KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul Laporan Tutorial Kasus Skenario C Blok XI sebagai tugas kompetensi kelompok. Salawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman. Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran perbaikan di masa mendatang. Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada : 1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan. 2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.
3. dr., selaku tutor kelompok
\yang
bersifat
membangun
guna
4. Teman-teman seperjuangan 5. Semua pihak yang membantu penulis. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin. Palembang, juli 2012
Penulis
Halaman
3 1.2 Maksud dan Tujuan 3 BAB II : Pembahasan 2.1 Data Tutorial 4 2.2 Skenario 4 2.3 Seven Jump Steps I. II. III. IV. V. Klarifikasi Istilah-Istilah . 5 Identifikasi Masalah 6 Analisis Permasalahan dan Jawaban . 7 Hipotesis .. 8 Merumuskan Keterbatasan Pengetahuan dan Learning Issue .. 9
Halaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blok Pediatrik dan Geriatrik adalah blok kesembilan belas pada semester 6 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario B yang memaparkan kasus mengenai , Rizky umur 15 bulan datang kedokteran dengan keluhan pertumbuhan tidak sesuai dengan teman sebayanya.
1.2
Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu : 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
3
Halaman
: dr.Irfanudin Sp.Ko : Ramadian Nugraha : Hj. Anggun Putri Oktaviani : Reyki Yudho Husodho :
1. Ponsel dalam keadaan silent. 2. Izin bila ingin keluar 3. Mengacungkan tangan bila ingin mengajukan pendapat
Halaman
Tengkurap :kemampuan anak untuk belajar mengembangkan kekuatan leher, punggung, dan otot-otot bagian atas lainnya
2.
4.
Skor APGAR :Suatu metode yang digunakan untuk menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran.
5.
Gamb. Dismorfik:Preokupasi dengan kecacatan yang dibayangkan atau yang berlebihan dalam bentuk penampilan fisik (gambaran defek/ malformasi tubuh)
6.
Refleks Moro: Suatu respon tiba-tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan.Fleksi paha dan lutut bayi, jari-jari tangan menyebar kemudian mengepal, kedua lengan mulanya bergerak keluar kemudian bersama-sama seperti hendak memeluk.
7.
Refleks menggenggam : Refleks dasar dan akan menghilang di usia 3 bulan. refleks terdiri dari gerakan menggenggam pada jari-jari tangan atau kaki sebagai akibat suatu stimulasi normal pada bayi, tetapi pada kehidupan lanjut menunjukkan lesi frontalis
8.
Refleks Babinsky (+) : Dorso flexi ibu jari kaki pada rangsangan telapak kaki
9.
Kedua lengan dan kaki kaku/susah ditekuk (Spastic) : Gangguan system sensorimotor yang dikarakteristikan oleh adanya peningkatan tonus otot yang menyebabkan adanya suatu tahanan pada kedua lengan dan tungkai. 10.Tendon meningkat : kontraksi involunter sebuah otot setelah pergangan
singkat yang dihasilkan oleh pengetukan pada tendonnya, meliputi refleks biceps, refleks triceps, refleks quadriceps yang meningkat
Halaman
Bobi baru bisa memiring-miringkan badannya pada usia 6 bulan. Sampai saat ini belum bisa makan nasi tim, sehingga ,masih diberi bubur saring dan susu. Bobi juga belum bisa makan biskuit sendiri. Bobi belum bisa mengoceh dan meraih benda. 2. Bobi adalah anak pertama dari ibu usia 20 tahun. Lahir spontan dengan bidan pada kehamilan 37 minggu dengan riwayat ketuban pecah dini 24 jam sebelum melharikan.Selama kehamilan ibu tidak ada keluhan dan periksa kehamilan kebidan 3 kali. 3. Segera setelah lahir bayi langsung menangis, skor APGAR 1 menit 7 ,menit kelima 9. Berat badan waktu lahir 2.800 gram. Dirawat diRS selama 3 minggu dengan meningitis neonatal. 4. Pemeriksaan Fisik: - Berat badan 6 kg,panjang badan 68 cm,lingkaran kepala 38 cm - Tidak ada gambaran dismorfik , anak sadar, kontak mata baik ,mau melihat tapi tidak mau tersenyum kepada pemeriksa. Menoleh ketika dipanggil namanya dengan keras tidak terdapat gerakan yang tidak terkontrol
- Pada posisi ditengkurangkan dapat mengangkat dan menahan kepala
beberapa detik.Refleks moro dan refleks mengenggam masih ditemukan. Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3 ,lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk,Refleks tendon meningkat ,Refleks Babinsky (+) tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki.
Halaman
Halaman
10.Apa Epidemiologi kasus ini? 11.Bagaimana Patofisiologi pada kasus ini? 12.Bagaimana Penatalaksanaan pada kasus ini? 13.Apa saja Komplikasi pada kasus ini? 14.Bagaimana Prognosis pada kasus ini? 15.KDU pada kasus ini? 16.Bagaimana P. Islam pada kasus ini?
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Halaman
IV. HIPOTESIS Bobi, laki-laki usia 8 bulan menderita Cerebral palsy dan Gizi kurang yang disebabkan meningitis neonatal yang diakibatkan KPSW 24 jam sebelum kelahiran.
V.LEARNING ISSUE
Pokok Bahasan What I Know
Bobi, lakilaki, usia 8 bulan, dibawa ke klinik karena belum tengkurap, br bs memiringk an badan pd usia 6 bln
Perkembangan
pada Delay
Global
ba- Development
Ia anak
Halaman
10
Lahir spontan dengan bidan pada kehamilan 37minggu. Dgn riwayat KPSW 24 jam
Selama hamil ibu tidak ada keluhan dan periksa kehamilan ke bidan 3 kali Segera setelah lahir langsung menangis,
Berat
Halaman
11
KERANGKA KONSEP
KPSW 24 jam sebelum melahirkan
belum bisa tengkurap, meraih benda,mengang Bakteri berkembang kat dan biak sehinga Nutrisi menurun Area presentralis menahan merusak sawar otak brocha kepalab brpa detik.kekuatan lengan dan GIZI KURANG gg.bicara Peradangan pada tungkai selaput otak 3.Refleksmoro, Halaman 12 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang refleksmengge (MENINGITIS) ngam,refleks tendon dan babinsky (+) Sulit makan
Masuk dalam susunan saraf pusat melalui Mikrovaskular otak atau fleksus choroid
gg.mend egar Peningkatan tekanan Intrakranial Penurunan aliran darah dan nutrisi diotak Terbentuk Eksudat
Infark Cerebri
CEREBRAL PALSY
VI.SINTESIS 1.Boby ,laki-laki,usia 8 tahun, dibawa ke RSMP karena belum bisa terkurang. Bobi baru bisa memiring-miringkan badannya pada usia 6 bulan. Sampai saat ini belum bisa makan nasi tim, sehingga ,masih diberi bubur saring dan susu. Bobi juga belum bisa makan biskuit sendiri. Bobi belum bisa mengoceh dan meraih benda a. Bagaimana perkembangan normal anak usia 0-8 bulan? Jawaban: Tahap perkembangan Anak Umur 0 3 bulan Mengangkat kepala setinggi 45 derajat Menggerakan kepala dari kiri/kanan ke tengah Melihat dan menatap wajah anda Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh Suka tertawa keras Bereaksi terkejut terhadap suara keras Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum
Halaman
13
Duduk (sikap tripoid sendiri) Belajar berdidir, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan Merangkak meraih mainan atau mendekatai seseorang Memindahkan benda sari satu tangan ke tangan lainnya Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat
yang bersamaan Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatata Mencari mainan/benda yang dijatuhkan Bermain tepung tangan/ciluk ba
Halaman
14
b. Jenis makanan apa yang tepat untuk anak usia 8 bulan? Jawaban: 0-6 bln Pukul 06.00 Pukul 08.00 (makan pagi) Pukul 10.00 Pukul 12.00 (makan siang) Pukul 14.00 Pukul 16.00 ASI on demand ASI on demand ASI Buah segar/bisk uit ASI on demand ASI ASI on demand Buah segar/bisk uit ASI on demand Bubur susu ASI on demand 6-7 bln ASI 7-9 bln ASI/PASI 9-12 bln ASI/PASI Nasi tim menuju makanan keluarga Buah segar/bisk uit Nasi tim menuju makanan keluarga ASI/PASI Buah segar/bisk uit Nasi tim menuju makanan keluarga
15
Makanan keluarga
Buah segar/biskuit
Snack
Makanan keluarga
ASI/PASI
Buah segar/biskuit
Snack
Pukul 18.00
ASI on demand
Bubur susu
Makanan keluarga
Halaman
Jadwal pemberian makanan tambahan menurut umur bayi, jenis makanan, dan frekuensi pemberian. Usia Bayi 0-6 bulan ASI ASI 6-7 bulan 1. Buah lunak/sari buah 2. Bubur : bubur havermout/bubur tepung beras merah ASI 3. Buah-buahan 7-9 bulan 4. Hati ayam atau kacang-kacangan 5. Beras merah atau ubi 6. Sayuran (wortek, bayam) 7. Minyak/santan/avokad 8. Air tajin ASI 9. Buah-buahan 10.Bubur/roti 9-12 bulan 11.Daging/kacangkacangan/ayam/ikan 12.Berasmerah/kentang/labu/jagung 13.Kacang tanah 14.Minyak/santan/avokad 15.Sari buah tanpa gula 4-6 kali Saat dibutuhkan 3-4 kali 1-2 kali sehari Saat dibutuhkan Jenis Makanan Berapa kali sehari 10-12 kali sehari Saat dibutuhkan
Halaman
16
d. Apa makna usia 6 bulan baru bisa memiringkan badan? Jawaban: menandakan adanya keterlambatan motorik kasar ,dimana memiringkan badan normalnya sudah bisa dilakukan anak pada usia 3 bulan
e. Apa makna bobi belum bisa makan biskuit sendiri? Jawaban: menandakan adanya keterlambatan motorik halus,dimana bisa makan biskuit sendiri normalnya sudah bisa dilakukan anak pada usia 6-9 bulan
f. Apa makna bobi belum bisa mengoceh dan meraih benda? Jawaban: Menandakan adanya keterlambatan perkembangan sektor bicara dan bahasa, dimana temuan mengoceh dan meraih benda normalnya ditemukan pada usia 3-9 bulan g. Apa faktor penyebab keterlambatan perkembangan Bobi? Jawaban: Kelainan pada sistem saraf pusat a. Cerebral palsy b. Perdarahan otak
Halaman
17
h. Berapa kebutuhan kalori anak usia 8 bulan? Jawaban: kebutuhan energi pada anak untuk tumbuh kembang di dapat dari nutriennutrien. Pada umumnya kebutuhan energi adalah ; Bayi rata-rata Anak 1-3 tahun Anak 4-6 tahun Anak 7-9 tahun :110 kkalori/kg/BB/hari :100 kkalori/kg/BB/hari :90 kkalori/Kg/BB/hari :80 kakal/Kg/BB/hari
Anak laki-laki 10-12 tahun: 60-70 kakalori/kg/BB/hari Anak laki-laki13-18 tahun:50-60 kakalori/Kg/BB/hari Anak perempuan 10-12 tahun:50-60 kakalori/kg/BB/hari
Halaman
18
i.Faktor penyebab anak usia 8 bulan belum bisa makan nasi tim? Jawaban:. Gangguan proses makan di mulut Gerakan motorik kasar di sekitar mulut susunan saraf pusat : Penderita alergi Gangguan neurologis Penderita autism, ADHD, ADD Gangguan perilaku lainnya. Kelainan kongenital :
Kelainan mulut, tenggorok, dan esophagus serta hidung: sumbing, lidah besar,tenggorok terbelah, fistula trakeoesofagus, atresia esofagus, Laringomalasia, trakeomalasia, kista laring, tumor, tidak ada lubang hidung
Kelainan paru, Jantung, Ginjal dan organ lainnya sejak lahir atau sejak dalam kandungan.
Gangguan fungsi otak : Serebral palsi Miastenia gravis Poliomyelitis j. Mengapa Bobi sampai sekarang belum bisa makan nasi tim? Jawaban: Gangguan pada proses mekanik makan (memasukkan makanan ke mulut, mengunyah dan menelan) koordinasi gerakan menggigit, mengunyah dan menelan dilakukan oleh otot di rahang atas dan bawah, bibir, lidah (mengunyah) serta palsi area supranuklear bulbar (menelan), pada kasus terjadi gangguan motorik yang membatasi gerakan pada otot oral-facial (oromotor dysfunction) kesulitan makan (gangguan menelan) tidak bisa makan nasi
Halaman
19
pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3cm, sedangkan pada multipara kurang dari 5cm (Sinopsis Obstetri)
Ketuban pecah dini, yaitu pecahnya ketuban sebelum terjadinya proses per-
salinan berlangsung (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal) Ketuban pecah dini atau Spontaneous / Early-Premature Rupture Of The Membrane (prom) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara < 5 cm. bila periode laten terlalu pajang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi yang dapat meninggikan angka kematian ibu dan anak (Periode Laten adalah interval waktu dari pecah ketuban dan mulainya persalinan)
b. Apa penyebab ketuban pecah dini? Jawaban: Etiologi terjadinya KPSW tetap tidak jelas, tetapi berbagai jenis faktor yang menimbulkan terjadinya KPSW yaitu infeksi vagina dan serviks, fisiologi
Halaman
20
c Apa dampak ketuban pecah dini 24 jam sebelum melahirkan? Jawaban: Dampak atau komplikasi yang timbul dari KPSW adalah bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal (korioamnionitis) ataupun neonatal (septikemia, pneumonia, dan omfalitis), persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden seksio sesarea,
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Halaman
21
3.Segera setelah lahir bayi langsung menangis, skor APGAR 1 menit 7 ,menit kelima 9. Berat badan waktu lahir 2.800 gram. Dirawat diRS selama 3 minggu dengan meningitis neonatal a. apa interpretasi skor APGAR ? Jawaban :
0 Pucat
Angka
Halaman
22
Interpretasi pada kasus Pada APGAR 1 menit adalah 7 berarti bayi dalam keadaan normal Pada APGAR 5 menit adalah 9 berarti bayi dalam keadaan normal
b. Apa interpretasi BB lahir 2800 gram ?
Bayi dengan berat badan normal, yaitu >2500 gram Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yaitu antara 1500 gram 2500 gram
Halaman
23
Bayi dengan berat badan lahir sangat rendah (BBLSR), dimana berat lahirnya adalah <1500 gram Bayi dengan berat badan lahir ekstrem rendah (BBLER), dimana berat lahirnya adalah <1000 gram
Jawaban: Meningitis atau radang selaput otak adalah infeksi pada cairan serebrospinal maupun selaput otak yang membungkus jaringan otak dan medula spinalis. Kuman-kuman masuk ke setiap bagian ruang subarakhnoidal dan dengan cepat menyebar ke bagian lain sehingga medula spinalis terkena, yang akhirnya menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa yang disebabkan oleh bakteri maupun virus yang terjadi pada bayi usia 0-28 hari
d. Apa penyebab meningitis neonatal?
Jawaban: Penyebab paling umum meningitis neonatus adalah SBG, E. Coli, Listeria.Streptokokus lain, Haemophillus Influenzae yang tidak dapat digolongkan,Stafillokokuskoagulase positif dan negatif. Klebsiella,Enterobacter,Pseudomonas,Treponema Pallidum Dan Mycobacterium Tuberculosisjuga dapat menyebabkan meningitis. Cytrobacter Diversusmerupakan penyebab abses otak yang penting. Patogen lainnya meliputi MycoplasmaHominis, Candida albicans dan jamur lainnya, Toxoplasma gondii, HSV, rubela,Sitomegalovirus dan HIV. Faktor Predisposisi : Jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan wanita. Faktor maternal : Ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhirkehamilan. Faktor Imunologi : Defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin, anak yang mendapatkan obat-obatan imunosupresi.
Halaman
24
Jawaban: Komplikasi yang biasanya timbul berhubungan dengan proses inflamasi pada meningens dan pembuluh darah serebral berupa kejang, parese nervus kranialis, lesi serebri fokal, dan hidrosefalus. Dan komplikasi yang disebabkan oleh bakteri meningokokus pada organ tubuh lainnya seperti infeksi okular, arthritis, purpura, pericarditis, endicarditis, myocarditis, orchitis, eepydidimiti, albuminuria atau hematuria dan perdarahan adrenal. DIC dapat terjadi sebagai komplikasi dari meningitis. Komplikasi dapat pula terjadi karena infeksi pada saluran napas bagian atas, telinga tengah dan paru-paru.
Ketuban pecah dini? Jawaban: Pada saat ketuban pecah, paparan kuman yang berasal dari vagina akan lebih Berperan dalam infeksi janin. Pada keadaan ini kuman vagina masuk ke dalam rongga uterus dan bayi dapat terkontaminasi kuman melalui saluran pernafasan atau pun saluran cerna. Serta kuman dapat jg menginfeksi selaput otak yang mengakibatkan meningitis neonatal Kejadian kontaminasi kuman pada bayi yang belum lahir akan meningkat apabila ketuban telah pecah lebih dari 18-24 jam
Halaman
25
4.Bagaimana Interpretasi dari Pemeriksaan Fisik: a. Berat badan 6 kg, panjang badan 68 cm, lingkaran kepala 38 cm. Jawaban: Umur Berat badan (kg) Panjang badan (cm) Lingkar kepala (cm)
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Halaman
26
b.Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar ,kotak mata baik ,mau melihat tapi tidak mau tersenyum kepada pemeriksa.Menoleh ketika dipanggil namanya dengan keras. Tidak terdepat gerakan yang tidak tekontrol? Jawaban: Tidak ada gambaran dismorfik : Normal Anak sadar : Normal Kotak mata baik mau melihat tidak mau tesenyum kepada pemeriksa:Normal Menoleh dipanggil namanya dengan keras : Abnormal Adanya kerusakan area auditory (area broadman 41-42) lobus temporal N. VIII
c. pada posisi ditengkurapkan dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa detik. Refleks moro dan refleks menggenggam masih ditemukan. Kekuataan kedua lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai kaku dan
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Halaman
27
Normalnya perkembangan seorang anak pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa detik ini mulai terjadi pada usia 3 bulan Interpretasinya : Perkembangan ini baru muncul pada Bobi pada usia 8 bulan ini menunjukkan adanya keterlambatan perkembangan motorik kasar pada Bobi
Pada kasus masih ditemukan Refleks moro (+)
Normalnya ada sampai usia 3-5 bulan, Interpetasi : menandakan adanya defek neurologis.(cerebral palsy)
Pada kasus masih ditemukan Refleks mengenggam (+)
Normalnya ada sampai usia 5-6 bulan, Interpretasi : menandakan adanya defek neurologis.(cerebral palsy)
Kekuatan lengan dan tungkai 3:
Dimana dalam praktek sehari-hari, tenaga otot dinyatakan dengan menggunakan angka 0-5. (0 berarti lumpuh sama sekali, dan 5 berarti normal) 0 : Tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot; lumpuh total
1 : Terdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak didapatkan gerakan pada
berat (gravitasi)
3 : Dapat mengadakan gerakan melawan gaya berat (gravitasi) 4 : Di samping dapat melawan gaya berat (gravitasi) ia dapat pula
Halaman
28
Interpretasinya : Cukup kuat untuk mengatasi gravitasi Lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk Interpretasinya: Menandakan adanya defek neurologis (cerebral palsy)
Refleks tendon meningkat: Adanya lesi pada UMN Refleks Babinsky (+): adanya defek neurologi ( cerebral palsy) Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki : Normal
d.Bagaimana cara pemeriksaan refleks moro? Jawab: Refleks Moro didapatkan dengan menopang tubuh bayi ditangan kanan dan menopang kepala ditangan kiri. Kepala tiba-tiba dibiarkan turun beberapa sentimeter. Refleks moro terdiri dari abduksi simetris dari ekstremitas atas pada bahu dan ekstensi jari-jari. Adduksi lengan bahu melengkapi refleks. Bayi biasanya kemudian mengeluarkan tangisan yang keras. Refleks Moro merupakan satu dari motorik autoisme paling penting. Respon normal menunjukkan system saraf pusat intak dan biasanya lengkap pada kehamilan 28 minggu. Refleks menghilang dalam usia 3 sampai 5 bulan. Refleks moro adalah refleks primitive yang ditemukan pada bayi untuk merespon suara atau gerakan yang hilang pada usia 4 bulan. Fleksi paha dan lutut bayi, jari-jari tangan menyebar kemudian mengepal kedua lengan bergerak keluar kemudian bersama-sama seperti hendak memeluk; ditimbulkan oleh rangsangan yang tiba-tiba seperti memukul meja disisi anak itu, atau oleh ekstensi leher secara tiba-tiba ketika kepalanya dibiarkan jatuh kebelakang atau anak itu diangkat pada kedua lengannya dari posisi berbaring kemudian dilepas. Harusnya menghilang pada usia 4 bulan
Halaman
29
e.Bagaimana cara pemeriksaan refleks menggengam? Jawaban: Begitu Anda menyentuh telapak tangan si kecil, ia akan memberikan respon dengan menggenggam kembali jari Anda. Inilah yang disebut dengan refleks genggaman. Refleks ini dikenal juga dengan palmar grasp dan akan menghilang begitu si kecil melewati usia 6 bulan Refleks menggenggam( palmar grasp) Refleks ini ada pada bayi mulai sejak lahir dan menghilang pada umur 6 bulan. Refleks akan menetap pada bayi yang mengalami serebral palsy. Cara pemeriksaan: Bayi dibaringkan pada posisi supinasi, kepala menghadap kedepan dan tangan dlam keadaan setengah fleksi, dengan memakai jari telunjuk pemeriksa menyentuh bagian luar telapak tangan bayi menuju ketengah telapak tangan secara cepat dan hati-hati. Positif apabila: seluruh jari fleksi ( memegang tangan pemeriksa) f.Bagaimana cara pemeriksaan refleks Babinsky? Jawaban: Tes ini dilakukan dengan menggoreskan ujung palu reflex pada telapak kaki pasien mulai dari tumit menuju ke atas bagian lateral telapak kaki setelah sampai di kelingking goresan dibelokkan ke medial dan berakhir dipangkal
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Halaman
30
Halaman
31
Penilaian psikologik perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pendidikan yang diperlukan. Pemeriksaan metabolik untuk menyingkirkan penyebab lain retardasi mental. 5. Pungsi lumbal untuk menyingkirkan penyebab suatu proses degenerative dan meningitis (pada CP : CSS normal) 6. MRI kepala menunjukkan adanya kelainan struktur maupun kelainan bawaan 7. CT scan untuk identifikasi adanya perdarahan, kelainan struktur, maupun kelainan bawaan 8. EEG berguna untuk mengevaluasi severe hypoxic-ischemic injury. EEG merupakan alat penting pada diagnosis seizure disorder. Jika CP tidak disertai kejang (epilepsy atau epileptic syndrome), EEG tidak diindikasikan.
Halaman
32
6.Bagaimana Diagnosis Banding kasus ini ? Jawaban : CP tipe spastic Jenis kelamin Laki-laki 58,3%> perempuan Sindrom down CP tipe diskinetic CP tipe ataxic DMD(duscent muscle distropy
Motorik kasar Terlembat dan Terlambat/no Terlambat dan Terlambatdan Normal/sedikit (duduk dan statis rmal statis statis terlambat merangkak) padaawal umur, selanjutnya mengalami kemunduran progresif Motorik kasar Terlembat dan Terlambat/no Terlambat dan Terlambatdan Normal/sedikit (duduk dan statis rmal statis statis terlambat merangkak) padaawal umur, selanjutnya mengalami kemunduran progresif Usia 75% Aterm 75% 75% aterm kehamilan aterm/preterm aterm/preterm aterm/preterm Motorik kasar Terlembat dan Terlambat/no Terlambat dan Terlambatdan Normal/sedikit (duduk dan statis rmal statis statis terlambat merangkak) padaawal umur, selanjutnya mengalami kemunduran progresif APGAR Asfiksia berat -/+ Asfiksia berat Asfiksia berat -/+
terlambat
terlambat
33
kemunduran progresif Bicara bahasa Resiko terganggu bertambah pada quadriplegi pertumbuhan Terganggu -/+ karna gangguan otot pencernaan (otot orofaring),susa h menelan Gambaran + dismorfik Gerakan yang _ tidak terkontrol (choreoathetos is Refleks + primitif (moro, menggenggam , tendon meningkat) Kekuatan menurun kedua lengan dan tungkai Lengan dan + rigiditas tungkai kaku + rigiditas dan susah untuk ditekuk Kedua rigiditas tungkai saling menyilang pada posisi vertikal -/+ Bisaa terjadi normal karena otot orofaring terkena Terganggu normal karena gangguan otot pencernaan(oto t orofaring) Terganggu
-/+
-/+
-/+
menurun
Menurun
_ _ _
-/+ -/+ _
7.Pemeriksaan penunjang apa saja yang di butuhkan pada kasus ini ? Jawaban :
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Halaman
34
9.Apakah Etiologi kasus ini ? Jawaban : Etiologi belum diketahui, namun ada beberapa faktor penyebab,yaitu : Faktor prenatal (kelainan kongenital, infeksi intrauteri, radiasi intrauterin, asfiksia intrauterin, toximia gravidarum) Faktor perinatal (prematuritas, trauma lahir, asfiksia, infeksi) Faktor posnatal(trauma kapitis, hipoxia,infeksi SSP)
10.bagaimana Epidemiologi kasus ini ? Jawaban : Insidensinya kurang lebih 5,5 tiap 1000 kelahiran hidup dan tersebar merata pada kedua jenis kelamin, segala ras dan berbagai negara (Garrison, 1995). Di Inggris 1,7 per 1000 menurut Ashner & Schonell, 1950 dikutip oleh (Pearson, 1972), 1,9 per 1000 menurut Woods, 1956 & Ingram, 1964 dikutip oleh (Pearson, 1972). Di Indonesia sendiri angka kejadian cerebral palsy belum dapat dikaji secara pasti Klasifikasi 1. Tipe spastik (50% dari semua kasus cerebral palsy), dengan ciri-ciri otot
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Halaman
35
sedini mungkin, multidisiplin Target : agar anak dengan Cerebral Palsy bisa hidup mandiri mengembangkan sisa kemampuan yang ada pada anak tersebut seoptimal mungkin. ASPEK MEDIS UMUM : Terapi rehabilitasi meliputi : fisioterapi (latihan anggota gerak : oromotor)
tekhnik tradisional : latihan luas gerak sendi, streching, latihan
penguatan dan peningkatan daya tahan otot, latihan duduk, latihan berdiri, latihan pindah, latihan jalan. contohnya adalah tekhnik dari Deaver.
Motor function training okupasional terapi, ortotik, terapi wicara,
Halaman
36
baclofen dan diazepam; bila gejala berupa rigiditas bisa diberikan levodopa; Botolinum Toxin (Botox) intramuskuler bisa mengurangi spastisitas untuk 3-6 bulan. terapi melalui pembedahan ortopedi.terapi bicara edukasi ASPEK NON MEDIS : Pendidikan Mengingat selain kecacatan motorik, juga sering disertai kecacatan mental, maka pada umumnya pendidikannya memerlukan pendidikan khusus (SLB) Pekerjaan Problem Sosial Bila terdapat masalah sosial, diperlukan pekerjaan sosial untuk membantu menyelesaikannya. Lain-lain Hal-hal lain seperti rekreasi, olahraga, kesenian, dan aktifitas-aktifitas kemasyarakatan perlu juga dilaksanakan oleh penderita ini. b. KEP Prinsip dasar penanganan 10 langkah utama (diutamakan penanganan kegawatan) obati hipoglikemia obati hipotermia obati dehidrasi perbaikan keseimbangan elektrolit obati infeksi
Halaman
37
12.Apakah kemungkinan penyakit yang akan terjadi bila tidak di tanggulangi ? Jawaban : Retardasi Mental Malnutrisi berat Gagal Tumbuh 13.Bagaimana Prognosis kasus ini ? Jawaban: Dubia ad vitam : Bonam Dubia ad fungsionam : Malam 14. Bagaiman KDU kasus ini ? Jawaban : Kompetensi : 3B
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Halaman
38
Halaman
39
DAFTAR PUSTAKA
1.
Arisman. 2004. Buku ajar Ilmu gizi, Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta : EGC. Hal 93-106.
2.
Arvin, Behrman Kliegman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol 3. Ed. 15. Jakarta : EGC. Hal. 2049
3.
Bakti Husada. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). 2006. Jakarta: Depkes RI.
4.
Hasan, R dan Alatas, H. 1991. Neurologi Dalam Ilmu Kesehatan Anak, Buku Jilid II, Jakarta, , Infomedia, 847-884.
5.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Edisi Pertama. 2002. Jakarta: Pengurus Pusat IDAI.
6.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi/Rustam Mochtar; Editor, Defli Lutan, Ed 2 . Jakarta : EGC.
7.
8.
Salim, A. 1996. Pendidikan Bagi Anak Cerebral Palsy. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
9.
40
Jakarta: EGC.
Halaman
41