DASAR (KKD)
UNIVERSITAS BENGKULU
Semester
2016 5
1
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
Pedoman Latihan Anamnesis
TUJUAN KHUSUS :
PELAKSANAAN :
2
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
6.11. Tutor mengamati jalannya anamnesis pada kedua grup kecil. Tutor dapat
memberikan masukan pada masing-masing grup.
6.12. Mahasiswa kembali dalam kelompok besar
6.13. Kelompok
besar.20 menit
6.14. Diskusi mengenai seluruh anamnesis beserta feedback dari tutor15 menit
6.15. Penutup oleh
tutor 5 menit.
7. Waktu pelaksanaan :
Setiap kegiatan Anamnesis dilaksanakan selama 2 jam.
8. Tempat pelaksanaan :
RUANG SKILL LAB Lantai 2 FKIK
RUJUKAN :
1. Interviewing and the health history. Dalam Bickley LS, Szilagyi PG ( ed) : Bates
Guide to physical examination and history taking. Edisi 9, Lippincott Williams
and Wilkins, Philapdelphia, 2003, 23-62
3
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
Anamnesis Modul Metabolik Endokrin
3. Seorang laki-laki usia 45 tahun dengan BB: 59 kg, TB: 165 cm datang ke
Puskesmas dengan keluhan berat badan menurun drastis (15 kg sejak 3
bulan yang lalu) padahal tidak sedang diet dan selalu banyak makan. Pasien
juga mengeluhkan sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil
dan pandangan mata yang kabur. Pasien menderita penyakit darah tinggi.
Ibu pasien menderita kencing manis saat hamil pasien dan adiknya. Pasien
merokok 2-3 batang per hari. Setiap hari selalu makan banyak dan dengan
lahap, banyak minum karena sering merasa haus.
4. Seorang laki- laki 28 tahun datang ke klinik dengan keluhan tangan sering
gemetaran sejak 3 bulan yang lalu. Pasien juga merasa sering keluar
keringat dingin dan adanya benjolan di sekitar daerah leher. Benjolan
tersebut ikut bergerak saat pasien menelan. Pasien juga mengalami
gangguan tidur, dan cepat lelah. Berat badan pasien turun 5 kg selama 3
bulan terakhir. Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Tidak ada
4
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini. Pasien bekerja
sebagai PNS. Sanitasi di lingkungan rumah baik.
CHECKLIS ANAMNESIS
1 2 3 4
I TEHNIK KOMUNIKASI
1. Menyapa pasien*
6. Berbasa-basi*
7. Mendapatkan nama*
8. Mendapatkan umur *
9 Mendapatkan pendidikan *
12 Mendapatkan alamat*
5
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
berhubungan dengan tindakan anamnesis
II MATERI ANAMNESIS
Bengkulu,....................................
.....................................................
(Nama dan Tanda Tangan Tutor)
6
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
PEMERIKSAAN FISIK KELENJAR TIROID
I. PENGANTAR
Modul ini dibuat untuk mahasiswa dengan tujuan mencapai kemampuan tertentu dalam
pemeriksaan fisis kelenjar Tiroid (gondok). Pemeriksaan terdiri dari kegiatan inspeksi,
palpasi dan auskultasi. Seorang dokter harus mampu melakukan pemeriksaan Kelenjar
Tiroid karena pembesaran kelenjar tiroid berhubungan dengan Diagnosis berbagai
penyakit Tiroid
seperti akibat insufisiensi iodium, inflamasi, hipertiroid (Graves Disease ) dan neoplasma
tiroid.
TUJUAN UMUM :
TUJUAN KHUSUS :
Setelah mahasiswa mengikuti pemeriksaan fisik penyakit tiroid, bila diberi pasien
mahasiswa :
IV. PRASYARAT
1. Sebelum berlatih mahasiswa harus menguasai ilmu dasar anatomi, histologi,
fisiologi, biokimia kelenjar tiroid pada tubuh manusia.
2. Sebelum memeriksa kelenjar tiroid, mahasiswa harus mengetahui penyakit-
penyakit Tiroid atau penyakit yang berhubungan dengan kelenjar tiroid.
V. PELAKSANAAN :
Alat dan sarana:
13. Bagi mahasiswa yang tidak mendapat tandatangan logbook mohon menghubungi
lab skill untuk dijadwalkan ulang. Sebelum mengikuti ulangan tsb agar mahasiswa
berlatih mandiri untuk mencapai ketrampilan tersebut. Ulangan pemeriksaan fisik
penyakit tiroid dilakukan hanya satu kali.
8
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
VI. TEORI
PENDAHULUAN
Pada kegiatan skills lab ini akan dipelajari bagaimana memeriksa penderita dengan
dugaan kelainan kelenjar tiroid. Sebagai dasar tentulah dipahami anatomi dan letak
kelenjar tersebut dibadan kita. Berapa ukuran normalnya? Pembuluh darah
manakah yang memberi vaskularisasi dan di inervasi oleh syaraf apakah kelenjar
ini.
Ada tiga komponen yang diharapkan dilakukan oleh dokter dalam mengelola
pasien :
1. ANAMNESIS
2. PEMERIKSAAN FISIK
A. Inspeksi
Waktu memeriksa kelenjar tiroid hendaknya dipastikan arah sinar yang
tepat, sehingga masih memberi gambaran jelas pada kontur, relief, tekstur
kulit maupun benjolan. Demikian pula harus diperhatikan apakah ada
bekas luka operasi. Dengan dagu agak diangkat, perhatikan struktur
dibagian bawah-depan leher. Kelenjar tiroid normal biasanya tidak dapat
9
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
dilihat dengan cara inspeksi, kecuali pada orang yang amat kurus, namun
apabila dalam keadaan tertentu ditemukan deviasi trakea atau dilatasi vena
maka harus curiga kemungkinan adanya gondok substernal. Biasanya
dengan inspeksi saja kita dapat menduga adanya pembesaran kelenjar
tiroid yang lazim disebut gondok. Gondok yang agak besar dapat dilihat,
namun untuk memastikan serta melihat gambaran lebih jelas maka pasien
diminta untuk membuat gerakan menelan (oleh karena tiroid melekat pada
trakea ia akan tertarik keatas bersama gerakan menelan). Manuver ini
cukup diagnostik untuk memisahkan apakah satu struktur leher tertentu
berhubungan atau tidak dengan tiroid. Sebaliknya apabila struktur kelenjar
tiroid tidak ikut gerakan menelan sering disebabkan perlengkapan dengan
jaringan sekitarnya. Untuk ini dipikirkan kemungkinan radang kronik atau
keganasan tiroid.
B. Palpasi
Dalam menentukan besar, bentuk konsistensi dan nyeri tekan kelenjar
tiroid maka palpasi merupakan jalan terbaik dan terpenting. Ada beberapa
cara, tergantung dari kebiasaan pemeriksa. Syarat untuk palpasi tiroid yang
baik adalah menundukkan leher sedikit serta menoleh kearah tiroid yang
akan diperiksa (menoleh kekanan untuk memeriksa tiroid kanan,
maksudnya untuk memberi relaksasi otot sternokleidomastoideus kanan).
Pemeriksa berdiri didepan pasien atau duduk setinggi pasien. Sebagian
pemeriksa lebih senang memeriksa tiroid dari belakang pasien. Apapun
yang dipilih langkah pertama ialah meraba daerah tiroid dengan jari
telunjuk (dan atau 3 jari) guna memastikan ukuran, bentuk, konsistensi,
nyeri tekan dan simetri. Untuk mempermudah meraba tiroid, kita dapat
menggeser laring dan tiroid ke satu sisi dengan menggunakan ibu jari atau
jari tangan lain pada kartilago tiroid. Kedua tiroid diperiksa dengan cara
yang sama sambil pasien melakukan gerakan menelan.
10
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
Palpasi lebih mudah dilakukan pada orang kurus, meskipun pada orang
gemuk tiroid yang membesar juga dapat diraba dengan mudah. Ukuran
tiroid dapat dinyatakan dalam bermacam-macam cara :
Derajat 3 : Subjek dengan gondok besar sekali, terlihat dari beberapa cm.
Dalam praktek masih banyak dijumpai kasus dengan gondok yang teraba
membesar tetapi tidak terlihat. Untuk ini dibuat subklas baru yaitu derajat
IA dan derajat IB.
11
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
temuan ini perlu dilaporkan secara khusus. Kista kita duga apabila pada
rabaan berbentuk hemisferik, berkonsistensi kenyal, dengan permukaan
halus. Gondok keras sering ditemukan pada tiroiditis kronik atau
keganasan pada gondok, kenyal atau lembek pada struma colloides dan
pada defisiensi yodium. Nyeri tekan atau nyeri spontan dapat dijumpai
pada radang atau infeksi (tiroiditis autoimun, virus atau bakteri) tetapi
dapat juga karena peregangan mendadak kapsul tiroid oleh hemoragi ke
kista, keganasan atau malahan dapat ditemukan pada hipertiroidisme. Pita
ukuran seperti gambar diatas kadang digunakan untuk menilai secara kasar
perubahan ukuran kelenjar, membesar, tetap atau mengecil selama
pengobatan atau observasi. Dalam pengobatan penyakit Graves pengecilan
kelenjar diawal pengobatan memberikan indikasi respon baik sedangkan
pembesaran menandakan adanya overtreatment Obat Anti Tiroid (terjadi
hipotiroidisme TSH naik stimulasi dan lingkar leher membesar).
Namun ini biasanya terlambat 2 minggu sesudah perubahan biokimia.
Palpasi juga berguna dalam menentukan pergeseran trakea (bisa karena
trakea terdesak atau tertarik sesuatu). Cari massa yang menyebabkan
pergeseran dengan cara palpasi. Rabalah pembesaran limfonodi yang dapat
merupakan petunjuk penyebaran karsinoma kelenjar tiroid ke kelenjar
limfe regional. Khusus perhatikan limfonodi sepanjang daerah trakea yang
menutupi trakea, kartilago krikoid, kartilago tiroid di linea mediana
(disebut upper pretrakeal node atau delphian group) dan limfonodi mastoid
yang terdapat di sudut radang bawah, raba pula kalau ada pembesaran
vena.
12
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
C. Auskultasi
Tidak banyak informasi yang dapat disumbangkan oleh auskultasi tiroid,
kecuali untuk mendengarkan bruit, bising pembuluh di daerah gondok yang
paling banyak ditemukan pada gondok toksik (utamanya ditemukan di lobus
kanan tiroid-ingat vaskularisasinya).
13
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
Gambar 4. Pembesaran kelenjar gondok
14
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
Tabel 2. Indeks Diagnostik Newcastle
15
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
Kepustakaan
16
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
CHECKLIS PEMERIKSAAN FISIK PENYAKIT TIROID
No Kompetensi 1 2 3 4
6. Melakukan palpasi pada regio tiroid dengan menggunakan ujung jari dari
kedua tangan dengan jari-jari digeser-geserkan
10. Melakukan inspeksi bola mata apakah ada eksoptalmus (dari samping)
11. Meminta pasien untuk meluruskan lengan ke arah depan untuk melihat
adakah tremor halus
Keterangan :
Skor 1 : Tidak dilakukan
Skor 2 : Dilakukan dengan banyak kesalahan/dilakukan*
Skor 3 : Dilakukan dengan sedikit kesalahan
Skor 4 : Dilakukan dengan sempurna
Nilai Keterampilan rata-rata = ____x 100 % = .
52
Dinyatakan lulus apabila skor > 70%
17
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
1. PENGANTAR
Antropometri berasal dari kata: antropos (tubuh) dan metros (ukuran), dengan itu
maka antropometri berarti ukuran tubuh. Antropometri gizi berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkat umur dan tingkat gizi. Jadi dalam antropometri dilakukan pengukuran:
- Variasi dimensi fisik
- Proporsi tubuh
- Komposisi kasar tubuh
Pengukuran antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari
berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini
biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti
lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Pengukuran antropometri ini dapat
dilakukan sekali atau secara serial.
Ketrampilan pengukuran antropometri berkaitan dengan ketrampilan lain yang
sudah dan yang akan diperoleh mahasiswa:
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
3. STRATEGI PEMBELAJARAN
3.1. Responsi
3.2. Bekerja kelompok
3.3. Bekerja dan belajar mandiri
4. PRASYARAT
4.1. Pengetahuan yang perlu dimiliki sebelum berlatih: Anatomi, Fisiologi, Gizi,
Biokimia
4.2. Menguasai keterampilan yang terkait:
18
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
4.2.1. Keterampilan interpersonal: komunikasi efektif
5. TEORI
Antropometri yang berasal dari kata antropos (tubuh) dan metros (ukuran), yang
berarti ukuran tubuh, sering digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai
ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Lebih dikenal sebagai
antropometri gizi, yang erat kaitannya dengan pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Keunggulan Antropometri
1. Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel cukup
besar
2. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, dapat dilakukan dengan pelatihan
yang singkat
3. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah
setempat
4. Metode ini objektif dengan spesifisitas dan sensitifitas tinggi
menjadikannya tepat dan akurat, karena dapat dibakukan
5. Mengukur banyak variabel gizi yang signifikan (tinggi, berat, lingkar
kepala, lingkar lengan atas, ketebalan lemak bawah kulit, lingkar perut dan
indeks masa tubuh)
6. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau
7. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi buruk, kurang dan baik,
karena sudah ada ambang batas yang jelas
8. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari
satu generasi ke generasi berikutnya
9. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi
Kelemahan Antropometri
1. Berpotensi terhadap kesalahan pengukuran
2. Alat, diatasi dengan peneraan berkala
19
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
3. Pemeriksa (observer error) dalam hal pembacaan dan pencatatan, diatasi
dengan pelatihan dan quality control
4. Butuh data umur yang tepat
5. Hanya mengukur kekurangan/kelebihan masukan energi dan/protein
6. Masalah dalam pemilihan standar acuan
6. PROSEDUR KERJA
6.1. Melakukan penimbangan Berat Badan dan pengukuran Tinggi Badan
6.2. Melakukan pengukuran Lingkar Perut
6.3. Melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas
6.4. Memberikan Interpretasi terhadap pengukuran antropometri
21
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
KESALAHAN YANG MUNGKIN TERJADI/DILAKUKAN
a) Pasien belum membuka jaket/alas kaki dan mengosongkan kantong
pakaiannya
b) Pakaian yang dikenakan pasien terlalu berat, dilihat dari bahan dan banyak
lapisannya
c) Pasien bertumpu pada satu kaki sehingga memberikan hasil yang keliru
d) Pasien tidak tenang sehingga menyulitkan pembacaan
e) Kesalahan pembacaan hasil dalam melihat garis angka atau pencatatan di
status/kartu pencatat
2. Pengukuran Tinggi Badan untuk Orang Dewasa
Alat :
Pengukur tinggi badan : MICROTOISE dengan kapasitas ukur 2 meter dan
ketelitian 0,1 cm.
PERSIAPAN (CARA MEMASANG MICROTOISE) :
1. Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang microtoise di
dinding agar tegak lurus.
2. Letakan alat pengukur di lantai yang DATAR tidak jauh dari bandul
tersebut dan menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan atau
tonjolan (rata).
3. Tarik papan penggeser tegak lurus ke atas, sejajar dengan benang
berbandul yang tergantung dan tarik sampai angka pada jendela baca
22
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
menunjukkan angka 0 (NOL). Kemudian dipaku atau direkat dengan
lakban pada bagian atas microtoise.
4. Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri lagi perekat pada
posisi sekitar 10 cm dari bagian atas microtoise.
PROSEDUR PENGUKURAN TINGGI BADAN
1. Minta pasien melepaskan alas kaki (sandal/sepatu), topi (penutup
kepala) dan asesori lain yang bisa mempengaruhi hasil pengukuran.
2. Pastikan alat geser berada di posisi atas.
3. Pasien diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser.
4. Posisi kepala dan bahu bagian belakang (punggung), pantat, betis
dan tumit menempel pada dinding tempat microtoise dipasang.
5. Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung bebas.
Pada lantai yang datar dan Letakan microtoise Tarik papan penggeser
rata gantungkan gandul tidak jauh dari bandul tegak lurus ke atas, sejajar
benang untuk membantu (skala 0) dengan benang berbandul.
agar posisi microtoise tegak Paku atau selotip pada dua
lurus. bagian dengan jarak 10 cm
23
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
9. Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka dibelakang
koma (0,1 cm). Contoh 157,3 cm; 160,0 cm; 163,9 cm.
Posisi tumit yang Posisi tumit yang Posisi tangan yang Posisi membaca
tidak benar benar benar ketika skala yang benar
menarik papan
penggeser
24
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
146,5 cm
Keterangan :
1. Pengukuran dilakukan dengan memastikan 5 titik tubuh menyentuh lantai atau
dinding pemeriksaan, yaitu;
a. Belakang kepala, dipastikan dengan mengatur bagian liang telinga tegak
lurus mata yang melihat ke depan
b. Punggung
c. Pantat
d. Betis, dipastikan dengan penekanan di daerah lutut
e. Tumit
2. Pada anak/orang gemuk boleh 3 spot saja, dan pada bayi dan anak yang sedikit
rewel atau banyak gerak dibutuhkan kerjasama penuh dari orang tuanya.
Sebelum pengukuran dan pembacaan hasil anak dibantu dengan menekan
lembut perutnya sedangkan orang dewasa dengan menarik nafas dalam.
3. Pengukuran juga dilakukan sebanyak 3 kali (idealnya) dan selisih tak lebih dari
0,1 cm.
25
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
4. Keterbatasan microtoise adalah memerlukan tempat dengan permukaan lantai
dan dinding yang rata, serta tegak lurus tanpa tonjolan atau lengkungan di
dinding.
5. Bila tidak ditemukan dinding yang rata dan tegak lurus setinggi 2 meter, cari
tiang rumah atau papan yang dapat digunakan untuk menempelkan microtoise.
Alat :
Pita LiLA sepanjang 33 cm dengan ketelitian 0,1 cm atau meteran kain.
PERSIAPAN :
1. Pastikan pita LiLA tidak kusut, tidak terlipat-lipat atau tidak sobek
2. Jika lengan pasien > 33cm, gunakan meteran kain
3. Sebelum pengukuran, dengan sopan minta izin kepada pasien bahwa
petugas akan menyingsingkan baju lengan kiri pasien sampai pangkal bahu.
Bila pasien keberatan, minta izin pengukuran dilakukan di dalam ruangan
yang tertutup.
4. Pasien diminta berdiri dengan tegak tetapi rileks, tidak memegang apapun
serta otot lengan tidak tegang
5. Baju pada lengan kiri (lengan yang kurang dominan) disingsingkan ke atas
sampai pangkal bahu terlihat atau lengan bagian atas tidak tertutup.
PENGUKURAN:
1. Tentukan posisi pangkal bahu.
2. Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak tangan
ke arah perut.
26
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
3. Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan
menggunakan pita LiLA atau meteran (Lihat Gambar), dan beri tanda
dengan pulpen/spidol (sebelumnya dengan sopan minta izin kepada pasien).
Bila menggunakan pita LiLA perhatikan titik nolnya.
4. Lingkarkan pita LiLA sesuai tanda pulpen di sekeliling lengan pasien sesuai
tanda (di pertengahan antara pangkal bahu dan siku).
5. Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.
6. Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar.
7. Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LiLA (kearah
angka yang lebih besar).
Keterangan:
Jika lengan kiri lumpuh, yang diukur adalah lengan kanan (beri keterangan pada
kolom catatan pengumpul data).
1. Simpan pita LiLA dengan baik, jangan sampai berlipat-lipat.
2. Simpan pita LiLA dengan baik, jangan sampai berlipat-lipat atau sobek.
27
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
hubungannya dengan kejadian sindroma metabolik.
Alat yang dibutuhkan:
1. Ruangan yang tertutup dari pandangan umum. Jika tidak ada gunakan tirai pembatas.
2. Pita pengukur, bila tidak ada bisa digunakan meteran kain
3. Spidol atau pulpen
28
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
5. Tetapkan titik tengah di antara di
antara titik tulang rusuk terakhir
titik ujung lengkung tulang pangkal
paha/panggul dan tandai titik
tengah tersebut dengan alat tulis.
C. INTERPRETASI
3. Lingkar Perut
Nilai normal pengukuran lingkar perut di Indonesia.
30
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
CHECKLIST PEMERIKSAAN FISIK TIROID
NAMA :
KELOMPOK :
TUTOR :
31
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
12 Persiapan
- Jelaskan tujuan dan cara pengukuran pada pasien
- Meminta kesediaan pasien untuk menyingsingkan lengan
baju di bagian yang akan diukur
- Minta pasien untuk berdiri tegak tapi rileks dan tangan tidak
memegang apapun
13 Pengukuran
- Tentukan posisi pangkal bahu
- Tentukan posisi ujung siku
- Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku
Mengukur lingkar lengan atas
14 Mencatat hasil pengukuran
IV. MENGUKUR LINGKAR PERUT
15 Persiapan
- Jelaskan pada pasien tujuan
pengukuran lingkar perut dan
tindakan apa saja yang akan dilakukan
dalam pengukuran
- Minta pasien untuk membuka pakaian di bagian perut
dengan sopan
16 - Melakukan pengukuran
- Menetapkan batas tepi iga terbawah
- Menetapkan batas tepi ujung lengkung tulang pinggul
- Menetapkan titik tengah antara titik pertama dan kedua
mengukur ligkaran perut
17 Mencatat hasil pengukuran
18 Mengucapkan terima kasih
V. INTERPRETASI
19 Indeks masa tubuh (untuk BB dan TB)
20 Pengukuran Lila
21 Pengukuran lingkar perut
Keterangan :
Skor 1 : Tidak dilakukan
Skor 2 : Dilakukan dengan banyak kesalahan/dilakukan*
Skor 3 : Dilakukan dengan sedikit kesalahan
Skor 4 : Dilakukan dengan sempurna
Nilai Keterampilan rata-rata = ____x 100 % = .
78
Dinyatakan lulus apabila skor > 70%
Bengkulu,....................................
32
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
.....................................................
(Nama dan Tanda Tangan Tutor)
I. PENGANTAR
IV. PRASYARAT
33
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
- Pengetahuan tentang metabolisme karbohidrat/glukosa
- Persiapan pasien sebelum pengambilan sampel
- Cara pengambilan darah kapiler yang benar
V. TEORI
34
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
- Untuk mendapatkan hasil yang akurat, hindari pemeriksaan di tempat
dengan kelembaban berlebihan. Jangan menggunakan alat dekat dengan
televisi, oven, microwave, telepon selular
- Zat-zat tertentu dapat memengaruhi hasil pemeriksaan glukosa darah
seperti: asam urat >10 mg/dL, asam askorbat >4 mg/dL, asetaminofen >6
mg/dL, bilirubin total >4 mg/dL
- Pada beberapa alat didapatkan hasil tinggi palsu bila nilai hematokrit
kurang dari 20% dan rendah palsu bila nilai hematokrit lebih dari 70%
Sebelum pemeriksaan, persiapan pasien adalah:
- Puasa 12-14 jam sebelum tes
- Dicatat jam pengambilan sampel, jam terakhir makan obat antidiabetes
beserta dosisnya.
Interpretasi hasil:
Normal: Kadar glukosa darah puasa: 60-100 mg/dL
Kadar glukosa darah sewaktu: < 200 mg/dL
VI. PROSEDUR
Prosedur Sebelum Pengukuran
1. Tutup baterai di bagian belakang alat dibuka (sebelumnya alat
dipastikan sudah mati)
2. Baterai dipasang/baterai lama diganti dengan yang baru (tanda +
menghadap ke atas)
3. Tutup baterai dipasang kembali. Apabila alat sudah mati,
penggantian baterai tidak akan menghapus hasil pengukuran yang
sudah tersimpan
35
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
4. Untuk mengubah kode dengan cepat: Tombol c dan > ditekan dan
ditahan sampai nomor yang dikehendaki, lalu lepaskan
5. Bila nomor kode alat sudah sama dengan nomor pada tabung strip,
pemeriksaan dapat dilanjutkan. Nomor kode akan tersimpan dalam
alat
Prosedur Pengukuran
1. Alat dihidupkan dengan menekan tombol power. Simbol strip dan
nomor kode akan berkedip-kedip (pastikan nomor kode sama
dengan nomor yang terdapat pada tabung strip.
2. Masukkan strip di lubang alat (bagian ujung kanan atas). Pastikan
gambar jari tangan terdapat di bagian atas. Bunyi Bip akan
keluar disertai berkedipnya gambar tetesan darah.
3. Diambil sampel darah dengan lancing device kurang lebih 4
mikroliter (jangan kurang dari 2,5 mikroliter untuk mendapatkan
hasil yang akurat)
4. Sampel darah ditempelkan pada strip. Darah akan terserap secara
otomatis ke dalam strip. Pastikan strip terisi penuh. Alat akan segera
mengukur dengan menghitung mundur dari angka 11 sampai 1.
5. Tunggu 11 detik untuk memperoleh hasil pengukuran. Hasil akan
tersimpan otomatis di dalam alat
6. Strip dilepaskan dengan cara menarik strip keluar dan dibuang.
7. Alat siap untuk melakukan pengukuran berikutnya. Jika tidak
melakukan pengukuran lagi, alat dimatikan dengan menekan tombol
power atau diamkan saja karena alat akan mati sendiri secara
otomatis dalam waktu 3 menit
8. Catatan: Sebelum pemeriksaan sampel, lakukanlah
pemeriksaan terhadap kadar glukosa cairan kontrol yang telah
disediakan untuk memastikan reagen/alat baik, dan prosedur
sudah dilakukan dengan benar. Kadar glukosa cairan kontrol
harus berada dalam rentang 2 SD terhadap rerata kadar
glukosa yang sudah ditetapkan terhadap cairan kontrol. Jika
kadar glukosa cairan kontrol 3 SD pemeriksaan terhadap
sampel tidak dapat dilanjutkan.
9. Lakukanlah terlebih dahulu pengecekan terhadap
kemungkinan kesalahan pada reagen/alat dan prosedur. Setelah
itu ulangi lagi pemeriksaan terhadap cairan kontrol, jika nilai
yang didapatkan masih 3 SD, lakukanlah kalibrasi terhadap
alat.
10. Pemeliharaan Alat
36
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
1. Alat disimpan dalam ruangan pada suhu 0-400C dengan
kelembaban <85% dan dihindarkan dari sinar matahari
langsung
2. Kebersihan alat dijaga dan jangan diletakkan alat pada
tempat yang panas dan lembab (misalnya dalam mobil,
kamar mandi)
3. Alat jangan sampai terjatuh
4. Lubang untuk memasukkan strip hindari dari masuknya air,
darah, debu, atau kotoran
5. Bila perlu dibersihkan, gunakan isopropyl alcohol atau
deterjen ringan
37
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
strip terisi penuh.
8. Membaca hasil
Keterangan :
Skor 1 : Tidak dilakukan
Skor 2 : Dilakukan dengan banyak kesalahan/dilakukan*
Skor 3 : Dilakukan dengan sedikit kesalahan
Skor 4 : Dilakukan dengan sempurna
Nilai Keterampilan rata-rata = ____x 100 % = .
42
Dinyatakan lulus apabila skor > 70%
PENYUNTIKAN SUBKUTAN
I. PENGANTAR
Suntikan subkutan merupakan suntikan yang diberikan dengan memasukkan
ujung jarum pada daerah kulit dengan sudut kemiringan jarum dan kulit 450.
Teknik ini digunakan apabila kita ingin obat yang disuntikkan akan diabsorpsi
oleh tubuh dengan pelan dan berdurasi panjang (slow and sustained absorption).
Biasanya volume obat yang disuntikkan terbatas pada 1-2 ml per sekali suntik.
38
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
3. Mampu melakukan persiapan bahan dan alat secara benar
4. Mampu menentukan lokasi suntikan sub kutan secara tepat
5. Mampu melakukan proses des-infeksi pada lokasi suntikan secara benar
6. Mampu menyuntikan jarum secara sub kutan dan memasukan bahan yang
akan di uji, serta menarik jarum dengan baik
IV. PRASYARAT
Pengetahuan yang perlu dimiliki sebelum berlatih: Ilmu dasar Anatomi, Histologi
dan Fisiologi.
Keterampilan yang terkait sebelumnya, misal: sudah menguasai skills asepsis
V. DASAR TEORI
39
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
Indikasi :
Kontraindikasi :
Komplikasi :
1. Infeksi
VI. PELAKSANAAN
Prosedur Kegiatan :
Peralatan :
40
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
7. Kapas alkohol
8. Bengkok untuk tempat bahan kotor, spuit bekas / sampah tajam
41
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016
CHECKLIST PENYUNTIKAN SUBKUTAN
No Kompetensi 1 2 3 4
5. Mengisi spuit insulin sesuai dosis dengan cara tegak lurus terhadap botol insulin,
setelah itu mengeluarkan udara yang masih tersisa di ujung spuit
6. Menetukan lokasi suntikan kemudian mencubit kulit dengan ibu jari dan jari
telunjuk lalu menyuntikkan jarum secara tegak lurus
7. Menekan tuas spuit sehingga insulin masuk ke sub kutan lalu membiarkan jarum
tetap di lokasi selama 5-10 detik
8. Menarik jarum dari kulit dan jika ada rembesan darah cukup dengan
memberikan tekanan ringan dengan kapas atau kassa di lokasi penyuntikan
9. Untuk suntikan dengan insulin pen, pastikan bahwa semua bagian-bagian pen
sudah terpasang dengan benar lalu memutar dosis sesuai yang diinginkan. Lalu
menusukkan pen secara tegak lurus terhadap permukaan kulit di lokasi suntikan
10. Mengucapkan terima kasih kepada pasien
12. Merapikan semua peralatan dan atau membuang barang yang tidak diperlukan
lagi
Keterangan :
Skor 1 : Tidak dilakukan
Skor 2 : Dilakukan dengan banyak kesalahan/dilakukan*
Skor 3 : Dilakukan dengan sedikit kesalahan
Skor 4 : Dilakukan dengan sempurna
Nilai Keterampilan rata-rata = ____x 100 % = .
36
Dinyatakan lulus apabila skor > 70%
Bengkulu,....................................
.....................................................
(Nama dan Tanda Tangan Tutor)
42
Penuntun KKD Modul Metabolik Endokrin 2016