Anda di halaman 1dari 14

Sifat-Sifat dan Pemilihan Material

Disusun Oleh:

Meisarah ( 1624401011 )

Mata Kuliah : Pengetahuan Bahan & Korosi

Dosen : Ir. Irwan,MT

NIP : 19660303 199303 1 003

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
TAHUN 2017
i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam yang telah memberikan kami
kemampuan dan kesanggupan untuk menyelesaikan tugas Sifat-Sifat dan Pemilihan
Bahan Material. Shalawat dan salah kami curahkan kepada nabi Muhammad SAW
yang telah menerangi, membimbing umat manusia yang jahil menuju manusia yang
berpengetahuan luas dan beriman.
Makalah ini berisikan tentang dasar-dasar pemilihan bahan konstruksi sebagai
landasan pemilihan bahan dalam industri . Yaitu aspek biaya, aspek ketersediaan dan
sifat-sifat umum dari bahan.
Kami sebagai penulis dan juga mahasiswa ingin memberikan penjelasan yang
cukup akan konpetensi dasar yang harus dipenuhi, dan jelas akan materi yang
disampaikan dalam makalah ini serta banyak bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Makalah ini masih belum bisa menjawab semua pertanyaan pembaca tentang Dasar-
dasar dan Pengenalan Bahan Konstruksi Teknik Kimia, maka kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Untuk kesalahan yang terdapat dalam penulisan
makalah ini, kami mohon maaf. Dan ucapan terima kasih kami berikan kepada
pembaca yang telah menjadikan makalah ini sebagai referensi pelajaran. Sekian dari
kami,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Tujuan ..................................................................................... 1
BAB II ISI ............................................................................................. 3
2.1 Biaya ....................................................................................... 3
2.2 Ketersediaan Bahan ................................................................ 4
2.3 Sifat Umum Bahan ................................................................. 4
2.3.1 Sifat Mekanik Bahan ........................................................ 4
2.3.2 Sifat Thermal Bahan ......................................................... 8
2.3.3 Sifat Elektrik Bahan .......................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Seorang teknik kimia adalah sosok yang harus bertanggung jawab terhadap
suatu proses industri kimia. Termasuk juga dalam pemilihan material konstruksi
pabrik. Pemilihan material konstruksi untuk peralatan teknik kimia bukan masalah
mudah. Pemilihan material mempengaruhi keselamatan, kehandalan, seumur hidup,
dan biaya peralatan. Banyak kriteria yang harus dipertimbangkan, dan ada berbagai
jenis bahan yang sedikit jumlah ketersediaannya.
Perancangan pabrik untuk industri kimia tentu harus memperhatikan berbagai
macam pertimbangan. Hal semacam ini dilakukan untuk mengefektifkan dan
mengefesienkan pengunaan bahan konstruksi kimia tersebut. Seorang sarjana teknik
kimia harus mengedepankan aspek ekonomi dalam setiap rancangan yang dibuat.
Menjadi satu keharusan bagi kita untuk mengetahui sifat-sifat dari bahan itu sendiri.
Jadi diharapkan ketika kita mengenali sifat bahan yang kita gunakan, maka
penggunaan yang nanti dilakukan akan efektif karena kita mengetahui kekurangan
dan kelebihan bahan yang digunakan.
Dalam makalah ini ada beberapa aspek pertimbangan pemilihan
BahanKonstruksi Kimia sebagai landasan pemilihan bahan dalam industri kimia.
Yaitu aspek biaya, aspek ketersediaan dan sifat-sifat umum bahan yang ditinjau dari
sifat mekanik, sifat thermal, dan sifat listrik bahan
.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Sebagai bahan pembelajaran guna untuk menambah pengetahuan terutama
dalam pembahasan pemilihan bahan konstruksi kimia

1
2. Memberikan informai kepada pembaca makalah ini tentang tinjauan aspek-
aspek pemilihan bahan konstruksi kimia dari segi biaya, ketersediaan, dan
sifat sifak bahan meliputi sifat mekanik dan sifat thermal

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BIAYA
Aspek biaya menjadi salah satu yang dipertimbangkan dalam memilih bahan
konstruksi. Karena seorang sarjana teknik kimia tidak lepas dengan yang namanya
perhitungan ekonomi. Sehingga didapat bahan konstruksi yang bagus dan murah.
Yang termasuk hal biaya dalam pemilihan bahan konstruksi adalah :

a. Biaya banyaknya bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan produk


atau biaya kuantitas.
b. Biaya produksi, termasuk diantaranya biaya kemampuan di las, dibentuk dan
diproses secara mesin maupun tradisional.
c. Umur pelayanan yan g diharapkan.

Penambahan biaya mungkin baru bisa terasa efeknya pada saat pengadaan
bahan tersebut yang meliputi biaya transportasi, penempatannya dilapangan dan biaya
diluar dari biaya yang langsung tetap menjadi perhatian dalam aspek ekonominya.
Penambahan bahan dalam sebuah campuran konstruksi kimia atau tidak
mengubah komposisi yang besar dari bahan yang lainnya, karena penggunaan bahan
tambah cenderung merupakan pengganti atau substitusi dari dalam campuran
konstruksi itu sendiri.OLOGIN KONSKarena tujuannya memperbaiki atau
mengubah sifat dan karakteristik tertentu dari beton atau mortar yang akan dihasilkan,
maka kecenderungan perubahan komposisi dalam berat – volume tidak terasa secara
langsung dibandingkan dengan komposisi awal konstruksi tanpa bahan tambah.
Peralatan dengan biaya fabrikasi rendah, dan dimana kegagalan prematur
tidak akan menyebabkan serius bahaya. Misalnya, baja karbon dapat ditentukan untuk
limbah cair baris
di tempat stainless steel, menerima kebutuhan kemungkinan untuk penggantian.
Pipa Tebal

3
dinding akan dipantau in situ sering untuk menentukan kapan pengganti dibutuhkan.
Lebih mahal tahan korosi, paduan sering digunakan sebagai cladding pada
baja karbon.
Jika piring tebal diperlukan untuk kekuatan struktural, penggunaan bahan
berpakaian secara
substansial dapat mengurangi biaya.

2.2 KETERSEDIAAN BAHAN


Adapun Yang dimaksud ketersediaan bahan disini adalah tersedianya
peralatan untuk pabrikasi, dan tersedianya bahan baku dilingkungan sekitar yang
cukup dekat, sehingga tidak perlu mendatangkan bahan dari tempat lain.

2.3 SIFAT UMUM BAHAN

Yang dimaksud sifat-sifat umum bahan ialah :

 Sifat mekanik
 Sifat thermal
 Sifat listrik

2.3.1 Sifat Mekanik Bahan

Sifat mekanik adalah salah satu sifat yang terpenting, karena sifat mekanik
menyatakan kemampuan suatu bahan (seperti komponen yang terbuat dari bahan
tersebut) untuk menerima beban / gaya / energi tanpa menimbulkan kerusakan pada
bahan / komponen tersebut. Seringkali bila suatu bahan mempunya sifat mekanik
yang baik tetapi kurang baik pada sifat yang lain, maka diambil langkah untuk
mengatasi kekurangan tersebut dengan berbagai cara yang diperlukan. Misalkan saja
baja yang sering digunakan sebagai bahan dasar pemilihan bahan. Baja mempunyai
4
sifat mekanik yang cukup baik, dimana baja memenuhi syarat untuk suatu pemakaian
tetapi mempunyai sifat tahan terhadap korosi yang kurang baik. Untuk mengatasi hal
itu seringkali dilakukan sifat yang kurang tahan terhadap korosi tersebut diperbaiki
dengan cara pengecatan atau galvanising, dan cara lainnya. Jadi tidak harus mencari
bahan lain seperti selain kuat juga harus tahan korosi, tetapi cukup mencari bahan
yang syarat pada sifat mekaniknya sudah terpenuhi namun sifat kimianya kurang
terpenuhi.
Berikut adalah beberapa sifat mekanik yang penting untuk diketahui :

 Kekuatan (strength)
Kekuatan menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa
menyebabkan bahan menjadi patah. Kekuatan ini ada beberapa macam, tergantung
pada jenis beban yang bekerja atau mengenainya. Contoh kekuatan tarik, kekuatan
geser, kekuatan tekan, kekuatan torsi, dan kekuatan lengkung.

 Kekerasan (hardness)
Kekerasan dapat didefenisikan sebagai kemampuan suatu bahan untuk tahan
terhadap penggoresan, pengikisan (abrasi), identasi atau penetrasi. Sifat ini berkaitan
dengan sifat tahan aus (wear resistance). Kekerasan juga mempunya korelasi dengan
kekuatan.

 Kekenyalan (elasticity)
Kekenyalan menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan
dihilangkan. Bila suatu benda mengalami tegangan maka akan terjadi perubahan
bentuk. Apabila tegangan yang bekerja besarnya tidak melewati batas tertentu maka
perubahan bentuk yang terjadi hanya bersifat sementara, perubahan bentuk tersebut
akan hilang bersama dengan hilangnya tegangan yang diberikan. Akan tetapi apabila

5
tegangan yang bekerja telah melewati batas kemampuannya, maka sebagian dari
perubahan bentuk tersebut akan tetap ada walaupun tegangan yang diberikan telah
dihilangkan. Kekenyalan juga menyatakan seberapa banyak perubahan bentuk elastis
yang dapat terjadi sebelum perubahan bentuk yang permanen mulai terjadi, atau dapat
dikatakan dengan kata lain adalah kekenyalan menyatakan kemampuan bahan untuk
kembali ke bentuk dan ukuran semula setelah menerima beban yang menimbulkan
deformasi.

 Kekakuan (stiffness)
Kekakuan menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan/beban
tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi. Dalam
beberapa hal kekakuan ini lebih penting daripada kekuatan.

 Plastisitas (plasticity) / keuletan (ductility)


Plastisitas menyatakan kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah
deformasi plastik (permanen) tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Sifat ini
sangat diperlukan bagi bahan yang akan diproses dengan berbagai macam
pembentukan seperti forging, rolling, extruding dan lain sebagainya. Sifat ini juga
sering disebut sebagai keuletan (ductility). Bahan yang mampu mengalami deformasi
plastik cukup besar dikatakan sebagai bahan yang memiliki keuletan tinggi, bahan
yang ulet (ductile). Sebaliknya bahan yang tidak menunjukkan terjadinya deformasi
plastik dikatakan sebagai bahan yang mempunyai keuletan rendah atau getas (brittle).

 Ketangguhan (toughness)
Ketangguhan menyatakan kemampuan bahan untuk menyerap sejumlah
energi tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Juga dapat dikatakan sebagai
ukuran banyaknya energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu benda kerja, pada

6
suatu kondisi tertentu. Sifat ini dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga sifat ini sulit
diukur.

 Kelelahan (fatigue)
Kelelahan merupakan kecendrungan dari logam untuk patah bila menerima
tegangan berulang – ulang (cyclic stress) yang besarnya masih jauh dibawah batas
kekuatan elastiknya. Sebagian besar dari kerusakan yang terjadi pada komponen
mesin disebabkan oleh kelelahan ini. Karenanya kelelahan merupakan sifat yang
sangat penting, tetapi sifat ini juga sulit diukur karena sangat banyak faktor yang
mempengaruhinya.

 Creep
Creep atau bahasa lainnya merambat atau merangkak, merupakan
kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik yang besarnya
berubah sesuai dengan fungsi waktu, pada saat bahan atau komponen tersebut tadi
menerima beban yang besarnya relatif tetap.

Beberapa sifat mekanik diatas juga dapat dibedakan menurut cara


pembebanannya, yaitu: :
a. Sifat mekanik statis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban statis yang
besarnya tetap atau bebannya mengalami perubahan yang lambat.
b. Sifat mekanik dinamis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban dinamis
yang besar berubah – ubah, atau dapat juga dikatakan mengejut.

Ini perlu dibedakan karena tingkah laku bahan mungkin berbeda terhadap cara
pembebanan yang berbeda.

7
2.3.2 Sifat Thermal Bahan

Sifat termal baha adalah perubahan sifat yang berkaitan dengan sihi. Sifat termal ini
dipengaruhi beberapa faktor yaitu :

 Kandungan Uap Air

Apabila suatu benda berpori diisi air, maka akan berpengaruh terhadap
konduktifitas termal. Konduktifitas termal yang rendah pada bahan insulasi adalah
selaras dengan kandungan udara dalam bahan tersebut.

 Suhu

Pengaruh suhu terhadap konduktifitas termal suatu bahan adalah kecil, namun
secara umum dapat dikatakan bahwa konduktifitas termal akan meningkat apabila
suhu meningkat.

 Kepadatan dan Porositas

Konduktifitas termal berbeda pengaruh terhadap kepadatan, apabila pori-pori


bahan semakin banyak maka konduktifitas termal rendah. Perbedaan konduktifitas
termal bahan dengan kepadatan yang sama akan tergantung pada perbedaan struktur
yang meliputi ukuran, distribusi, hubungan pori dan lubang. Sifat termal bahan
dikaitkan dengan perpindahan kalor. Perpindahan kalor ada 2 jenis, yaitu :
 Keadaan tetap (steady heat flow)
 Keadaan berubah (transien heat flow)

8
2.3.3 Sifat Elektrik Bahan

Berdasarkan sifat listriknya, material/bahan dikelompokkan menjadi 3 sebagai berikut


:

 Konduktif – jika resistansinya < 105 ohm ; disini elektron mudah bergerak
atau mengalir, jadi netralisasi dapat dilakukan dengan mudah dengan cara
grounding. Contoh : logam dan tubuh manusia.

 Insulatif – jika resistansinya > 1011 ohm ; elektron bisa dikatakan tak dapat
bergerak, jadi netralisasi hanya mungkin dilakukan dengan ionisasi. Contoh :
plastik dan karet
Dari pengukuran tribocharging, kita bisa menentukan apakah muatan listrik
mudah ditimbulkan pada bahan tersebut – jika tidak mudah membangkitkan
muatan (atau muatan yang dihasilkan cukup rendah), maka bahan itu dapat
dikatakan sebagai anti-statik.

Statik disipatif – resistansi di antara 105 sampai 1011 ohm ; disini, elektron
dapat bergerak tetapi lambat, jadi perlu diketahui parameter decay time. Untuk
mengetahui berapa cepat grounding dapat menetralisasi muatan. Pengukuran
tribocharging juga perlu dilakukan untuk mengetahui apakah bahan tersebut anti-
statik atau tidak. Umumnya bahan yang masuk kategori statik disipatif adalah bahan
buatan, artinya memang khusus dibuat untuk mempunyai resistansi tertentu, misalnya
bahan dasarnya adalah insulatif tapi diberi tambahan karbon dalam kadar tertentu
untuk membuatnya bersifat statik disipatif. Jika kadarnya berlebih, bahan juga bisa
bersifat konduktif. Untuk mengukur nilai resistansi bahan, kita gunakan Mega Ohm
meter (atau Surface Resistance Meter) – ini semacam multimeter biasa tetapi dengan
jangkauan pengukuran sampai 100 G Ohm atau lebih. Kita juga dapat menggunakan
electrometer (misalnya Electrostatic Voltmeter/ Fieldmeter) untuk mengukur muatan

9
listrik dari proses tribocharging dan dengan bantuan stopwatch, kita pun dapat
mengukur decay time secara kualitatif. Untuk hasil yang lebih akurat, kita perlu
menggunakan Charged Plate Monitor. Jadi, jika adanya muatan listrik statik
menimbulkan masalah, maka salah satu solusinya adalah dengan menetralkan mutan
listrik bersangkutan. Cara efektif untuk menetralkan muatan listrik dilakukan
berdasarkan sifat listrik material/bahan.Pada dasarnya netralisasi muatan dapat
dilakukan dua cara, yaitu grounding dan ionisasi dengan ionizer. Grounding
dilakukan jika elektron dapat bergerak atau mengalir dalam bahan bersangkutan,
yaitu dengan menghubungkan bahan tersebut ke tanah/bumi atau bagian ground dari
kabel listrik karena tanah/bumi adalah reservoar muatan (sumber muatan yang tak-
terhingga). Sebaliknya, untuk bahan yang tak dapat mengalirkan muatan, maka tidak
ada jalan lain untuk menetralkan muatan kecualim memberikan muatan yang
berlawanan dari udara. Sebetulnya udara mengandung sejumlah molekual uap air
yang dapat menetralkan permukaan suatu benda, tapi netralisasi secara alami ini akan
berlangsung sangat lama. Untuk mempercepat proses netralisasi, maka digunakan
alat/peralatan yang disebut Ionizer. Ionizer dirancang untuk menghasilkan sejumlah
besar ion positif maupun negatif dan ion-ion tersebut diarahkan ke permukaan benda
yang akan dinetralisasi. Selain itu, netralisasi juga dapat dilakukan dengan
membasahi permukaan bahan bersangkutan dengan air biasa (bukan DI water) atau
larutan yang mengandung air seperti IsoPropyl Alcohol (IPA).

10
DAFTAR PUSTAKA
http://fakeplasticworlds.wordpress.com/2009/12/18/bahan-konstruksi-teknik-kimia-
bahan-konstruksi-korosi-pengantar/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan
http://mustazamaa.wordpress.com/2010/04/15/sifat-sifat-mekanik-bahan/
http://novirita.blogspot.com/2011/01/deformasi-plastic-dan-delastic.html
http://rudydwi.wordpress.com/2010/03/28/mengetahui-sifat-mekanik-material-
dengan-uji-tarik/
http://www.fisika-ceria.com/sifat-listrik-bahan-semikonduktor.html
Van Vlack H. Laurence. 1995. Ilmu dan teknologi Bahan Edisi ke 5. Jakarta :
Erlangga

11

Anda mungkin juga menyukai