajin
meminjam buku yang kemudian diikuti dengan peningkatan prestasi setelah rajin membaca.
Keempat, menyediakan buku murah. Atau dengan menyelenggarakan pameran buku.
Seperti yang ada di Cairo (‘Kairo’) beberapa bulan lalu. Selain menyediakan buku-buku baru,
juga sebaiknya menyediakan buku-buku bekas yang berharga murah namun masih dalam
kondisi yang bagus. Sehingga pengunjung terutama pelajar, punya keinginan untuk membeli
buku yang murah dan membacanya.
Kelima, pengemasan buku yang menarik. Tidak hanya kemasan dari luar saja,
kemasan dalam segi isi buku juga diperlukan. Kebanyakan para pelajar suka membaca buku
fiksi seperti komik dan novel. Dan kebanyakan dari mereka juga tidak suka membaca buku
ilmiah karena dianggap membosankan. Seperti buku sejarah. Mereka menganggap buku
sejarah itu menyebalkan dan memusingkan, walaupun sebenarnya buku sejarah itu berisi
tentang cerita dan kejadian-kejadian penting di masa lalu. Hal itu terjadi karena kata-kata
yang ada di dalam buku sejarah kadangkala sulit dimengerti oleh siswa, selain itu nama-nama
dan tanggal-tanggal yang ada di dalamnya juga membuat mereka jenuh. Lalu, bagimana jika
sejarah itu dikemas dalam bentuk yang menarik dan berbeda. Seperti dijadikan suatu komik
yang disertai dengan ilustrasi gambar atau dikemas dalam bentuk novel {yang hanya fokus
terhadap jalan cerita dan tidak banyak mencantumkan tanggal-tanggalnya}.
Dan yang terakhir, perpustakaan / toko buku sebaiknya tidak hanya menyediakan
buku – buku ilmiah saja. Melainkan menyediakan buku hobby dan buku fiksi yang banyak
digemari para pelajar. Amat menyenangkan bagi mereka jika membaca buku tentang
kegemaran yang mereka miliki. Dan informasi dari buku tersebut lebih mudah mereka
dapatkan.

Kesimpulan yaitu : sangat banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca.
Yang paling utama adalah, motivasi dan niat dari dalam hati untuk membaca. Membaca dapat
menambah meningkatkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan. Ilmu pengetahuan dan
wawasan yang luas dapat mengantarkan kita menuju pintu gerbang kesuksesan.
MENINGKATKAN MINAT BACA DI KALANGAN PELAJAR
Article published By
Rendi Setiawan on June of 07,2016th

Abstrak

Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis.
Semakin banyak membaca, semakin banyak pula informasi yang kita dapatkan, walaupun
terkadang informasi itu kita dapatkan secara tidak langsung. Banyak orang bilang, buku itu
merupakan jendela dunia. Mengapa demikian? Karena buku itu sendiri dapat membuka
wawasan yang sangat luas. Tidak hanya informasi yang ada dalam negeri yang didapatkan,
melainkan informasi tentang dunia, bahkan alam semesta. Di arti lain, buku merupakan
jendela dunia, tanpa kita harus menginjakkan kaki di negera lain, kita sudah bisa mengetahui
bagaimana negara itu sendiri dengan membaca. Contohnya : kita yang berada di Indonesia
tidak perlu jauh-jauh pergi ke Paris untuk melihat bagaimana suasana kota tersebut, cukup
dengan membaca kita sudah bisa terbawa suasana seakan kita sedang berada di Paris.
Membaca memiliki sangat banyak tujuan. Selain mendapatkan informasi, membaca
juga dapat membuka wawasan yang sangat luas. Membaca juga merupakan kunci untuk
membuka pintu gerbang kesuksesan. Tiada orang di dunia ini yang sukses tanpa membaca.
Membaca juga merupakan sarana untuk menuntut ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan di
dunia ini sangat banyak dan tak terbilang. Maka membaca perlu dibiasakan sejak dini.
Semakin sering kita membaca akan semakin sulit bagi kita untuk tidak membaca. Membaca
itu sendiri tidak harus membaca buku ilmiah seperti Fisika, Biologi, Sejarah, Ekonomi dan
lain sebagainya. Buku cerita, cerpen, novel, artikel dan majalah pun boleh boleh saja. Buku-
buku tersebut juga memiliki manfaat dan informasi seperti halnya buku-buku ilmiah. Namun,
sebagian dari mereka memiliki informasi yang tidak tersampaikan secara langsung. Membaca
juga dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Di zaman yang sudah canggih kali ini,
membaca juga tidak perlu harus membeli buku. Bahkan membaca buku di internet sudah
sangat memungkinkan. Beberapa dari buku sekolah juga sudah ada yang dibeli oleh
pemerintah untuk dapat dipublikasikan secara gratis (media internet).
Namun amat sangat disayangkan ! Dewasa ini jarang kita temukan pelajar yang gemar
membaca. Mengisi ruang waktu yang luang untuk membaca. Malah kebanyakan dari mereka
lebih memilih untuk main game, pergi ke warnet, jalan-jalan bersama teman keluar rumah.
Tapi, masih ada juga sebagian dari mereka yang menanamkan sikap gemar membaca. Ada
yang memiliki kegemaran membaca buku ilmiah, dan aja juga yang memiliki kegemaran
membaca buku fiksi. Namun, itu tak menjadi masalah. Selagi mereka masih dapat
memanfaatkan waktu luang dengan mengisi hal-hal yang bermanfaat, seperti membaca atau
belajar.
Menuju ke inti pembicaraan. Sekarang bagimanakah cara untuk meningkatkan minat
baca itu sendiri di kalangan pelajar yang semakin sedikit memiliki kegemaran membaca.
Sebenarnya usaha ini penting untuk dilaksanakan oleh pemerintah, agar semakin banyak
pelajar yang berbibit unggul dan berguna untuk bangsa dan negara di masa yang akan datang.
Sebenarnya, sangat baca cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca para
pelajar. Diantaranya, tersedianya perpustakaan yang dikelola dengan baik.Bicara terkait
dengan budaya membaca, tidak lepas dengan adanya peran penting sebuah perpustakaan
terlebih di lingkungan sekolah. Sebuah perpustakaan harus memberikan pelayanan dan
manajemen yang baik dalam memberikan kebutuhan referensi siswa di sekolah. Jika
perpustakaan adalah sebuah produk maka ia harus menjamin kualitasnya dengan baik.
Pustakawan juga harus cerdas dalam menganalisa koleksi buku apa yang di inginkan dan
disuka oleh pelajar jika perlu dilakukan penelitian atau request.
Yang kedua, promosi gerakan gemar membaca di lingkungan sekolah. Cara untuk
melakukan promosi ini bisa bekerjasama dengan pihak kepala sekolah bersama jajaranya.
Akan lebih baik lagi jika kepala sekolah, guru, dan staff sekolah menjadi orang pertama yang
mengawali gerakan gemar membaca di sekolahnya. Bisa juga membuat baliho atau spanduk
di sekitar sekolah yang berisi seruan rajin membaca misalnya; “Kami Ingin Pintar makanya
Kami Suka Membaca” , “Ingin jadi Juara dan Berprestasi ... ? Rajinlah Membaca” begitu dan
sejenisnya.Cara lain bisa juga dengan cara kebijakan sekolah yang mewajibkan semua siswa
pada seminggu sekali atau dua kali diwajibkan untuk membaca sebuah buku di perpustakaan
yang kemudian memerintahkan mereka untuk merangkum buku yang dipinjam serta
menjelaskan apa poin penting dari buku yang sudah mereka baca.Jangan terlalu sering
menyalahkan para siswa malas membaca jika para guru di sekolah sendiri tidak pernah
memberikan contoh bahwa para guru juga gemar membaca.
Yang ketiga, memberikan penghargaan untuk mereka yang rajin membaca. Caranya
bisa dilakukan dengan kerjasama antara pihak perpustakaan dan kepala sekolah melalui
kebijakan. Hadiah tersebut bisa diberikan kepada siswa yang paling sering meminjam buku di
perpustakaan. Namun perlu dicatat bahwa pemberian hadiah ini juga harus dilihat bukan
hanya pelajar yang hanya suka meminjam buku perpustakaan saja tapi harus dilihat
prestasinya. Ini penting supaya pelajar tidak hanya mengejar supaya dapat hadiah kemudian
mereka hanya sering pinjam buku tapi tidak pernah membacanya. Jadi ada semacam
ketentuan berlaku disini bahwa yang mendapatkan hadiah adalah mereka yang rajin
meminjam buku yang kemudian diikuti dengan peningkatan prestasi setelah rajin membaca.
Keempat, menyediakan buku murah. Atau dengan menyelenggarakan pameran buku.
Seperti yang ada di Cairo (‘Kairo’) beberapa bulan lalu. Selain menyediakan buku-buku baru,
juga sebaiknya menyediakan buku-buku bekas yang berharga murah namun masih dalam
kondisi yang bagus. Sehingga pengunjung terutama pelajar, punya keinginan untuk membeli
buku yang murah dan membacanya.
Kelima, pengemasan buku yang menarik. Tidak hanya kemasan dari luar saja,
kemasan dalam segi isi buku juga diperlukan. Kebanyakan para pelajar suka membaca buku
fiksi seperti komik dan novel. Dan kebanyakan dari mereka juga tidak suka membaca buku
ilmiah karena dianggap membosankan. Seperti buku sejarah. Mereka menganggap buku
sejarah itu menyebalkan dan memusingkan, walaupun sebenarnya buku sejarah itu berisi
tentang cerita dan kejadian-kejadian penting di masa lalu. Hal itu terjadi karena kata-kata
yang ada di dalam buku sejarah kadangkala sulit dimengerti oleh siswa, selain itu nama-nama
dan tanggal-tanggal yang ada di dalamnya juga membuat mereka jenuh. Lalu, bagimana jika
sejarah itu dikemas dalam bentuk yang menarik dan berbeda. Seperti dijadikan suatu komik
yang disertai dengan ilustrasi gambar atau dikemas dalam bentuk novel {yang hanya fokus
terhadap jalan cerita dan tidak banyak mencantumkan tanggal-tanggalnya}.
Dan yang terakhir, perpustakaan / toko buku sebaiknya tidak hanya menyediakan
buku – buku ilmiah saja. Melainkan menyediakan buku hobby dan buku fiksi yang banyak
digemari para pelajar. Amat menyenangkan bagi mereka jika membaca buku tentang
kegemaran yang mereka miliki. Dan informasi dari buku tersebut lebih mudah mereka
dapatkan.

Kesimpulan yaitu : sangat banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca.
Yang paling utama adalah, motivasi dan niat dari dalam hati untuk membaca. Membaca dapat
menambah meningkatkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan. Ilmu pengetahuan dan
wawasan yang luas dapat mengantarkan kita menuju pintu gerbang kesuksesan.
Membaca dapat menambah meningkatkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan. Ilmu
pengetahuan dan wawasan yang luas dapat mengantarkan kita menuju pintu gerbang
kesuksesan.
Membaca mempunyai peranan sosial yang amat penting dalam kehidupan manusia.
Membaca itu memperkaya batin. Semakin banyak seseorang membaca semakin luas
cakrawala berpikirnya. Pertama, membaca itu merupakan alat komunikasi, dalam
masyarakat yang berbudaya. Kedua, bacaan yang dihasilkan sebagian besar dipengaruhi
oleh latar belakang sosial seseorang. Ketiga, sepanjang masa, hasil bacaan itu akan
terekam. Aspek lain yang bisa diperoleh melalui kegiatan membaca yaitu kegiatan
tersebut akan membuahkan dua kutub yang berbeda, yaitu membaca sebagai daya
pemersatu yang ampuh, melalui penanaman sikap-sikap, ide-ide, minat-minat dan
aspirasi-aspirasi umum. Di pihak lain, membaca mampu merangsang serta membuahkan
kutub-kutub konstruktif, dan diskonstruktif. Kegiatan dalam proses belajar mengajar juga
tidak terlepas dari kegiatan membaca, sebut saja dalam mengulang materi pelajaran yang
disajikan oleh guru maupun dalam mencari bahan pendukung dalam mengasosiasikan
keterarangan guru tadi. Begitu juga dalam mengerjakan tugas-tugas. Persoalan yang
muncul adalah kurangnya minat baca para siswa dalam menunjang pengajaran membaca.
Hal ini, disebabkan kurangnya pemahaman para siswa terhadap teks yang dibacanya,
kurangnya penguasaan kosakata termasuk tidak mengerti cara membaca yang baik sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Mengingat betapa pentingnya membaca, terutama bagi
siswa kependidikan sebagai calon guru, mereka harus belajar membaca untuk menambah
pengetahuan mereka sendiri – kalau ia seorang guru – untuk menerapkan pengetahuan
mereka kepada siswa di masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai