Anda di halaman 1dari 23

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Pendidikan Inklusif

DOSEN : MAULIDA SARI,M.Pd

DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV

ENDANG SUSANTI ( 1702090280 )


HERLINA WATI (1702090351 )
RITA ZAHARA (1702090242 )
AFRIANA SARI ( 1702090352 )

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAR AL MUSLEM BIREUEN


KAMPUS B
TAHUN 2018

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan segala puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya serta memberikan kekuatan kepada Kami sehingga Makalah Ilmiah
ini dapat terselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sains II.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
Penyusunan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang RPP, Metode, Model serta
Rancangan Media Pembelajaran ini dapat bermanfaat untuk semua pembaca..

Lhokseumawe, 25 Maret 2018

Penyusun

Kelompok IV

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………


A. Latar Belakang Masalah..…………………………………………………….
B. Tujuan Masalah..…...…...…………………………………………………….
C. Kegunaan …………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………
A. Pengertian RPP……………………………..…....……………….………….
B. Pengertian Model dan jenis-jenis nya………………………………………..
C. Pengertian Metode Pembelajaran dan Jenis-jenis nya….……………………
D. Pengertian Media dan jenis-jenisnya…………………………………………

BAB III PENUTUP……..………………………………………………………..………


A. Kesimpulan…………………………………………………………………..
B. Saran-saran…………………………………………………………….……..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….………..

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sains (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan suatu program pendidikan yang

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Sains menurut

UU No.2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) merupakan

salah satu mata pelajaran yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan manusia, yang dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa

pembelajaran Sains (Ilmu Pengetahuan Alam) diberikan pada berbagai jenjang

pendidikan yang ada di Indonesia (SD/MI, SMP/MTS, maupun SMK) baik negeri

maupun swasta.

Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar merupakan sarana untuk mengenalkan dan

menanamkan ilmu pengetahuan kepada anak diantaranya agar dapat berfikir kritis dan

berperilaku ilmiah. Menurut Mulyasa (2007: 111) pembelajaran Sains di SD/MI bertujuan

agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (a) memperoleh keyakinan

terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan

keteraturan alam ciptaanya; (b) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-

konsep Sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (c)

mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan

yang saling mempengaruhi antara Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat; (d)

mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan

masalah, dan membuat keputusan; (e) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta

dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam; (f) meningkatkan

kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan

Tuhan; (g) memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan dasar Sains

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Keberhasilan

pembelajaran ini akan menentukan perilakunya terhadap lingkungan alam.


Seorang guru membutuhkan suatu metode yang tepat dalam proses

pembelajaran untuk menciptakan suasana belajar yang menarik. Metode

pembelajaran yang baik dapat membantu kegiatan pembelajaran berlangsung dengan

baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kegiatan pembelajaran dapat

dilakukan dengan berbagai metode pembelajaran dan guru dapat memilih metode

pembelajaran yang sesuai dengan pelajaran yang akan dipelajari.

Mata pelajaran Sains berfungsi untuk memberikan pengetahuan tentang

lingkungan alam, pengembangan keterampilan, wawasan, dan kesadaran

teknologi yang berkaitan dengan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada

pembelajarannya, Sains di kelas VI diajarkan dengan menggunakan metode yang sama

pada mata pelajaran yang lain yaitu metode ceramah. Pembelajaran Sains menggunakan

metode ceramah pada dasarnya kurang sesuai dengan hakikat pembelajaran Sains. Hal ini

menyebabkan proses pembelajaran yang kurang efektif dan hasil belajar Sains pun

menjadi rendah.

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah di kelas VI hanya

dilakukan guru dengan menjelaskan materi dari buku paket dan buku Kreatif (sejenis

buku latihan anak), padahal banyak hal yang dapat digunakan sebagai sumber belajar.

Kegiatan siswa dalam proses pembelajaran hanya duduk diam memperhatikan materi yang

dijelaskan oleh guru, kemudian siswa mengerjakan soal yang ada pada buku Kreatif. Hal

ini menggambarkan suasana pembelajaran yang monoton dan membuat siswa

jenuh dalam proses pembelajaran.

Memperhatikan hal tersebut, agar siswa dapat mencapai hasil belajar Sains yang

lebih baik, proses pembelajaran di kelas harus lebih ditingkatkan dan ditunjang dengan

cara penyampaian materi, pemilihan metode dan model pembelajaran yang

berkesinambungan dengan materi sehingga hasil pembelajaran menjadi lebih baik. Model
dan Metode pembelajaran yang sesuai akan sangat membantu untuk dapat hasil belajar

Sains lebih baik. Siswa yang belajar dengan menggunakan metode yang sesuai akan

membawa pengaruh yang lebih baik dalam hasil belajar. Begitu pula tentang cara

penyampaian materi Sains pada siswa yang baik akan berpengaruh baik juga dalam hasil

belajar Sains.

Pembelajaran Sains dikelas VI dengan menggunakan metode ceramah

sebenarnya kurang efektif dan kurang mencapai hasil belajar yang optimal. Pelajaran

Sains akan lebih efektif dan akan membuat siswa aktif jika menggunakan

metode discovery learning atau model pembelajaran inkuiri. Metode discovery learning

adalah suatu bentuk penemuan baru yang berupa persepsi mengenai hakikat gejala atau

hakikat hubungan antara dua hal atau lebih. Sama hal nya pula dengan model

pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaranyang melibatkan secara maksimal

seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau

peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri

penemuannya dengan penuh percaya diri. Dengan menggunakan metode dan model

tersebut diharapkan dalam belajar Sains, siswa mampu untuk belajar lebih aktif dan lebih

efektif dalam pembelajaran akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar

Sains.

Pembelajaran dengan menggunakan metode discovery learning ini selalu

mengusahakan agar siswa menemukan sendiri konsep-konsep materi yang sedang

dipelajari. Siswa diprogramkan agar selalu aktif secara mental maupun secara fisik.

Materi yang disajikan guru, bukan begitu saja diberitahukan dan diterima oleh siswa.

Siswa dikondisikan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh berbagai

pengalaman dalam rangka “menemukan sendiri” konsep- konsep yang direncanakan oleh

guru dan dibantu dengan sedikit bimbingan dari guru. Dengan demikian mereka akan

memperoleh serta menyimpan konsep tersebut dengan lebih baik. Di samping itu
dengan pembelajaran discovery learning ini, mereka dapat berlatih melakukan

proses-proses ilmiah, yang akibatnya akan lebih menanamkan sikap ilmiah dengan

baik. Contohnya siswa melaksanakan percobaan dalam rangka penemuan/pengamatan

perkembangbiakan bunga. Dalam percobaan tersebut siswa menemukan fakta bahwa

Bunga dapat mekar dengan bantuan lebah saat terjadinya penyerbukan.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini sangat penting dan menarik untuk melihat

bagaimana peningkatan hasil belajar siswa, jika pelajaran Sains kelas VI pada materi

“Perkembangbiakan Bunga” yang disampaikan tidak menggunakan metode ceramah,

akan tetapi dengan menggunakan metode discovery learning dan model pembelajaran

Inkuiri.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
 Untuk meningkatkan Pemahaman serta hasil belajar Sains pada siswa kelas
VI Sekolah Dasar
 Untuk Menambah Wawasan Siswa dalam mempelajari Mata Pelajaran Sains di
sekolah
2. Tujuan Khusus

 untuk mengetahui peningkatan partisipasi serta hasil belajar Sains pada materi

“Perkembangbiakan Tumbuhan” untuk siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri

8 Banda Sakti penerapan metode Discovery Learning dan Model Pembelajaran

Inkuiri.

C. Kegunaan

Makalah Ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Penulis dan Juga Pembaca.
Manfaat-manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Kegunaan secaraTeoretis dan praktis
 dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam peningkatan belajar Sains.
 dapat memberikan sumbangan bagi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam
dunia pendidikan serta menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam
kepustakaan.
 dapat menjadi suatu bahan acuan terhadap putusan yang tepat dalam
penggunaan metode pembelajaran yang tepat pada mata pelajaran Sains.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian RPP

RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar. Persiapan
disini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang
ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk
mau terlibat secara penuh. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan silabus mempunyai perbedaan,
meskipun dalam hal tertentu mempunyai persamaan. Silabus memuat hal-hal yang perlu
dilakukan siswa untuk menuntaskan suatu kompetensi secara utuh, artinya di dalam suatu
silabus adakalanya beberapa kompetensi yang sejalan akan disatukan sehingga perkiraan
waktunya belum tahu pasti berapa pertemuan yang akan dilakukan.
Sementara itu, rencana pelaksanaan pembelajaran adalah penggalan-penggalan
kegiatan yang perlu dilakukan oleh guru untuk setiap pertemuan. Didalamnya harus terlihat
tindakan apa yang perlu dilakukan oleh guru untuk mencapai ketuntasan kompetensi serta
tindakan selanjutnya setelah pertemuan selesai.
1. Tujuan dan Fungsi RPP
Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk :
(1) mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar;
(2) dengan menyusun rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya
guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi
program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana sedangkan
fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar ( kegiatan pembelajaran ) agar lebih terarah dan berjalan
secara efektif dan efisien.

2. Unsur-unsur yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan RPP


Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran adalah :
a. Mengacu pada kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa, serta
materi dan submateri pembelajaran, pengalaman belajar yang telah dikembangkan
didalam silabus;
b. Menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang memberikan
kecakapan hidup (life skill) sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari;
c. Menggunakan metode dan media yang sesuai, yang mendekatkan siswa dengan
pengalaman langsung;
d. Penilaian dengan system pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan pada
system pengujian yang dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus.
3. Komponen-komponen RPP
Adapun Komponen-komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut
permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses terdiri dari :
1. Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi : satuan pendidikan, kelas, semester,
program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
2. Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai
pada setiap kelas dan/ atau semester pada suatu mata pelajaran.
3. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu
pelajaran.
4. Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur atau diobservasi untuk
menunjukan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
5. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan
dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6. Materi ajar.
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indicator pencapaian kompetensi.
7. Alokasi waktu.
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar.
8. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau
seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan
dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indicator dan
kompetensi yang hendak dicapai pada setiap indicator dan kompetensi yang hendak dicapai
pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik
kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.
9. Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang
ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pendahuluan, guru : (1)
menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; (2)
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari; (3) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai; dan (4) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktifitas pembelajaran
yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi,
umpan balik, dan tindak lanjut.
Sehingga dalam kesempatan ini Penulis mencoba membuat RPP yang berdasarkan
Buku Tematik Kelas 6 Semester 1 Tema 1 Selamatkan Makhluk Hidup, Sub Tema
Tumbuhan Sumber Kehidupan.
B. Pengertian Model Pembelajaran dan jenis-jenis nya
Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi
segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala
fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses
belajar mengajar. Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara/gaya belajar mereka
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model
pembelajaran. Dalam prakteknya, kita (guru) harus ingat bahwa tidak ada model
pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam
memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi
bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan
alternatif sehingga cocok untuk situasi dan kondisi yang dihadapi. Akan tetapi sajian yang
dikemukakan pengantarnya berupa pengertian dan rasional serta sintaks (prosedur) yang
sifatnya prinsip, modifikasinya diserahkan kepada guru untuk melakukan penyesuaian,
penulis yakin kreativitas para guru sangat tinggi.
Beberapa Macam –macam Model Pembelajaran Yaitu :
1. Inkuiri
Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Model pembelajaran inkuiri adalah model
pembelajaran yang melatih siswa untuk belajar menemukan masalah, mengumpulkan,
mengorganisasi, dan memecahkan masalah.

2. Problem Based Learning (PBL)


Pembelajaran berbasis masalah dikenal dengan Problem Based. Learning (PBL) adalah
pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa dihadapkan dengan masalah
sehari-hari dengan maksud agar terampil dalam menyusun pemecahan masalah
3. Jigsaw
Model pembelajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan sintaks seperti berikut
ini. Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar
(LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok,
tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, tiap kelompok bahan
belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi
kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal, pelaksanaan tutorial pada kelompok
asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
4. Contextual Teaching Learning (CTL)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya
jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan
siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan
disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana
menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontekstual
adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan
mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan
model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-
tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi,
membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi),
learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual,
minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis,
konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahaman sendiri,
mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak
lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran,
penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-
objektifnya dari berbagai aspek dengan berbagai cara).
5. Direct Intruksion (DI)
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan pada
penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan
deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) transformasi dan ketrampilan secara langsung;
(2) pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu; (3) materi pembelajaran yang telah
terstuktur; (4) lingkungan belajar yang telah terstruktur; dan (5) distruktur oleh guru. Guru
berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan
berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan, dan
sebaganya. Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu
pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif, (yaitu
pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi). Kritik
terhadap penggunaan model ini antara lain bahwa model ini tidak dapat digunakan setiap
waktu dan tidak untuk semua tujuan pembelajaran dan semua siswa.
6. Group Invetigation (GI)
Pengertian Group investigation. Model Group investigation seringkali disebut sebagai
metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh metode ini
memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan konstruktivistik,
democratic teaching, dan kelompok ...
7. Problem Based Intruction(PBI)
Model pembelajaran PBI (Problem Based Instruction) merupakan salah satu dari
banyak model pembelajaran inovatif. Model ini menyajikan suatu kondisi belajar siswa aktif
serta melibatkan siswa dalam suatu pemecahan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah.
8. NHT
NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan,
buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi
bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor
siswa, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja
kelompok, presentasi kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing
sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa,
umumkan hasil kuis dan beri reward.

9. Global Positioning System(GPS)


GPS atau Global Positioning System, merupakan sebuah alat atau sistem yang dapat
digunakan untuk menginformasikan penggunanya berada (secara global) di permukaan bumi
yang berbasiskan satelit.
10. Quantum Teaching
Quantum teaching adalah pendekatan proses belajar yang dapat memunculkan
kemampuan dan bakat alamiah siswa dalam membangun proses pembelajaran yang efektif
(Porter, 2005:3). Model pembelajaran Quantum teaching menekankan pada teknik
meningkatkan kemampuan diri dan proses penyadaran akan potensi yang dimiliki.
11. Berbasis Sumber
Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini
melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi
pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka,
negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.
Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis),
interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan
inkuiri
12. Model Pembelajaran Berbasis terpadu
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur
sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
13. STAD
STAD adalah salah satu model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan,
buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif,
sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor
perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan
reward.AD
14. Mencari Hipotesis
Model konseptual dibangun berdasarkan teori atau setidaknya pengertian teoritis.
Tanpa masukan teoritis, maka mustahil untuk membuat konstruksi yang berfokus dari sebuah
realitas yang terjadi. Teori memberitahu kepada kita dimana harus mencari, apa yang harus
dicari, dan bagaimana melihat suatu masalah

15. Memecahkan Masalah


Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum
dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara
penyelesaian (menemukan pola, aturan, .atau algoritma). Sintaknya adalah: sajikan
permasalahan yang memenuhi kriteria di atas, siswa berkelompok atau individual
mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan, siswa mengidentifkasi,
mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.
16. Meorientasikan dalam Beberapa Kelompok
17. Melakukan Percobaan
18. Melakukan Evaluasi
Sehingga Dalam Makalah ini penulis menggunakan Model Inkuiri yang sesuai dengan
materi pembelajaran dan berupaya untuk meningkatkan pengetahua atau wawasan siswa
dalam menyerap informasi.
C. Pengertian Metode
Menurut Gagne, Wagner dan Brigsa, yang dimaksud pembelajaran adalah
serangakaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada
siswa. Sedangkan menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud metode pembelajaran adalah cara atau
jalan yang ditempuh oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai. Bisa pula diambil kesimpulan bahwa metode pembelajaran
merupakan strategi pembelajaran yang dipakai oleh guru sebagai media untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Beberapa Jenis-jenis Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu bentuk penyajian bahan pelajaran yang
dilakukan oleh guru dengan penuturan atau penjelasan oleh guru dengan penuturan
atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa. Metode ceramah berbentuk
penjelasan konsep, prinsip dan fakta atau dengan kata lain siswa mendengarkan
dengan teliti serta mencatat pokok penting yang diajarkan oleh guru.

2. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demonstrasi adalah metode yang efektif, karena
membantu siswa dalam mencari tahu jawaban melalui usaha sendiri berdasarkan data
dan fakta yang ada. Model pembelajaran dengan demonstrasi merupakan penyajian
pelajaran lewat peragaan dan menunjukkan kepada siswa mengenai suatu hal, proses,
atau benda tertentu, baik benda yang sebenarnya maupun hanya sekadar benda tiruan.
3. Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah interaksi sesama siswa dengan siswa atau
siswa dengan guru dalam membahas materi pelajaran tertentu.
4. Metode Pembelajaran Simposium
Metode pembelajaran simposium merupakan cara mengajar dengan membahas
suatu materi pelajaran atau masalah yang kemudian dilihat dari berbagai sudut
pemikiran berdasarkan keahlian. Metode simposium ini dipakai dengan tujuan
merangsang siswa didik untuk berwawasan luas
5. Metode Diskusi Panel
Metode pembelajaran diskusi panel merupakan suatu pembahasan masalah
yang dilakukan oleh beberapa siswa yang bertindak sebagai panelis, biasanya terdiri
atas 4 – 5 orang di hadapan audiens. Berbeda dengan model diskusi lainnya, pada
diskusi panel, audiens tidak terlibat dengan langsung, tetapi bertugas meninjau
panelis-panelis yang sedang melaksanakan diskusi.
6. Metode Simulasi
Sebagai metode pembelajaran, simulasi bisa diartikan sebagai cara menyajikan
pengalaman belajar melalui penggunaan suasana dalam bentuk tiruan atau bukan
sungguhan dengan tujuan memberi pemahaman mengenai teori, prinsip, atau keahlian
tertentu. Simulasi bisa dipakai sebagai metode dalam mengajar namun dengan asumsi
bahwa tidak semua proses pembelajaran bisa dilaksanakan secara langsung di objek
yang sungguhan. Gladi resik adalah salah satu contoh bentuk simulasi.
7. Metode Tugas dan Resitasi
Metode pembelajaran dengan resitasi atau tugas biasanya dipakai bertujuan
supaya siswa lebih mantap pada hasil belajar, disebabkan siswa mengerjakan latihan-
latihan, sering diberi tugas, sehingga siswa memiliki pengalaman, bisa lebih
terintegrasi ketika mempelajari sesuatu. Keadaan itu dapat dicapai karena siswa
mendalami pengalaman atau masalah yang berbeda, saat diberi tugas dan masalah
yang baru.
8. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan
yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, namun dapat pula dari siswa
kepada guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Sadirman (1987: 120) yang
mengartikan bahwa metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada murid, tetapi dapat pula
dari siswa kepada guru.
9. Metode Kerja Kelompok
Metode ini dilakukan dengan cara membagi kelas menjadi beberapa
kelompok, kemudian siswa diberi tugas untuk mencapai tujuan pelajaran. Metode
kerja kelompok ini dipakai untuk mengatasi kekurangan alat-alat pelajaran, mengatasi
kesulitan karena adanya perbedaan kemampuan belajar siswa, mengatasi kesulitan
karena adanya perbedaan minat siswa sehingga kelompok dibentuk atas dasar
persamaan minat dan membagi pekerjaan siswa agar lebih efisien.
10. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah adalah metode yang menstimulus siswa untuk
berfikir dan menggunakan wawasannya tanpa melihat kualitas pendapat yang
disampaikan oleh siswa. Metode ini dapat dipergunakan pada setiap tingkat
pengetahuan dari yang sederhana sampai pada tingkat yang paling kompleks.
11. Metode Sistem Regu (Team Teaching)
Metode sistem regu pada dasarnya merupakan teknik mengajar yang
dilakukan oleh dua orang guru maupun lebih, mereka bekerja sama dalam
memberikan pelajaran kepada sekelompok anak didik, jadi suasana kelas menjadi
lebih hidup karena beberapa guru.
12. Metode Latihan (Drill)
Metode Drill merupakan metode mengajar dengan memberikan latihan-latihan
kepada siswa untuk memperoleh suatu keterampilan. Latihan (drill) ini merupakan
kegiatan yang selalu diulang-ulang, seperti melatih keterampilan motorik melalui
penggunaan alat-alat musik, olahraga,kesenian,melalui kegiatan menghafal, melatih
kecakapan mental, mengali dan menjumlah.

13. Metode Karyawisata (Field Trip)


Dalam metode ini, guru mengajak siswa ke objek tertentu untuk mempelajari
sesuatu. Ini berbeda dengan darmawisata yang tujuannya adalah rekreasi. Metode
karyawisatan berguna bagi siswa dalam memehami kehidupan nyata beserta segala
masalahnya.
14. Metode Discovery learning
Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur
pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan.
15. Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran Inkuiri menekankan kepada proses mencari dan
menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam
strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru
berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
Metode pembelajaran inkuiri adalah kegiatan pembelajaran yang lebih
menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk memikirkan, mencari dan
mendapatkan sendiri jawaban dari berbagai masalah yang diberikan. Proses berpikir
itu sendiri umumnya dilaksanakan lewat kegiatan tanya jawab di antara guru dan
siswa. Teknik pembelajaran inkuri ini juga sering disebut strategi heuristic, kata yang
berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
Sub kelompok ini didasarkan pada asumsi bahwa metode pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan anggota masyarakat ideal yang dapat hidup dan
dapat mempertinggi kualitas kehidupan masyarakat. Karena itulah siswa harus diberi
pengalaman yang memadai bagaimana caranya memecahkan persoalan-persoalan
yang muncul di masyarakat. Lewat pengalaman seperti ini setiap peserta didik akan
bisa mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang berguna terhadap masyarakat
maupun dirinya sendiri. Inkuiri sosial bisa dianggap sebagai suatu teknik
pembelajaran yang berfokus pada kepada pengalaman siswa.
16. Metode Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Metode Pembelajaran Kontekstual ini digunakan untuk menghindari
mahasiswa bosan dengan materi-materi yang kaku dan membosankan. dan kadang
tuntutan mata pelajaran tidak sebanding dengan kemampuan seorang siswa. Dengan
kata lain metode ini dapat menghindari kecemasan siswa terhadap mata pelajaran
tertentu.
Maka untuk metode pembelajaran pada makalah ini. Penulis menggunkan
metode discovery learning.
D. Pengertian Media Pembelajaran dan Jenis-jenisnya
Media Pembelajaran diartikan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pelajar
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik
untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan
sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk
cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Pengertian media pembelajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan
untuk untuk membantu menyampaikan materi pelajaran dalam proses belajar
mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan tujuan pembelajaran yang sudah
dirumuskan.
Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media
pengajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994 : 6)
• Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar
mengajar;
• Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;
• Seluk-beluk proses belajar;
• Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan;
• Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;
• Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
• Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;
• Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;
• Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada
umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Kata media berasal
dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau
‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan.
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut
Media Pembelajaran. Media Pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai
yang paling kecil sederhana dan murah hingga media yang canggih dan mahal
harganya. Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi
pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita
manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan
pembelajaran
Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis
media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah. Beberapa media yang paling akrab
dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku). selain itu
banyak juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain gambar, model, dan
Overhead Projector (OHP) dan obyek-obyek nyata. Sedangkan media lain seperti
kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), program pembelajaran komputer masih
jarang digunakan meskipun sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar
guru. Media Pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai yang paling
kecil sederhana dan murah hingga media yang canggih dan mahal harganya. Ada
media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi pabrik.
Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis
media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah. Beberapa media yang paling akrab
dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku). selain itu
banyak juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain gambar, model, dan
Overhead Projector (OHP) dan obyek-obyek nyata. Sedangkan media lain seperti
kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), program pembelajaran komputer masih
jarang digunakan meskipun sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar
guru.
Menurut Anderson (1976), ia mengelompokkan media menjadi 10 golongan
No Golongan Media Contoh dalam Pembelajaran
I Audio Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet,
II Cetak
gambar
III Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
Overhead transparansi (OHT), Film bingkai
IV Proyeksi visual diam
(slide)
V Proyeksi Audio visual diam Film bingkai (slide) bersuara
VI Visual gerak Film bisu
Audio Visual Audio Visual gerak, film gerak bersuara,
VII
video/VCD, televisi

VIII Obyek fisik Benda nyata, model, specimen

IX Manusia dan lingkungan Guru, Pustakawan, Laboran

CAI (Pembelajaran berbantuan komputer),


X Komputer
CBI (Pembelajaran berbasis komputer).[7]

sbb :

Berdasarkan Jenis Media di atas maka Penulis mengambil media obyek Fisik
berupa Model / benda nyata serta menggunakan video atau media Audio Visual dalam
Materi : “Perkembangbiakan Bunga”

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sains (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan suatu program pendidikan yang berhubungan
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis.
RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar. Persiapan
disini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang
ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk
mau terlibat secara penuh. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus
Adapun Komponen-komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut
permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses terdiri dari :
1. Identitas mata pelajaran
2. Standar kompetensi
3. Kompetensi dasar
4. Indikator pencapaian kompetensi
5. Tujuan pembelajaran
6. Materi ajar.
7. Alokasi waktu.
8. Metode pembelajaran
9. Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
b. Inti
c. Penutup
Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi
segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala
fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses
belajar mengajar. Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara/gaya belajar mereka
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model
pembelajaran. Dalam prakteknya, kita (guru) harus ingat bahwa tidak ada model
pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam
memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi
bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Menurut Gagne, Wagner dan Brigsa, yang dimaksud pembelajaran adalah
serangakaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada
siswa. Sedangkan menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.
Media Pembelajaran diartikan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pelajar sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian
menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran
adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi
perangkat keras.
Pengertian media pembelajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan untuk
untuk membantu menyampaikan materi pelajaran dalam proses belajar mengajar sehingga
memudahkan pencapaian tujuan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan.

B. Saran-saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang sangat
bermafaat dan dapat membantu Pembaca memahami isi makalah penulis ini, yaitu:
• Perlunya penggunaan Media yang sesuai dengan materi agar materi mudah dipahami
siswa.
• Untuk mengoptimalkan Media, metode dan model perlu adanya peerbaikan yang lebih
baik untuk kedepan.

Anda mungkin juga menyukai