Anda di halaman 1dari 4

Diagnosa

Diagnosis rinitis alergika berdasarkan pada keluhan penyakit, tanda fisik dan uji

laboratorium. Keluhan pilek berulang atau menetap pada penderita dengan riwayat keluarga

atopi atau bila ada keluhan tersebut tanpa adanya infeksi saluran nafas atas merupakan kunci

penting dalam membuat diagnosis rinitis alergika. Pemeriksaan fisik meliputi gejala utama dan

gejala minor. Uji laboratorium yang penting adalah pemeriksaan in vivo dengan uji kulit

goresan, IgE total, IgE spesifik, dan pemeriksaan eosinofil pada hapusan mukosa hidung. Uji

Provokasi nasal masih terbatas pada bidang penelitian.

Reaksi alergi terdiri dari dua fase yaitu :

a) Immediate Phase Allergic Reaction

Berlangsung sejak kontak dengan allergen hingga 1 jam setelahnya

b) Late Phase Allergic Reaction

Reaksi yang berlangsung pada dua hingga empat jam dengan puncak 6-8 jam setelah

pemaparan dan dapat berlangsung hingga 24 jam.

Tepung sari yang dihirup, spora jamur, dan antigen hewan di endapkan pada mukosa

hidung. Alergen yang larut dalam air berdifusi ke dalam epitel, dan pada individu individu yang

kecenderungan atopik secara genetik, memulai produksi imunoglobulin lokal (Ig ) E. Pelepasan

mediator sel mast yang baru, dan selanjutnya, penarikan neutrofil, eosinofil, basofil, serta

limfosit bertanggung jawab atas terjadinya reaksi awal dan reaksi fase lambat terhadap alergen

hirupan. Reaksi ini menghasilkan mukus, edema, radang, gatal, dan vasodilatasi. Peradangan
yang lambat dapat turut serta menyebabkan hiperresponsivitas hidung terhadap rangsangan

nonspesifik suatu pengaruh persiapan.

Diagnosis Banding

rinitis alergi dibedakan dalam 2 macam berdasarkan sifat berlangsungnya,

yaitu:

1. Rinitis alergi musiman (seasonal, hay fever, polinosis)

2. Rinitis alergi sepanjang tahun (perenial)

Gejala keduanya hampir sama, hanya berbeda dalam sifat berlangsungnya. Saat ini digunakan

klasifikasi rinitis alergi

berdasarkan rekomendasi dari WHO Iniative ARIA (Allergic Rhinitis and its

Impact on Asthma) tahun 2000, yaitu berdasarkan sifat berlangsungnya dibagi

menjadi :

1. Intermiten (kadang-kadang): bila gejala kurang dari 4 hari/minggu atau

kurang dari 4 minggu.

2. Persisten/menetap bila gejala lebih dari 4 hari/minggu dan atau lebih dari 4

minggu.

Sedangkan untuk tingkat berat ringannya penyakit, rinitis alergi dibagi menjadi:

1. Ringan, bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktifitas harian,


bersantai, berolahraga, belajar, bekerja dan hal-hal lain yang mengganggu.

2. Sedang atau berat bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut

diatas

Etiologi

Rinitis alergi melibatkan interaksi antara lingkungan dengan predisposisigenetik dalam

perkembangan penyakitnya. Faktor genetik dan herediter sangat berperan pada ekspresi rinitis

alergi.Penyebab rinitis alergi tersering adalah alergen inhalan pada dewasa daningestan pada

anak-anak. Pada anak-anak sering disertai gejala alergi lain, sepertiurtikaria dan gangguan

pencernaan. Penyebab rinitis alergi dapat berbeda tergantung dari klasifikasi. Beberapa pasien

sensitif terhadap beberapa alergen. Alergen yang menyebabkan rinitis alergimusiman biasanya

berupa serbuk sari atau jamur. Rinitis alergi perenial (sepanjangtahun) diantaranya debu tungau,

terdapat dua spesies utama tungau yaitu Dermatophagoides farina dan Dermatophagoides

pteronyssinus, jamur, binatang peliharaan seperti kecoa dan binatang pengerat.. Faktor resiko

untuk terpaparnya debutungau biasanya karpet serta sprai tempat tidur, suhu yang tinggi, dan

faktor kelembaban udara. Kelembaban yang tinggi merupakan faktor resiko untuk untuk

tumbuhnya jamur. Riwayat hobi berkebun/rekreasi ke pegunungan membantuidentifikasi untuk

terpaparnya serbuk sari.Berbagai pemicu yang bisa berperan dan memperberat adalah beberapa

faktor nonspesifik diantaranya asap rokok, polusi udara, bau aroma yang kuat ataumerangsang,

perubahan cuaca, dan kelembaban yang tinggi.

Epidemiologi
Rinitis adalah masalah klinis yang paling umum terjadi pada pasien denganalergi. Rinitis secara

konsisten berada pada urutan enam penyakit kronis utama diAmerika Serikat. Morbiditas dari

rinitis menyebabkan kualitas hidup yang menurundikarenakan sakit kepala, mudah lelah,

gangguan kognisi, dan efek samping obat-obatan. Rinitis alergi dapat menurunkan kualitas

hidup, antara lain fungsi fisik, problem bekerja, nyeri badan, vitalitas, fungsi sosial, stabilitas

emosi, bahkankesehatan mental.

Anda mungkin juga menyukai