Anda di halaman 1dari 7

PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TPS

Ebta Aprilia (1), Pentatito Gunowibowo(2), Rini Asnawati(2)


ebta760@yahoo.co.id
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
2
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika

ABSTRAK

This quasi-experimental research aimed to compare the increasing of mathematical


representation skill of students who learned in cooperative learning model of NHT
and TPS type. This research design was pretest - posttest control group design.
The population of this research was all students of grade 7th of SMPN 25
Bandarlampung in academic years of 2014/2015. The samples of this research
were taken by purposive sampling technique. The research data were obtained by
the test of mathematical representation skill. Based on hypothesis test, it was gotten
the conclusion that cooperative learning model of TPS type was better than NHT to
increase mathematical representation skill.

Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk membandingkan peningkatan


kemampuan representasi matematis siswa yang belajar menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe NHT dan TPS. Desain penelitian ini adalah pretest-posttest control
group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 25
Bandarlampung tahun pelajaran 2014/2015. Sampel penelitian diambil dengan
teknik purposive sampling. Data penelitian diperoleh melalui tes kemampuan
representasi matematis. Berdasarkan pengujian hipotesis, diperoleh kesimpulan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih meningkatkan kemampuan
representasi matematis siswa dibandingkan NHT.

Kata kunci: kemampuan representasi matematis, NHT, TPS


PENDAHULUAN NCTM (2000: 67) menetapkan lima
standar kemampuan matematis yang
Sumber daya yang berkualitas
harus dimiliki oleh siswa, yaitu
dan mampu berinovasi sangat diper-
kemampuan pemecahan masalah, ke-
lukan untuk menghadapi kompetisi
mampuan komunikasi, kemampuan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan
koneksi, kemampuan penalaran dan
teknologi. Pendidikan adalah hal
kemampuan representasi. Dari per-
yang sangat penting dimiliki
nyataan tersebut, dapat disimpulkan
seseorang untuk menjadi sumber
bahwa kemampuan representasi me-
daya manusia yang berkualitas,
rupakan salah satu kemampuan yang
karena melalui pendidikan seseorang
penting untuk dikembangkan dan
dapat mengembangkan potensi yang
harus dimiliki oleh siswa. Akan
ada pada dirinya sejalan dengan
tetapi, masih banyak sekolah yang
kemajuan ilmu pengetahuan dan
belum mengembangkan kemampuan
teknologi.
representasi matematis kepada siswa-
Sekolah merupakan salah satu
nya.
tempat utama dalam menerapkan pen-
Hal ini juga terjadi di SMP
didikan formal. Salah satu mata pe-
Negeri 25 Bandarlampung. Berdasar-
lajaran yang wajib dikenalkan kepada
kan hasil wawancara dengan guru
siswa dalam pendidikan formal
matematika di SMP Negeri 25 Bandar
adalah matematika, karena banyak
lampung, diketahui bahwa kemampu-
manfaat dari matematika yang dapat
an representasi matematis siswa kelas
digunakan dalam melakukan aktivitas
VII masih tergolong rendah. Salah
kehidupan sehari-hari. Sejalan
satu faktor penyebabnya yaitu karena
dengan itu, Daryanto dan Rahardjo
proses pembelajaran di SMP Negeri
(2012: 240) menyatakan bahwa mata
25 Bandar Lampung masih berlang-
pelajaran matematika perlu diberikan
sung secara konvensional. Dalam
kepada siswa untuk membekali
pembelajaran konvensional, guru
mereka dengan kemampuan berpikir
lebih aktif dalam menyampaikan
logis, kreatif, sistematis, analitis, dan
materi, tetapi siswa lebih pasif dalam
kritis serta kemampuan bekerja sama.
proses pembelajaran.
National Council of Teachers of
Mathematics atau biasa disingkat
Hal ini menyebabkan siswa together (NHT) dan think pair share
kesulitan menyelesaikan soal-soal (TPS).
dalam me-representasikan masalah Model pembelajaran kooperatif
matematis. Oleh karena itu, tipe NHT adalah suatu metode pem-
diperlukan model pembelajaran yang belajaran yang membuat siswa me-
mampu membuat siswa aktif dan miliki ketergantungan satu sama lain,
kritis dalam proses pembelajaran. sehingga siswa akan saling bantu
Model pembelajaran kooperatif membantu dalam memahami materi
memiliki konsep belajar berkelompok yang diberikan. Selain itu, pem-
yang mampu membuat siswa aktif belajaran NHT mendorong siswa
dan kritis dalam pembelajaran karena untuk memahami keseluruhan materi
dengan belajar berkelompok siswa karena setiap siswa yang nomor
akan bertanya mengenai materi kepalanya dipanggil bertanggung
pelajaran yang tidak diketahui kepada jawab akan kelompoknya.
temannya tanpa rasa malu. Sementara itu, Model pem-
Pembelajaran kooperatif dikenal de- belajaran kooperatif tipe TPS adalah
ngan pembelajaran secara ber- pembelajaran yang memancing siswa
kelompok. Tetapi belajar kooperatif untuk berpikir secara mandiri terlebih
lebih dari sekedar belajar kelompok dahulu ketika memperoleh soal dan
atau kerja kelompok karena dalam kemudian mendiskusikan hasil pe-
belajar kooperatif ada struktur mikirannya dengan teman. Selain itu,
dorongan atau tugas yang bersifat model pembelajaran kooperatif tipe
kooperatif sehingga memungkinkan TPS mendorong siswa untuk berani
terjadinya interaksi secara terbuka mengemukakan pendapatnya di depan
dan hubungan yang bersifat inter- kelas.
depedensi efektif diantara anggota Berdasarkan pemaparan di atas,
kelompok. Model pembelajaran ko- maka dilakukan penelitian yang
operatif yang dapat digunakan untuk bertujuan untuk membandingkan
mengembangkan kemampuan re- peningkatan kemampuan representasi
presentasi matematis siswa di- matematis siswa yang belajar meng-
antaranya yaitu tipe number head gunakan pembelajaran kooperatif tipe
NHT dengan siswa yang belajar
menggunakan pembelajaran reliabilitas instrumen sebesar 0,73
kooperatif tipe TPS pada siswa kelas (tinggi). Butir soal tes yang diguna-
VII SMP Negeri 25 Bandar Lampung. kan memiliki interpretasi daya
pembeda yang sangat baik, baik dan
METODE PENELITIAN agak baik. Berdasarkan hasil
perhitungan daya pembeda semua
Populasi penelitian ini adalah
butir tes dapat digunakan dalam
seluruh siswa kelas VII tahun ajaran
penelitian ini. Selain itu, interpretasi
2014/2015 semester ganjil sebanyak
tingkat kesukaran pada butir soal tes
279 siswa yang terdistribusi dalam
yang digunakan dalam penelitian ini
delapan kelas. Pengambilan sampel
memiliki interpretasi sukar, sedang
penelitian menggunakan teknik pur-
dan mudah. Berdasarkan hasil per-
posive sampling. Terpilih kelas VII B
hitungan diperoleh butir soal tes
dan VII E. Pada kelas VII E
memiliki interpretasi sukar, sedang
menggunakan model pem-belajaran
dan mudah sehingga semua butir tes
kooperatif tipe NHT dan pada kelas
dapat digunakan. Dengan demikian,
VII B menggunakan model pem-
disimpulkan bahwa instrumen tes
belajaran kooperatif tipe TPS.
dapat digunakan untuk mengukur
Penelitian ini merupakan pe-
kemampuan representasi matematis
nelitian eksperimen semu dengan
siswa.
pretest-posttest control group design.
Data penelitian ini adalah data gain
HASIL DAN PEMBAHASAN
kemampuan representasi matematis
berupa data kuantitatif yang diperoleh Dari pengumpulan data, di-
dari hasil tes tertulis dengan peroleh indeks gain dari data pretest
instrumen berbentuk uraian. Tes dan posttest. Rata-rata nilai gain
diberikan kepada sampel penelitian siswa untuk kelas TPS lebih besar
dua kali, yaitu tes sebelum perlakuan dari pada rata-rata nilai gain siswa
(pretest) dan setelah perlakuan untuk kelas NHT dan simpangan baku
(posttest). pada kelas NHT lebih besar dari kelas
Validitas instrumen yang di- TPS. Besarnya nilai simpangan baku
gunakan adalah validitas isi. Dari pada NHT menunjukkan bahwa lebih
hasil uji coba didapat koefisien banyak nilai siswa pada kelas TPS
yang tersebar jauh dari rata-rata nilai representasi matematis siswa di-
dibandingkan dengan nilai siswa pada bandingkan pembelajaran NHT.
kelas NHT. Hal ini terjadi karena pada awal
Setelah dilakukan uji pembelajaran dalam model pem-
normalitas pada data gain diketahui belajaran kooperatif tipe TPS tiap-tiap
bahwa salah satu data tidak ber- siswa diberikan LKPD dengan tujuan
distribusi normal. Oleh karena itu, uji memancing ide siswa dalam me-
hipotesis pada penelitian ini meng- representasikan penyelesaian masalah
gunakan uji Mann-Whitney U. matematika dalam LKPD. Dalam
Dengan menggunakan software SPSS tahap ini, siswa nampak serius dalam
Statistic 17.0, diperoleh nilai memperhatikan masalah matematika
probabilitas (Sig.) kurang dari 0,05. yang terdapat di dalam LKPD.
Hal ini berarti bahwa H1 diterima, Kemudian pada tahap selanjutnya
yang artinya ada perbedaan peringkat siswa mendiskusikan hasil pe-
antara peningkatan kemampuan re- mikirannya dengan kelompok yang
presentasi matematis siswa pada telah ditentukan oleh guru, karena
pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam satu kelompok hanya terdiri
dengan kemampuan representasi dari dua orang. Dengan demikian,
matematis siswa pada pembelajaran diskusi dalam kelompok ini lebih
kooperatif tipe TPS. optimal. Hal ini sejalan dengan
Berdasarkan hasil analisis data, Dimyati dan Mudjiono (2006: 169)
terdapat perbedaan peningkatan ke- yang mengungkapkan bahwa mem-
mampuan representasi matematis bagi kelas dengan memberi kesempat-
antara siswa yang mengikuti TPS dan an untuk belajar perorangan dan
siswa yang mengikuti pembelajaran berkelompok kecil mencegah ter-
NHT. Rata-rata skor peningkatan jadinya perilaku siswa sebagai parasit
kemampuan representasi matematis belajar dan ketakmampuan kerja
siswa yang mengikuti TPS lebih kelompok.
tinggi daripada siswa yang mengikuti Hal ini berbeda dengan siswa
pembelajaran NHT. Hal ini berarti yang mengikuti pembelajaran meng-
TPS lebih meningkatkan kemampuan gunakan model pembelajaran ko-
operatif tipe NHT. Seharusnya setiap
individu dalam kelompok menyelesai- an, ribut, mengobrol saat proses
kan masalah yang ada pada LKPD pembelajaran, dan mengeluh dengan
dengan cara bertukar pikiran satu pembelajaran secara diskusi ke-
sama lain dan memperoleh banyak ide lompok dengan terus-menerus, serta
dalam merepresentasikan masalah enggan atau kurang siap ketika
matematika yang terdapat pada menyampaikan kesimpulan materi
LKPD. Akan tetapi, pada kenyataan- pelajaran. Kondisi tersebut me-
nya masih ditemukan beberapa siswa nunjukkan bahwa siswa kurang
dalam kelompok yang mengandalkan memotivasi dirinya untuk belajar,
temannya sehingga diskusi di dalam padahal motivasi ini berasal dari
kelompok kurang optimal. Akibatnya dalam diri siswa. Hal inilah yang
siswa-siswa yang mengandalkan menyebabkan kemampuan re-
temannya tersebut kurang menguasai presentasi matematis siswa tidak
materi sehingga tidak dapat me- dapat meningkat secara maksimal.
nyelesaikan soal-soal posttest yang Sebagaimana yang dikemukakan oleh
dilakukan perindividu. Tanpa keaktif- Slameto (2003: 56), bahwa motivasi
an siswa, pembelajaran menjadi ter- erat sekali hubungannya dengan
hambat, karena siswa dituntut untuk tujuan yang akan dicapai dalam
menemukan konsep secara mandiri. belajar, untuk mencapai tujuan itu
Hal ini sesuai dengan teori belajar perlu berbuat, dan yang menjadi
Piaget (Budiningsih, 2005: 98), penyebab berbuat adalah motivasi itu
adanya interaksi sosial siswa dengan sendiri sebagai daya penggerak atau
kelompoknya dapat membuat per- pendorongnya.
kembangan kognitif siswa menjadi
Pada dasarnya, model pem-
lebih baik apabila dibandingkan
belajaran kooperatif tipe TPS dan tipe
dengan orang dewasa.
NHT merupakan model pembelajaran
Terdapat beberapa siswa yang
yang baik karena menjadikan siswa
tidak serius mengikuti pembelajaran
sebagai pusat pembelajaran dan mem-
sehingga menyebabkan kondisi kelas
buat siswa menjadi lebih aktif. Akan
kurang kondusif, seperti: banyak
tetapi, kelemahan-kelemahan yang
siswa yang melakukan kegiatan lain
terdapat dalam penelitian ini me-
yang kurang mendukung pembelajar-
nyebabkan kurang optimalnya hasil
yang diperoleh dari segi pencapaian Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-
Faktor yang Mempengaruhinya.
indikator kemampuan representasi
Jakarta: Rineka Cipta.
matematis siswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian


diperoleh kesimpulan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe TPS
lebih meningkatkan kemampuan
representasi matematis siswa di-
bandingkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Hal ini dapat
dilihat dari peningkatan kemampuan
representasi matematis siswa yang
mengikuti pembelajaran TPS lebih
tinggi dibandingkan siswa yang
mengikuti pembelajaran NHT.

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan


Pembelajaran. Yogyakarta:
Rineka Cipta.

Daryanto dan Rahardjo. 2012. Model


Pembelajaran Inovatif. Bandung:
Penerbit Gava Media.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar


dan Pembelajaran. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.

NCTM. 2000. Principles and


Standards for School
Mathematics. Virginia: NCTM.

Anda mungkin juga menyukai