SKENARIO B BLOK 21
04011281320007
Adif Syarifalim
04011281320011
Rikka Wijaya
04011281320037
04011381320003
Syahnas Ya Rahma
04011381320073
Ayulaisitawati
04011181320009
Iqbal Fahmi
04011181320031
04011181320035
Miranda Alaska
04011181320039
04011181320047
M.Rasyid Ridho
04011181320057
04011181320083
04011381320079
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan ini berhasil kami
selesaikan. Laporan ini kami susun untuk memenuhi tugas Laporan Tutorial.
Dalam penyusunan laporan ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi, namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan laporan ini tidak lain berkat
bantuan dari dr. Safyudin, M.Biomed. selaku Tutor kami yang telah meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dan dorongan dalam
rangka penyelesaian penyusunan laporan ini. Untuk itu kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya .
Kami sadar laporan yang kami buat ini masih banyak kekurangan-kekurangan,
baik pada teknik penyusunan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki sangatlah terbatas. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak sangat kami harapkan untuk memperbaiki laporan ini. Akhir kata, semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. 2
Daftar Isi ........................................................................................................................... 3
Petugas Kelompok............................................................................................................. 4
I
Skenario........................................................................................................ 5
II
Klarifikasi Istilah ......................................................................................... 6
III
Identifikasi Masalah .................................................................................... 6
IV Analisis Masalah ........................................................................................... 7
V Hipotesis............................................................................................ ..23
VI Sintesis ...................................................................................................... 40
VII Kerangka Konsep................................................................................ 65
VIII Kesimpulan ........................................................................................ 65
Daftar Pustaka........................................................................................................ 66
TUTORIAL BLOK 21
Petugas Kelompok
Moderator
: Iqbal Fahmi
Sekretaris
: Zana Almira
Anggota
SKENARIO B
Bimo, laki-laki , usia 26 bulan, dibawa ke klinik karena belum bisa bicara.
Bimo hanya bisa mengoceh dengan kata-kata yang tidak dimengerti oleh
orang tuanya dan orang lain. Bila dipanggil sering kali tidak bereaksi terhadap
panggilan. Bimo juga selalu bergerak kesana kemari tanpa tujuan. Bimo tidak
suka bermain dengan anak-anak lain, senang membalik-balik buku gambar
atau kalender berwarna.
Bimo anak pertama dari ibu yang berusia 25 tahun. Lahir spontan pada
kehamilan 40 minggu. Selama hamil ibu sehat dan memeriksakan kehamilan 3
x ke bidan. Segera setelah lahir langsung menangis. Berat badan waktu lahir
3.500 gram. Bimo bisa tengkurap pada usia 4 bulan dan berjalan pada usia 14
bulan.
Tidak ada riwayat kejang. Sepupu bimo, laki-laki usia 5 tahun juga menderita
seperti ini.
Pemeriksaan fisik dan pengamatan : berat badan 15 kg, tinggi badan 89 cm,
lingkaran kepala 50 cm. Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, tetapi
tidak mau melihat dan tersenyum kepada pemeriksa. Tidak menoleh ketika
dipanggil namanya. Anak selalu bergerak kesana-kemari tanpa tujuan. Ketika
diberikan bola, dia melempar bola kelantai dan dilakukan berulang-ulang.
Tidak ada gerakan-gerakan aneh yang diulang-ulang. Tidak mau bermain
dengan anak lain, tetapi sangat tertarik dan senang membalik-balik kalender
bergambar. Bila memerlukan bantuan, dia menarik tangan ibunya untuk
melakukan. Tidak bisa bermain pura-pura. Tidak melihat kebenda yang
ditunjuk. Tidak bisa menunjuk benda yang ditanyakan. Tidak ada kelainan
neurologis. Tes pendengaran bisa mendengar pada 25 dB.
II
KLARIFIKASI ISTILAH
No
Istilah
Arti
5
.
1.
2.
3.
Lahir spontan
Dismorfik
Kejang
4.
Kelainan
neurologis
III
IDENTIFIKASI MASALAH
No
.
1.
Masalah
Concert
vvvv
kalender berwarna.
Bimo anak pertama dari ibu yang berusia 25 tahun. Lahir spontan
vv
senang
membalik-balik
6
kalender
bergambar.
Bila
vvv
v
IV
ANALISIS MASALAH
1
Bimo, laki-laki , usia 26 bulan, dibawa ke klinik karena belum bisa bicara.
Bimo hanya bisa mengoceh dengan kata-kata yang tidak dimengerti oleh
orang tuanya dan orang lain. Bila dipanggil sering kali tidak bereaksi
terhadap panggilan. Bimo juga selalu bergerak kesana kemari tanpa
tujuan. Bimo tidak suka bermain dengan anak-anak lain, senang
membalik-balik buku gambar atau kalender berwarna.
a. Apa hubungan antara jenis kelamin, usia terhadap keluhan yang
dialaminya?
Jawab :
Anak autisme mempengaruhi semua anak-anak dari semua ras dan
bangsa, tetapi faktor tertentu yang meningkatkan angka kejadian
autisme adalah antaralain: Anak laki-laki memiliki kemungkinan
autisme tiga sampai empat kali lebih banyak dibandingkan anak
perempuan. Banyak terjadi pada anak usia 2 4 tahun. Onset biasa
diketahui pada usia kurang dari 3 tahun, jika terjadi keterlambatan
harus diwaspadai.
b. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan normal anak pada usia 26
bulan?
Jawab :
1) Anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki 5
2) Membuat jembatan dengan 3 kotak
3) Mampu menyusun kalimat
4) Mempergunakan kata-kata saya
5) Bertanya
6) Mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya
7) Menggambar lingkaran
8) Bermain dengan anak lain
9) Menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya
7
dan
pada
beberapa
anak
bermanifestasi
sebagai
Tikuspercobaanadalahtikusyangkekurangangenuntukprotein
ataudisebutCntnap4,yangditemukandalamselotakinterneuron.
Kekuranganproteinjenisitumembuatpotensipelepasanmolekul
sinyal dua otak, atau dikenal sebagai dopamin dan GABA
(gammaaminobutyric acid). Dopamin terkait dengan sensasi
kesenangan sedangkan GABA menghambat aktivitas saraf dan
pengaturan aktivitas otot. Peneliti menyebutkan kekurangan
Cntnap4bertanggungjawabatasmunculnyaperilakudandanyang
berlebihan.
Dalamujicobaditemukantikusyangkekuranganproteinsecara
obsesifmendandanibulusesamatikuskegayarambutmohawk.
Penelitiberpendapatperilakuberulangulangpadatikusitumirip
dengan perilaku berulang pada penderita autis. Hal ini
menunjukkanhubunganantaragenetika,fungsiotakdanperilaku
autis
d. Apadampakdarikeluhantersebut?
Jawab:
1. perilaku menyebabkan luka atau merusak
2. perilaku menghambat belajar
3. perilaku menghambat atau membatasi keterlibatan anak dalam
aktivitas belajar dan relasi sosial dengan teman/orang lain
4. Problem komunikasi: hal ini turut menghambat kemampuan anak
dengan autisme untuk dapat memahami komunikasi bahasa dan
non bahasa. Mereka juga akan kesulitan memahami aturan sosial
dalam suatu hubungan sosial. Karena itu, mereka lebih memilih
untuk menjadi pengamat daripada berpartisipasi dalam suatu
interaksi sosial.
5. Problem sensoris: gangguan sensoris sering menghambat mereka
untuk terlibat dalam kegiatan sosial, karena biasanya situasi sosial
bersifat tidak dapat diprediksi.
6. Problem dengan minat terbatas: karena hal ini mereka kesulitan
untuk mengalihkan minat mereka dari benda menuju ke minat pada
10
prakesadaran
(preconsciousness)
dan
ketidaksadaran (unconsciousness).
Kesadaran adalah bagian kejiwaan yang berisi hal-hal yang
disadarinya, diketahuinya. Fungsi kesadaran diatur oleh
hukum-hukum tertentu yang dinamakannya proses sekunder,
yaitu logika. Kesadaran jiwa berorientasi pada realitas dan
isinya berubah terus. Isi kesadaran terdiri dari hal-hal yang
terjadi di luar maupun di dalam tubuh seseorang.
Prakesadaran adalah bagian kejiwaan yang berisikan halhal yang sewaktu-waktu dapat dipanggil ke kesadaran melalui
asosiasi-asosiasi. Freud tidak memperinci proses yang terjadi
pada prakesadaran dan bagian ini memang kecil perannya
dalam sistem kejiwaan yang diajukannya.
Ketidaksadaran merupakan bagian yang terpenting dan
paling banyak diuraikan dalam sistem kejiwaan Freud. Bagian
ini berisi proses-proses yang tidak disadari, tetapi tetap
berpengaruh pada tingkah laku orang yang bersangkutan.
Proses yang tidak disadari itu dinamakan proses primer dan
ditandai emosi, keinginan-keinginan (desire), dan insting.
Realitas tidak mendapat tempat dalam kesadarannya.
12
padahalobyek-obyek
yang
diperlukan
untuk
id
memerlukan
suatu
sistem
yang
dapat
oksigenasi
mengandung gen yang terlibat di dalam autisme. Lokasi yang lain juga
ditemukan pada kromosom 16 dan 17, mekipun kekuatan hubungan ini
lebih lemah.
Namun sebagian besar penderita ASD dilaporkan tidak memiliki
riwayat keluarga dengan penderita yang sama. Maka ASD ini
dijelaskan bersifat acak, jarang dan kemungkinan ada faktor mutasi
gen yang meningkatkan resiko. Walaupun dapat meningkatkan resiko,
bukan berarti seseorang pasti menderita ASD.
Pada kasus Bram, ia mempunyai sepupu yang menderita ASD, hal ini
dapat meningkatkan resiko terjadinya ASD pada Bram juga
c. Bagaimana pengaruh pola spesifik dalam keluarga terhadap keluhan?
Jawab :
a. Pengaruh orang tua
Mempunyai pengaruh paling besar pada perkembangan mental
anak. Pada anak usia dini, semua anak meniru tingkah laku orang
tua mereka. Anak-anak belajar banyak tentang sosialisasi dari cara
orang tua mereka berinteraksi dengan orang lain, tetangga, dan
relasi.
b. Lingkungan rumah
Pertama kali anak mulai memahami emosi adalah melalui ibunya
terutama tentang cinta, perawatan, dukungan dan bantuan melalui
ibu. Setelah itu, anak mengembangkan berbagai jenis emosi, baik
positif maupun negatif. Kebahagiaan, ketakutan, kecemasan, iri
hati, amarah dan rasa malu akan mulai ditampilkan. Seorang anak
membutuhkan
kedua
orangtuanya,
ibu
serta
ayah
untuk
belajar
cara
membaca,
cara
menulis
dan
Bimo anak pertama dari ibu yang berusia 25 tahun. Lahir spontan pada
kehamilan 40 minggu. Selama hamil ibu sehat dan memeriksakan
kehamilan 3 x ke bidan. Segera setelah lahir langsung menangis. Berat
badan waktu lahir 3.500 gram. Bimo bisa tengkurap pada usia 4 bulan dan
berjalan pada usia 14 bulan. Tidak ada riwayat kejang.
a. Bagaimana hubungan usia ibu terhadap kelainan yang dialami bimo?
Jawab :
Ibu berusia 35 tahun berisiko memiliki anak autis 1,52 kali lebih tinggi
dibandingkan ibu yang berusia 25-29 tahun. Sementara itu usia ayah
50 tahun ke atas 2,2 kali lebih tinggi dibandingkan 29 tahun ke
bawah.Jadi kelainan autis pada Bimo, kemungkinan besar tidak
berhubungan dengan usia ibunya saat mengandung.
b. Bagaimana riwayat kelahiran dan kehamilan ibu dengan kelainan yang
dialami bimo?
Jawab :
Usia kehamilan normal (38-42 minggu), keadaan ibu saat kehamilan
normal, bayi lahir normal, dan berat badan waktu lahir normal.
Kemungkinan kelainan pada Bram tidak dipengaruhi riwayat
kehamilan dan kelahirannya.
c. Bagaiman tahap perkembangan normal pada anak sejak lahir usia 26
bulan?
Jawab :
17
Normal
11,7 - 14,6 kg dengan
Pada kasus
15kg
Interpretasi
Normal
Tinggi Badan
deviasi 2 kg
87,8 95 cm
89 cm
Normal
Lingkar Kepala
46 54 cm
50cm
Normal
Gambaran Fisik
Tidak dismorfik
Tidak
Normal
Compos mentis
dismorfik
Sadar
Normal
Kesadaran
18
volume
dapat
terjadi
akibat
tiga
kemungkinan:
bisa
menunjuk
benda
yang
ditanyakan.
Semua
hasil
HIPOTESIS
Bimo 26 bulan mengalami gangguan perilaku, komunikasi, dan interaksi
sosial akibat autisme
a Cara mendiagnosis
Jawab :
Adapun diagnosis ditegakkan dengan Diagnostic And Statistical ManualIV atau DSM-IV yang merupakan suatu sistem diagnostik yang dibuat
oleh perhimpunan psikiater Amerika. sistem ini menyebutkan tentang
Pervasive Developmental Disorders. kriteria itu disebutkan sebagai
berikut:
A. Untuk hasil diagnosa diperlukan total enam gejala atau lebih dari
nomor (1),(2), dan (3). Termasuk setidaknya dua gejala dari nomor (1)
dan masing-masing satu gejala dari nomor (2) dan (3)
1) Gangguan kulitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik.
Minimal harus ada dua dari gejala-gejala dibawah ini:
Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai
seperti kontak mata sangat kurang, ekspresi wajah kurang
berkomunikasi.
Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang.
Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang
dapat meniru.
21
Diagnosis banding
Jawab :
Autis
ADHD
Aspergers
Rett
Syndrome
Syndrom
e
Gangguan
Inattension
Hiperaktif
+/-
Gagguan
perkembangan
bahasa
Gangguan
komunikasi
non-verbal
Interaksi social
22
Kontak mata
Poor
poor
Otot hipotonik
Rasa
Ganggua
Relative
normal
empati
kurang
Impulsivitas
Perkembangan
kognitif
Stereotipik
Perhatian
Menarik diri
Gangguan
mudah
dialihkan
motorik
Gangguan cara
ringan
-
berdiri/berjalan
Perilaku
menciderai diri
(karena
sendiri
Gangguan
kekurangwaspadaannya)
-
Koordinasi
motorik
1. Anxiety Disorder: Obsessive-Compulsive Disorder
2. Anxiety Disorder: Trichotillomania
Gangguan perilaku menarik rambut terus menerus sehingga dapat
ditemukan rambut yang botak pada penderita.
3. Child Abuse & Neglect: Dissociative Identity Disorder
Gangguan proses integrasi kesadaran, persepsi, memori dan identitas
diri.
23
tidak
memperlihatkan
kemampuan
gestural
(menunjuk,
Diagnosis kerja
Jawab :
Autis
Definisi
Jawab :
Autisme berasal dari istilah dalam bahasa Yunani; aut = diri sendiri,
isme orientation/state= orientasi/keadaan. Maka autisme dapat diartikan
sebagai kondisi seseorang yang secara tidak wajar terpusat pada dirinya
sendiri; kondisi seseorang yang senantiasa berada di dalam dunianya
sendiri. Istilah autisme pertama kali diperkenalkan oleh Leo Kanner
pada tahun 1943, selanjutnya ia juga memakai istilah Early Infantile
Autism, atau dalam bahasa Indonesianya diterjemahkan sebagai
Autisme masa kanak-kanak . Hal ini untuk membedakan dari orang
dewasa yang menunjukkan gejala autisme seperti ini. Autisme merupakan
suatu gangguan perkembangan pada anak yang sifatnya komplek dan
berat, biasanya telah terlihat sebelum berumur 3 tahun, tidak mampu untuk
25
sehingga
keadaan
ini
akan
sangat
mempengaruhi
perkembangan anak.
Anak autis mengalami gangguan perkembangan otak yang kompleks
sehingga mempengaruhi berbagai fungsi, seperti : persepsi, imanjinasi,
perasaan, intending, digambarkan dengan adanya hambatan kualitatif pada
interaksi sosial, komunikasi, dan terobsesi pada suatu objek.
f
Epidemiologi
Jawab :
Jumlah penyandang autisme di seluruh dunia semakin tahun semakin
meningkat. Dari kepustakaan pada awal tahun 90-an, jumlah penyandang
autisme diperkirakan sekitar 4-6 per 10.000 kelahiran. Tetapi mendekati
tahun 2000 angka ini mencapai 15-20 per 10.000 kelahiran. Data pada
tahun 2000, angka ini meningkat drastis yaitu sekitar 60 per 10.000
kelahiran atau 1 : 250 anak. Bahkan di beberapa kota di Amerika bisa
mencapai 1 : 100 anak. Angka ini sudah dapat dikatakan sebagai wabah,
oleh karena itulah di Amerika autisme sudah dimasukkan ke dalam
national alarming. Insidens dan Prevalens ASD (Autism Spectrum
Disorder) adalah 2 kasus baru per 1.000 penduduk per tahun, dan 10 kasus
per 1.000 penduduk (BMJ, 1997). Jumlah penduduk di Indonesia lebih
dari 237,5 juta (BPS, 2010) dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar
1,14%. Sehingga diperkirakan jumlah penyandang autisme di Indonesia
sekitar 2,4 juta orang, dan bertambah sekitar 500 orang penyandang baru
tiap tahunnya.
Etiologi
Jawab :
a. Faktor Psikososial dan keluarga
Anak dengan autisme dapat sangat sensitif terhadap perubahan kecil di
dala keluarga serta lingkungan disekitarnya, termasuk perselisihan
keluarga, kelahiran saudara kandung, atau pindahnya keluarga.
b. Faktor Biologis
Tingginya retardasi mental pada anak dengan gangguan autistik dan
angka gangguan bangkitan yang lebih tinggi dari yang diharapkan
menunjukkan adanya dasar biologis untuk gangguan autistik. Kira-kira
26
dopamin
utama)
di
dalam
cairan
serebrospinal
28
dopamine
utama)
di
dalam
cairan
serebrospinal
Patofisiologi
Jawab :
Saat ini telah diketahui bahwa autisme merupakan suatu gangguan
perkembangan, yaitu suatu gangguan terhadap cara otak berkembang.
Akibat perkembangan otak yang salah maka jaringan otak tidak mampu
mengatur pengamatan dan gerakan, belajar dan merasakan serta fungsifungsi vital dalam tubuh.
Penelitian post-mortem menunjukkan adanya abnormalitas di
daerah-daerah yang berbeda pada otak anak-anak dan orang dewasa
penyandang autisme yang berbeda-beda pula. Pada beberapa bagian
dijumpai adanya abnormalitas berupa substansia grisea yang walaupun
volumenya sama seperti anak normal tetapi mengandung lebih sedikit
neuron.
Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada
anak dengan autis adalah serotonin 5-hydroxytryptamine (5-HT), yaitu
sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai pengantar sinyal di sel-sel
saraf. Anak-anak penyandang autisme dijumpai 30-50% mempunyai kadar
serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin
(DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan.
Patogenesis
Jawab :
29
Manifestasi klinis
Jawab :
Manifestasi klinik yang ditunjukan oleh anak autis meliputi adanya
gangguan komunikasi, berinteraksi dengan lingkungan sekitar, serta
perilaku yang biasanya menyimpang, emosi dan gangguan lainnya.
Beberapa gejala diantaranya yaitu :
a. Gangguan komunikasi :
1. Gangguan bahasa reseptif dan ekspresif
2. Terlambat bicara
3. Bahasa yang tidak dapat dimengerti, bahasa planet
4. Membeo atau ekolalia
5. Meniru kata-kata atau nyanyian tanpa tahu artinya
6. Bila ingin sesuatu, ia menarik tangan seseorang terdekat untuk
mengambilnya.
b. Gangguan interaksi sosial
1. Tidak menoleh jika dipanggil
2. Asik main sendiri
3. Bila didekati dia menjauh
4. Tidak bertatap mata jika diajak berbicara
5. Menolak jika dipeluk
c. Gangguan perilaku :
30
keseimbangan
antara
neurotransmitter
serotonin
dan
dopamine. Yang diinginkan dalam pemberian obat ini adalah dosis yang
paling minimal namun paling efektif dan tanpa efek samping. Pemakaian
obat ini akan sangat membantu untuk memperbaiki respon anak terhadap
lingkungan sehingga ia lebih mudah menerima tata laksana terapi lainnya.
Bila kemajuan yang dicapai cukup baik, maka pemberian obat dapat
dikurangi, bahkan dihentikan (Danuatmaja, 2003)
Tatalaksana (PsikoFarmako)
Pemberian haloperidol (Haldol) menurunkan gejala perilaku dan
mempercepat belajar. Obat menurunkan hioeraktivitas, stereotipik,
menarik diri, kegelisahan, hubungan objek abnormal, iritabilitas,
31
dan afek yang labil. Haloperidol dapat digunakan untuk obat jangka
panjang.
Fenfluramine (Pondimin) menurunkan kadar serotonin darah.
Naltroxone (Trexan) antagonisopiat
Lithium (Eskalith) diberikan pada perilaku agresif atau melukai
diri sendiri jika medikasi lain gagal.
Terapi biomedis/nonfarmakologi
Terapi melalui makanan (diet therapy) diberikan untuk anak-anak dengan
masalah alergi makanan tertentu. Terapi ini bertujuan untuk memperbaiki
metabolisme tubuh melalui diet dan pemberian suplemen. Terapi ini
dilakukan mengingat banyaknya gangguan pada fungsi tubuh yang sering
terjadi anak autis, seperti gangguan pencernaan, alergi, daya tahan tubuh
yang rentan, dan keracunan logam berat. Gangguan-gangguan pada fungsi
tubuh ini yang kemudian akan mempengaruhi fungsi otak. Diet yang
sering dilakukan pada anak autis adalah GFCF (Glutein Free Casein Free).
Pada anak autis disarankan untuk tidak mengkonsumsi produk makanan
yang berbahan dasar gluten dan kasein (gluten adalah campuran protein
yang terkandung pada gandum, sedangkan kasein adalah protein susu).
Jenis bahan tersebut mengandung protein tinggi dan tidak dapat dicerna
oleh usus menjadi asam amino tunggal sehingga pemecahan protein
menjadi tidak sempurna dan berakibat menjadi neurotoksin (racun bagi
otak). Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan sejumlah fungsi otak
yang berdampak pada menurunnya tingkat kecerdasan anak (Danuatmaja,
2003). Menurut Veskarisyanti (2008), anak dengan autisme memang tidak
disarankan untuk mengasup makanan dengan kadar gula tinggi. Hal ini
berpengaruh pada sifat hiperaktif sebagian besar dari mereka.
m KIE
Jawab :
1. Sesering mungkin ajak bicara anak, dan bila anak mulai berpaling
ketika diajak bicara, arahkan wajah mereka dengan lembut ke arah
Anda agar mereka menatap mata Anda, yaitu mengusahakan kontak
mata sesering mungkin dan memahami kebiasaan dan kebisaannya.
32
Komplikasi
Jawab:
Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penderita autisme.
Komplikasi tersebut terutama berimbas pada gangguan tumbuh kembang
dari penderita autisme. Beberapa komplikasi tersebut adalah :
a. Gangguan Nutrisi (Gizi)
Nutrisi yang kurang atau yang lebih dikenal dengan malnutrisi adalah
salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada penderita autism. Hal ini
disebabkan karena penderita autis tidak dapat makan makanan tertentu
yang mengandung gluten seperti : biscuit, mie, roti dan segala bentuk
kemasan lain dari terigu. Penderita autis juga tidak dapat memakan
makanan atau minuman dengan kandungan casein seperti : susu sapi,
keju, mozzarella, butter ataupun permen. Anak autis juga cenderung
malas makan sehingga asupan makanan yang masuk tidak adekuat.
Untuk itu diperlukan diet yang tepat bagi penderita autis.
b. Gangguan Metabolisme sistem pembuangan racun dan logam
berat
Gangguan
melationin,
metabolisme
dimana
khususnya
metabolism
terjadi
tersebut
pada
metabolism
berfungsi
sebagai
Prognosis
Jawab :
- Prognosis
-
autis)
Prognosis
sedang,
penyandang autis)
Prognosis baik; mempunyai
atau
hampir
normal
kehidupan
sosial yang
baik
di
dari
normal
sekolah
35
SKDI
Jawab :
Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut
dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien
selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali
dari rujukan.
VI SINTESIS
TUMBUH KEMBANG ANAK
36
PENDAHULUAN
Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah
seharusnya dilakukan secara global (menyeluruh;mengembangkan anak secara menyeluruh
dalam segala aspek, termasuk aspek seni) yang biasa disebut sebagai global learning yang
meliputi joyful learning, attractive learning, dan active learning. Dengan global learning,
semua aspek yang ada pada diri anak dapat berkembang.
Global learning yang seharusnya dilaksanakan tersebut tidak sepenuhnya
dilaksanakan. Pendidikan di Indonesia lebih menekankan pada pengembangan dan kinerja
otak kiri saja. Aspek seni cenderung diabaikan. Padahal,bila seseorang tidak punya sense of
belong terhadap seni, maka hatinya akan mati (sulit untuk merasa); dengan kata lain hati akan
menjadi keras. Dampaknya akan sangat fatal.
Itulah mengapa sebagian orang yang di-judge atau diberi label pintar malah menjadi
sampah masyarakat (Indonesia marak dengan kasus korupsi). Aspek seni anak usia dini
sepantasnya mendapat sorotan (tidak hanya kognitif). Mengembangkan seni anak dapat
dimulai dengan memahami psikologi perkembangan anak yang meliputi tumbuh kembang
anak serta tahap-tahap daN tugas-tugas perkembangan sesuai usia. Pemahaman tentang apa
dan bagaimana psikologi perkembangan akan membuat orang tua dan guru lebih mudah
mengaplikasikan dalam kegiatan bermain pada anak.
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK
Perkembangan anak (khususnya usia dini) penting dijadikan perhatian khusus bagi
orangtua dan guru. Sebab, proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan
mereka pada masa mendatang. Anak usia dini sendiri merupakan kelompok yang berada
dalam proses perkembangan unik. orang tua maupun guru harus memahami tahap-tahap
tumbuh kembang anak dan bagaimana menstimulasinya. Adapun tahap-tahap tumbuh
kembang manusia adalah sebagai berikut:
1. Neonatus (lahir 28 hari)
2. Bayi (1 bulan 1 tahun)
3. Toddler (1-3 tahun)
4. Pra sekolah (3-6 tahun)
5. Usia sekolah (6-12 tahun)
6. Remaja (12-18/20 tahun)
7. Dewasa muda (20-40 tahun)
8. Dewasa menengah (40-65 tahun)
9. Dewasa tua
termasuk golongan
anak usia dini
Keempat tahapan perkembangan anak usia dini tersebut (neonates sampai pra sekolah) dapat
diuraikan menjadi:
37
Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai
keinginan. Implikasinya adalah membantu orang tua untuk mengidentifikasi dan menemukan
kebutuhan yang tidak ditemukan.
Pada tahap ini, tumbuh kembang terbagi menjadi 4 tahap perkembangan, yaitu bayi usia 0-3
bulan, 3-6 bulan, 6-9 bulan, dan 9-12 bulan. Uraiannya adalah:
a. Bayi usia 0-3 bulan
1) Mengangkat kepala
2) Mengikuti obyek dengan mata
3) Melihat dengan tersenyum
4) Bereaksi terhadap suara atau bunyi
5) Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak
6) Menahan barang yang dipegangnya
7) Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
b. Bayi usia 3-6 bulan
1) Mengangkat kepala sampai 90
2) Mengangkat dada dengan bertopang tangan
3) Belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar jangkauannya
4) Menaruh benda-benda di mulutnya
5) Berusaha memperluas lapang pandang
6) Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
7) Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
c. Bayi usia 6-9 bulan
1) Duduk tanpa dibantu
2) Tengkurap dan berbalik sendiri
3) Merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
4) Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
5) Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
6) Bergembira dengan melempar benda-benda
7) Mengeluarkan kata-kata tanpa arti
8) Mengenal muka anggota keluarga dan takut pada orang lain
9) Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan
d. Bayi usia 9-12 bulan
1) Berdiri sendiri tanpa dibantu
2) Berjalan dengan dituntun
3) Menirukan suara
4) Mengulang bunyi yang didengarnya
5) Belajar menyatakan satu atau dua kata
6) Mengerti perintah sederhana atau larangan
7) Minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya
8) Ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya
9) Berpartisipasi dalam permainan
Pada usia ini terjadi peningkatan kemampuan psikososial dan perkembangan motorik, baik
motorik halus maupun kasar. Tahap ini terbagi menjadi 3 tahap perkembangan, yaitu:
a. Usia 12-18 bulan
1) Mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
2) Menyusun 2 atau 3 kotak
3) Dapat mengatakan 5-10 kata
4) Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
b. Usia 18-24 bulan
1) Mampu naik turun tangga
2) Menyusun 6 kotak
3) Menunjuk mata dan hidungnya
4) Menyusun dua kata
5) Belajar makan sendiri
6) Menggambar garis di kertas atau pasir
7) Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil
8) Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besar
9) Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka
c. Usia 2-3 tahun
1) Anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki
2) Membuat jembatan dengan 3 kotak
3) Mampu menyusun kalimat
4) Mempergunakan kata-kata saya
5) Bertanya
6) Mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya
7) Menggambar lingkaran
8) Bermain dengan anak lain
9) Menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya
Pra sekolah (3-6 tahun)
Pada masa pra sekolah pertumbuhan fisik lebih lambat. Ketika sedang bermain anak mencoba
pengalaman baru dan peran sosial. Tahap ini terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu:
a.Anak usia 3-4 tahun
1) Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
2) Berjalan pada jari kaki
3) Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
4) Menggambar garis silang
5) Menggambar orang (hanya kepala dan badan)
6) Mengenal 2 atau 3 warna
7) Bicara dengan baik
8) Bertanya bagaimana anak dilahirkan
9) Mendengarkan cerita-cerita
10) Bermain dengan anak lain
11) Menunjukkan rasa sayang kepada saudara saudaranya
12) Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana
b. Anak usia 4-5 tahun
1) Mampu melompat dan menari
2) Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan
3) Dapat menghitung jari-jarinya
4) Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
5) Minat kepada kata baru dan artinya
39
Mengingat
Memahami
Menganalisa
Menciptakan (kreativitas)
f. Faktor Kebebasan
Keleluasaan manusia untuk berpikir divergen(menyebar) yang berarti manusia dapat
memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah dan bebas memilih masalah
sesuai kebutuhan
Teori perkembangan Kognitif
Pandangan Menurut Piaget (dalam Jan Prasetyo, 2011)
a). Fokus pada perkembangan kemampuan anak dalam memaknakan dunia sekitarnya .
b). Piaget menyebut konsep anak akan dunia sebagai SCHEME (skema).
c). Untuk mengenali dunia anak menggunakan asimilasi untuk memahami konsep baru .
Contoh : hewan berkaki empat adalah sapi dan ketika bayi harus memodifikasi scheme
yang dimiliki maka ia akan menggunakan akomodasi, contoh melihat kuda: hewan kaki
empat tidak hanya sapi tapi juga kuda.
Pandangan piaget pada bayi didapat secara primer dari observasi dan eksperimen
sederhana terhadap 3 anaknya sendiri selama 2 tahun pertama kehidupan mereka. Perilaku
Jacqueline kecil, Luciene kecil dan membuat piaget percaya bahwa bentuk paling dini dari
inteligensi adalah senseorik dan fisik alami dari bayi sampai 1,5 tahun disebut tahap sensori
motor dari perkembangan.
Biasanya inteligensi dikonsepkan sebagai aktivitas mental yaitu mengingat pengalamanpengalaman yang pernah kita alami, kita pikirkan, melatih mencarai solusi dari suatu masalah
secara kejiwaan, membentuk citra mental terhadap realita. Tetapi Piaget menekankan bahwa
intelegensi dapat sebagai fisik juga.
Sensorimotor berarti bayi dapat tahu benda seperti apa atau suara seperti apa, tahu
bagaimana memanipulasi objek. Batasan yang jelas dari fungsi sensorimotor bahwa tidak
mengingatkan bayi tentang masa lalu, mengantisipasi masa depan, membentuk images dari
objek atau merefleksikannya pada pengalaman-pengalam mereka (Mandhler, 1990). Piaget
percaya bahwa bayi tidak memiliki kesadaran bahwa dunia terlepas dari kegiatan mereka.
Skema
Meski bayi tidak dapat mengkonseptualisasi, tapi mampu mengorganisasi kegiatan dan
inteliigentlooking yang disebut skema. Sensorimotor ekuivalen dengan konsep, skema-skema
menunjukkan kecenderungan organisasi dimana Piaget menjelaskannya sebagai karakteristik
semua organisme hidup. Contoh : bayi baru lahir akan menghisap tanpa pilih-pilih semua
benda yang dimasukkan ke dalam mulutnya sejalan dengan waktu dan pengalaman, bayi akan
lebih selektif dan menghisap hanya bila sesuai seperti bila ada puting ibu. Selektivitas ini
mengindikasikan adaptasi terhadap lingkungan, karena bayi mengasimilasi pengalamanpengalaman baru dan mengakomodasi perilaku selanjutnya.
Tahapan Perkembangan
Piaget melukiskan empat tahap perkembangan yang berbeda secara kualitatif yaitu :
42
berbagai hal yang ada di sekelilingnya. Kemampuan anak untuk berkonsentrasi pada
usia ini adalah sekitar 10 menit.
4. Mengenal anggota badan.
Pada usia sekitar 15 bulan, anak sudah dapat diajarkan untuk mengucapkan kata-kata.
Anak-anak akan merasa sangat senang jika orangtua mengajarkan kata-kata yang
bernamakan anggota tubuhnya sambil menunjukkan anggota tubuhnya.
5. Memahami bentuk, kedalaman, ruang dan waktu.
Pada tahun kedua, anak sudah memiliki kemampuan untuk memahami berbagai hal.
Melalui pengamatannya, anak menemukan adanya bentuk, tinggi atau rendah benda
(kedalaman) dan membedakan kesempatan berdasarkan tempat (ruang ) dan waktu.
Pemahaman ini mulai tampak pada usia 18 24 bulan.
6.
7.
8.
9.
atau peningkatan tonus ( kekuatan otot ) pada lengan dan tungkai sisi tersebut.
4. Rooting reflex
Apabila pipi bayi disentuh, kepala akan menoleh kearah stimulus dan mulut
terbuka.
motorik agar berkembang dengan baik, singkirkan benda-benda membayakan, dan penuhi
fasilitas yang mendukung kematangan geraknya,
Tahap berikutnya, anak berlatih berdiri dengan ke dua tangannya bertumpu pada
kursi, meja atau perabot rumah tangga lainnya yang dapat menahan berat badannya.
Bisa dilihat ketika anak tengkurap dan merangkak, ke dua tangannya akan berusaha
memegang meja atau kursi kecil, kemudian sambil berpegangan secara perlahan akan
mengangkat tubuhnya untuk berdiri. Dari berdiri anak mulai dapat duduk sendiri tanpa
bantuan. Tahap meramba, Jika sudah pandai berdiri sambil berpegangan, ke dua tangan
bertumpu akan bergeser ke samping, diikuti oleh kakinya, tetapi di usia ke 8 bulan anak
belum mampu untuk duduk kembali tanpa bantuan.
Pada usia 9 bulan keterampilan anak dalam berjalan sudah mulai baik, apabila
dipegang ke dua tangannya anak akan berlatih menapakkan serta melangkahkan ke dua
kakinya. Pada saat anak semakin aktif melatih otot-otot kakinya maka dengan cepat bisa
berjalan. Seiring dengan latihan jalan anak juga semakin bergaya memperlihatkan
kepandaian merangkak yang sudah ditunjukkan di usia yang ke 8 bulan. Menjelang usia
satu tahun kepandaian serta keterampilan anak semakin berkembang. Tonggak
kepandaian motor kasarnya yang paling menonjol pada usia ini, adalah semakin mahirnya
anak melangkahkan kakinya. Anak semakin rajin melangkahkan kakinya ke samping
sambil berpegangan pada perabot rumah tangga, jatuh bangun adalah hal yang lumrah
biasa dialami oleh anak pada masa ini, karena usia ini anak bisa mengoptimalkan
kemampuan jalannya, maka di lingkungan sekitar anak beraktivitas harus dalam keadaan
aman dan terjaga.
Menjelang umur 10 bulan anak sudah dapat duduk tapa bantuan, dengan
menggunakan kekuatan otot lengan dan bahunya anak mulai mampu membangkitkan
tubuhnya ke posisi berdiri. Semua keterampilan ini bisa dilakukan bayi karena anak
semakin pandai mengontrol otot punggung dan bahu. Selain membangkitkan tubuhnya ke
posisi berdiri anak juga senang melakukan aktivitas bangkit dari duduk untuk kemudian
duduk kembali.
Mulai usia ke 11 bulan, yang paling menonjol adalah kemampuan motor kasar
anak, yaitu dapat berdiri sendiri dalam waktu kurang lebih 2 detik. Pada saat ini anak
sudah mulai senang berdiri tanpa bantuan orang lain. Hal ini terjadi karena control
dirinya tentang keseimbangan semakin berkembang baik, sehingga anak membuat
terbiasa derdiri di atas kakinya. Dalam melakukan aktivitas berlatih berdiri tanpa
bantuan, anak akan meluruskan tungkainya dari posisi tengkurap atau duduk. Kemudian
anak akan mengangkat tubuhnya dengan bertumpu pada ke dua telapak tangannya.
Kesenangan barunya ini membuat anak malas untuk duduk kembali, kalaupun ingin
kembali ke posisi duduk anak akan berpegangan pada meja. Lagi pula anak sudah dapat
berdiri tegak dan dilanjutkan dengan berjalan dua tiga langkah yang akan dicobanya lagi
terus menerus untuk meyakinkan dirinya, bahwa anak mulai dapat menapak dunia tanpa
bantuan siapapun. Selain anak sudah bisa berdiri sendiri akan suka memanjat, anak akan
mencoba memanjat barang-barang yang tampaknya menarik untuk didaki , seperti meja,
kursi dan tangga. Jika menemukan barang yang dapat dipanjat dengan lincah anak akan
memanjatnya, masa ini anak tidak boleh ditinggal atau tanpa ada pengawasan.
Memasuki usia 12 bulan , sebagian besar anak telah siap untuk jalan walaupun
kelihatan masih limbung, berjalan merupakan pengalaman baru yang amat mengasikkan
bagi anak . Akan tetapi kadang-kadang anak memilih merangkak ketika bermain, karena
dengan merangkak anak lebih mudah beraktivitas dan membuat bergerak lebih cepat.
Berjalan merupakan aktivitas yang menakjubkan karena masa ini dianggap oleh banyak
orang sebagai satu tonggak bersejarah dalam perkembangan fisik anak. Bisa berjalan
merupakan pencapaian puncak dari aktivitas motorik kasar anak. Tahap-tahap motorik
48
Motorik
halus
Berjalan sendiri.
Naik tangga atau tempat yang lebih tinggi
dengan merangkak.
Menendang bola ke arah depan.
Berdiri dengan satu kaki selama satu detik.
Melompat di tempat.
Naik tangga atau tempat yang lebih tinggi
dengan berpegangan.
Berjalan mundur beberapa langkah.
Menarik benda yang tidak terlalu berat (kursi
kecil).
Motorik Halus
Meremas kertas atau kain dengan
menggerakkan lima jari.
Melipat kertas meskipun belumrapi/lurus.
Menggunting kertas tanpa pola.
Koordinasi jari tangan cukup baik untuk
memegang benda pipih seperti sikat gigi,
sendok
ember).
Memasukkan benda kecil kedalam botol
(potongan lidi, kerikil,biji-bijian).
Meronce manik-manik yang tidak terlalu
kecil dengan benang yang agak kaku.
Menggunting kertas mengikuti pola garis
lurus.
Motorik Halus
Membuat
garis
vertikal,horizontal,
lengkung kiri/kanan,miring kiri/kanan, dan
lingkaran.
Menjiplak bentuk.
Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk
melakukan gerakan yang rumit.
Melakukan gerakan manipulatif untuk
menghasilkan
suatu
bentuk
dengan
menggunakan berbagai media.
Mengekspresikan diri dengan berkarya seni
menggunakan berbagai media.
Motorik Halus
Menggambar sesuai gagasannya.
Meniru bentuk.
Melakukan eksplorasi dengan berbagai
media dan kegiatan.
Menggunakan alat tulis dengan benar.
Menggunting sesuai dengan pola.
Menempel gambar dengan tepat.
Mengekspresikan diri melalui gerakan
menggambar secara detail.
AUTISME
52
Autistic Spectrum Disorder atau gangguan spektrum autisme adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan jenis gangguan perkembangan pervasif pada anak yang
mengakibatkan gangguan/keterlambatan pada bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi,
dan interaksi sosial. Kondisi seperti itu tentu akan sangat mempengaruhi perkembangan anak,
baik fisik maupun mental. Apabila tidak dilakukan intervensi secara dini dengan tatalaksana
yang tepat, perkembangan yang optimal pada anak tersebut sulit diharapkan. Mereka akan
semakin terisolir dari dunia luar dan hidup dalam dunianya sendiri dengan berbagai gangguan
mental serta perilaku yang semakin mengganggu. Tentu semakin banyak pula dampak negatif
yang akan terjadi. Spektrum autisme ini mempunyai gejala mulai dari yang ringan sampai
yang berat. Bertambahnya kasus autisme bukan hanya pada kasus autisme, tapi juga pada
varian autisme yang lebih ringan, seperti sindroma Asperger dan atipikal autisme.
Gangguan autisme atau childhood autism adalah cacat pada perkembangan saraf dan
psikis manusia baik sejak janin dan seterusnya yang menyebabkan kelemahan/perbedaan
dalam berinteraksi sosial, kemampuan berkomunikasi, pola minat, dan tingkah laku. Dimana
gejala dari gangguan autisme ini sudah tampak sebelum anak tersebut mencapai usia 3 tahun.
Autisme kini menjadi masalah yang ditakuti bagi banyak orangtua. Diduga karena jumlah
angka kejadiannya yang terus meningkat diseluruh dunia. Namun di Indonesia sendiri belum
ada data yang menunjukkan secara pasti besarnya angka kejadian tersebut. Survey data dari
California Department of Developmental Service, AS, melaporkan bahwa sampai januari
2003, telah terjadi peningkatan kasus anak yang menderita autisme di Amerika Serikat.
Penyebab terjadinya autisme sebenarnya belum dapat diketahui, namun gangguan
tersebut dapat dikaitkan dengan faktor keturunan maupun kegagalan salah satu bagian dari
otak yang memproses rangsangan saraf. Autisme cukup luas dan mencakup banyak hal. Ciriciri autisme ada banyak, namun kebanyakan penderita autisme hanya menderita sebagiannya
saja. Peranan orangtua dapat sangat membantu mengarahkan anak autis untuk
mengeksploitasi kelebihan-kelebihannya dan melatih mereka untuk memperbaiki berbagai
kelemahan-kelemahannya. Hal ini sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak-anak penderita autisme.
Definisi
Gangguan autisme atau childhood autism adalah cacat pada perkembangan saraf dan
psikis manusia baik sejak janin dan seterusnya yang menyebabkan kelemahan/perbedaan
dalam berinteraksi sosial, kemampuan berkomunikasi, pola minat, dan tingkah laku. Dimana
gejala dari gangguan autisme ini sudah tampak sebelum anak tersebut mencapai usia 3 tahun.
Epidemiologi
Angka kejadian anak autisme masih terus meningkat diseluruh dunia. Hal ini
menimbulkan kekuatiran para orangtua. Dapat dilihat pada gambar 1 survey data dari
California Department of Developmental Service AS, melaporkan bahwa sampai januari
2003, telah terjadi peningkatan kasus anak yang menderita autisme di amerika serikat hingga
31%. Ikatan Dokter Anak AS dan Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit AS bahkan
menambahkan bahwa jumlah anak yang didiagnosis menderita autisme sekitar 1:166 anak.
Padahal, 10 tahun yang lalu, angka kejadiannya hanya 1:2500 anak. Berdasarkan penelitian
lebih banyak didapatkan pada anak laki-laki daripada anak perempuan dengan perbandingan
4:1.
Penyebab
53
Penyebab pasti autisme belum diketahui sampai saat ini. Kemungkinan besar, ada
banyak penyebab autisme. Dahulu sempat diduga bahwa autisme disebabkan karena cacat
genetik, namun cacat genetik tidak mungkin terjadi dalam skala demikian besar dan dalam
waktu demikian singkat. Karena itu kemudian para peneliti sepakat bahwa ada banyak
kemungkinan penyebab autisme lainnya.
Berbagai hal yang dicurigai berpotensi untuk menyebabkan autisme:
Thimerosal thimerosal adalah zat pengawet yang digunakan diberbagai vaksin misalnya
vaksin MMR. Namun sebenarnya hal tersebut belumlah terbukti. Karena banyaknya
kritikan, kini sudah banyak vaksin yang tidak lagi menggunakan thimerosal di Negara
maju.
Televisi semakin maju suatu negara biasanya interaksi antara anak-orangtua semakin
berkurang karena berbagai hal. Sebagai kompensasinya seringkali TV digunakan
sebagai penghibur anak. Ternyata ada kemungkinan bahwa televisi bisa menjadi
penyebab autisme pada anak, terutama yang menjadi jarang bersosialisasi karenanya.
Genetik ini adalah dugaan awal dari penyebab autisme; autisme telah lama diketahui
bisa diturunkan dari orangtua kepada anak-anaknya. Namun tidak itu saja, juga ada
kemungkinan variasi-variasi lainnya. Salah satu contohnya adalah bagaimana anak-anak
yang lahir dari ayah yang berusia lanjut memiliki kans lebih besar untuk menderita
autisme (walaupun sang ayah bukan autis). Beberapa faktor penyebab dari orangtua dapat
mempengaruhi gen pada anak autis yang mengatur hubungan antara saraf otak satu
dengan yang lain dan ada juga yang berpengaruh pada jumlah sel saraf diotak.
Makanan berbagai zat kimia yang ada dimakanan modern, dicurigai menjadi
penyebab dari autisme pada beberapa kasus. Ketika zat-zat tersebut dihilangkan dari
makanan para penderita autisme, banyak kemudian yang mengalami peningkatan situasi
secara drastis.
Sekolah lebih awal agak mengejutkan namun, ada beberapa penelitian yang
menunjukkan bahwa menyekolahkan anak lebih dini (preschool) dapat memicu reaksi
autisme. Diperkirakan, bayi yang memiliki bakat autisme sebetulnya bisa
sembuh/membaik dengan berada dalam lingkupan orangtuanya. Namun, karena justru
dipindahkan kelingkungan asing yang berbeda maka beberapa anak mengalami syok dan
bakat autismenya muncul dengan sangat jelas.
Gejala
Gejala autisme berbeda-beda dalam kuantitas dan kualitas. Penyandang autisme
infantil klasik mungkin memperlihatkan gejala dalam derajat yang berat, tetapi kelainan
ringan hanya memperlihatkan sebagian gejala saja. Kesulitan yang timbul, sebagian dari
gejala tersebut dapat muncul pada anak normal hanya intensitas dan kualitasnya yang
berbeda. Gejala-gejala pada autisme mencakup gangguan pada:
1.
2.
3.
5.
4.
Seperti anak tuli, tetapi bila mendengar suara yang disukainya akan bereaksi dengan
cepat
55
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan medis yang dilakukan pada anak autisme adalah pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan neurologis, tes neuropsikologi, tes pendengaran, tes ketajaman penglihatan,
MRI (Magnetic Resonance Imaging), EEG, pemeriksaan sitogenetik untuk mendeteksi
abnormalitas kromosom serta pemeriksaan darah.
Pada banyak penelitian melaporkan bahwa kelainan terdapat pada hampir semua
struktur otak, misalnya pada otak (serebelum), lapisan luar otak besar (korteks serebri),
system limbik(fungsi luhur), ganglia basalis dan batang otak. Kelainan yang paling konsisten
ditemukan adalah pada otak kecil. Kelainan ini didiagnosis melalui pemeriksaan pencitraan
misalnya MRI, MRI fungsional, SPECT dan PET.
Pemeriksaan EEG dilakukan untuk menyingkirkan diagnosa banding autisme pada
masa kanak-kanak dengan sindroma rett. Meskipun tidak dimasukkan dalam kriteria pokok
untuk diagnosis, sebagian besar pasien dengan sindroma rett mengalami kejang, dengan EEG
yang abnormal dan disfungsi pernapasan.
Pada pemeriksaan darah ditemukan peningkatan kadar metabolit serotonin (5-HT)
dalam darah. Fakta mengindikasikan bahwa kadar 5-HT dalam darah mempunyai korelasi
negative dengan jkadar metabolit 5-HT dalam cairan serebrospinalis. Rendahnya kadar 5HIAA dalam cairan serebrospinalis itu berhubungan dengan gangguan kelakuan pada anak
autisme.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan Diagnostic And Statistical Manual-IV atau DSM-IV
yang merupakan suatu sistem diagnostik yang dibuat oleh perhimpunan psikiater Amerika.
sistem ini menyebutkan tentang Pervasive Developmental Disorders. kriteria itu disebutkan
sebagai berikut:
A.
Untuk hasil diagnosa diperlukan total enam gejala atau lebih dari nomor (1),(2), dan (3).
Termasuk setidaknya dua gejala dari nomor (1) dan masing-masing satu gejala dari nomor (2)
dan (3).
1)
Gangguan kulitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Minimal harus ada dua dari
gejala-gejala dibawah ini:
Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai seperti kontak mata sangat
kurang, ekspresi wajah kurang hidup, gerak-gerik kurang tertuju.
Tidak bisa bermain dengan teman sebaya
Tak ada empati
Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik.
2)
Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada dua dari gejala-gejala
dibawah ini:
Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang. Anak tidak berusaha
untuk berkomunikasi secara non verbal.
Bila anak bisa bicara maka bicaranya tdak dipakai untuk berkomunikasi.
Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang.
Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru.
56
3)
Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku,minat, dan
kegiatan. Minimal harus ada satu dari gejala dibawah ini:
Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan.
Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya.
Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang.
Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.
B.
Sebelum umur tiga tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang
interaksi sosial, bicara dan berbahasa, cara bermain yang monoton, kurang variatif.
C.
Bukan lebih merupakan sindroma rett atau gangguan disintegratif masa kanak.
Jelaslah bahwa seorang anak harus memenuhi kriteria tersebut diatas untuk dapat
disebut mengalami gangguan autistik. Namun gejala diatas sangat bervariasi dari anak ke
anak sehingga kemungkinan kesalahan diagnosis selalu ada, terutama pada autis ringan. Hal
ini biasanya disebabkan karena adanya gangguan atau penyakit lain yang menyertai
gangguan autis yang ada, seperti retardasi mental yang berat atau hiperaktivitas.
Diagnosis akhir dan evaluasi keadaan anak sebaiknya ditangani oleh suatu tim dokter
yang berpengalaman terdiri dari: dokter anak, ahli saraf anak, psikolog, ahli perkembangan
anak, psikiater anak, ahli terapi wicara. Tim tersebut bertanggung jawab dalam menegakkan
diagnosis dan memberi arahan mengenai kebutuhan unik dari masing-masing anak, termasuk
bantuan interaksi sosial, bermain, perilaku dan komunikasi.
Diagnosis banding
Sindroma rett : Gambaran yang khas autisme sering terjadi pada anak dengan sindroma rett
seperti kontak mata yang kurang, kurang perhatian, gangguan bicara, dan menggoyangkan
badan berulang-ulang.
Terapi
Neuroleptik tipikal potensi tinggi haloperidol dan pimozide dalam dosis kecil 0,25- 3
mg/hari dapat menurunkan agresivitas, hiperaktivitas, iritabilitas, dan stereotipik.
integration, kemampuan sikecil dalam menerima, memproses, dan mengintepretasi inputinput sensoris, baik dari luar maupun dari dalam dirinya, akan diperbaiki. Dengan begitu, dia
dapat lebih baik dalam bereaksi terhadap lingkungannya. Untuk meningkatkan kemampuan
anak dalam bersosialisasi dan berkomunikasi, terapi sensory integration harus dipadukan
dengan metode floor time. Pada strategi visual umumnya, penyandang gangguan spektrum
autisme lebih mampu berpikir secara visual. Jadi mereka lebih mudah mengerti apa yang
dilihat daripada apa yang didengar. Strategi visual dipilih agar sikecil lebih mudah
memahami berbagai hal yang ingin anda sampaikan. Biasanya, ia akan diperkenalkan pada
berbagai aktivitas keseharian, larangan atau aturan, jadwal dan sebagainya lewat gambargambar. Misalnya gambar urutan dari cara menggosok gigi, mencuci tangan, dan sebagainya.
Dengan strategi visual diharapkan anak bisa memahami situasi, aturan, mengatasi rasa cemas,
serta mengantisipasi kondisi yang akan terjadi.
Terapi makanan tambahan menurut Hembing, diprioritaskan pada upaya
pemenuhan makanan tinggi protein yang menyehatkan. Di sisi lain terdapat makanan yang
mesti dipantang anak autis. Yaitu, makanan yang mengandung glutein dan casein. Misalnya
roti, mie, spaghetti, susu hewan, es krim, yoghurt, coklat dan keju.
Menurut Hembing, ada tiga reaksi negatif yang bisa muncul jika penderita autism
mengonsumsi glutein dan casein. Pertama, alergi. Reaksi alergi ini dapat termanifestasi dalam
misalnya, perilaku hiperaktif, dan agresif. Kedua, intoleran atau sensitive terhadap makanan.
Manifestasinya mirip dengan reaksi alergi, seperti sakit perut, sakit kepala, menangis
berlebihan, sensitif pada suara tertentu, bahkan depresi. Ketiga, reaksi opioid, menurut
Hembing reaksi ini adalah yang paling merusak. Reaksi ini biasanya muncul jika anak
mengalami kebocoran usus. Padahal 50% anak autis mengalami bocor usus yang disebabkan
kondisi flora usus yang tak seimbang. Reaksi ini paling merusak karena gluten dan casein
akan terpecah menjadi protein tak sempurna (peptide). Melalui aliran darah tersebut, peptide
masuk ke otak dan kemudian ditangkap reseptor opioid. Hasilnya anak tersebut terlihat
seperti orang yang baru saja mengonsumsi obat-obatan yang bersifat opioid seperti morfin
atau heroin.
PROGNOSIS
61
VII
KERANGKA KONSEP
multifaktorial
Gangguan otak
Gangguan komunikasi,
interaksi sosial, perilaku
Autisme
VIII
KESIMPULAN
Bimo, anak laki-laki 26 bulan mengalami gangguan komunikasi, interaksi
sosial, dan prilaku akibat autistik syndrome disorder. Disarankan untuk dokter
umum agar dapat mengenali gejala dini pada autis sebelum usia 3 tahun. Untuk
orang tua disarankan untuk memberi perhatian yang lebih dan memperhatikan
pola diet serta pola asuh pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
62
Sadock, Benjamin J. 2015. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2.
Jakarta : EGC.
Maslim, Rusdi. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa : Rujuka Ringkas dari
PPDGJ III dan DSM-5. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.
Martin, Andres; Volkmar, Fred R. 2007. Lewis's Child and Adolescent Psychiatry: A
Comprehensive Textbook, 4th Edition. Lippincott Williams & Wilkins
Al-Ayadhi, Laila. 2012. Relationship Between Sonic Hedgehog Protein, BrainDerived Neurotrophic Factor and Oxidative Stress in Autism Spectrum Disorders.
Neurochem Res (2012) 37:394400. DOI 10.1007/s11064-011-0624-x.
American Music Theraphy Association. 2010. Autism Spectrum Disorders: Music
Therapy Research and Evidence Based Practice Support. www.musictherapy.org.
Bradstreet JJ. 2002. Response to the national academy of science, institute of
medicine request for original research on thimerosal safety. In : The First Open Windows
Essential Training by ICDRC.Palm Bay, January, 2002.
Bronsard, Guillaume; Michel Botbol, Sylvie Tordjman. 2010. Aggression in Low
Functioning Children and Adolescents with Autistic Disorder. PLoS ONE 5(12): e14358.
doi:10.1371/journal.pone.0014358.
Hartley, S L; D.M. Sikora, R McCoy. 2008. Prevalence and risk factors of
maladaptive behaviour in young children with Autistic Disorder. J Intellect Disabil Res. 2008
October; 52(10): 819829.doi:10.1111/j.1365-2788.2008.01065.x.
63