Anda di halaman 1dari 4

Nama : Afkara Husna Firdanisa

NIM : 0405421820146

1. Termasuk golongan apa Mg𝑺𝑶𝟒 ? Bagaimana mekanisme kerjanya dalam terapi PEB?
Mg𝑆𝑂4 bekerja untuk dilatasi pembuluh darah otak sehingga dapat meningkatkan aliran
darah plasenta sehingga nutrisi janin terpenuhi. Mg𝑆𝑂4 juga menurunkan iskemi plasenta
sehingga produksi faktor antiangiogenik pun menurun. Hal ini memperbaiki biovailabilitas faktor
angiogenik (PIGF dan VEGF).
Mg pada Mg𝑆𝑂4 bekerja dalam menurunkan aktifasi Ca ATP-ase dan Na-K ATP ase yang
terlibat dalam pertukaran ion selama fase depolarisasi-repolarisasi. Defisiensi Mg akan
mengganggu kerja pompa ATPase yang akan meningkatkan natrium dan kalsium ekstrasel dan
menurunkan kalium intrasel. Hal ini akan mengganggu stabilitas membrane sel dan organel dalam
sitoplasma.
Mg diyaniki berperan sebagai pengatur keseimbangan perbedaan ion dalam kanal ion.
Konsentrasi Mg intrasel yang rendah akan mengakibatkan kalium keluar sel, dengan demikian
akan merubah konduksi dan metabolisme sel. Target organ Mg𝑆𝑂4 yaitu, pada jantung, otak, dan
ginjal.

2. Bagaiman mekanisme PEB pada pasien ini?


Pada pasien ini terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan kelainan vaskularisasi,
seperti usia yang tua, obesitas dan riwayat hipertensi kronis. Akibatnya lapisan otot arteri spiralis
menjadi kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi
dan vasodilatasi. Sehingga arteri spiralis relatif mengalami vasokonstriksi dan terjadi kegagalan
remodeling arteri spiralis sehingga aliran darah utero plasenta menurun dan terjadilah hipoksia
dan iskemia plasenta.
Plasenta yang mengalami iskemia akibat tidak terjadinya invasi trofoblas secara benar
akan menghasilkan radikal bebas. Salah satu radikal bebas penting yang dihasilkan plasenta
iskemia adalah radikal hidroksil. Radikal hidroksil akan mengubah asam lemak tidak jenuh menjadi
peroksida lemak. Kemudian, peroksida lemak akan merusak membran sel endotel pembuluh
darah. Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan
rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan ini disebut sebagai disfungsi endotel.
Pada waktu terjadi kerusakan sel endotel yang mengakibatkan disfungsi sel endotel, maka
akan terjadi gangguan metabolisme prostaglandin karena salah satu fungsi sel endotel adalah
memproduksi prostaglandin. Dalam kondisi ini terjadi penurunan produksi prostasiklin (PGE2)
yang merupakan suatu vasodilator kuat. Kemudian, terjadi agregasi sel-sel trombosit pada daerah
endotel yang mengalami kerusakan. Agregasi trombosit memproduksi tromboksan yang
merupakan suatu vasokonstriktor kuat. Peningkatan produksi bahan-bahan vasopresor
(endotelin) dan penurunan kadar NO (vasodilatator), serta peningkatan faktor koagulasi juga
terjadi.

3. Apa KIE untuk pasien ini?


1. Beri pemahaman yang baik tentang tanda dan gejala hipertensi pada kehamilan, khususnya
preeklampsia, beserta komplikasinya sehingga tidak terjadi ketakutan yang berlebihan. Di
negara maju, komplikasi terkait hipertensi pada kehamilan khususnya eklampsia lebih sedikit
terjadi dibandingkan dengan di negara berkembang. Hal ini karena di negara maju skrining
hipertensi dan proteinuria pada perempuan hamil sudah lebih rutin dilakukan. Intervensi
pada perempuan dengan hipertensi kehamilan khususnya preeklampsia meliputi monitoring,
obat-obatan hipertensi, pemberian magnesium sulfat, dan pemberian kortikosteroid untuk
pematangan paru janin.
2. Beritahu ibu untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap kehamilan secara
teratur. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan kondisi fisik dan mental ibu selama kehamilan
dengan seoptimal mungkin. Selain itu juga untuk mendeteksi dini adanya tanda bahaya
maupun komplikasi yang dialami oleh ibu hamil sehingga hal tersebut dapat dicegah dan
diobati. Tanda bahaya kehamilan yang sering terjadi antara lain perdarahan
pervaginam, hiperemesis gravidarum, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak
pada wajah dan ekstremitas, gerakan janin yang terasa, nyeri perut hebat, dan hipertensi
dalam kehamilan.

4. Mengapa pada PEB, TD naik mulai usia 20 minggu?


Karena terjadi perubahan perfusi plasenta pada 20 minggu pertama kehamilan. Pada fase ini
terjadi perkembangan abnormal remodelling dinding arteri spiralis. Invasi tropoblas pada lapisan
otot arteri spiralis dan jaringan matriks di sekitarnya tidak terjadi atau kurang sempurna. Lapisan
otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak
memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami
vasokonstriksi dan terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis. Hal ini mengakibatkan darah
menuju lakuna hemokorioendotel mengalir kurang optimal dan bila jangka waktu lama
mengakibatkan hipooksigenasi atau hipoksia plasenta. Hipoksia dalam jangka lama menyebabkan
kerusakan endotel pada plasenta yang menambah berat hipoksia. Produk dari kerusakan vaskuler
selanjutknya akan terlepas dan memasuki darah ibu yang memicu gejala klinis preeklampsia.

5. Apa yang dimaksud superimposed preeklampsia?


Superimposed preeklamsia adalah dimana pasien mengalami preeklamsia saat kehamilan,
dimana sebelum kehamilan terjadi pasien sudah memiliki riwayat Hipertensi Kronik.

6. Pilihan obat antihipertensi untuk PEB?


 Nifedipin
Nifedipin adalah obat hipertensi golongan calcium channel blocker. Nifedipin diberikan 5-10
mg dapat diulang sampai 8 kali/24 jam. Jika respon tidak membaik setelah 10 menit, berikan
tambahan 5 mg sublingual Nifedipin.
 Labetalol
Labetalol adalah obat hipertensi golongan beta blocker. Labetalol diberikan 10 mg oral. Jika
respon tidak membaik setelah 10 menit, berikan lagi Labetalol 20 mg oral.

7. Hormon yang dihasilkan oleh plasenta?


Sintesis hormon polipeptida
1. Human Chorionic Gonadotropin (hCG)
2. Human Placental Lactogen (hPL)
Hormon – hormon protein
1. Chorionic Adrenocorticotropin ( CACTH)
2. Chorionic Thyrotropin (CT)
3. Relaksin
4. Parathyroid Hormone Related Protein (PTHrP)
5. Growth Hormone Variant (hGH-V)
Hormon Peptide
1. Neuropeptida – Y (NPY)
2. inhibin
3. aktivin
Hormon Steroid
1. Estrogen
2. Progesteron
Hypothalamus- like Releasing hormone
1. Gonadotropin releasing hormone (GnRH)
2. Corticotropin realising hormon (CRH)
3. Thyrotropin Realising Hormone (TRH)
4. Growth Hormone Realising Hormone (GHRH)

8. Komponen Bishop Score?


Bishop Score adalah suatu cara untuk menilai kematangan serviks dan responnya terhadap suatu
induksi persalinan. Serviks dengan bishop score rendah (serviks belum matang) memberikan
angka kegagalan lebih tinggi dibanding serviks yang matang.
5 kondisi yang dinilai dari serviks adalah:
1. Pembukaan (Dilatation)
2. Pendataran (Effacement)
3. Penurunan kepala janin (Station)
4. Konsistensi (Consistency)
5. Posisi ostium uteri (Position)

Anda mungkin juga menyukai