I. Pengarah
1. Hamid Muhammad, Ph.D
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2. Dr. Thamrin Kasman
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
II. Penulis
1. Dr. Achmad Husen, M.Pd
2. Drs Sadar, MM
III. Produksi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kegiatan Pembinaan Pendidikan Kewarganegaraan
Tahun Anggaran 2017
Edisi Revisi
Cetakan ke-2, 2017
ISBN 978-602-1389-10-2
ii Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
KATA PENGANTAR
Pendidikan merupakan salah satu strategi yang efektif untuk menanamkan dan
membina nilai-nilai karakter antikorupsi bagi peserta didik, pada jenjang pendidikan
dasar. Mereka merupakan generasi yang akan mengganti generasi sekarang yang
menduduki berbagai jabatan, baik di pemerintahan maupun swasta. Melalui pendidikan,
proses perubahan sikap mental akan terjadi pada diri seseorang. Dengan perubahan
tersebut, diharapkan generasi muda secara sadar mampu menerapkan dan
mengimplementasikan sikap dan perilaku antikorupsi.
Penanaman nilai-nilai antikorupsi menjadi lebih efektif apabila dilakukan sejak
dini, baik melalui pendidikan informal (keluarga), formal (persekolahan), dan nonformal
(masyarakat). Penanaman nilai tersebut di persekolahan dilakukan melalui
pengintegrasian pendidikan antikorupsi (PAk) dalam proses pembelajaran khususnya
pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai
pengembangan pembelajaran tematik.
Pendidikan antikorupsi yang diintegrasikan pada pembelajaran PPKn
dilaksanakan di satuan pendidikan tingkat SD/MI secara berkelanjutan, ditekankan pada
pembentukan sikap dan perilaku tanpa meninggalkan pengetahuan dan keterampilan,
serta pengembangan keteladanan antikorupsi. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan,
pelaksanaan, serta penilaian proses dan hasil pembelajaran yang disusun berdasarkan
peraturan yang berlaku.
Buku Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi ini disusun sebagai bahan
dan panduan bagi guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan Dinas Pendidikan
dalam mengimplementasikan penanaman niliai-nilai antikorupsi pada pembelajaran
PPKn berdasarkan kurikulum 2013 edisi revisi 2016, sehingga pendidikan antikorupsi di
SD/MI dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Dengan demikian, peserta didik
lebih memahami makna tindakan koruptif, dan berani bersikap serta berperilaku
antikorupsi.
Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah,
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) iii
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
iv Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
DAFTAR ISI
Halaman
PENYUSUN ........................................................................................................... ii
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) v
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
vi Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-undang. Atas dasar
amanat tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas).
UU Sisdiknas Pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Selanjutnya Pasal 3
menegaskan bahwa, ”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan profil kualifikasi
kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan. Penjelasan Pasal 35
UU Sisdiknas menyebutkan bahwa, ”Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang
harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah.” Lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor
54 Tahun 2013 dinyatakan bahwa, .............”Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria
kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan
masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.”
Kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik untuk lulusan SD/MI pada aspek sikap
(attitude) adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Sedangkan aspek
pengetahuan (knowledge) adalah memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak nyata,
serta aspek keterampilan (skill) adalah memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain sejenis.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 1
1
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
Sementara itu, dalam kehidupan masyarakat saat ini dihadapkan pada kasus-kasus
korupsi yang selalu muncul di depan mata. Hal ini dapat merusak generasi muda dan sendi-
sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu pemerintah dengan dukungan
masyarakat harus segera menata kurikulum pendidikan yang mampu menumbuhkan semangat
antikorupsi dan pada akhirnya berani berkata, bersikap, dan bertindak ‘TIDAK’ terhadap korupsi.
Berkaitan dengan hal tersebut, UU Sisdiknas menyatakan bahwa “Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu”. Berdasarkan pengertian tersebut, kurikulum harus mampu menumbuhkan
semangat dan berani berkata, bersikap, dan bertindak ‘TIDAK TERHADAP KORUPSI’. Hal ini
sejalan dengan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu dengan diterbitkannya Instruksi
Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, Inpres
Nomor 17 tahun 2011 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi tahun 2012, Inpres Nomor 1
Tahun 2013 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, dan yang terakhir
adalah Inpres Nomor 2 tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi tahun
2014. Khusus kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) diinstruksikan
antara lain sebagaimana yang tertuang dalam Aksi ke-226: ”Pengintegrasian pendidikan anti
korupsi dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah....”
Sebagai tindak lanjut dari Inpres no. 5 tahun 2004, maka Kementerian Pendidikan
Nasional melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah pada tahun 2009
membentuk Tim Teknis guna menyiapkan dan mengembangkan model pendidikan antikorupsi di
sekolah. Hasil dari tim tersebut adalah buku Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA.
Model pengintegrasian tersebut sudah disosialisasikan dan di diseminasikan ke sekolah-sekolah
rintisan.
Sejalan dengan perubahan kurikulum Tahun 2013 dan beberapa peraturan pendukung
yang berlaku, maka Kemdikbud melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar menyusun
kembali Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi melalui Kegiatan Pembinaan Pendidikan
Kewarganegaraan Tahun 2013/2014 untuk satuan pendidikan tingkat SD/MI dan SMP/MTs. Hasil
penyempurnaan buku Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada Mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) akan dipergunakan sebagai materi dalam
kegiatan workshop dan diseminasi di sekolah-sekolah rintisan.
Secara konseptual, dapat dikemukakan bahwa PPKn adalah pengorganisasian dari
disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora dengan penekanan pada pengetahuan dan kemampuan
dasar tentang hubungan antar warganegara dan warganegara dengan negara yang dilandasi
keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, nilai luhur dan moral budaya bangsa,
memiliki rasa kebangsaan (nasionalisme) yang kuat dengan memperhatikan keragaman agama,
sosiokultural, bahasa, dan suku bangsa, dan memiliki jiwa demokratis yang diharapkan dapat
2 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
2
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Dengan kata lain bahwa materi/konten PPKn di Indonesia
terdiri dari beberapa disiplin ilmu yang memerlukan pengorganisasian materi secara sistematis
dan pedagogik, seperti ilmu hukum, politik, tatanegara, humaniora, moral Pancasila, psikologi,
nilai-nilai budi pekerti dan disiplin ilmu lainnya (Fajar, Arnie: Tesis 2003). Dengan demikian
secara substansi mata pelajaran PPKn terbuka terhadap perubahan dan dinamika yang
berkembang dalam kehidupan masyarakat dan negara termasuk mewadahi berbagai masalah
faktual khususnya penanaman nilai-nilai antikorupsi.
PPKn merupakan salah satu muatan wajib dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 37 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu, PPKn sebagai salah satu
mata pelajaran yang mampu memberikan kontribusi dalam solusi atas berbagai krisis yang
melanda Indonesia, terutama krisis multidimensional. PPKn memiliki peran mengembangkan
nilai-nilai Pancasila, diharapkan mampu membudayakan dan memberdayakan peserta didik agar
menjadi warganegara yang cerdas dan baik serta menjadi pemimpin bangsa dan negara
Indonesia di masa depan yang amanah, jujur, cerdas, dan bertanggungjawab. Adapun fungsi
PPKn adalah sebagai mata pelajaran yang memiliki misi pengokohan kebangsaan dan
penggerak pendidikan karakter; dalam hal ini adalah karakter antikorupsi. Oleh karena itu, PPKn
harus memberikan kontribusi dalam upaya pemberantasan korupsi.
Korupsi dalam konteks pendidikan adalah tindakan untuk mengendalikan atau
mengurangi serta mencegah sebelum ada niat (pre-emtif) dan sudah ada niat (preventif) untuk
tidak melakukan korupsi. Karena itu pendidikan antikorupsi dimaksud merupakan keseluruhan
upaya untuk mendorong generasi-generasi mendatang mengembangkan sikap menolak secara
tegas setiap bentuk tindakan korupsi (Buchori, Muchtar, 2007). Pendidikan Antikorupsi sangat
penting dilakukan melalui jalur pendidikan, karena pendidikan adalah usaha sadar untuk
merubah perilaku seseorang, termasuk peserta didik calon pemimpin masa depan (students are
today, leaders are tomorrow) dengan harapan agar generasi muda secara sadar mampu
membangun sistem nilai antikorupsi yang melekat pada jiwa dan karakter antikorupsi pada
dirinya.
B. Dasar Hukum.
1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Perlindungan Anak.
4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 3
3
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
7. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah
Tahun 2012-2014 (Stranas PPK) .
8. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
9. Inpres Nomor 17 tahun 2011 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi tahun 2012.
10. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013 tentang Aksi Percepatan Pemberantasan
Korupsi.
11. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Tahun 2014.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Buku
Teks Pelajaran Dan Buku Panduan Guru Untuk Pendidikan Dasar Dan Menengah.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, beserta salinannya.
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun
2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
4 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
4
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
a. sebagai acuan penyusunan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan monitoring
implementasi pembelajaran PPKn SD/MI yang terintegrasi nilai-nilai antikorupsi.
b. acuan supervisi akademik pembelajaran PPKn SD/MI yang terintegrasi nilai-nilai
antikorupsi.
c. acuan evaluasi dan monitoring keterlaksanaan pembelajaran PPKn SD/MI yang
terintegrasi nilai-nilai antikorupsi.
4. Bagi Dinas Pendidikan:
a. sebagai acuan penyusunan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan monitoring
program diseminasi model pengintegrasian pendidikan antikorupsi melalui mata
pelajaran PPKn SD/MI di daerah kabupaten/kota;
b. sebagai acuan dalam menyusun program anggaran daerah kabupaten/kota dalam
mengimplementasikan Pendidikan Antikorupsi.
D. Manfaat
Setelah menggunakan model ini, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan dinas
pendidikan dapat melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1. Membangun kehidupan sekolah sebagai lingkungan bebas dari korupsi dengan
mengembangkan kebiasaan (habit) antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Membina warga sekolah agar memiliki kompetensi seluruh dimensi kewarganegaraan,
yakni: (a) sikap kewarganegaraan termasuk keteguhan, komitmen dan tanggung jawab
kewarganegaraan (civic confidence, civic committment, and civic responsibility); (b)
pengetahuan kewarganegaraan; (c) keterampilan kewarganegaraan termasuk
kecakapan dan partisipasi kewarganegaraan (civic competence and civic responsibility).
3. Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah melalui pendidikan
antikorupsi yang diintegrasikan secara sistematis dan sistemik dalam mata pelajaran
PPKn.
E. Ruang lingkup
Ruang lingkup model ini berpijak pada pemahaman korupsi yang ditinjau dari
aspek/dimensi politik, sosiologi, ekonomi, dan hukum yang dikemas secara pedagogis dengan
pengembangan nilai-nilai acuan antikorupsi sebagai berikut.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 5
5
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
Dimensi dan Indikator Nilai Acuan
Pendidikan Antikorupsi Pendidikan Antikorupsi
6 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
6
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
1. Telaah terhadap Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan SD/MI yang diintegrasikan melalui subtansi atau isi materi kompetensi
dasar (KD) dari Kompetensi Inti kognitif (KI-3).
2. Penyusunan model Integrasi Pendidikan Antikorupsi pada Kompetensi Dasar Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan SD/MI. Yang menjadi bahan pembelajaran (Permendikbud
Nomor 57 Tahun 2014).
3. Penyusunan dan pengembangan Model Integrasi Pendidikan Antikorupsi pada Silabus Mata
Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SD/MI (Permendikbud No. 103
Tahun 2014).
4. Penyusunan dan pengembangan Model Integrasi Pendidikan Antikorupsi pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pembelajaran tematik yang terintegrasi pada
indikator mata pelajaran PPKn (Permendikbud No. 103 Tahun 2014).
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 7
7
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
8 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
BAB II
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 9
8
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
Pendidikan antikorupsi merupakan bagian atau irisan dari pendidikan karakter, yang
lebih fokus untuk mengembangkan nilai-nilai antikorupsi. Nilai-nilai antikorupsi berfungsi untuk
mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang, karena nilai dijadikan
standar perilaku yang baik. Menurut KBBI online 2017, “nilai diartikan sebagai pribadi yang
utuh, misalnya kejujuran; nilai yang berhubungan dengan akhlak; nilai yang berkaitan dengan
benar dan salah yang dianut oleh golongan atau masyarakat”. Oleh karena itu pembinaan
pengembangan nilai-nilai antikorupsi melalui pendidikan merupakan wahana untuk
mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai antikorupsi dalam diri seseorang agar
menjadi sikap dan perilaku antikorupsi. Antikorupsi dilihat dalam konteks pendidikan adalah
tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi korupsi, merupakan keseluruhan upaya untuk
mendorong generasi-generasi mendatang mengembangkan sikap menolak secara tegas setiap
bentuk tindak korupsi (Buchori, Muchtar, 2007).
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam memberantas korupsi dengan
penetapan berbagai peraturan perundang-undangan, namun belum menampakkan hasil yang
optimal. Oleh karena itu diperlukan terobosan dengan cara pencegahan, yaitu dengan
membangun filosofi berupa penyemaian nalar dan nilai-nilai yang bebas dari korupsi melalui jalur
pendidikan. Jalur pendidikan memiliki posisi sangat vital dalam upaya membangun sikap dan
perilaku antikorupsi, khususnya sektor pendidikan formal diharapkan dapat berperan dalam
memenuhi kebutuhan pencegahan korupsi sebagai preventive strategi. Dalam hal ini peserta
didik dijadikan sebagai target sekaligus diberdayakan sebagai penekan lingkungan agar tidak
permissive to corruption dan bersama-sama bangkit melawan korupsi.
Agar sikap dan perilaku antikorupsi dapat menjadi karakter peserta didik, maka
pendidikan antikorupsi melalui pendidikan formal di sekolah harus diorientasikan pada tataran
moral action, agar peserta didik tidak hanya berhenti pada kompetensi (competence) saja, tetapi
sampai memiliki kemauan (will), dan kebiasaan (habit) dalam mewujudkan nilai-nilai dalam
kehidupan sehari-hari. Lickona (1991), menyatakan bahwa untuk mendidik moral anak sampai
pada tataran moral action diperlukan tiga proses pembinaan yang berkelanjutan mulai dari
proses moral knowing, moral feeling, hingga sampai pada moral action. Ketiganya harus
dikembangkan secara terpadu dan seimbang. Dengan demikian diharapkan potensi peserta
didik dapat berkembang secara optimal, baik pada aspek kecerdasan intelektual, yaitu memiliki
kecerdasan, kemampuan membedakan yang baik dan buruk, benar dan salah, serta
menentukan mana yang bermanfaat. Kecerdasan emosional, berupa kemampuan
mengendalikan emosi, menghargai dan mengerti perasaan orang lain, dan mampu bekerja
dengan orang lain. Kecerdasan sosial, yaitu memiliki kemampuan berkomunikasi, senang
menolong, berteman, senang bekerja sama, senang berbuat untuk menyenangkan orang lain.
Kecerdasan spritual, yaitu memiliki kemampuan iman yang anggun, merasa selalu diawasi oleh
Allah, gemar berbuat baik karena lillahi ta’alah, disiplin beribadah, sabar, ikhtiar, jujur, pandai
bersyukur dan berterima kasih. Sedangkan kecerdasan kinestetik, adalah menciptakan
10 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
9
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
keperdulian terhadap dirinya dengan menjaga kesehatan jasmani, tumbuh dari rizki yang hahal,
dan sebagainya. Maka sosok manusia yang mengembangkan berbagai kecerdasan tersebut,
diharapkan siap menghadapi dan memberantas perbuatan korupsi atau bersikap antikorupsi.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 11
10
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
kampanye pemilu mereka. Korupsi politis semacam ini terjadi dibanyak negara dan
memberikan ancaman besar bagi warga negaranya. Secara umum, korupsi mengkikis
kemampuan institusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber
daya, dan pejabat diangkat atau dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang
bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti
kepercayaan dan toleransi.
2. Dimensi Sosiologi
Pada prinsipnya sosiologi merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari
masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, meliputi sifat, perlaku, dan
perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Allan Jhonson (Wikipedia,
ensiklopedia bebas-Sosiologi 23/02/2008), mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem
sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang
yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.
Manusia sebagai mahluk sosial, dalam kehidupan bermasyarakat sangat
membutuhkan keberadaan orang lain dengan mengadakan hubungan sosial. Hubungan
sosial tersebut dapat terjadi karena adanya kontak dan interaksi dari berbagai perilaku
manusia, inilah yang disebut sebagai interaksi sosial. Berkaitan dengan hal tersebut,
perbuatan korupsi merupakan salah satu konsekuensi dari interkasi antar individu baik
dalam bentuk individu maupun kelompok yang merupakan wujud dari penyimpangan sosial.
Ketika salah satu pihak melakukan suatu tindakan penyimpangan dan tindakan menyimpang
tersebut merugikan pihak lain, maka tindakan individu atau kelompok tersebut dapat
dikatakan sebagai suatu tindakan korupsi.
Penyimpangan sosial dapat dilakukan secara individu (individual deviation), yaitu
tindak kejahatan atau kerusuhan dengan tidak peduli terhadap peraturan atau norma yang
berlaku secara umum dalam lingkungan masyarakat sehingga menimbulkan kerugian,
keresahan, ketidakamanan, ketidaknyamanan atau bahkan menyakiti. Sedangkan
penyimpangan yang berbentuk kelompok atau kolektif (group deviation) merupakan suatu
perilaku menyimpang yang dilakukan oleh kelompok orang secara bersama-sama dengan
melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Akibat yang ditimbulkannya sama
dengan penyimpangan yang dilakukan secara individu. Bentuk penyimpangan sosial secara
kelompok dapat terjadi dengan adanya pergaulan atau pertemanan sekelompok orang yang
menimbulkan solidaritas antar anggotanya sehingga mau tidak mau terkadang harus ikut
dalam tindak kejahatan kelompok. Hal ini biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi
maupun terbuka, seperti merampok, menjajah, melakukan korupsi, sindikat curanmor dan
lain-lain.
Dengan adanya penyimpangan sosial tersebut perlu adanya pengendalian sosial,
12 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
11
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
yaitu suatu upaya yang ditempuh sekelompok orang atau masyarakat melalui mekanisme
tertentu untuk mencegah dan meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku
menyimpang/membangkang serta mengajak dan mengarahkannya untuk berperilaku dan
bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Pengendalian sosial tersebut dapat
dilaksanakan melalui jalur hukum (yang harus kita lakukan), norma-norma (yang biasanya
kita lakukan), dan petunjuk moral (yang seharusnya kita lakukan).
Soerjono Soekanto (www.dikmenum.go.id I. 08/07/2008), menyatakan bahwa
pengendalian sosial adalah suatu proses baik yang direncanakan atau tidak direncanakan,
yang bertujuan untuk mengajak, membimbing atau bahkan memaksa warga masyarakat
agar mematuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang berlaku. Dengan demikian, pengendalian
sosial meliputi proses sosial yang direncanakan maupun tidak direncanakan (spontan) untuk
mengarahkan seseorang atau kelompok orang. Selain itu pengendalian sosial pada
dasarnya merupakan sistem dan proses yang mendidik, mengajak dan bahkan memaksa
warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan norma-norma sosial.
Berkaitan dengan korupsi yang merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial,
maka dalam hal ini perlu dilakukan pengendalian sosial melalui system mendidik dan
mengarahkan melalui mekanisme tertentu. Mendidik dimaksudkan agar dalam diri
seseorang terdapat perubahan sikap dan tingkah laku untuk bertindak sesuai dengan
norma-norma yang berlaku yaitu bersikap anti-korupsi. Mengajak bertujuan mengarahkan
agar perbuatan seseorang didasarkan pada norma-norma yang berlaku dan tidak menurut
kemauan individu-individu atau kelompok yang melakukan korupsi.
3. Dimensi Ekonomi
Korupsi mempersulit pembangunan ekonomi dan mengurangi kualitas pelayanan
pemerintahan antara lain dengan membuat distorsi (kekacauan) dan ketidak efisienan yang
tinggi. Sebagai contoh dalam sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena
kerugian dari pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat
korup. Walaupun terdapat pendapat yang menyatakan bahwa korupsi mengurangi ongkos
(niaga) dengan mempermudah birokrasi. Sedangkan di sektor publik korupsi menimbulkan
distorsi dengan mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat dimana suap
dan upah tersedia lebih banyak. Baik di sector privat maupun publik, dimungkinkan pejabat
membuat aturan-aturan baru dan hambatan baru sebagai tambahan kompleksitas proyek
masyarakat untuk menyembunyikan praktek korupsi. Hal ini mengakibatkan lebih banyak
kekacauan. Korupsi juga mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan,
lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan
pemerintahan dan infrastruktur; serta menambahkan tekanan-tekanan terhadap anggaran
pemerintah.
Korupsi di bidang ekonomi juga menyebabkan persaingan yang tidak kompetitif antar
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 13
12
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
pelaku ekonomi (pengusaha) karena semua proses harus melalui uang pelicin dan
memerlukan waktu yang relative lama. Hal ini mengakibatkan munculnya kekacauan
"lapangan perniagaan". Perusahaan yang memiliki koneksi dilindungi dari persaingan dan
sebagai hasilnya mempertahankan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien. Sedangkan
bagi masyarakat bawah, korupsi menimbulkan biaya hidup yang lebih tinggi dan harga-
harga menjadi lebih mahal sebagai dampak adanya “ongkos manajemen” seperti
dipaparkan di atas. Akibatnya muncul banyak pengemis, penganguran, pemerasan, hingga
pembunuhan yang sumber utamanya adalah uang untuk memenuhi kebutuhan dan
mempertahankan hidup. Inilah yang menyebabkan korupsi dikualifikasikan sebagai
pelanggaran Hak Ekonomi.
4. Dimensi Hukum
Keberhasilan pemerintah dan kekuasaan suatu Negara seperti Indonesia adalah
bagaimana kebijakan negara mencegah dan memberantas korupsi secara optimal, masalah
korupsi pada dasarnya tidak bersaandar pada legitimasi hukum saja, tetapi terkait dengan
aspek ekonomi, sosial dan politik. Seno Adji (2009) berpendapat bahwa korupsi di Indonesia
sudah tersistem (systemic corruption) yang melibatkan kelembagaan yang dikategorikan
sebagai penyakit yang sulit pembuktiannya bahkan lekat sekali dengan kekuasaan. Sistem
harus ditelaah sebagai kesatuan yang meliputi tindakan re-evaluasi, reposisi, dan
pembaharuan struktur, substansi hukum khususnya budaya hukum sebagai cermin etika
dan integritas penegakan hukum. Budaya hukum merupakan aspek penting yang melihat
bagaimana masyarakat menganggap ketentuan sebagai civic-minded, sehingga masyarakat
selalu taat dan menyadari betapa pentingnya hukum sebagai regulasi.
Praktek korupsi di Indonesia lebih transparan setelah berbagai kasus yang menimpa
para politikus secara beruntun terkuak, meskipun dalam penyelesaiannya masih terdapat
kendala karena kompleksitas dan keluasan aspek serta konspirasnyai. Menurut Laila (2009)
paling tidak ada tiga relasi konspirasi yang melakukan intervensi saling menguntungkan
terhadap proyek-proyek atau berbagai kegiatan. Pertama, antar pejabat dalam suatu
instansi pemerintah maupun antar instansi, termasuk di dalamnya melibatkan pejabat di
bidang keamanan (militer dan kepolisian). Kedua, antara pejabat dengan pengusaha,
dimana para pengusaha karena sudah memiliki jaringan di dalam dan benar-benar
mengetahui apa yang dimaui para pejabat itu, selalu saja survive kendati terjadi pergantian
pejabat dalam lingkungan birokrasi. Ketiga, antara pengusaha dengan pengusaha. Relasi
terakhir biasanya terjadi dalam proses tender proyek, dimana diantara mereka sudah saling
mengerti untuk sama “memperoleh jatah” dengan saling membantu atau tidak saling
mengganjal. Wujudnya antara lain “pendamping” dalam proses tender tertentu, dimana sang
pendamping itu juga sekaligus memperoleh “bagian atau prosentase” dari sang pemenang,
sehingga pelaksanaan tender sebenarnya hanya formalitas dan akal-akalan saja.
14 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
13
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup
unsur-unsur sebagai berikut:
1. Perbuatan melawan hukum;
2. Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;
3. Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;
4. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, diantaranya:
1. Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan);
2. Penggelapan dalam jabatan;
3. Pemerasan dalam jabatan;
4. Ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara);
5. Menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 15
14
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
16 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
15
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
pada tahun 2009, yang selanjutnya dikembangkan dalam buku Model Pengintegrasian
Pendidikan Antikorupsi pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SD/MI,
SMP/MTs dan SMA/SMK/MA. Nilai-nilai antikorupsi tersebut adalah: nilai kesetaraan,
kebersamaan, komitmen, konsekuen, kepemilikan, hemat, bijaksana, berbagi, ikhlas, rajin,
sportif, tanggung jawab, disiplin, jujur, sederhana, kerja keras, mandiri, adil, berani, dan
peduli. Secara lengkap disajikan dalam kolom yang terdapat pada halaman duapuluh satu
(21) di atas.
Adapun proses internalisasi nilai-nilai antikorupsi terhadap peserta didik, dilaksanakan
di sekolah melalui proses pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Pembinaannya
dilakukan secara berkelanjutan, dimulai dari proses moral knowing, moral feeling, hingga
sampai pada moral action. Karena pembinaannya sampai kepada moral action, maka
implementasinya perlu ditindaklanjuti dengan membangun ”kantin kejujuran” di sekolah
sebagai praktik moral action yang harus dirancang sesuai dengan muatan sifat edukasi.
Kantin Kejujuran, tak ubahnya seperti kebanyakan kantin lainnya. Perbedaannya terdapat
pada pengelolaan dan pola pembayaran yang menitikberatkan pada kesadaran pembeli.
Kantin ini dimaksudkan sebagai ajang pembelajaran bagi generasi muda tentang pentingnya
kejujuran terhadap diri sendiri dan lingkungannya, sehingga mereka akan menjadi penerus
bangsa yang jujur untuk memajukan bangsa dan negara.
Kantin Kejujuran merupakan laboratorium perilaku yang dapat merefleksikan
perilaku/tabiat peserta didik yang ada di suatu sekolah. Jika kantin tidak bertahan lama
karena bangkrut, maka hampir dipastikan peserta didik di sekolah itu tidak berperilaku jujur.
Sebaliknya, kantin akan semakin maju ketika peserta didik memegang tinggi asas kejujuran
dalam kesehariannya. Oleh karena itu, kantin kejujuran perlu diterapkan di satuan
pendidikan sebagai upaya prepentif bagi generasi muda agar tidak permissive to corruption.
Sebab prevention is better than cure, pencegahan lebih baik dari pada mengobati.
Hasil yang diharapkan dari intervensi di jalur pendidikan adalah: Kaum muda
khususnya pelajar dapat lebih memahami tindak pidana korupsi, dan mulai berani berkata,
bersikap, dan bertindak ANTIKORUPSI, yang pada gilirannya dapat mewarnai, mendorong
masyarakat dan lingkungan sekitarnya untuk bersama-sama bangkit melawan korupsi.
Dengan kondisi demikian diharapkan dapat membawa negeri ini keluar dari perangkap
korupsi serta mengembalikan kewibawaan serta harga diri bangsa.
Berdasarkan uraian tentang pendidikan antikorupsi tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa diimplementasikannya pendidikan antikorupsi pada jalur pendidikan formal sangat
mendukung fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang dinyatakan dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 yang menyatakan
secara eksplisit bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 17
16
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.” Dengan demikian, pembinaan pendidikan antikorupsi
pada jalur pendidikan di seluruh satuan pendidikan (sekolah) merupakan wahana untuk
mendukung dan mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
18 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
17
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
BAB III
Kurikulum 2013 Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dijabarkan menjadi 4 (empat) Kompetensi Inti (KI) yaitu: sikap spiritual (KI-1), sikap social (KI-2),
pengetahuan (KI-3), dan keterampilan (KI-4). Masing-masing kompetensi inti dijabarkan ke dalam sejumlah Kompetensi Dasar (KD) yang menjadi dasar
dan landasan dalam pengembangan proses pembelajaran.
Kompetensi dasar pada mata pelajaran PPKn di kelas III yang terkait dengan aspek pengetahuan terdapat 4 (empat) KD, yaitu KD 3.1, 3.2, 3.3, dan
Kompetensi Inti:
Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin
Pengetahuan
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
Keterampilan
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
19
18
20
Telaah kompetensi inti dan kompetensi dasar PPKn terhadap nilai-niai karakter Antikorupsi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menampilkan seluruh KD yang dikembangkan dari kompetensi inti ke dalam kolom sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, sesuai
dengan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016.
1.2 Menghargai kewajiban dan hak sebagai 2.2 Melaksanakan kewajiban dan hak 3.2 Mengidentifikasi kewajiban 4.2 Menyajikan hasil identifikasi
anggota keluarga dan warga sekolah sebagai anggota keluarga dan dan hak sebagai anggota kewajiban dan hak sebagai anggota
sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan warga sekolah keluarga dan warga sekolah keluarga dan warga sekolah
Yang Maha Esa.
1.3 Mensyukuri keberagaman karakteristik 2.3 Menampilkan kebersamaan dalam 3.3 Menjelaskan makna 4.3 Menyajikan makna keberagaman
individu di lingkungan sekitar sebagai keberagaman karakteristik individu keberagaman karakteristik karakteristik individu di lingkungan
anugerah Tuhan Yang Maha Esa. di lingkungan sekitar individu di lingkungan sekitar sekitar.
1.4 Mensyukuri makna bersatu dalam 2.4 Menampilkan sikap kerja sama 3.4 Memahami makna bersatu 4.4 Menyajikan bentuk-bentuk
keberagaman di lingkungan sekitar sebagai wujud bersatu dalam dalam keberagaman di kebersatuan dalam keberagaman di
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. keberagaman di lingkungan sekitar. lingkungan sekitar. lingkungan sekitar
3. Berdasarkan telaah terhadap KD sebagaimana dituangkan dalam langkah 2, maka KD yang dapat diintegrasikan dimensi, indikator, dan nilai-nilai
antikourupsi adalah sebagai berikut:
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
2.1 Bersikap jujur, peduli, kasih sayang berbicara (jujur) c. Melaksanakan pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih
sesuai dengan sila-sila Pancasila 3. Menunjukkan sikap santun selama (adil, berani).
dalam lambang negara “Garuda berinteraksi di rumah dan sekolah d. Melaksanakan musyawarah dalam menyelesaikan masalah
Pancasila” (peduli) (kebersamaan)
3.1 Memahami arti gambar pada 4. Menjelaskan makna simbol sila pertama 2. Sosiologi:
lambang negara “Garuda Pancasila” Pancasila a. Menepati janji (tanggung jawab)
21
20
22
DIMENSI DAN INDIKATOR NILAI-NILAI
No KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
ANTIKORUPSI
4.1 Menceritakan arti gambar pada 5. Mengidentifikasi contoh sikap b. Tidak diskriminatif dalam memberikan layanan (adil)
lambang negara “Garuda Pancasila” pengamalan sila pertama Pancasila c. Tidak nepotisme (adil, mandiri)
(jujur, tanggung jawab) d. Tidak kolusi (jujur, mandiri)
6. Menunjukkan contoh perilaku yang e. Melaksanakan kerjasama tanpa melihat perbedaan agama,
harus dihindari karena bertentangan sosial, dan ekonomi (kesetaraan)
dengan sila pertama Pancasila (antara f. Membunyikan radio, TV, tape dengan sewajarnya (bijaksana)
lain: nyontek, ambil barang/uang teman) g. Berpartisipasi menjaga keamanan lingkungan (peduli)
(peduli) h. Melakukan donor darah (Ikhlas).
7. Menyampaikan pendapat tentang sikap 3. Ekonomi:
pengamalan sila pertama Pancasila a. Melakukan persaingan secara sehat (tanggung jawab, jujur, kerja
keras).
Tema 3: Perubahan di Alam b. Tidak menyuap (jujur, disiplin)
1. Memberikan contoh hak dalam c. Tidak borosdalam menggunakan sumber daya /energi, dan dana
mengamalkan sila ke 1 sesuai (sederhana, tanggung jawab)
konteks/tema dalam keseharian d. Tidak melakukan penyimpangan alokasi dan distribusi (jujur,
2. Mendata hari besar keagamaan yang peduli dan tanggung jawab)
diperingati sebagai bentuk toleransi 4. Hukum:
beragama di Indonesia a. Tidak melakukan penggelapan dana, pajak, barang, dan
3. Memberikan contoh perilaku yang tepat sebagainya (jujur, tanggung jawab)
ketika menghadapi bencana alam, b. Tidak melakukan pemalsuan dokumen, surat, tanda tangan, dan
dengan cara membantu korban (peduli, sebagainya (jujur, tanggung jawab)
kebersamaan) c. Tidak melakukan pencurian dana, barang, waktu, ukuran yang
4. Membuat tabel tentang sikap yang merugikan pihak lain, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab,
dilakukan ketika menghadapi bencana disiplin)
5. Menunjukkan contoh memelihara dan d. Tidak melakukan penipuan terhadap pihak lain (jujur, tanggung
menjaga lingkungan sebagai bentuk jawab)
rasa syukur kepada Tuhan yang Maha e. Tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan
Esa (bijaksana). (tanggung jawab)
6. Mengidentifikasi bentuk tanggung jawab f. Tidak melakukan perusakan barang / fasilitas milik negara
bersama dalam menjaga lingkungan dari (tanggung jawab, peduli)
pemanasan global g. Tidak memberikan atau menerima gratifikasi (Sederhana, jujur)
7. Menyusun poster kampanye untuk h. Tidak menyalahi/melanggar aturan (disiplin, tanggung jawab
mencegah pemanasan global sebagai i. Melaksanakan keputusan dengan penuh tanggung jawab
bentuk tanggung jawab bersama untuk (komitmen)
menjaga lingkungan
8. Mempresentasikan kampanye untuk NILAI ACUAN ANTIKORUPSI
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya, berkata dan
bertindak benar, mengungkapkan sesuatu sesuai dengan
Tema 6: Indahnya Kebersamaan
kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap
1. Memberikan contoh pengamalan sila
setiap tindakan.
kedua Pancasila (menolong sesama
SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku yang tidak berlebihan,
teman yang kena bencana alam)
23
22
24
DIMENSI DAN INDIKATOR NILAI-NILAI
No KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
ANTIKORUPSI
(peduli) tidak banyak seluk-beluknya, tidak banyak pernik, lugas, apa
2. Berperilaku sesuai dengan sila kedua adanya, hemat, sesuai kebutuhan, dan rendah hati.
Pancasila (sesuai konteks). KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu dengan sungguh-
3. Menjelaskan makna simbol sila ketiga sungguh, pantang menyerah/ulet dan semangat dalam berusaha.
Pancasila. MANDIRI: dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung
4. Menunjukkan contoh gotong royong dengan orang lain, percaya pada kemampuan diri sendiri, mampu
(memperbaiki jalan desa) mengatur dirinya sendiri, dan mengambil inisiatif.
(kebersamaan) ADIL: sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak pilih kasih,
5. Berperilaku sesuai dengan sila ketiga berpihak/berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, tidak
Pancasila. sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan proporsional.
6. Menjelaskan makna simbol sila keempat BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang
Pancasila. besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut,
7. Memberikan contoh pengamalan sila gentar, kecut) dan pantang mundur.
keempat Pancasila (contoh: melakukan PEDULI: mengindahkan, memperhatikan (empati), menghirau-kan,
rapat dalam pembagian piket kelas menolong, toleran, setia kawan, membela, memahami,
melalui musyawarah (kesetaraan) menghargai, dan memperlakukan orang lain sebaik-baiknya.
8. Berperilaku sesuai dengan sila keempat
Pancasila.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
sebagai anggota keluarga dan 4. Mengidentifikasi kewajiban sebagai h. Tidak menyalahi/melanggar aturan (disiplin)
warga sekolah anggota keluarga i. Melaksanakan keputusan dengan penuh tanggung jawab
4.2 Menyajikan hasil identifikasi 5. Mengidentifikasi hak sebagai anggota (komitmen)
kewajiban dan hak sebagai anggota masyarakat
keluarga dan warga sekolah 6. Mengidentifikasi kewajiban sebagai NILAI ACUAN ANTIKORUPSI
anggota masyarakat KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan, sebanding
25
24
26
DIMENSI DAN INDIKATOR NILAI-NILAI
No KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
ANTIKORUPSI
7. Mengidentifikasi hak sebagai siswa di sepadan, seimbang.
sekolah KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti rasa persaudaraan/
8. Mengidentifikasi kewajiban sebagai kekeluargaan, sena sib sepenanggungan, dan merasa menjadi
siswa di sekolah satu kesatuan (integritas),
9. Melaksanakan kewajiban di sekolah KOMITMEN: Perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang
10. Melaksanakan tugas piket merawat telah disepakati), kontrak.
bunga disekolah (tanggung jawab) KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak
11. Mengidentifikasi hak sebagai warga teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan
Negara KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan
12. Mengidentifikasi kewajiban sebagai HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros, cermat.
warga Negara BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan
13. Bermain peran tentang kewajiban pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat,
sebagai warga Negara dalam manjaga teliti, dsb.)
kelestarian lingkungan (tanggung jawab) IKHLAS: bersih hati, tulus hati.
14. Menunjukkan perilaku ramah lingkungan BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri, saling memberi
(baik terhadap hewan maupun pengalaman.
tumbuhan) (tanggung jawab). RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun, sungguh2 bekerja, selalu
berusaha giat, terus menerus.
Tema 2: Perkembangan Teknologi SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap
1. Menyebutkan hak dalam kehidupan memegang keadilan).
sehari-hari di rumah secara tertulis TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya
2. Memberikan contoh kewajiban anggota (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan,
keluarga di rumah dsb. Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak
3. Menjelaskan hubungan antara hak dan mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima
kewajiban di rumah pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain,
4. Melaksanakan kewajiban dalam melaksanakan & menyelesaikan tugas sungguh-sungguh.
kehidupan sehari-hari sebagai warga di DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tepat waktu,
rumah tertib, dan konsisten.
5. Memberikan contoh kewajiban sebagai JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya, berkata dan
warga sekolah bertindak benar, mengungkapkan sesuatu sesuai dengan
kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap
6. Melaksanakan kewajiban sebagai warga
setiap tindakan.
sekolah
SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku yang tidak berlebihan,
7. Menunjukkan contoh penggunaan tidak banyak seluk-beluknya, tidak banyak pernik, lugas, apa
teknologi secara positif (tanggung
adanya, hemat, sesuai kebutuhan, dan rendah hati.
jawab).
KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu dengan sungguh-
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
6. Melaksanakan kebersamaan dalam
menjaga kelestarian sumber energy
(seperti mematikan kompor gas saat
tidak digunakan) (disiplin)
27
Tema 8: Bumi dan Alam Semesta
26
28
DIMENSI DAN INDIKATOR NILAI-NILAI
No KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
ANTIKORUPSI
1. Menunjukkan contoh sikap
menghargai hak orang lain dalam
kehidupan sehari-hari
2. Menerapkan sikap menghormati hak
orang lain sebagai bentuk kewajiban
sebagai anggota masyarakat.
3. Memberikan contoh hak dan
kewajiban sebagai warga dalam
kehidupan sehari-hari sesuai
konteks/tema.
4. Menceritakan hasil pengamatan
tentang hak dan kewajiban dalam
masyarakat sesuai konteks.
5. Mengamalkan sikap dan perilaku
tanggung jawab menjalankan hak dan
kewajiban sebagai warga dalam
kehidupan sehari-hari, dengan cara
menghormati orang lain ketika
merokok agar tidak terjadi polusi
udara (peduli)
MODEL PENGINTEGRASIAN
NILAI-NILAI ANTIKORUPSI KE DALAM MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
KELAS III
SEMESTER I
INDIKATOR
KOMPETENSI MATERI DIMENSI, INDIKATOR, DAN MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI
NO PENCAPAIAN
DASAR PEMBELAJARAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI NILAI-NILAI ANTIKORUPSI
KOMPETENSI
01. Tema 1: Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan 1. Politik:
1.1 Menerima 1. Mensyukuri 1. “Garuda Pancasila” a. Membuat kebijakan Arti simbol-simbol dalam “Garuda Pancasila
arti bintang, ditetapkannya sebagai lambang didasarkan pada Sebagaimana diketahui bahwa dalam lambing
kepentingan umum/bersama “Garuda Pancasila” terdapat symbol-simbol yang
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
rantai, “Garuda Pancasila” negara
pohon sebagai lambang 2. Contoh perilaku (adil) mengandung arti. Arti simbol-simbol dalam
beringin, negara terpuji (jujur ketika b. Melaksanakan kebijakan “Garuda Pancasila” antara lain sebagai berikut:
kepala 2. Menunjukkan contoh berbicara, santun didasari sikap menjunjung
banteng, perilaku jujur ketika selama berinteraksi tinggi kebenaran (jujur,
dan padi berbicara (jujur) di rumah dan berani) Makna sila pertama
29
28
30
INDIKATOR
KOMPETENSI MATERI DIMENSI, INDIKATOR, DAN MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI
NO PENCAPAIAN
DASAR PEMBELAJARAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI NILAI-NILAI ANTIKORUPSI
KOMPETENSI
kapas pada 3. Menunjukkan sikap sekolah. c. Melaksanakan pengawasan
lambang santun selama 3. Makna simbol sila kebijakan secara tidak
negara berinteraksi di rumah pertama Pancasila tebang pilih (adil, berani).
“Garuda dan sekolah (peduli) 4. Contoh sikap d. Melaksanakan musyawarah
Pancasila” 4. Menjelaskan makna pengamalan sila dalam menyelesaikan
sebagai simbol sila pertama pertama Pancasila masalah (kebersamaan)
anugerah Pancasila (jujur, tanggung 2. Sosiologi:
Tuhan Yang 5. Mengidentifikasi jawab) a. Menepati janji (tanggung
Maha Esa contoh sikap 5. Contoh perilaku jawab)
2.1 Bersikap pengamalan sila yang harus b. Tidak diskriminatif dalam
jujur, peduli, pertama Pancasila dihindari karena memberikan layanan (adil)
kasih (jujur, tanggung bertentangan c. Tidak nepotisme (adil, Simbol bintang bermakna bahwa bangsa
sayang jawab) dengan sila mandiri) Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan
sesuai 6. Menunjukkan contoh pertama Pancasila d. Tidak kolusi (jujur, mandiri) Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
dengan sila- perilaku yang harus (nyontek, ambil e. Melaksanakan kerjasama kepercayaannya.
sila dihindari karena barang/uang tanpa melihat perbedaan Dalam implementasinya pada kehidup-an sehari-
Pancasila bertentangan dengan teman). agama, sosial, dan ekonomi hari, kepercayaan dan ketaqwaan kepada Tuhan
dalam sila pertama Pancasila (kesetaraan) Yang Maha Esa dapat diwujudkan dalam bentuk
lambang (antara lain: nyontek, f. Membunyikan radio, TV, mendirikan sholat (Islam), kebaktian (Nasrani)
negara ambil barang/uang tape dengan sewajarnya sembahyang (Hindu) bersemedi dan lain-lain.
“Garuda teman) (peduli) (bijaksana) Kemudian dalam interaksi sosial, wujudnya dapat
Pancasila” 7. Menyampaikan g. Berpartisipasi menjaga berupa menghargai, menghormati, dan toleransi
3.1 Memahami pendapat tentang keamanan lingkungan terhadap orang lain yang berbeda agama, tidak
arti gambar sikap pengamalan sila (peduli) berbohong, dan menjalankan ajaran agamanya
pada pertama Pancasila h. Melakukan donor darah dengan sebaik-baiknya. Yang tidak kalah
lambang (Ikhlas). pentingnya lagi adalah menghindarkan diri dari
negara 3. Ekonomi: tindakan dan perbuatan yang merugikan orang
“Garuda a. Melakukan persaingan lain, seperti: nyontek, menipu, memeras, dan
Pancasila” secara sehat (tanggung mencuri (koruptif).
4.1 Mencerita- jawab, jujur, kerja keras). Sebagai peserta didik harus selalu menjaga situasi
kan arti b. Tidak menyuap (jujur, di sekolah agar selalu harmonis, jangan sampai
gambar disiplin) terdapat pertentangan atau keributan di sekolah
pada c. Tidak borosdalam disebabkan perbedaan agama. Jika terjadi
lambang menggunakan sumber daya pertentangan atau keributan di sekolah tugas kita
negara /energi, dan dana adalah melerai, mendamaikan secara adil dan
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
lambang sebagai bentuk rasa (antara lain:
negara syukur kepada Tuhan membiarkan peduli) selalu ingat bahwa yang kita lakukan selalu dilihat
“Garuda yang Maha Esa tanaman hidup g. Tidak memberikan atau oleh Tuhan Yang Maha Esa dicatat oleh Malaikat
Pancasila” (bijaksana). merana karena menerima gratifikasi (jujur) dan kelak harus dipertanggungjawabkan
3.1 Memahami 6. Mengidentifikasi tidak disiram, h. Tidak menyalahi/melanggar dihadapan Tuhan Yang Maha Esa. (kejujuran,
arti gambar bentuk tanggung membuang aturan (disiplin) tanggung jawab, disiplin)
31
30
32
INDIKATOR
KOMPETENSI MATERI DIMENSI, INDIKATOR, DAN MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI
NO PENCAPAIAN
DASAR PEMBELAJARAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI NILAI-NILAI ANTIKORUPSI
KOMPETENSI
pada jawab bersama dalam sampah i. Melaksanakan keputusan Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan,
lambang menjaga lingkungan sembarangan) dengan penuh tanggung senantiasa harus patuh dan taat menjalankan
negara dari pemanasan jawab (komitmen) perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan
“Garuda global Tuhan Yang Maha Esa. Pelaksanaan kita patuh
Pancasila” 7. Menyusun poster NILAI ACUAN ANTIKORUPSI pada agama ditampilkan dengan perilaku yang
4.1 Mencerita- kampanye untuk KESETARAAN: kesejajaran, sama santun dan peduli dengan sesama teman
kan arti mencegah tingkatan/kedudukan, disekolah maupun di rumah dengan menempatkan
gambar pemanasan global sebanding sepadan, seimbang. sederajat (sama) antara teman-teman lainnya
pada sebagai bentuk KEBERSAMAAN: hal bersama, (peduli). Selain itu, kita juga harus menghindarkan
lambang tanggung jawab seperti rasa persaudaraan/ diri dari tindakan dan perbuatan yang bukan hanya
negara bersama untuk kekeluargaan, sena sib merugikan orang lain tetapi juga diri sendiri, antara
“Garuda menjaga lingkungan sepenanggungan, dan merasa lain: merugikan/merusak lingkungan, seperti
Pancasila” 8. Mempresentasi-kan menjadi satu kesatuan membiarkan tanaman hidup merana karena tidak
kampanye untuk (integritas), disiram, membuang sampah sembarangan,
menjaga lingkungan KOMITMEN: Perjanjian, membiarkan saluran mampet, dan lain-lain.
dalam rangka keterikatan untuk melakukan
mensyukuri karunia sesuatu (yang telah disepakati),
Tuhan yang Maha Esa kontrak.
9. Menunjukkan contoh KONSEKUEN: Sesuai dengan apa
perilaku yang harus yang dikatakan/diperbuat,
dihindari karena berwatak teguh, tidak
merugikan/merusak menyimpang dari apa yang
lingkungan (peduli) sudah diputuskan
03. Tema 4: Peduli Lingkungan Sosial KEPEMILIKAN: perihal
1.1 Menerima 1. Mengidentifikasi 1. Contoh kepemilikan Pada pertemuan terdahulu kita sudah bahas arti
arti bintang, pengamalan sila pengamalan sila HEMAT: berhati-hati dalam dan contoh tindakan yang sesuai dengan sila
rantai, kedua Pancasila kedua Pancasila membelanjakan uang, tidak pertama Pancasila. Dalam bahasan berikut kita
pohon dalam kehidupan dalam kehidupan boros, cermat. akan mengkaji arti simbol sila-sila lainnya.
beringin, sehari-hari sehari-hari BIJAKSANA: selalu menggunakan
kepala (menolong teman akal budinya (pengalaman dan Makna sila kedua
2. Menyebutkan contoh
banteng, yang terjatuh dari pengetahuannya), arif, tajam Simbol rantai emas bermakna bahwa manusia itu
pengamalan sila
dan padi sepeda). pikiran, pandai dan hati-hati sederajat, dan bangsa Indonesia merasakan
kedua Pancasila
kapas pada (cermat, teliti, dsb.) dirinya sebagai bagian dari seluruh umat. Maka,
dalam kehidupan 2. Pentingnya dan
lambang IKHLAS: bersih hati, tulus hati. dalam kehidupan sehari-hari kita harus saling
sehari-hari (peduli) manfaat persatuan
negara BERBAGI: membagi sesuatu menghormati karena pada dasarnya kita
31
INDIKATOR
KOMPETENSI MATERI DIMENSI, INDIKATOR, DAN MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI
NO PENCAPAIAN
DASAR PEMBELAJARAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI NILAI-NILAI ANTIKORUPSI
KOMPETENSI
“Garuda pengamalan sila pengambilan bersama, membagi diri, saling memmiliki harkat, derajat, hak dan kewajiban yang
Pancasila” keempat Pancasila keputusan melalui memberi pengalaman. sama, dan pasti saling membutuhkan.
sebagai dalam kehidupan musyawarah RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), (kebersamaan).
anugerah sehari-hari 4. Macam-macam tekun, sungguh2 bekerja, Wujud pengamalan sila kedua antara lain: saling
Tuhan Yang 4. Menunjukkan cara pengamalan sila selalu berusaha giat, terus menghargai dan menghormati satu sama lain,
Maha Esa pengambilan kelima Pancasila menerus. terlepas apa agama kita, warna kulit, suku, dan
2.1 Bersikap keputusan yang tidak dalam kehidupan SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, golongan kita. Terkait dengan sila ini juga,
jujur, peduli, menyimpang dari hasil sehari-hari tegak (tetap pendirian, tetap menolong teman apalagi yang sedang kesusahan
kasih musyawarah 5. Contoh perilaku memegang keadilan). (misalnya jatuh dari sepeda) adalah tindakan yang
sayang (konsekuen) sesuai sila kelima TANGGUNG JAWAB: keadaan sangat terpuji. Apalagi bila di suatu daerah tertentu
sesuai 5. Mengidentifikasi (menjaga sarana wajib menanggung segala terjadi bencana, maka kita sangat ditekankan
dengan sila- pengamalan sila social) (peduli) sesuatunya (kalau terjadi apa- untuk memberikan pertolongan dan bantuan.
sila kelima Pancasila apa boleh dituntut,
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
lambang dan bertindak benar, persatuan, misalnya: membangun jalan desa,
negara mengungkapkan sesuatu membuat saluran air, menyediakan lapangan olah
“Garuda sesuai dengan kenyataan (tidak raga dan sebagainya
Pancasila” berbohong), dan punya niat Berikut contoh sikap yang mencerminkan di sila
yang lurus terhadap setiap Ketiga :
33
32
34
INDIKATOR
KOMPETENSI MATERI DIMENSI, INDIKATOR, DAN MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI
NO PENCAPAIAN
DASAR PEMBELAJARAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI NILAI-NILAI ANTIKORUPSI
KOMPETENSI
04. Tema 6: Indahnya Kebersamaan tindakan. • Bangga dan cinta terhadap tanah air dan
1.1 Menerima 1. Memberikan contoh 1. Contoh SEDERHANA: bersahaja, sikap bangsa.
arti bintang, pengamalan sila pengamalan sila dan perilaku yang tidak • Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan
rantai, kedua Pancasila kedua Pancasila berlebihan, tidak banyak seluk- negara
pohon (menolong sesama (menolong sesama beluknya, tidak banyak pernik, • Mengembangkan sikap saling menghargai.
beringin, teman yang kena teman yang kena lugas, apa adanya, hemat, • Membina hubungan baik dengan semua unsur
kepala bencana alam) bencana alam) sesuai kebutuhan, dan rendah bangsa
banteng, (peduli) 2. Makna simbol sila hati. • Memajukan pergaulan demi peraturan bangsa.
dan padi 2. Berperilaku sesuai ketiga Pancasila. KERJA KERAS: kegiatan • Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan
kapas pada dengan sila kedua 3. Contoh gotong melakukan sesuatu dengan Indonesia.
lambang Pancasila (sesuai royong sungguh-sungguh, pantang • Mengutamakan kepentingan bangsa di atas
negara konteks). (memperbaiki jalan menyerah/ulet dan semangat kepentingan pribadi atau golongan.
“Garuda 3. Menjelaskan makna desa) dalam berusaha.
Pancasila” simbol sila ketiga 4. Makna simbol sila MANDIRI: dalam keadaan dapat Makna sila keempat
sebagai Pancasila. keempat berdiri sendiri, tidak bergantung Simbul kepala banteng bermakna
anugerah 4. Menunjukkan contoh Pancasila. orang lain, percaya pada permusyawaratan, sebagai warga negara dan
Tuhan Yang gotong royong 5. Contoh kemampuan sendiri, mampu warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
Maha Esa (memperbaiki jalan pengamalan sila mengatur dirinya sendiri, dan mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang
2.1 Bersikap desa) (kebersamaan) keempat Pancasila mengambil inisiatif. sama. Salah satu perwujudan sila keempat adalah
jujur, peduli, 5. Berperilaku sesuai (rapat pembagian ADIL: sama berat, tidak berat mengutamakan kepentingan bersama
kasih dengan sila ketiga piket kelas melalui sebelah, tidak memihak /tidak (masyarakat, bangsa dan negara) di atas
sayang Pancasila. musyawarah pilih kasih, berpihak/berpegang kepentingan pribadi dan golongan. Oleh karena itu
sesuai 6. Menjelaskan makna kepada kebenaran, sepatutnya, apabila ada permasalahan bersama, musyawarah
dengan sila- simbol sila keempat tidak sewenang-wenang, berlandaskan kekeluargaan adalah cara terbaik
sila Pancasila. seimbang, netral, objektif dan untuk menyelesaikannya.Dalam musyawarah,
Pancasila 7. Memberikan contoh proporsional. setiap orang dapat menyampaikan pendapatnya
dalam pengamalan sila BERANI: mempunyai hati yang secara leluasa bagi penyelesaian permasalah-an
lambang keempat Pancasila mantap dan rasa percaya diri tersebut sehingga dapat diperoleh keputusan yang
negara (kesetaraan) yang besar dalam menghadapi terbaik bagi kepentingan bersama. Contoh
“Garuda 8. Berperilaku sesuai bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak musayawarah yang dilakukan di sekolah misalnya:
Pancasila” dengan sila keempat takut, gentar, kecut) dan saat para siswa akan membagi tugas piket untuk
3.1 Memahami Pancasila. pantang mundur. kebersihan dan kerapihan kelas.
arti gambar PEDULI: mengindahkan,
pada memperhatikan (empati), Makna sila kelima
lambang menghiraukan, menolong,
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
2.1 Bersikap pelaksanaan hak dan
jujur, peduli, kewajiban yang sesuai Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
kasih pengamalan sila Keadilan itu dijadikan landasan dan dasar bagi
sayang kelima Pancasila bangsa Indonesia dalam memandang dan
sesuai menjalani kehidupan. Berdasarkan pemahaman ini
dengan sila- bangsa Indonesia akan berusaha untuk hidup dan
35
34
36
INDIKATOR
KOMPETENSI MATERI DIMENSI, INDIKATOR, DAN MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI
NO PENCAPAIAN
DASAR PEMBELAJARAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI NILAI-NILAI ANTIKORUPSI
KOMPETENSI
sila menjalankan segala aktivitasnya sesuai dan
Pancasila selaras dengan nilai-nilai Ketuhanan,
dalam Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
lambang Keadilan.
negara Agar sikap perilaku kita sesuai dengan nilai-nilai
“Garuda Pancasila, maka sikap dan perilaku positif harus
Pancasila” dikembangkan. Sikap perilaku tersebut antara lain:
3.1 Memahami jujur, sederhana, peduli, berbagi dan ikhlas
arti gambar yang tercermin dalam perilaku sehari-hari
pada sehingga tercipta suasana yang kondusif bagi
lambang tumbuh dan berkembangnya karakter bangsa
negara yang baik.
“Garuda Sebaliknya sikap dan perilaku negatif harus
Pancasila” dihindari dan dijauhi dalam kehidupan sehari-hari,
4.1 Mencerita- misalnya: ambisi pribadi, perbuatan yang
kan arti menguntungkan kelompok tertentu, memberi
gambar janji-janji/iming-iming agar pihak lain melanggar
pada hukum, dan memberikan perlakuan tidak adil
lambang terhadap orang lain atau tebang pilih.
negara Perwujudannya dalam kehidupan bermasyarakat,
“Garuda berbangsa dan bernegara adalah berusaha
Pancasila” semaksimal mungkin bersikap dan bertindak yang
06. Tema 8: Bumi dan Alam Semesta sesuai dan sejalan dengan ajaran agama,
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
6. Menampilkan
3.1 Memahami merupakan tindakan koruptif. Dari uraian di atas
sosiodrama tentang
arti gambar dapat disimpulkan bahwa tindakan koruptif adalah
pentingnya kasih
pada tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
sayang dan
lambang Pancasila. Sikap dan perilaku negatif termasuk di
membantu orang lain.
negara dalamnya korupsi, dapat merugikan serta
37
36
38
INDIKATOR
KOMPETENSI MATERI DIMENSI, INDIKATOR, DAN MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI
NO PENCAPAIAN
DASAR PEMBELAJARAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI NILAI-NILAI ANTIKORUPSI
KOMPETENSI
“Garuda mengancam kepentingan masyarakat, bangsa dan
Pancasila” negara.
4.1 Mencerita-
kan arti
gambar
pada
lambang
negara
“Garuda
Pancasila”
07. Tema 1: Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan 1. Politik: Dalam kehidupan kita sebagai manusia,
1.2 Menghargai 1. Menunjukkan contoh 1. Macam-macam a. Membuat kebijakan banyak kedudukan atau posisi yang kita sandang.
kewajiban perilaku mengharagai hak sebagai didasarkan pada Di rumah misalnya, ada yang berkedudukan
dan hak hak sebagai rasa anggota keluarga kepentingan sebagai orang tua (ibu, ayah, nenek, kakek, om,
sebagai syukur kepada Tuhan 2. Contoh perilaku umum/bersama (adil) tante dsb), ada pula yang berkedudukan sebagai
anggota (ikhlas) mengharagai hak b. Melaksanakan kebijakan anak (kakak, adik, ponakan dsb). Di antara
keluarga 2. Melaksanakan orang lain didasari sikap menjunjung mereka sehari-harinya terjadi interaksi. Agar
dan warga peraturan yang telah 3. Macam-macam tinggi kebenaran (jujur, interaksi tersebut dapat berlangsung secara
sekolah ditetapkan di rumah kewajiban sebagai berani) damai, saling menghormati dan menghargai, maka
sebagai (tanggung jawab) anggota keluarga c. Melaksanakan pengawasan harus dilandaskan pada nilai, norma, dan etika.
wujud rasa 3. Mengidentifikasi hak 4. Macam-macam kebijakan secara tidak Salah satu bentuk nilai, norma, dan etika tersebut
syukur sebagai anggota hak sebagai siswa tebang pilih (adil, berani). adalah bahwa setiap kedudukan, melekat hak dan
kepada keluarga di sekolah d. Melaksanakan musyawarah kewajiban.
Tuhan Yang 4. Mengidentifikasi 5. Macam-macam dalam menyelesaikan
Maha Esa kewajiban sebagai kewajiban sebagai masalah (kebersamaan) Pengertian kewajiban dan hak
2.2 Melaksana- anggota keluarga siswa di sekolah 2. Sosiologi: Manusia sebagai makhluk Tuhan YME secara
kan 5. Mengidentifikasi hak 6. Macam-macam a. Menepati janji (tanggung kodrati dianugrahi hak dasar yang disebut hak
kewajiban sebagai anggota hak sebagai jawab) asasi, tanpa perbedaan antara satu dengan
dan hak masyarakat anggota b. Tidak diskriminatif dalam lainnya. Hak tersebut dianugerahkan sebagai
sebagai 6. Mengidentifikasi masyarakat memberikan layanan (adil) wujud kasih sayang Allah kepada manusia, agar
anggota kewajiban sebagai 7. Macam-macam c. Tidak nepotisme (adil, manusia dapat melaksanakan kewajiban yang
keluarga anggota masyarakat kewajiban sebagai mandiri) diberikan kepadanya.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
08. Tema 2: Perkembangan Teknologi penggelapan dana, pajak, contoh hak adalah: diasuh, dilindungi, dididik dan
1.2 Menghargai 1. Menyebutkan hak 1. Jenis-jenis hak barang, dan sebagainya difasilitasi agar tumbuh dengan sehat.
kewajiban dalam kehidupan dalam kehidupan (jujur, tanggung jawab) Sebagai siswa, kita juga perlu memahami hak dan
dan hak sehari-hari di rumah sehari-hari di b. Tidak melakukan kewajiban di sekolah yang merupakan bagian dari
sebagai secara tertulis rumah pemalsuan dokumen, surat, (tanggung jawab) individu dan bersifat (mandiri,)
39
38
40
INDIKATOR
KOMPETENSI MATERI DIMENSI, INDIKATOR, DAN MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI
NO PENCAPAIAN
DASAR PEMBELAJARAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI NILAI-NILAI ANTIKORUPSI
KOMPETENSI
anggota 2. Memberikan contoh 2. Contoh kewajiban tanda tangan, dan misalnya, hak menerima pelajaran, hak mendapat
keluarga kewajiban anggota anggota keluarga sebagainya (jujur, tanggung fasilitas sekolah, kewajiban melaksanakan piket
dan warga keluarga di rumah di rumah jawab) kelas dan sebagainya.
sekolah 3. Menjelaskan 3. Hubungan antara c. Tidak melakukan pencurian Sedangkan sebagai anggota masyara-kat,
sebagai hubungan antara hak hak dan kewajiban dana, barang, waktu, kewajiban kita antara lain: menjaga kebersihan
wujud rasa dan kewajiban di di rumah ukuran yang merugikan lingkungan (tidak mem-buang sampah
syukur rumah 4. Contoh kewajiban pihak lain, dan sebagainya sembarangan), merawat (tidak merusak) tanaman
kepada 4. Melaksanakan sebagai warga (jujur, tanggung jawab, yang ada, dsb. Adapun hak kita sebagai anggota
Tuhan Yang kewajiban dalam sekolah disiplin) masyarakat antara lain: memperoleh udara yang
Maha Esa kehidupan sehari-hari 5. Contoh d. Tidak melakukan penipuan bersih, keamanan, beribadah secara leluasa, dsb.
2.2 Melaksana- sebagai warga di penggunaan terhadap pihak lain (jujur,
kan rumah teknologi secara tanggung jawab) Contoh hak dan kewajiban
kewajiban 5. Memberikan contoh positif (tanggung e. Tidak melakukan Kalau dibuat dalam bentuk kolom, contoh hak dan
dan hak kewajiban sebagai jawab) persekongkolan dalam kewajibanmu sebagai anggota keluarga, sebagai
sebagai warga sekolah membuat putusan siswa dapat dilihat di bawah ini:
anggota 6. Melaksanakan (tanggung jawab)
keluarga kewajiban sebagai f. Tidak melakukan perusakan Hak Kewajiban
dan warga warga sekolah barang / fasilitas milik Sebagai 1. Mendapatkan 1.
sekolah 7. Menunjukkan contoh negara (tanggung jawab, anggota perlindungan Mengh
3.2 Mengidenti- penggunaan teknologi peduli) keluarga dari orang ormati
fikasi secara positif g. Tidak memberikan atau di rumah tua. orang tua
kewajiban (tanggung jawab) menerima gratifikasi (jujur) 2. Mendapakan 2. Membantu
dan hak h. Tidak menyalahi/melanggar pendidikan pekerjaan
sebagai aturan (disiplin) dari orang tua rumah
anggota i. Melaksanakan keputusan 3. Mendapatkan 3. Mematuhi
keluarga dengan penuh tanggung jaminan perintah
dan warga jawab (komitmen) kesehatan orang tua
sekolah dari orang tua 4. Menjaga
4.2 Menyajikan NILAI ACUAN ANTIKORUPSI 4. Mendapat kebersihan
hasil KESETARAAN: kesejajaran, sama kasih sayang dan
identifikasi tingkatan/kedudukan, dari orang tua Kenyamana
kewajiban sebanding sepadan, seimbang. n rumah
dan hak KEBERSAMAAN: hal bersama,
sebagai seperti rasa persaudaraan/
anggota kekeluargaan, sena sib
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
kewajiban Hak Warga Negara Indonesia:
dan hak SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, – Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
sebagai tegak (tetap pendirian, tetap bagi kemanusiaan.
anggota memegang keadilan). – Hak untuk hidup dan mempertahankan
keluarga TANGGUNG JAWAB: keadaan kehidupan.
dan warga wajib menanggung segala – Hak untuk membentuk keluarga dan
41
40
42
INDIKATOR
KOMPETENSI MATERI DIMENSI, INDIKATOR, DAN MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI
NO PENCAPAIAN
DASAR PEMBELAJARAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI NILAI-NILAI ANTIKORUPSI
KOMPETENSI
sekolah sesuatunya (kalau terjadi apa- melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang
4.2 Menyajikan apa boleh dituntut, sah.
hasil dipersalahkan, diperkarakan, – Hak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
identifikasi dsb. Misalnya berani dan siap berkembang.
kewajiban menerima resiko, amanah, – Hak untuk mengembangkan diri dan melalui
dan hak tidak mengelak, dan berbuat pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak
sebagai yang terbaik), hak fungsi mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan
anggota menerima pembebanan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan
keluarga sebagai akibat sikap pihak kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup
dan warga sendiri atau pihak lain, manusia.
sekolah melaksanakan &
10. Tema 7: Energi dan Perubahannya menyelesaikan tugas sungguh- Kewajiban Warga Negara Indonesia :
1.2 Menghargai 1. Menunjukkan hak dan 1. Contoh hak dan sungguh. – Wajib menaati hukum dan pemerintahan.
kewajiban kewajiban yang sesuai kewajiban yang DISIPLIN: tata tertib, ketaatan – Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
dan hak pengamalan sila sesuai (kepatuhan) pada peraturan, negara.
sebagai kelima Pancasila pengamalan sila tepat waktu, tertib, dan – Wajib menghormati hak asasi manusia orang
anggota 2. Berperilaku sesuai kelima Pancasila konsisten. lain.
keluarga dengan sila kelima 2. Bentuk perilaku JUJUR: lurus hati, tidak curang, – Wajib tunduk kepada pembatasan yang
dan warga Pancasila (sesuai yang sesuai tulus, dapat dipercaya, berkata ditetapkan dengan undang-undang.
sekolah kontek). dengan sila kelima dan bertindak benar, Sikap yang baik terhadap kewajiban dan hak
sebagai 3. Mengidentifikasi sikap Pancasila. mengungkapkan sesuatu adalah, kita harus mendahulukan pelaksanaan
wujud rasa yang menunjukkan 3. Contoh sikap yang sesuai dengan kenyataan (tidak kewajiban daripada menuntut hak. Sebab hak
syukur kerjasama dalam menunjuk-kan berbohong), dan punya niat pada hakikatnya merupakan balasan atas
kepada menjaga kelestarian kerjasama dalam yang lurus terhadap setiap kewajiban yang dilakukan, sehingga tidak hak
Tuhan Yang sumber energy menjaga tindakan. kalau tidak ada kewajiban.
Maha Esa 4. Mengidentifikasi sikap kelestarian sumber SEDERHANA: bersahaja, sikap
2.2 Melaksana- hemat energy sebagai energy dan perilaku yang tidak Menjaga kelestarian hidup
kan contoh kewajiban 4. Contoh kewajiban berlebihan, tidak banyak seluk- Alam memiliki kemampuan untuk memberikan
kewajiban sebagai warga negara sebagai warga beluknya, tidak banyak pernik, kehidupan bagi penduduk dunia. Kemampuan
dan hak di rumah dan di negara di rumah lugas, apa adanya, hemat, (potensi) yang ada pada alam untuk memenuhi
sebagai sekolah, seperti dan di sekolah, sesuai kebutuhan, dan rendah kebutuhan hidup manusia alam atau natural
anggota menggunakan air terkait dengan hati. resources bumi dengan segala isinya yang
keluarga seperlunya (peduli) penghemtan energi KERJA KERAS: kegiatan terkandung di dalmanya disebut pula dengan alam
dan warga 5. Menunjukkan contoh 5. Contoh melakukan sesuatu dengan dunia.
sekolah kewajiban dirumah kebersamaan sungguh-sungguh, pantang usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
sebagai sebagai anggota 3. Contoh hak dan
wujud rasa masyarakat. kewajiban sebagai kebutuhan udara yang bersih, aktivitas tersebut
syukur 3. Memberikan contoh warga dalam merupakan bagian dari pelaksanaan peduli
kepada hak dan kewajiban kehidupan sehari- lingkungan dan peduli terhadap manusia lain
Tuhan Yang sebagai warga dalam hari (peduli).
Maha Esa kehidupan sehari-hari 4. Pengamalan sikap Akhir-akhir ini berkembang teknologi informasi dan
43
42
44
INDIKATOR
KOMPETENSI MATERI DIMENSI, INDIKATOR, DAN MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI
NO PENCAPAIAN
DASAR PEMBELAJARAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI NILAI-NILAI ANTIKORUPSI
KOMPETENSI
2.2 Melaksana- sesuai konteks/tema. dan perilaku komunikasi yang begitu trend dan menguasai
kan 4. Menceritakan hasil tanggung jawab kehidupan anak-anak yaitu handphone (hp). Tidak
kewajiban pengamatan tentang menjalankan hak bisa disangkal penemuan teknologi yang serba
dan hak hak dan kewajiban dan kewajiban modern mempunyai dampak positif dan negatif.
sebagai dalam masyarakat sebagai warga Sikap yang baik terkait dengan hp adalah
anggota sesuai konteks. dalam kehidupan mengguna-kannya secara positif dan untuk hal-hal
keluarga 5. Mengamalkan sikap sehari-hari. yang positif, misalnya: mencari informasi untuk
dan warga dan perilaku tanggung pembelajaran dan dijadikan sebagai media
sekolah jawab menjalankan pembelajaran.
3.2 Mengidenti- hak dan kewajiban Meskipun siswa dapat membeli handphone yang
fikasi sebagai warga dalam canggih dan modern, namun siswa diharapkan
kewajiban kehidupan sehari-hari, membeli sesuai dengan kebutuhannya, sehingga
dan hak dengan cara tidak menimbulkan perbedaan yang mencolok
sebagai menghormati orang diantara teman-teman lainnya (sederhana).
anggota lain ketika merokok
keluarga agar tidak terjadi
dan warga polusi udara (peduli)
sekolah
4.2 Menyajikan
hasil
identifikasi
kewajiban
dan hak
sebagai
anggota
keluarga
dan warga
sekolah
Kompetensi Inti:
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanyakan berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
SEMESTER I
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
padi kapas berbicara (jujur) ketika berbicara, • Membaca bahan ajar (buku tema yang dibahas. dalam tema • Permendikbud
pada lambang 3. Menunjukkan sikap santun selama siswa) dan berbagai sumber • Tes digunakan untuk tersebut. Nomor. 24
negara santun selama berinteraksi di belajar tentang penjabaran menilai hasil belajar Tahun 2016.
“Garuda berinteraksi di rumah rumah dan sila pertama dalam secara individu • Permendikbud
Pancasila” dan sekolah (peduli) sekolah. Pancasila. tentang pengetahuan No. 3 Tahun
sebagai 4. Menjelaskan makna 3. Makna simbol Menanya dari tema yang 2017.
45
44
46
Kompetensi Indikator Pencapaian Materi Alokasi
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Dasar Kompetensi Pembelajaran Waktu
anugerah simbol sila pertama sila pertama • Mengajukan pertanyaan dibahas. • www.wikipedia.c
Tuhan Yang Pancasila Pancasila tentang arti gambar “Garuda • Pengamatan, om
Maha Esa 5. Mengidentifikasi contoh 4. Contoh sikap Pancasila”. penilaian ini
2.1 Bersikap jujur, sikap pengamalan sila pengamalan sila • Menyusun pertanyaan yang merupakan penilaian
peduli, kasih pertama Pancasila (jujur, pertama terkait dengan simbol sila proses untuk menilai
sayang sesuai tanggung jawab) Pancasila (jujur, pertama dalam Pancasila. perilaku dan sikap
dengan sila- 6. Menunjukkan contoh tanggung jawab) • Menyusun pertanyaan peserta didik dalam
sila Pancasila perilaku yang harus 5. Contoh perilaku tentang contoh perilaku yang proses pembelajaran
dalam dihindari karena yang harus sesuai dengan sila pertama baik secara individu
lambang bertentangan dengan dihindari karena Pancasila dalam kehidupan maupun kelompok.
negara sila pertama Pancasila bertentangan sehari-hari
“Garuda (antara lain: nyontek, dengan sila Mengumpulkan Data
Pancasila” ambil barang/uang pertama • Mencari dari berbagai
3.1 Memahami arti teman) (peduli) Pancasila sumber tentang arti simbol
gambar pada 7. Menyampaikan (nyontek, ambil dan makna sila pertama
lambang pendapat tentang sikap barang/uang dalam Pancasila.
negara pengamalan sila pertama teman). • Mencari dari berbagai
“Garuda Pancasila sumber tentang nilai- nilai
Pancasila” sila pertama dalam
4.1 Menceritakan Pancasila.
arti gambar Mengasosiasi
pada lambang • Mendiskusikan arti simbol-
negara simbol dalam “Garuda
“Garuda Pancasila”.
Pancasila” • Mendiskusikan arti sila-sila
dalam Pancasila.
• Mendiskusikan makna nilai-
nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.
Mengkomunikasikan
• Mempresentasikan tugas
kelompok tentang simbol-
simbol dalam “Garuda
Pancasila”.
• Melaporkan secara tertulis
45
Kompetensi Indikator Pencapaian Materi Alokasi
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Dasar Kompetensi Pembelajaran Waktu
nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.
• Memajang hasil karya.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
3.1 Memahami arti Maha Esa (bijaksana). dihindari karena Mengumpulkan Data
gambar pada 6. Mengidentifikasi bentuk merugikan/merus • Mencari dari berbagai
lambang tanggung jawab bersama ak lingkungan sumber tentang arti dan
negara dalam menjaga (antara lain: makna toleransi.
“Garuda lingkungan dari membiarkan
• Mencari dari berbagai
Pancasila” pemanasan global tanaman hidup
47
46
48
Kompetensi Indikator Pencapaian Materi Alokasi
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Dasar Kompetensi Pembelajaran Waktu
4.1 Menceritakan 7. Menyusun poster merana karena sumber tentang perilaku
arti gambar kampanye untuk tidak disiram, yang tepat terhadap
pada lambang mencegah pemanasan membuang lingkungan dan dalam
negara global sebagai bentuk sampah menghadapi bencana alam.
“Garuda tanggung jawab bersama sembarangan) Mengasosiasi
Pancasila” untuk menjaga • Mendiskusikan arti dan
lingkungan makna toleransi.
8. Mempresentasikan • Mendiskusikan tentang
kampanye untuk perilaku yang tepat terhadap
menjaga lingkungan lingkungan dan dalam
dalam rangka menghadapi bencana alam.
mensyukuri karunia Mengkomunikasikan
Tuhan Yang Maha Esa • Mempresentasikan tugas
9. Menunjukkan contoh kelompok tentang arti dan
perilaku yang harus makna toleransi.
dihindari karena • Melaporkan secara tertulis
merugikan/merusak hasil diskusi tentang perilaku
lingkungan (peduli) yang tepat terhadap
lingkungan dan dalam
menghadapi bencana alam.
• Memajang hasil karya
(poster) untuk menjaga
lingkungan.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
• Melaporkan secara tertulis
hasil diskusi tentang perilaku
yang sesuai sila kedua
Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
49
48
50
Kompetensi Indikator Pencapaian Materi Alokasi
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Dasar Kompetensi Pembelajaran Waktu
Tema 6: Indahnya Kebersamaan
1.1 Menerima arti 1. Memberikan contoh 1. Contoh Mengamati • Portofolio, penilaian 1 (satu) • Tematik
bintang, rantai, pengamalan sila kedua pengamalan sila • Mengamati foto kerja bakti. ini digunakan untuk bulan Terpadu Untuk
pohon Pancasila (menolong kedua Pancasila • Menyimak penjelasan guru menilai hasil sesuai SD/MI Kelas
beringin, sesama teman yang (menolong tentang penjelasan sila pekerjaan baik jumlah III, Jakarta:
kepala kena bencana alam) sesama teman kedua, ketiga & keempat individu maupun pertemuan Kemdikbud,
banteng, dan (peduli) yang kena Pancasila kelompok tentang PPKn 2015.
padi kapas 2. Berperilaku sesuai bencana alam) • Membaca berbagai sumber tema yang dibahas. dalam tema • Permendikbud
pada lambang dengan sila kedua 2. Makna simbol belajar tentang penjabaran • Tes digunakan untuk tersebut. Nomor. 24
negara Pancasila (sesuai sila ketiga sila kedua, ketiga Pancasila. menilai hasil belajar Tahun 2016.
“Garuda konteks). Pancasila. Menanya secara individu • Permendikbud
Pancasila” 3. Menjelaskan makna 3. Contoh gotong • Mengajukan pertanyaan tentang pengetahuan No. 3 Tahun
sebagai simbol sila ketiga royong tentang arti dan makna dari tema yang 2017.
anugerah Pancasila. (memperbaiki symbol sila kedua, ketiga& dibahas. • www.wikipedia.c
Tuhan Yang 4. Menunjukkan contoh jalan desa) keempat Pancasila. • Pengamatan, om
Maha Esa gotong royong 4. Makna simbol • Menyusun pertanyaan penilaian ini
2.1 Bersikap jujur, (memperbaiki jalan desa) sila keempat tentang contoh perilaku yang merupakan penilaian
peduli, kasih (kebersamaan) Pancasila. sesuai dengan sila kedua, proses untuk menilai
sayang sesuai 5. Berperilaku sesuai 5. Contoh ketiga& keempat Pancasila perilaku dan sikap
dengan sila- dengan sila ketiga pengamalan sila dalam kehidupan sehari-hari peserta didik dalam
sila Pancasila Pancasila. keempat Mengumpulkan Data proses pembelajaran
dalam 6. Menjelaskan makna Pancasila (rapat • Mencari dari berbagai baik secara individu
lambang simbol sila keempat pembagian piket sumber tentang arti simbol maupun kelompok.
negara Pancasila. kelas melalui dan makna sila kedua,
“Garuda 7. Memberikan contoh musyawarah ketiga& keempat Pancasila.
Pancasila” pengamalan sila • Mencari dari berbagai
3.1 Memahami arti keempat Pancasila sumber tentang perilaku
gambar pada (kesetaraan) yang sesuai dengan sila
lambang 8. Berperilaku sesuai kedua, ketiga & keempat
negara dengan sila keempat Pancasila.
“Garuda Pancasila. Mengasosiasi
Pancasila”
• Mendiskusikan arti simbol-
4.1 Menceritakan
dan makna sila kedua, ketiga
arti gambar
& keempat Pancasila.
pada lambang
• Mendiskusikan perilaku yang
negara
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Maha Esa pelaksanaan hak dan tentang contoh perilaku yang penilaian ini
2.1 Bersikap jujur, kewajiban yang sesuai sesuai dengan sila kelima merupakan penilaian
peduli, kasih pengamalan sila kelima Pancasila dalam kehidupan proses untuk menilai
sayang sesuai Pancasila sehari-hari perilaku dan sikap
dengan sila- Mengumpulkan Data peserta didik dalam
sila Pancasila
51
50
52
Kompetensi Indikator Pencapaian Materi Alokasi
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Dasar Kompetensi Pembelajaran Waktu
dalam • Mencari dari berbagai proses pembelajaran
lambang sumber tentang arti simbol baik secara individu
negara dan makna sila kelima maupun kelompok.
“Garuda Pancasila.
Pancasila” • Mencari dari berbagai
3.1 Memahami arti sumber perilaku yang sesuai
gambar pada dengan sila kelima
lambang Pancasila.
negara Mengasosiasi
“Garuda • Mendiskusikan arti simbol
Pancasila” dan makna sila kelima
4.1 Menceritakan Pancasila.
arti gambar • Mendiskusikan perilaku yang
pada lambang sesuai dengan sila kelima
negara Pancasila dalam kehidupan
“Garuda sehari-hari.
Pancasila” Mengkomunikasikan
• Mempresentasikan tugas
kelompok tentang simbol dan
makna sila kelima Pancasila.
• Melaporkan secara tertulis
hasil diskusi tentang perilaku
yang sesuai dengan sila
kelima Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
dan lingkungan.
• Melaporkan secara tertulis
hasil diskusi tentang
perwujudan keadilan
terhadap sesama dan
lingkungan dalam kehidupan
53
52
54
Kompetensi Indikator Pencapaian Materi Alokasi
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Dasar Kompetensi Pembelajaran Waktu
sehari-hari.
SEMESTER II
Tema 1: Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan
1.2 Menghargai 1. Menunjukkan contoh 1. Macam-macam Mengamati • Portofolio, penilaian 1 (satu) • Tematik
kewajiban dan perilaku mengharagai hak sebagai • Mengamati beberapa foto ini digunakan untuk bulan Terpadu Untuk
hak sebagai hak sebagai rasa syukur anggota kejadian di rumah, sekolah menilai hasil sesuai SD/MI Kelas
anggota kepada Tuhan (ikhlas) keluarga dan masyarakat. pekerjaan baik jumlah III, Jakarta:
keluarga dan 2. Melaksanakan peraturan 2. Contoh perilaku • Menyimak penjelasan guru individu maupun pertemuan Kemdikbud,
warga sekolah yang telah ditetapkan di mengharagai tentang interaksi yang terjadi kelompok tentang PPKn 2015.
sebagai wujud rumah (tanggung jawab) hak orang lain di rumah, sekolah dan tema yang dibahas. dalam tema • Permendikbud
rasa syukur 3. Mengidentifikasi hak 3. Macam-macam masyarakat. • Tes digunakan untuk tersebut. Nomor. 24
kepada Tuhan sebagai anggota kewajiban • Membaca bahan ajar dari menilai hasil belajar Tahun 2016.
Yang Maha keluarga sebagai anggota berbagai sumber tentang hak secara individu • Permendikbud
Esa 4. Mengidentifikasi keluarga dan kewajiban. tentang pengetahuan No. 3 Tahun
2.2 Melaksana- kewajiban sebagai 4. Macam-macam Menanya dari tema yang 2017.
kan kewajiban anggota keluarga hak sebagai • Mengajukan pertanyaan dibahas. • www.wikipedia.c
dan hak 5. Mengidentifikasi hak siswa di sekolah tentang hubungan hak dan • Pengamatan, om
sebagai sebagai anggota 5. Macam-macam kewajiban. penilaian ini
anggota masyarakat kewajiban • Menyusun pertanyaan merupakan penilaian
keluarga dan 6. Mengidentifikasi sebagai siswa di tentang hak dan kewajiban proses untuk menilai
warga sekolah kewajiban sebagai sekolah sebagai anggota keluarga, perilaku dan sikap
3.2 Mengidenti- anggota masyarakat 6. Macam-macam sekolah dan masyarakat. peserta didik dalam
fikasi 7. Mengidentifikasi hak hak sebagai • Menyusun pertanyaan proses pembelajaran
kewajiban dan sebagai siswa di sekolah anggota tentang hak dan kewajiban baik secara individu
hak sebagai 8. Mengidentifikasi masyarakat terhadap lingkungan alam maupun kelompok.
anggota kewajiban sebagai siswa 7. Macam-macam (flora dan fauna).
keluarga dan di sekolah kewajiban Mengumpulkan Data
warga sekolah 9. Melaksanakan kewajiban sebagai anggota • Mencari dari berbagai
4.2 Menyajikan di sekolah masyarakat sumber tentang hak sebagai
hasil 10. Melaksanakan tugas 8. Contoh anggota keluarga, sekolah
identifikasi piket merawat bunga pelaksanaan dan masyarakat.
kewajiban dan disekolah (tanggung kewajiban di
• Mencari dari berbagai
hak sebagai jawab) sekolah
sumber tentang kewajiban
anggota 11. Mengidentifikasi hak 9. Macam-macam
sebagai anggota keluarga,
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Tema 2: Perkembangan Teknologi
1.2 Menghargai 1. Menyebutkan hak dalam 1. Jenis-jenis hak Mengamati • Portofolio, penilaian 1 (satu) • Tematik
kewajiban dan kehidupan sehari-hari di dalam kehidupan • Mengamati beberapa foto ini digunakan untuk bulan Terpadu Untuk
55
54
56
Kompetensi Indikator Pencapaian Materi Alokasi
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Dasar Kompetensi Pembelajaran Waktu
hak sebagai rumah secara tertulis sehari-hari di kejadian di rumah, sekolah menilai hasil sesuai SD/MI Kelas
anggota 2. Memberikan contoh rumah dan masyarakat dan pekerjaan baik jumlah III, Jakarta:
keluarga dan kewajiban anggota 2. Contoh menyaksikan video tentang individu maupun pertemuan Kemdikbud,
warga sekolah keluarga di rumah kewajiban perkembangan teknologi. kelompok tentang PPKn 2015.
sebagai wujud 3. Menjelaskan hubungan anggota • Menyimak penjelasan guru tema yang dibahas. dalam tema • Permendikbud
rasa syukur antara hak dan keluarga di tentang teknologi sebagai • Tes digunakan untuk tersebut. Nomor. 24
kepada Tuhan kewajiban di rumah rumah media interaksi di rumah, menilai hasil belajar Tahun 2016.
Yang Maha 4. Melaksanakan kewajiban 3. Hubungan sekolah dan masyarakat. secara individu • Permendikbud
Esa dalam kehidupan sehari- antara hak dan • Membaca bahan ajar dari tentang pengetahuan No. 3 Tahun
2.2 Melaksana- hari sebagai warga di kewajiban di berbagai sumber tentang dari tema yang 2017.
kan kewajiban rumah rumah penggunaan teknologi dibahas. • www.wikipedia.c
dan hak 5. Memberikan contoh 4. Contoh secara bijak. • Pengamatan, om
sebagai kewajiban sebagai warga kewajiban Menanya penilaian ini
anggota sekolah sebagai warga • Mengajukan pertanyaan merupakan penilaian
keluarga dan 6. Melaksanakan kewajiban sekolah tentang dampak positif dan proses untuk menilai
warga sekolah sebagai warga sekolah 5. Contoh negatif penggunaan perilaku dan sikap
3.2 Mengidenti- 7. Menunjukkan contoh penggunaan teknologi dalam interaksi. peserta didik dalam
fikasi penggunaan teknologi teknologi secara • Menyusun pertanyaan proses pembelajaran
kewajiban dan secara positif (tanggung positif (tanggung tentang penggunaan baik secara individu
hak sebagai jawab) jawab) teknologi secara bijak. maupun kelompok.
anggota Mengumpulkan Data
keluarga dan • Mencari dari berbagai
warga sekolah sumber tentang dampak
4.2 Menyajikan positif dan negatif
hasil penggunaan teknologi dalam
identifikasi interaksi.
kewajiban dan • Mencari dari berbagai
hak sebagai sumber tentang penggunaan
anggota teknologi secara bijak.
keluarga dan Mengasosiasi
warga sekolah • Mendiskusikan dampak
positif dan negatif
penggunaan teknologi dalam
berinteraksi.
• Mendiskusikan penggunaan
teknologi secara bijak
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
3.2 Mengidenti- sumber tentang hak dan peserta didik dalam
fikasi kewajiban anggota proses pembelajaran
kewajiban dan masyarakat. baik secara individu
hak sebagai • Mencari dari berbagai maupun kelompok.
anggota sumber tentang peduli pada
keluarga dan
57
56
58
Kompetensi Indikator Pencapaian Materi Alokasi
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Dasar Kompetensi Pembelajaran Waktu
warga sekolah sesama.
4.2 Menyajikan Mengasosiasi
hasil • Mendiskusikan tentang hak
identifikasi dan kewajiban anggota
kewajiban dan masyarakat
hak sebagai • Mendiskusikan sikap dan
anggota perilaku peduli sasama.
keluarga dan Mengkomunikasikan
warga sekolah • Mempresentasikan tugas
kelompok tentang hak dan
kewajiban anggota
masyarakat.
• Melaporkan secara tertulis
hasil diskusi tentang sikap &
perilaku peduli sesama dlm
kehidupan sehari-hari.
57
Kompetensi Indikator Pencapaian Materi Alokasi
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Dasar Kompetensi Pembelajaran Waktu
3.2 Mengidenti- seperti menggunakan air sebagai warga energi dalam kehidupan perilaku dan sikap
fikasi seperlunya (peduli) negara di rumah sehari-hari peserta didik dalam
kewajiban dan 5. Menunjukkan contoh dan di sekolah, Mengumpulkan Data proses pembelajaran
hak sebagai kewajiban dirumah terkait dengan • Mencari dari berbagai baik secara individu
anggota (seperti mematikan listrik penghemtan sumber tentang upaya- maupun kelompok.
keluarga dan jika tidak digunakan energy upaya pelestarian sumber
warga sekolah sebagaimana mestinya) 5. Contoh energi.
4.2 Menyajikan (tanggung jawab) kebersamaan • Mencari dari berbagai
hasil 6. Melaksanakan dalam menjaga sumber tentang penggunaan
identifikasi kebersamaan dalam kelestarian hemat energi.
kewajiban dan menjaga kelestarian sumber energi. Mengasosiasi
hak sebagai sumber energy (seperti • Mendiskusikan upaya-upaya
anggota mematikan kompor gas pelestarian sumber energi.
keluarga dan saat tidak digunakan) • Mendiskusikan tentang
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
keluarga dan kehidupan sehari- kehidupan masyarakat. pekerjaan baik jumlah III, Jakarta:
warga sekolah hari sehari-hari • Menyimak penjelasan guru individu maupun pertemuan Kemdikbud,
sebagai wujud 2. Menerapkan sikap 2. Penerapkan tentang menghargai hak kelompok tentang PPKn 2015.
rasa syukur menghormati hak sikap orang lain dalam kehidupan tema yang dibahas. dalam tema • Permendikbud
kepada Tuhan orang lain sebagai menghormati sehari-hari. • Tes digunakan untuk tersebut. Nomor. 24
59
58
60
Kompetensi Indikator Pencapaian Materi Alokasi
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Dasar Kompetensi Pembelajaran Waktu
Yang Maha Esa bentuk kewajiban hak orang lain • Membaca bahan ajar dari menilai hasil belajar Tahun 2016.
2.2 Melaksana-kan sebagai anggota 3. Contoh hak dan berbagai sumber tentang secara individu • Permendikbud
kewajiban dan hak masyarakat. kewajiban sikap tanggung jawab dalam tentang pengetahuan No. 3 Tahun
sebagai anggota 3. Memberikan contoh sebagai warga menjalankan hak dan dari tema yang 2017.
keluarga dan hak dan kewajiban dalam kehidupan kewajiban. dibahas. • www.wikipedia.c
warga sekolah sebagai warga dalam sehari-hari Menanya • Pengamatan, om
3.2 Mengidenti-fikasi kehidupan sehari- 4. Pengamalan • Mengajukan pertanyaan penilaian ini
kewajiban dan hak hari sesuai sikap dan tentang menghargai hak merupakan penilaian
sebagai anggota konteks/tema. perilaku orang lain dalam kehidupan proses untuk menilai
keluarga dan 4. Menceritakan hasil tanggung jawab sehari-hari. perilaku dan sikap
warga sekolah pengamatan tentang menjalankan hak • Menyusun pertanyaan peserta didik dalam
4.2 Menyajikan hasil hak dan kewajiban dan kewajiban tentang sikap tanggung proses pembelajaran
identifikasi dalam masyarakat sebagai warga jawab dalam menjalankan baik secara individu
kewajiban dan hak sesuai konteks. dalam kehidupan hak dan kewajiban. maupun kelompok.
sebagai anggota 5. Mengamalkan sikap sehari-hari. Mengumpulkan Data
keluarga dan dan perilaku • Mencari dari berbagai
warga sekolah tanggung jawab sumber tentang menghargai
menjalankan hak dan hak orang lain dalam
kewajiban sebagai kehidupan sehari-hari.
warga dalam • Mencari dari berbagai
kehidupan sehari- sumber tentang sikap
hari, dengan cara tanggung jawab dalam
menghormati orang menjalankan hak dan
lain ketika merokok kewajiban.
agar tidak terjadi Mengasosiasi
polusi udara (peduli) • Mendiskusikan tentang
menghargai hak orang lain
dalam kehidupan sehari-hari.
• Mendiskusikan sikap
tanggung jawab dalam
menjalankan hak dan
kewajiban.
Mengkomunikasikan
• Mempresentasikan tugas
kelompok tentang
menghargai hak orang lain
A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
62 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
61
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Membedakan panjang pendeknya, dan
tinggi rendahnya nada dengan gerak
tangan.
4.5 Menyanyikan lagu dengan gerak tangan
badan sesuai dengan tinggi rendahnya
nada.
C. Materi Pembelajaran
PPKn
1. Jenis-jenis hak dalam kehidupan sehari-hari di rumah
2. Contoh kewajiban anggota keluarga di rumah
3. Hubungan antara hak dan kewajiban di rumah
4. Contoh kewajiban sebagai warga sekolah
5. Contoh penggunaan teknologi secara positif (tanggung jawab)
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 63
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 62
kewajiban sehingga tidak ada keseimbangan dan keselarasan diantara keduanya. Untuk itu
sangat penting bagi setiap individu lebih mengetahui dan memahami hak-hak apa saja yang bisa
diperoleh dan kewajiban-kewajiban apa saja yang harus dilaksanakan.
Di rumah, kita sebagai anggota keluarga mempunyai kewajiban yang harus dilaksanakan dan
hak yang dapat diperoleh. Di antara kewajiban tersebut antara lain: menghormati, sayang,patuh
dan membantu kedua orang tua, hormat kepada kakak, sayang kepada adik, dsb. Sedangkan
contoh hak adalah: diasuh, dilindungi, dididik dan difasilitasi agar tumbuh dengan sehat.
Sebagai siswa, kita juga perlu memahami hak dan kewajiban di sekolah yang merupakan bagian
dari (tanggung jawab) individu dan bersifat (mandiri,) misalnya, hak menerima pelajaran, hak
mendapat fasilitas sekolah, kewajiban melaksanakan piket kelas dan sebagainya.
Sedangkan sebagai anggota masyara-kat, kewajiban kita antara lain: menjaga kebersihan
lingkungan (tidak mem-buang sampah sembarangan), merawat (tidak merusak) tanaman yang
ada, dsb. Adapun hak kita sebagai anggota masyarakat antara lain: memperoleh udara yang
bersih, keamanan, beribadah secara leluasa, dsb.
Hak Kewajiban
Sebagai anggota 1. Mendapatkan perlindungan dari 1. Menghormati orang tua
keluarga di rumah orang tua. 2. Membantu pekerjaan rumah
2. Mendapakan pendidikan dari orang 3. Mematuhi perintah orang tua
tua 4. Menjaga kebersihan dan
3. Mendapatkan jaminan kesehatan Kenyamanan rumah
dari orang tua
4. Mendapat kasih sayang dari orang
tua
Sebagai siswa di 1. Mendapatkan pendidikan dan 1. Menghormati guru
sekolah bimbingan dari guru 2. Membantu pekerjaan guru
2. Mendapatkan perlindungan dan 3. Menjaga kebersihan dan
keamanan keindahan sekolah
3. Menggunakan fasilitas sekolah: 4. Belajar yang rajin
kelas, laboratorium, perpustakaan 5. Selalu mengerjakan tugas sekolah
dll
Sebagai anggota 1. memperoleh rasa aman 1. menjaga kebersihan lingkungan
masyarakat 2. memperoleh udara yang bersih (tidak membuang sampah
3. dapat beribadah secara leluasa sembarangan)
2. merawat /tidak merusak tanaman
64 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
63
– Hak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang.
– Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat
pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya
demi kesejahteraan hidup manusia.
Sikap yang baik terhadap kewajiban dan hak adalah, kita harus mendahulukan pelaksanaan
kewajiban daripada menuntut hak. Sebab hak pada hakikatnya merupakan balasan atas
kewajiban yang dilakukan, sehingga tidak hak kalau tidak ada kewajiban.
Ramah lingkungan
Hidup ramah lingkungan pada dasarnya merupakan penerapan dari keberlanjutan atas
keputusan dan pilihan gaya hidup. Salah satu konsepsi tentang hidup ramah lingkungan adalah
untuk mengungkapkan apa yang dimaksudkan dari "tiga pilar besar", yaitu sebagai pemenuhan
kebutuhan ekologi, sosial, dan ekonomi tanpa mengorbankan faktor-faktor tersebut bagi
generasi mendatang. Menanam tanaman di pot bunga merupakan pelaksanaan menyelamatkan
ekologi lingkungan sehingga secara sosial sudah membantu memberikan kontribusi terhadap
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 65
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 64
kebutuhan udara yang bersih, aktivitas tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan peduli
lingkungan dan peduli terhadap manusia lain (peduli).
Akhir-akhir ini berkembang teknologi informasi dan komunikasi yang begitu trend dan menguasai
kehidupan anak-anak yaitu handphone (hp). Tidak bisa disangkal penemuan teknologi yang
serba modern mempunyai dampak positif dan negatif. Sikap yang baik terkait dengan hp adalah
mengguna-kannya secara positif dan untuk hal-hal yang positif, misalnya: mencari informasi
untuk pembelajaran dan dijadikan sebagai media pembelajaran.
Meskipun siswa dapat membeli handphone yang canggih dan modern, namun siswa diharapkan
membeli sesuai dengan kebutuhannya, sehingga tidak menimbulkan perbedaan yang mencolok
diantara teman-teman lainnya (sederhana).
Bahasa Indonesia
1. Teks yang berisi tentang keberagaman budaya gotong royong suku tertentu di Indonesia.
2. Teks yang berisi tentang energi bumi dan energi alternatif.
3. Contoh sikap menghargai keberagaman budaya.
SBdP
1. Not angka lagu daerah.
2. Nyanyian syair lagu daerah, Lagu Dari Sabang Sampai Merauke.
D. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan 1. Mengajak semua peserta didik berdoa menurut agama dan keyakinan masing-
10 menit masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran).
2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran peserta didik.
3. Mengajak berdinamika dengan olah gerak tubuh “tepuk kompak”
4. Mengajak semua peserta didik melihati ”video tentang perkembangan
teknologi di Indonesia”
5. Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang teknologi komunikasi yang dapat
menhubungkan luasnya Indonesia dan memiliki budaya beragam.
6. Menginformasikan Tema yang akan diajarkan yaitu tentang
”Perkembangan Teknologi”
Inti 1. Menayangkan gambar tentang perkembangan teknologi. (eksplorasi,
150 menit mengamati, menyimak, mendengar)
Gambar berbagai perkembangan teknologi:
• Perilaku penggunaan HP
• Hak dan kewajiban sebagai warganegara
• Dampak positif dan negatif dari pemanfaatan teknologi
2. Bertanya jawab tentang perkembangan teknologi (eksplorasi, menyimak,
menanya, menalar):
• Mendengarkan jawaban peserta didik tentang sikap perilaku bangga bisa
mengikuti perkembangan teknologi
• Memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk menjawab.
• Pemerataan peserta didik dalam menjawab (tidak didominasi oleh salah satu
peserta didik saja).
• Memperhatikan peserta didik lain yang tidak berani memberikan jawaban.
• Mendorong keberanian peserta didik dalam menjawab dan sikap peserta
66 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
65
Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta Didik dan Guru
Penilaian proses:
a. Guru berkeliling sambil mengamati kerjasama tiap-tiap peserta didik dalam
mengerjakan tugas.
b. Hal-hal yang dinilai meliputi kerjasamanya, tanggung jawabnya, kedisiplinannya,
keaktifannya, mendominasi atau tidak, serta sikapnya, dsb)
c. Menilai dengan lembar pengamatan perilaku.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 67
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 66
Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta Didik dan Guru
• Apabila ada peserta didik yang kurang benar dan kurang sempurna dalam
berdoa, maka setelah selesai kegiatan berdoa, langsung diberi nasehat agar
besok kalau berdoa lebih baik lagi.
2. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian sikap menggunakan daftar cek yang hasil akhirnya dihitung
berdasarkan modus atau dengan rumus.
Pengamatan Sikap Perilaku Spiritual (K1)
Contoh:
a. Instrumen penilaian sikap menggunakan daftar cek yang hasil akhirnya dihitung
berdasarkan modus atau dengan rumus.
Pengamatan Sikap Perilaku Spiritual (K1)
Lembaran ini diisi oleh siswa untuk menilai sikap spiritual temannya dalam satu kelas
(memberikan penilaian antar siswa).
Petunjuk:
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh temanmu,
dengan kriteria sebagai berikut:
4 = apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan.
2 = apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = apabila tidak pernah melakukan
68 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
67
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan jika
2
mendapatkan keberhasilan/kesuksesan
Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan
3
pendapat/presentasi
Melaksanakan ibadah tepat waktu sesuai agama yang
4
dianutnya
5 Tidak nyontek dalam mengerjakan ulangan/tugas
Jumlah Skor
Petunjuk penilaian:
a) Skor menggunakan skala 1 sampai 4
b) Skor maksimal adalah 4 dan skor minimal adalah 1
c) Jumlah skor maksimal 4 x 5 = 20
d) Rentang nilai sebagai berikut:
A (Sangat Baik) : apabila memperoleh skor 3,30 – 4,00
B (Baik) : apabila memperoleh skor 2,90 – 3,29
C (Cukup) : apabila memperoleh skor 2.40 – 2,89
D (Kurang) : apabila memperoleh skor kurang 2.40
(kurang dari 60%).
Contoh :
Andra memperoleh skor 18, maka nilainya adalah:
18
X 4 = 3,6
20
Artinya Andra memperoleh predikat A (sangat baik)
f) Dapat juga menggunakan sistem modus (angka yang sering muncul), misalnya
angka yang sering muncul adalah 3, maka nilainya adalah 3, artinya mendapat nilai
B (baik)
1) Instrumen penilaian pengetahuan dengan pertanyaan lisan sebagai berikut.
a) Deskripsikan perwujudan rasa syukurmu bahwa bangsa Indonesia banyak
ragam su.ku bangsa.
b) Apakah menurutmu perkembangan tekonologi itu?
c) Jelaskan arti keberagaman.
d) Jelaskan dampak positif dan negative dari perkembangan teknologi?.
2) Instrumen penilaian keterampilan dalam berdiskusi dan presentasi.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 69
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 68
Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai perilaku yang ditampakkan
oleh temannya dalam berdiskusi dan presentasi di kelas (memberikan penilaian
antar peserta didik).
Petunjuk: Berikan nilai 1 (kurang), 2 (cukup), 3 (baik), atau 4 (sangat baik) pada
kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Petunjuk penilaian:
a) Skor menggunakan skala 1 sampai 4
b) Skor maksimal adalah 4 dan skor minimal adalah 1
c) Jumlah skor maksimal: 4 x 4 = 16
d) Rentang nilai sebagai berikut:
Kurang dari 1 = BT (belum terlihat)/ D
1 ≥ 2 = MT (mulai terlihat)/ C
2 ≥ 3 = MB (mulai berkembang)/ B
3 ≥ 4 = MK (mulai konsisten/ membudaya) / A
e) Perhitungan nilai menggunakan rumus :
Jumlah perolehan skor
X 4 = Nilai
Jumlah skor maksimal
Contoh :
Fitri memperoleh skor 14, maka perhitungannya adalah:
14
X 4 = 3,5
16
Fitri memperoleh nilai A (mulai konsisten/membudaya)
1) Instrumen penilaian pengetahuan dengan pertanyaan lisan sebagai berikut.
a) Deskripsikan nilai-nilai Pacasila dari sila pertama sampai dengan sila kelima
sesuai perkembangan jaman
b) Deskripsikan makna nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara sesuai
dinamika perkembangan jaman
c) Deskripsikan makna nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
sesuai dinamika perkembangan jaman
2) Instrumen penilaian sikap sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila (KI-1,2,3,4)
Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai perilaku pemanfaatan
teknologi yang dilakukan oleh temannya dalam satu kelas (memberikan penilaian
antar siswa).
70 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
69
Petunjuk :
Berilah tanda cek (v) perilaku temanmu yang sesuai dengan nilai-nilai positif dan
negatif pada kolom skor sesuai dengan perilaku yang ditampilkannya, dengan
kriteria sebagai berikut:
4 = apabila selalu melakukan sesuai pernyataan,
3 = apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan.
2 = apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = apabila tidak pernah melakukan.
Lembar Pengamatan
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : ………………….
Tema/Subtema : ………………….
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Melaksanakan ibadah sesuai agamanya
2 Melaksanakan kewajiban saat disekolah
3 Berteman dengan siapapun tanpa melihat asal usul
4 Menghargai teman saat menggunakan HP
5 Membantu teman/orang ketika mengalami kesulitan
Jumlah Skor
Petunjuk Penilaian :
Lihat petunjuk penskoran pada pengamatan sikap sebelumnya.
1) Instrumen penilaian pengetahuan dengan pertanyaan lisan sebagai berikut.
a) Tunjukkan contoh perilaku yang menggambarkan adil,
b) Tunjukkan contoh perilaku yang menggambarkan jujur
c) Tunjukkan contoh perilaku yang menggambarkan berani
d) Tunjukkan contoh perilaku yang menggambarkan tanggung jawab (komitmen)
e) Tunjukkan contoh perilaku yang menggambarkan kesetaraan
f) Tunjukkan contoh perilaku yang menggambarkan kewajiban sebagai warga
(tanggung jawab)
2) Instrumen penilaian pengetahuan dengan tes/ulangan tertulis sebagai berikut.
a) Deskripsikan perwujudan rasa syukurmu bahwa bangsa Indonesia memiliki
berbagai keragaman.
b) Apakah manfaat teknologi bagi manusia?
c) Jelaskan arti:
(1) Hak warganegara
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 71
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 70
(2) Kewajban warganegara
a) Sebut dan jelaskan manfaat teknologi bagi manusia?
b) Sebutkan contoh perilaku yang menggambarkan jujur!
c) Sebutkan contoh perilaku yang menggambarkan komitmen
d) Sebutkan contoh perilaku yang menggambarkan tanggung jawab
Petunjuk Penskoran
a) Skor maksimum setiap soal 10,
b) skor minimum setiap soal 1,
c) jumlah skor maksimum seluruh soal = 10 X 10 = 100
d) Kriteria penilaian pada tabel di bawah ini
Nilai Ketuntasan
Pengetahuan dan Keterampilan
Rentang Angka Huruf
3,85 – 4,00 A
3,51 – 3,84 A-
3,18 – 3,50 B+
2,85 – 3,17 B
2,51 – 2,84 B-
2,18 – 2,50 C+
1,85 – 2,17 C
1,51 – 1,84 C-
1,18 – 1,50 D+
1,00 – 1,17 D
72 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
71
Peserta didik yang memiliki kemampuan diatas rata-rata diminta memilih satu tugas sesuai
minatnya dari alternatif materi pengayaan sebagai berikut:
1) Membuat tulisan tentang partisipasi peserta didik sebagai warga negara dalam
menggunakan teknologi di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
2) Membuat tulisan tentang partisipasi peserta didik sebagai warga negara dalam
menerapkan hak dan kewajiban sebagai warganegara.
3) Mendeskripsikan damp[ak negative dan positif tentang penggunaan teknologi.
4) Mendeskripsikan partisipasi peserta didik dalam upaya pemberantasan korupsi di
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Jakarta, 2017
------------------------------ -------------------------------
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 73
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 72
Lampiran Materi Pembelajaran:
74 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
73
B. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiatan Pengembangan Diri
1. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiatan Kokurikuler
a. Pembelajaran Berbasis Portofolio.
Pembelajaran berbasis portofolio merupakan upaya agar peserta didik dapat
memperoleh pengalaman fisik terhadap obyek dalam pembelajaran, yaitu
melibatkan atau mempertemukan peserta didik dengan obyek pembelajaran secara
nyata. Selain itu, peserta didik juga memperoleh pengalaman atau terlibat secara
mental, yakni mengkaitkan informasi awal yang telah diperoleh, selanjutnya memiliki
kebebasan untuk menyusun kembali (merekonstruksi) informasi yang diperolehnya.
Pembelajaran Berbasis Portofolio memberi keragaman sumber belajar dan
keleluasaan kepada peserta didik memilih sumber belajar yang sesuai untuk
dijadikan landasan dalam menyusun fenomena masyarakat/negara/dunia. Artinya
sebagai upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, berkolaborasi, membantu
teman, bekerjasama, mengadakan pengamatan, dan penilaian diri untuk suatu
refleksi yang akan mendorong mereka membangun pengetahuannya sendiri.
Pembelajaran berbasis portofolio membina peserta didik untuk :
1) Berlatih memadukan antara konsep yang diperoleh dari penjelasan guru atau
dari buku/artikel/berita dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari;
2) Peserta didik diberi kesempatan untuk mencari informasi di luar kelas baik
informasi yang sifatnya benda/bacaan, penglihatan atau obyek langsung
(TV/radio/internet) maupun orang/pakar/tokoh;
3) Membuat alternatif untuk mengatasi topik/obyek yang dibahas;
4) Membuat suatu keputusan (sesuai kemampuannya) berkaitan dengan konsep
yang telah dipelajarinya, dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang ada di
masyarakat;
5) Merumuskan langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah dan
mencegah timbulnya masalah yang berkaitan dengan topik yang dibahas.
b. Penilaian Berbasis Portofolio
Portofolio penilaian (Assessement) merupakan kumpulan fakta/bukti berupa
dokumen yang berisi tugas-tugas yang terorganisir secara sistematis dari peserta
didik secara individual. Secara terperinci berupa kumpulan catatan pribadi/ individu
yang berisi refleksi pengalaman belajar, seperti kegiatan peserta didik di dalam dan
di luar kelas, kegiatan peserta didik sehari-hari yang berkaitan dengan pelajaran,
membaca, menulis (segala sesuatu yang berkaitan dengan pelajaran), uneg-uneg
peserta didik yang berkaitan dengan pelajaran, peristiwa yang dialami peserta didik
berkaitan dengan pelajaran, prestasi peserta didik berkaitan dengan pelajaran,
tanggapan guru dan sebagainya. Selain itu juga diartikan sebagai koleksi sistematis
dari peserta didik dan guru untuk menguji proses dan prestasi belajar.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 75
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 74
Portofolio sebagai penilaian merupakan perantara penilaian oleh siswa dan
guru yang menggambarkan aktifitas dan proses yaitu mendorong siswa untuk
berdialog, merencanakan tujuan, bekerja sama, memilih, membandingkan, berbagi
pengetahuan, memper-timbangkan/merenungi, dan membuat keputusan. Dengan
demikian portofolio penilaian merupakan pembelajaran praktek (melakukan) yang
mendorong adanya interaksi antar siswa, antara siswa dan guru, dan antara siswa
dengan masyarakat dan alam sekitarnya.
76 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
75
Contoh:
FORMAT PORTOFOLIO PENILAIAN
NAMA : ...................................................
KELAS : .........
NO.ABSEN : ......... NILAI AKHIR :
ALAMAT : ...................................................
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
pencarian informasi
77
76
78
AKTIFITAS TANGGAPAN TANDA TANGAN
NO. ASPEK PENILAIAN NILAI
PESERTA DIDIK GURU-PESERTA DIDIK
SERDIK GURU
mendiskusikan, dan Seberapa besar pemahaman peserta didik
mempresentasikan buku terhadap materi pembelajaran.
literature yang ditugaskan. Pemahaman : Seberapa besar kemampuan
- Mengulas topik dalam jurnal peserta didik untuk menjelaskan konsep/
pendidikan informasi.
- Membahas perkembangan Penerapan : Seberapa besar kemampuan
IPTEK dalam pendidikan dan peserta didik untuk menggunakan atau
dalam kehidupan masyarakat menerapkan informasi yang telah dipelajari
beserta dampak positif dan ke dalam situasi/ konteks yang berbeda.
negatifnya. Analisis : Seberapa besar kemampuan
peserta didik dalam meng-identifikasi,
memisahkan dan membedakan komponen,
elemen fakta, konsep dan pendapat.
Sintesis : Seberapa besar kemampuan
peserta didik dalam mengakombinasi-kan
bagian/ elemen ke dalam suatu kesatuan/
struktur yang lebih besar.
Evaluasi : Seberapa besar kemampuan
peserta didik dalam melakukan penilaian dan
keputusan tentang nilai suatu gagasan
dengan menggunakan criteria tertentu.
3 Dst
Catatan : Format yang dibuat hanya sebagai contoh, guru bersama siswa dapat membuat sesuai dengan situasi, kondisi, dan kemampuan serta
lingkungan belajarnya.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 79
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 78
Pramuka dan Paskibra dapat membelajarkan dan
Mengimplementasikan Nilai-nilai Antikorupsi
(Sumber: Kemdikbud, 2016:10)
80 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
79
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
kedua.
i. Keteladanan para guru, diantaranya tepat waktu masuk kelas maupun ke luar kelas,
bersikap adil kepada peserta didik, bersikap jujur kepada siswa diantaranya tepat secara
keilmuan dalam memberikan materi pelajaran.
j. Mengembangkan sikap kepedulian terhadap lingkungan yang ditunjukkan oleh
keberanian peserta didik dalam menegur temannya bila berbuat salah/keliru/khilaf.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 81
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 80
82 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
BAB V
PENUTUP
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 83
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 81
84 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
DAFTAR PUSTAKA
Bahri Tamrin, 2008. Modul Pendidikan Antikorupsi untuk kelas 3 SMP/MTs, Jakarta: Penerbit:
KPK 2008.
Buchori, Muchtar, 2007, Pendidikan Antikorupsi, dimuat dalam Harian Kompas, 21 Februari
2007.
Faisal Djabar, 2008, Direktorat Pendidikan & Pelayanan Masyarakat, Komisi pemberantasan
Korupsi)
Fajar, Arnie, 2009, Portofolio dalam Pelajaran IPS, Cetakan kelima, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Kemdikbud. 2015, Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta.
Komisi Pemberantasan Korupsi, 2006, Memahami untuk Membasmi: Buku Saku untuk
Memahami Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi.
Laila, Najmu, 2009, Pemikir Penggerak, Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Lickona, Thomas, 1991, Educating for Character How Our Schools Can Teach Respect and
Responsibility, New York: Bantam Books.
Lukman Surya Saputra dan Wahyu Nugroho (konstributor naskah) Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. SMP/MTs Kelas ix --
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , 2013.Hak Cipta © 2013 pada
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Von Aleman, Ulrich, 2004. The unknown depths of political theory: the case for a
multideimensional concept of corruption. Crime, Law & Social Change (42). 25-34.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 85
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 82
86 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas III SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)