Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hal yang paling berpengaruh dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah
adalah evaluasi penawaran. Proses evaluasi penawaran dilakukan oleh Kelompok Kerja ULP
atau Panitia Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Pemerintah dengan cara meneliti dan menilai
dokumen penawaran yang disampaikan oleh peserta lelang. Kekeliruan tersebut selain dapat
menyebabkan buruknya kinerja/kualitas barang yang diperoleh dan/atau tingginya harga yang
harus dibayarkan, juga dapat menimbulkan kerugian negara. Objek penilaian meliputi
persyaratan administrasi, persyaratan teknis, dan penawaran biaya, serta persyaratan
kualifikasi penyedia.Untuk mengetahui bagaimana cara menilai setiap objek penilaian
tersebut serta dokumen apa saja yang dipersyaratkan akan diuraikan dalam tulisan berikut ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah:
1. Apa sajakah langkah-langkah evaluasi penawaran?
2. Apa sajakah tata cara yang digunakan dalam masing-masing metode evaluasi penawaran?
3. Apa sajakah bentuk kontrak atau perjanjian tertulis dalam pengadaan barang/jasa?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam evaluasi penawaran
2. Untuk mengetahui tata cara yang digunakan dalam masing-masing evaluasi penawaran
3. Untuk mengetahui bentuk- bentuk perjanjian tertulis dalam pengadaan barang/jasa

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Evaluasi Penawaran


Pentingnya metode evaluasi penawaran merupakan rangkaian proses lelang karena hasil
evaluasi penawaran tersebut dijadikan dasar untuk menetapkan pemenang lelang. Kesalahan
dalam melaksanakan penilaian terhadap dokumen penawaran akan berakibat kekeliruan
dalam menetapkan pemenang lelang. Kekeliruan tersebut selain dapat menyebabkan
buruknya kinerja/kualitas barang yang diperoleh dan/atau tingginya harga yang harus
dibayarkan, juga dapat menimbulkan kerugian negara.
2.2 Langkah-langkah evaluasi penawaran
a. Untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya
1) Sistem Gugur
Sistem gugur adalah metode evaluasi dimana dalam setiap tahap evaluasi tersebut (tahap
evaluasi administrasi, tahap evaluasi teknis, tahap evaluasi harga) peserta yang tidak
memenuhi syarat harus dinyatakan gugur dan tidak diikutsertakan dalam tahap evaluasi
berikutnya. Terhadap penawaran yang gugur dalam evaluasi administrasi tidak dilakukan
evaluasi teknis. Terhadap penawaran yang gugur dalam evaluasi teknis tidakdilakukan
evaluasi harga. Metode evaluasi sistem gugur dapat digunakan untuk seluruh pengadaan
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya.
2) Sistem Nilai
Sistem nilai adalahmetode evaluasi yang memperhitungkan keunggulan teknis sepadan
dengan harganya. Evaluasi teknis dan harga dilakukan terhadap penawaran yang telah
memenuhi syarat administrasi dengan memberikan penilaian (skor) terhadap unsur-unsur
teknis dan harga penawaran sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam dokumen
pengadaan. Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang dan Jasa menetapkan bobot harga
antara 70% sampai 90%, bobot teknis antara 10% sampai 30%, total bobot teknis dan harga
100%. Evaluasi sistem nilai digunakan untuk menghindari mendapatkan barang dengan
kualitas teknis yang rendah meskipun harga barang tersebut lebih murah. Metode ini dipilih
jika keunggulan teknis suatu barang lebih besar dari perbedaan harganya dengan harga
barang lain.

2
3) Sistem Penilaian Biaya selama Umur Ekonomis
Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis adalah metode evaluasi dengan
memperhitungkan umur ekonomis, biaya operasi dan pemeliharaan dalam jangka waktu
tertentu. Metode evaluasi Biaya Selama Umur Ekonomis digunakan untuk pengadaan barang
yang kompleks dengan memperhitungkan perkiraan biaya operasi serta nilai sisa selama
umur ekonomis barang tersebut. Dalam metode ini bisa jadi barang dengan harga lebih tinggi
ditetapkan sebagai pemenang jika biaya operasional, dan biaya pemeliharaan lebih rendah
dan/atau nilai sisa barang lebih tinggi dari barang lainnya.
b. Untuk pengadan jasa konsultasi
1. Metode evaluasi bardasarkan kualitas adalah metode evaluasi yang menetapkan pemenang
berdasarkan kualitas penawaran teknis. Metode ini digunakan dalam pemilihan penyedia jasa
konsultansi yang kompleks dan menggunakan teknologi tinggi dimana kualitas usulan teknis
merupakan faktor yang menentukan terhadap hasil kerja secara keseluruhan, dan lingkup
pekerjaan sulit ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja. Penyedia yang mengajukan
penawaran dengan kualitas teknis terbaik menduduki prioritas pertama untuk ditetapkan
sebagai pemenang meskipun harga yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan dengan
penawaran peserta lainnya. Penetapan pemenang dilakukan setelah tercapai negosiasi harga
antara Kelompok Kerja ULP dengan Calon pemenang.
2. Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya adalah metode evaluasi yang menetapkan
pemenang berdasarkan kualitas teknis dan biaya. Metode ini digunakan dalam pemilihan
penyedia jasa konsultansi yang lingkup, keluaran (output), waktu penugasan, dan hal-hal lain
dapat diperkirakan dengan baik dalam Kerangka Acuan Kerja serta besaran biaya dapat
ditentukan dengan tepat. Dalam evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya, Kelompok Kerja
ULP atau Panitia lelang menetapkan bobot penawaran teknis dan bobot penawaran biaya.
Bobot kualitas penawaran teknis antara 60% sampai 80%, bobot penawaran biaya antara 20%
sampai 40%, jumlah bobot penawaran teknis dan biaya adalah 100%. Penawaran teknis dan
penawaran biaya dinilai dalam angka untuk selanjutnya dikalikan dengan bobot yang telah
ditetapkan. Hasil penilaian akhir adalah penjumlahan nilai penawaran teknis dikali bobot nilai
teknis, ditambah dengan nilai penawaran biaya dikali bobot nilai biaya. Peserta yang
mendapat nilai akhir tertinggi ditetapkan sebagai pemenang. Sebelum dilakukan penunjukan
sebagai penyedia, terhadap pemenang dilakukan negosiasi teknis dan harga.
3. Metode evaluasi bardasakan pagu anggaran adalah metode evaluasi yang menetapkan
pemenang berdasarkan kualitas teknis terbaik yang tidak melebihi pagu anggaran yang

3
tersedia. Metode ini digunakan dalam pemilihan penyedia jasa konsultansi untuk pekerjaan
yang sederhana, dapat didefinisikan dan diperinci dengan tepat, meliputi waktu penugasan
kebutuhan tenaga ahli dan input lainnya. Peserta dengan nilai kualitas teknis terbaik
ditetapkan sebagai pemenang sepanjang penawaran biaya yang diajukan tidak melebihi pagu
anggaran yang tersedia. Sebelum dilakukan penunjukan sebagai penyedia, terhadap
pemenang dilakukan negosiasi teknis dan harga.
4. Metode evaluasi berdasarkan biaya terendah adalah metode evaluasi yang menetapkan
pemenang berdasarkan penawaran biaya. Metode ini digunakan dalam pemilihan penyedia
jasa konsultansi untuk pekerjaan yang sederhana, dapat didefinisikan dan diperinci dengan
tepat, meliputi waktu penugasan kebutuhan tenaga ahli dan input lainnya. Peserta dengan
nilai penawaran biaya paling rendah ditetapkan sebagai pemenang. Sebelum dilakukan
penunjukan sebagai penyedia, terhadap pemenang dilakukan negosiasi teknis dan harga.
2.3 Tata Cara Penggunaan Metode Evaluasi Penawaran
1) Evaluasi Administrasi.
Merupakan langkah pertama dalam evaluasi penawaran. Terhadap penyedia yang
tidak memenuhi persyaratan administrasi harus dinyatakan gugur administrasi sehingga tidak
perlu diikutsertakan dalam tahap evaluasi berikutnya. Dokumen yang dievaluasi dalam
evaluasi administrasi meliputi:
 Surat penawaran
 Surat jaminan penawaran
 Surat kuasa (jika ada)
 Surat perjanjian kemitraan
1. Penilaian terhadap Surat penawaran meliputi;
a. Tanggal dan nomor surat
Surat penawaran harus bertanggal yang menunjukkan tanggal pembuatan surat penawaran.
Peraturan tentang pengadaan barang dan jasa menetapkan bahwa waktu pemasukan
penawaran dimulai setelah tanggal penjelasan dokumen.
b. Nilai penawaran
Surat penawaran harus mencantumkan nilai nominal penawaran dalam angka dan huruf. Jika
nilai penawaran dengan angka tidak jelas tetapi nilai penawaran dengan huruf jelas, maka
berlaku nilai penawaran dengan huruf. Jika penawaran dengan huruf tidak jelas tetapi nilai
penawaran dengan angka jelas, maka berlaku penawaran dengan angka. Jika nilai penawaran

4
dengan angka dan dengan huruf tidak jelas maka surat penawaran dinyatakan tidak
dimengerti.
c. Masa berlaku penawaran
Masa berlaku penawaran ditetapkan dalam dokumen lelang oleh Kelompok Kerja
ULP/Panitia lelang.
d. Pendatangan surat penawaran
Surat penawaran harus ditandatangani oleh orang yang berwenang. Peraturan tentang
pengadaan barang/jasa pemerintah menetapkan bahwa yang berhak menandatangan surat
penawaran adalah:
 Direktur Utama/Pimpinan perusahaan;

 Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akte pendirian perusahaan atau perubahannya;

 Kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat.

 Pejabat yang menurut perjanjian kerjasama berhak mewakili perusahaan yang berkerja sama.

 Khusus untuk peserta perorangan (tidak boleh diwakilkan).

2. Penilaian terhadap surat jaminan penawaran meliputi:


a. Penjamin/penerbit surat jaminan
Surat jaminan penawaran diterima apabila diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan
Penjamin atau perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship)
sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
b. Nama peserta
Nama peserta harus sama dengan nama yang tercantum dalam surat jaminan penawaran
c. Nama kelompok kerja ULP yang menerima jaminan.
Surat jaminan penawaran ditujukan kepada Kelompok Kerja ULP. Nama Kelompok Kerja
ULP yang tercantum dalam surat jaminan penawaran harus sama dengan Kelompok Kerja
ULP yang melaksanakan pelelangan.
d. Paket pekerjaan yang dijamin.
Surat jaminan penawaran harus dibuat khusus untuk menjamin keikutsertaan dalam lelang
paket tertentu. Nama paket pekerjaan harus sama dengan paket yang dilelangkan.
e. Besaran nilai jaminan.
Nilai jaminan penawaran paling kurang sama dengan yang ditetapkan dalam dokumen lelang
dan harus ditulis dengan angka dan dengan huruf.
f. Masa berlaku jaminan.

5
Masa berlaku jaminan penawaran tidak kurang dari yang ditetapkan oleh Kelompok Kerja
ULP dalam dokumen lelang.
3. Penilaian terhadap surat kuasa meliputi:
Pemberi kuasa harus orang yang berhak menjalankan badan usaha yaitu Direktur
utama/pimpinan perusahaan. Penerima kuasa harus orang yang namanya tercantum dalam
akte pendirian perusahaan atau perubahannya. Surat kuasa harus dibuat khusus di terbitkan
oleh notaris.
4. Surat perjanjian kemitraan.
Dalam hal peserta lelang merupakan gabungan dari beberapa perusahaan yang
membentuk suatu kerjasama/kemitraan, maka kerjasama tersebut harus dituangkan dalam
suatu Surat Perjanjian. Surat perjanjian kerja sama tersebut paling kurang harus memuat:
a. persentase tanggung jawab masing-masing perusahaan,
b. perusahaan yang ditunjuk sebagai pimpinan (lead firm) dari gabungan perusahaan tersebut.
2) Evaluasi Teknis
Dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa evaluasi teknis dilakukan untuk menilai
hasil pekerjaan. Karena hasil pekerjaan sangat ditentukan oleh tata cara melaksanakan
pekerjaan, maka dalam penilaian teknis cara pelaksanaan pekerjaan juga merupakan hal yang
harus dinilai oleh Kelompok Kerja ULP. Kriteria persyaratan teknis yang dinilai dalam
evaluasi teknis meliputi:
1. Jumlah barang/jasa yang ditawarkan tidak kurang dari yang ditetapkan oleh Kelompok
Kerja ULP dalam dokumen lelang;
2. Spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam dokumen lelang terpenuhi;
3. Waktu penyelesaian pekerjaan tidak melebihi waktu yang ditetapkan dalam dokumen
lelang, sehingga penyerahan hasil pekerjaan tidak akan terlambat.
4. Cara mengerjakan pekerjaan diyakini benar dan dapat menghasilkan barang/jasa dengan
kinerja cukup baik.
3) Evaluasi Biaya
Evaluasi biaya adalah evaluasi terhadap nilai penawaran. Dalam hal ini dokumen yang
dievaluasi adalah surat penawaran dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)/Daftar Kuantitas dan
Harga. Pada uraian tentang evaluasi adminitrasi telah diuraikan bahwa surat penawaran
merupakan salah satu objek evaluasi administrasi. Akan tetapi pada tahap evaluasi
administrasi pemeriksaan terhadap surat penawaran tidak memusatkan perhatian pada nilai
nominal penawaran melainkan hanya memastikan keabsahan surat penawaran dimana salah
satu syarat sahnya surat penawaran adalah nilai penawaran ditulis dengan angka dan huruf.

6
Penilaian terhadap surat penawaran pada tahap evaluasi biaya lebih menitik beratkan pada
besaran nilai penawaran biaya. Karena itu evaluasi tidak cukup hanya meneliti surat
penawaran saja melainkan harus melakukan koreksi aritmatik terhadap Rencana Anggaran
Biaya (RAB)/Daftar Kuantitas dan Harga. Evaluasi biaya dilakukan dengan cara:
1. Membandingkan nilai penawaran terhadap nilai total HPS
2. Klarifikasi terhadap harga satuan timpang.
3. Klarifikasi terhadap harga yang tidak ditulis atau diisi nol dalam RAB/Daftar kuantitas dan
harga.
4. Untuk kontrak lump sum memastikan nilai penawaran yang tertulis dengan angka dan
dengan huruf.
2.4 Bentuk kontrak atau perjanjian tertulis dalam pengadaan barang/jasa.
2.4.1 Kontrak Lumpsum
Merupakan kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam
batas waktu tertentu sebagaimana ditetapkan dalam kontrak.contohnya: kendaraan
bermotor,pengadaan patung, konstruksi bangunan sederhana seperti ruang kelas,dan
pembuatan aplikasi komputer.
2.4.2 Kontrak Harga Satuan
Merupakan kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelelesaian seluruh pekerjaan dalam
batas waktu yang telah ditetapkan.
2.4.3 Kontrak Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan
Kontrak gabungan Lumpsum dan Harga Satuan adalah Kontrak yangmerupakan
gabungan Lumpsum danHarga Satuan dalam 1 (satu) pekerjaan yangdiperjanjikan. Dalam hal
ini untuk pekerjaan yang sebagian pekerjaanbisamempergunakan Lumpsum kemudian bagian
pekerjaan yang lain harus menggunakan HargaSatuan.Contoh :Pengadaan bangunan yang
menggunakan pondasi pancang. Bangunan atasmenggunakan Lumpsumdan pondasi
mempergunakan Harga Satuan.
2.4.4 Kontrak Presentase
Kontrak Persentase merupakan Kontrak yang digunakan untuk penyedia Jasa
Konsultansi/Jasa Lainnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya menerima imbalan berdasarkan persentase dari
nilai pekerjaan tertentu; dan
b. Pembayarannya didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi
Kontrak.

7
Syarat bisa digunakannya kontrak jenis ini adalah adanya obyek pekerjaan yang
dikerjakan oleh penyedia jasa konsultansi/jasa lainnya yang akan digunakan sebagai acuan
prosentase.Contoh:
 Perencanaan dan pengawasan bangunan gedung pemerintah. Maka nilai bangunan dapat
digunakan sebagai acuan prosentase sehingga “fee” terhadap konsultan perencana dan
pengawas bisa disepakati sebesar sekian persen dari nilai bangunan.
 Pekerjaan Advokat, maka nilai obyek yang advokasi dapat digunakan sebagai acuan
prosentase untuk menentukan imbalan bagi jasa konsultansi advokasi yang diberikan.
 Konsultan Penilai (appraisal), maka nilai obyek yang dinilai dapat digunakan sebagai
acuan
 prosentase untuk menentukan imbalan bagi jasa konsultansi penilai yang diberikan.
2.4.5 Kontrak Terima Jadi
Kontrak Terima Jadi (Turnkey) merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan; dan
b. pembayaran dilakukan berdasarkan hasil penilaian bersama yang menunjukkan bahwa
pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan.
Kontrak Terima Jadi digunakan untuk membeli suatu barang atau instalasi jadi yang
hanya diperlukan sekali saja, dan tidak mengutamakan kepentingan untuk alih (transfer)
teknologi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai