Anda di halaman 1dari 41

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul Laporan Tutorial Kasus Skenario C Blok XI sebagai tugas kompetensi kelompok. Salawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman. Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran perbaikan di masa mendatang. Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada : 1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan. 2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.
3. dr., selaku tutor kelompok

\yang

bersifat

membangun

guna

4. Teman-teman seperjuangan 5. Semua pihak yang membantu penulis. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin. Palembang, juli 2012

Penulis

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


DAFTAR ISI Halaman Kover 0 Kata Pengantar . 1 Daftar Isi 2 BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .

3 1.2 Maksud dan Tujuan 3 BAB II : Pembahasan 2.1 Data Tutorial 4 2.2 Skenario 4 2.3 Seven Jump Steps I. II. III. IV. V. Klarifikasi Istilah-Istilah . 5 Identifikasi Masalah 6 Analisis Permasalahan dan Jawaban . 7 Hipotesis .. 8 Merumuskan Keterbatasan Pengetahuan dan Learning Issue .. 9

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


VI. DAFTAR PUSTAKA Pembahasan.... 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blok Pediatrik dan Geriatrik adalah blok kesembilan belas pada semester 6 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario B yang memaparkan kasus mengenai , Rizky umur 15 bulan datang kedokteran dengan keluhan pertumbuhan tidak sesuai dengan teman sebayanya.

1.2

Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu : 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
3

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok. 3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Data Tutorial Tutorial 6 Blok XIX Skenario C

Tutor Moderator Sekretaris Meja Sekretaris Papan Aturan

: dr.Irfanudin Sp.Ko : Ramadian Nugraha : Hj. Anggun Putri Oktaviani : Reyki Yudho Husodho :

1. Ponsel dalam keadaan silent. 2. Izin bila ingin keluar 3. Mengacungkan tangan bila ingin mengajukan pendapat

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


2.2 Skenario Kasus Boby ,laki-laki,usia 8 tahun, dibawa ke RSMP karena belum bisa terkurang. Bobi baru bisa memiring-miringkan badannya pada usia 6 bulan. Sampai saat ini belum bisa makan nasi tim, sehingga ,masih diberi bubur saring dan susu. Bobi juga belum bisa makan biskuit sendiri. Bobi belum bisa mengoceh dan meraih benda. Bobi adalah anak pertama dari ibu usia 20 tahun. Lahir spontan dengan bidan pada kehamilan 37 minggu dengan riwayat ketuban pecah dini 24 jam sebelum melharikan.Selama kehamilan ibu tidak ada keluhan dan periksa kehamilan kebidan 3 kali .Segera setelah lahir bayi langsung menangis, skor APGAR 1 menit 7 ,menit kelima 9. Berat badan waktu lahir 2.800 gram. Dirawat diRS selama 3 minggu dengan meningitis neonatal. Pemeriksaan Fisik: -Berat badan 6 kg,panjang badan 68 cm,lingkaran kepala 38 cm -Tidak ada gambaran dismorfik , anak sadar, kontak mata baik ,mau melihat tapi tidak mau tersenyum kepada pemeriksa. Menoleh ketika dipanggil namanya dengan keras tidak terdapat gerakan yang tidak terkontrol -Pada posisi ditengkurangkan dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa detik.Refleks moro dan refleks mengenggam masih ditemukan. Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3 ,lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk,Refleks tendon meningkat ,Refleks Babinsky (+) tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki.

2.3 Seven Jump Steps I. KLARIFIKASI ISTILAH


1.

Tengkurap :kemampuan anak untuk belajar mengembangkan kekuatan leher, punggung, dan otot-otot bagian atas lainnya

2.

Ketuban pecah dini:Pecahnya selaput ketuban sebelum adanya tanda


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Halaman

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


persalinan spontan
3.

Meningitis Neonatal bayi usia 0 -28 hari

: Radang pada selaput meningen yang terjadi pada

4.

Skor APGAR :Suatu metode yang digunakan untuk menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran.

5.

Gamb. Dismorfik:Preokupasi dengan kecacatan yang dibayangkan atau yang berlebihan dalam bentuk penampilan fisik (gambaran defek/ malformasi tubuh)

6.

Refleks Moro: Suatu respon tiba-tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan.Fleksi paha dan lutut bayi, jari-jari tangan menyebar kemudian mengepal, kedua lengan mulanya bergerak keluar kemudian bersama-sama seperti hendak memeluk.

7.

Refleks menggenggam : Refleks dasar dan akan menghilang di usia 3 bulan. refleks terdiri dari gerakan menggenggam pada jari-jari tangan atau kaki sebagai akibat suatu stimulasi normal pada bayi, tetapi pada kehidupan lanjut menunjukkan lesi frontalis

8.

Refleks Babinsky (+) : Dorso flexi ibu jari kaki pada rangsangan telapak kaki

9.

Kedua lengan dan kaki kaku/susah ditekuk (Spastic) : Gangguan system sensorimotor yang dikarakteristikan oleh adanya peningkatan tonus otot yang menyebabkan adanya suatu tahanan pada kedua lengan dan tungkai. 10.Tendon meningkat : kontraksi involunter sebuah otot setelah pergangan

singkat yang dihasilkan oleh pengetukan pada tendonnya, meliputi refleks biceps, refleks triceps, refleks quadriceps yang meningkat

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


II. IDENTIFIKASI MASALAH

1.Boby ,laki-laki,usia 8 tahun, dibawa ke RSMP karena belum bisa terkurang.

Bobi baru bisa memiring-miringkan badannya pada usia 6 bulan. Sampai saat ini belum bisa makan nasi tim, sehingga ,masih diberi bubur saring dan susu. Bobi juga belum bisa makan biskuit sendiri. Bobi belum bisa mengoceh dan meraih benda. 2. Bobi adalah anak pertama dari ibu usia 20 tahun. Lahir spontan dengan bidan pada kehamilan 37 minggu dengan riwayat ketuban pecah dini 24 jam sebelum melharikan.Selama kehamilan ibu tidak ada keluhan dan periksa kehamilan kebidan 3 kali. 3. Segera setelah lahir bayi langsung menangis, skor APGAR 1 menit 7 ,menit kelima 9. Berat badan waktu lahir 2.800 gram. Dirawat diRS selama 3 minggu dengan meningitis neonatal. 4. Pemeriksaan Fisik: - Berat badan 6 kg,panjang badan 68 cm,lingkaran kepala 38 cm - Tidak ada gambaran dismorfik , anak sadar, kontak mata baik ,mau melihat tapi tidak mau tersenyum kepada pemeriksa. Menoleh ketika dipanggil namanya dengan keras tidak terdapat gerakan yang tidak terkontrol
- Pada posisi ditengkurangkan dapat mengangkat dan menahan kepala

beberapa detik.Refleks moro dan refleks mengenggam masih ditemukan. Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3 ,lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk,Refleks tendon meningkat ,Refleks Babinsky (+) tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki.

III.ANALISIS PERMASALAHAN 1. a. Bagaimana perkembangan normal anak usia 0-8 bulan?

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


b. Jenis makanan apa yang tepat untuk anak usia 8 bulan? c. Apa makna usia 8 bulan belum bisa tengkurap? d. Apa makna usia 6 bulan baru bisa memiringkan badan? e. Apa makna bobi belum bisa makan biskuit sendiri? f. Apa makna bobi belum bisa mengoceh dan meraih benda? h. Berapa kebutuhan kalori anak usia 8 bulan? i. Mengapa Bobi sampai sekarang belum bisa makan nasi tim? 2. a. Apa itu ketuban pecah dini ? b. Apa penyebab ketuban pecah dini? c Apa dampak ketuban pecah dini 24 jam sebelum melahirkan? d. Berapa kali normalnya pemeriksaan Kehamilan (ANC)? 3 a. Apa interpretasi skor APGAR ? b. Apa interpretasi BB lahir 2800 gram ? c. Apa itu meningtis neonatal? d. Apa penyebab meningitis neonatal? e. Apa dampak meningitis neonatal? f. Bagaimana hubungan antara meningitis neonatal dengan riwayat Ketuban pecah dini? g.Hubungan antara meningitis dengan keluhan yang dialami? 4 Bagaimana interpretasi dari : Pemeriksaan Fisik a. Berat badan 6 kg,panjang badan 68 cm, lingkaran kepala 38 cm.

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


b.Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar ,kotak mata baik ,mau melihat tapi tidak mau tersenyum kepada pemeriksa.Menoleh ketika dipanggil namanya dengan keras. Tidak terdepat gerakan yang tidak tekontrol? c. pada posisi ditengkurapkan dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa detik. Refleks moro dan refleks menggenggam masih ditemukan. Kekuataan kedua lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk,refleks tendon meningkat, refleks Babinsky (+). Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki. d.Bagaimana cara pemeriksaan refleks moro? e.Bagaimana cara pemeriksaan refleks menggengam? f. Bagaimana cara pemeriksaan refleks tendon? g. Bagaimana cara pemeriksaan refleks Babinsky?
5. Bagaimana cara mendiagnosis kasus ini ? 6. DD? 7. Apa saja Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan pada kasus ini? 8. Apa diangnosis kerja pada kasus ini? 9. Apa Etiologi kasus ini?

10.Apa Epidemiologi kasus ini? 11.Bagaimana Patofisiologi pada kasus ini? 12.Bagaimana Penatalaksanaan pada kasus ini? 13.Apa saja Komplikasi pada kasus ini? 14.Bagaimana Prognosis pada kasus ini? 15.KDU pada kasus ini? 16.Bagaimana P. Islam pada kasus ini?
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Halaman

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX

IV. HIPOTESIS Bobi, laki-laki usia 8 bulan menderita Cerebral palsy dan Gizi kurang yang disebabkan meningitis neonatal yang diakibatkan KPSW 24 jam sebelum kelahiran.

V.LEARNING ISSUE
Pokok Bahasan What I Know

What I Dont Know (Learning Issue)

What I Have to Prove

How I Will Learn

Global Development Delay Cerebral Palsy Microsefali Tuli ringan

Bobi, lakilaki, usia 8 bulan, dibawa ke klinik karena belum tengkurap, br bs memiringk an badan pd usia 6 bln

Perkembangan

Bobi,laki-laki, 8bulan, mengalami

Text Book, Pakar Lain, Internet

normalanak usia 8bulan

Gangguan mo- gangguan

torikkasar dan perkembangan halus


Gangguan

pada Delay

Global

ba- Development

hasadan bicara Gangguan Sosialisasi dan kemandirian Refleks Moro Refleks

Ia anak

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

10

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


pertama dari ibu berusia 20 tahun.

genggam Refleks babinsky

Lahir spontan dengan bidan pada kehamilan 37minggu. Dgn riwayat KPSW 24 jam

Selama hamil ibu tidak ada keluhan dan periksa kehamilan ke bidan 3 kali Segera setelah lahir langsung menangis,

skor APGAR 1 menit 7, menit kelima 9.

Berat
Halaman

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

11

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


badan waktu lahir 2800 gram ,dan dirwt dirs slma 3 minggu dgn meningitis neonatal

KERANGKA KONSEP
KPSW 24 jam sebelum melahirkan

Cairan amnion berkurang Terganggunya pertahanan terhadap infeksi

Gangguan motorik (Proses mekanik makan )

Infeksi menyebar melalui pembuluh darah

belum bisa tengkurap, meraih benda,mengang Bakteri berkembang kat dan biak sehinga Nutrisi menurun Area presentralis menahan merusak sawar otak brocha kepalab brpa detik.kekuatan lengan dan GIZI KURANG gg.bicara Peradangan pada tungkai selaput otak 3.Refleksmoro, Halaman 12 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang refleksmengge (MENINGITIS) ngam,refleks tendon dan babinsky (+) Sulit makan

Masuk dalam susunan saraf pusat melalui Mikrovaskular otak atau fleksus choroid

Area broadam N.VIII

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX

gg.mend egar Peningkatan tekanan Intrakranial Penurunan aliran darah dan nutrisi diotak Terbentuk Eksudat

Infark Cerebri

CEREBRAL PALSY

VI.SINTESIS 1.Boby ,laki-laki,usia 8 tahun, dibawa ke RSMP karena belum bisa terkurang. Bobi baru bisa memiring-miringkan badannya pada usia 6 bulan. Sampai saat ini belum bisa makan nasi tim, sehingga ,masih diberi bubur saring dan susu. Bobi juga belum bisa makan biskuit sendiri. Bobi belum bisa mengoceh dan meraih benda a. Bagaimana perkembangan normal anak usia 0-8 bulan? Jawaban: Tahap perkembangan Anak Umur 0 3 bulan Mengangkat kepala setinggi 45 derajat Menggerakan kepala dari kiri/kanan ke tengah Melihat dan menatap wajah anda Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh Suka tertawa keras Bereaksi terkejut terhadap suara keras Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum
Halaman

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

13

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak Umur 3 6 bulan Berbalik dari telungkup ke telentang Mengangkat kepala setinggi 90 derajat Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil Menggenggam pensil Meraih benda yang ada dalam jangkauannya Memegang tangannya sendiri Berusaha memperluas pandangan Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik Tersenyum ketika melihat mainan/gambar menarik saat bermain sendiri Umur 6 9 bulan

Duduk (sikap tripoid sendiri) Belajar berdidir, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan Merangkak meraih mainan atau mendekatai seseorang Memindahkan benda sari satu tangan ke tangan lainnya Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat

yang bersamaan Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatata Mencari mainan/benda yang dijatuhkan Bermain tepung tangan/ciluk ba
Halaman

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

14

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


Bergembira dengan melempar benda Makan kue sendiri

b. Jenis makanan apa yang tepat untuk anak usia 8 bulan? Jawaban: 0-6 bln Pukul 06.00 Pukul 08.00 (makan pagi) Pukul 10.00 Pukul 12.00 (makan siang) Pukul 14.00 Pukul 16.00 ASI on demand ASI on demand ASI Buah segar/bisk uit ASI on demand ASI ASI on demand Buah segar/bisk uit ASI on demand Bubur susu ASI on demand 6-7 bln ASI 7-9 bln ASI/PASI 9-12 bln ASI/PASI Nasi tim menuju makanan keluarga Buah segar/bisk uit Nasi tim menuju makanan keluarga ASI/PASI Buah segar/bisk uit Nasi tim menuju makanan keluarga
15

> 12 bln ASI/PASI

Bubur menuju nasi tim

Makanan keluarga

Buah segar/biskuit

Snack

Bubur menuju nasi tim

Makanan keluarga

ASI/PASI

Buah segar/biskuit

Snack

Pukul 18.00

ASI on demand

Bubur susu

Bubur menuju nasi tim

Makanan keluarga

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX

Jadwal pemberian makanan tambahan menurut umur bayi, jenis makanan, dan frekuensi pemberian. Usia Bayi 0-6 bulan ASI ASI 6-7 bulan 1. Buah lunak/sari buah 2. Bubur : bubur havermout/bubur tepung beras merah ASI 3. Buah-buahan 7-9 bulan 4. Hati ayam atau kacang-kacangan 5. Beras merah atau ubi 6. Sayuran (wortek, bayam) 7. Minyak/santan/avokad 8. Air tajin ASI 9. Buah-buahan 10.Bubur/roti 9-12 bulan 11.Daging/kacangkacangan/ayam/ikan 12.Berasmerah/kentang/labu/jagung 13.Kacang tanah 14.Minyak/santan/avokad 15.Sari buah tanpa gula 4-6 kali Saat dibutuhkan 3-4 kali 1-2 kali sehari Saat dibutuhkan Jenis Makanan Berapa kali sehari 10-12 kali sehari Saat dibutuhkan

c. Apa makna usia 8 bulan belum bisa tengkurap? Jawaban:

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

16

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


menandakan adanya keterlambatan motorik kasar,dimana tengkurap normalnya sudah bisa dilakukan anak pada usia 4 bulan.

d. Apa makna usia 6 bulan baru bisa memiringkan badan? Jawaban: menandakan adanya keterlambatan motorik kasar ,dimana memiringkan badan normalnya sudah bisa dilakukan anak pada usia 3 bulan

e. Apa makna bobi belum bisa makan biskuit sendiri? Jawaban: menandakan adanya keterlambatan motorik halus,dimana bisa makan biskuit sendiri normalnya sudah bisa dilakukan anak pada usia 6-9 bulan

f. Apa makna bobi belum bisa mengoceh dan meraih benda? Jawaban: Menandakan adanya keterlambatan perkembangan sektor bicara dan bahasa, dimana temuan mengoceh dan meraih benda normalnya ditemukan pada usia 3-9 bulan g. Apa faktor penyebab keterlambatan perkembangan Bobi? Jawaban: Kelainan pada sistem saraf pusat a. Cerebral palsy b. Perdarahan otak

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

17

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


Distrofi otot Kelainan pada spinal dan saraf perifer Anak kekurangan gizi sehingga otot otot tubuhnya tidak berkembang dengan baik dan ia tidak memiliki tenaga yang cukup untuk melakukan aktivitas. Penyebab keterlambatan bahasanya, yaitu: Menurut Blager BF: a. Lingkungan b. Masalah pendengaran c. Perkembangan terlambat d. Cacat bawaan
e. Kerusakan salah satunya di area broca dalam kasus

h. Berapa kebutuhan kalori anak usia 8 bulan? Jawaban: kebutuhan energi pada anak untuk tumbuh kembang di dapat dari nutriennutrien. Pada umumnya kebutuhan energi adalah ; Bayi rata-rata Anak 1-3 tahun Anak 4-6 tahun Anak 7-9 tahun :110 kkalori/kg/BB/hari :100 kkalori/kg/BB/hari :90 kkalori/Kg/BB/hari :80 kakal/Kg/BB/hari

Anak laki-laki 10-12 tahun: 60-70 kakalori/kg/BB/hari Anak laki-laki13-18 tahun:50-60 kakalori/Kg/BB/hari Anak perempuan 10-12 tahun:50-60 kakalori/kg/BB/hari

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

18

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


Anak perempuan 13-18 tahun :40-50 kakalori/kg/BB/hari

i.Faktor penyebab anak usia 8 bulan belum bisa makan nasi tim? Jawaban:. Gangguan proses makan di mulut Gerakan motorik kasar di sekitar mulut susunan saraf pusat : Penderita alergi Gangguan neurologis Penderita autism, ADHD, ADD Gangguan perilaku lainnya. Kelainan kongenital :

Kelainan mulut, tenggorok, dan esophagus serta hidung: sumbing, lidah besar,tenggorok terbelah, fistula trakeoesofagus, atresia esofagus, Laringomalasia, trakeomalasia, kista laring, tumor, tidak ada lubang hidung

Kelainan paru, Jantung, Ginjal dan organ lainnya sejak lahir atau sejak dalam kandungan.

Gangguan fungsi otak : Serebral palsi Miastenia gravis Poliomyelitis j. Mengapa Bobi sampai sekarang belum bisa makan nasi tim? Jawaban: Gangguan pada proses mekanik makan (memasukkan makanan ke mulut, mengunyah dan menelan) koordinasi gerakan menggigit, mengunyah dan menelan dilakukan oleh otot di rahang atas dan bawah, bibir, lidah (mengunyah) serta palsi area supranuklear bulbar (menelan), pada kasus terjadi gangguan motorik yang membatasi gerakan pada otot oral-facial (oromotor dysfunction) kesulitan makan (gangguan menelan) tidak bisa makan nasi

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

19

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


2. Bobi adalah anak pertama dari ibu usia 20 tahun. Lahir spontan dengan bidan pada kehamilan 37 minggu dengan riwayat ketuban pecah dini 24 jam sebelum melharikan.Selama kehamilan ibu tidak ada keluhan dan periksa kehamilan kebidan 3 kali. a. Apa itu ketuban pecah dini ? jawaban:
Ketuban pecah dini / Premature Rupture of the Membran (PROM) adalah

pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3cm, sedangkan pada multipara kurang dari 5cm (Sinopsis Obstetri)
Ketuban pecah dini, yaitu pecahnya ketuban sebelum terjadinya proses per-

salinan berlangsung (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal) Ketuban pecah dini atau Spontaneous / Early-Premature Rupture Of The Membrane (prom) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara < 5 cm. bila periode laten terlalu pajang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi yang dapat meninggikan angka kematian ibu dan anak (Periode Laten adalah interval waktu dari pecah ketuban dan mulainya persalinan)

b. Apa penyebab ketuban pecah dini? Jawaban: Etiologi terjadinya KPSW tetap tidak jelas, tetapi berbagai jenis faktor yang menimbulkan terjadinya KPSW yaitu infeksi vagina dan serviks, fisiologi

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

20

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


selaput ketuban yang abnormal, inkompetensi serviks, dan devisiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat (vitamin c) Faktor yang berhubungan dengan meningkatnya insidensi KPD antara lain : Fisiologi selaput amnion/ketuban yang abnormal Inkompetensi serviks Infeksi vagina/serviks Kehamilan ganda Polihidramnion Trauma Distensi uteri Stress maternal Stress fetal Infeksi Serviks yang pendek Prosedur mediS

c Apa dampak ketuban pecah dini 24 jam sebelum melahirkan? Jawaban: Dampak atau komplikasi yang timbul dari KPSW adalah bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal (korioamnionitis) ataupun neonatal (septikemia, pneumonia, dan omfalitis), persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden seksio sesarea,
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Halaman

21

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


atau gagalnya persalinan normal. d. Berapa kali normalnya pemeriksaan Kehamilan (ANC)? Jawaban: Kebijaksaan Program Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu : 1 kali pada trimester I 1 kali pada trimester II 2 kali pada trimester III Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid. Kunjungan ANC yang saint adalah :
setiap bulan sampai umur kehamilan 28 minggu setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu

setiap 1 minggu sejak kehamilan 32 minggu sampai terjadi kelahiran

3.Segera setelah lahir bayi langsung menangis, skor APGAR 1 menit 7 ,menit kelima 9. Berat badan waktu lahir 2.800 gram. Dirawat diRS selama 3 minggu dengan meningitis neonatal a. apa interpretasi skor APGAR ? Jawaban :

Skor A : Appearance colour (warna kulit)

0 Pucat

1 Badan merah, ekstrimitas biru

2 Seluruh tubuh kemerah merahan

Angka

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

22

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


P : Pulse (heart rate) (denyut jantung) G : Grimace (reaksi terhadap rangsangan) A : Activity (Tonus otot) Lumpuh Tidak ada Sedikit gerakan mimik Ekstrimitas dalam fleksi sedikit R : Respiration (usaha napas) Tidak ada Lemah, tidak teratur Menangis kuat Jumlah Gerakan aktif Menangis, batuk/ bersin Tidak ada < 100 >100

Nilai 7 10 Nilai 4 6 Nilai 0 3

: Bayi normal : Bayi asfiksia ringan-sedang : Bayi asfiksia berat

Interpretasi pada kasus Pada APGAR 1 menit adalah 7 berarti bayi dalam keadaan normal Pada APGAR 5 menit adalah 9 berarti bayi dalam keadaan normal
b. Apa interpretasi BB lahir 2800 gram ?

Jawaban: Interpretasi BB Lahir 2800 gram : Normal


Bayi dengan berat badan normal, yaitu >2500 gram Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yaitu antara 1500 gram 2500 gram

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

23

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


Bayi dengan berat badan lahir sangat rendah (BBLSR), dimana berat lahirnya adalah <1500 gram Bayi dengan berat badan lahir ekstrem rendah (BBLER), dimana berat lahirnya adalah <1000 gram

c. Apa itu meningtis neonatal?

Jawaban: Meningitis atau radang selaput otak adalah infeksi pada cairan serebrospinal maupun selaput otak yang membungkus jaringan otak dan medula spinalis. Kuman-kuman masuk ke setiap bagian ruang subarakhnoidal dan dengan cepat menyebar ke bagian lain sehingga medula spinalis terkena, yang akhirnya menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa yang disebabkan oleh bakteri maupun virus yang terjadi pada bayi usia 0-28 hari
d. Apa penyebab meningitis neonatal?

Jawaban: Penyebab paling umum meningitis neonatus adalah SBG, E. Coli, Listeria.Streptokokus lain, Haemophillus Influenzae yang tidak dapat digolongkan,Stafillokokuskoagulase positif dan negatif. Klebsiella,Enterobacter,Pseudomonas,Treponema Pallidum Dan Mycobacterium Tuberculosisjuga dapat menyebabkan meningitis. Cytrobacter Diversusmerupakan penyebab abses otak yang penting. Patogen lainnya meliputi MycoplasmaHominis, Candida albicans dan jamur lainnya, Toxoplasma gondii, HSV, rubela,Sitomegalovirus dan HIV. Faktor Predisposisi : Jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan wanita. Faktor maternal : Ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhirkehamilan. Faktor Imunologi : Defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin, anak yang mendapatkan obat-obatan imunosupresi.

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

24

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


Anak dengan kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau cedera yang

berhubungandengan sistem persarafan

e. Apa dampak meningitis neonatal?

Jawaban: Komplikasi yang biasanya timbul berhubungan dengan proses inflamasi pada meningens dan pembuluh darah serebral berupa kejang, parese nervus kranialis, lesi serebri fokal, dan hidrosefalus. Dan komplikasi yang disebabkan oleh bakteri meningokokus pada organ tubuh lainnya seperti infeksi okular, arthritis, purpura, pericarditis, endicarditis, myocarditis, orchitis, eepydidimiti, albuminuria atau hematuria dan perdarahan adrenal. DIC dapat terjadi sebagai komplikasi dari meningitis. Komplikasi dapat pula terjadi karena infeksi pada saluran napas bagian atas, telinga tengah dan paru-paru.

f. Bagaimana hubungan antara meningitis neonatal dengan riwayat

Ketuban pecah dini? Jawaban: Pada saat ketuban pecah, paparan kuman yang berasal dari vagina akan lebih Berperan dalam infeksi janin. Pada keadaan ini kuman vagina masuk ke dalam rongga uterus dan bayi dapat terkontaminasi kuman melalui saluran pernafasan atau pun saluran cerna. Serta kuman dapat jg menginfeksi selaput otak yang mengakibatkan meningitis neonatal Kejadian kontaminasi kuman pada bayi yang belum lahir akan meningkat apabila ketuban telah pecah lebih dari 18-24 jam

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

25

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


g. Hubungan antara meningitis dengan keluhan yang dialami? Jawaban: Komponen-komponen bakteri dan mediator inflamasi/mediator radang berperan dalam menimbulkan respons peradangan pada selaput otak (meningen) serta menyebabkan perubahan fisiologis dalam otak berupa peningkatan tekanan intrakanial akibat peningkatan tekanan intrakranial adalah penurunan aliran darah ke otak yang juga disebabkan karena penyumbatan pembuluh darah ke otak oleh thrombus yang dapat mengakibatkan timbulnya gejala sisa. Akibat yang lain adalah penurunan tekanan perfusi serebral yang juga dapat disebabkan oleh karena penurunan tekanan darah sistemik 60 mmHg systole Dalam kondisi seperti ini otak mudah mengalami iskemia, penurunan autoregulasi serebral (penyesuaian fisiologis organ tubuh terhadap kebutuhan dan pasokan darah dengan mengadakan perubahan pada resistensi terhadap aliran darah dengan berbagai tingkatan perubahan kontriksi / dilatasi pembuluh darah) dan vaskulopati (gangguan pada pembuluh darah) Kelainan-kelainan inilah yang menyebabkan kerusakan pada sel saraf sehingga menimbulkan gejala sisa jika disebabkan bakteri atau plus terlambat diobati. Misal, bayi terkena meningitis dan terlambat atau tidak tepat pengobatannya, akan mengakibatkan komplikasi atau ada gejala sisa berupa CEREBRAL PALSY

4.Bagaimana Interpretasi dari Pemeriksaan Fisik: a. Berat badan 6 kg, panjang badan 68 cm, lingkaran kepala 38 cm. Jawaban: Umur Berat badan (kg) Panjang badan (cm) Lingkar kepala (cm)
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Halaman

26

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


1 Bulan 3.0 4.3 2 Bulan 3.6 5.2 3 Bulan 4.2 6.0 4 Bulan 4.7 6.7 5 Bulan 5.3 7.3 6 Bulan 5.8 7.8 7 Bulan 6.2 8.3 8 Bulan 6.6 8.8 9 Bulan 7.0 9.2 10 Bulan 7.3 9.5 11 Bulan 7.6 9.9 12 Bulan 7.8 10.2 Pada kasus BB 6 kg : Abnormal Tinggi Badan 68 cm : Normal Lingkaran Kepala 38 cm : Abnormal ( mikrochepali) 49.8 54.6 52.8 58.1 55.5 61.1 57.8 63.7 59.8 65.9 61.6 67.8 63.2 69.5 64.6 71.0 66.0 72.3 67.2 73.6 68.5 74.9 69.6 76.1 33 39 35 41 37 43 38 44 39 45 40 46 40.5 46.5 41.5 47.5 42 48 42.5 48.5 43 49 43.5 49.5

b.Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar ,kotak mata baik ,mau melihat tapi tidak mau tersenyum kepada pemeriksa.Menoleh ketika dipanggil namanya dengan keras. Tidak terdepat gerakan yang tidak tekontrol? Jawaban: Tidak ada gambaran dismorfik : Normal Anak sadar : Normal Kotak mata baik mau melihat tidak mau tesenyum kepada pemeriksa:Normal Menoleh dipanggil namanya dengan keras : Abnormal Adanya kerusakan area auditory (area broadman 41-42) lobus temporal N. VIII

c. pada posisi ditengkurapkan dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa detik. Refleks moro dan refleks menggenggam masih ditemukan. Kekuataan kedua lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai kaku dan
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Halaman

27

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


susah untuk ditekuk,refleks tendon meningkat, refleks Babinsky (+). Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki. Jawaban:
Pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan menahan kepala beberpa detik:

Normalnya perkembangan seorang anak pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa detik ini mulai terjadi pada usia 3 bulan Interpretasinya : Perkembangan ini baru muncul pada Bobi pada usia 8 bulan ini menunjukkan adanya keterlambatan perkembangan motorik kasar pada Bobi
Pada kasus masih ditemukan Refleks moro (+)

Normalnya ada sampai usia 3-5 bulan, Interpetasi : menandakan adanya defek neurologis.(cerebral palsy)
Pada kasus masih ditemukan Refleks mengenggam (+)

Normalnya ada sampai usia 5-6 bulan, Interpretasi : menandakan adanya defek neurologis.(cerebral palsy)
Kekuatan lengan dan tungkai 3:

Dimana dalam praktek sehari-hari, tenaga otot dinyatakan dengan menggunakan angka 0-5. (0 berarti lumpuh sama sekali, dan 5 berarti normal) 0 : Tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot; lumpuh total
1 : Terdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak didapatkan gerakan pada

persendian yang harus digerakkan oleh otot tersebut


2 : Didapatkan gerakan, tetapi gerakan ini tidak mampu melawan gaya

berat (gravitasi)
3 : Dapat mengadakan gerakan melawan gaya berat (gravitasi) 4 : Di samping dapat melawan gaya berat (gravitasi) ia dapat pula

mengatasi sedikit tahanan yang diberikan

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

28

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


5 : Tidak ada kelumpuhan (normal)

Interpretasinya : Cukup kuat untuk mengatasi gravitasi Lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk Interpretasinya: Menandakan adanya defek neurologis (cerebral palsy)

Refleks tendon meningkat: Adanya lesi pada UMN Refleks Babinsky (+): adanya defek neurologi ( cerebral palsy) Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki : Normal

d.Bagaimana cara pemeriksaan refleks moro? Jawab: Refleks Moro didapatkan dengan menopang tubuh bayi ditangan kanan dan menopang kepala ditangan kiri. Kepala tiba-tiba dibiarkan turun beberapa sentimeter. Refleks moro terdiri dari abduksi simetris dari ekstremitas atas pada bahu dan ekstensi jari-jari. Adduksi lengan bahu melengkapi refleks. Bayi biasanya kemudian mengeluarkan tangisan yang keras. Refleks Moro merupakan satu dari motorik autoisme paling penting. Respon normal menunjukkan system saraf pusat intak dan biasanya lengkap pada kehamilan 28 minggu. Refleks menghilang dalam usia 3 sampai 5 bulan. Refleks moro adalah refleks primitive yang ditemukan pada bayi untuk merespon suara atau gerakan yang hilang pada usia 4 bulan. Fleksi paha dan lutut bayi, jari-jari tangan menyebar kemudian mengepal kedua lengan bergerak keluar kemudian bersama-sama seperti hendak memeluk; ditimbulkan oleh rangsangan yang tiba-tiba seperti memukul meja disisi anak itu, atau oleh ekstensi leher secara tiba-tiba ketika kepalanya dibiarkan jatuh kebelakang atau anak itu diangkat pada kedua lengannya dari posisi berbaring kemudian dilepas. Harusnya menghilang pada usia 4 bulan

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

29

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


Interpretasi : gangguan neurologi seperti CP Mekanisme : otak tidak berkembang sehingga refleks primitive masih dipertahankan.

e.Bagaimana cara pemeriksaan refleks menggengam? Jawaban: Begitu Anda menyentuh telapak tangan si kecil, ia akan memberikan respon dengan menggenggam kembali jari Anda. Inilah yang disebut dengan refleks genggaman. Refleks ini dikenal juga dengan palmar grasp dan akan menghilang begitu si kecil melewati usia 6 bulan Refleks menggenggam( palmar grasp) Refleks ini ada pada bayi mulai sejak lahir dan menghilang pada umur 6 bulan. Refleks akan menetap pada bayi yang mengalami serebral palsy. Cara pemeriksaan: Bayi dibaringkan pada posisi supinasi, kepala menghadap kedepan dan tangan dlam keadaan setengah fleksi, dengan memakai jari telunjuk pemeriksa menyentuh bagian luar telapak tangan bayi menuju ketengah telapak tangan secara cepat dan hati-hati. Positif apabila: seluruh jari fleksi ( memegang tangan pemeriksa) f.Bagaimana cara pemeriksaan refleks Babinsky? Jawaban: Tes ini dilakukan dengan menggoreskan ujung palu reflex pada telapak kaki pasien mulai dari tumit menuju ke atas bagian lateral telapak kaki setelah sampai di kelingking goresan dibelokkan ke medial dan berakhir dipangkal
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Halaman

30

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


jempol kaki. Tanda positif responnya berupa dorso fleksi ibu jari kaki disertai pemekaran atau abduksi jari-jari lain. Tanda ini spesifik untuk cedera traktus piramidalis atau upper motor neuron lesi. Tanda ini tidak bias ditimbulkan pada orang sehat kecuali pada bayi yang berusia di bawah satu tahun. Tanda ini merupakan reflex patologis 5.Bagaimana cara mendiagnosis kasus ini ? Jawaban: 1. Anamnesis a. Riwayat selama kehamilan 1) Kehamilan letak sungsang 2) Kehamilan kembar 3) Riwayat infeksi pada ibu 4) Riwayat penyakit pada ibu (seperti hipertensi, DM) b. Riwayat selama melahirkan Apakah ada trauma saat lahir Ketuban pecah sebelum waktunya c. Riwayat setelah melahirkan 1) Apakah bayi lahir premature 2) Berapa berat bayi saat lahir 3) Apakah bayi mengalami asfiksia 4) Apakah bayi mengalami kejang 5) Apakah bayi mengalami hiperbilirubinemia d. Riwayat keluarga dengan kondisi serupa e. Riwayat obat-obatan f. Riwayat pembedahan g. Riwayat trauma h.Bagaimana perkembangan anak sebelum mengalami keluhan i. Sampai usia berapa ia terlihat normal j. Apakah ada riwayat kejang? Bila ada, berapa kali? 2. Pemeriksaan fisik tambahan

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

31

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


Pemeriksaan taraf perkembangan sesuai umur kronologis (pra skrining dan skrining), terutama pada bayi berisiko tinggi CP dilakukan tiap bulan. 3. Pemeriksaan neurologis a. Tertundanya perkembangan kemampuan motorik. b. Refleks infantil (misalnya menghisap dan terkejut) tetap ada meskipun seharusnya sudah menghilang. c. Tremor otot atau kekakuan tampak dengan jelas, dan anak cenderung melipat lengannya ke arah samping, tungkainya bergerak seperti gunting atau gerakan abnormal lainnya. 4. Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan mata dan pendengaran segera dilakukan setelah diagnosis CP ditegakkan. b. Pungsi lumbal harus dilakukan untuk menyingkirkan suatu proses
c. Foto kepala (X-ray) dan CTScan. d. MRI untuk melihat infark yang terjadi di otak

Penilaian psikologik perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pendidikan yang diperlukan. Pemeriksaan metabolik untuk menyingkirkan penyebab lain retardasi mental. 5. Pungsi lumbal untuk menyingkirkan penyebab suatu proses degenerative dan meningitis (pada CP : CSS normal) 6. MRI kepala menunjukkan adanya kelainan struktur maupun kelainan bawaan 7. CT scan untuk identifikasi adanya perdarahan, kelainan struktur, maupun kelainan bawaan 8. EEG berguna untuk mengevaluasi severe hypoxic-ischemic injury. EEG merupakan alat penting pada diagnosis seizure disorder. Jika CP tidak disertai kejang (epilepsy atau epileptic syndrome), EEG tidak diindikasikan.

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

32

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX

6.Bagaimana Diagnosis Banding kasus ini ? Jawaban : CP tipe spastic Jenis kelamin Laki-laki 58,3%> perempuan Sindrom down CP tipe diskinetic CP tipe ataxic DMD(duscent muscle distropy

LakiLaki-laki Laki-laki laki/wanita 58,3%>peremp53,8%>peremp uan uan

Motorik kasar Terlembat dan Terlambat/no Terlambat dan Terlambatdan Normal/sedikit (duduk dan statis rmal statis statis terlambat merangkak) padaawal umur, selanjutnya mengalami kemunduran progresif Motorik kasar Terlembat dan Terlambat/no Terlambat dan Terlambatdan Normal/sedikit (duduk dan statis rmal statis statis terlambat merangkak) padaawal umur, selanjutnya mengalami kemunduran progresif Usia 75% Aterm 75% 75% aterm kehamilan aterm/preterm aterm/preterm aterm/preterm Motorik kasar Terlembat dan Terlambat/no Terlambat dan Terlambatdan Normal/sedikit (duduk dan statis rmal statis statis terlambat merangkak) padaawal umur, selanjutnya mengalami kemunduran progresif APGAR Asfiksia berat -/+ Asfiksia berat Asfiksia berat -/+

Motorik halus(belum bisa makan nasi)

terlambat

Normal/+ kloTerlambat ada kelainan kongengital lain

terlambat

Normal/sedikit terlambat padaawal umur, selanjutnya mengalami


Halaman

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

33

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX

kemunduran progresif Bicara bahasa Resiko terganggu bertambah pada quadriplegi pertumbuhan Terganggu -/+ karna gangguan otot pencernaan (otot orofaring),susa h menelan Gambaran + dismorfik Gerakan yang _ tidak terkontrol (choreoathetos is Refleks + primitif (moro, menggenggam , tendon meningkat) Kekuatan menurun kedua lengan dan tungkai Lengan dan + rigiditas tungkai kaku + rigiditas dan susah untuk ditekuk Kedua rigiditas tungkai saling menyilang pada posisi vertikal -/+ Bisaa terjadi normal karena otot orofaring terkena Terganggu normal karena gangguan otot pencernaan(oto t orofaring) Terganggu

-/+

-/+

-/+

Normal/men Menurun urun -/+ -/+ _ _ _ _

menurun

Menurun

_ _ _

-/+ -/+ _

7.Pemeriksaan penunjang apa saja yang di butuhkan pada kasus ini ? Jawaban :
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Halaman

34

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


Ct scan untuk mengetahui ada tidak nya kelainan pada otak seperti ada tidak nya masa dan kelainan otak lainnya. Uji BERA untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada fungsi pendengaran 8.Apakah diagnosis kerja pada kasus ini ? Jawaban : Cerebral Palsy dan Gizi Kurang

9.Apakah Etiologi kasus ini ? Jawaban : Etiologi belum diketahui, namun ada beberapa faktor penyebab,yaitu : Faktor prenatal (kelainan kongenital, infeksi intrauteri, radiasi intrauterin, asfiksia intrauterin, toximia gravidarum) Faktor perinatal (prematuritas, trauma lahir, asfiksia, infeksi) Faktor posnatal(trauma kapitis, hipoxia,infeksi SSP)

10.bagaimana Epidemiologi kasus ini ? Jawaban : Insidensinya kurang lebih 5,5 tiap 1000 kelahiran hidup dan tersebar merata pada kedua jenis kelamin, segala ras dan berbagai negara (Garrison, 1995). Di Inggris 1,7 per 1000 menurut Ashner & Schonell, 1950 dikutip oleh (Pearson, 1972), 1,9 per 1000 menurut Woods, 1956 & Ingram, 1964 dikutip oleh (Pearson, 1972). Di Indonesia sendiri angka kejadian cerebral palsy belum dapat dikaji secara pasti Klasifikasi 1. Tipe spastik (50% dari semua kasus cerebral palsy), dengan ciri-ciri otot
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Halaman

35

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


otot menjadi kaku, kekakuan yang terjadi dapat berupa : quadriplegi (kedua lengan dan kedua tungkai), diplegi (kedua tungkai), hemiplegi (lengan dan tungkai pada salah satu sisi tubuh) 2. Tipe diskinetik (koreoathethoid, 20% dari semua kasus cerebral palsy), dengan ciri-ciri otot-otot lengan dan badan secara spontan bergerak perlahan, menggeliat dan tak terkendali tetapi bisa juga timbul gerakan kasar dan mengejang 3. Tipe ataksik (10 % dari semua kasus cerebral palsy), terdiri dari tremor, langkah goyah dengan kedua lengan terpisah jauh, gangguan koordinasi dan gerakan abnormal 4. Tipe campuran (20% dari semua kasus cerebral palsy). Resiko terkena cerebral palsy meningkat tajam seiring dengan berat badan lahir rendah, dilaporkan bahwa bayi dengan berat badan lahir rendah kurang dari 1000 gram mempunyai resiko tinggi 40 kali lipat dibandingkan dengan bayi dengan berat badan lahir normal 11.Bagaimana Penatalaksanaan pada kasus ini ? Jawaban : a. Cerebral Palsy

sedini mungkin, multidisiplin Target : agar anak dengan Cerebral Palsy bisa hidup mandiri mengembangkan sisa kemampuan yang ada pada anak tersebut seoptimal mungkin. ASPEK MEDIS UMUM : Terapi rehabilitasi meliputi : fisioterapi (latihan anggota gerak : oromotor)
tekhnik tradisional : latihan luas gerak sendi, streching, latihan

penguatan dan peningkatan daya tahan otot, latihan duduk, latihan berdiri, latihan pindah, latihan jalan. contohnya adalah tekhnik dari Deaver.
Motor function training okupasional terapi, ortotik, terapi wicara,

nightsplinting, pemakaian alat bantu kursi roda elektrolit, walker, symbol

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

36

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


board, blissymbol (alat komunikasi untuk penderita cerebral palsy yang tidak bisa bicara) Gizi yang baik untuk rentang usia 1-3 tahun, kebutuhan energy 100 kkal/kgBB/hari, kebutuhan protein 2gr/hari. hal-hal yang lain sewajarnya perlu dilaksanakan, seperti imunisasi, perawatan kesehatan, dan lain-lain.
terapi dengan obat-obatan Relaksan otot (untuk spastisitas bisa diberikan

baclofen dan diazepam; bila gejala berupa rigiditas bisa diberikan levodopa; Botolinum Toxin (Botox) intramuskuler bisa mengurangi spastisitas untuk 3-6 bulan. terapi melalui pembedahan ortopedi.terapi bicara edukasi ASPEK NON MEDIS : Pendidikan Mengingat selain kecacatan motorik, juga sering disertai kecacatan mental, maka pada umumnya pendidikannya memerlukan pendidikan khusus (SLB) Pekerjaan Problem Sosial Bila terdapat masalah sosial, diperlukan pekerjaan sosial untuk membantu menyelesaikannya. Lain-lain Hal-hal lain seperti rekreasi, olahraga, kesenian, dan aktifitas-aktifitas kemasyarakatan perlu juga dilaksanakan oleh penderita ini. b. KEP Prinsip dasar penanganan 10 langkah utama (diutamakan penanganan kegawatan) obati hipoglikemia obati hipotermia obati dehidrasi perbaikan keseimbangan elektrolit obati infeksi
Halaman

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

37

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


perbaiki defisiensi mikronutrien mulai memberikan formula 75 mengejar pertumbuhan terlambat (catch-up growth) merangsang emosional dan perkembangan sensorial persiapan untuk pulang

12.Apakah kemungkinan penyakit yang akan terjadi bila tidak di tanggulangi ? Jawaban : Retardasi Mental Malnutrisi berat Gagal Tumbuh 13.Bagaimana Prognosis kasus ini ? Jawaban: Dubia ad vitam : Bonam Dubia ad fungsionam : Malam 14. Bagaiman KDU kasus ini ? Jawaban : Kompetensi : 3B

Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Halaman

38

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


15.Bagaimana Pandangan islam pada kasus ini ? Jawaban: Setiap orang pasti pernah mengalami penderitaan baik penderitaan jiwa dan penyakit badan, kehilangan orang-orang yang dicintai dan kerugian harta benda. Tidak peduli orang baik maupun jahat, orang beriman maupun tidak beriman. Tetapi orang-orang mukmin menerima musibah ini dengan ridha dan ketenangan yang memenuhi ruangan hatinya, yang mana dia telah menyerahkan kendali hatinya kepada Dzat yang membolak-balikan hati dan pandangan; karena dia mengetahui dengan keyakinan yang penuh bahwa apa saja yang pasti menimpanya tidak akan meleset darinya dan apa saja yang bukan untuknya tidak akan menimpanya. Allah SWT berfirman :Artinya:Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah : 155)

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

39

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX

DAFTAR PUSTAKA
1.

Arisman. 2004. Buku ajar Ilmu gizi, Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta : EGC. Hal 93-106.

2.

Arvin, Behrman Kliegman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol 3. Ed. 15. Jakarta : EGC. Hal. 2049

3.

Bakti Husada. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). 2006. Jakarta: Depkes RI.

4.

Hasan, R dan Alatas, H. 1991. Neurologi Dalam Ilmu Kesehatan Anak, Buku Jilid II, Jakarta, , Infomedia, 847-884.

5.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Edisi Pertama. 2002. Jakarta: Pengurus Pusat IDAI.

6.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi/Rustam Mochtar; Editor, Defli Lutan, Ed 2 . Jakarta : EGC.

7.

Narendra, M. B. 2003. Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Jakarta: EGC.

8.

Salim, A. 1996. Pendidikan Bagi Anak Cerebral Palsy. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

9.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC


Halaman

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

40

Laporan Tutorial 6 Skenario C Blok XIX


10.

Suyitno, H, dan Narendra, M. B. 2003. Pertumbuhan Fisik Anak.

Jakarta: EGC.

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Halaman

41

Anda mungkin juga menyukai