Anda di halaman 1dari 73

BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Penyusunan
Program Pembiayaan
Pembangunan BGN

Ir. Antonius Budiono, MCM


PELATIHAN PENGELOLAAN TEKNIS PEMBANGUNAN
BANGUNAN GEDUNG NEGARA Widyaiswara Utama
DISKRIPSI MATA PELATIHAN
Mata Pelatihan ini memberikan pembelajaran kepada
peserta tentang program pembiayaan pembangunan
Bangunan Gedung Negara yang meliputi dasar hukum
dan pengertian, konsepsi program pembiayaan
pembangunan, program pembiayaan pembangunan
baru, dan program pembiayaan pembangunan dalam
rangka perawatan Bangunan Gedung Negara, melalui
metode ceramah interaktif, diskusi, maupun latihan
dalam kelompok kecil.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Hasil Belajar:
Pada akhir pembelajaran, peserta diklat diharapkan memiliki
kompetensi mampu menyusun program pembiayaan
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

Indikator Hasil Belajar: peserta mampu


1. menjelaskan dasar hukum dan pengertian program
pembiayaan pembangunan BGN;
2. menjelaskan konsepsi program pembiayaan pembangunan
BGN;
3. menyusun perhitungan program pembiayaan pembangunan
BGN; dan
4. menyusun perhitungan program pembiayaan pembangunan
dalam rangka perawatan BGN
MATERI BAHASAN
1. DASAR HUKUM DAN PENGERTIAN;
2. KONSEPSI PROGRAM PEMBIAYAAN
PEMBANGUNAN BGN;
3. PERHITUNGAN PROGRAM PEMBIAYAAN
PEMBANGUNAN BARU BGN; DAN
4. PERHITUNGAN PROGRAM PEMBIAYAAN
PEMBANGUNAN DALAM RANGKA
PERAWATAN BGN.
DASAR HUKUM
DAN
PENGERTIAN
Rumah Negeri
RumahNegeri
No. 72/1957
No.72/1957

Gedung
Bangunan

Bangunan
Bangunan Gedung
Dasar Hukum

UU
UUNo. 28/2002
No.28/2002
Gedung Negara

Sumber
SumberDaya Air
DayaAir
UU
UUNo. 7/2004
No.7/2004

Jalan Jembatan
Jalan&&Jembatan
UU
UUNo. 38/2004
No.38/2004

Perum&
Perum&Kaw
KawPerkim Rusun
Perkim &&Rusun
UU

UU No.1/2011
UUNo.1/2011
UU No.20/2011
UU No.20/2011
UUNo.
Penataan

Pengelolaan Sampah
PengelolaanSampah
No.18/2008
No.18/2008
No.26/2007
26/2007

UU No. 18/1999
Bencana

Jasa Konstruksi
Penanggulangan
PenanggulanganBencana
PenataanRuang
Ruang

No.24/20087
No.24/20087
Perlindungan &Pengelolaan LH
Perlindungan &Pengelolaan LH
No.32/2009
No.32/2009
Kesehatan
Kesehatan
No.32/2009
No.32/2009

Benda
BendaCagar Budaya
CagarBudaya
No.32/2009
No.32/2009

UU Lainnya
UULainnya
1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung.
2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-undang RI No. 28
Tahun 2002.
3. Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011
tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat No. 22/PRT/M/2018 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara
5. Keputusan Menteri PUPR No. 1044/Kep/M/2018
tentang Koefisien/ Faktor Pengali Jumlah Lantai
Bangunan Gedung Negara
Penyusunan
Penyusunan program program pembiayaan
pembiayaan mengacu
mengacu
pada
pada Perpres
Perpres 73/2011
73/2011
(hal 2 yang harus dipertimbangkan)
(hal 2 yang harus dipertimbangkan)
Penyusunan
Penyusunan program
program pembiayaan
pembiayaan mengacu
mengacu
pada
pada
Click to
Perpres edit Master
73/2011
Perpres 73/2011
title style
(hal 2 yang harus dipertimbangkan)
(hal 2 yang harus dipertimbangkan)
Pengertian
Pengertian
Click to edit Master title style
 Pembiayaan secara luas berarti financing atau
pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan
untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun
dijalankan oleh orang lain.
 Pembiayaan adalah kegiataan penyediaan dana
untuk investasi.
Pengertian
Pengertian
Click to edit Master title style
 (KBBI), program adalah rancangan mengenai
asas serta usaha (dalam ketatanegaraan,
perekonomian, dan sebagainya) yang akan
dijalankan.
 Menurut Jones (1984), program adalah cara yang
disahkan untuk mencapai tujuan. Dalam
pengertian tersebut menggambarkan bahwa
program-program adalah penjabaran dari
langkah-langkah dalam mencapai tujuan itu
sendiri.
Pengertian
Pengertian
Click to edit Master title style

 Program Pembiayaan : tatacara


penyediaan dana (pembangunan
bangunan gedung negara) sesuai
ketentuan yang berlaku.
Pengertian
Pengertian
Click to edit Master title style
 Pembangunan Bangunan Gedung Negara
adalah kegiatan mendirikan Bangunan
Gedung Negara yang diselenggarakan
melalui tahap perencanaan teknis,
pelaksanaan konstruksi, dan
pengawasannya, baik merupakan
pembangunan baru, perawatan bangunan
gedung, maupun perluasan bangunan
gedung yang sudah ada, dan/atau lanjutan
pembangunan bangunan gedung.
KONSEPSI PROGRAM
PEMBIAYAAN
PEMBANGUNAN BGN
PROSES PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

merupakan tahap awal proses


penyelenggaraan pembangunan BGN

Oleh Instansi Pengguna


Anggaran

merupakan kegiatan menentukan


kebutuhan pembiayaan yang
diperlukan
merupakan kegiatan menentukan program
kebutuhan ruang dan fasilitas BGN yang
diperlukan

dengan bantuan teknis dari instansi PUPR.


TAHAPAN PEMBANGUNAN BGN

PERATURAN DAERAH TENTANG BANGUNAN GEDUNG

STATUS LAHAN/IZIN IZIN MENDIRIKAN BGN STATUS KEPEMILIKAN BG SERTIFIKAT LAIK FUNGSI
LOK

PERENCANAAN PELAKSANAAN PASCA


PERSIAPAN
TEKNIS KONSTRUKSI KONSTRUKSI

PENGAWASAN
KONSTRUKSI
DOK. PEMBIAYAAN DOK. PERENCANAAN
FISIK BGN STATUS BMN

ORG. KEGIATAN DOK. PELELANGAN DOK. PENDAFTARAN


DOK. PELAKSANAAN

PERATURAN, PEDOMAN, STANDAR TEKNIS


TAHAP PERSIAPAN PEMBANGUNAN BGN
Rencana Kebutuhan Pembangunan

STRUKTUR &
TUPOKSI
ORGANISASI

 RUANG KERJA  KEBUTUHAN PARKIR


 RUANG SIRKULASI  SARANA PENYELAMATAN
 RUANG PENYIMPANAN  UTILITAS BANGUNAN  MENGIKUTI PEDOMAN, STANDAR
 RUANG M&E  SARANA TRANSPORTASI

DAN PETUNJUK TEKNIS
RUANG PERTEMUAN  FASILITAS KOM & INF
 RUANG IBADAH  JALAN MASUK DAN
 YANG BELUM ADA DISAIN
 RUANG SERVIS KELUAR PROTOTIPNYA ATAU BGN > 1500
 RUANG2 LAINNYA  AKSESIBILITAS BAGI M2, DAPAT MENGGUNAKAN JASA
DIFABLE KONSULTAN SBG PEKERJAAN NON
 DRAINASE DAN PEMB STANDAR
LIMBAH
 PRASANAN LAIN
Rencana Kebutuhan Pembangunan

Menteri Keuangan yang


pendanaannya bersumber dari
APBN dan/atau perolehan lainnya
yang sah yang akan menjadi BMN;

Menteri Dalam Negeri yang


pendanaannya bersumber dari
RENCANA KEBUTUHAN APBD Provinsi dan/atau perolehan
PEMBANGUNAN lainnya yang sah yang akan
menjadi BMD;

persetujuan Gubernur yang pendanaannya


dari: bersumber dari APBD Kab/Kota
dan/atau perolehan lainnya yang
sah yang akan menjadi BMD;
Rencana Pendanaan

• STANDAR HARGA
KEBUTUHAN SATUAN TERTINGGI /
PROGRAM RUANG M2
DAN BANGUNAN • HARGA SATUAN PEK
NON-STANDAR

 PROGRAM DAN PEMBIAYAAN YANG BELUM ADA STANDAR


HARGANYA ATAU PENILAIAN KHUSUS  DIKONSULTASIKAN KPD
INSTANSI TEKNIS SETEMPAT
 TERLEBIH DAHULU HARUS DIPROGRAMKAN DAN DITETAPKAN
DALAM RPJMN KEMENTERIAN DAN LEMBAGA ATAU RPJMD
PEMERINTAH DAERAH.
Rencana Pendanaan

Menteri PUPR yang


pendanaannya bersumber dari
APBN dan/atau perolehan lainnya
yang sah yang akan menjadi BMN;

Menteri Dalam Negeri yang


pendanaannya bersumber dari
APBD Provinsi dan/atau perolehan
RENCANA PENDANAAN lainnya yang sah yang akan
menjadi BMD;

rekomendasi Gubernur yang pendanaannya


dari: bersumber dari APBD Kab/Kota
dan/atau perolehan lainnya yang
sah yang akan menjadi BMD;
Rencana Pendanaan
Rekomendasi

 waktu pembangunan
 penahapan biaya
 penahapan pembangunan
Rencana Pendanaan
Rekomendasi
Rekomendasi digunakan sebagai acuan
tertinggi dalam penyusunan anggaran
kegiatan dan pelaksanaan
pembangunan BGN yang dituangkan
dalam Daftar Isian Pelaksana Anggaran
(DIPA) atau Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA).
Rencana Pendanaan

Menteri PUPR yang


pendanaannya bersumber dari
APBN dan/atau perolehan lainnya
yang sah yang akan menjadi BMN;
dilimpahkan kpd

KaDin.Daerah
Direktur BPB, Provinsi yang
DJCK, untuk
RENCANA PENDANAAN Pembanguna btgg jwb atas
pembinaan
n BGN yang Pembangunan
dilakukan BGN untuk
oleh K/L yang
berada di wil. pembangunan
rekomendasi yang dilakukan
dari: Prov. DKI oleh K/L yang
Jakarta dan di
luar negeri; berada di luar
DKI Jakarta
RENCANA PENYEDIAAN DANA

rencana kerja dan anggaran K/L


untuk Pembangunan BGN yang
pendanaannya bersumber dari
APBN;

rencana kerja dan anggaran OPD


Provinsi untuk Pembangunan BGN
RENCANA yang pendanaannya bersumber
PENYEDIAAN DANA dari APBD Provinsi;

dilakukan oleh
K/L atau OPD rencana kerja dan anggaran OPD
PA, berupa: Kab/Kota untuk Pembangunan
BGN yang pendanaannya
bersumber dari APBD Kab/Kota;
RENCANA PENYEDIAAN DANA

Pembangunan BGN PROYEK TAHUN JAMAK

a. kompleksitas atau spesifikasi;


b. besaran kegiatan; dan/atau
c. ketersediaan anggaran
Rencana penyediaan dana disusun setiap tahunnya
sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dapat
diselesaikan pada tahun yang bersangkutan.

26
RENCANA PENYEDIAAN DANA

Pembangunan BGN PROYEK TAHUN JAMAK

Rencana penyediaan dana dilakukan melalui


pentahapan Pembangunan BGN dengan berpedoman
pada:
a.penyusunan seluruh dokumen perencanaan teknis
selesai di tahun pertama;
b.pelaksanaan fondasi dan struktur bangunan
keseluruhan diselesaikan pada tahun anggaran yang
sama; dan/atau
c.pelaksanaan sisa pekerjaan diselesaikan pada tahun
anggaran selanjutnya
27
RENCANA PENYEDIAAN DANA

Pembangunan BGN PROYEK TAHUN JAMAK

Rencana penyediaan dana dilakukan melalui pentahapan


Pembangunan BGN
TAHUN
PEKERJAAN
1 2 3 4

PERENCANAAN TEKNIS

PONDASI DAN STRUKTUR

SISA PEKERJAAN

 Rencana penyediaan dana harus dikonsultasikan dengan instansi teknis.


 Dalam hal pelaksanaan proyek tahun jamak tidak dapat dilakukan dengan
pentahapan seperti diatas, untuk efektifitas dan efisiensi harus dilaksanakan
dengan kontrak tahun jamak. 28
RENCANA PENYEDIAAN DANA

Pembangunan BGN yang akan dilaksanakan dengan kontrak


tahun jamak harus mendapat persetujuan dari:

Menteri Keuangan untuk BGN dengan sumber


pembiayaan APBN dan/atau perolehan lainnya
yang sah yang akan menjadi BMN

Kepala Daerah bersama DPRD untuk BGN


dengan sumber pembiayaan APBD dan/atau
perolehan lainnya yang sah yang akan menjadi
BMD 29
RENCANA PENYEDIAAN DANA

Kontrak Tahun Jamak

Persetujuan
• Menteri PUPR 
APBN • Menteri Keuangan
• KaDinas Teknis   APBN
APBD • Kepala Daerah dan
DPRD  APBD
Rekomendasi Kontrak Tahun
Teknis Jamak

Diajukan oleh Instansi Pengguna Anggaran


RENCANA PENYEDIAAN DANA

DOKUMEN Untuk komponen


PENDANAAN biaya:
perencanaan teknis;
pelaksanaan
Kegiatan konstruksi fisik;
manajemen
PERSIAPAN pendanaan BGN
konstruksi/
berupa Daftar Isian pengawasan
konstruksi; dan
Pelaksanaan
pengelolaan
Anggaran kegiatan.
(DIPA/DPA).
RENCANA PENYEDIAAN DANA
DOKUMEN
PENDANAAN
a. pembentukan organisasi pengelola
kegiatan;
b. koordinasi dengan unit layanan
pendanaan BGN pengadaan barang dan jasa atau
berupa Daftar Isian
Pelaksanaan
kelompok kerja unit layanan
Anggaran pengadaan barang dan jasa atau
(DIPA/DPA). pejabat pengadaan;
c. pengadaan penyedia jasa manajemen
konstruksi untuk kegiatan yang
memerlukan kegiatan manajemen
konstruksi;
d. menyusun program pelaksanaan
pengguna anggaran melalui pembangunan secara menyeluruh; dan
Kepala Satuan Kerja melakukan e. melakukan persiapan pengadaan
penyedia jasa perencanaan konstruksi.
RENCANA PENYEDIAAN DANA

DIPA/DIPDA
Pengelola Kegiatan, KAK, MK,
ADMINISTRASI Kontrak Dokumen; Pendanaan,
Perenc, Pemb, Pendaf., Status
Tanah.

BGN

TEKNIS HARGA

Klasiikasi (luasan, spek teknis)


HSBGN, Perhitungan harga dan
Sutdi kebutuhan ruang, Renc TABA
komponen, Harga Std vs Non Std
BG pd umumnya, Sar-pras)
PERHITUNGAN PROGRAM
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BARU BGN
Acuan
Acuan Dasar
Dasar Pembiayaan
Pembiayaan BGN
BGN

1. Klasifikasi BGN;
2. Standar luas bangunan BGN;
3. Standar Jumlah lantai BGN
4. Standar harga satuan tertinggi BGN; dan
5. Biaya pekerjaan standar & non-standar BGN.
Klasifikasi
Klasifikasi BGN
BGN

1. Klasifikasi bangunan gedung negara didasarkan pada


kompleksitas.
2. Klasifikasi bangunan gedung negara meliputi bangunan
sederhana, bangunan tidak sederhana, dan bangunan khusus.
a) Bangunan sederhana, merupakan bangunan gedung negara

dengan teknologi dan spesifikasi sederhana.


b) Bangunan tidak sederhana, merupakan bangunan gedung
negara dengan teknologi dan spesifikasi tidak sederhana.
c) Bangunan khusus, merupakan bangunan gedung negara dengan

fungsi, teknologi, dan spesifikasi khusus.


KLASIFIKASI BGN
berdasarkan TINGKAT KOMPLEKSITAS
Sederhana:
Sederhana BGN
dengan teknologi-spesifikasi
sederhana

Tidak Sederhana:
Klasifikasi BGN dengan teknologi-
spesifikasi tidak sederhana

Khusus:
Khusus BGN dengan
fungsi, teknologi, dan
spesifikasi khusus
Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi bangunan
gedung negara berpedoman kepada Peraturan
Menteri PUPR No. 22/PRT/M/2018.
STANDAR LUAS BGN
Rincian
Rincian standar
standar luas
luas ruang
ruang
Gedung Kantor
Standar Luas 10M2/pesonil
gedung
gedung kantor
kantor sesuai
Peraturan
sesuai Lampiran
Lampiran II
Peraturan Presiden
Presiden RI
RI Nomor
Nomor 73
73
BGN Ruang layanan dihitung
berdasarkan analisis
Tahun
Tahun 2011
2011 tentang
tentang
Pembangunan
Pembangunan BGNBGN

Rincian
Rincian standar
standar luas
luas ruang
ruang RN
RN
Rumah Negara sesuai
sesuai Lampiran
Lampiran II Peraturan
Peraturan
Tipe RN berdasarkan Presiden
Presiden RI
RI Nomor
Nomor 73
73 Tahun
Tahun
jabatan/golongan 2011
2011 tentang
tentang Pembangunan
Pembangunan
BGN/Permen
BGN/Permen PUPR
PUPR 22/2018
22/2018

 BG
BG Pendidikan
Pendidikan Standar
Standar luas
luas BGN
BGN lainnya,
lainnya,
 BG
BG Diklat
Diklat BGN lainnya dikeluarkan
dikeluarkan oleh
oleh instansi
instansi yang
yang
 BG
BG Pelayanan
Pelayanan Ketentuan menteri yang bersangkutan
bersangkutan setelah
setelah konsultasi
konsultasi
Kesehatan
Kesehatan bersangkutan dengan
dengan Menteri
Menteri Pekerjaan
Pekerjaan
 BG
BG Parkir
Parkir Umum
Umum
 Pasar
Pasar
Bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang pelayanan di luar ruang penunjang, fungsi
dan luasnya dihitung tersendiri berdasarkan analisis kebutuhan ruang pelayanan tersebut.
Tabel Standar Luas Rumah Negara
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 73 TAHUN 2011
TANGGAL : 11 OKTOBER 211

LUAS (M2)
TIPE PENGGUNA
BANGUNAN TANAH
1) MENTERI / KEPALA LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN,
KHUSUS KEPALA LEMBAGA TINGGI/ TERTINGGI NEGARA 400 1.000
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
1) SEKJEN, IRJEN, DIRJEN, KEPALA BADAN, DEPUTI
A 2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) 250 600
1) DIREKTUR, KEPALA BIRO, INSPEKTUR, KAKANWIL, ASISTEN DEPUTI
B 2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) 120 350
3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN IV/d DAN IVe
1) KEPALA SUB DIREKTORAT, KEPALA BAGIAN, KEPALA BIDANG
C 2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) 70 200
3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN IV/a SD IV/c
1) KEPALA SEKSI, KEPALA SUB BAGIAN, KEPALA SUB BIDANG
D 2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) 50 120
3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN III/a SD III/d
1) KEPALA SUB SEKSI
E 2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) 36 100
3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN II/d KEBAWAH 39
STANDAR JUMLAH LANTAI BGN

 Maksimal
Maksimal 88 lantai
lantai
 Bangunan
Bangunan gedung
gedung
Gedung Kantor negara
negara yang
yang dibangun
dibangun
lantai 
>> 88 lantai 
persetujuan
persetujuan Menteri
MenteriPU
Standar PU

Jumlah Lantai  Non Rusun 


Non Rusun 
Maksimal
Maksimal 22 lantai
lantai
Rumah Negara  Rusun,
Rusun, sesuai
sesuai
ketentuan
ketentuan Gedung
Gedung
Kantor
Kantor

Besaran Koefisien Pengali Jumlah Lantai BGN


bertingkat mengikuti ketentuan Keputusan
Menteri PUPR No. 1044/Kep/M/2018
STANDAR JUMLAH LANTAI BGN
KOEFISIEN/FAKTOR PENGALI JUMLAH LANTAI BGN
Keputusan Menteri PUPR No. 1044/Kep/M/2018

Jumlah Faktor Jumlah Faktor


Lantai Pengali Lantai Pengali
Basmt 3 lapis 1,393 9 lantai 1,393
Basmt 2 lapis 1,299 10 lantai 1,333
Basmt 1 lapis 1,197 11 lantai 1,364
2 lantai 1,090 12 lantai 1,393
3 lantai 1,120 13 lantai 1,420
4 lantai 1,135 14 lantai 1,445
5 lantai 1,162 15 lantai 1,468
6 lantai 1,197 16 lantai 1,489
7 lantai 1,236 ………… ……….
8 lantai 1,265 40 lantai 1,761
BIAYA
BIAYA PEKERJAAN
PEKERJAAN STANDAR
STANDAR BGN
BGN

Biaya Pekerjaan Standar BGN, meliputi biaya untuk pekerjaan:


struktur, arsitektur, perampungan (finishing), dan utilitas
Dihitung berdasarkan:
- standar harga satuan tertinggi berdasarkan klasifikasi
bangunan gedung negara;
- koefisien faktor pengali jumlah lantai bangunan; dan
- luas lantai bangunan

Biaya
Biaya Pek.
Pek. Standar (HSBGN) ((K
Standar == (HSBGN) K)) ((L
Ltb)
tb)
HSBGN : Standar Harga Satuan Tertinggi BGN
K : Koefisien jumlah lantai
Ltb : Luas total lantai bangunan
PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal
STANDAR
STANDAR HARGA
HARGA SATUAN
SATUAN TERTINGGI
TERTINGGI BGN
BGN

Standar harga satuan tertinggi BGN:


ditetapkan secara berkala oleh Bupati/ Walikota
untuk Provinsi DKI Jakarta ditetapkan oleh Gubernur
dihitung berdasarkan formula perhitungan standar
harga satuan tertinggi yang ditetapkan oleh Menteri
PUPR

PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal


STANDAR
STANDAR HARGA
HARGA SATUAN
SATUAN TERTINGGI
TERTINGGI BGN
BGN

 Untuk PEKERJAAN STANDAR BGN meliputi


pekerjaan: struktur, arsitektur, finishing, dan utilitas
 Disusun berdasarkan MODEL FORMULA
HSBGN menggunakan model teknis dan klasifikasi
tertentu:
 sederhana dan tidak sederhana
 rumah negara
 pagar
 Dilaksanakan OLEH PETUGAS PENDATA
HARGA dibantu oleh SNVT dan Dit BPB
BIAYA
BIAYA PEKERJAAN
PEKERJAAN NON-STANDAR
NON-STANDAR BGN
BGN
PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal
16
Biaya Pek. Non-Standar
- dihitung berdasarkan kebutuhan nyata dan harga
pasar yang wajar.
-Total biaya non-standar maksimum150% dari total biaya
standar BGN
-Ketentuan lebih lanjut diatur dengan Peraturan Menteri
(tabel)
PERMEN PUPR No. 22/PRT/M/2018
- dihitung berdasarkan rincian volume kebutuhan nyata
dan harga pasar yang wajar, setelah berkonsultasi kepada
Instansi Teknis setempat;
- Besarnya biaya perencanaan, manajemen konstruksi,
pengawasan pekerjaan non-standar, dihitung, (berdasarkan
billing-rate)
Total
Total biaya
biaya tertinggi
tertinggi pekerjaan
pekerjaan non-standar
non-standar
maksimum sebesar 150%
maksimum sebesar 150% dari
dari biaya
biaya pekerjaan
pekerjaan standar,
standar, dan
dan berpedoman
berpedoman pada
pada ::

Jenis Pekerjaan Prosentase


Alat Pengkondisian Udara 7-15% dari X
Elevator/Escalator 8-14% dari X
Tata Suara (Sound System) 2-4% dari X
Telepon dan PABX 1-3% dari X
Instalasi IT (Informasi & Teknologi) 6-11 % dari X
Elektrikal (termasuk genset) 7-12% dari X
Sistem Proteksi Kebakaran 7-12% dari X
Sistem Penangkal Petir Khusus 1-2% dari X
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 1-2% dari X
Interior (termasuk furniture) 15-25% dari X
Gas Pembakaran 1-2% dari X
Total
Total biaya
biaya tertinggi
tertinggi pekerjaan
pekerjaan non-standar
non-standar
maksimum sebesar 150%
maksimum sebesar 150% dari
dari biaya
biaya pekerjaan
pekerjaan standar,
standar, dan
dan berpedoman
berpedoman pada
pada ::

Jenis Pekerjaan Prosentase


Gas Medis 2-4% dari X
Pencegahan Bahaya Rayap 1-3% dari X
Pondasi dalam 7-12% dari X
Fasilitas difabel & kebutuhan Khusus 3-5% dari X
Sarana/Prasarana Lingkungan 3-8 % dari X
Peningkatan Mutu *) 30% dari Y
Perizinan selain IMB 1% dari X
Penyiapan dan pematangan lahan 3.5% dari X
Pemenuhan persyaratan green building 9.5% dari X
Penyambungan utilitas 2% dari X
KOEFISIEN/FAKTOR
KOEFISIEN/FAKTOR PENGALI
PENGALI
BANGUNAN/RUANG
BANGUNAN/RUANG DG DG FUNGSI
FUNGSI KHUSUS
KHUSUS
Fungsi Bangunan/ Standar Harga per-m2
Ruang Tertinggi
Ruang Sidang 1,50 standar harga bangunan
ICU/ICCU/IGD/CMU/NICU 1,50 standar harga bangunan
Ruang Operasi 2,00 standar harga bangunan
Radiologi 1,25 standar harga bangunan
Rawat Inap 1,10 standar harga bangunan
Laboratorium 1,10 standar harga bangunan
Kebidanan 1,20 standar harga bangunan
UGD 1,10 standar harga bangunan
Power House 1,25 standar harga bangunan
Ruang Rawat Jalan 1,10 standar harga bangunan
KOEFISIEN/FAKTOR
KOEFISIEN/FAKTOR PENGALI
PENGALI
BANGUNAN/RUANG
BANGUNAN/RUANG DG DG FUNGSI
FUNGSI KHUSUS
KHUSUS
Fungsi Bangunan/ Standar Harga per-m2
Ruang Tertinggi
Dapur dan Laundri 1,10 standar harga bangunan
Bengkel 1,00 standar harga bangunan
Selasar luar beratap/teras 0,50 standar harga bangunan
B
BIAYA
IAYA PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN BGN
BGN

BIAYA BIAYA BIAYA


PEMBANGUNAN PEKERJAAN PEKERJAAN
BGN STANDAR NON-STANDAR

PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal


B
BIAYA
IAYA PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN BGN
BGN

BIAYA BIAYA
HSBGN PEKERJAAN
STANDAR KOSTRUKSI FISIK

BIAYA
BIAYA PERENCANAAN
PEKERJAAN TEKNIS
NON-STANDAR
(maksimum 150% BIAYA
dari Biaya MANAJEMEN
Pekerjaan KONSTRUKSI/
Standar) PENGAWASAN
BIAYA
PENGELOLAAN
KEGIATAN
TOTAL BIAYA PEMBANGUNAN

PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal


TAHAPAN PENYUSUNAN
(Perpres 73/2011 dan Permen PUPR 22/2018)

1
PENYUSUNAN a. Menyusun kebutuhan program ruang dan
RENCANA pelaksanaan pembangunan BGN
KEBUTUHAN  Jenis, luasan & sarana, prasarana, sesuai
kebutuhan dan fungsi instansi)
 lahan
 jadwal pelaksanaan
b. Menyusun program kebutuhan bangunan

2
PENYUSUNAN a. Menyusun kebutuhan biaya termasuk
RENCANA komponen biaya pembangunan
PENDANAAN b. Menyusun kebutuhan biaya bangunan per tahun
anggaran (bila multiyears)
TAHAPAN PENYUSUNAN (lanjutan)
3
PENYUSUNAN a. Menyusun RKAKL/RKA OPD, DIPA/DPA, POK
RENCANA b. Ditetapkan lebih dulu dalam RPJMN/D
PENYEDIAAN
DANA
a. Disusun oleh K/L/SKPD
b. Disetujui oleh Menteri Keuangan (APBN),
c. Kelengkapan yang dibutuhkan:
1) analisis organisasi instansi (oleh PAN RB)
2) analisis pembangunan gedung (oleh instansi
teknis)
3) analisis keterangan rencana kota/kabupaten
(oleh pemkab/kota)
a. Disusun oleh K/L/SKPD
b. Direkomendasi oleh Menteri (APBN),
Menteri Dalam Negeri (APBD Prov), dan
Gubernur (APBD Kab/kota)
c. Kelengkapan yang dibutuhkan:
1) Renstra atau Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah
2) Analisis pembangunan gedung (oleh instansi
teknis)
a. Disusun oleh K/L/SKPD
b. Dalam bentuk RKAKL atau RKA SKPD,
DIPA/DIPDA, dan POK
c. Kelengkapan yang dibutuhkan:
1) Renstra atau Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah
2) Analisis pembangunan gedung (oleh instansi
teknis)
PERHITUNGAN PROGRAM PEMBIAYAAN
PEMBANGUNAN DALAM RANGKA
PERAWATAN BGN
Biaya
B IAYAPerawatan
BIAYA PERAWATANBGN
PERAWATAN BGN
BGN
Maksimal 30%
KERISAKAN (tiga puluh
persen) dari biaya
BIAYA RINGAN pembangunan
PERAWATAN tahun berjalan

dihitung berdasarkan Maksimal 45%


tingkat kerusakan KERISAKAN (tiga puluh
pada bangunan persen) dari biaya
SEDANG pembangunan
tahun berjalan
Biaya perawatan BGN
yang termasuk kategori Maksimal 65%
KERISAKAN (tiga puluh
bangunan cagar budaya,
persen) dari biaya
dihitung sesuai dengan BERAT pembangunan
kebutuhan nyata. tahun berjalan
Biaya Perawatan Khusus
Untuk perawatan yang memerlukan
penanganan khusus atau dalam
usaha meningkatkan wujud
bangunan, seperti melalui kegiatan
renovasi atau restorasi (yang
berkaitan dengan perawatan
bangunan gedung bersejarah),
besarnya biaya perawatan dihitung
sesuai dengan kebutuhan nyata
dan dikonsultasikan terlebih
dahulu kepada Instansi Teknis
setempat.
Kerusakan BGN
Kategori Kelai
No Kriteria Kerusakan Uraian
Kerusakan kan
Bangunan roboh atau 1. Bangunan roboh total
Roboh/ sebagian besar 2. Atap jatuh
Rusak komponen struktural 3. Balok, kolom, plat lantai patah
4. Dinding, pintu/jendela sebagian besar
rusak
I Total/ runtuh/roboh
5. Sebagian besar langit-langit runtuh
Rusak Tingkat Kerusakan
6. Instalasi listrik rusak total
antara 45 s/d 65 %
Berat atau diatas 65 %
Bangunan masih 1. Bangunan masih berdiri
berdiri, sebagian 2. Sebagian rangka atap patah
komponen struktural 3. Balok kolom sebagian patah

II
Rusak patah dan komponen 4. Sebagian kecil dinding, kusen pintu/
jendela runtuh/roboh
Sedang non struktural rusak 5. Sebagian langit-langit lepas
Tingkat Kerusakan 6. Sebagian besar instalasi listrik rusak/
terputus
antara 30 s/d 45 %
Kerusakan BGN
Kategori Kriteria Kelai
No Uraian
Kerusakan Kerusakan kan
1. Sebagian besar penutup atap dan Tingkat
Bangunan langit-langit lepas kerusakan
2. Retak-retak pada plesteran kolom, 20 < s.d.
Kelas masih
balok, dan dinding tembok/dinding 30 %
A berdiri, papan pecah/rusak
Sebagian 3. Penutup lantai lepas/terkelupas
komponen 4. Sebagian instalasi rusak
non- 1. Sebagian kecil penutup atap lepas Tingkat
2. Sebagian kecil retak-retak pada kerusakan
Rusak struktural &
III plesteran kolom, tembok dan 10 % s.d.
Ringan Kelas arsitektural plesteran, serta dinding papan 20 %
B rusak terlepas
3. Sebagian plesteran terkelupas
4. Sebagian kecil instalasi rusak
Tingkat
Kerusakan 1. Retak-retak kecil pada dinding Tingkat
tembok kerusakan
Kelas antara 5 s/d
2. Sebagian plesteran terkelupas < 10 %
C 30 % 3. sebagian kecil daun pintu / jendela
dan engsel rusak
FORM ANALISIS KOMPONEN BANGUNAN GEDUNG UNTUK PEK. STANDAR
BOBOT (%) HASIL PENILAIAN
KOMPONEN TERHADAP
NO. SUB KOMPONEN BANGUNAN BOBOT TINGKAT NILAI
BANGUNAN SELURUH
MAKSIMUM KERUSAKAN KERUSAKAN
BANGUNAN
1 2 3 4 5 6 7
1 PONDASI PONDASI 10.00% 100.00%
2 STRUKTUR KOLOM, BALOK, RING BALK 27.00% 100.00%
PLESTERAN 2.00% 100.00%
3 ATAP RANGKA ATAP 8.00% 100.00%
PENUTUP ATAP 2.00% 100.00%
4 LANGIT-LANGIT RANGKA LANGIT-LANGIT 3.50% 100.00%
PENUTUP LANGIT-LANGIT 4.50% 100.00%
5 DINDING BATU BATA/PARTISI 4.50% 100.00%
PLESTERAN 1.75% 100.00%
KACA 1.25% 100.00%
PINTU 1.00% 100.00%
KOSEN 1.50% 100.00%
6 LANTAI PENUTUP LANTAI 10.00% 100.00%
7 UTILITAS INSTALASI LISTRIK 5.00% 100.00%
INSTALASI AIR MINUM 1.50% 100.00%
DRAINASE LIMBAH 1.50% 100.00%
8 FINISHING FINISHING STRUKUTUR/CAT 1.00% 100.00%
FINISHING LANGIT-LANGIT 4.00% 100.00%
FINISHING DINDING 6.00% 100.00%
FINISHING PINTU/KOSEN 4.00% 100.00%
JUMLAH NILAI KERUSAKAN PEKERJAAN STANDAR 100.00%
FORM ANALISIS KOMPONEN BANGUNAN GEDUNG UNTUK PEK. NON-STANDAR
BOBOT (%) TERHADAP
HASIL PENILAIAN
KOMPONEN NON-STANDAR BANGUNAN GEDUNG BOBOT
NO.
BANGUNAN GEDUNG MAKSIMUM TINGKAT NILAI
MINIMAL MAKSIMAL
KERUSAKAN KERUSAKAN
1 2 4 5 6 7
1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA 10.00% 20.00% 100.00%
2 LIFT 8.00% 12.00% 100.00%
3 TATA SUARA 3.00% 6.00% 100.00%
4 TELEPON DAN PABX 3.00% 6.00% 100.00%
5 INSTALASI IT / KABEL DATA 6.00% 11.00% 100.00%
6 ELEKTRIKAL TERMASUK GENSET 7.00% 12.00% 100.00%
7 SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN 7.00% 12.00% 100.00%
8 PENANGKAL PETIR KHUSUS 2.00% 5.00% 100.00%
9 INSTALLASI PENGOLAH AIR LIMBAH 2.00% 4.00% 100.00%
10 INTERIOR TERMASUK FUTNITURE 15.00% 25.00% 100.00%
11 GAS PEMBAKARAN 1.00% 2.00% 100.00%
12 GAS MEDIS 2.00% 4.00% 100.00%
13 PENCEGAHAN BAHAYA RAYAP 1.00% 3.00% 100.00%
14 PONDASI DALAM > 5M 7.00% 12.00% 100.00%
15 FASILITAS DISABLITAS 3.00% 8.00% 100.00%
16 SAR/PRAS LINGKUNGAN 3.00% 8.00% 100.00%
17 PENINGKATAN MUTU 15.00% 30.00% 100.00%
JUMLAH NILAI KERUSAKAN PEKERJAAN NON-
MAKSIMAL = 150%
STANDAR
BIAYA
BIAYA PEKERJAAN
PEKERJAAN STANDAR
STANDAR PERAWATAN
PERAWATAN BGN
BGN

Biaya Pekerjaan Standar Perawatan BGN, meliputi biaya


untuk pekerjaan untuk perawatan: struktur, arsitektur,
finishing, utilitas
Dihitung berdasarkan:
- standar harga satuan tertinggi berdasarkan klasifikasi
bangunan gedung negara;
- persentase tingkat kerusakan bangunan; dan
- luas lantai bangunan

Biaya
Biaya Pek.
Pek. Standar (HSBGN) ((R
Standar == (HSBGN) R)) ((L
Ltb)
tb)
HSBGN : Standar Harga Satuan Tertinggi BGN
R : Persentase Tingkat kerusakan
Ltb : Luas total lantai bangunan
PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal
B
BIAYA
IAYA PERAWATAN
PERAWATAN BGN
BGN

BIAYA BIAYA BIAYA


PEMBANGUNAN PEKERJAAN PEKERJAAN
BGN STANDAR NON-STANDAR

PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal


P
PENUTUP
ENUTUP

1. Penyusunan Program Dan Pembiayaan diatur dalam


peraturan perundang-undangan, al:
• Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011
tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
22/PRT/M/2018 tentang Pedoman pembangunan
Bangunan Gedung Negara.
• Peraturan Menteri Keuangan No. 143 – 2015
Juksunlak RKA-KL.
Click to edit
P Master title style
PENUTUP
ENUTUP

2. Program dan Pembiayaan untuk pembangunan BG


baru
a. indentifikasi, penerapan dan hitungan kebutuhan
luas ruang kerja,
b. penetapan pekerjaan standar dan non standar,
c. menghitung kebutuhan biaya sesuai HSBGN,
d. Keterangan Rencana Kota (KRK),
e. Waktu pelaksanaan mengoptimalkan penganggaran
Click to edit
P Master title style
PENUTUP
ENUTUP

3. Program dan Pembiayaan untuk pembangunan BG


dalam rangka perawatan
a. indentifikasi, penerapan dan hitungan kondisi
kerusakan BG,
b. penetapan pekerjaan standar dan non standar,
c. menghitung kebutuhan biaya sesuai HSBGN,
d. Waktu pelaksanaan mengoptimalkan penganggaran
Balai Prasarana dan Sarana Permukiman Prov. Kalimantan
Selatan di Kota Banjarmasin akan membangun kantor dinas yang
baru, memerlukan bantuan penyusunan rencana kebutuhan dan
rencana pendanaannya.
Disusun kebutuhan program kebutuhan luas ruang, sbb:
 Jumlah seluruh pegawai dinas sebesar 122 orang, terdiri
atas pejabat dan staf.
 Disamping keperluan rapat staf, juga diperlukan ruang
rapat dinas besar utk seluruh karyawan, yang memuat
sekitar 150 karyawan.
 Luas lahan yang tersedia 1.000 m2, peruntukan usaha,
dengan KDB 40%, KLB 2, dan ketinggian maksimum 4
lantai.

70
 Harga Satuan Tertinggi yang berlaku di Kota Yogyakarta
untuk:
 Bangunan Sederhana = Rp 2.750.000/m2
 Bangunan Tidak Sederhana = Rp 3.100.000 /m2
 Luas Ruang Kerja yang dibutuhkan : 250 x 10M2 = 2.500
M2
 Kebutuhan ruang pertemuan 150 karyawan : 150 x 2
M2 = 300 M2.
 Kebutuhan sirkulasi : 30% x 2.800 m2 = 840 M2
 Luas lahan yang tersedia 3.000 m2, peruntukan usaha,
dengan KDB 40%, KLB 2, dan ketinggian maksimum 4
lantai.

71
1 LUAS RUANG KERJA 2,500 M2
2 LUAS RUANG RAPAT 300 M2
3 LUAS SIRKULASI (30%) 840 M2
TOTAL LUAS BANGUNAN 3,640 M2

4 LUAS LAHAN 3,000 M2


5 KLB maskimum 2.00
6 KLB terbangun 1.21
7 MAKS. LUAS LAHAN TERBANGUN 1,200 M2 (KDB 40%)
8 MAKS KETINGGIAN BANGUNAN 4 lantai
9 JUMLAH LANTAI MINIMAL 3.03 lantai -> 4 lantai
10 KOEFISIEN LANTAI 1.135

11 HARGA STANDAR TERTINGGI Rp 3,100,000


12 HARGA STANDAR BGN 4 LT Rp 3,518,500
Rp
13 TOTAL BIAYA KONSTRUKSI FISIK STANDAR Rp 12,807,340,000
14 BIAYA NON STANDAR (MAKS 150%) Rp 19,211,010,000
Rp
15 TOTAL BIAYA KONSTRUKSI FISIK Rp 32,018,350,000
16 TOTAL BIAYA PERENCANAAN Rp 1,058,560,000
17 TOTAL BIAYA MANAJEMEN KONSTRUKSI Rp 867,328,000
18 TOTAL BIAYA PENGELOLA KEGIATAN Rp 407,808,000
TOTAL BIAYA PEMBANGUNAN Rp 34,352,046,000
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai