Disusun Oleh :
Kelas B
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat
kemurahan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan apa yang diharapkan
walaupun jauh dari kata sempurna.
Pembuatan makalah ini merupakan syarat terstruktur dari mata kuliah Kurikulum dan
Pembelajaran dengan judul “Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum”. Makalah ini juga
dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang desain-desain pembelajaran yang
meliputi, desain materi pembelajaran, desain kompetensi, dan desain strategi pembelajaran.
Tiada karya manusia yang sempurna, demikian juga dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang mengarah pada perbaikan makalah ini sangat
diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga
bermanfaat bagi kita semua.
Purwokerto,
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C . Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai guru maupun calon guru harus mengetahui kurikulum yang didalamnya
terdapat bentuk pengembangan kurikulum, sumber-sumber prinsip kurikulum, tipe-tipe
prinsip kurikulum, prinsip pengembangan kurikulum. Agar seorang guru dapat melaukan
pembelajaran dengan baik, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Tujuan:
Manfaat:
C . Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya
mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah
awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan
mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru
dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum
berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi
kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan
seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang
telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan
kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan
saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti : politikus, pengusaha, orang
tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan
dengan pendidikan.
Suatu prinsip akan memberikan arahan –arahan yang bertujuan untuk mengarahkan
kegiatan-kegiatan orang yang bekerja di dalam bidang tertentu, bahwa prinsip-prinsip dari
kurikulum diambil dai sumber-sumber :
1. Data empiris
Data empiris adalah data yang ditemukan atau disimpulkan dari sebuah eksperimen
atau penelitian. ilmu dan penelitian pada zaman modern sekarang ini memiliki kiblat
empiris. Segala penemuan atau bukti harus berdasarkan penelitian atau eksperimen
secara inderawi. Perbedaan dengan penggunaan dalam bidang filsafat yang biasanya
disebut empirisme/empirisisme mangacu pada hipotesis yang dapat diteliti dan
dibuktikan kebenarannya melalui observasi atau eksperimen.
2. Data eksperimental
3. Cerita Kurikulum, disusun atas kepercayaan dan sikap-sikap yang belum terbukti
kebenarannya.
4. Anggapan umum, dalam pengetahuan dan teknologi, sikap-sikap sering diberlakukan
yaitu bahwa prinsip-prinsip harus diambil secara ilmiah dari hasil penelitian.
Ketika perencanaan kurikulum didasarkan pada penilaian dan anggapan umum maka
hal ini dapat diaplikasikan untuk pembuatan keputusan. Beberapa pendidik yang profesional
menganggap penerapan anggapan umum atau penelitian sebagai metodologi untuk
penyelesaian masalah.
2. Kebenaran Sebagian
Kebenaran sebagian didasarkan pada data yang terbatas dan dapat diterapkan pada
beberapa atau banyak situasi tetapi kebenaran ini tidak selalu universal.
3. Hipotesa
Para pekerja kurikulum mendasarkan ide-idenya pada penilaian, cerita, dan
anggapan umum yang terbaik.
4. Aksioma
Perubahan kurikulum adalah suatu kaharusan.Kurikulum merupakan produk dari
masa yang bersangkutan.Perubahan kurikulum masa lalu sering terdapat secara
bersamaan bahkan tumpang tindih dengan perubahan kurikulum yang terjadi masa
kini.Perubahan kurikulum akan terjadi dan berhasil jika ada perubahan pada orang
atau masyarakat.
a. Prinsip Umum
1. Prinsip Relevansi ada dua jenis yakni :
a. Relevansi eksternal artinya kurikulum harus sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat baik pada masa kini maupun masa yang akan datang.
b. Relevansi internal yaitu kesesuaian antara komponen kurikulum itu sendiri
Secara umum istilah relevansi pendidikan dapat diartikan sebagai kesesuaian atau
keserasian pendidikan dengan tuntutan kehidupan. Pendidikan dipandang relevan
bila hasil yang diperoleh dari pendidikan tersebut berguna bagi kehidupan.
Relevansi kehidupan dapat ditnjau dari tiga segi, yaitu: relevansi pendidikan
dengan perkembangan kehidupan sekarang dan masa yang akan datang, serta
relevansi pendidikan dengan tuntutan dalam dunia pekerjaan.
- Relevansi pendidikan dengan lingkungan hidup murid
Dalam menetapkan materi pelajaran, harus dipertimbangkan apakah materi
tersebut sesuai dengan kehidupan nyata yang ada di sekitar murid. Misalnya
bila sekolah-sekolah di desa disediakan bahan bacaan yang banyak
melukiskan kehidupan kota seperti kemacetan lalu lintas, maka materi tersebut
adalah kurang tepat. Sebaiknya materi yang diberikan adalah tentang
kehidupan masyarakat desa.
- Relevansi dengan perkembangan kehidupan masa sekarang dan masa yang
akan datang.
Dalam menetapkan bahan atau materi pelajaran juga harus memperhatikan
lingkungan hidup murid, serta diperhatikan pula perkembangan yang sedang
terjadi di masa sekarang dan masa yang akan datang.
- Relevansi dengan tuntutan dalam dunia pekerjaan.
Dengan adanya relevansi ini maka lulusan-lulusan yang dihasilkan akan dapat
memasuki dunia pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya.
2. Prinsip Efektifitas
Menunjuk pada pengertian bahwa kurikulum selalu berorientasi pada tujuan.
Kejelasan tujuan akan mengarahkan dalam pemilihan dan penentuan isi,metode
dan sistem evaluasi serta model konsep kurikulum apa yang akan digunakan.
Efektifitas berkenaan dengan sejauh mana apa yang direncanakan atau dapat
diinginkan dapat terlaksana atau tercapai. Apabila ada sepuluh kegiatan yang kita
rencanakan dan tercapai hanya empat kegiatan yang dapat dilaksanakan, maka
efektifitas kegiatan belum memadai. Di dalam bidang penddikan, efektifitas dapat
ditinjau dari dua segi yaitu:
a. Efektifitas mengajar guru
Efektifitas mengajar guru mencakup sejauh mana jenis-jenis kegiatan belajar
mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam rangka
pengembangan kurikulum, usaha untuk meningkatkan efektifitas mengajar
guru perlu diperhatikan misalnya melalui penataran.
b. Efektifitas belajar murid
Efektifitas belajar murid menyangkut sejauh mana tujuan-tujuan pelajaran
yang diinginkan telah dapat dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang
dtempuh. Dalam rangka pengembangan kurikulum, usaha untuk meningkatkan
efektifitas kegiatan belajar mengajar murid dilakukan dengan memilih jenis-
jenis metode atau cara dan alat yang dipandang paling ampuh dalam mencapai
tujuan yang diinginkan.
3. Prinsip efisiensi
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan aplikabilitas di
lapangan.Kurikulum harus bisa diterapkan dalam praktek pendidikan sesuai
dengan situasi dan kondisi tertetu.
Efisiensi suatu usaha pada dasarnya merupakan perbandingan antara hasil yang
dicapai (output) dan usaha yang telah dikeluarkan (input). Dalam dunia
pendidikan, sukar untuk menentukan untuk membandingkan nilai hasil dan usaha
dengan cara seperti yang diatas. Dalam pengembangan kurikulum dan pendidikan,
prinsip efisiensi perlu diperhatikan, baik dalam efisiensi dalam segi waktu, tenaga,
peralatan, yang tetunya akan menghasilkan efisiensi dan segi biaya. Sehubungan
dengan efisiensi waktu, misalnya perlu direncanakan kegiatan belajar mengajar
sedemikian rupa sehingga murid tidak banyak membuang waktu di sekolah
dengan mengajar hal-hal yang bisa dikerjakan di luar sekolah dengan mencatat
bahan-bahan yang ada dalam buku pelajaran.
Sehubungan dengan efisiensi penggunaan tenaga dan peralatan perlu
ditetapkan jumlah minimal murid yang harus dipenuhi oleh suatu sekolah dan cara
menentukan jumlah guru yang dibutuhkan. Dengan mengusahakan tercapainya
berbagai segi efisiensi di atas diharapkan akan dapat dicapai efisiensi dalam
pembiayaan pendidikan.
4. Prinsip Kontinuitas
Kurikulum dikembangkan secara berkesinambungan meliputi kesinambungan
antarkelas maupun antarjenjang pendidikan.
1). Kesinambungan antara berbagai tingkat sekolah
Dalam menyusun kurikulum sekolah, hendaknya dipertimbangkan hal-hal:
bahan-bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada
tingkat sekolah yang berikutnya hendaknya sudah diajarkan pada tingkat
sekolah yang sebelumnya. Kesinambungan antara berbagai bidang studi
Bahan pelajaran yang sudah diajarkan pada tingkat sekolah yang lebih
rendah tidak perlu diajarkan lagi pada sekolah yang lebih tinggi.
2). Kesinambungan antara berbagai bidang studi
Bahan yang diajarkan dalam berbagai bidang studi mempunyai hubungan
satu sama lainnya. Sehubungan dengan hal itu urutan dalam penyajian
berbagai bidang studi hendaknya diusahakan sedemikian rupa agar
hubungan tersebut dapat terjalin dengan baik.
5. Prinsip Fleksibilitas
Fleksibitas artinya tidak kaku, yaitu adanya semacam ruang gerak yang
memberikan sedikit kebebasan di dalam bertindak.Bahwa kurikulum harus lentur
tidak kaku terutama dlam pelaksanaan pembelajaran.Dalam kurikulum harus
terdapat suatu sistem yang mampu memberikan alternatif dalam pencapaian
tujuan melalui berbagai metode atau cara tertentu yang sesuia dengan situasi dan
kondisi tertentu. Di dalam kurikulum fleksibilitas mencakup fleksibilitas murid di
dalam memilih program pendidikan yang dapat diujudkan dalam bentuk
pengadaan program-program pilihan tersebut misalnya parogram-program
pendidikan keterampilan yang dapat dipilih murid atas dasar kemampuan dan
minatnya. Serta fleksibilitas dalam mengembangkan program pengajaran yang
dapat diwujudkan dalam bentuk memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk
mengembangkan sendiri program-program pengajaran dengan berpegang pada
tujuan dan bahan pengajaran di dalam kurikulum yang masih bersifat agak umum.
Dalam memberikan pengajaran guru diberi kesempatan untuk menjabarkan bahan
kurikulum atas satuan-satuan bahan yang nantinya akan dikembangkan dalam
bentuk program-program pengajaran.
7. Prinsip Keseimbangan
Penyusunan kurikulum supaya memperhatikan keseimbangan secara
proporsioanl dan fungsional antara berbagai program dan sub-program, antara
semua mata pelajaran dan antara semua aspek-aspek perilaku yang ingin
dikembangkan. Keseimbangan juga perlu diadakan antara teori dan praktik, antara
unsur-unsur keilmuan sains, sosial, humoniora, dan keilmuan perilaku. Dengan
keseimbangan tersebut diharapkan terjalin perpaduan yang lengkap dan
menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan sumbangannya terhadap
pengembangan pribadi.
8. Prinsip Keterpaduan
Kurikulum dilaksanakan dan dirancang berdasarkan prinsip keterpaduan.
Perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi antara
unsur-unsurnya. Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan semua pihak, baik
dilingkungan sekolah maupun di tingkat intersektoral. Dengan keterpaduan ini
diharapkan terbetuknya pribadi yang bulat dan utuh. Disamping itu juga
dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembelajaran, baik dalam interaksi antara
siswa dan guru maupun antara teori dan praktek.
9. Prinsip Mutu
Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu dan mutu
pendidikan. Pendidikan mutu berarti pelaksanaan pembelajaran yang bermutu,
sedang mutu pendidikan berorientas pada hasil pendidikan yang berkualitas.
Pendidikan yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan belajar
mengajar, peralatan atau media yang bermutu. Hasil pendidikan yang bermutu
diukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan nasional yang diharapkan.
b.Prinsip khusus
Toto Ruhimat dkk (Sukmadinata,2000) menjelaskan beberapa prinsip
pengembangan kurikulum khusus yaitu:
http://arassh.wordpress.com/2011/06/02/prinsip-prinsip-pengembangan-kurikulum/