Anda di halaman 1dari 23

SEMINAR PROPOSAL

Nama Seminaris : Rinaldi Rahmat Wincono

Nim : 2012-63-004

Judul : Analisis Konsumsi Bahan Bakar Dump


Truck X Pada PT. Sumber Anugrah Buana
Distrik Makbon Kabupaten Sorong Provinsi
Papua Barat.

Dosen Pembimbing 1 : Juanita Rosalia Horman, ST., MT

Dosen Pembimbing 2 : Bambang Triyanto, ST., MT

Hari/tanggal : Senin/ 18 September 2017

Waktu : 15.00-17.00 WIT

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2017

1
I. Judul
Analisis Konsumsi Bahan Bakar Dump Truck X Pada PT. Sumber Anugrah
Buana Distrik Makbon Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat.

II. Latar Belakang


Usaha pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral
atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi,
studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta pascta tambang.Dalam usaha di bidang
pertambangan ada dua hal yang menjadi tujuan perusahaan untuk mencapai profit
atau keuntungan yaitu meningkatkan revenue (pendapatan) dan mengurangi cost
(biaya operasional), salah satu biaya operasional yaitu bahan bakar.
Bahan bakar merupakan bahan (material) yang dikonsumsi untuk
menghasilkan energi.Klasifikasi bahan bakar dibagi menjadi 3 bentuk yaitu, bahan
bakar padat (batubara, kokas, kayu dan arang), bahan bakar cair (minyak bumi)
dan bahan bakar gas (natural gas, petroleum gas dan bio gas). Seiring dengan
kemajuan zaman, kebutuhan akan bahan bakar semakin meningkat. Penggunaan
bahan bakar digunakan dalam berbagai sektor salah satunya sektor pertambangan.
Pada sektor pertambangan penggunaan bahan bakar didasarkan pada jenis
peralatan dari setiap kegiatan penambangan.Salah satu bahan bakar yang umum
digunakan yaitu bahan bakar cair (solar), digunakan pada peralatan mekanis untuk
melakukan aktivitas penambangan yaitu pembongkaran, pemuatan dan
pengangkutan, serta kegiatan penunjang yaitu pengolahan.
Dump truck merupakan salah satu alat mekanis yang menjadi alat angkut
utama pada kegiatan penambangan khususnya pada tambang terbuka.Dalam
penggunaannya dump truck membutuhkan berbagai kebutuhan operasional, salah
satunya kebutuhan akan bahan bakar minyak (solar). Secara umum kebutuhan
operasional dump truck meliputi konsumsi solar,konsumsi pelumas
mesin,konsumsi pelumas transmisi,konsumsi pelumas hidrolik, konsumsi gemuk
(grease), biaya perbaikan dan perawatan dan biaya operator.
Banyak faktor yang mempengaruhi besar atau kecilnya konsumsi solar pada
dump truck.Diantaranya kemiringan jalan (grade), tahanan kemiringan (grade

2
resistance), tahanan gulir (rolling resistance), tahanan udara (aerodynamic
resistance), rimpull, kecepatan, jarak angkut, dan daya. Penggunaan mesin pada
dump truckakan menjadi berlebih apabila grade terlalu menanjak. Sehingga truck
mengeluarkan tenaga lebih besar karena adanya tahanan kemiringan yang harus
diatasi dan grade yang terlalu curam dapat menyebabkan menurunnya produksi.
Penggunaan solar sebagai bahan bakar memberikan pengaruh yang cukup
besar terhadap biaya operasional. Saat ini kebutuhan solar semakin meningkat dan
ketersediaan solar semakin terbatas, oleh karena itu penting dilakukan suatu
analisis konsumsi bahan bakar dump truck X agar dapat diketahui berapa jumlah
bahan bakar yang dihabiskan dalam satu kali produksi.

III. Masalah Penelitian


Masalah penelitian pada penelitian ini adalah:
1. Berapa konsumsi bahan bakar pada dump truck X?
2. Berapa produksi dump truck X?
3. Berapa perbandingan antara fuel consumption dengan produksi (fuel ratio)?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar?

IV. Batasan Masalah


Batasan masalah adalah rumusan kalimat yang menetapkan batasan dari
masalah penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Analisis konsumsi bahan bakar untuk alat angkut jenis X.
2. Penentuan konsumsi bahan bakar pada saat mesin dihidupkan dan
digunakan untuk pekerjaan pengangkutan hasil penambangan.
3. Kelengkapan kendaraan/aksesoris elektronik dianggap sangat kecil
(diabaikan).
4. Pengambilan data untuk menghitung konsumsi bahan bakar dimulai dari
front penambangan sampai ke stockyard.
V. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukan adanya
hasil, sesuatu yang akan dicapai dalam sebuah penelitian. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah:

3
1. Menghitung fuel consumption pada dump truck X.
2. Menghitung produksi dump truck X.
3. Menghitung perbandingan konsumsi bahan bakar dengan produksi.
4. Menentukan faktor - faktor yang mempengaruhi bahan bakar.
Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaian tujuan.Manfaat dari
penelitian ini adalah sebagai masukan kepada perusahaan terkait konsumsi bahan
bakar dan fuel ratio.

VI. Hipotesis
Faktor yang paling berpengaruh pada konsumsi bahan bakar dan fuel ratio
adalah jarak pengangkutan dan kondisi jalan khususnya kemiringan jalan.

VII. Tinjauan Pustaka


7.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 7.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian Tahun
1 Satria Heyder Analisis Konsumsi Semakin besar tahanan 2009
Winarto Bahan Bakar HD 465 kemiringan maka semakin
dan HD 785 Di PT. besar konsumsi bahan bakar,
Bukit Makmur Pada disebabkan putaran mesin
Lokasi Kerja Sebuku yang tinggi untuk menjaga
Kalimantan Selatan. kecepatan tetap konstan pada
(Tugas Akhir) saat kendaraan melewati
kemiringan jalan yang tinggi.
sedangkan jarak penangkutan
kurang berpengaruh terhadap
konsumsi bahan bakar

2 Merlin Nabella, Analisis Pengaruh Kemiringan Jalan 2016


Zaenal dan Kemiringan Jalan dan berpengaruh pada daya yang
Yuliadi Jarak Angkut dikeluarkan Berdasarkan
Terhadap Konsumsi hasil perhitungan, daya yang

4
Bahan Bakar dan Fuel paling besar dikeluarkan oleh
Ratio Pada Kegiatan dump truck MAN CLA pada
Penambangan Batuan segmen jalan angkut E-F
Andesit di PT. dengan grade 26.06%
Gunung Sampurna sehingga konsumsi bahan
Makmur, Desa bakar sebanyak 0.27 liter
Rengasjajar
Kecamatan Cigudeg,
Kabupaten Bogor,
Jawa Barat. (Jurnal)

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Satria Heyder Winarto,


penentuan bahan bakar dilakukan pada alat angkut HD 465 dan HD 785.Langkah
analisis yang dilakukan yaitu pengaruh kemiringan jalan dan jarak pengangkutan
terhadap jumlah bahan bakar dan fuel ratio.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penentuan
jumlah bahan bakar dan fuel ratio hanya pada satu jenis dump truck yaitu dump
truck X. Analisis yang dilakukan yaitu pengaruh kecepatan dump truck pada saat
mengangkut bahan galian dan tahanan-tahanan yang bekerja pada dump truck.
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Merlin Nabella, Zaenal dan
Yuliadi, penentuan bahan bakar dilakukan pada alat muat dan alat angkut yaitu
backhoe kobelco SK 330 dan dump truck MAN CLA 26.280. Langkah evaluasi
dan analisis yang dilakukan yaitu membandingkan antara jumlah konsumsi bahan
bakar (liter) dengan volume bahan galian yang diproduksi (m3) serta pengaruh
kemiringan jalan, jarak angkut terhadap produktivitas dan konsumsi bahan bakar.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penentuan
bahan bakar dilakukan hanya alat angkut saja yaitu dump truck X. Sedangkan
langkah analisis dilakukan yaitu pengaruh tahanan-tahanan yang bekerja pada
dump truck terhadap konsumsi bahan bakar.

7.2 Dasar Teori


7.2.1 Dumptruck

5
Dump truck adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan material
pada jarak menengah sampai jarak jauh (500 meter atau lebih).Muatannya diisikan
oleh alat muat, sedangkan untuk membongkar muatannya, alat ini dapat bekerja
sendiri. Ditinjau dari besar muatannya, dump truck dapat dikelompokan ke dalam
2 (dua) golongan yaitu:
a. On Higth Way Dump Truck, muatannya lebih kecil dari 20 m3.
b. Off Hight Way Dump Truck, muatannya lebih besar dari 20 m3.

Keterangan:
A. Engine E. Suspension cylinder
B. Main frame F. Body
C. Transmission G. Canopy
D. Body Lift cylinder H. Cab
Gambar 7.1 Bagian-Bagian Dumptruck
(Sumber: Surface Mining Equipment,1982)

7.2.1.1Sistem Penggerak/Transmisi
Daya mesin dan gigi pengoperasian merupakan faktor utama yang
menentukan besar tenaga yang tersedia pada mesin.Mesin menggerakkan alat
konversi torsi yang menggerakkan transmisi dan terhubung dengan drive shaft

6
untuk kemudian mengontrol diferensial kontrol kemudi.Melalui diferensial
tersebut, roda gigi dan roda ban dapat digerakkan.
Perangkat penggerak kedua, selain mesin adalah transmisi atau
gearbox.Gearbox terdiri dari 2 macam, diantaranya gearboxhorizontal dan
gearbox vertical.Gearbox horizontal dipakai untuk mesin bersilinder 2, 3, dan
4.Sedangkan gearbox vertical dipakai untuk mesin bersilinder 4 dan 6.Jenis
transmisi terbagi menjadi 3 yaitu transmisi manual, transmisi otomatis, transmisi
semi-otomatis atau continuously variable transmission (CVT).

7.2.1.2Ban
Ban adalah salah satu komponen kendaraan yang krusial karena
bersentuhan langsung dengan jalan, sekaligus sebagai output terakhir dari tenaga
yang dihasilkan oleh mesin. Fungsi utama ban adalah menahan berat kendaraan
dan muatan yang bersinggungan dengan tanah, mengendalikan jalannya
kendaraan saat bergerak maju dan mundur, meneruskan tenaga dari mesin
sehingga kendaraan dapat berjalan dengan baik. Agar ban dapat bekerja optimal,
pemilihan ban harus disesuaikan dengan kondisi kerja di lapangan. Ada 3 jenis
karakteristik ban yaitu:
1. General Purpose, ban yang mempunyai ketahanan yang seimbang
terhadap keterpotongan dan panas (kode penulisan 1A)
2. Cut Resistance, ban yang mempunyai ketahanan yang baik terhadap
potongan akibat material lepas maupun benda tajam (Kode penulisan 2A)
3. Heat Resistance, ban yang mempunyai ketahanan yang baik terhadap
panas, cocok untuk pengangkutan jarak jauh.
Ketidaksesuaian dalam pemilihan jenis ban dapat berpengaruh terhadap
nilai tahanan gulir. Semakin besar nilai tahanan gulir, semakin besar tenaga yang
dikeluarkan maka semakin banyak bahan bakar yang diperlukan.

7.2.2 Efektivitas Penggunaan Alat Mekanis


7.2.2.1 Mechanical Availability

7
Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang
sesungguhnya dari alat yang sedang digunakan. Persamaan untuk availability
index (A.I) sebagai berikut:
W
A.I = X 100 % (7.1)
W+R
Dimana W adalah jumlah jam kerja alat, dan R adalah jumlah jam untuk
perbaikan.

7.2.2.2 Physical Availability


Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang
dipergunakan. Persamaannya untuk Physical Availability (P.A) adalah:
W+R
P.A = X 100 % (7.2)
W+R+S
Dimana, S adalah jumlah jam suatu alat yang tidak dapat dipergunakan
pada hal alat tersebut tidak rusak dan dalam keadaan siap beroperasi. W+R+S
adalah jumlah seluruh jam jalan dimana alat dijadwalkan untuk beroperasi.

7.2.2.3 Use Of Availability


Menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat
untuk beroperasi pada saat alat tersebut dipergunakan (avalaible). Persamaannya
untuk use of availability (U.A) adalah:
W
U.A = X 100 % (7.3)
W+S

7.2.2.4 Effective Utilization


Menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat
dimanfaatkan untuk kerja produktif.Effective utilization (E.U) sebenarnya sama
dengan pengertian efisiensi kerja.
W
E.U = x 100 % (7.4)
W+R+S

7.2.3 Produksi Dumptruck

8
Dasar beroperasi dump truck meliputi loading, hauling, dumping,
returning. Bila dirinci lebih lanjut meliputi start loading, akhir loading, hauling,
tiba disposal, mulai dumping, akhir dumping, returning (loading road), tiba di
loading road area. Taksiran produksi dump truck dapat dihitung dengan
menggunakan formula sebagai berikut:
IxH
P=Ex ( 7.5 )
CT

Dimana, P adalah taksiran produksi (m3/jam), E adalah efektif kerja (%),


I adalah Swell faktor (%), H adalah Kapasitas bak (m3), CT adalah waktu Edar
(jam)

7.2.4 Bahan Bakar Solar


Bahan bakar solar adalah bahan bakar minyak hasil sulingan dari minyak
bumi mentah.Bahan bakar ini berwarna kuning coklat yang jernih.Penggunaan
solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis diesel dengan
putaran tinggi (diatas 1000 rpm), yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar
pada pembakaran langsung dalam dapur-dapur kecil yang terutama diinginkan
pembakaran yang bersih. Bahan bakar solar mempuyai sifat-sifat utama, yaitu:
a. Tidak mempunyai warna atau hanya sedikit kekuningan dan berbau
b. Encer dan tidak mudah menguap pada suhu normal
c. Mempunyai titik nyala yang tinggi (40°C sampai 100°C)
d. Terbakar secara spontan pada suhu 350°C
e. Mempunyai berat jenis sekitar 0.82 – 0.87 ( gr/ml )
f. Mampu menimbulkan panas yang besar (10.500 kcal/kg)

7.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Bahan Bakar


Pada kendaraan off road, konsumsi bahan bakar kendaraan tidak hanya
tergantung pada karakteristik mesin saja, tetapi juga dipengaruhi oleh tahanan
yang mempengaruhi gaya gerak kendaraan, kondisi jalan angkut, rimpull,
kecepatan, dan tenaga pada alat (Wong, 2001)

7.2.5.1 Tahanan-Tahanan Yang Mempengaruhi Gaya Gerak Kendaraan

9
1. Tahanan Gulir (Rolling Resistance)
Rolling Resistance (RR) yang harus diperhitungkan, hanyalah untuk alat
berat/besar yang beroda ban. Besaran RR bisa dengan persen (%) atau bisa pula
dalam lbs. Nilai dari suatu tahanan gulir dipengaruhi oleh berat, semakin besar
berat yang diterima oleh ban akan menyebabkan semakin besar nilai dari tahanan
gulir, hal ini berhubungan dengan gaya tarik yang diperlukan untuk mendorong
kendaraan, semakin besar muatan yang diangkut semakin besar pula gaya tarik
yang dibutuhkan untuk menarik muatan, keadaan jalan yang semakin keras dan
rata nilai tahanan gulirnya juga kecil dan tipe permukaan jalan akan memberikan
tahanan gulir yang berbeda. Secara praktis tahanan gulir dapat dihitung dengan
rumus:
RR = W x Crr (7.6)
Dimana W adalah berat kendaraan (Kg) dan Crr merupakan koefesien
tahanan gulir.Tabel koefisien tahanan gulir dapat dilihat pada tabel 7.2.

Tabel 7.2 Koefesien Tahanan Gulir


No Kondisi Permukaan Jalan Nilai Koefesien (%)
1 Jalan terpelihara dan ban tidak terbenam 2
2 Jalan terpelihara dan ban agak terbenam 3,50
3 Ban terbenam, sedikit basah 5
4 Keadaan jalan jelek 8
5 Jalan berpasir gembur, jalan kerikil 10
6 Keadaan jalan sangat jelek 15 – 20
(Sumber : Tenriajeng, 2003)

2. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)


Tahanan kemiringan adalah gaya berat yang melawan atau membantu gerak
kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilaluinya. Tahanan kemiringan itu
tergantung dari dua faktor yaitu besar kemiringan dan berat kendaraan. Untuk
mendapatkan nilai tahanan kemiringan dapat ditentukan dengan rumus
(Prodjosumarto, 1996)
P = W x Kemiringan Jalan (%) (7.7)

10
Dimana P adalah tahanan kemiringan (Kg).

3. Tahanan Udara (Aerodynamic Resistance)


Tahanan Udarapada suatu kendaraan disebabkan oleh dua hal yaitu,
pressure drag karena bentuk mobil dan gesekan pada permukaan mobil. Tahanan
udara, dapat dihitung dengan rumus (Suganda dalam Nuryono, 2014)

Ra = ½ x Cd x ρµ x Af (7.8)
Dimana Ra adalah tahanan udara, Cd adalah koefisien hambatan
aerodinamis, ρµ adalah density udara (1,164 kg/m3) dan Af adalah luas bagian
depan kendaraan (m2).

7.2.5.2 Kondisi Jalan Angkut


1. Kemiringan Jalan (Grade)
Kemiringan jalan (grade) merupakan salah satu faktor penting yang harus
diamati secara detail dalam kajian terhadap kondisi jalan angkut. Hal tersebut
dikarenakan, kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan kemampuan
alat angkut.Kemiringan jalan angkut biasanya dinyatakan dalam satuan (%).
Secara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh
alat angkut adalah 10%-15% atau 60 - 4,50, hal ini didasarkan pada kekuatan
mesin alat angkut ketika membawa beban berat. Kemiringan jalan secara
keseluruhan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Prodjosumarto, 1996):

Δh
Grade = x 100 % (7.9)
𝛥𝑥
Grade merupakan kemiringan jalan (%) , Δh merupakan beda tinggi
antara dua titik yang diukur (m), Δx merupakan jarak datar antara dua titik yang
diukur (m).
2. Material Perkerasan Jalan
Material perkerasan yaitu material yang digunakan untuk melapisi
permukaan sub grade. Berdasarkan atas sifat dasarnya, material perkerasan
diklasifikasikan menjadi empat kategori yaitu:

11
a. Material berbutir
Material berbutir terdiri dari kerikil dari sungai atau agregat batuan hasil
mesin pemecah batu (crusher).
b. Material terikat
Material terikat adalah material perkerasan yang dihasilkan dengan
menambah semen, atau zat cair lainnya dalam jumlah tertentu untuk
menghasilkan bahan yang terikat.
c. Aspal
Aspal adalah kombinasi bitumen dengan agregat yang dicampur,
dihamparkan dan dipadatkan dalam kondisi yang masih panas.
d. Beton semen
Beton semen adalah agregat yang dicampur semen secara basah.Lapisan
beton semen dapat digunakan sebagai fondasi bawah pada perkerasan
lentur dan kaku.

7.2.5.3 Rimpull
Merupakan besarnya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat diberikan
oleh mesin suatu alat kepada permukaan roda atau ban penggeraknya yang
menyentuh permukaan jalur jalan. Rimpull biasanya dinyatakan dalam (lbs), dan
dihitung dengan rumus:

HP x 375 x Effesiensi mesin


RP = (7.10)
v

Dimana RP merupakan rimpull atau kekuatan tarik (Kg), HP merupakan


tenaga mesin dan v adalah kecepatan (Km/jam).Rimpull atau drawbar pull suatu
alat tergantung pada kekuatan mesin dan kecepatan bergeraknya. Untuk setiap
kendaraan rimpull atau drawbar pull yang dihasilkan pada suatu gear ratio
berbeda-beda besarmya.

7.2.5.4 Waktu Tempuh


Waktu tempuh merupakan durasi waktu yang dibutuhkan suatu kendaraan
untuk melewati jalur jalan tertentu dimana besar kecilnya nilai waktu tempuh ini
bergantung pada kecepatan dan panjang jalur jalan.Waktu tempuh dapat pula

12
disebut waktu angkut atau hauling time. Perlu diketahui bahwa waktu tempuh
berbeda dengan waktu daur, waktu daur atau cycle time ialah siklus dari operasi
unit yang dibagi menjadi beberapa bagian atau sub operasi dalam satu siklus
seperti load, haul, dump, return dimana didalamnya terdapat jumlah durasi waktu
untuk menjadi satu siklus disebut cycle time (Hartman dalam Nuryono, 2014).
Waktu tempuh diketahui berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar minyak
suatu kendaraan.Hal ini disebabkan karena adanya durasi waktu yang dibutuhkan
suatu kendaraan untuk melewati jalur jalan tertentu.

7.2.5.5 Kecepatan
Kecepatan merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh suatu
jarak tertentu, dinyatakan dalam jarak persatuan waktu. Dalam dunia
pertambangan, besar kecil nya nilai kecepatan berpengaruh terhadap durasi waktu
tempuh dari suatu alat angkut dalam hal ini dump truck. Secara teori semakin
rendah kecepatan suatu alat angkut maka akan semakin besar pula waktu
tempuhnya dan begitu juga sebaliknya. Sehingga semakin lama durasi waktu
tempuh dari suatu alat angkut tentu akan menyebabkan semakin besar juga
konsumsi bahan bakar minyaknya. Namun kecepatan yang terlalu tinggi juga
menyebabkan putaran mesin menjadi lebih cepat sehingga dapat menyebabkan
peningkatan dalam konsumsi bahan bakar.Jadi dapat dikatakan bahwa kecepatan
berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar minyak.Kecepatan yang terlalu
tinggi atau terlalau rendah juga dapat menyebabkan meningkatnya konsumsi
bahan bakar.Secara umum kecepatan suatu alat angkut dapat diketahui dengan
persamaan, yaitu:
s
V = (7.11)
t
Dimana st merupakan jarak (m) dan t adalah waktu tempuh (jam).

7.2.5.6 Tenaga (Power) yang dibutuhkan


Power atau tenaga ialah banyaknya usaha yang harus dilakukan per satuan
waktu (Saber dalam Nuryono, 2014). Sedangkan usaha adalah gaya yang
diperlukan untuk memindahkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat yang lain
dimana gaya ini dapat berupa dorongan (push), tarikan (pull) atau mengangkat

13
(lift) (Indonesianto, 2001). Power atau tenaga dapat dinyatakan dalam kilowatt
(kW), horse power (HP), dan satuan tenaga lainnya. Pada alat – alat mekanis
seperti dump truk, excavator, bulldozer, dan alat- alat mekanis lainnya satuan
tenaga yang lebih sering digunakan ialah horse poweratau tenaga kuda.
Nilai horsepower yang digunakan mesin dapat berbeda-beda tergantung
kondisi medan kerja dari alat mekanis yang digunakan. Untuk menghitung nilai
horse power atau tenaga pada mesin karena adanya kondisi medan yang berbeda-
beda terutama grade jalan, dapat digunakan persamaan 7.12.
𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 𝑥 𝑣
HP = (7.12)
375 𝑥 𝑒𝑓𝑓.𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛

Dimana 375 merupakan nilai konstanta untuk merubah satuan kg km/jam


menjadi satuan tenaga kilowatt (kw).
Perhitungan tenaga yang dibutuhkan tergantung pada gaya-gaya yang
bekerja pada kendaraan tersebut. Daya atau power yang bekerja pada kendaraan
atau dump truck adalah:
1. Daya Tahanan Gelinding (Power Rolling Resistance)
2. Daya Tahanan Kelandaian (Power Grade Resistance)
3. Daya Tahanan Aerodinamis (Power Aerodynamic)

7.2.5 Konsumsi Bahan Bakar Pada Mesin Diesel


Konsumsi bahan bakar merupakan fungsi dari tenaga (power) yang
dibutuhkan kendaraan untuk menggerakkan mesin.Dalam industri pertambangan,
alat angkut dipakai untuk mengangkut material sepanjang puluhan hingga ratusan
kilometer setiap tahun sehingga bahan bakar menjadi komponen utama yang
berkontribusi besar pada biaya operasi penambangan. Untuk menentukan
besarnya konsumsi bahan bakar (kg/jam), dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
m = ma + mk (7.13)
Dimana m merupakan masa konsumsi bahan bakar (Kg/jam), ma adalah
masa konsumsi bahan bakar dari loading point ke dumping point, dan mk adalah
masa konsumsi bahan bakar dari dumping point ke loading poin. Untuk
memperoleh nilai ma dan mk dapat menggunakan rumus:
ma + mk = (Pa x Bfa) + (Pk x Bfk) (7.14)

14
Pa = Va x (a x Va2) + (b x WI) (7.15)
Pb = Vk x (a x Vk2) + (c x We) (7.16)

Dimana Pa adalah tenaga yang dibutuhkan dump truk untuk mengangkut


material dari loading point ke dumping point (Kw), Pb adalah tenaga yang
dibutuhkan dump truk untuk kembali dari dumping point ke loading point, Bfa
adalah brake specific fuel consumption untuk loading point ke dumping point, Bfk
adalah brake specific fuel untuk dumping point ke loading point, Va adalah
kecepatan angkut rata-rata dari loading point ke dumping point (Km/jam), Vk
adalah kecepatan angkut rata-rata dari dumping point ke loading point (Km/jam),
abc adalah konstanta, WI adalah berat kendaraan bermuatan (Kg) dan WE adalah
berat kendaraan kosong (Kg).
Untuk mencari nilai konstanta a, b, dan c dapat dilihat pada persamaan:
a = ½ x Cd x ρµ x Af (7.17)
b = (g x cos ɵ x (f + Crr)) + (g x sin ɵ ) (7.18)
c = (g x cos ɵ x (f + Crr)) – ( g x sin ɵ ) (7.19)

Dimana g adalah percepatan gravitasi (m/s2), ɵ adalah sudut kemiringan


jalan (0), f adalah koefesien gesekan ban dengan permukaan jalan. Untuk
memperoleh konsumsi bahan bakar per jam pada alat angkut dapat ditentukan dari
persamaan:
60
mx
Ca
FC = (7.20)
FD

Dimana FC adalah Fuel Consumption (Liter/Jam), m adalah masa konsumsi


bahan bakar (Kg/jam), dan FD adalah densitas bahan bakar (gr/liter).

7.2.6 Fuel Ratio


Fuel ratio merupakan nilai rasio yang menunjukan perbandingan antara
penggunaan bahan bakar (liter/jam) dengan produksi yang dihasilkan (m3/jam).
Nilai fuel ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
FC
FR = (7.21)
P
Dimana FR adalah fuel ratio (liter/m3)

15
VIII. Metode Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini menggunakan penelitian
eksplanatori.Penelitian eksplanatori merupakan penelitian yang berusaha untuk
menguji hipotesis yang menyatakan hubungan sebab-akibat antara dua variabel
atau lebih (Sukandarumidi, 2012).
Rancangan penelitian atau desain penelitian merupakan suatu proses
pengumpulan dan analisis data penelitian. Adapun teknik pengumpulan data pada
penelitian ini yaitu:
1. Observasi
Obeservasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan
sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat ataupun
mungkin dapat diulang.(Sukandarumidi, 2012)
Pada penelitian ini kegiatan obeservasi dilakukan berkaitan langsung dengan
pengaruh konsumsi bahan bakar alat angkut seperti pengukuran jarak angkut,
ketinggian antar segmen jalan, kecepatan alat angkut, jenis dan kondisi ban alat
angkut.
2. Interview
Interview adalah suatu proses tanya jawab dengan 2 orang atau lebih
berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar
dengan telinga sendiri dari suaranya (Sukandarumidi, 2012). Pada penelitian ini
tanya jawab dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada operator
dump truck.
3. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan
kepada subyek penelitian. Dokumen dapat berupa catatan pribadi, surat pribadi,
buku harian, laporan kerja, notulen rapat, rekaman video, foto dan lain sebagainya
(Irawan dalam Sukandarumidi, 2012).
Pada penelitian ini studi dokumentasi menggunakan foto, pengambilan foto
meliputi keadaan jalan angkut, proses pengangkutan, jenis ban yang digunakan
dan kondisi sekitar penambangan.

16
8.1 Waktu dan Tempat
Lokasi penelitian terletak di Distrik Makbon, Kabupaten Sorong Provinsi
Papua Barat, pada PT. Sumber Anugrah Buana. Pengambilan data penelitian
direncanakan akan dilakukan selama 25 hari.

Tabel 8.1 Rencana kegiatan penelitian


TAHUN 2017
KEGIATAN FEBRUARI APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER
1 2 3 4 1 2 3 4 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan Proposal
2. Pengambilan Data
3. Pengolahan Data
4. Penyusunan Laporan
5. Seminar Pra Skripsi
6. Seminar Skripsi
7.Ujian Skripsi
Keterangan :
Pelaksanaan

8.2 Bahan dan Alat


Alat yang digunakan dalam pengambilan data penelitian yaitu:
1. Pita Ukur
2. Kamera
3. Stopwatch
4. GPS (Global Positioning System)

8.3 Prosedur Penelitian


Memuat tahapan-tahapan penelitian yang dibuat oleh peneliti meliputi
sumber data yang diperlukan, cara mencarinya, pengolahan data, analisis dan
pembahasan yang akhirnya sampai pada hipotesis dan kesimpulan. Urutan
penelitian ditunjukan dengan tanda anak panah sedangkan jenis kegiatan dan lain-
lain dituliskan pada kotak (Sukandarumidi, 2012).Diagram alir penelitian dapat
dilihat pada gambar 8. 1

17
8.4 Variabel Pengamatan
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian.Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Dump Truk X
2. Jalan angkut
3. Kecepatan pengangkutan dan jarak pengangkutan
4. Jenis ban yang digunakan
5. Elevasi jalan angkut tiap segmen

Studi Literatur

Perumusan Masalah

Pengambilan Data

Data Penunjang Data Utama


1. Data Geologi 1 Spesifikasi dump truck
2. Data Vegetasi 2. Elevasi Jalan Angkut
3. Waktu edar (Cycle Time)
4. Jumlah ritase
5. Frontal Area Dump Truck
6. Data ban dump truck
7. Data jalan angkut
8. Kinerja alat angkut

Pengolahan Data dan Analisis Data

Hasil Penelitian

Penyusunan Laporan

Gambar 8.1 Diagram Alir Penelitian

8.5 Analisis Data


Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah spesifikasi alat angkut
meliputi putaran mesin, rasio transmisi tiap gear, lebar dan tinggi cabin, ban
meliputi jarak antar sumbu roda dengan permukaan tanah, jalan meliputi elevasi
jalan angkut, kondisi permukaan jalan, dan waktu tempuh, kinerja alat angkut dan

18
waktu edar. Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan formula
konsumsi bahan bakar kendaraan menurut Sahoo, Bandyopadhyay, Banerjee,
2010. (gambar 8.2)
Sedangkan analisis data dilakukan dengan membandingkan jumlah
konsumsi bahan bakar dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang
digambarkan dalam bentuk grafik.

19
Data yang digunakan

Spesifikasi alat angkut Ban Kinerja alat angkut Waktu edar alat Jalan angkut
angkut
Perhitungan kecepatan Efesiensi kerja alat Perhitungan kecepatan
tiap gear angkut pengangkutan

Perhitungan tahanan Perhitungan tahanan


udara gulir

Perhitungan produksi Perhitungan tenaga Perhitungan grade jalan


alat angkut yang dibutuhkan
Perhitungan tahanan
Konsumsi kemiringan
Solar

Fuel ratio Tahanan-tahanan yang bekerja pada alat


angkut
Kondisi jalan angkut

Analisis terhadap faktor Rimpull

yang mempengaruhi Waktu tempuh

Kecepatan pengangkutan

Tenaga yang dibutuhkan

Gambar 8.2 Diagram Alir Pengolahan Data dan Analisis Data

20
8.7 Outline Penelitian
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah Penelitian
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.5 Hipotesis
II. TINJAUAN UMUM DAERAH
2.1 Keadaan umum daerah
2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah
2.3 Vegetasi
2.4 Kondisi Geologi
2.5 Sejarah Singkat Perusahaan
III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Penelitian Terdahulu
3.2 Dasar Teori
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat
4.2 Alat dan Bahan
4.3 Prosedur Penelitian

21
4.4 Variabel Pengamatan
4.5 Analisis Data
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
5.2 Pembahasan
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

22
DAFTAR PUSTAKA

Nuryono Arif, Pengaruh Modifikasi Gear Ratio Differential Terhadap Fuel


Consumption dan Nilai Gradeability Truck Batubara Jenis FM 260 JD
Kapasitas Muat 20 Ton, Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Mercu Buana, Jakarta, 2014

Hayder Winarto Satria, Analisis Konsumsi Bahan Bakar HD465 dan HD785 Di
PT. Bukit Makmur Pada Lokasi Kerja Sebuku Kalimantan Selatan,
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan
Perminyakan, Institut Teknologi Bandung, 2009

Indonesianto Yanto, Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik


Pertambangan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta,
2001

James Martin, “Surface Mining Equipment”, Martin Consultants Inc. Colorado


1982

Merlin Nabella, dkk, Analisis Pengaruh Kemiringan Jalan dan Jarak Angkut
Terhadap Konsumsi Bahan Bakar dan Fuel Ratio Pada Kegiatan
Penambangan Batuan Andesit Di PT. Gunung Sampurna Makmur,
Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,
Jurnal Prosiding Teknik Pertambangan. Vol.2, No1, Tahun 2016

Prodjosumarto Partanto, Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik


Pertambangan, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 1996.

Sukandarumidi, Metodologi Penelitian, Gadjah Mada University Press,


Yogyakarta, 2007

S Petrus Edward, “Kuantifikasi Pengaruh Tahanan Kemiringan dan


Kecepatan Terhadap Konsumsi Bahan Bakar HD 785-5 Di Site PT.
Inco Sorowako, Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik
Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi Bandung, 2007

Wong, J.Y ,Theory Of Ground Vehicles Third Edition, Journal of applied


Minning Willey-IEEE, 200

23

Anda mungkin juga menyukai