Disusun oleh;
NIM: 171411734
TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIDYA MATARAM
YOGYAKARTA
2019
DAFTAR IS
1. HALAMAN SAMPUL
3. BAB 1. PENDAHULUAN
Tujuan ……………………………………………………………………………………….
Manfaat ……………………………………………………………………………………..
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kenyamanan thermal adalah salah satu hal sangat dibutuhkan tubuh agar manusia
dapat beraktifitas dengan baik selain faktor kenyamanan lainnya yaitu kenyamanan visual,
kenyamanan audio dan indoor air quality (di rumah, sekolah ataupun di kantor/tempat
bekerja). Menurut Szokolay dalam ‘Manual of Tropical Housing and Building’ menyebutkan
kenyamanan tergantung pada variabel iklim (matahari/radiasinya, suhu udara, kelembaban
udara, dan kecepatan angin) dan beberapa faktor individual/subyektif seperti pakaian,
aklimatisasi, usia dan jenis kelamin, tingkat kegemukan, tingkat kesehatan, jenis makanan
dan minuman yang dikonsumsi, serta warna kulit.
Selain itu, berdasarkan standar yang ditetapkan oleh SNI 03-6572- 2001, ada
tingkatan temperatur yang nyaman untuk orang Indonesia atas tiga bagian yang dapat dilihat
pada Tabel 1 berikut.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam perencanaan Rumah Tinggal Satu Lantai ini adalah:
1. Bagaimana bentuk desain tata letak dan tata ruang untuk memastikan sirkulasi udara yang
baik dan suhu ruang yang nyaman.
2. Bahan apa saja yang digunakan untuk mendukung suhu yang nyaman di dalam maupun
di luar ruangan.
3
C. Tujuan
1. Untuk merencanakan tata letak dan tata ruang yang sesuai dengan kondisi site.
2. Untuk menentukan bahan-bahan yang digunakan untuk mendukung suhu yang nyaman.
D. Manfaat
Jika penelitian ini mampu mencapai hasil yang maksimal, maka akan mampu
memberikan sebuah pilihan untuk arsitektur hunian yang mampu menjawab masalahan iklim.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kenyamanan termal ialah salah satu unsur kenyamanan yang sangat penting, karena
hal ini menyangkut kondisi suhu ruangan yang nyaman bagi penghuni. Seperti diketahui,
kondisi manusia normal dapat merasakan suhu panas atau dingin pada lingkungan
sekitarnya. Sensor perasa pada tubuh manusia berperan menyampaikan informasi menuju
kepada otak, lalu secara alami bagian-bagian tubuh tertentu melakukan antisipasi untuk
mempertahankan suhu tubuh sekitar 37ºC. Hal ini diperlukan organ tubuh agar dapat
menjalankan fungsinya secara baik.
Suhu udara merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kondisi nyaman
(termal) manusia. Hoppe (1988) memperlihatkan bahwa suhu manusia naik ketika suhu
ruang dinaikkan sekitar 21ºC. Kenaikan lebih lanjut pada suhu ruang tidak menyebabkan
suhu kulit naik, namun menyebabkan kulit berkeringat. Pada suhu ruang sekitar 20ºC suhu
nyaman untuk kulit tercapai. Selain suhu udara, suhu radiasi matahari dari sekeliling
permukaan (plafon, dinding, pintu, jendela dan lantai) juga ikut mempengaruhi kenyamanan
ruang.
Sementara itu, pengaruh kelembaban udara pada kenyamanan ruang tidak sebesar
pengaruh suhu udara. Faktor kecepatan udara juga mempengaruhi kenyamanan termal,
5
dimana semakin besar kecepatan udara akan berpengaruh terhadap semakin rendahnya suhu
kulit manusia.
6
BAB III
TINJAUAN LOKASI
URL: https://www.google.com/maps/@-7.9640177,110.24709,134a,35y,358.14h,45t/data=!3m1!1e3
7
BAB IV
PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam kaitannya dengan modifikasi iklim
secara alamiah adalah sebagai berikut:
1. Penanaman pohon
2. Meminimalkan perolehan panas (heat gain) dari radiasi matahari pada bangunan
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, menghalangi radiasi
matahari langsung pada dinding-dinding transparan yang dapat mengakibatkan
terjadinya efek rumahkaca, yang berarti akan menaikkan suhu dalam bangunan. Kedua,
mengurangi transmisi panas dari dinding-dinding masif yang terkena radiasi matahari
langsung. Ketiga, menggunanakan bahan bangunan yang dapat meredam panas.
8
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
Beberapa konsep dilakukan dalam kaitannya dengan modifikasi iklim secara alamiah
adalah sebagai berikut:
1. Penanaman pohon
a. Sisi utara :
i. Penanaman pohon merambat di kanopi depan garasi
ii. Penanaman pohon di sisi luar pagar, agar radiasi panas dari aspal dapat
terreduksi.
iii. Penanaman jajaran tanaman pare kesit di depan teras, agar angin panas
tidak langsung masuk ke area teras dan kamar tamu.
iv. Penanaman rumput hongkong atau gajah mini di halaman.
b. Sisi barat
i. Penanaman dua pohon rindang, untuk mengurangi panas di siang-sore
hari.
ii. Penanaman pohon merambat di kanopi depan teras.
iii. Penanaman pohon di sisi luar pagar, agar radiasi panas dari aspal dapat
terreduksi.
iv. Penanaman rumput hongkong atau gajah mini di seluruh halaman.
2. Meminimalkan perolehan panas (heat gain) dari radiasi matahari pada bangunan
9
b. Kedua, mengurangi transmisi panas dari dinding-dinding masif yang terkena
radiasi matahari langsung, dengan melakukan penyelesaian rancangan tertentu,
di antaranya:
i. membuat dinding lapis (berongga) yang diberi ventilasi pada rongganya.
ii. menempatkan ruang - ruang service (gudang, garasi, tangga, toilet) pada
sisi-sisi jatuhnya radiasi matahari langsung (sisi timur)
iii. menempatkan filter matahari / shadow di sisi barat.
iv. memberi ventilasi pada ruang antara atap dan langit -langit agar tidak
terjadi akumulasi panas pada ruang tersebut. Ventilasi atap ini sangat
berarti untuk pencapaian suhu ruang yang rendah.
c. Ketiga, penggunaan bahan yang meredam panas diantaranya;
i. Penggunaan bahan kayu pada; shadow sisi timur, semua pintu, dan lantai
teras.
ii. Penggunaan bahan batu alam untuk dinding sebelah utara
iii. Penggunaan genting tanah
10
DAFTAR PUSTAKA
Ariestadi, Dian, Imam Alfianto dan Mohammad Sulton. (2014). Kriteria Kinerja Energi Untuk Kenyamanan Termal
Pada Bangunan Fasilitas Pendidikan Tinggi Di Indonesia (Analisis Dengan Metode “ Important Performance
Analysis” ), Jurnal RUAS, Volume 12 No 1.
Anwar, Dodd. (2013). “Building Orientation And Openings Optimation ForThermal Comfort (Case Study:
Education Building Planning In Pekanbaru),”
Program Pasca Sarjana Universitas Bung Hatta Padang.
Talarosha, Basaria. (2005). Menciptakan Kenyamanan Termal Pada Bangunan. Jurnal Sistem Teknik Industri
Volume 6, No. 3.
Rilatupa, James. (2008). Aspek Kenyamanan Termal Pada Pengkondisian Ruang Terbatas. Jurnal Sains dan
Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3.
11
Lampiran
1. Site
2. Denah
12
3. Perspektif
13
4. Shadow
14