Anda di halaman 1dari 25

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

R
Nomor 629 K/Pdt.Sus/2012

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial dalam tingkat kasasi

do
memutuskan sebagai berikut dalam perkara antara:
gu PT. FRESHION ENGINEERING PLASTIC, dalam hal ini diwakili
oleh Tuan Leong Tin Lueng, selaku Direktur, beralamat di Jalan Rungkut

In
A
Industri VIII No. Kota Surabaya, dalam hal ini memberi kuasa kepada 1.
Hari Deksino, Manajer Personalia, 2. Agus Prasetyo, Staf Personalia,
ah

lik
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 30 Juni 2012, sebagai Pemohon
Kasasi dahulu Tergugat ;
am

ub
melawan
MOH. BADRI, Warga Negara Indonesia, beralamat di Jalan Mliwis RT
ep
5 RW 2 Desa Maospati Kabupaten Magetan, dalam hal ini memberi
k

kuasa kepada Abbas Achmad Anshori, SH., Chamdani, SH. SE., dan Ika
ah

Dyah Aviyanti, SH., Advokat pada Kantor Hukum LBH ABADI


R

si
BANGSA, beralamat di Gadel Sari Tama No.36 Tandes Surabaya,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 22 Oktober 2011, sebagai

ne
ng

Termohon Kasasi dahulu Penggugat ;


Mahkamah Agung tersebut ;

do
gu

Membaca surat-surat yang bersangkutan ;


Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Termohon
In
A

Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah mengajukan gugatan terhadap Pemohon Kasasi
dahulu sebagai Tergugat di depan persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada
ah

Pengadilan Negeri Surabaya, pada pokoknya sebagai berikut:


lik

Bahwa Tergugat adalah Perusahaan PT. Preshion Engineering Plastic beralamat


di Jalan Rungkut Industri VIII Nomor 4 Surabaya ;
m

ub

Bahwa Penggugat adalah pekerja Tergugat yang mulai masuk kerja pada tanggal
ka

02 Februari 2002 dengan jabatan terakhir bagian Stuffing Pengiriman dengan status
ep

karyawan tetap ;
Bahwa masa kerja Penggugat adalah 10 tahun 1 bulan dengan gaji pokok
ah

dan tunjangan tetap Penggugat terakhir yang diterima adalah Rp. 1.252.000,- (satu
es

juta dua ratus lima puluh dua ribu Rupiah) ;


M

ng

on

Hal. 1 dari 25 hal.Put.Nomor 629 K/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa selama bekerja pada Tergugat, Penggugat bekerja dengan baik dan

R
loyalitas kerja yang tinggi karena Penggugat tidak pernah menolak apabila diberikan

si
tugas yang berpindah-pindah baik tempat kerja maupun bagian kerjanya ;

ne
ng
Bahwa tanpa ada alasan yang jelas Tergugat memutus hubungan kerja Penggugat
secara tertulis pada tanggal 02 Agustus 2011 dengan nomor surat : I-02/2011 dan

do
melarang masuk bekerja melalui Pos Satpam dan kartu absennya diambil oleh Tergugat ;
gu
Bahwa berdasarkan Pasal 161 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003

In
A
tentang Ketenagakerjaan, hal ini tidak dilaksanakan oleh Tergugat pada Penggugat
sehingga Tergugat telah melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 ;
ah

lik
Pasal 161 :
1 Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam
am

ub
perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha
dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, setelah kepada pekerja/buruh yang
ep
bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, kedua dan ketiga secara
k

berturut-turut ;
ah

2 Surat peringatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) masing-masing berlaku


R

si
untuk paling lama 6 (enam) bulan, kecuali ditetapkan lain dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama ;

ne
ng

Bahwa dengan telah dilakukannya pelarangan bekerja oleh Tergugat pada


Penggugat sebagaimana dalam point (5), Penggugat minta agar diberikan hak pesangon

do
gu

dan hak-hak lainnya sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), dan 1 (satu) kali
ketentuan ayat (3) dan ayat (4) namun Tergugat menolak dan tetap melarang Penggugat
In
untuk bekerja kembali ;
A

Bahwa pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh Tergugat kepada


ah

Penggugat adalah menyimpangi ketentuan yang diatur dalam Pasal 151 ayat (3)
lik

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi :


Pasal 151 :
m

ub

1 Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah dengan


ka

segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan


ep

kerja ;
ah

2 Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja tidak
R

dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan


es

dengan pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh atau dengan pekerja/buruh


M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
apabila pekerja/buruh yang bersangkutan tidak menjadi anggota serikat pekerja/

R
serikat buruh ;

si
3 Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) benar-benar tidak

ne
ng
menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja
dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian

do
perselisihan hubungan industrial ;
gu Bahwa sesuai ketentuan Pasal 155 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan maka pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh

In
A
Tergugat pada Penggugat adalah Batal Demi Hukum ;
Pasal 155 :
ah

lik
1 Pemutusan hubungan kerja tanpa penetapan sebagaimana dimaksud Pasal 151
ayat (3) batal demi hukum ;
am

ub
2 Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum
ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan
ep
segala kewajibannya ;
k

3 Pengusaha dapat melakukan penyimpangan terhadap ketentuan sebagaimana


ah

dimaksud dalam ayat (2) berupa tindakan skorsing kepada pekerja/buruh yang
R

si
sedang dalam proses pemtusan hubungan kerja dengan tetap membayar upah
beserta hak-hak lainnya yang biasa diterima pekerja/buruh ;

ne
ng

Bahwa selama Penggugat bekerja pada Tergugat, di Perusahaan Tergugat tidak


ada peraturan perusahaannya, sehingga tidak ada aturan hukum secara intern yang

do
gu

digunakan sebagai dasar hukum ;


Bahwa dengan adanya pemutusan hubungan kerja sepihak yang dilakukan
In
Tergugat kepada Penggugat, Penggugat dan Tergugat telah mengadakan mediasi yang
A

dimediatori oleh Mediator dari Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya dan telah
ah

mendapatkan anjuran dengan Nomor 567/575/ 436.6.12/2012 yang dikeluarkan pada


lik

tanggal 07 Februari 2012 dengan Nomor Anjuran : 16/PHK/II/2012 tanggal 07 Februari


2012 yang isinya :
m

ub

1 Agar pihak perusahaan dan pihak pekerja tetap menjalin hubungan kerja dan
ka

pihak perusahaan memanggil pihak pekerja secara tertulis untuk bekerja


ep

kembali ;
2 Agar pihak perusahaan membayar upah penuh pekerja selama proses
ah

penyelesaian perselisihan hubungan industrial dari Agusutus 2011 s/d Pebruari


es

2012 ;
M

ng

on

Hal. 3 dari 25 hal.Put.Nomor 629 K/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa dengan telah diterbitkannya anjuran tersebut di atas pihak Penggugat

R
telah memberikan jawaban kepada pihak Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya dengan

si
jawaban menerima dari anjuran tersebut namun pihak Tergugat menolak untuk

ne
ng
menerima anjuran ;
Bahwa sejak bulan Agustus 2011 sampai dengan bulan Maret 2012 upah

do
Penggugat sudah tidak digaji oleh Tergugat dengan jumlah Gaji yang belum dibayar
gu adalah Rp. 1.252.000,- x 8 = Rp. 10.016.000,- (sepuluh juta enam belas ribu Rupiah) ;
Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 95 ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun

In
A
2003 yang berbunyi : ”Pengusaha yang karena kesengajaan atau kelalaiannya
mengakibatkan keterlambatan pembayaran upah, dikenakan denda sesuai persentase
ah

lik
tertentu dari upah pekerja/buruh” ;
Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun
am

ub
1981 yang berbunyi :
1 Apabila upah terlambat dibayar, maka mulai dari hari keempat sampai hari
kedelapan terhitung dari hari dimana seharusnya upah dibayar, upah tersebut
ep
k

ditambah dengan 5% (lima persen) untuk tiap hari keterlambatan ;


ah

2 Sesudah hari kedelapan tambahan itu menjadi 1% (satu persen) untuk tiap hari
R

si
keterlambatan, dengan ketentuan bahwa tambahan itu untuk 1 (satu) bulan tidak
boleh melebihi 50% (lima puluh persen) dari upah yang seharusnya dibayarkan ;

ne
ng

3 Apabila sesudah sebulan upah masih belum dibayar, maka disamping

do
gu

berkewajiban untuk membayar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),


pengusaha diwajibkan pula membayar bunga sebesar bunga yang ditetapkan
In
oleh bank untuk kredit perusahaan yang bersangkutan ;
A

4 Penyimpangan yang mengurangi ketentuan dalam pasal ini adalah batal menurut
hukum ;
ah

lik

Bahwa Tergugat harus membayar gaji tepat pada waktunya sesuai kebiasaan
yang dilakukan Tergugat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun
m

ub

2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981, maka atas keterlambatan tersebut,
Tergugat harus dihukum membayar denda sebesar 50% dari total keterlambatan
ka

ep

pembayaran yaitu Rp. 10.016.000,- x 50% = Rp. 5.008.000,- (lima juta delapan ribu
Rupiah) ;
ah

Bahwa oleh karena Penggugat hingga saat ini belum bekerja sehingga tidak
R

es

mendapatkan gaji dan masih harus memberikan nafkah pada anak dan istri, maka
M

dengan ini Penggugat memohon kepada Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada
ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pengadilan Negeri Surabaya agar memberikan Putusan Sela untuk memerintahkan

R
Tergugat agar membayar gaji yang belum terbayar dan hak-hak lainnya denga rincian

si
sebagai berikut :

ne
ng

do
a. Gaji bulan Agustus 2011- Maret 2012 = Rp. 10.016.000,- ;
gu b. Denda keterlambatan 50% = Rp. 5.008.000,- ;
c. Bunga setiap bulan 2& selama 8 bulan = Rp. 1.602.560,- ;

In
A
Total = Rp. 16.626.000,- ;
(enam belas juta enam ratus dua puluh enam ribu Rupiah) ;
ah

lik
Bahwa sampai dengan gugatan ini diajukan oleh Penggugat, pihak Tergugat
tidak berkeinginan untuk memanggil dan mempekerjakan Penggugat atau membayar
am

ub
hak Penggugat sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 secara
sukarela ;
Bahwa sekiranya hubungan kerja antara kedua belah pihak tidak terputus dan
ep
k

tetap dilanjutkan, maka hal tersebut tidaklah membawa kemanfaatan bagi kedua belah
ah

pihak sehingga akan lebih baik apabila hubungan kerja antara keduanya dinyatakan
R

si
diputus dan diakhiri ;
Bahwa oleh karena pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh Tergugat

ne
ng

kepada Penggugat bukan karena habisnya masa berlakunya perjanjian kerja atau bukan
pula karena kesalahan yang dilakukan oleh Penggugat, maka putusnya hubungan kerja

do
gu

yang demikian ini dapatlah dikategorikan sebagai pemutusan hubungan kerja karena
efisiensi, sehingga terhadap pemutusan hubungan kerja tersebut haruslah Tergugat
In
dibebani untuk membayar secara tunai dan sekaligus kepada Penggugat hak atas uang
A

pesangon, uang penghargaan masa kerja dan penggantian hak sesuai dengan ketentuan
Pasal 164 ayat (3) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sebagai
ah

lik

berikut :
Pasal 164 :
m

ub

1 Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh


ka

karena perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian


ep

secara terus menerus selama 2 (dua) tahun, atau keadaan memaksa (force
majeur), dengan ketentuan pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 1
ah

(satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1
es

(satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai
M

ng

ketentuan Pasal 156 ayat (4) ;


on

Hal. 5 dari 25 hal.Put.Nomor 629 K/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2 Kerugian perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dibuktikan

R
dengan laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan

si
publik ;

ne
ng
3 Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh
karena perusahaan tutup bukan karena mengalami kerugian 2 (dua) tahun

do
berturut-turut atau bukan karena keadaan memaksa (forje majeur) tetapi
gu perusahaan melakukan efisiensi, dengan ketentuan pekerja/buruh berhak atas
uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang

In
A
penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan
uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) ;
ah

lik
Bahwa berdasarkan apa yang telah terurai di atas, Penggugat mohon kepada
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya berkenan
am

ub
memberikan putusan sebagai berikut :
DALAM PUTUSAN SELA :

• Memerintahkan Tergugat membayar gaji dan hak lainnya yang harus diterima
ep
k

Penggugat selama proses perkara sebesar Rp. 16.626.000,- (enam belas juta
ah

enam ratus dua puluh enam ribu Rupiah) ;


R

si
DALAM POKOK PERKARA :

1 Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya ;

ne
ng

2 Menyatakan antara Penggugat dan Tergugat sah mengakhiri hubungan kerja ;


3 Menyatakan bahwa surat pemutusan hubungan kerja yang dikeluarkan oleh

do
gu

Tergugat pada tanggal 02 Agustus 2011 dengan nomor surat I-02/2011 kepada
Penggugat tidak sah dan melanggar Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
In
A

tentang Ketenagakerjaan ;
4 Menyatakan bahwa Tergugat melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 13
ah

lik

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ;


5 Memerintahkan Tergugat untuk membayar secara tunai dan sekaligus kepada
Penggugat gaji bulan Agustus 2011 sampai dengan Maret 2012 sebesar Rp.
m

ub

1.252.000,- x 8 Rp. 10.016.000,- (sepuluh juta enam belas ribu Rupiah) ;


ka

6 Memerintahkan Tergugat untuk membayar secara tunai dan sekaligus kepada


ep

Penggugat denda keterlambatan pembayaran gaji sebesar 50% dari total gaji Rp.
ah

10.016.000,- x 50% = Rp. 5.008.000,- (lima juta enam ribu Rupiah) ;


R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
7 Memerintahkan Tergugat untuk membayar secara tunai dan sekaligus kepada

R
Penggugat bunga setiap bulan 2% selama 8 bulan sebesar Rp. 1,602.560,-

si
(satu juta enam ratus dua ribu lima ratus enam puluh Rupiah) ;

ne
ng
8 Memerintahkan Tergugat untuk membayar secara tunai dan sekaligus kepada
Penggugat ;

do
Uang pesangon sebesar Rp. 1.252.000,- x Rp. 2 x 9 = Rp. 22.536.000,- ;
gu Uang penghargaan masa kerja Rp. 1.252.000,- x 4 = Rp. 5.008.000,- ;
Uang penggantian hak 15% x Rp. 27.544.000,- = Rp. 4.131.600,- ;

In
A
Cuti yang belum diambil 12 x Rp. 59.619,- = Rp. 715.428,- ;
Total = Rp. 32.391.028,- ;
ah

lik
(tiga puluh dua juta tiga ratus sembilan puluh satu ribu dua puluh delapan Rupiah) ;
9 Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada upaya
am

ub
kasasi atau upaya hukum lainnya ;
10 Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya perkara yang timbul dalam
gugatan ini ;
ep
k

Apabila Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya


ah

melalui Majelis Hakim, yang memeriksa perkara ini berpendapat lain, maka :
R

si
SUBSIDAIR :
Dalam peradilan yang baik, mohon keadilan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono) ;

ne
ng

Bahwa, terhadap gugatan tersebut di atas, Tergugat mengajukan eksepsi dan


gugatan rekonpensi yang pada pokoknya sebagai berikut:

do
gu

Dalam Eksepsi :
Gugatan Penggugat Kabur (”Eksepsi Obscuur Libel ) dan Prematur ;
In
A

Bahwa, pada posita maupun petitum bila dicermati dan ditelaah gugatan
Penggugat kabur alias ”Obscuur Libel” alias gugatan tidak jelas, tidak terang dan tidak
ah

tegas, dimana dalam surat gugatan tertanggal 19 Maret 2012 pada intinya menyatakan
lik

bahwa surat pemutusan hubungan kerja yang dikeluarkan oleh Tergugat pada tanggal 2
Agustus 2011 dengan Nomor I-02/2011 dinyatakan oleh Penggugat tidak sah dan
m

ub

melanggar Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, tetapi di


ka

dalam petitum selanjutnya, Penggugat menuntut uang pesangon kepada Penggugat


ep

sebesar dua kali ketentuan. Gugatan Penggugat yang demikian adalah suatu gugatan
yang bertolak belakang alias kontradiksi dan tentunya merupakan gugatan yang kabur,
ah

oleh karena itu di satu sisi Penggugat menyatakan surat pemutusan hubungan kerja yang
es

dikeluarkan oleh Tergugat tidak sah alias batal demi hukum, sehingga tuntutannya
M

ng

on

Hal. 7 dari 25 hal.Put.Nomor 629 K/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
seharusnya bekerja kembali namun di sisi lain Penggugat menuntut Pesangon kepada

R
Tergugat ;

si
Bahwa selanjutnya dalam posita surat gugatan tertanggal 19 Maret 2012 dengan

ne
ng
Register Nomor 26/G/2012/PHI.Sby terdapat ketidak jelasan, ketidak tegasan, ketidak
cermatan dan menyesatkan dalam membuat surat gugatan, khususnya pada dalil-dalil

do
hubungan kerja sehingga terlalu dini/prematur untuk mengajukan gugatan perselisihan
gu pemutusan hubungan kerja oleh karena perselisihan dalam perkara ini adalah
perselisihan hak. Dimana dalil-dalil Penggugat menonjolkan tentang hak-hak Penggugat,

In
A
diantaranya adalah upah yang belum dibayar, denda keterlambatan pembayaran upah,
sisa hak cuti tahunan. Oleh karenanya Mohon Majelis Hakim yang memeriksa,
ah

lik
menangani dan memutuskan perkara ini berkenan menyatakan gugatan Penggugat
ditolak untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya gugatan tidak dapat diterima ”Niet
am

ub
Onvankelijke Verklraad” ;
Bahwa sebagaimana gugatan Penggugat menyatakan gugatan pemutusan
hubungan kerja namun dalam perselisihan ini masih mengajukan gugatan perselisihan
ep
k

hak, sehingga terjadi ketidak jelasan, ketidak cermatan dan menyesatkan dalam
ah

membuat surat gugatan. Hukum Acara Perdata menentukan apabila dalam posita dan
R

si
petitum terdapat pertentangan atau kontradiksi yang saling tumpang tindih dalam posita
dengan petitum, maka seharusnya gugatan yang demikian dapat dikategorikan gugatan

ne
ng

kabur. Oleh karenanya Mohon Majelis Hakim yang memeriksa, menangani dan
memutuskan perkara ini berkenan menyatakan gugatan Penggugat ditolak untuk

do
gu

seluruhnya atau setidak-tidaknya dinyatakan gugatan tidak dapat diterima ”Niet


Onvankelijke Verklraad” (Vide Pasal 86 Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2004
In
tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial ;
A

Dalam Putusan Sela/Provisi :


Bahwa sebagaimana dalam gugatan Penggugat menyatakan memerintahkan
ah

lik

Tergugat membayar gaji dan hak-hak lainnya yang seharusnya diterima Penggugat
selama proses perkara sebesar Rp. 16.626.000,- (enam belas juta enam ratus dua puluh
m

ub

enam ribu Rupiah) adalah tuntutan yang berlebihan. Bagaimana logika hukum
Penggugat menuntut dapat menerima gaji dan hak-hak lainnya yang seharusnya
ka

ep

diterima. Bila Penggugat tidak melakukan pekerjaan sesuai ketentuan Pasal 93 ayat (1)
Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Oleh karenanya
ah

mohon Majelis Hakim yang memeriksa, menangani dan memutuskan perkara ini
R

es

berkenan menyatakan gugatan Provisi Pengguagt ditolak untuk seluruhnya ;


M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa, terhadap gugatan tersebut, Tergugat mengajukan Rekonvensi pada

R
pokoknya sebagai berikut:

si
Bahwa dalam bagian ini Tergugat menjadi Penggugat Rekonvensi dan Penggugat

ne
ng
menjadi Tergugat Rekonpensi. Dengan tegas Penggugat Rekonpensi mengajukan
gugatan rekonpensi dengan alasan-alasan sebagai berikut :

do
Bahwa Penggugat Rekonpensi mohon hal-hal apa yang telah terurai dalam
gu eksepsi dan jawaban dalam pokok perkara di atas mohon dianggap telah terurai kembali
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gugatan dalam rekonpensi ini ;

In
A
Bahwa Penggugat Rekonpensi adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan
Akte Perubahan terakhir Nomor 52 tanggal 24 Juli 2009 oleh Notaris Siti Nurul
ah

lik
Yuliami, S.H. M.Kn., Notaris di Sidoarjo selanjutnya disjahkan berdasarkan pengesahan
oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Nomor AHU.00778.AH.01. Tahun 2010
am

ub
tanggal 07 Januari 2010 ;
Bahwa Penggugat Rekonpensi adalah wajib pajak yang patuh pada peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan dengan Nomor Pokok Wajib Pajak
ep
k

01.722.707.5-052.000 tanggal 18 Maret 2008 Kanwil DJP Jakarta Khusus KPP PMA
ah

Satu ;
R

si
Bahwa Tergugat Rekonpensi awal masuk kerja pada Penggugat Rekonpensi
berdasarkan data dalam administrasi adalah terhitung mulai bulan Juni 2010 sehingga

ne
ng

masa kerja 1 (satu) tahun lebih 1 (satu) bulan sampai dengan bulan Juli 2011 dengan
jabatan terakhir sebagai Operator dan gaji terahir tahun 2011 adalah Rp. 1.115.000,-

do
gu

(satu juta seratus lima belas ribu Rupiah) setiap bulan ;


Bahwa pada tanggal 24 Juni 2011 Tergugat Rekonpensi tidak masuk kerja tanpa
In
keterangan yang dapat dipertanggung jawabkan ;
A

Bahwa pada tanggal 4 Juli 2011 Tergugat Rekonpensi tidak masuk lagi tanpa
keterangan yang dapat dipertanggung jawabkan dan pihak Penggugat Rekonpensi
ah

lik

memberikan Surat Peringatan ke-2 ;


Bahwa Tergugat Rekonpensi tidak setuju dengan keputusan Penggugat
m

ub

Rekonpensi, kemudian Tergugat Rekonpensi dengan cara melemparkan kertas surat


peringatan tersebut kepada muka (wajah) Mr. Wong Sam selaku salah satu pimpinan PT.
ka

ep

Freshion Enginering Plastic ;


Bahwa perbuatan Tergugat Rekonpensi sangat tidak terpuji dan membahayakan
ah

Penggugat Rekonpensi, sekiranya di atas meja tersebut tidak hanya selembar kertas
R

es

kemungkinan sebuah gelas atau sesuatu yang keras dapat dimungkinkan Tergugat
M

Rekonpensi akan melempar benda tersebut. Oleh karena perbuatan Tergugat Rekonpensi
ng

on

Hal. 9 dari 25 hal.Put.Nomor 629 K/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sedemikian buruknya maka dapat kiranya Penggugat Rekonpensi mengajukan

R
permohonan pemutusan hubungan kerja dengan alasan disharmonis oleh karena

si
perbuatan Tergugat Rekonpensi yang dapat diklasifikasikan dalam golongan kesalahan

ne
ng
berat ;
Bahwa perbuatan Tergugat Rekonpensi sangat tidak terpuji dan membahayakan

do
Penggugat Rekonpensi, maka sepatutnya Tergugat Rekonpensi dihukum tidak berhak
gu atas uang pesangon sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (2) dan tidak berhak atas uang
penghargaan masa kerja sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (3) Undang-Undang RI No. 13

In
A
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, oleh karena tidak berhak uang pesangon dan uang
penghargaan masa kerja alias NIHIL. Maka Tergugat Rekonpensi tidak mendapatkan
ah

lik
apa-apa dari Penggugat Rekonpensi kecuali uang tali asih yang diatur dalam peraturan
perusahaan Penggugat Rekonpensi ;
am

ub
Bahwa gugatan Tergugat Rekonpensi (Sdr. Moch. Badri) yang sama sekali
didasari akan alasan hak yang benar, yaitu hanya mereka yasa peraturan perundang-
undangan berkaitan dengan pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan fakta-
ep
k

fakta hukum serta bukti-bukti yang sah, mengakibatkan terganggunya kinerja Penggugat
ah

Rekonpensi akibat adanya gugatan Tergugat Rekonpensi. Sehingga Penggugat


R

si
Rekonpensi kehilangan waktu, jam kerja, hasil produksi, biaya-biaya dan keuntungan-
keuntungan yang tertunda selama menyelesaikan dan menghadapi gugatan Tergugat

ne
ng

Rekonpensi di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya atau


dengan kata lain Tergugat Rekonpensi telah melakukan perbuatan melalwan hukum

do
gu

terhadap Penggugat Rekonpensi, sepatutnya Tergugat Rekonpensi dihukum membayar


ganti rugi-kerugian materiil tersebut bila dinilai dengan uang senilai nominal sebesar Rp.
In
50.000.000,- (lima puluh juta Rupiah) ;
A

Bahwa Penggugat Rekonpensi adalah perusahaan skala internasional yang


berusaha dibidang pengelolaan komponen-komponen berbahan baku plastik yang
ah

lik

bonafitasnya telah teruji, sehingga dengan adanya gugatan Tergugat Rekonpensi


merupakan perbuatan yang dapat diklasifikasikan mencemarkan nama baik, menyerang
m

ub

kehormatan dan merupakan perbuatan penghinaan dan melakukan fitnah terhadap


kehormatan Penggugat Rekonpensi, sekiranya bonafitas, nama baik dan kehormatan
ka

ep

merupakan kerugian immateriil yang tidak dapat dinilai dengan uang ;


Bahwa untuk menjamin agar Tergugat Rekonpensi bersedia menjalankan isi
ah

Putusan gugatan ini maka layak dan patut apabila Tergugat Rekonpensi dihukum
R

es

membayar denda atas keterlambatan melaksanakan putusan sebesar Rp. 150.000,-


M

(seratus lima puluh ribu Rupiah) perhari, terhitung sejak putusan perkara a quo
ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diucapkan oleh Majelis di depan persidangan sampai dengan dilaksanakan putusan atas

R
perkara a quo dan menghukum Tergugat Rekonpensi membayar biaya perkara yang

si
timbul dalam sengketa ini ;

ne
ng
Bahwa dalam penyelesaian ini telah melalui berbagai upaya penyelesaian baik
melalui perundingan bipartit maupun melalui Mediasi Hubungan Industrial Pemerintah

do
Kota Surabaya, namun belum dapat terselesaikan dengan baik. Dengan ini Penggugat
gu Rekonpensi mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri Surabaya, yang memeriksa dan memutus perkara ini mohon

In
A
menyatakan hubungan kerja antara Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi
terputus secara sah menurut hukum sejak diputuskan perkara ini ;
ah

lik
Bahwa karena gugatan Penggugat Rekonpensi ini terdapat cukup bukti maka
Penggugat Rekonpensi mohon Putusan Pengadilan dalam perkara a quo dapat dijalankan
am

ub
terlebih dahuilu (uitvoerbar bij voraad) walaupun ada upaya hukum perlawanan atau
kasasi ;
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat Rekonvensi mohon kepada
ep
k

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya agar memberikan


ah

putusan sebagai berikut:


R

si
DALAM KONPENSI :
DALAM EKSEPSI :

ne
ng

1 Mengabulkan Eksepsi Tergugat untuk keseluruhannya ;


2 Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan

do
gu

gugatan Penggugat tidak dapat diterima seluruhnya (Niet Onvantkelijke


Verklraad) ;
In
A

3 Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ;


DALAM PROVISI – PUTUSAN SELA :
ah

lik

• Menolak gugatan provisi Penggugat untuk seluruhnya ;


DALAM KONPENSI – POKOK PERKARA :
m

ub

1 Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;


2 Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ;
ka

DALAM REKONPENSI :
ep

1 Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya ;


ah

2 Menyatakan Tergugat Rekonpensi telah melakukan perbuatan melanggar hukum


R

dengan segala akibatnya ;


es
M

ng

on

Hal. 11 dari 25 hal.Put.Nomor 629 K/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3 Menghukum Penggugat Rekonpensi membayar tali asih kepada Tergugat

R
Rekonpensi sesuai ketentuan yang diatur dalam peraturan perusahaan Penggugat

si
Rekonpensi ;

ne
ng
4 Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat
Rekonpensi terputus secara sah menurut hukum terhitung sejak putusan perkara

do
a quo diucapkan ;
gu 5 Menghukum Tergugat Rekonpensi membayar ganti rugi-kerugian Penggugat
Rekonpensi berupa kerugian materiil (kehilangan waktu, jam kerja, hasil

In
A
produksi, biaya-biaya dan keuntungan-keuntungan yang tertunda selama
menyelesaikan dan menghadapi gugatan Tergugat Rekonpensi) bila dinilai
ah

lik
dengan uang sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta Rupiah) ;
6 Menghukum Tergugat Rekonpensi membayar uang denda atas keterlambatan
am

ub
melaksanakan putusan sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu Rupiah)
per hari, terhitung sejak putusan perkara a quo diucapkan ;
DALAM KONPENSSI DAN DALAM REKONPENSI :
ep
k

• Menghukum Penggugat/Tergugat Rekonpensi membayar biaya perkara yang


ah

timbul dari sengketa ini ;


R

si
Atau:
Apabila Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan memutuskan perkara a quo

ne
ng

berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono) ;


Bahwa, terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada

do
gu

Pengadilan Negeri Surabaya telah memberikan putusan Nomor 26/G/2012/PHI-Sby.


tanggal 25 Juni 2012 yang amarnya sebagai berikut :
In
A

DALAM PROVISI ;

• Menolak tuntutan provisi untuk diputuskan dalam putusan sela ;


ah

lik

DALAM KONPENSI :

DALAM EKSEPSI ;
m

ub

• Menolak eksepsi seluruhnya ;


DALAM POKOK PERKARA ;
ka

ep

1 Menyatakan gugatan Penggugat dikabulkan sebagian ;


2 Menyatakan Tergugat melanggar ketentuan Pasal 151 ayat 3 juncto Pasal 155
ah

ayat 1 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ;


R

es

3 Menghukum Tergugat untuk membayar upah proses Penggugat masing-masing


M

dengan rincian sebagai berikut :


ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Upah tahun 2011 ;

R
Agustus s/d Desember 2011 = Rp. 1.115..000 x 5 bulan = Rp 5.575.000,- ;

si
Upah tahun 2012 ;

ne
ng
Januari s/d Maret 2012 = Rp.1.257.000,- x 3 bulan = Rp 3.771.000,- ;
Jumlah.........................................................................= Rp 9.436.000,- ;

do
4 Menyatakan putus hubungan kerja terhitung sejak putusan ini dibacakan, yaitu
gu tanggal 31 Maret 2012 ;
5 Menghukum Tergugat untuk membayar hak-hak Penggugat berupa pesangon,

In
A
penghargaan masa kerja dan penggantian hak dengan rincian sebagai berikut :
Pesangon : 9 x Rp. 1.257.000, = Rp. 8.536.500,- ;
ah

lik
Penghargaan Masa Kerja : 3 x Rp. 1.257.000 = Rp. 3.771.000,- ;
Penggantian Hak berupa :
am

ub
Penggantian Pengobatan/
Perawatan / Perumahan : 15 % x Rp.12.307.500 = Rp. 1.846.125,- ;
Jumlah………………………………………………... = Rp.14.153.625,- ;
ep
k

DALAM REKONPENSI ;
ah

• Menolak gugatan rekonpensi seluruhnya ;


R

si
DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI ;

• Membebankan seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Negara ;

ne
ng

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan


Negeri Surabaya tersebut telah diberitahukan kepada Tergugat pada tanggal 25 Juni

do
gu

2012, terhadap putusan tersebut, Tergugat melalui kuasanya berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tanggal 30 Juni 2012 mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 10 Juli 2012,
In
A

sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 49/Kas/2012/PHI.SBY. Jo.


Nomor 26/G/2012/ PHI.SBY yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Hubungan Industrial
ah

lik

pada Pengadilan Negeri Surabaya, permohonan tersebut disertai dengan memori kasasi
yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
m

Surabaya tersebut pada tanggal 18 Juli 2012 ;


ub

Bahwa memori kasasi telah disampaikan kepada Penggugat pada tanggal 30 Juli
ka

2012, kemudian Penggugat mengajukan kontra memori kasasi pada tanggal 09 Agustus
ep

2012 ;
ah

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah


R

diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan
es
M

ng

on

Hal. 13 dari 25 hal.Put.Nomor 629 K/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, sehingga permohonan kasasi

R
tersebut secara formal dapat diterima;

si
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh Pemohon

ne
ng
Kasasi dalam memori kasasinya adalah :

do
gu TENTANG EKSEPSI :
1 Bahwa Pemohon Kasasi menolak dengan tegas pertimbangan-pertimbanan

In
A
hukum Majelis Hakim PHI yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
Pada halaman 19 paragrap 9 “Dalam Eksepsi :
ah

lik
Menimbang, bahwa terhadap perbedaan tersebut, Majelis Hakim berpendapat
sebagai berikut :
am

ub
Bahwa Pasal 86 Undang-Undang No.2 tahun 2004 tentang PPHI, mengatur tentang
apabila ada perselisihan hak atau kepentingan yang diikuti dengan perselisihan PHK,
ep
maka PHI harus memutus perselisihan hak atau kepentingan terlebih dahulu sebelum
k

memutus perselisihan PHKnya ;


ah

Bahwa dalam perkara a quo gugatan Penggugat secara tegas menyatakan


R

si
perselisihan mengenai PHK. Upah yang dituntut Pengguat merupakan hak yang
terkait dengan perselisihan PHK tersebut ;

ne
ng

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas,


Majelis berpendapat bahwa eksepsi Tergugat haruslah ditolak seluruhnya ;

do
gu

Bahwa memperhatikan pertimbangan hukum Majelis Hakim PHI (Judex Facti)


sebagaimana dimaksud diatas, maka mohon Majelis Hakim Agung mencermati hal-
In
hal sebagai berikut :
A

• Bukti T.4, Ceklock/Daftar Absensi Penggugat tidak masuk kerja bulan Juli 2011,
ah

Penggugat/Tergugat Rekonpensi tanggal 18 Juli 2011 tidak masuk dengan alasan


lik

yang tidak dapat dipertanggungjawabkan ; dan


• Bukti P.5, Tanda Bukti Surat Peringatan yang dilemparkan kepada Mr. Wong
m

ub

Sam salah seorang diantara Pimpinan Perusahaan, yang dilakukan Penggugat/


ka

Tergugat Rekonpensi pada tanggal 19 Juli 2011 saat diberikan SP-3 kepada
ep

Penggugat/Tergugat Rekonpensi ;
ah

Bahwa Pengguat telah melakukan kesalahan tanggal 18 Juli 2011 tanpa alasan yang
R

dapat dipertanggung jawabkan oleh Penggugat. Kemudian Tergugat melakukan


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pembinaan dengan memberikan surat peringatan pada tanggal 19 Juli 2011, namun

R
yang dilakukan Penggugat menolak SP dengan melemparkan kepada atasannya ;

si
Bahwa sebagaimana pada dalil Penggugat angka 13 yang menyebutkan sebagai

ne
ng
berikut :
“Bahwa sejak bulan Agustus 2011 sampai dengan bulan Maret 2012 upah Penggugat

do
sudah tidak digaji oleh Tergugat dengan jumlah gaji yang belum terbayar adalah Rp.
gu 1.252.000,- x 8 = Rp. 10.016.000,- (sepuluh juta enam belas ribu Rupiah)” ;
Bahwa berdasarkan dalil Penggugat tersebut diatas, apabila 8 yang dimaksud

In
A
delapan bulan yaitu Agustus s/d Desember 2011 dan Januari s/d Maret 2012, maka
jelas dalil gugatan Penggugat adalah kabur karena upah bulan Agustus s/d
ah

lik
Desember 2011 adalah Rp. 1.115.000,00 (UMK Surabaya tahun 2011) dan upah
bulan Januari s/d Maret 2012 adalah Rp. 1.257.000,00 (UMK Surabaya tahun
am

ub
2012) ;
Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum dan bukti-bukti dalam persidangan yang
diajukan oleh Pemohon Kasasi (dahulu Tergugat), maka jelas Pemohon Kasasi
ep
k

dalam mengajukan eksepsi dan jawaban Tergugat tertanggal 12 April 2012 yang
ah

dibacakan pada persidangan tanggal 16 April 2012 seharusnya patut untuk diterima
R

si
dimana eksepsi tersbut dengan tegas menyatakan bahwa gugatan Penggugat kabur
dan prematur, bila gugatannya dalam pokok perkara PHK. Akan tetapi eksepsi dan

ne
ng

jawaban Tergugat ditolak seluruhnya tanpa substansi dalam eksepsi Tergugat ;


Bahwa oleh karenanya Majelis Hakim PHI sangat tidak obyektif dalam memberikan

do
gu

pertimbangan hukum terhadap putusan a quo, karena bertentangan ketentuan Pasal


86 Undang-Undang No.2 Tahun 2004 tentang PPHI, maka mengingat akan fakta-
In
fakta hukum sebagaimana yang terurai diatas, mohon Majelis Hakim Agung,
A

bekenan untuk menyatakan membatalkan putusan Pengadilan Hubungan Industrial


Pada Pengadilan Negeri Surabaya Nomor Perkara 26/G/2012/PHI.SBY. tertanggal
ah

lik

25 Juni 2012 tersebut dan menyatakan menerima eksepsi Tergugat untuk


seluruhnya ;
m

ub

DALAM POKOK PERKARA :


2 Tentang upah selama Proses Pemutusan Hubungan Kerja :
ka

ep

Bahwa dalam pertimbangan hukum halaman 24 oleh Majelis Hakim PHI yang pada
pokoknya menerangkan :
ah

“Menimbang bahwa upah yang dijadikan dasar dalam perhitungan hak dari
R

es

Pengguat pada saat mulainya terjadi perselisihan, telah mengalami perubahan upah
M

minimum pada tahun 2011 dan tahun 2012, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 90
ng

on

Hal. 15 dari 25 hal.Put.Nomor 629 K/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ayat (1) Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakarjaan, maka upah

R
Penggugat haruslah disesuaikan dengan upah minimum kota Surabaya tahun 2012 ;

si
“Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka tuntutan

ne
ng
Penggugat agar upah selama proses pemutusan hubungan kerja menurut Majelis
Hakim dapatlah dikabulkan dengan perincian sebagai berikut :

do
Upah tahun 2011 :
gu Agustus s/d Desember 2011 = Rp. 1.115.000,- x 5 bulan = Rp. 5.575.000,-
Upah tahun 2012 :

In
A
Januari s/d Maret 2012 = Rp. 1.257.000,- x 3 bulan = Rp. 3.771.000,-
Jumlah ....................................................................... = Rp. 9.436.000,-
ah

lik
"Menimbang, dan seterusnya dan seterusnya ";
Bahwa memperhatikan pertimbangan-pertimbangan hukum Majelis Hakim PHI
am

ub
sebagaimana dimaksud diatas adalah salah dalam penerapan hukumnya karena
bertentangan dengan ketentuan Pasal 3 ayat (2), Pasal ,Pasal 15 dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
ep
k

Industrial;
ah

- Ketentuan Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang


R

si
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, menyebutkan :
"(2) Penyelesaian Perselisihan melalui bipartit sebagaimana dimaksud

ne
ng

dalam ayat (1), hurus diselesaikan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja
sejak tanggal dimulainya perundingan";

do
gu

• Ketentuan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian


Perselisihan Hubungan Industrial, menyebutkan :
In
" Mediator menyelesaikan tugasnya dalam waktu selambat-Iambatnya 30 (tiga
A

puluh) hari kerja terhitung sejak menerima pelimpahan penyelesaian


perselisihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4)" ;
ah

lik

• Ketentuan Pasal 103 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang


Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, menyebutkan :
m

ub

" Majelis Hakim wajib memberikan putusan penyelesaian perselisihan


ka

hubungan industrial dalam waktu selambat-lambatnya 50 (lima puluh) hari


ep

kerja terhltung sejak sidang pertama" ;


• Ketentuan Pasal 115 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang
ah

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, menyebutkan :


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
" Penyelesaian perselisihan hak atau perselisihan pemutusan hubungan kerja

R
pada Mahkamah Agung selambat-Iambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja

si
terhitung sejak tanggal penerimaan permohon kasasi" ;

ne
ng
Bahwa memperhatikan pertimbangan-pertimbangan hukum Majelis hakim PHI
sebagaimana dimaksud diatas adalah salah dalam penerapan hukummya karena

do
bertentangan dengan ketentuan Ketentuan Pasal Undang-Undang Nomor 13 Tahun
gu 2003 tentang Ketenagakerjaan Jo. Pasal 16 ayat (3) Kepmenakertrans Nomor Kep.
150/Men/2000 tentang Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan

In
A
Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian di Perusahaan ;
- Ketentuan Pasal 191 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ah

lik
Ketenagakerjaan, menyebutkan :
" Semua peraturan pelaksanaan yang ketenagakerjaan tetap berlaku sepanjang
am

ub
tidak bertentangan dan/atau belum diganti dengan peraturan yang baru
berdasarkan undang-undang ini" ;
• Ketentuan Pasal 16 ayat (3) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
ep
k

RI Nomor Kep. 150/Men/2000 tentang Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja


ah

dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti
R

si
Kerugian di Perusahaan, menyebutkan :
"(3) Pemberian upah selama skorsing sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

ne
ng

paling lama 6 (enam)” ;


Bahwa pertimbangan-pertimbangan hukum Majelis hakim PHI sebagaimana

do
gu

dimaksud diatas dalam upah selama proses PHK selama 8 (delapan) bulan adalah
salah dalam penerapan hukumnya karena upah selama proses PHK sebagaimana
In
Pemohon Kasasi uraikan dan paparkan dasar hukumnya menurut UU No.2 Tahun
A

2004 tentang PPHI adalah selama-lamanya adalah 140 (seratus empat puluh) hari
atau 4,5 (empat lima persepuluh) alias empat setengah bulan;
ah

lik

Atau selama 6 (enam) bulan :


• Sesuai Ketentuan Pasal 16 ayat (3) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
m

ub

Transmigrasi RI Nomor Kep. 150/men/2000 tentang Penyelesaian Pemutusan


ka

Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja
ep

dan Ganti Kerugian di Perusahaan, menyebutkan :


"(3) Pemberian upah selama skorsing sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
ah

paling lama 6 (enam)" ;


es

3 DALAM POKOK PERKARA –DALAM REKONPENSI :


M

ng

Tentang Hukum Pembuktian terhadap alat-alat bukti dalam Persidangan;


on

Hal. 17 dari 25 hal.Put.Nomor 629 K/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa, bila dicermati putusan perkara a quo oleh Majelis Hakim PHI dalam

R
pertimbangan hukumnya pada halaman 21 pada pokoknya menerangkan :

si
" Bahwa, berdasarkan bukti (P-2) berupa Kartu Peserta Jamsostek Peng-gugat

ne
ng
terdaftar sebagai peserta Jamsostek sejak bulan Agustus 2008 dari PT. Createch
Indonesia";

do
" Bahwa, berdasarkan bukti T-8 berupa rekap peserta kepesertaan Jamsostek. .....
gu dan seterusnya ……….. dan seterusnya ………..” ;
" Bahwa, berdasarkan bukti T-8 berupa rekap peserta kepesertaan Jamsostek PT.

In
A
Createch Indonesia, yang mempunyai pimpinan yang sama dengan PT. Preshion
Engineering Plastic (Tergugat) yaitu Leong Tin Lueng" ; …. dan seterusnya
ah

lik
……….. dan seterusnya ……. ;
Bahwa Penggugat dalam dalil gugatannya pada angka 3, menyebutkan :
am

ub
" Bahwa masa kerja Penggugat adalah 10 tahun 1 bulan dengan gaji pokok dan
tunjangan tetap Penggugat terakhir yang diterima adalah Rp. 1.252.000,- (satu
juta dua ratus lima puluh dua ribu Rupiah )" ;
ep
k

Bahwa dalil Penggugat tersebut diatas tidak terbukti dalam persidangan perkara a
ah

quo namun Majelis Hakim PHI memaksakan pertimbangan hukumnya sebagaimana


R

si
tersebut pada halaman 21 yang pada pokoknya seperti dibawah ini ;
" Bahwa, dalil mengenai upah Penggugat didasarkan UMK Kabupaten Sidoarjo

ne
ng

tahun 2012 sebesar Rp. 1.252.000, padahal Penggugat bekerja di kota Surabaya
dengan UMK sebesar Rp. 1.257.000,- ;

do
gu

Bahwa berdasarkan bukti T-3 berupa slip gaji bulan Juni 2010 dan Juli 2011 terbukti
upah Penggugat terakhir sebesar Rp. 1.115.000,- ;
In
Bahwa, berdasarkan bukti-bukti tersebut maka Majelis Hakim berpendapat dalil
A

bantahan mengenai besaran upah terakhir Penggugat dapat dibuktikan kebenarannya


oleh Tergugat sehingga upah terakhir Penggugat adalah sebesar Rp. 1.115.000,-
ah

lik

Bahwa yang dapat membuktikan adalah Pemohon Kasasi (dahulu Tergugat)


seharusnya Majelis Hakim PHI mengesampingkan dalil Termohon Kasasi (dahulu
m

ub

Penggugat) dan mempergunakan dalil bantahan dan alat bukti Pemohon Kasasi
(dahulu Tergugat) namun Majelis Hakim membalikkan fakta hukum, sehingga
ka

ep

sangat merugikan Pemohon Kasasi


(dahulu Tergugat);
ah

Bahwa memperhatikan pertimbangan-pertimbangan hukum Majelis Hakim PHI


R

es

sebagaimana dimaksud diatas adalah SALAH, karena ada beberapa hal yang tidak
M

digali dan dikupas oleh Majelis Hakim PHI tentang sejauh mana kekuatan
ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pembuktian surat yang diajukan oleh Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) yang

R
diantaranya sebagai berikut:

si
a). Bahwa Pemohon Kasasi telah mengajukan Bukti T -4, Ceklock/daftar absensi

ne
ng
Penggugat/Sdr. Moh.Badri bulan Juli 2011 tidak masuk kerja tanggal 18 Juli
2011 dan tidak dapat mempertanggung jawabkan alasannya tidak masuk ;

do
b). Bahwa Pemohon Kasasi telah mengajukan Bukti T-5, Surat Peringatan yang
gu dilemparkan kepada Pimpinan (Mr. Wong Sam), oleh Majelis Hakim PHI
dikesampingkan padahal tindakan Penggugat/Sdr. Moh.Badri merupakan

In
A
kesalahan berat;
c). Bahwa Pemohon Kasasi telah mengajukan Bukti T-3, Slip gaji bulan Juni 2010
ah

lik
dan Slip gaji terakhir bulan Juli 2011, yang merupakan bukti masa kerja
Penggugat/Sdr. Moh.Badri oleh Majelis Hakim PHI dikesampingkan. Bahkan
am

ub
Majelis Hakim PHI menyimpulkan diluar alat bukti dan fakta hukum yang ada,
khususnya antara PT.Createch Indonesia dengan PT. Preshion Engineering
Plastic adalah badan hukum yang berbeda, dalam perkara a quo PT. Preshion
ep
k

Engineering Plastic yang digugat tiada kaitan dengan PT.Createch Indonesia


ah

senyatanya PT.Createch Indonesia telah dibubarkan;


R

si
Bahwa oleh karena Majelis Hakim PHI sangat tidak obyektif dalam memberikan
pertimbangan hukum terhadap putusan a quo, maka mengingat akan fakta- fakta

ne
ng

hukum sebagaimana yang teruraikan diatas, mohon Majelis Hakim Agung berkenan
untuk menyatakan membatalkan putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada

do
gu

Pengadilan Negeri Surabaya pada Nomor Perkara 26/G/20121PHI.SBY pada tanggal


25 Juni 2012 tersebut, dan menyatakan menolak gugatan Penggugat untuk
In
seluruhnya ;
A

4. DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI :


Bahwa, dalam pertiimbangan hukum halaman 34, 35 oleh Majelis Hakim PHI yang
ah

lik

pada pokoknya memutuskan :


MENGADILI:
m

ub

Dalam Provisi :
- Menolak tuntutan provisi untuk diputus dalam putusan sela;
ka

ep

Dalam Konpensi :
Dalam eksepsi :
ah

- Menolak Eksepsi seluruhnya;


R

es

Dalam Pokok Perkara :


M

1 Menyatakan gugatan Penggugat dikabulkan sebagian;


ng

on

Hal. 19 dari 25 hal.Put.Nomor 629 K/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2 Menyatakan Tergugat melanggar ketentuan Pasal 151 ayat 3 juncto Pasal 155

R
ayat 1 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga-kerjaan;

si
3 Menghukum Tergugat untuk membayar upah proses Penggugat masing-masing

ne
ng
dengan perincian sebagai berikut :
Upah tahun 2011

do
Agustus s/d Desember 2011 = Rp. 1.115.000,- x 5 bulan = Rp. 5.575.000,- ;
gu Upah tahun 2012
Januari s/d Maret 2012 = Rp. 1.257.000,- x 3 bulan = Rp. 3. 771.000,- ;

In
A
Jumlah = Rp. 9.436.000,-
4. Menyatakan putus hubungan kerja terhitung sejak putusan ini dibacakan, yaitu
ah

lik
tanggal 31 Maret 2012;
5. Menghukum Tergugat untuk membayar hak-hak Penggugat berupa pesangon,
penghargaan masa kerja dan pengganti hak dengan perincian sebagai berikut :
am

ub
Pesangon = 9 x Rp. 1.257.000,- = Rp. 8.536.500,-
Penghargaan Masa Kerja = 3 x Rp. 1.257.000,- = Rp. 3.771.000,-
ep
k

Pengganti Hak berupa :


ah

Penggantian Pengobataan/
R

si
Perawatan/Perumahan: 15% x Rp. 12.307.500,- = Rp. 1.846.125,-
Jumlah = Rp. 14.153.625,-

ne
ng

Dalam Rekonpensi :
- Menolak gugatan rekonpensi seluruhnya ;

do
Dalam Konpensi dan Rekonpensi :
gu

• Membebankan seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Negara;
Bahwa, Majelis Hakim PHI tidak obyektif dalam memberikan pertimbangan
In
A

hukumnya terhadap putusan a quo, oleh karena dalam pertimbangan hukurnnya


dengan kenyataan putusan perkara a quo dibacakan ada tanggal 25 Juni 2012 tetapi
ah

lik

dalam salinan putusan dibacakan ada 31 Maret 201, sehingga terjadi kekhilafan
Hakim dalam perkara a quo maka putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada
m

ub

Pengadilan Negeri Surabaya


Nomor Perkara 26/G/2012/PHI.SBY pada tanggal 25 Juni 2012 tersebut patut
ka

ep

dibatalkan ;
Bahwa, Majelis Hakim PHI tidak obyektif dalam memberikan pertimbangan
ah

hukumnya terhadap putusan a quo, oleh karena dalam pertimbangan hukumnya tidak
R

mempertimbangkan setiap bagian dari segala bagian dari tuntutan, maka Majelis
es
M

Hakim PHI telah melanggar ketentuan Pasal 178 HIR/Pasal 189 RBg;
ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa, dalam membicarakan putusan Hakim, timbul masalah berkenaan dengan

R
keterkaitan ketentuan Pasal 178 HIR / Pasal 189 RBg, yang berisi demikian dan

si
sebagai berikut :

ne
ng
(1) Pada waktu musyawarah, Hakim wajib karena jabatannya, untuk melengkapi
segala alasan hukum, yang tidak dikemukakan oleh kedua belah pihak ;

do
(2) Hakim wajib mengadili segala bagian dari tuntutan ;
gu (3) Hakim dilarang menjatuhkan putusan atas perkara yang tidak dituntut, atau
mengabulkan lebih dari yang dituntut ;

In
A
Dalam Pasal 178 ayat (2) HIR 1 Pasal 189 ayat (2) RBg tersebut yang perlu
ditekankan adalah, bahwa masing-masing bagian tuntutan (petitum) haruslah satu
ah

lik
persatu yang dituntut itu diperiksa dan diputuskan, yaitu satu persatu harus pula
dipertimbangkan, meskipun tidak harus berurutan menurut kemauan Penggugat
am

ub
dalam petitumnya;
Dalam perkara a quo Majelis hakim PHI telah salah dalam menerapkan hukumnya,
karena Judex Facti telah menempuh acara yang salah dalam perkara a quo tanpa
ep
k

mempertimbangkan hukumnya hanya menempatkan pertimbangan hukum dalam


ah

pokok perkara dalam konpensi, langsung menolak Eksepsi, alat bukti yang Tergugat
R

si
ajukan dan menolak gugatan Penggugat Rekonpensi;
Bahwa oleh karena Majelis Hakim PHI sangat tidak objektif dalam memberikan

ne
ng

pertimbangan hukum terhadap putusan a quo, maka mengingat akan fakta-fakta


hukum sebagaimana yang teruraikan diatas, mohon Majelis Hakim Agung berkenan

do
gu

untuk menyatakan membatalkan putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada


Pengadilan Negeri Surabaya pada Nomor Perkara 26/G/2012/PHI.SBY pada tanggal
In
25 Juni 2012 tersebut., dan menyatakan Menerima gugatan Penggugat Rekonpensi
A

untuk seluruhnya ;
Dalam perkara a quo Majelis Hakim PHI telah salah dalam menerapkan hukumnya,
ah

lik

karena Judex Facti telah memutuskan Putusan mengandung kekhilafan Hakim


antara pertimbangan dengan berita acara persidangan. Apabila terdapat saling
m

ub

pertentangan antar pertimbangan dengan berita acara persidangan, putusan tersebut


dikategorikan salah menerapkan hukum. Contoh kasus, Putusan MA No.1026 K/
ka

ep

Pdt/1984 tanggal 9 -12-1985 Jo PT. Bandung No.103/1983, tanggal 16-12-1983 Jo.


PN Garut No. 7/1982 tanggal 27-10-1982. (Vide Buku "Kekuasaan Mahkamah
ah

Agung Pemeriksaan Kasasi dan Peninjauan Kembali Perkara Perdata", Halaman


R

es

336, Penyusun M. Yahya Harahap, SH, Penerbit Sinar Grafika, Cetakan Pertama
M

Januari 2008) ;
ng

on

Hal. 21 dari 25 hal.Put.Nomor 629 K/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah Agung

R
berpendapat :

si
mengenai keberatan ke-1 :

ne
ng
- Bahwa keberatan atau alasan kasasi a-quo tidak dapat dibenarkan, karena putusan PHI
Dalam Eksepsi yang menolak seluruh eksepsi Tergugat telah tepat dan benar ;

do
gu - Bahwa adanya dalil Penggugat yang menyatakan upah Penggugat yang belum dibayar
sejak bulan Agustus 2011 sampai dengan Maret 2012 sebesar Rp 1.252.000,- yang
dalam hal ini besarnya upah yang didalilkan a quo khususnya untuk upah dalam

In
A
tahun 2011 tidak sebesar upah
sebagaimana yang didalilkan oleh Penggugat a-quo, hal ini tidak membuat gugatan a
ah

lik
quo menjadi kabur, karena persoalan mengenai besarnya upah Penggugat a quo
hanya berkenaan dengan pembuktian yang akan diperiksa dalam pokok perkara ;
am

ub
mengenai alasan ke- 2 :

• Bahwa keberatan atau alasan kasasi a-quo dapat dibenarkan, karena putusan PHI
ep
tentang penatapan lamanya/besarnya upah prosees PHK yang harus dibayar
k

Tergugat kepada Penggugat sebesar 8 bulan upah sebagaimana sebagaimana


ah

tertuang dalam putusan PHI Dalam Pokok Perkara angka " 3 ", putusan mana
R

si
tidak dapat dibenarkan ;
• Bahwa menurut Majelis Hakim kasasi dengan pertimbangan hukum sendiri,

ne
ng

penelapan atas lamanya/besarnya sebesar 8 bulan a quo kurang memberikan rasa


keadilan kepada kedua belah pihak sebagaimana dimaksud ketentuan dalam

do
gu

Pasal 100 Undang-Undang No. 2 Tahun 2004, karena meskipun berdasarkan


ketentuan Pasal 93 ayat (2) huruf "f' jo Pasal 155 ayat (2) Undang-Undang No.
In
A

13 Tahun 2003 Para Penggugat berhak atas upah (upah proses), namun dengan
kenyataan tidak bekerjanya Para Penggugat/pekerja a quo di satu sisi tetap
ah

lik

memberikan kewajiban kepada pihak Tergugat/Pengusaha berupa beban


pembayaran upah, akan tetapi di sisi lain pihak Tergugat/Pengusaha tidak
menerima kontra prestasi atas jasa pekerjaan oleh Para Penggugat. Bahwa, selain
m

ub

itu lamanya proses penyelesaian perkara a quo bukanlah kesalahan kedua belah
ka

pihak, yang semestinya jika proses a quo dapat berjalan secara lancar akan dapat
ep

diselesaikan dalam kurun waktu lebih kurang selama 6 bulan, dan oleh
ah

karenanya di samping juga memperhatikan yurispudensi yang telah ada tentang


R

besarnya upah proses a quo, maka besarnya upah proses untuk Para Penggugat a
es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
quo sudah seadilnya ditetapkan sebesar 6 (enam) bulan, dengan perhitungan

R
sebagai berikut:

si
1. Upah Proses untuk bulan Agustus s/d Desember 2011 :

ne
ng
5 x Rp 1.115.000,- = Rp 5.575.000,-
2. Upah Proses untuk bulan Januari 2012 : = Rp 1.257.000,-
JumIah: = Rp 6.832.000,-

do
gu mengenai alasan ke-3 :
- Bahwa keberatan atau alasan kasasi a-quo tidak dapat dibenarkan ;

In
A
- Bahwa mekipun berdasarkan bukti T-3 terbukti bahwa upah terakhir yang diterima
Penggugat adalah sebesar Rp 1.115.000,- sebulan, penatapan besarnya upah
Penggugat untuk pembayaran kompensasi PHK sebesar ketentuan UMK Surabaya
ah

lik
2012 sebesar Rp 1.257.000,- sebulan oleh PHI a quo berdasarkan ketentuan dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.PER-01/Men/1999 jo Peraturan Menteri
am

ub
Tenaga Kerja No.PER-226/MEN/2000 telah tepat dan benar, karena hubungan kerja
antara Penggugat dan Tergugat secara yuridis dinyatakan putus dalam tahun 2012 ;
mengenai alasan ke-4 :
ep
k

- Bahwa keberatan atau alasan kasasi a-quo tidak dapat dibenarkan sebagai alasan
ah

kasasi ;
R

si
- Bahwa terhadap kesalahan penulisan tanggal pengucapan putusan PHI cukup
dilakukan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya ;

ne
ng

- Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut di atas, karena beratan atau alasan
kasasi yang kedua dari Pemohon Kasasi dapat dibenarkan, maka berdasarkan

do
gu

ketentuan dalam Pasal 30 Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 jo Undang-Udnang


No.5 Tahun 2004 jo Undang-Undang No.3 Tahun 2009 ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas,
In
A

maka permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : PT. PRESHION ENGINEERING


PLASTIC tersebut harus ditolak dengan perbaikan amar Putusan Pengadilan Hubungan
ah

lik

Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya Nomor 26/G/2012/PHI.Sby. tanggal 25 Juni


2012 sekedar mengenai uang proses, sehingga amarnya berbunyi sebagaimana akan
m

ub

disebutkan dibawah ini ;


ka

ep

Menimbang, bahwa karena nilai gugatan dalam perkara a quo dibawah Rp


150.000.000,- maka berdasarkan ketentuan Pasal 58 Undang-Undang No.2 Tahun 2004
ah

para pihak dibebaskan dari biaya perkara, dan selanjutnya biaya perkara dalam tingkat
R

es

kasasi ini dibebankan kepada Negara ;


M

ng

on

Hal. 23 dari 25 hal.Put.Nomor 629 K/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Memperhatikan, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

R
Ketenagakerjaan, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian

si
Perselisihan Hubungan Industrial, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang

ne
ng
Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004

do
dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan
gu perundang-undangan lain yang bersangkutan ;
M E N G A D I L I :

In
A
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : PT. PRESHION
ENGINERING PLASTIC tersebut, dengan perbaikan amar putusan Pengadilan
ah

lik
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya Nomor 26/G/2012/ PHI.Sby.
tanggal 25 Juni 2012, sehingga amarnya menjadi berbunyi sebagai berikut :
am

ub
DALAM PROVISI :
- Menolak tuntutan provisi untuk diputuskan dalam Putusan Sela ;
DALAM KONPENSI :
ep
k

DALAM EKSEPSI :
ah

- Menolak eksepsi seluruhnya ;


R

si
- DALAM POKOK PERKARA :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian ;

ne
ng

2. Menyatakan Tergugat melanggar ketentuan Pasal 151 ayat (3) jo Pasal 155 ayat (1)
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 ;

do
gu

3. Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat putus terhitung sejak
putusan PHI diucapkan yakni tanggal 25 Juni 2012 ;
In
4. Menghukum Tergugat membayar kepada Penggugat upah proses selama PHK yang
A

seluruhnya berjumlah Rp 6.832.000,- ;


5. Menghukum Tergugat membayar kepada Penggugat Uang Pesangon, Uang
ah

lik

Penghargaan Masa Kerja, dan Uang Penggantian Hak atas penggantian perumahan
serta pengobatan dan perawatan dengan perincian sebagai berikut:
m

ub

- Uang Pesangon:
9 x Rp 1.257.000,- Rp 8.536.500,-
ka

ep

- Uang Penghargaan Masa Kerja:


3 x Rp 1.257.000,- Rp 3.771.000,-
ah

- Uang Penggantian Hak atas penggantian perumahan


R

es

serta pengobatan dan perawatan:


M

ng

15% x (Rp.8.536.500,- + Rp. 3.771.000,0,-) Rp. 1.846.125,-


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jumlah Rp. 14.153.625,-

R
(empat belas juta seratus lima puluh tiga ribu enam ratus dua puluh lima Rupiah) ;

si
6. Membebankan biaya perkara dalam tingkat kasasi ini kepada kepada Negara;

ne
ng
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada
Mahkamah Agung pada hari Senin, tanggal 06 Mei 2013 oleh Dr. H. Imam Soebechi,

do
SH. MH., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua
gu Majelis, Bernard, SH. MM. dan Arsyad, SH. MH., Hakim-Hakim Ad-Hoc PHI pada
Mahkamah Agung masing-masing sebagai Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam

In
A
sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh
Anggota-anggota tersebut, dan dibantu oleh Rafmiwan Murianeti, SH. MH., Panitera
ah

lik
Pengganti tanpa dihadiri oleh para pihak ;
am

ub
Anggota-anggota, K e t u a,
ttd. ttd.
Bernard, SH. MM. Dr. H. Imam Soebechi, SH. MH.
ep
k

ttd.
ah

Arsyad, SH. MH.


R

si
Panitera Pengganti

ne
ng

ttd.

Rafmiwan Murianeti, SH. MH.

do
gu

Untuk Salinan
MAHKAMAH AGUNG RI.
In
a.n. Panitera
A

Panitera Muda Perdata Khusus,


ah

lik
m

ub

RAHMI MULYATI, SH. MH.


NIP : 19591207 1985 12 2 002
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Hal. 25 dari 25 hal.Put.Nomor 629 K/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

Anda mungkin juga menyukai