Disusun Oleh
KELOMPOK 3
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Populasi udara akan mempengaruhi asam atau basa air hujan yang turun ke
bumi. Hujan normal yaitu tidak tercemar mempunyai PH sekitar 5,6 jadi bersifat
agak asam. Hal ini disebabkan karena terlarutnya Asam Karbonat ( H2CO3 ) yang
terbentuk gdari gas CO2 didalam air hujan. Asam karbonat ini bersifar asalam
lemah sehingga Ph air hujan rendah. Apabila air hujan dicemari oleh asam yang
kuat, maka ph air hujan yang turun di bawah 5,6 yang dikenal dengan sebagai
hujan asam.
Sifat asam dan basa air hujan yang jatuh di permukaaan bumi di sebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya intensitas kadar pencemaran yang dikeluarkan,
keadaan meteorologis udara pada saat hujan turun, bagaimana jaraknya dari
sumber pencemaran, dan kapan hujan tersebut mencapai permukaan bumi.
Intensitas kadar pencemaran di udara dipengaruhi oleh bebebrapa faktor alami dan
faktor yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Faktor alami penyebab
pencemaran udara mampu di netralisirkan oleh alam dalam batasan waktu
tertentu, namun aktivitas manusia menjadi penyumbang pencemaran udara
terbesar melalui kegiatan industri dan transportasi darat yang intensitas dan
kulaitas nya meningkat setiap hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hujan Asam ?
2. Apa penyebab terjadinya Hujan Asam ?
3. Bagaimana proses terjadinya Hujan Asam ?
4. Apa saja dampak yang disebabkan oleh Hujan Asam ?
5. Bagaimana cara pengendalian Hujan Asam ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Hujan Asam
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya Hujan Asam
3. Untuk mengetahui prosses terjadinya Hujan Asam
4. Untuk mengetahui dampak yang disebabkan dari Hujan Asam
5. Untuk mengetahui cara pengendalian Hujan Asam
BAB II
PEMBAHASAN
A. HUJAN ASAM
Istilah hujan asam pertama kali digunakan oleh Robert A. Smith ( 1872 )
dalam Kupchella ( 1989 ) yang menguraikan tentang keadaan di Manchester,
sebuah daerah industri dibagian utara Inggris. Hujan asam ialah turunnya asam
dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asam di udara larut dalam butir-butir
air di awan. Jika hujan turun dari awan itu, air hujan bersifat asam. Asam itu
terhujankan atau rainout. Hujan asam dapat pula terjadi karena hujan turun
melalui udara yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut kedalam air
hujan dan turun kebumi. Asam itu tercuci atau wash-out. Hujan asam dapat terjadi
di daerah yang sangat jauh dari sumber pencemaran. Masalah hujan asam terjadi
dilapisan athmosfir rendah, yaitu di troposfir. Asam yang terkandung dalam hujan
asam ialah asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO)3, keduanya merupakan
asam kuat. Asam sulfat berasal dari gas SO2 dan asam nitrat dari gas NOx.1
1
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://download.portalgaruda.org/a
rticle.php%3Farticle%3D261632%26val%3D7056%26title%3DDAMPAK%2520DAN%2520PEN
GENDALIAN%2520HUJAN%2520ASAM%2520DI%2520INDONESIA&ved=2ahUKEwjOm5OQ
m9PdAhUY2o8KHWE3AbUQFjACegQIBxAB&usg=AOvVaw3MwGN5BYXZ2kyHiIVBXUNR
Pembakaran bahan bakar fosil menyrdiakan sumber baru bagi zat-zat yang ada
di udara. Dengan demikian, terdapat penambahan sulfur dan nitrogen atmosfer
yang cukup berarti dari pembakaran bahan bakar fosil. Toksisitas langsung dan
pengaruh toksik yang dihasilkan dari pelarutan gas sulfur dan nitrogen di dalam
presifitas mempunyai pengaruh yang buruk terhadap ekosistem alamiah, khusus
nya di daerah Eropa Barat dan timur Amerika Serikat.2
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung
berapi(ketika meletus) dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Penyebab
hujan asam yang paling dominan adalah SO2, CO2 dan NO. Dengan komposisi
udara pada atmosfer yang normal, hujan akan turun dengan pH 5,6 sehingga hujan
yang memiliki pH< 5,6 dapat dikategorikan sebagai hujan asam.
Karena penyebab utama hujan adalah gas hasil industri dan kendaraan
bermotor, sebaiknya digunakan mesin yang lebih ramah lingkungan karena lebih
sedikit menghasilkan asap yang mengandung sulfur, nitrogen, dan karbon.
Pengendalian ketiga bahan ini biasanya dilakukan pada cerobong asap industri
dengan proses elektrolisis sehingga unsur ini tidak akan terbang ke udara namun
menggumpal dan jatuh ke dasar cerobong.3
2
Arif Sumantri,2010,Kesehatan Lingkungan,Kencana,Depok
3
Mikrajuddin Abdullah, IPA FISIKA 3 (penerbit: esis, 2006) hal. 227
C. Proses Terjadinya Hujan Asam
Secara umum hujan asam disebabkan oleh 2 polutan utama di udara, Sulfur
Dioxida (SO2) dan nitrogen Oksida (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui
proses pembakaran.Hujan asam juga bisa terbentuk dari proses kimia dimana gas
sulfur dioksida atau sulfur dan nitrogen mengendap pada logam kemudian
mengering bersama debu atau partikel lainnya. Kemudian ketika terjadi hujan, air
akan melarutkan endapan sulfur maupun nitrogen yang bersifat asam ini.Reaksi
yang Terjadi Pada Peristiwa Hujan AsamPada dasarnya, reaksi yang terjadi ketika
peristiwa hujan asam terdiri dari tiga yaitu :
1. Reaksi asam sulfat. Gas SO2, bersama dengan radikal hidroksil dan
oksigen melalui reaksi photokatalitik di atmosfer, akan membentuk
asamnya. Berikut ini reaksi yang terjadi:
SO2 + OH -> HSO3
HSO3 + O2 -> HO2 + SO3
SO3 + H2O -> H2SO4
2. Reaksi Asam Nitrat. Pada siang hari, terjadi reaksi photokatalitik antara
gas Nitrogen dioksida denan radikal hidroksil. Berikut reaksinya:
NO2 + OH-> HNO3
Sedangkan pada malam hari terjadi reaksi antara Nitrogen
dioksida dengan ozon. Berikut ini reaksi yang terjadi:
NO2 + O3-> NO3 + O2
NO2 + NO3 -> N2O5
N2O5 + H2O -> HNO3
3. Reaksi Asam Klorida. Asam klorida biasanya terbentuk di lapisan
stratosfer, dimana reaksinya melibatkan Chloroflorocarbon (CFC) dan
radikal oksigen O*. Berikut ini reaksi yang terjadi:
CFC + hv(UV) -> Cl* + produk
CFC + O* -> ClO + produ
O* + ClO -> Cl* + O2
Cl + CH4-> HCl + CH34
1) Mekanisme hubungan timbale balik hujan asam dan biota
4
https://mystupidtheory.com/makalah-hujan-asam-pengertian-dan/
dalam factor genetic, umur, atau keadaan fisiologis. Tidak hanya adanya
perbedaan antara spesies, tetapi sering kali terdapat keragaman antara genotif
tanaman. Dalam sejumlah kasus terjadi seleksi genetik di dalam beberapa
komunitas tanaman alamiah terhadap daya tahan pencemaran atmosfer.
Pengaruh sulfur dioksida dan presipitasi asam paling nyata dan buruk dalam
ekosistem hutan yang berbatasan dengan peleburan atau beberapa sumber pusat
pencemaran lainnya. Ekosistem hutan di Amerika Utara yang berbatasan dengan
gedung tenaga pembakaran batu bara telah diteliti oleh Rosenberg dkk. Sejalan
dengan penelitian lainnya, spesies lumut bertambah dan disersivitas meningkat
dengan meninkatnya jarak dari gedung dibandingkan dengan sisi arus angin naik.
Rotasi pepohonan tertentu, sweet birch dan pinus putih, diketahui paling rentan
terhadap pencemaran atmosfer.5
a) Kesehatan
Hujan asam mempengaruhi kesehatan melalui tiga cara, yaitu pertama efek
jangka pendek karena menghirup udara yang tercemar berat; efek jangka panjang
karena menghirup udara yang tercemar sedang atau ringan; efek tidak langsung
karena terexposed pada logam berat seperti alumunium dan logam berat lain yang
terbebaskan dari zarah tanah pada pH yang rendah, akumulasi logam berat melalui
rantai makanan dan terlarutnya logam berat dari pipa air yang terbuat dari timbal
atau tembaga.
b) Hutan
5
Arif Sumantri,2010,Kesehatan Lingkungan,Kencana,Depok
menetralisir asam tersebut. Daya netralisasi asam itu ditentukan oleh adanya zat
yang dapat menetralisir asam, misalnya, kalsium karbonat (CaCO3) dan humus.
Jika ada kalsium karbonat ion H+ bereaksi dengan zat itu dan diubah menjadi air,
karbonat dan CO2. Kerusakan hutan oleh hujan asam gejalanya berbeda dengan
gejala kerusakan oleh kekeringan dan serangan hama atau penyakit. Kerusakan
dan kematian hutan disebut Forest Dieback atau Waldsterben.
1. Stres Umum
5. Kelebihan hara
Udara yang tercemar juga mengandung unsure hara sehingga dalam jangka
waktu yang panjang terjadilah kelebihan unsur hara, terutama nitrogen. Kelebihan
nitrogen memacu pertumbuhan yang berlebihan sehingga pohon membutuhkan
lebih banyak unsur hara yang lain dan karena itu dapat menyebabkan kekurangan
unsur hara tertentu. Kelebihan nitrogen juga menyebabkan penghambatan atau
nekrosis pada mikoriza; kenaikan kepekaan terhadap suhu dibawah titik beku;
kenaikan kerentanan terhadap penyakit jamur pada akar; perubahan dalam
nitrifikasi dan penambatan nitrogen dari udara.
Contoh zat ini ialah etilen dan anilin. Pencemaran ini berasal dari industri
yang memproduksi berjenis pestisida, herbisida dan zat pengatur tumbuh. Gejala
peracunan oleh zat itu ialah daun menjadi berwarna coklat, rontoknya daun yang
masih berwarna hijau dan kematian pohon dewasa. Pengamatan menunjukkan
adanya kandungan NH4 dan aluminium lebih tinggi di hutan yang mengalami
kerusakan daripada yang sehat dan kandungan Mg, Ca dan Kalium yang lebih
rendah. Dalam keadaan demikian hutan yang rusak mengalami kelebihan nitrogen
sehingga pertumbuhannya dipacu, sedangkan unsur hara Mg, Ca dan K tidak
mencukupi untuk memenuhi laju pertumbuhan yang tinggi itu (ingat hukum
minimum). Hutan itu juga mengalami keracunan aluminium.
c) Pertanian
Hasil padi dapat turun sampai 30% karena hujan asam. Karena besarnya laju
pertumbuhan industri dan transpor, ada kemungkinan telah terjadi kenaikan kadar
SO2 sampai pada kadar yang menyebabkan keracunan kronik dan penurunan hasil
pertanian tanpa adanya gejala morfologik dan kasat mata pada tanaman.
d) Ekosistem akuatik
e) Material
Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan NOx pada waktu
pembakaran telah dikem bangkan. Salah satu teknologi itu ialah lime injection in
multiple burners (LIMB). Dengan teknologi ini, emisi SO2dapat dikurangi sampai
80% dan NOx 50%. Dalam teknologi ini, kapur diinjeksikan ke dalam dapur
pembakaran dan suhu pembakaran diturunkan dengan menggunakan alat
pembakar khusus. Kapur akan bereaksi dengan belerang dan membentuk gypsum
(kalsium sulfrat dihidrat). Penurunan suhu mengakibatkan penurunan
pembentukan NOx, baik dari nitrogen yang ada dalam bahan bakar maupun dari
nitrogen udara.
Zat pencemar dapat pula dikurangi dari gas limbah hasil pembakaran.
Teknologi yang sudah banyak dipakai ialah flue-gas desulfurization (FGD).
Prinsip teknologi ini ialah untuk mengikat SO2 di dalam gas limbah di cerobong
asap dengan absorben, yaitu yang disebut scrubbing. Dengan cara ini, 70-95%
SO2 yang terbentuk dapat diikat. Kerugian cara ini ialah terbentuknya limbah.
Akan tetapi, limbah itu dapat pula diubah menjadi gipsum yang dapat digunakan
dalam berbagai industri. Sebuah cara lain ialah untuk menggunakan amonia
sebagai zat pengikatnya sehingga limbah yang dihasilkan dapat digunakan sebagai
pupuk. Cara khusus untuk mengurangi emisi NOx ialah dengan Reduksi Katalitik
Selektif ( Selective Catalytic Reduction = SCR ). Dengan cara ini 80 –90 % Nox
diubah menjadi nitrogen elementer yang dapat dilepas ke udara dengan tidak
menimbulkan masalah.
Akan tetapi SCR lebih mahal dari pada penggunaan pembakaran khusus
dengan suhu rendah. Perhatian juga harus diberikan pada pencemaran yang
disebabkan oleh transpor, karena transport merupakan sumber 33 – 50 % dari
pencemaran total. Metode yang paling banyak digunakan ialah pengubahan
katalitik ( Catalytic Converter ). Akan tetapi alat ini hanya berguna pada
kendaraan dengan BBM benzin dan tidak pada mesin diesel. Alat ini juga tidak
dapat digunakan pada benzin yang mengandung timbal ( Pb ) sehingga tidak dapat
digunakan pada negara yang masih menggunakan bensin ini, seperti di Indonesia.
Namun karena Timbal merupakan zat pencemar yang beracun, oleh Negara maju
kendala ini justru dimanfaatkan untuk mengurangi pencemaran Pb dengan
memproduksi benzin tanpa timbal. Beberapa negara malahan melarang
penggunaan benzin dengan Pb. Pengubahan catalytic yang dipasang pada knalpot
menggunakan campuran platinum dan rhodium sebagai katalisator. Pengubah itu
mengubah CO ( karbon monoksida ) dan HC ( hidrokarbon) menjadi Carbon
dioksida dan air serta mereduksi NOx menjadi gas nitrogen. Dengan alat ini emisi
CO, HC, dan NOx dapat dikurangi sampai 90 %. Kelemahan pengubah ini ialah
alat itu rumit dan memerlukan pengendalian yang baik campuran udara/bahan
bakar pada pembakaran, dan alat ini juga cukup mahal.
e) Penghematan energy
Penurunan emisi SOX dan NOX ini dapat dilakukan dengan menggunakan
konverter/pengubah katalitik dalam sistem pembuangan pada mobil
(knalpot). Konverter katalitik itu dapat membantu mengubah gas-gas
buangan yang berbahaya menjadi bentuk yang tidak berbahaya.
Pembakaran bahan bakar fosil yang lebih bersih yang kandungan sulfurnya
sudah dikurangi (mis. beralih ke gas alam).
Pengubahan SOX menjadi substansi yang berguna atau tidak berbahaya
(mis. asam sulfta)
Pengeluaran SOX secara kimia dari gas buangan melalui teknik scrubbing.
Scrubbing gas berarti mengumpulkan basa untuk menetralkan gas-gas
asam. Basa yang digunakan biasanya kalsium hidroksida.
Pemisahan sulfur dari batubara dengan menggunakan “metode filtrasi
minyak”.7
6
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://download.portalgaruda.org/a
rticle.php%3Farticle%3D261632%26val%3D7056%26title%3DDAMPAK%2520DAN%2520PEN
GENDALIAN%2520HUJAN%2520ASAM%2520DI%2520INDONESIA&ved=2ahUKEwjOm5OQ
m9PdAhUY2o8KHWE3AbUQFjACegQIBxAB&usg=AOvVaw3MwGN5BYXZ2kyHiIVBXUNR
7
Bahaya Bahan Kimia Pada Kesehatan Manusia dan Lingkungan (Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC , 2005) Hal. 120
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hujan asam ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila
asam di udara larut dalam butirbutir air di awan. Jika hujan turun dari awan itu, air
hujan bersifat asam. Asam itu terhujankan atau rainout. Hujan asam dapat pula
terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam
itu terlarut kedalam air hujan dan turun kebumi.Dalam system alamiah bahan-
bahan hasil yang penguraian hewan dan tanaman, kegiatan gunung berapi, dan
erosi oleh angin dapat mengakibatkan pelepasan beberapa gas. Gas-gas ini selalu
mengandung karbon, sulphur, dan nitrogen yang diperlukan dalam proses
potosintesis untuk produksi protein, asam nukleat, dan zat-zat lainnya di dalam
tanaman dan hewan. Sebagai tambahan untuk mengambil zat-zat makanan dari
atmosfer, tanaman dapat mengambil sebagian kebutuhan mereka yang terlarut
dalam hujan, demikian juga dari tanah.
Secara umum hujan asam disebabkan oleh 2 polutan utama di udara, Sulfur
Dioxida (SO2) dan nitrogen Oksida (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui
proses pembakaran. Adapun dampak dari hujan asam adalah :
1. Kesehatan
2. Hutan
3. pertanian
4. Ekosistem akuatik dan
5. Material
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://download.portalgaru
da.org/article.php%3Farticle%3D261632%26val%3D7056%26title%3DDAMPAK%252
0DAN%2520PENGENDALIAN%2520HUJAN%2520ASAM%2520DI%2520INDONESIA
&ved=2ahUKEwjOm5OQm9PdAhUY2o8KHWE3AbUQFjACegQIBxAB&usg=AOvVaw
3MwGN5BYXZ2kyHiIVBXUNR
Bahaya Bahan Kimia Pada Kesehatan Manusia dan Lingkungan (Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC , 2005) Hal. 120
https://mystupidtheory.com/makalah-hujan-asam-pengertian-dan/