Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Identitas Pemrakarsa dan Penyusunan ANDAL


1.1.1 Pemrakarsa
Penyusunan dokumen Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL) kegiatan
pembangunan jaringan pipa distribusi sepanjang 10 km di Kecamatan Tampan, Kota
Pekanbaru, Provinsi Riau disusun oleh:
1. Nama Perusahaan : PDAM Tirta Qasim Kampar
2. Alamat : Jalan Jenderal Sudirman
3. Kode Pos : 20122
4. Lokasi Kegiatan : Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Riau
5. Penanggung jawab : Mr. Bernardo Antonius, S.T., M.M
6. Jabatan : General Manager
1.1.2 Penyusun ANDAL
Tim penyusunan Dokumen AMDAL kegiatan pembangunan pabrik Pulp and
Paper seluas ±3432 km2 di Kelurahan Palas, Kecamatan, Kota Pekanbaru, Provinsi
Riau. Seperti pada Tabel 1.1.
1. Nama Lembaga : PT. Sucofindo Prima Indonesia
2. Penanggung jawab : Chrysty Elesa Hutauruk
3. Alamat : Jalan Sudirman No. 215

Tabel 1.1 Tim Pelaksana Studi dan Penyusun AMDAL


Nama Posisi Pendidikan Jabatan Kualifikasi
Chrysty Elesa Hutauruk Ketua Tim Ilmu Lingkungan Ketua Tim Amdal Penyusun
Hany Panggaribuan Anggota Ilmu Lingkungan Ahli Lingkungan -
.
Kristiani Widya Anggota Rekayasa Infrastruktur Ahli Rekayasa Infrastruktur -
Witami Anggota Kesehatan Masyarakat Ahli Kesehatan Lingkungan -

Sagit Suryafit Anggota Hidrologi Ahli Hidrologi -

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 1


1.2 Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan Dikaji
1.2.1 Status dan Lingkup Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan
Dikaji
Kawasan yang akan dibangun jaringan pipa distribusi adalah kawasan
berkembang dengan panjang jalur pipa mencapai 10 km. Aktivitas masyarakat pada
kawasan saat ini adalah sebagai kawasan berkembang untuk perdagangan. Sebelum
pembangunan dilaksanakan, dilakukan telaah mengenai kegiatan tersebut, lingkup
pekerjaan tersebut meliputi:
1. Kajian ulang terhadap pembangunan jaringan pipa distribusi;
2. Pengumpulan data dan informasi rencana pengembangan wilayah pemerintah
Kota Pekanbaru;
3. Identifikasi kondisi wilayah studi yang mencangkup kondisi ruang fisik,
kondisi ekonomi dan kondisi kultural masyarakat setempat;
4. Sosialisasi kepada masyarakat untuk mengetahui persepsi dan pendapat dari
masyarakat setempat.
1.2.1.1 Status Studi AMDAL
Studi AMDAL Pembangunan Jaringan Pipa Distribusi Kecamatan Tampan
dilaksanakan secara paralel, sedangkan untuk keperluan informasi deskripsi usaha
dan/atau kegiatan mengacu pada studi kelayakan teknis, ekonomis dan pra-desain.
1.2.1.2 Kesesuaian Lokasi dengan Rencana Tata Ruang Kota Pekanbaru
Kecamatan Tampan memiliki luas wilayah 59,81 km2, secara administratif
Kecamatan Tampan mempunyai 120 RW dan 581 RT. Secara struktural Kelurahan
Palas merupakan pusat perdagangan dan jalur distribusi barang muatan. Kota yang di
dalamnya terdapat kelurahan terdiri dari dua tipe tata ruang, yaitu area pengembangan
perkebunan dan perdagangan. Sebagai bagian dari komitmen Indonesia menuju
Millenium Development Goals (MDGs), maka pembangunan pipa distribusi perlu
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air di Kecamatan Tampan. Penataan ini
diarahkan agar Kecamatan Tampan dapat memiliki sarana dan prasarana sistem
distribusi air bersih yang tersedia untuk masyarakat sehingga visi Kota Pekanbaru
sebagai kota metropolitan yang madani dan dimana salah satu misinya adalah

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 2


Meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat dengan meningkatkan investasi
bidang industri, perdagangan, jasa dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan
dukungan fasilitas yang memadai dan iklim usaha yang kondusif. Lokasi
pembangunan jaringan pipa distribusi Kecamatan Tampan akan berdampak kepada
aktivitas masyarakat sehari-hari, yang akan ditampilkan pada Gambar 1.1 dibawah
ini:

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 3


Gambar 1.1 Peta Administrasi Kecamatan Tampan

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 4


1.2.1.3 Rencana usaha dan/atau kegiatan
Kegiatan pembangunan jaringan pipa distribusi ini secara umum dibagi
menjadi tiga tahap kegiatan, yaitu tahap pra-kontruksi, tahap kontruksi, dan tahap
operasi.
1.2.1.3.1 Tahap Pra-kontruksi
1. Perizinan
Tahapan kegiatan usaha dilakukan setelah mendapatkan izin dari instansi
pemerintahan terkait dan tokoh masyarakat yang berada di sekitar lokasi
usaha dan/atau kegiatan pembangunan jaringan pipa distribusi Kecamatan
Tampan. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan legalitas dari Pemerintah
setempat sehingga dampak negatif dapat diminimalisir. Oleh karena itu,
diperlukan pertemuan dengan tokoh masyarakat setempat sehingga
masyarakat mengetahui rencana kegiatan tersebut dan untuk mengatasi
keresahan masyarakat.
2. Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat sekitar
usaha dan/atau kegiatan, agar masyarakat dapat ikut berperan serta dalam
memberikan sumbang saran/pendapat yang berkaitan dengan usaha dan/atau
kegiatan pembangunan PT. X Pulp and Paper Pekanbaru.
3. Pembebasan Lahan
Kegiatan pembebasan lahan dapat menimbulkan sikap dan keresahan
masyarakat akibat kemungkinan ganti rugi lahan yang tidak sesuai. Keresahan
masyarakat akan memicu adanya gangguan Keamanan Ketertiban Masyarakat
(KAMTIBMAS) setempat. Kegiatan tersebut juga dapat menimbulkan
perubahan tata guna lahan.
4. Desain Tata Letak
Kegiatan pembangunan jaringan pipa distribusi ini dilakukan berdasarkan
perencanaan yang telah dikerjakan oleh project manager. Tata letak pipa
distribusi dipertimbangkan berdasarkan kelayakan ekonomi dan lingkungan.

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 5


1.2.1.3.2 Tahap Kontruksi
1. Rekuitmen Tenaga Kerja
Rekruitmen tenaga kerja diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan
pembangunan fisik. Tenaga kerja yang dimaksud seperti tukang batu, ahli
instalasi, buruh, tukang cat, tukang pipa, dan ahli las. Orang yang diutamakan
dalam rekruitmen adalah pengalaman atau keterampilan bidang bangunan.
Sedangkan untuk tingkat tenaga ahli/engineer, untuk jabatan site manager,
project manager, teknik lingkungan, teknik sipil dan teknik mesindengan
syarat sarjana/S1. Kegiatan rekruitmen dilaksanakan oleh pelaksana usaha
dan/atau kegiatan/kontraktor. Rekrutmen meliputi kegiatan pengumuman
yang dilakukan melalui selebaran atau media massa seleksi yang juga meliputi
ujian tertulis, wawancara dan seleksi kesehatan. Perkiraan jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan pada tahap konstruksi sebanyak 50 orang.
Tabel 1.1 Perkiraan Kebutuhan (Orang) Berdasarkan Keterampilan Selama
Tahap Konstruksi
Kebutuhan Tenaga
Tenaga Kerja
No.
Kerja
Lokal Pekanbaru
1 Tukang batu 10
2 Ahli Instalasi 5
3 Buruh 10
4 Tukang cat 5
5 Tukang pipa 5
6 Ahli las 5

Pada tahap kontruksi dibutuhkan tenaga kerja sipil baik untuk


klasifikasi pekerja dasar, mandor, sampai tenaga supervisor atau pengawas
bangunan sipil. Sedangkan tenaga kerja untuk pekerjaan sipil antara lain,
tenaga kerja tukang, mekanik peralatan mesin, dan serta tenaga pengawas.
Untuk lebih jelasnya jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang diperlukan
dalam pembangunan PT. X Pulp and Paper Pekanbaru dapat dilihat pada
Tabel 1.2.

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 6


Tabel 1.2 Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Konstruksi
No. Tenaga Kerja Jumlah Keterangan
1. Project Manager 1 Teknik Lingkungan
2. DPM/Site Manager 1 Teknik Lingkungan
3. Chief of Mechanical 1 Teknik Mesin
4. Surveyor 2 Teknik Sipil
5. Chief of Mechanical 1 Mechanical
6. Humas 1 STM
7. Mandor 1 STM + Pengalaman
8. Kepala Tukang 1 Sipil + Arsitek
9. Operator alat berat 1 SMA
Jumlah 10

2. Mobilisasi Alat dan Bahan


Mobilitas peralatan yaitu aktivitas kendaraan usaha dan/atau kegiatan yang
masuk dan keluar lokasi usaha dan/atau kegiatan serta aktifitas peralatan berat
di dalam tapak usaha dan/atau kegiatan. Rute pengangkutan melalui jalan
perkotaan. Mobilasasi material yaitu pengangkutan bahan bangunan antara
lain semen, pasir, batu, tanah, dan material lain yang diperlukan untuk
pembangunan.
3. Pematangan Lahan
Pematangan lahan adalah pekerjaan persiapan pembangunan agar nantinya
lahan tanah bisa digali dan dibenamkan pondasi sesuai dengan perencanaan
baik secara dimensi dan kedalamannya. Pematangan lahan pada pekerjaan
pengembang perumahan akan luas sekali tanah yang dimatangkan, sedangkan
untuk 1 unit rumah akan lebih kecil luasannya sehingga alat yang
digunakannya berbeda.
4. Pekerjaan Jaringan Pipa
Penanaman pipa yang harus mempunyai lebar galian (W) > 20 cm ditambah
diameter pipa atau sesuai dengan tabel di bawah, agar pipa diletakkan dan
disambung dengan baik.
a. Tanah stabil mempunyai dinding saluran yang tidak mudah runtuh
setelah penggalian. Pada kondisi ini lebar galian sesuai gambar 10.
Tanah tidak stabil ditunjukkan dengan adanya kemudahan runtuh dari

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 7


dinding saluran. Pada area terbuka yang luas, lebar galian dapat dibuat
lebih luas dengan galiah lebih kecil pada dasar saluran gambar 11.
Sedangkan pada area yang sempit, penopang saluran dengan kayu
dapat digunakan.
b. Minimum kedalaman galian adalah:
 300 mm untuk pipa yang tertanan di bawah permukaan tanah
biasa.
 450 mm untuk pipa yang tertanam di sisi jalan dan dibawah
permukaan jalan kecil.
 600 mm untuk pipa yang tertanam di bawah permukaan jalan besar
dengan perkerasan.
 750 mm untuk pipa yang tertanam di bawah permukaan jalan besar
tanpa perkerasan.
c. Pengurugan pipa sesuai harus memenuhi ketentuan:
 Pengurugan menggunakan pasir atau butiran tanah halus dengan
ukuran lebih kecil dari 20 mm untuk dasar atau sisi sarusan
maupun atas pipa, jangan menggunakan tanah liat atau gambut.
 Pengurugan di bawah pipa mulai dari pasir atas sampai dengan
garis tengah pipa, diletakkan secara berlapis dengan ketebalan ± 10
cm, kemudian dipadatkan.
 Urugan di atas pipa pada kedalaman 30 cm di atas puncak pipa
sampai diameter 195 mm.
 Urugan dengan kedalaman 30 cm di atas pipa sampai permukaan.
d. Pipa yang Tidak Tertanam
 Konstanta ekspansi linear pipa PVC diperkirakan 6 – 7 kali baja.
Konstanta ekspansi linier diperkirakan 60 x 10-6 , atau 0,06 mm/0
C. Perbedaan panjang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
ΔL = 0,06 x L x Δt
Di mana,
ΔL = Perbedaan panjang (mm)

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 8


L = Panjang awal (m)
Δt = Perbedaan suhu (ºC)

Contoh: Untuk perbedaan suhu 200 C, pipa PVC dengan panjang


10 m akan mempunyai perbedaan panjang 0,06 x 10 x 20 = 12
mm, artinya pipa dapat mengalami ekspansi +12 mm ataupun
kontraksi – 12 mm.
 Gunakan tiang penopang yang terdiri dari klem atau baja siku.
Tiang penopang dapat dibuat dari beton, baja atau kayu.
 Pipa PVC dipasang dengan jarak yang cukup dari sumber panas
yang dapat merusak pipa.
 Pipa yang dipasang dilindungi dari sinar matahari secara langsung.
 Jarak antara penopang pipa dalam posisi horizontal dan vertikal
yang direkomendasikan ditunjukkan pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Rekomendasi Jarak Penopang untuk Pipa dalam


Posisi Vertikal dan Horizontal
 Cara pemasangan pipa untuk mengurangi tekanan dengan
menempatkan belokan di antara titik tetap (Gambar 1.3); contoh
pemasangan yang salah dan benar.

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 9


Gambar 1.3 Contoh Posisi Titik Tetap
 Semua peralatan control manual (seperti valve) harus ditopang
dengan benar.
5. Pekerjaan Jalan Penghubung
Kegiatan pembangunan jaringan pipa ini akan merusak ruas jalan di sekitar
areal proyek. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan jalan penghubung
berupa:
a. Koreksi bentuk permukaan perkerasan dan bahu lama, termasuk
penambalan struktural.
b. Pemasangan lapis struktural pada permukaan perkerasan lama,
termasuk pengendalian mutu.
c. Perbaikan sistem drainase.
d. Pengendalian lalulintas selama pelaksanaan pemeliharaan.
e. Pembersihan lapangan.
6. Serah Terima Pekerjaan
Pelaksanaan serah terima pekerjaan disesuaikan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Prosedur pengerjaan:
a. Periksa gambar-gambar pelaksanaan atau as built drawing dengan
pekerjaan sebenarnya di lapangan.
b. Lakukan pengujian sistem penyediaan air minum.

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 10


c. Lakukan serah terima pekerjaan antara pelaksana pekerjaan atau
kontraktor dengan pemberi tugas.
d. Buatlah berita acara serah terima pekerjaan.
Serah terima pekerjaan dilaksanakan ketika berakhirnya masa pemeliharaan
dan semua dokumen dan informasi penting diberikan oleh penyedia
barang/jasa pemborongan kepada pengguna jasa. Setelah serah terima
pekerjaan dilakukan, maka seluruh aset menjadi hak penuh pengguna jasa dan
pengelolaan juga menjadi tanggung jawab penuh pengguna jasa. Setelah serah
terima pekerjaan, penyelenggara SPAM menyimpan dokumen-dokumen
sebagai berikut:
a. Tender dokumen.
b. Perencanaan teknik.
c. Spesifikasi teknis.
d. Gambar kerja.
e. As built drawing.
f. Manual operasi dan pemeliharaan SPAM.
Penyimpanan dokumen-dokumen tersebut sesuai dengan Peraturan
Pengarsipan Pemerintah, untuk mengetahui latar belakang proyek sebagai
tindak lanjut perbaikan di masa yang akan datang.
1.2.1.3.3 Tahap Operasi
Tahap operasi merupakan kegiatan operasional kegiatan pembangunan
jaringan pipa distribusi Kecamatan Tampan.
1. Rekuitmen Tenaga Kerja
Operasional pembangunan jaringan pipa distribusi akan memerlukan tenaga
kerja untuk pemeliharaan jaringan pipa distribusi dan pengecekan meteran air
di rumah-rumah. Rekruitmen tenaga skill dilakukan dengan mekanisme
profesional dengan menggunakan konsultan SDM yang handal dengan tetap
memperhatikan tenaga lokal.
2. Pemeliharaan Jaringan Pipa

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 11


Pemeliharaan jaringan pipa tinjauan sistem perpipaan ke pelayanan apakah
usia, kondisi dan dimensinya masih memenuhi persyaratan bila dilakukan
pengembangan, dan apakah tipe pelayanan masih bisa dipertahankan dengan
kondisi sekarang. Referensi atau dokumen yang terkait dengan prosedur ini
adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
f. Standar Kualitas Air Minum menurut Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.

1. Pemeliharaan Pipa Distribusi Air Minum


a. Tahap pemeliharaan rutin, meliputi:
 Memeriksa kondisi fisik dan operasi alat ukur tekanan air
(manometer) yang terpasang pada pipa transmisi dan distribusi.
 Memeriksa kondisi fisik dan operasi alat ukur aliran air (water
meter/flow meter) yang terpasang pada pipa transmisi dan
distribusi.
 Memeriksa kondisi perpipaan, katup dan aksessorisnya dari
kebocoran dan karat.

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 12


 Membersihkan alat-alat ukur dari kotoran-kotoran, sampah,
timbunan tanah dan lain-lain agar mudah dibaca.
 Memeriksa jalur transmisi air minum, apakah ada
kebocoran/kerusakan;
 Membersihkan pipa yang tidak tertanam dari sampah-sampah serta
puing-puing bangunan.
 Melakukan pengurasan pipa (washout/blow off) untuk membuang
kotoran yang terakumulasi dalam pipa.
 Memantau kualitas air yaitu kekeruhan, warna, pH, dan sisa khlor.
 Memeriksa apakah ada rembesan-rembesan air dan retakan pada
bangunan air tanda ada kebocoran.
b. Tahap pemeliharaan berkala, meliputi:
 Memperbaiki atau mengganti pipa, katup, dan aksessorisnya yang
mengalami kerusakan dan kebocoran.
 Mengganti dan mengencangkan gasket, mur atau baut pada sistem
perpipaan.
 Mengecat ulang bangunan-bangunan air yang ada pada unit
distribusi.
 Melakukan tera ulang/kalibrasi alat-alat ukur untuk menjaga
keakuratannya dan harus ada cadangannya untuk mengganti yang
rusak.
 Melakukan pengecatan pada pipa besi/baja (logam) dan struktur
besi/baja lainnya yang tidak tertanam agar tidak cepat mengalami
pengkaratan dan kerusakan seperti pada jembatan pipa.
2. Bangunan Penunjang (Bak/Katup, Trust block dan lain - lain)
a. Tahap pemeliharaan rutin, meliputi:
 Memeriksa kondisi fisik bak katup, tutup bak/manhole, trust block
dan bangunan penunjang lainnya.
b. Tahap pemeliharaan berkala:

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 13


 Mengecat bak katup, manhole, dan bangunan penunjang lainnya.
 Membersihkan bak katup, trust block dari timbunan sampah serta
akar tumbuh-tumbuhan.
 Mengganti dan mengencangkan gasket, mur atau baut pada sistem
perpipaan.

1.2 Ringkasan Dampak Penting Hipotetik


Pelingkupan (scoping) merupakan proses awal untuk menentukan lingkup
permasalahan dan mengidentifikasi Dampak Penting Hipotetik (DPH) terkait dengan
rencana kegiatan. Pelingkupan dilakukan dengan tujuan untuk membatasi persoalan
sehingga persoalan yang dihadapi dapat difokuskan hanya pada hal-hal yang penting
ditinjau dari aspek ekologi, sosial ekonomi dan budaya. Proses pelingkupan dalam
hal ini diperlukan untuk menentukan dampak penting kegiatan terhadap lingkungan
untuk dilakukan studi yang mendalam. Pelingkupan dampak penting seperti yang
tertera pada dokumen Kerangka Acuan dilakukan melalui serangkaian proses, yaitu
identifikasi dampak potensial, evaluasi dampak potensial serta penentuan DPH.
1. Tahap Pra-Konstruksi
a. Perizinan
Kegiatan ini tidak berpotensi menimbulkan dampak secara langsung
terhadap komponen lingkungan sehingga tidak menjadi DPH, namun
kegiatan ini tetap dikelola dan dipantau.
b. Pembebasan Lahan
 Persepsi Masyarakat
Disimpulkan menjadi DPH karena ketakutan masyarakat ini harus
dipertimbangkan dan dicari solusi yang tepat agar pembangunan
proyek tidak terkendala.
c. Sosialisasi
Disimpulkan menjadi DPH karena perlu dipantau dan dikelola.
d. Desain Tata Letak

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 14


Sebelum melakukan pemasangan pipa distribusi air bersih di Kecamatan
Tampan, perencana akan mempertimbangkan tata letak pipa distribusi air
bersih dengan mempertimbangkan kelayakan ekonomi dan lingkungan.
2. Tahap Konstruksi
a. Rekruitmen Tenaga Kerja
Kegiatan rekruitmen tenaga kerja yang dilakukan oleh pihak pemrakarsa
dan kontraktor berjalan sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Daerah
Kota Pekanbaru Nomor 04 Tahun 2002 tentang Penempatan Tenaga Kerja
Lokal sehingga kegiatan ini menjadi DPH, karena tahap konstruksi ini
dibutuhkan tenaga kerja yang professional di bidang SPAM sehingga
tidak akan menyebabkan kegagalan bekerja. Apabila seorang tenaga kerja
tidak memiliki pengalaman ataupun mengetahui sistem distribusi air
bersih, maka air bersih dapat tidak mencapai penduduk yang terlayani dan
merusak jaringan pipa.
b. Mobilisasi Alat dan Bahan
 Estetika Lingkungan
Kegiatan mobilisasi alat dan bahan akan menyebabkan penurunan
estetika lingkungan.
 Persepsi Masyarakat
Kegiatan ini akan mengganggu aktivitas masyarakat, termasuk
kegiatan yang berada di dekat proyek. Kegiatan tersebut akan berhenti
selama proyek telah selesai di sekitar jalur pipa.
 Gangguan Lalu Lintas
Kegiatan ini akan menghambat kelancaran berlalu lintas sehingga akan
terjadi penumpukan volume kendaraan di sekitar areal proyek.
c. Pematangan Lahan
 Peningkatan temperatur lokal
Kenaikan temperatur ini tidak berpengaruh terhadap kondisi di
sekitarnya.

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 15


 Kualitas Udara
Peningkatan partikulat pada jalan di sekitar jalur pipa akan
menyebabkan penurunan tingkat kesehatan pekerja sehingga
disimpulkan menjadi DPH.
 Kebisingan
Kegiatan berlangsung pembangunan jaringan pipa berada dekat
dengan pemukiman masyarakat.
 Estetika Lingkungan
Kegiatan berlangsung pembangunan jaringan pipa berada dekat
dengan pemukiman masyarakat.
 Bangkitan Lalulintas/Transportasi
Kegiatan berlangsung pembangunan jaringan pipa berada dekat
dengan pemukiman masyarakat.
 Persepsi Masyarakat
Kegiatan ini hanya berlangsung sementara, yaitu pada tahap
konstruksi saja, oleh karena itu disimpulkan kegiatan ini tidak menjadi
DPH.
d. Pekerjaan Jaringan Pipa
 Kualitas Udara
Peningkatan partikel debu akibat pembangunan jaringan pipa sehingga
dapat disimpulkan menjadi DPH.
 Kebisingan
Peningkatan intensitas kebisingan di sekitar rute mobilisasi akan
menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat dan menurunkan
tingkat pendengaran pekerja, namun tingkat kebisingan tidak melebihi
baku mutu sehingga disimpulkan tidak menjadi DPH.
 Gangguan Kualitas Air Permukaan
Pekerjaan penggalian akan menimbulkan air, namun volume dan
jumlah yang sedikit, maka disimpulkan tidak menjadi DPH.
 Gangguan Kualitas Air Tanah

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 16


Dampak kegiatan ini tidak melibatkan penggalian tanah maksimal 1
meter dari permukaan dan hanya akan berlangsung dalam waktu cepat,
maka disimpulkan tidak menjadi DPH.
 Estetika Lingkungan
Dampak kegiatan ini berlangsung pada jalur pipa dan jaringan
sehingga berpotensi menyebabkan gangguan Kenyamanan pada
pengguna jalan sepanjanh 10 km, maka disimpulkan menjadi DPH.
 Terbukanya Peluang Usaha
Kegiatan ini akan membuka peluang usaha dengan menjual makanan
dan minumnan kepada pekerja konstruksi, maka disimpulkan menjadi
DPH.
 Persepi Masyarakat
Kegiatan ini memberikan dampak terhadap persepsi masyarakat,
sehingga dapat disimpulkan DPH, tetap harus dikelola dam dipantau.
 Gangguan Arus Lalu Lintas
Kegiatan ini berlangsung hanya dipinggir jalan sepanjang jalur pipa 10
km, maka disimpulkan menjadi DPH.
e. Pekerjaan Jalan Penghubung
 Gangguan Kualitas Udara Ambien
Peningkatan partikel debu akibat pembangunan jaringan pipa
distribusi akan menganggu aktivitas masyarakat dan pemukiman
masyarakat yang ada disekitar bangunan proyek sehingga dapat
disimpulkan menjadi DPH, tetap harus dikelola dan dipantau.
 Kebisingan
Peningkatan intesitas kebisingan pada lokasi pekerjaan sehingga dapat
disimpulkan menjadi DPH, tetap harus dikelola dan dipantau.
 Gangguan Kualitas Air Permukaan
Pekerjaan penggalian akan menimbulkan air, namun volume dan
jumlah yang sedikit, maka disimpulkan tidak menjadi DPH.
 Gangguan Kualitas Air Tanah

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 17


Dampak kegiatan ini tidak melibatkan penggalian tanah maksimal 1
meter dari permukaan dan hanya akan berlangsung dalam waktu cepat,
maka disimpulkan tidak menjadi DPH.
f. Serah Terima Pekerjaan
 Persepsi Masyarakat
Serah terima pekerjaan sesuai dengan kontrak kerja yang telah
disepakati, maka disimpulkan tidak menjadi DPH.
3. Tahap Operasi
a. Rekruitmen Tenaga Kerja
Kegiatan penerimaan tenaga kerja oleh seluruh operasi kegiatan
pembangunan jaringan pipa distribusi akan merujuk peraturan
ketenagakerjaan baik pusat maupun daerah yang berlaku sehingga
kegiatan ini disimpulkan menjadi DPH, karena terkait dengan operasi dan
pemeliharaan tenaga kerja professional di bidang SPAM.
b. Pemeliharaan Jaringan Pipa
 Estetika Lingkungan
Pemeliharaan jaringan pipa akan menyebabkan penurunan estetika
lingkungan.
 Persepsi Masyarakat
Pemeliharaan jaringan pipa akan menyebabkan persepsi masyarakat
terhadap kegiatan pemeliharaan ini yang akan menganggu aktivitas
masyarakat bahkan akan menutup ruas jalan raya ataupun bangunan
yang terkena proyek.
 Bangkitan Lalulintas/Transportasi
Pemeliharaan jaringan pipa akan menghambat kelancaran berlalu
lintas.

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 18


Tabel 1.3 Evaluasi Dampak Potensial

Operasi (O)
Pra-Konstruksi (PK) Konstruksi (K)
No. Komponen Lingkungan

1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 1 2
A. FISIKA-KIMIA
Penurunan kualitas udara
1. X X
ambien
2. Peningkatan kebisingan X
Penurunan ketersediaan air
3.
tanah
Penurunan kualitas air
4.
permukaan
5. Peningkatan temperatur lokal
B. SOSIAL EKONOMI BUDAYA
1. Persepsi Masyarakat X X X X X X X X
Peningkatan kesempatan kerja
2. X X X
dan berusaha
C. TRANSPORTASI
1. Gangguan Lalu Lintas X X X
D. LINGKUNGAN
1. Estetika Lingkungan X X X X

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 19


DESKRIPSI RENCANA
KEGIATAN
1. Pra-konstruksi
2. Konstruksi
3. Operasi

DAMPAK POTENSIAL DAMPAK POTENSIAL

4. TAHAP PR- KONSTRUKSI 1. TAHAP PR- KONSTRUKSI


d. Pembebasan lahan a. Pembebasan lahan
Kegiatan Lain Disekitarnya e. Sosialisasi b. Sosialisasi
IDENTIFIKASI f. Desain tata letak c. Desain tata letak
5. TAHAP KONSTRUKSI EVALUASI 2. TAHAP KONSTRUKSI
DAMPAK
f. Rekuitmen tenaga kerja DAMPAK a. Rekuitmen tenaga kerja
POTENSIAL
g. Mobilisasi alat dan bahan POTENSIAL b. Mobilisasi alat dan bahan
h. Pematangan lahan c. Pematangan lahan
i. Pekerjaan jaringan pipa d. Pekerjaan jaringan pipa
j. Pekerjaan jalan penghubung e. Pekerjaan jalan penghubung
6. TAHAP OPERASI 3. TAHAP OPERASI
DESKRIPSI RONA a. Rekuitmen tenaga kerja
c. Rekuitmen tenaga kerja
LINGKUNGAN b. Pemeliharaan jaringan pipa
d. Pemeliharaan jaringan pipa
1. Komponen Fisika-Kimia
2. Komponen Sosial Ekonomi
Budaya
3. Transportasi
4. Lingkungan DAMPAK TIDAK PENTING
HIPOTESIS
A. TAHAP PRA KONSTRUKSI
 Perizinan
METODE
B. TAHAP KONSTRUKSI
a. BAGAN ALIR
Hasil Pelibatan Masyarakat DAMPAK  Serah terima pekerjaan
b. KAJIAN PUSTAKA
METODE c. DISKUSI DAN
a. BAGAN ALIR JUSTIFIKASI
DAMPAK TENAGA AHLI
b.DISKUSI

Gambar 1.4 Diagram Alir Proses Pelingkupan Dampak

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 20


1.3 Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian
1.3.1 Batas Wilayah Studi
Penentuan batas wilayah studi dilakukan agar masalah yang akan dihadapi
dapat dibatasi sejauh yang dapat dikelola (manageable size) dengan memperhatikan
komponen dampak besar dan penting lingkungan yang perlu ditelaah secara cermat
dan mendalam serta potensi persebaran dampak terhadap lingkungan. Oleh karena
itu, dalam menentukan batas wilayah studi ANDAL kegiatan pembangunan jaringan
pipa distribusi Kecamatan Tampan perlu mempertimbangkan 4 (empat) faktor
pembatas yaitu batas proyek/kegiatan, batas ekologis, batas sosial dan batas
administratif.
1.3.2 Batas Proyek
Batas proyek adalah batas dimana kegiatan pembangunan jaringan pipa
distribusi Kecamatan Tampan akan dilaksanakan, batas proyek adalah seluas tapak
rencana kegiatan pada areal seluas 199.782 km² (izin lokasi) yang terletak di
kelurahan Palas Kecamatan Rumbai. Secara geografis lokasi lahan rencana proyek
terletak diantara 0°42’-0°50’ Lintang Utara dan 101°35’-101°43’ Bujur Timur.
Dari sisi administratif pemerintahan, daerah lahan rencana proyek termasuk
dalam wilayah Kecamatan Tampan. Lahan rencana proyek terdiri dari satu hamparan
dengan batas sebagai berikut:

Kecamatan Tampan memiliki batas wilayah adalah sebagai berikut:


1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Payung Sekaki;
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Marpoyan Damai;
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar;
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kampar;
1.3.3 Batas Ekologi
Dampak lingkungan yang timbul pada dasarnya menyebar melalui air, tanah
dan udara. Dengan demikian dalam menentukan batas ekologis perlu
mempertimbangkan ruang persebaran dampak dari rencana kegiatan pembangunan
jaringan pipa distribusi Kecamatan Tampan melalui batas-batas alam dan lingkungan

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 21


disekitar lokasi proyek, dimana proses alami didalam ruang tersebut akan mengalami
perubahan yang mendasar. Batas ekologis dalam studi ANDAL mencakup ekologi
daerah proyek baik sub ekosistem teresterial maupun sub-ekosistem aquatik/perairan
yang saling berhubungan (interaksi) dan saling ketergantungan (interdependency).
Sub-ekosistem teresterial meliputi ekosistem perkebunan, tegalan ladang,
semak belukar, serta pemukiman. Sub-ekosistem akuatik/perairan areal proyek
termasuk ke dalam Sungai Air Hitam.
1.3.4 Batas Sosial
Dampak kegiatan ini akan menyebar tidak merata, maka penarikan batas
wilayah studi juga harus mempertimbangkan batas sosial yang ditentukan oleh
kelompok-kelompok masyarakat yang diperkirakan terkena dampak kegiatan jaringan
pipa distribusi Kecamatan Tampan meliputi masyarakat yang berada disekitar
wilayah studi baik yang ada didalam maupun, diluar proyek/kegiatan. Penentuan
batas sosial dalam studi ANDAL yang menjadi dasar adalah permukiman dan
persebaran penduduk.
1.3.5 Batas Administratif
Mengingat bahwa dampak suatu kegiatan akan menyebar tidak merata, maka
penarikan batas lokasi studi juga harus mempertimbangkan batas sosial yang
ditentukan oleh kelompok-kelompok masyarakat yang diperkirakan terkena dampak
baik dampak positif maupun negatif. Kelompok-kelompok masyarakat diperkirakan
terkena dampak kegiatan pembangunan jaringan pipa distribusi meliputi masyarakat-
masyarakat sekitar areal studi.
1.3.6 Batas Wilayah Studi
Resultan dari eseluruhan batas-batas ruang tersebut diatas merupakan batas
wilayah studi ANDAL pembangunan jaringan pipa distribusi di Kecamatan Tampan,
Kota Pekan Baru, Provinsi Riau.

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 22


1.3.7 Batas Waktu Kajian
Batas waktu kajian adalah batas waktu untuk mengkaji kemungkinan dampak
yang dihasilkan pertahap kegiatan dari pembangunan jaringan pipa distribusi
Kecamatan Tampan, dan untuk spesifiknya juga dikaji batas waktu perkomponen
lingkungan yang telah ditetapkan. Agar lebih jelas dan mudah dipahami, batas waktu
kajian dijelaskan di tabel berikut.

Tabel 1.4 Batasan Waktu Kajian AMDAL


Sumber Dampak Dampak Penting Wilayah Studi Waktu Kajian
Hipotetik (DPH)
Tahap Pra-Konstruksi
Perizinan - Sepanjang jalur 3 bulan, diasumsikan
pipa distribusi seluruh perizinan
selesai tahap pra-
konstruksi
Pembebasan Lahan Persepsi Masyarakat Sepanjang jalur 3 bulan, proses ganti-
pipa rugi lahan harus
dilakukan selama
tahap pra-konstruksi
Sosialisasi Persepsi Masyarakat Sepanjang jalur 1 bulan sekali selama
pipa tahap pra-konstruksi

Desain tata letak Persepsi Masyarakat Jaringan pipa 3 bulan, diasumsikan


seluruh perizinan
selesai tahap pra-
konstruksi
Tahap Konstruksi
Rekruitmen tenaga kerja Terbukanya lapangan Kelurahan Selama tahap
kerja Tampan konstruksi

Persepsi Masyarakat Kelurahan Selama tahap


Tampan konstruksi
Mobilisasi alat dan Gangguan estetika Batas ekologis Selama tahap
bahan lingkungan akibat konstruksi
kebisingan di
tapak proyek dan
sepanjang jalur
pipa
Persepsi masyarakat Kecamatan Selama tahap
Tampan konstruksi

Terganggunya lalu Sepanjang jalur Selama tahap


lintas pipa konstruksi
Pematangan lahan Gangguan kualitas Kecamatan Selama kegiatan
udara, meningkatnya Tampan pematangan lahan

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 23


Sumber Dampak Dampak Penting Wilayah Studi Waktu Kajian
Hipotetik (DPH)
kebisingan, gangguan pada tahap konstruksi
estetika lingkungan, dan berlangsung
munculnya persepsi
masyarakat
Pekerjaan jaringan pipa Gangguan estetika Didalam areal Selama tahap
lingkungan dan jalur pipa sejauh konstruksi
terbukanya peluang 10 km
usaha
Pekerjaan jalan Gangguan kualitas Batas ekologis Selama kegiatan
penghubung udara ambien udara mencapai pekerjaan sipil pada
radius 5 meter tahap konstruksi
berlangsung
Serah terima pekerjaan Munculnya persepsi Jaringan pipa Selama kegiatan
masyarakat pekerjaan jalan
lingkungan pada tahap
konstruksi
berlangsung.
Tahap Operasi
Rekruitmen tenaga kerja Terbuka peluang kerja Kecamatan Selama tahap
dan munculnya persepsi Tampan operasional
masyarakat
Pemeliharaan jaringan Gangguan estetika Sepanjang jalur Selama tahap
pipa lingkungan, munculnya pipa operasional kegiatan
persepsi masyarakat,
gangguan arus lalu
lintas

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) 24

Anda mungkin juga menyukai