NOMOR : 012/PER/DIR/II/2012
TENTANG
Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Royal Progress,
maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan Instalasi Kamar Operasi yang
bermutu tinggi;
b. bahwa agar
ag ar pelayanan Instalasi Kamar
K amar Operasi di Rumah Sakit Royal Progress
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit
Royal Progress sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Instalasi
Kamar Operasi di Rumah Sakit Royal Progress;
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu ditetapkan Kebijakan
Pelayanan Instalasi Kamar Operasi Rumah Sakit Royal Progress dengan
Peraturan Direktur Rumah Sakit Royal Progress.
MEMUTUSK AN:
Menetapkan :
Ditetapkan di J a k a r t a
Pada tanggal 10 Februari 2012
Direktur,
1. Kepada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi harus dilaksanakan informed consent
dan mendapat persetujuan tertulis.
2. Pelayanan di Instalasi Kamar Operasi harus selalu mengacu pada prinsip pengendalian dan
pencegahan infeksi untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
3. Setiap pasien saat tiba di Instalasi Kamar Operasi harus dilakukan pemeriksaan identifikasi
meliputi :
• Identitas pasien
• Jenis operasi
• Lokasi yang akan dioperasi
• Persetujuan tertulis
4. Setiap perluasan operasi harus mendapatkan persetujuan tertulis dari keluarga / penanggung jawab
pasien.
5. Bila terjadi bencana / hospital disaster plan, kamar operasi siap untuk berperan di dalam
penanggulangannya.
6. Instalasi Kamar Operasi wajib membuat jadwal operasi, baik elektif maupun cito, dan segera
menyampaikan informasi kepada pasien atau keluarganya / penanggung jawabnya bila ada
penundaan atau perubahan jadwal operasi.
7. Pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) harus memberikan tindakan medis yang
aman, efektif, berperikemanusiaan dan memuaskan bagi pasien berdasarkan ilmu kedokteran
mutakhir dan teknologi tepat guna dengan mendayagunakan SDM berkompeten dan profesional,
menggunakan peralatan dan obat – obatan yang sesuai standar, pedoman dan rekomendasi profesi
anestesiologi.
8. Tim pengelola pelayanan anestesi yang bersumber dari luar Rumah Sakit harus diseleksi
berdasarkan persetujuan rekomendasi Direktur Rumah Sakit dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
9. Dokter anestesi wajib membuat laporan anestesi pada r ekam medis pasien.
10. Selama tindakan anestesi sampai dengan periode pemulihan pasca operasi dilakukan tindakan
monitoring status fisiologis yang sesuai dengan anestesi yang digunakan dan kondisi pasien.
11. Setiap dokter setelah selesai tindakan operasi wajib membuat laporan tertulis tindakan operasi
yang minimum memuat :
a. Diagnosa pasien operasi
b. Nama dokter bedah dan asisten
c. Nama prosedur
d. Spesimen bedah untuk pemeriksaan
e. Catatan spesifik komplikasi atau tidak adanya komplikasi selama operasi termasuk jumlah
kehilangan darah
f. Tanggal, waktu dan tanda tangan dokter yang bertanggungjawab
Direktur,