1. PENDAHULUAN
Opsi (option) adalah turunan dari suatu aktiva, bukan aktivanya. Misalnya untuk opsi saham,
maka opsi adalah haknya (dapat hak membeli atau menjual suatu saham) bukan sahamnya sendiri. Opsi
saham ini adalah turunan dari sahamnya, sehingga masuk dalam kelompik turunan (derivative) dan opsi
ini biasanya ditransaksikan di pasar turunan. Di Indonesia kontrak opsi ditransaksikan di Bursa Efek
Jakarta. Opsi ini masih terbatas pada opsi yang berhubungan dengan saham saja, sehingga disebut
dengan KOS (Kontrak Opsi Saham).
2. DEFINISI OPSI
Opsi (option) adalah suatu tipe kontrak antara dua pihak yang satu memberikan hak kepada
yang lain untuk membeli atau menjual suatu aktiva pada harga yang tertentu dalam jangka waktu
tertentu. Pihak yang mendapatkan hak disebut pembeli opsi (option buyer) sedangkan pihak yang
menjual opsi dan harus bertanggung jawab terhadap keputusan pembeli opsi kapan opsi tersebut akan
digunakan disebut pembeli opsi (option writer).
3. TIPE KONTRAK OPSI
a) Opsi Beli (Call Option) : adalah suatu tipe kontrak yang memberikan hak kepada pembeli opsi untuk
membeli (call) dari penjual opsi sejumlah lembar saham tertentu pada harga tertentu dalam jangka
waktu tertentu.
b) Opsi Jual (Put Option) : adalah suatu tipe kontrak yang memberikan hak kepada pembeli opsi untuk
menjual (put) kepada penjual opsi sejumlah lembar saham tertentu pada harga tertentu dalam jangka
waktu tertentu.
4. TERMINOLOGI DASAR OPSI
Istilah-istilah dasar opsi adalah sebagai berikut.
Harga saham di pasar (stock price) yang diberi notasi P
Harga saham jika menggunakan opsi yang disebut dengan exercise price atau strike price yang diberi
notasi E
Harga dari opsi yang diberi notasi HO
Tanggal kadaluwarsa opsi yaitu tanggal terakhir opsi dapat digunakan yang disebut dengan
expiration date.
5. PAYOFF DAN LABA DARI OPSI
Payoff adalah keuntungan akibat menggunakan (exercise) dari opsi, yang masih menunjukan
keuntungan kotor dari selisih harga saham di pasar dengan harga penggunaan opsi (exercise price).
Laba (profit) adalah keuntungan bersih yaitu payoff dikurangi dengan harga pembelian opsi.
a) Payoff dan Laba untuk Opsi Beli : Laba dari pembeli adalah rugi penjual dan sebaliknya. Jika harga
saham di pasar (P) lebih rendah atau sama dengan nilai exercise (E) opsi, maka akan lebih murah
membeli saham langsung di pasar dibandingkan dengan menggunakan opsi. Untuk kasus harga
saham di pasar lebih rendah atau sama dengan harga exercise (P≤E), maka opsi tidak akan
digunakan, sehingga tidak terjadi payoff atau nilai payoff adalah nol. Sebaliknya pembeli opsi beli
akan diuntungkan menggunakan opsi jika harga pasar saham lebih besar dibandingkan dengan harga
exercise dengan payoff sebesar: Payoff=(P-E) jika P>E.
b) Payoff dan Laba untuk Opsi Jual : Pembeli opsi jual akan menggunakan opsi untuk menjual saham
pada harga yang sudah ditentukan (exercise price). Jika harga opsi tidak diperthitungkan, maka
pembeli tidak akan menggunakan opsi ini untuk menjual saham jika harga saham di pasar lebih
tinggi atau sama dengan harga exercise. Harga saham di pasar lebih tinggi atau sama dengan harga
exercise (P≥E), maka opsi jual tidak akan digunakan, sehingga tidak terjadi payoff atau nilai payoff
adalah nol sebagai berikut: payoff=0 jika P≥E.
6. PENGGUNAAN OPSI UNTUK LINDUNG NILAI
Tujuan membeli opsi adalah untuk perlindungan (hedging) dari aktiva yang akan dilindungi
dan untuk spekulasi. Hedge didefinisikan sebagai suatu cara menggunakan turunan-turunan untuk
mengurangi atau kalau mungkin saling menghilangkan (offset) risiko dari aktiva yang akan dilindungi.
Opsi jual (put option) digunakan untuk melindungi dari penurunan harga saham yang dimiliki oleh
investor. Sebaliknya, opsi beli (call option) digunakan untuk perlindungan kenaikan harga saham yang
harus dibeli oleh investor yang melakukan transaksi penjualan pendek (short selling).
a) Perlindungan Penurunan Harga Saham : Untuk menghindari kerugian yang besar dari penurunan
harga saham, investor menggunakan (meng-exercise) opsi jualnya. Dengan demikian, opsi jual (put
option) dapat digunakan untuk memproteksi (hedge) penurunan harga saham. Strategi lindung nilai
harga saham dengan opsi jual ini disebut dengan nama jual terproteksi (protected put).
b) Perlindungan Kenaikan Harga Saham : Opsi beli banyak digunakan untuk lindung nilai penjualan
pendek (short sale). Di penjualan pendek, harapan investor harga saham akan turun untuk dibeli
kembali, akan tetapi kenyataannya harga saham tersebut dapat naik.
7. MELINDUNGI OPSI
Penerbit opsi beli akan mengalami kerugian jika harga saham naik. Pembeli opsi beli akan
menggunakan haknya untuk membeli sahamnya dengan harga lebih murah dibandingkan dengan pasar
saham yang naik tersebut.Untuk mengatasi kerugian ini, penjual opsi beli dapat membeli terlebih dahulu
sahamnya dan pada saat bersamaan menjual opsi belinya. Strategi lindung nilai ini disebut dengan
covered call.
Asumsi digunakan supaya sutau model lebih mudah untuk dipahami dan lebih mudah
untuk diuji. Asumsi yang digunakan oleh model CAPM adalah:
1. Semua investor mempunyai cakrawala waktu satu periode yang sama seperti
memaksimumkan kekayaannya dengan memaksimumkan utility harapan dalam satu
periode yang sama.
2. Investor mengambil keputusan investasi berdasarkan pertimbangan nilai return
ekspektasian dan deviasi standar return dari portfolio.
3. Investor mempunyai harapan yang sama terhadap factor factor input yang digunakan
untuk mengambil keputusan portfolio return ekspektasian, varian dari return, dank
ovarian antara return return sekuritas.
4. Investor dapat meminjam dan meminjamkan sejumlah dana.
5. Penjualan pendek (short sale) diijinkan.
6. Semua aktiva bisa dipecah pecah menjadi bagian kecil yang tidak terbatas.
7. Semua aktiva bisa dipasarkan secara likuid sempurna.
8. Tidak ada biaya transaksi.
9. Tidak terjadi inflasi.
10. Tidak ada pajak pendapatan pribadi.
11. Investor adalah penerima harga.
12. Pasar modal dalam kondisi ekuilibrium.
PORTOFOLIO PASAR
Portofolio pasar adalah portofolio yang berisi dengan seluruh aktiva yang ada di pasar.
Diasumsikan bahwa semua investor akan melakukan investasi di portofolio yang sama, yaitu
porotfolio pasar. Asumsi ini berlaku karena asumsi CAPM, yaitu semua investor menggunakan
analisis yang sama, yaitu menggunakan analisis metode Markowitz.
merupakan garis yang menunjukkan tradeoff antara risiko dan return ekspektasian
untuk sekuritas individual dan merupakan penggambaran secara grafis dari model CAPM.
E (𝑅𝑖 )
M
E (𝑅𝑀 ) Garis pasar sekuritas
𝑅𝐵𝑅
0
1.0
- Titik M menunjukkan portofolio pasar untuk Beta senilai 1 dengan return ekspektasian
sebesar E (𝑅𝑀 )
- Untuk Beta bernilai 0 atau untuk aktiva yang tidak mempunyai risiko sistematik, yaitu
Beta untuk aktiva bebas risiko, aktiva ini mempunyai return ekspektasiab yang
merupakan intercept dari GPS
- Dengan mengamsumsikan GPS adalah garis linier, maka persamaan dari garis linier ini
dapat dibentuk dengan intercept sebesar 𝑅𝐵𝑅 dan slope sebesar E(𝑅𝑖 ) =
𝑅𝐵𝑅 +𝛽𝑖 .[E(𝑅𝑀 )- 𝑅𝐵𝑅
Contoh :
Return aktiva bebas risiko adalah sebesar 12%. Return portofolio pasar adalah sebesar 15%.
Saham A mempunyai Beta sebesar 1,8. Return ekspektasian dari saham A ini dapat dihitung
sebesar :
= 17,4%
Untuk portofolio pasar yang diasumsikan bahwa return sekuritas individual berkorelasi
dengan return pasar, risiko portofolio pasar dapat disederhanakan sebagai berikut :
𝜎𝑀 = (𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒 − 1 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑝𝑜𝑟𝑡𝑜𝑓𝑜𝑙𝑖𝑜
+ 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒 − 2 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑝𝑜𝑟𝑡𝑜𝑓𝑜𝑙𝑖𝑜 + ⋯
+ 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒 − 𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑝𝑜𝑟𝑡𝑜𝑓𝑜𝑙𝑖𝑜)1/2
Untuk sekuritas ke-I, kontribusi risiko sekuritas ini terhadap risiko portofolio pasar
adalah sebesar :
𝜎𝑖,𝑀
𝜎𝑀
Untuk return sebuah sekuritas tunggal, return ekspektasian untuk sekuritas ke-I adalah
:
𝐸(𝑅𝑖 ) = 𝑅𝐵𝑅 + 𝛽𝑖 ∙ [𝐸(𝑅𝑀 ) − 𝑅𝐵𝑅 ]
Risiko portofolio pasar yang diukur dari deviasi standarnya dapat juga dinyatakan sebagai
berikut :
𝑛 𝑛 1/2
𝜎𝑀 = (∑ ∑ 𝑤𝑖 . 𝑤𝑗 . 𝜎𝑖𝑗 )
𝑖=1 𝑗=1
Karena investor diasumsikan memegang portofolio pasar, maka kontribusi risiko sebuah
sekuritas terhadap kontribusi total risiko portofolio dapat dianggap sebagai perubahan dari
risiko portofolio akibat proporsi perubahan sekuritas tersebut. Perubahan risiko portofolio
pasar akibat proporsi suatu sekuritas dapat dihitung dari turunan pertama total risiko portofolio
pasar terhadap proporsi sekuritas ke-i sebagai berikut :
𝑑𝜎𝑀 𝜎𝑖,𝑀
=
𝑑𝑤𝑖 𝜎𝑀
Rumus tersebut adalah rumus untuk model CAPM yang sama dengan sebelumnya.
Model dari CAPM : 𝐸(𝑅𝑖 ) = 𝑅𝐵𝑅 + 𝛽𝑖 . [𝐸(𝑅𝑀 ) − 𝑅𝐵𝑅 ] merupakan model untuk
return ekspektasian sehingga tidak dapt diuji karena ekspektasi adalah nilai yang belum diuji
sehingga belum dapat diobservasi. Supaya model CAPM dapat diuji, maka harus diubah
menjadi model ex post sebagai berikut :
Model ekpektasi merupakan model teoritis sehingga slope dari Garis Sekuritas Pasar
(GPS) harus bernilai positif karena secara teoritis hubungan antara risiko dan return
ekspektasian adalah positif dan hubungan ini diwakili oleh slope ini.
Model ex post merupakan model empiris dan secara empiris garis slope dapat bernilai
nol atau negatif.
Jika CAPM secara empiris akan diuji, umumnya model ini dinyatakan sebagai berikut :
𝑅′𝑖.𝑡 = 𝛿0 + 𝛿1 . 𝛽𝑖 + 𝑒𝑖.𝑡
𝛿1 = (𝑅𝑀.𝑡 – 𝑅𝐵𝑅.𝑡 )
Secara umum hasil dari pengujian model CAPM setuju dengan kesimpulan berikut :
1. Nilai dari intercept, yaitu 𝛿0 secara statistik dan signifikan berbeda lebih besar dari nol.
2. Koefisien dari Beta, yaitu 𝛿1 bernilai lebih kecil dari perbedaan return portofolio pasar
dikurangi dengan tingkat return bebas risiko.
3. Walaupun 𝛿1 <𝑅𝑀.𝑡 – 𝑅𝐵𝑅.𝑡 , tetapi nilai koefisien ini adalah positif atau 𝛿1 > 0.
4. Hasil yang diperoleh menunjukkan hubungan yang linier.
5. Dengan memasukkan faktor-faktor lainselain Beta di model CAPM, ternyata faktor-
faktor lain ini juga dapat menjelaskan porsi dari return sekuritas yang tidak dapat
ditangkap oleh Beta.
Model CAPM masih jauh dari sempurna karena hasil pengujian menunjukkan bahwa intercept
𝛿0 berbeda dari nol dan masih banyak faktor-faktor lain selain Beta yang masih dapat
menjelaskan variasi dari return sekuritas.
BAB 15 EFISIENSI PASAR
Sebaliknya jika kondisi-kondisi diatas tidak terpenuhi, kemungkinan pasar tidak efisien
akan terjadi. Dengan demikian, pasar dapat menjadi tidak efisien jika kondisi-kondisi berikut
terjadi :
1. Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga dari sekuritas.
2. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam antara pelaku
pasar yang satu dengan pelaku pasar yang lainnya terdapat suatu informasi yang sama.
Kondisi ini terjadi jika penyebaran informasi tidak merata sehingga ada sebagian pelaku
pasar yang menerima informasi tepat waktunya, sebagian menerima informasi dengan
terlambat dan sisanya mungkin tidak menerima informasi sama sekali. Kemungkinan lain
dari kondisi ini adalah pemilik informasi memang tidak berniat untuk menyebarkan
informasinya untuk kepentingan mereka sendiri.
3. Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh sebagian pelaku-pelaku
pasar.
4. Investor adalah individual-individual yang lugas (naïve investors) dan tidak canggih
(unsophisticated investors). Untuk pasar yang tidak efisien mash banyak investor yang
bereaksi terhadap informasi secara lugas, karena mereka mempunyai kemampuan yang
terbatas di dalam mengartikan dan menginterpretasikan informasi yang diterima. Karena
mereka tidak canggih, maka sering kali mereka melakukan keputusan yang salah yang
akibatnya sekuritas bersangkutan dihindari secara tidak tepat.