Anda di halaman 1dari 5

Nama : Cantika Putri Zatnika

NPM : 1102017055

LO 2
- Definisi Etik,Etika,dan Bioetik
Etik adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenan dengan akhlak atau nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Etika berasal dari Bahasa Yunani yaitu ethos dan ethikos, ethos yang berarti
sifat,watak,adat,kebiasaan,tempat yang baik. Ethikos berarti susila,keadaban,atau
kelakuan dan perbuatan yang baik.
Etika secara terminologis adalah pengetahuan yang membahas baik-buruk atau
benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia serta sekaligus menyoroti
kewajiban-kewajiban manusia.

Bioetik terbentuk dari dua kata Yunani yaitu bios = hidup dan ethos = adat
istiadat atau moral, yang berarti etika hidup. Bioetika adalah penerapan etika
dalam ilmu-ilmu biologis, obat, pemeliharaan kesehatan dan bidang-bidang
terkait.
Sumber : digilib.uinsby.ac.id

-Kodeki dan Etika Kedokteran


Kodeki adalah Kode Etik Kedokteran Indonesia yang dibuat oleh pengurus Ikatan
Dokter Indonesia. Menurut Kode Etik Kedokteran Indonesia mengenai kewajiban
dokter :

1. Kewajiban Umum
Pasal 1:
Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah dan atau janji dokter.
Pasal 2 :
Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan
profesional secara independen, dan mempertahankan perilaku profesional
dalam ukuran yang tertinggi.
Pasal 3 :
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh
dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan
Pasal 4 :
Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat
memuji diri .
Pasal 5 :
Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan
psikis maupun fi¬sik, wajib memperoleh persetujuan pasien/keluarganya dan
hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.
Pasal 6 :
Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau
menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji
kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan
masyarakat.
Pasal 7 :
Seorang dokter waajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat
yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.
Pasal 7a :
Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan
pelayanan secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya,
disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat
manusia.
Pasal 7b :
Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien
dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat
menangani pasien dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau
kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan.
Pasal 7c :
Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya,
dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien.
Pasal 7d :
Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi
hidup makhluk insani.
Pasal 8 :
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan
keseluruhan aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial- kultural pasiennya serta berusaha
menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.
Pasal 9 :
Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas sektoral di
bidang kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling menghormati.
2. Kewajiban Dokter Terhadap Pasien
Pasal 10 :
Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh
keilmuan dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak
mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/
keluarganya, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian
untuk itu.
Pasal 11 :
Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa
dapat berinteraksi dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk dalam beribadat
dan atau penyelesaian masalah pribadi lainnya.
Pasal 12 :
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
Pasal 13 :
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud
tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.
3. Kewajiban Dokter Terhadap Teman Sejawat
Pasal 14 :
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri
ingin diperlakukan.
Pasal 15 :
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat,
kecuali dengan persetujuan keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis.
4. Kewajiban Dokter Terhadap Diri Sendiri
Pasal 16 :
Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat
bekerja dengan baik.
Pasal 17 :
Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran/ kesehatan.
Prinsip dasar etika adalah suatu aksioma yang mempermudah kemandirian
profesi.
-Prinsip Dasar Bioetik
1. Principle of respect to the patients Autonomy / asas menghormati otonomi
pasien.kebebasan untuk memutuskan / menolak yg akan dilakukan terhadap
nya. Berhak di hormati dan tidak boleh di paksa.
2. Principle of non maleficence / asas tidak merugikan : mengutamakan tindakan
yg tidak merugikan pasien, serta mengutamakan supaya resiko fisik,
psikologi, sosial akibat tindakan tersebut seminimal mungkin.
3. Principle of beneficence /asas mamfaat : tindakan dokter harus bermamfaat
bagi pasien untuk menmgurangi penderitaan atau memperpanjang hidupnya
4. Principle of justice / asas keadilan : harus berlaku adil dalam merawat pasien.

LO 3
-Memahami dan menjelaskan Euthanasia menurut pandangan islam.
Dalam Islam mengakui hak seseorang untuk hidup dan mati, namun hak tersebut
merupakan anugerah Allah kepada manusia. Hanya Allah yang dapat menentukan
kapan seseorang lahir dan kapan ia mati (QS 22 : 66; 2 : 243). Oleh karena itu,
bunuh diri diharamkan dalam hukum Islam meskipun tidak ada teks dalam Al
Quran maupun Hadits yang secara eksplisit melarang bunuh diri. Kendati
demikian, ada sebuah ayat yang menyiratkan hal tersebut, "Dan belanjakanlah
(hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berbuat baik." (QS 2: 195), dan dalam ayat lain disebutkan, "Janganlah
engkau membunuh dirimu sendiri," (QS 4: 29), yang makna langsungnya adalah
"Janganlah kamu saling berbunuhan." Dengan demikian, seorangMuslim(dokter)
yang membunuh seorang Muslim lainnya (pasien) disetarakan dengan membunuh
dirinya sendiri.
1. Euthanasia Pasif/Negatif

Hukum Islam melakukan Euthanasia Pasif adalah Jaiz atau boleh. Firman Allah

dalam surat Ali Imran 156:

‫ّللاه‬ َُ ‫صيرُ ت َ ْع َملهونَُ ِب َما َو‬


َُ ‫ّللاه َوي ِهميتهُ يهحْ ِيي َو‬ ِ َ‫ب‬.....

“....Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yang

kamuُkerjakan”.ُ(QS.ُAliُImran:156)

2. Euthanasia Aktif/Positif

Hukum Islam melakukan Euthanasia Aktif adalah Haram. Karena sama seperti

bunuh diri. Firman Allah dalam surat An-Nisaa ayat 29:

َ ‫ن أ َ ْنفه‬
ُ‫س هك ُْم ت َ ْقتهلهوا َو َل‬ َُ َُ‫ر ِحي ًما بِ هك ُْم َكان‬.....
َُ ‫ّللاَ ِإ‬ َ

".....Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang Kepadamu". (QS. An Nisaa:29)

Anda mungkin juga menyukai