Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

KONSEP MEDIS

A. Pengertian Sistem imun

Sistem imun merupakan sistem yang sangat komplek


dengan berbagai peran ganda dalam usaha menjaga
keseimbangan tubuh. Seperti halnya sistem indokrin, sistem
imun yang bertugas mengatur keseimbangan, menggunakan
komponennya yang beredar diseluruh tubuh, supaya dapat
mencapai sasaran yang jauh dari pusat (Bagus, 2017)
Sistem imun manusia secara normal mempunyai kemampuan

membedakan antara zat asing (nin-sellf) yang dikenal sebagai antigen, dan

zat yang berasal dari tubuh sendiri (self). Namun, pada beberapa kondisi

patologis, sistem imun tidak mampu membedakan keduanya (non-self fan

self) sehingga sel-sel dalam system imun membentuk zat anti terhadap

jaringan tubuhnya, atau yang dikenal sebagai autoantibodi. (Antari, 2017)

Sistem imun membentuk sistem pertahanan badan terhadap bahan

asing seperti mikroorganisme (bakteria, kulat, protozoa, virus dan parasit),

molekul-molekul berpotensi toksik, atau sel-sel tidak normal (sel terinfeksi

virus atau malignan). Sistem ini menyerang bahan asing atau antigen dan

juga mewujudkan peringatan tentang kejadian tersebut supaya pendedahan

yang berkali-kali terhadap bahan yang sama akan mencetuskan gerak balas

yang lebih cepat dan tertingkat. Keimunan merujuk kepada keupayaan

sesuatu individu yang telah sembuh dari sesuatu penyakit untuk kekal

sehat apabila terdedah kepada penyakit yang sama untuk kali kedua dan

seterusnya.

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV


Wahdaniyah Eka Pratiwi Syahrim S.Kep 1
Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme

yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan

mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini

mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme

akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit,

serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel

organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa.

Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru

agar dapat menginfeksi organisme.

Respon imun adalah suatu respon dari semua komponen system

imun secara bersama dan terkoordinasi untuk mengeliminasi antigen yang

masuk ke dalam tubuh. Respon imun diawali degan adanya pengenalan

molekul antigen oleh komponen system imun melalui reseptor yang

menstimulasi system saraf di dalam otak guna untuk membangkitkan dan

melakukan reaksi yang tepat guna mengeliminasi antigen tersebut. (Antari,

2017) .

B. Sel sistem imun

Sistem imun terdiri atas komponen spesifik dan non spesifik yang

memiliki fungsi tersendiri tetapi tumpang tindih. Sistem imun yang

diperantarai oleh antibodi yang diperantarai oleh sel menghasilkan

spesifisitas dan ingatan akan antigen yang pernah dijumpai. Meskipun

tidak memiliki spesifitas, komponen-komponen ini esensial karena

berperan dalam imunitas alamiterhadap beragam mikroorganisme

lingkungan.

Komponen selular utama sistem imun adalah monosit dan makrofag,

limfosit dan golongan sel granulositik, termasuk neutrofil, eosinofil dan

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV


Wahdaniyah Eka Pratiwi Syahrim S.Kep 2
basofil. Fagosit mononukleus berperan sentral dalam respon imun.

Makrofag jaringan berasal dari monosit darah. Sebagai respon terhadap

rangsangan antigen makrofsg menelan antigen tersebut (fagositosis) dan

kemudian mengolah dan menyajikannya dalam bentuk yang dapat dikenali

oleh limfosit T.

Limfosit bertanggung jawab mengenali secara spesifik antigen dan

bentuk ingatan imunologis, yaitu ciri imunitas adaptif. Sel-sel ini secara

fungsional dan fenotipik dibagi menjadi limfosit B yang berasal dari bursa

limfosit T yang berasal dari timus.

Null cell merupakan 75% limfosit darah yaitu limfosit T dan 10% -

15% adalah limfosit B, sisanya bukan limfosit B atau T. Null cell mungkin

mencakup berbagai jenis sel termasuk suatu kelompok yang dinamai

Natural Killer (NK Cells).

Leukosit polimorfonukleus (neutrofil) adalah sel granulosotik yang

berasal dari sumsum tulang dan beredar dalam darah dan jaringan. Fungsi

utamanya adalah fagositosis non-spesifik antigen dan destruksi partikel

asing atau organisme.

Eosinofil sering ditemukan ditempat peradangan atau rektivitasi imun

dan berperan penting dalam pertahanan pejamu terhadap parasit. Eosinofil

memperlihatkan fungsi modulatorik atau regulatorik dalam berbagai jenis

peradangan.

Basofil berperan penting dalam respon alergik fase cepat dan lambat.

Sel-sel ini mengeluarkan banyak mediator poten pada penyakit peradangan

imunologis. (Sudoyo, 2015).

C. Organ sistem imun

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV


Wahdaniyah Eka Pratiwi Syahrim S.Kep 3
Semua sel sistem imun berasal dari sumsum tulang. Stem cells

pluripoten berdiferensiasi menjadi limfosit, granulosit, monosit, eritrosit,

dan megakariosit. Defisiensi dan disfungsi stem cells atau berbagai

turunan sel yang berkembang darinya menyebabkan defisiensi imun

dengan beragam ekpresivitas dan keparahan

Timus yang berasal dari kantong faring ketiga dan keempat pada

mudigah, berfungsi menghasilkan limfosit T dann merupakan tempat

diferensiasi awal limfosit T.

Getah bening berbentuk kacang kecil berbaring disepanjang

perjalanan limfatik. Terkumpul dalam situs tertentu seperti leher, aksila,

selangkangan dan daerah para-aorta. Pengetahuan tentang situs kelenjar

getah bening yang penting dalam pemeriksaan fisik pasien.

D. Fungsi sistem imun

1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit menghancurkan dan

menghilangkan mokroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit,

jamur dan virus) yang masuk kedalam tubuh.

2. Menghilangkan jaringan atau sel yang mati atau rusak untuk

memperbaiki jaringan.

3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.

E. Fisiologis

Imunitas humoral, yaitu imunitas yang dimediasi olehmolekul di

dalam darah, yang disebut antibodi. Antibodidihasilkan oleh sel B limfosit.

Mekanisme imunitas iniditujukan untuk benda asing yang berada di di luar

sel (berada di cairan atau jaringan tubuh). B limfosit akanmengenali benda

asing tersebut, kemudian akanmemproduksi antibodi. Antibodi merupakan

molekul yangakan menempel di suatu molekul spesifik (antigen)

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV


Wahdaniyah Eka Pratiwi Syahrim S.Kep 4
dipermukaan benda asing tersebut. Kemudian antibodi

akanmenggumpalkan benda asing tersebut sehingga menjaditidak aktif,

atau berperan sebagai sinyal bagi sel-selfagosit.

Imunitas selular adalah respon imun yang dilakukan oleh molekul-

molekul protein yang tersimpan dalam limfa dan plasma darah.

Imunitasini dimediasi oleh sel T limfosit. Mekanisme ini ditujukan

untukbenda asing yang dapat menginfeksi sel (beberapa bakteridan virus)

sehingga tidak dapat dilekati oleh antibodi.Tlimfosit kemudian akan

menginduksi 2 hal:

1. fagositosis benda asing tersebut oleh sel yang terinfeksi

2. lisis sel yang terinfeksi sehingga benda asing tersebutterbebas ke

luar sel dan dapat di dilekati oleh antibody (Maulida, 2016).

F. Etiologi Gangguan Sistem Imun

1. Sistem kekebalan tubuh kurang aktif bisa menyebabkan :

a) Immune deficiency conditions adalah kelompok besar penyakit

sistem kekebalan tubuh yang terdiri dari berbagai macam penyakit

yang menekan sistem imun. Seringkali penyebab immune

deficiency conditions didasari oleh penyakit kronis. Gejala-gejala

dari immune deficiency conditions adalah sama dengan penyakit

yang mendasarinya.

b) SCID (Severe Combined Immunodeficiency) adalah gangguan

sistem imun yang diturunkan. Penyebab SCID adalah serangkaian

kelainan genetik, terutama dari kromosom X. Beberapa jenis

infeksi yang berulang umum terjadi pada orang yang menderita

SCID. Selain itu, penderita juga rentan terhadap meningitis,

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV


Wahdaniyah Eka Pratiwi Syahrim S.Kep 5
pneumonia, campak, cacar air. Penyakit sistem imun SCID pada

anak akan mulai terlihat dalam 3 bulan pertama kelahiran.

c) HIV/AIDS adalah masalah kegagalan sistem imun yang serius.

Merupakan penyebab terbanyak kematian. AIDS akan terjadi pada

tahap akhir dari perkembangan HIV. Kesehatan klien akan

memburuk secraa perlahan. AIDS akan membuat penderita rentan

pilek dan flu dan yang serius seperti pneumonia dan kanker.

2. Sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif bisa menyebabkan :

a) Alergi (yang disebabkan oleh jenis makanan, obat-obatan, sengatan

serangga atau zat tertentu) bisa didefinisikan sebagai respon sistem

kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap zat yang umumnya tidak

berbahaya. Ada banyak alergen. Dalam banyak kasus, ada lebih

dari satu alergen yang merangsang reaksi alergi. Gejala alergi yang

sering merupakan masalah ringan.

b) Anafilaksis adalah bentuk alergi yang serius dan ekstrim. Alergen

dari makanan, obat-obatan atau gigitan serangga, bisa memicu dan

menyebabkanserangkaian gejala fisik yang tidak menyenangkan.

Ruam gatal, tenggorokan bengkak dan penurunan tekanan darah

merupakan gejala umum anafilaksis.

c) Asma adalah gangguan paru-paru kronis yang disebabkan

peradangan pada saliran udara. Alergen, iritasi atau bahkan

stimulan seperti aktivitas fisik dapat memicu peradangan. Gejala

asma meliputi mengi, batuk, sesak napas, sesak dada.

d) Penyakit autoimun adalah sekelompok gangguan sistem imun. Sel-

sel sistem imun salah menafsirkan sinyal. Dan mulai menyerang

sel-sel tubuh itu sendiri. (Purwaningsih, 2013).

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV


Wahdaniyah Eka Pratiwi Syahrim S.Kep 6
3. Gangguan sistem kekebalan tubuh lainnya :

a. Chediak Higashi Syndrome.

b. Common Immunodeficiency Variable.

c. Hay Fever.

d. Hives.

e. HTLV (Human T-lymphotropic Virus Type 1).

f. Hyper-IgE Syndrome (Hyperimmunoglobulin E Syndrome).

g. Hyper-IgM Syndrome (Hyperimunoglobulin M Syndrome).

h. Primary Immune Deficiency.

i. Selective IgA Defisiensi (Selective Immunoglobulin A Defisiensi).

j. Alergi Kulit.

k. XLA (X-Linked Agammaglobulinemia).

G. Faktor yang mempengaruhi system imun

1. Usia

Frekuensi dan intensitas infeksi akan meningkat pada orang

yang berusia lanjut dan peningkatan ini disebabkan oleh

penurunan untuk bereaksi secara memadai terhadap

mikroorganisme yang menginfeksinya. Produksi dan fungsi

limfosit T dan B dapat terganggu kemungkinan penyabab lain

adalah akibat penurunan antibodi untuk membedakan diri sendiri

dan bukan diri sendiri.

Penurunan fungsi sistem organ yang berkaitan dengan

pertambahan usia juga turut menimbulkan gangguan imunitas.

Penurunan sekresi serta motilitas lambung memungkinkan flora

normal intestinal untuk berploriferasi dan menimbulkan infeksi

sehingga terjadi gastroenteritis dan diare.

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV


Wahdaniyah Eka Pratiwi Syahrim S.Kep 7
2. Gender

Kemampuan hormone-hormon seks untuk memodulasi

imunitas telah diketahui dengan baik. Ada bukti yang

menunjukkan bahwa estrogen memodulasi aktifitas limfosit T

(khususnya sel-sel supresor) sementara androgen berfungsi untuk

mempertahankan produksi interleukin dan aktifitas sel supresor.

Efek hormon seks tidak begitu menonjol, estrogen akan

memgaktifkan populasi sel B yang berkaitan dengan autoimun

yang mengekspresikan marker CD5 (marker antigenic pada sel B).

Estrogen cenderung menggalakkan imunitas sementara androgen

bersifat imunosupresif. Umumnya penyakit autoimun lebih sering

ditemui pada wanita dari pada pria.

3. Nutrisi

Nutrisi yang adekuat sangat esensial untuk mencapai fungsi

imun yang optimal. Gangguan imun dikarenakan oleh defisiensi

protein kalori dapat terjadi akibat kekurangan vitamin yang

diperlukan untuk mensintesis DNA dan protein. Vitamin juga

membantu dalam pengaturan poliferasi sel dan maturasi sel-sel

imun. Kelebihan atau kekurangan unsur-unsur renik (tembaga,

besi, mangan, selenium atau zink) dalam makanan umumnya akan

mensupresi fungsi imun Asam-asam lemak merupakan unsur

pembangun (building blocks) yang membentuk komponen

structural membrane sel. Lipid merupakan prekursir vitamin

A,D,E, dan K disamping prekursir kolesterol. Jika kelebihan

maupun kekurangan asam lemak ternyata akan mensupresi fungsi

imun.

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV


Wahdaniyah Eka Pratiwi Syahrim S.Kep 8
Deplesi simpanan protein tubuh akan mengakibatkan atrofi

jaringan limfoid, depresi respon anti bodi, penurunan jumlah sel T

yang beredar dan gangguan fungsi fagositosik sebagai akibatnya,

kerentanan terhadap infeksi sangat meningkat. Selama periode

infeksi dan sakit yang serius, terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi

yang potensial untuk menimbulkan deplesi protein, asam lemak,

vitamin, serta unsur-unsur renik dan bahkan menyebabkan resiko

terganggunya respon imun serta terjadinya sepsis yang lebih besar.

4. Faktor -Faktor Psikoneuro Imunologik

Limfosit dan makrofag memiliki reseptor yang dapat

bereaksi terhadap neurotransmitter serta hormon-hormon

endokrin.Limfosit dapat memproduksi dan mengsekresikan ACTH

serta senyawa-senyawa yang mirip endokrin.

Neuron dalam otak, khususnya khusunya dalam

hipotalamus, dapat mengenali prostaglandin, interferon dan

interleukin di samping histamine dan serotonin yang dilepaskan

selama proses inflamasi. Sebagaimana sistem biologi lainnya yang

berfungsi untuk kepentingan homoestasis, sistem imun di

integrasikan dengan berbagai proses psikofisiologic lainnya dan

diatur serta dimodulasikan oleh otak.

Di lain pihak, proses imun ternyata dapat mempengaruhi

fungsi neural dan endokrin termasuk perilaku. Jadi, interaksi

sistem saraf dan system imun tampaknya bersifat dua arah.

5. Kelainan Organ yang Lain

Keadaan seperti luka bakar atau cedera lain, infeksi dan

kanker dapat turut mengubah fungsi system imun. Luka bakar

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV


Wahdaniyah Eka Pratiwi Syahrim S.Kep 9
yang luas atau faktor-faktor lainnya menyebabkan gangguan

integritas kulit dan akan mengganggu garis pertama pertahanan

tubuh hilangnya serum dalam jumlah yang besar pada luka bakar

akan menimbulkan deplesi protein tubuh yang esensial, termasuk

immunoglobulin. Stresor fisiologi dan psilkologik yang disertai

dengan stress karena pembedahan atau cidera kan menstimulasi

pelepasan kortisol serum juga turut menyebabkan supresi respon

imun yang normal.

Keadaan sakit yang kronis dapat turut mengganggu sistem

imun melalui sejumlah cara. Kegagalan ginjal berkaitan dengan

defisiensi limfosit yang beredar. Fungsi imun untuk pertahanan

tubuh dapat berubah karena asidosis dan toksin uremik.

Peningkatan insidensi infeksi pada diabetes juga berkaitan dengan

isufisiensi vaskuler, neuropati dan pengendalian kadar glukosa

darah yang buruk. Infeksi saluran nafas yang rekuren berkaitan

dengan penyakit paru obstruksi menahun sebagai akibat dari

berubahnya fungsi inspirasi dan ekspirasi dan tidak efektifnya

pembersihan saluran nafas.

6. Penyakit Kanker

Imunosekresi turut menyebabkan terjadinya penyakit

kanker. Namun, penyakit kanker sendiri bersifat imunosupresif.

Tumor yang besar dapat melepaskan antigen ke dalam darah,

antigen ini akan mengikat antibodi yang beredar dan mencegah

antibodi tersebut agar tidak menyerang sel-sel tumor. Lebih

lanjut, sel-sel tumor dapat memiliki faktor penghambat yang

khusus yang menyalut sel-sel tumor dan mencegah

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV


Wahdaniyah Eka Pratiwi Syahrim S.Kep 10
pengahancurannya oleh limposit T killer. Dalam stadium awal

pertumbuhan tumor, tubuh tidak mampu mengenali antigen tumor

sebagai unsure yang asing dan selanjutnya tidak mampu memulai

distruksi sel-sel yang maligna tersebut.kanker darah seperti

leukemia dan limpoma berkaitan dengan berubahnya produksi

serta fungsi sel darah putih dan limposit.

7. Obat-obatan

Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan perubahan yang

dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki pada fungsi sistem

imun. Ada empat klasifikasi obat utama yang memiliki potensi

untuk menyebabkan imunosupresi: antibiotic, kortikostreoid, obat-

obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID Nonsteroidal anti

inflamatori drugs) dan preparat sitotoksik. Penggunaan preparat

ini bagi keperluan terapeutik memerlukan upaya untuk mencari

kesinambungan yang sangat tipis antara manfaat terapi dan supresi

sistem pertahanan tubuh resipien yang berbahaya.

8. Radiasi

Terapi radiasi dapat digunakan dalam pengobatan penyakit

kanker atau pencegahan rejeksi allograft. Radiasi akan

menghancurkan limfosit dan menurunkan populasi sel yang

diperlukan untuk menggantikannya. Ukuran atau luas daerah yang

akan disinari menentukan taraf imunosupresi. Radiasi seluruh

tubuh dan dapat mengakibatkan imunosupresi total pada orang

yang menerimannya.

9. Genetik

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV


Wahdaniyah Eka Pratiwi Syahrim S.Kep 11
Interaksi antara sel-sel sistem imun dipengaruhi oleh

variabilitas genetik. Secara genetik respons imun manusia dapat

dibagi atas responder baik, cukup, dan rendah terhadap antigen

tertentu.

Ia dapat memberikan respons rendah terhadap antigen

tertentu, tetapi terhadap antigen lain tinggi sehingga mungkin

ditemukan keberhasilan vaksinasi yang tidak 100%. Faktor

genetik dalam respons imun dapat berperan melalui gen yang

berada pada kompleks MHC dengan non MHC.

a. Gen kompleks MHC

Gen kompleks MHC berperan dalam presentasi antigen.

Sel Tc akan mengenal antigen yang berasosiasi dengan

molekul MHC kelas I, dan sel Td serta sel Th akan mengenal

antigen yang berasosiasi dengan molekul MHC kelas II. Jadi

respons sel T diawasi secara genetik sehingga dapat dimengerti

bahwa akan terdapat potensi variasi respons imun.

Secara klinis terlihat juga bahwa penyakit tertentu

terdapat lebih sering pada HLA tertentu, seperti spondilitis

ankilosing terdapat pada individu dengan HLA-B27.

b. Gen non MHC

Secara klinis kita melihat adanya defisiensi imun yang

berkaitan dengan gen tertentu, misalnya agamaglobulinemia

tipe Bruton yang terangkai dengan kromosom X yang hanya

terdapat pada anak laki-laki.

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV


Wahdaniyah Eka Pratiwi Syahrim S.Kep 12
Demikian pula penyakit alergi yaitu penyakit yang

menunjukkan perbedaan respons imun terhadap antigen

tertentu merupakan penyakit yang diturunkan.

Faktor-faktor ini menyokong adanya peran genetik

dalam respons imun, namun mekanisme yang sebenarnya

belum diketahui.

10. Kehamilan

Salah satunya yaitu Infeksi beberapa infeksi yang terjadi

secara kebetulan selama kehamilan dapat menyebabkan cacat

sejak lahir. Campak jerman (rubella) bisa menyebabkan cacat

sejak lahir, terutama sekali pada jantung dan bagian dalam mata.

Infeksi cytomegalovirus bisa melewati plasenta dan merusak hati

dan otak janin.

Listeriosis, infeksi bakteri, juga bisa membahayakan janin.

Infeksi bakteri pada vagina (seperti bakteri vaginosis) selama

kehamilan bisa menyebabkan persalinan sebelum waktunya atau

membran yang berisi janin gugur sebelum waktunya. Pengobatan

pada infeksi dengan antibiotik bisa mengurangi kemungkinan

masalah-masalah ini.

H. Manifestasi Klinis

Tanda :

1. Sebagian besar bayi yang sehat mengalami infeksi saluran pernafasan

sebanyak 6 kali atau lebih dalam 1 tahun, terutama jika terlular oleh

anak lain. Sebaliknya, bayi dengan gangguan sistem imun, biasanya

menderita infeksi bakteri berat yang menetap, berulang atau

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV


Wahdaniyah Eka Pratiwi Syahrim S.Kep 13
menyebabkan komplikasi. Misalnya infeksi sinus, infeksi telinga

menahun dan bronkitis kronis yang biasanya terjadi setelah demam dan

sakit tenggorokan. Bronkitis bisa berkembang menjadi pneumonia.

2. Kulit dan selaput lendir yang melapisi mulut, mata dan alat kelamin

sangat peka terhadap infeksi.

3. Thrush merupakan suatu infeksi jamur dimulut disertai luka dimulut

dan peradangan gusi, bisa merupakan pertanda awal dari adanya

gangguan sistem kekebalan.

4. Peradangan mata (konjungtivitis) , rambut rontok, eksim yang berat

dan pelebaran kapiler dibawah kulit merupakan pertanda dari penyakit

immunodefisiensi.

5. Infeksi pada saluran pencernaan bisa menyebabkan diare pembentukan

gas yang berlenihan dan penuruna berat badan.

Gejala klinis penyakit Imunodefisiensi

1. Gejala yang biasanya dijumpai.

Infeksi saluran napas atas berulang infeksi bakteri yang berat.

Penyembuhan inkomplit antar episode infeksi. Atau respons

pengobatan in komplit.

2. Gejala yang sering dijumpai.

1) Gagal tumbuh atau retardasi tumbuh.

2) Jarang ditemukan kelenjar atau tonsil yang membesar.

3) Infeksi oleh mikroorganisme yang tidak lazim.

4) Lesi kulit (Rash, ketombe, pioderma, abses nekrotik/noma,

alopesia, eksim, teleangiektasi, warts yang hebat).

5) Oral thrush yang tidak menyembuh dengan pengobatan.

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV


Wahdaniyah Eka Pratiwi Syahrim S.Kep 14
6) Jati tabuh.

7) Diare dan Mal abrsopsi.

8) Mastoiditis dan otitis persisten.

9) Pneumonia atau bronkitis berulang.

10) Penyakit autoimun.

11) Kelainan helatologis (anemia aplastik, anemia hemolitik,

neutropenia, trombositopenia).

3. Gejala yang jarang dijumpai.

1) Berat Badan Turun.

2) Demam.

3) Peridontitis.

4) Limfadenopati.

5) Hepatosplenomegali.

6) Penyakit virus yang berat.

7) Artritis atau artralgia.

8) Ensefalitis kronik.

9) Meningitis berulang.

10) Pioderma gangrenosa.

11) Kolangitis sklerosa.

12) Hepatitis kronik (virus atau autoimun).

13) Reaksi simpang terhadap vaksinasi.

14) Bronkiektasis.

15) Infeksi saluran kemih.

16) Lepas/ puput tali pusat terlambat.

17) Stomatitis kronik.

18) Keganasan limfoid.

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV


Wahdaniyah Eka Pratiwi Syahrim S.Kep 15
DAFTAR PUSTAKA

Antari, Arlita. 2017. Imunologi Dasar. Yogyakarta: Deepublish.

Bagus, Ida. 2017. Diktat Imunologi Dasar Sistem Imun. Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana Bali.

Sudoyo, Aru. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1, Edisi V. Interna

Publishing.

Maulida, Tina. 2016. Anatomi dan Fisiologi Sistem Imunologi. Diakses pada
tanggal 7 November 2018. http://genderi.org/konsep-dasar-anatomi-fisiologi-

dan-patologi-pada-sistem-imunol.html

Purwaningish, Endang. 2013. Disfungsi Telomer Pasa Penyakit Autoimun.Jurnal

Kedokteran, Jurusan Anatomi, Universitas YARSI.

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV


Wahdaniyah Eka Pratiwi Syahrim S.Kep 16

Anda mungkin juga menyukai