Anda di halaman 1dari 7

BAB 5

KONSEP DASAR

Karena penalaran dalam perekayasaan pelaporan keuangan bersifat


deduktif dan normatif, penyimpulan harus dimulai dari suatu premis atau asumsi
yang disepakati dan dianggap valid tanpa harus diuji kebenarannya. Akan tetapi
ada keyakinan bahwa premis tersebut bermanfaat untuk landasan pengembangan
rerangka konseptual. Premis tersebut biasanya berbentuk konsep dan dinyatakan
secara eksplisit atau implisit. Dalam rerangka konseptualnya, misalnya, FASB
menyebut beberapa konsep seperti conservatism, substance over from, dan
accrual basis.
Konsep semacam itu sering disebut dengan berbagai nama yaitu postulat
(postulates), asumsi dasar (basic assumptions), basic features, prinsip umum
(broad principles), aksioma (axioms), doktrin (doctrines), konvensi (conventions),
fundamental (fundamentals), premis dasar, dan kendala (constraints). Konsep
tersebut secara umum disebut dalam buku ini sebagai konsep dasar (basic
concepts). Disebut konsep dasar karena kalau konsep tersebut dianut akan terdapat
implikasi atau konsekuensi akuntansi tertentu.

Sumber Konsep Dasar


Konsep dasar pada umumnya merupakan abstraksi atau konseptualisasi
karakteristik lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan.
Berbagai sumber atau penulis mengajukan sehimpunan atau seperangkat konsep
dasar yang isinya berbeda-beda. Berikut adalah daftar seperangkat konsep dasar
dari berbagai sumber.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)


IAI mengadopsi rerangka konseptual IASC sehingga konsep dasar yang dipilih
juga mengikuti IASC. Ada dua konsep dasar (dinamakan asumsi pelandas atau
underlying assumtions) yang disebut secara spesifik dalam rerangka konseptual
IASC. Konsep dasar tersebut adalah:
1. Basis akrual (Accrual basis)
2. Usaha berlanjut (Going concern)

Paul Grady
Grady mendeskripsikan konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas
kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan
(limitations) yang melekat pada statemen keuangan. Kesepuluh konsep dasar
tersebut adalah:
1. Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi
(Asociety and government structure honoring private property right)
2. Entitas bisnis spesifik (Specific business entities)
3. Usaha berlanjut (Going concern)
4. Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun (Monetary
expression in accounts)
5. Konsistensi antara perioda untuk entitas yang sama (Consistency between
periods for the same entity)
6. Keanekaragaman perlakuan akuntansi di antara entitas independen.
(Diversity in accounting among independent entities)
7. Konservatisma (Conservatism)
8. Keterandalan data melalui pengendalian internal (Dependability of data
through internal control)
9. Materialitas (Materiality)
10. Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran
(Timeliness in financial reporting requires estimates)

Accounting Principles Board


Accounting Principles Board (APB) menyebut konsep dasar sebagi ciri-ciri dasar
(basic features) dan memuatnya dalam APB Statement No.4. APB
mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang merupakan karakteristik
lingkungan diterapkannya akuntansi yaitu:
1. Entitas akuntansi (Accounting Entity)
2. Usaha berlanjut (Going concern)
3. Pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban (Measurement of economic
resources and obligations)
4. Perioda-perioda waktu (Time periods)
5. Pengukuran dalam unit uang (Measurement in terms of money)
6. Akrual (Accrual)
7. Harga pertukaran (Exchange price)
8. Angka pendekatan (Approximation)
9. Pertimbangan (Judgment)
10. Informasi keuangan umum (General-purpose financial information)
11. Statemen keuangan berkaitan secara mendasar (Fundamentally related
financial statements)
12. Substansi daripada bentuk (Substance over form)
13. Materialitas (Materiality)

Wolk, Tearney, dan Dodd


Wolk dan Tearney mendaftar empat konsep yang dianggap sebagai postulat dan
beberapa konsep lain sebagai prinsip berorientasi-masukan (input-oriented
principles) yaitu recognition, matching, conservatism, disclosure, materiality, dan
objectivity dan prinsip berorientasi-keluaran (output-oriented principles) yaitu
comparability, consistency, dan uniformity. Keempat konsep yang dikategori
sebagai postulat adalah:
1. Usaha berlanjut (Going concern)
2. Perioda waktu (Time period)
3. Entitas akuntansi (Accounting entity)
4. Unit moneter (Monetary unit)

Anthony, Hawkins, dan Merchant


Penulis ini mendaftar sebelas konsep berikut ini yang dijadikan basis dalam
membahas isi, bentuk, susunan, dan arti penting statemen keuangan. Konsep dasar
1 sampai 5 dikategori sebagai pelandas statemen posisi keuangan (neraca)
sedangkan konsep dasar 6 sampai 11 dikategorikan sebagai pelandas statemen
laba-rugi.
1. Pengukuran dengan unit uang (Money measurement)
2. Entitas (Entity)
3. Usaha berlanjut (Going concern)
4. Kos (Cost)
5. Aspek ganda (Dual aspect)
6. Perioda akuntansi (Accounting period)
7. Konservatisma (Conservatism)
8. Realisasi (Realization)
9. Penandingan (Matching)
10. Konsistensi (Consistency)
11. Materialitas (Materiality)

Paton dan Littleton


Seperangkat konsep dasar yang dikemukakan Paton dan Littleton (1970)
merupakan konsep-konsep dasar yang dikenalkan sebelum sumber-sumber yang
disebut sebelumnya. Berikut adalah konsep-konsep dasar yang dikemukakan
P&L.
1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha (The business entity)
2. Kontinuitas kegiatan/usaha (Continuity of activity)
3. Penghargaan sepakatan (Measured consideration)
4. Kos melekat (Costs attach)
5. Upaya dan capaian/hasil (Effort and accomplishment)
6. Bukti terverifikasi dan objektif (Verifiable, objective evidence)
7. Asumsi (Assumptions)
Beberapa daftar diatas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tentang
apa yang dimasukkan sebagai konsep dasar oleh berbagai sumber di atas.
Perbedaan dapat terjadi karena perbedaan persepsi berbagai sumber tentang faktor
lingkungan atau karena perbedaan pendefinisian makna atau status suatu konsep
sebagai konsep dasar. Suatu konsep dasar acapkali merupakan turunan atau
konsekuensi logis dari konsep dasar yang lain sehingga terjadi perbedaan tentang
banyaknya konsep-konsep yang masuk dalam seperangkat konsep dasar.
Konsep-konsep dasar yang diuraikan oleh P&L sebenarnya sudah cukup
lengkap karena dapat menjelaskan tentang faktor lingkungan dan praktik
akuntansi yang berjalan pada jamannya. P&L juga menunjukkan kaitan antara
konsep dasar yang satu dengan yang lain secara koheren. Oleh karena itu, konsep
dasar P&L dijadikan bahan bahasan utama kemudian disusul pembahasan konsep
dasar lain dengan menunjukkan hubungannya dengan konsep dasar P&L.
Pembahasan konsep dasar berikut diarahkan untuk menunjukkan pengertian,
validitas, implikasi konsep dasar terhadap standar atau praktik akuntansi, dan hal-
hal penting lain yang berkaitan dengan konsep dasar bersangkutan.

1. Kesatuan Usaha
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau
badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan
kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana
dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau
sudut pandang akuntansi.
Berdiri sendiri dan bertindak atas namanya sendiri berarti bahwa suatu
kesatuan atau badan usaha diperlakukan sebagai orang (person). Dengan
demikian, konsep ini mempersonifikasi badan usaha sehingga badan usaha dapat
melakukan perbuatan hukum dan ekonomik (misalnya membuat kontrak atau
memiliki aset) atas nama badan tersebut dan bukan atas nama pemilik. Jadi,
hubungan antara kesatuan usaha dan pemilik dipandang sebagai hubungan bisnis
(hak dan kewajiban atau utang dan piutang). Pemisahan kedudukan kesatuan
usaha dan pemilik berarti bahwa fungsi manajemen terpisah dengan fungsi
investasi. Kesatuan usaha menjadi sudut pandang akuntansi berarti bahwa
akuntansi berkepentingan dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha bukan
pemilik. Dengan kata lain, kesatuan usaha menjadi kesatuan pelapor (reporting
entity) yang bertanggung jawab jelas kepada pemilik. Kesatuan usaha merupakan
pusat pertanggungjeasan. Statemen keuangan merupakan medium
pertanggungjelasan.
Konsep dasar ini didukung legitimasinya dari segi administrasi yang baik.
Secara administratif, pemisahan antara pemilikan dan manajemen (khususnya
perusahaan tidak berbadan hukum) merupakan praktik sehat yang sangat penting.
Dari segi yuridis, konsep ini sangat didukung legitimasinya dengan diakuinya
bentuk badan usaha perseroan terbatas (PT) secara hukum. Gambar 5.1
menyajikan konsep kesatuan usaha secara diapragmatik.

Dengan pengertian diatas, bila konsep kesatuan usaha dianut, konsep ini
mempunyai beberapa implikasi di bawah ini.
 Batas kesatuan
 Pengertian ekuitas
 Pengertian pendapatan
 Pengertian biaya
 Sistem berpasangan
 Persamaan akuntansi
 Artikulasi
2. Kontinuitas Usaha
Konsep kontinuitas usaha atau usaha berlanjut menyatakan bahwa kalau tidak ada
tandan-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan
usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa
kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu tidak terbatas.
Konsep ini akan menjadi pertimbangan pada saat penyusunan statemen
keuangan atau pada saat akuntansi menghadapi berbagai pilihan dalam proses
perekayasaan atau penyusunan standar karena kenyataan bahwa kelangsungan
hidup perusahaan di masa datang tidak pasti.
Konsep ini mempunyai implikasi terhadap makna laporan periodik, fungsi
statemen laba-rugi dalam menentukan daya melaba (earning power) jangka
panjang, dan fungsi neraca dalam hubungannya dengan penilaian terhadap aset
atau sumber ekonomik perusahaan.

3. Penghargaan Sepakatan
Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat-harga (price-agregate) atau
penghargaan sepakatan (measured consideration) yang terlibat dalam tiap
transaksi atau kegiatan pertukaran (exchange activities) merupakan bahan olah
dasar akuntansi yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomik
yang masuk (pendapatan) dan sumber ekonomik yang keluar (biaya). Sebagai
konsekuensi, elemen-elemen atau pos-pos pelaporan keuangan diukur atas dasar
penghargaan sepakatan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai