Diagnosis rinitis alergika berdasarkan pada keluhan penyakit, tanda fisik dan uji
laboratorium. Keluhan pilek berulang atau menetap pada penderita dengan riwayat keluarga
atopi atau bila ada keluhan tersebut tanpa adanya infeksi saluran nafas atas merupakan kunci
penting dalam membuat diagnosis rinitis alergika. Pemeriksaan fisik meliputi gejala utama dan
gejala minor. Uji laboratorium yang penting adalah pemeriksaan in vivo dengan uji kulit
goresan, IgE total, IgE spesifik, dan pemeriksaan eosinofil pada hapusan mukosa hidung. Uji
Reaksi yang berlangsung pada dua hingga empat jam dengan puncak 6-8 jam setelah
Tepung sari yang dihirup, spora jamur, dan antigen hewan di endapkan pada mukosa
hidung. Alergen yang larut dalam air berdifusi ke dalam epitel, dan pada individu individu yang
kecenderungan atopik secara genetik, memulai produksi imunoglobulin lokal (Ig ) E. Pelepasan
mediator sel mast yang baru, dan selanjutnya, penarikan neutrofil, eosinofil, basofil, serta
limfosit bertanggung jawab atas terjadinya reaksi awal dan reaksi fase lambat terhadap alergen
hirupan. Reaksi ini menghasilkan mukus, edema, radang, gatal, dan vasodilatasi. Peradangan
yang lambat dapat turut serta menyebabkan hiperresponsivitas hidung terhadap rangsangan
Diagnosis Banding
yaitu:
Gejala keduanya hampir sama, hanya berbeda dalam sifat berlangsungnya. Saat ini digunakan
berdasarkan rekomendasi dari WHO Iniative ARIA (Allergic Rhinitis and its
menjadi :
2. Persisten/menetap bila gejala lebih dari 4 hari/minggu dan atau lebih dari 4
minggu.
Sedangkan untuk tingkat berat ringannya penyakit, rinitis alergi dibagi menjadi:
2. Sedang atau berat bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut
diatas
Etiologi
perkembangan penyakitnya. Faktor genetik dan herediter sangat berperan pada ekspresi rinitis
alergi.Penyebab rinitis alergi tersering adalah alergen inhalan pada dewasa daningestan pada
anak-anak. Pada anak-anak sering disertai gejala alergi lain, sepertiurtikaria dan gangguan
pencernaan. Penyebab rinitis alergi dapat berbeda tergantung dari klasifikasi. Beberapa pasien
sensitif terhadap beberapa alergen. Alergen yang menyebabkan rinitis alergimusiman biasanya
berupa serbuk sari atau jamur. Rinitis alergi perenial (sepanjangtahun) diantaranya debu tungau,
terdapat dua spesies utama tungau yaitu Dermatophagoides farina dan Dermatophagoides
pteronyssinus, jamur, binatang peliharaan seperti kecoa dan binatang pengerat.. Faktor resiko
untuk terpaparnya debutungau biasanya karpet serta sprai tempat tidur, suhu yang tinggi, dan
faktor kelembaban udara. Kelembaban yang tinggi merupakan faktor resiko untuk untuk
terpaparnya serbuk sari.Berbagai pemicu yang bisa berperan dan memperberat adalah beberapa
faktor nonspesifik diantaranya asap rokok, polusi udara, bau aroma yang kuat ataumerangsang,
Epidemiologi
Rinitis adalah masalah klinis yang paling umum terjadi pada pasien denganalergi. Rinitis secara
konsisten berada pada urutan enam penyakit kronis utama diAmerika Serikat. Morbiditas dari
rinitis menyebabkan kualitas hidup yang menurundikarenakan sakit kepala, mudah lelah,
gangguan kognisi, dan efek samping obat-obatan. Rinitis alergi dapat menurunkan kualitas
hidup, antara lain fungsi fisik, problem bekerja, nyeri badan, vitalitas, fungsi sosial, stabilitas