Anda di halaman 1dari 102

BAB I.

PERATURAN KERJA

A. PENERIMAAN KARYAWAN
1. Penerimaan karyawan, kecuali untuk pengangkatan karyawan lepas/harian, atau
keadaan-keadaan khusus yang ditetapkan oleh pengurus dan manajemen, maka seluruh
lowongan dalam jabatan staff harus diumumkan secara terbuka. Lowongan kerja
dapat diiklankan melalui surat kabar, pengumuman dalam buletin, rekomendasi ke
badan lain, biro tenaga kerja kabupaten dan atau sarana lainnya yang dianggap layak.
2. Penerimaan karyawan adalah berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit Umum Dadi
Keluarga untuk menjamin bahwa semua karyawan cakap untuk suatu posisi, semua
calon karyawan harus memenuhi kualifikasi yang diharapkan.

Calon karyawan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:


a. WNI dan berusia sedikitnya 18 tahun,;
b. Berpendidikan minimal SLTA atau sederajat (sesuai klasifikasi yang dibutuhkan);
c. Berdomisili dekat tempat usaha lembaga;
d. Memiliki kemampuan sesuai klasifikasi yang dibutuhkan di suatu bagian;
e. Berkepribadian baik dan jujur;
f. Menyerahkan referensi dari pihak yang dipercaya;
g. Tidak sedang tersangkut peristiwa kriminal;

3. Seleksi terhadap calon karyawan dilakukan oleh sebuah tim, yang terdiri atas Ketua dan
Sekretaris. Masing-masing memiliki yang suara yang sama dalam memberikan
penilaian atas calon karyawan yang di seleksi.
4. Seleksi terhadap calon karyawan meliputi seleksi tahap awal berupa penilaian atas surat
permohonan berikut daftar riwayat hidup dan dokumen lainnya. Tergantung kepada
posisi yang akan diisi, proses seleksi selanjutnya adalah uji kecakapan akademis dan
kecakapan kerja. Tahap selanjutnya adalah proses interview. Calon karyawan yang
dinyatakan lulus interview akan menjalani masa magang, yang adalah masa percobaan
kerja, hingga waktu maksimum tiga bulan.
B. MAGANG / MASA PERCOBAAN
1. Calon karyawan yang telah lulus interview akan menjalani masa percobaan
maksimum selama 3 (tiga) bulan. Lamanya masa percobaan ini harus
diberitahukan secara tertulis kepada karyawan yang bersangkutan.
2. Selama masa percobaan, Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga mempunyai hak untuk
sewaktu-waktu mengakhiri hubungan kerja tanpa berkewajiban membayar kerugian
apapun juga.
3. Karyawan dalam masa percobaan tidak/belum mendapatkan fasilitas-fasilitas yang
diberikan kepada karyawan tetap, kecuali uang transpor dan makan harian.

C. PENGANGKATAN
1. Apabila karyawan telah menjalani masa percobaan dengan baik dan yang
bersangkutan dinyatakan diterima sebagai karyawan, maka kepada yang
bersangkutan akan diberikan Kontrak Kerja. Kontrak Kerja dimaksud setidaknya berisi
hal-hal sebagai berikut:
a. Posisi Karyawan, yaitu: pangkat, golongan dan jabatan;
b. Uraian Tugas and Tanggungjawab
c. Upah dan fasilitas lainnya
d. Atasan langsung
e. Status kepegawaian, misalnya: sebagai karyawan kontrak atau karyawan tetap
f. Kontrak Kerja diterbitkan tidak lebih dari sepuluh (10) hari kerja terhitung sejak
berakhirnya masa percobaan.

2. Data setiap karyawan akan disimpan dalam file pribadi masing-masing yang paling tidak
berisikan:
a. Job Description yang masih berlaku;
b. Surat Lamaran;
c. Riwayat hidup dan pendidikan serta pengalaman kerja;
d. Surat Pengangkatan/Kontrak Kerja;
e. Catatan Kompensasi;
f. Catatan Evaluasi;
g. Referensi, jika ada;
h. Perubahan Kontrak Kerja (bila ada)

3. Apabila calon karyawan dalam masa kehamilan di saat masa magang maka hal tersebut
tidak boleh dijadikan dasar pertimbangan yang menghambat pengangkatan calon
karyawan tersebut.
D. KEPANGKATAN DAN POSISI
Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga telah membuat sistem ranking sebagai pedoman bagi
karyawan dalam meniti karir. Ranking ditentukan oleh Rumah Sakit Dadi Keluarga berdasarkan
tanggung jawab, pengalaman, kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan pada setiap posisi.

Berikut ini adalah pangkat dan golongan yang ada di Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga :

Pangkat Golongan Strata


Karyawan Pemula A 1
2
3
Karyawan Madya B 4
5
6
Karyawan Senior C 7
8
9
Karyawan Utama D 10
11
12

E. KENAIKAN PANGKAT DAN PENILAIAN PRESTASI


1. Peningkatan dan/atau kenaikan gaji di dalam Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga adalah
berdasarkan prestasi, konstribusi, kecakapan manajerial, kemampuan, kedewasaan dan
pengertian akan tujuan dan objektif dari Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga.
2. Para karyawan akan diberikan kesempatan pertama oleh Manajemen untuk mengisi
setiap lowongan/pekerjaan di Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga (promosi dari kalangan
sendiri). Dalam pelaksanaannya, Manajemen akan memperhatikan prestasi kerja
karyawan pada masa yang lewat serta potensi kemampuan manajerialnya.
3. Surat Keputusan bagi karyawan yang mendapat kenaikan pangkat disampaikan secepat
mungkin kepada karyawan yang bersangkutan.
4. Evaluasi prestasi kerja dilaksanakan setiap tahun pada bulan Juni dimana Manajemen
melalui atasan langsung akan mengadakan penilaian prestasi dari masing-masing karyawan.
5. Formulir penilaian prestasi akan diselesaikan atau diisi oleh atasan langsung dari masing-
masing karyawan. Formulir penilaian prestasi yang sudah diisi akan dinilai juga oleh
pengurus atau pengawas. Selanjutnya, setelah diberi komentar oleh pengurus/pengawas,
hasil penilaian prestasi didiskusikan dengan karyawan yang bersangkutan. Setiap karyawan
akan diminta untuk memberikan respon mengenai penilaian prestasi terhadapnya.
6. Untuk posisi kepala bagian, penilaian prestasi akan dilakukan oleh Pengurus dengan
konsultasi bersama Pengawas. Dalam hal apabila pengurus merangkap jabatan sebagai
pelaksana, maka evaluasi dilakukan oleh direktur PT.
7. Penilaian prestasi karyawan terdiri dari 4 kategori :
a. Sangat Baik – prestasi yang secara signifikan melampaui yang diharapkan dan
biasanya juga melakukan pekerjaan melebihi panggilan tugas atau berhasil
melaksanakan pekerjaan pada lingkungan atau situasi yang tidak menguntungkan.
b. Baik – prestasi yang melebihi yang diharapkan (dan sasaran yang ditetapkan sebelumnya).
c. Cukup – pencapaian sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
d. Kurang – tidak dapat mencapai sasaran yang telah ditentukan. Karyawan dengan
penilaian ini diharapkan untuk menunjukkan kemajuan yang nyata pada penilaian
prestasi selanjutnya; yang apabila tidak menunjukkan perbaikan kontrak kerjanya
dapat diakhiri.
8. Keadaan dimana karyawan perempuan yang sedang menjalankan fungsi sosialnya,
seperti melahirkan dan menyusui, hal tersebut tidak boleh dijadikan alasan yang
menghambat penilaian kinerja atau pertimbangan kenaikan pangkat yang bersangkutan.
9. Hasil dari penilaian prestasi akan diselesaikan dan di-implementasikan pada bulan Juli
setiap tahun.

F. KATEGORI KARYAWAN
1. Karyawan Tetap.
Seorang karyawan tetap didifinisikan sebagai karyawan Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga
penuh waktu yang kontrak kerjanya tidak mencantumkan masa kerja tertentu, dan
mendapatkan gaji dan tunjangan-tunjangan Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga secara penuh.
2. Karyawan Kontrak.
Yang dimaksud dengan Karyawan kontrak yaitu karyawan yang memiliki masa kerja tidak
lebih dari dua tahun lamanya. Karyawan kontrak diangkat untuk mengisi peran khusus
yang tercantum didalam kontrak kerjanya. Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga menetapkan
klasifikasi karyawan dan tingkat gaji seorang karyawan kontrak. Besarnya gaji karyawan
kontrak bergantung pada peraturan upah minimum yang ditetapkan pemerintah. Surat
pengangkatan karywan kontrak dengan jelas menguraikan ketentuan kerja, kerangka acuan,
pengawasan, rincian imbalan, tunjangan-tunjangan yang akan diterima karyawan. Ketentuan
perpanjangan dan/atau pemutusan hubungan kerja, dan hal-hal yang berkaitan dengan
pedoman kepegawaian.
Perbedaan yang mendasar dengan karyawan tetap, karyawan kontrak memiliki tanggal akhir
masa kerja tertentu. Apabila sebelum masa kontrak berakhir tidak ada pemberitahuan tentang
hubungan kerja selanjutnya, maka secara otomatis hubungan kerja akan berakhir.
Berdasarkan peraturan pemerintah yang berlaku sekarang ini, dan dimungkinkan terjadinya
perubahan, tidak diberikan pesangon pemutusan hubungan kontrak kerja.
Perpanjangan Kontrak

Suatu kontrak kerja dapat diperpanjang satu kali tetapi total masa kerja kontrak
tidak boleh melebihi 3 tahun.
Pemberitahuan tentang maksud untuk memperpanjang atau memperbaharui suatu
kontrak kerja harus dilakukan sebelum masa kontrak berakhir paling tidak 7 hari
sebelum kontrak kerja berakhir. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka kontrak harus
dianggap selesai.
BAB II
HARI KERJA DAN JAM KERJA

A. HARI KERJA
Hari kerja resmi Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga adalah enam (6) hari seminggu dari hari Senin
sampai Sabtu.
B. JAM KERJA
Ketentuan jam kerja adalah sebagai berikut: Senin – Kamis pukul 08.00 – 16.00
Bilamana Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga sangat memerlukan, karyawan dapat diminta untuk
menambah jam kerja (kerja lembur) pada hari kerja, akhir minggu dan/atau pada hari libur.
C. KEHADIRAN

1. Setiap karyawan harus berada ditempat kerjanya tepat pada waktu yang ditetapkan
pada pasal 10 diatas dan hanya boleh meninggalkan tempat kerjanya sehabis jam kerja,
kecuali pada waktu istirahat/waktu makan siang atau apabila karyawan telah diizinkan oleh
atasannya langsung untuk meninggalkan tempat kerjanya untuk keperluan tertentu.
2. Setiap karyawan diwajibkan untuk mengisi daftar hadir/catatan harian pada saat tiba dan
ketika meninggalkan tempat kerja.
3. Semua karyawan harus selalu memperhatikan jam kerja dan tepat waktu. Peringatan akan
diberikan kepada karyawan yang datang terlambat (telat lebih dari 15 menit) melewati
empat (4) kali dalam satu (1) bulan. Kebiasaan datang terlambat dapat dikenai tindakan
disipliner.

BAB III
KERJA LEMBUR

A. KERJA LEMBUR

1. Semua pekerjaan yang dikerjakan oleh karyawan diluar jam kerja resmi dianggap kerja
lembur. Akan tetapi, kerja lembur harus mendapatkan persetujuan lebih dahulu dari
atasan langsung karyawan.
2. Dengan memperhatikan keperluan dan kebutuhan (khususnya untuk hal-hal yang
mendesak) Pengurus dan atau Manajemen Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga, dapat
meminta karyawan untuk melakukan kerja lembur terutama untuk hal-hal sebagai berikut:

a. Bilamana pada waktu tertentu atau jangka waktu tertentu volume pekerjaan
terakumulasi sampai pada suatu saat harus diselesaikan segera;
b. Dalam keadaan yang bersifat darurat atau menghadapi pekerjaan yang mendesak.
c. Kepada karyawan yang menjalankan kerja pada jam lembur, Rumah Sakit Umum
Dadi Keluarga akan mengupayakan pemberian upah lembur sebagaimana diatur oleh
Peraturan Ketenagakerjaan yang berlaku. Apabila hal tersebut tidak dapat dipenuhi maka
lembaga dapat mempertimbangkan pemberian insentif yang besarnya akan diatur dari
waktu ke waktu bergantung kepada kinerja dan kondisi keuangan Rumah Sakit Umum
Dadi Keluarga
B. PERHITUNGAN KERJA LEMBUR

Dasar untuk menghitung kerja lembur adalah Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/ 2003
dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
KEP 102/MEN/VI/2004 tertanggal 25 Juni 2004.

11.1 Kerja lembur yang dilakukan pada hari-hari kerja:

11.1.1 Untuk satu jam pertama kerja lembur :

150% dari upah satu (1) jam. Upah satu (1) jam dihitung sebagai
berikut : 1/173 x gaji pokok beserta tunjangan (bila
ada).(Sekurang-kurangnya) 1/173 x 75% dari gaji keseluruhan).

11.1.2 Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya :

200% dari upah satu jam.

11.2 Pembayaran untuk kerja lembur yang dilakukan pada non hari kerja/hari
libur, diperhitungkan sebagai berikut :

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
10
11.2.1 Untuk tujuh pertama kerja lembur :

200% dari upah satu (1) jam

11.2.2 Untuk satu jam pertama sesudah tujuh jam :

300% dari upah satu jam

11.2.3 Untuk setiap jam berikutnya :

400% dari upah satu jam

BAB IV. PENGUPAHAN

PASAL 12. UPAH

Struktur pengupahan di KSP XXX dirancang sebagai alat motivasi. Dengan


mengakui dan menghargai prestasi seseorang, sistem pengupahan ini dimaksud
untuk memotivasi karyawan agar mengerjakan yang terbaik sesuai
kemampuannya.

12.1 Pada dasarnya, faktor-fakor dibawah ini digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk menemukan struktur pengupahan karyawan:

- Tugas dan tanggung jawab karyawan;


- Pasaran Tenaga Kerja di sektor keuangan mikro di Indonesia dan
terkhusus di SULSEL;
- Masa kerja karyawan di KSP XXX.

12.2 Disamping itu, jumlah upah setiap karyawan ditentukan juga oleh ranking di
KSP XXX, posisi dan tanggung jawabnya.

12.3 Kenaikan upah berdasarkan prestasi


Adalah hak Pengurus untuk menetapkan kenaikan upah kepada karyawan
yang
berprestasi. Kenaikan upah tersebut berdasarkan prestasi, kontribusi
kamampuan manajerial, kecakapan hubungan antar-pribadi, kedewasaan dan
pengertian akan tujuan dan objektif dari KSP XXX.

Besarnya persentase kenaikan upah akan diatur dalam peraturan tersendiri yag
akan di baharui dari waktu ke waktu berdasarkan perkembangan dan kondisi
lembaga.

12.4 Upah akan dibayarkan kepada karyawan setiap awal hari kerja pada
bulan berjalan sebagai upah bulan yang bersangkutan. Apabila tanggal
pembayaran upah jatuh pada hari Minggu atau hari libur, maka hari pembayaran
akan dimundurkan kehari berikutnya.

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
11
PASAL 13. TUNJANGAN BIAYA HIDUP/TUNJANGAN KEMAHALAN

Disamping upah pokok, KSP XXX memberikan kepada setiap karyawan


tunjangan biaya hidup/tunjangan kemahalan. Tunjangan biaya hidup/tunjangan
kemahalan ini diberikan setiap bulan bersama-sama dengan upah pokok.

PASAL 14. POTONGAN GAJI

14.1 Pembayaran Pajak Pendapatan Karyawan

Pemerintah Indonesia mewajibkan semua Pemberi Kerja untuk memungut


pajak pendapatan dari gaji masing-masing karyawan, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan menyetorkannya ke kantor pajak setempat.
Sesuai dengan peraturan Pemerintah tersebut maka, KSP XXX akan
memotongkan pajak pendapatan dari semua karyawan, dimasing-masing
tempat kerja pada setiap penyiapan pembayaran gaji bulanan.

14.2Potongan Lainnya
KSP XXX berhak memotong gaji karyawan karena alasan berikut ini :

• Untuk pembayaran pajak atau iuran yang diwajibkan oleh


Pemerintah Indonesia.
• Cuti tanpa gaji yang
disetujui. • Mangkir kerja
tanpa izin.
• Kerugian terhadap atau hilangnya peralatan atau barang lainnya
yang dipercayakan pada karyawan yang bersangkutan dan terbukti
hal tersebut disebabkan oleh karena kelalaiannya secara langsung.
• Penyesuaian kelebihan pembayaran gaji.
• Pembayaran kembali atas kelebihan biaya pengobatan yang
telah diterimanya.

BAB V. MANFAAT LAINNYA

PASAL 15. TUNJANGAN HARI RAYA

15.1 Setiap tahun KSP XXX memberikan Tunjangan Hari Raya bagi setiap karyawan.

15.2 Tunjangan tersebut adalah sebesar satu (1) bulan gaji pokok.

15.3 Bagi karyawan yang telah mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya


satu (1) tahun pada /sebelum Hari Raya mendapatkan tunjangan penuh.

15.4 Bagi karyawan yang telah bekerja di KSP XXX dan


mempunyai masa kerja kurang dari satu (1) tahun dan telah bekerja
selama tiga (3) bulan akan menerima tunjangan dengan proporsi yang
sama dengan masa
kerjanya.

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
12
15.5 Tunjangan Hari Raya akan dibagikan kepada karyawan
selambat-lambatnya satu (1) minggu sebelum hari
Lebaran.

BAB VI. HARI LIBUR DAN CUTI

PASAL 16. HARI LIBUR UMUM

KSP XXX akan memperhatikan semua hari libur umum seperti yang
diumumkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.

PASAL 17. CUTI TAHUNAN

17.1 Semua karyawan berhak atas cuti tahunan sebayak 12 hari

kerja dalam setahun. Cuti hanya dapat diambil sebanyak banyaknya


enam hari kerja dalam satu kali masa cuti.

17.2 Seseorang karyawan yang bermaksud mengambil cuti tahunannya


harus mengajukan permohonan dengan mengisi formulir yang tersedia.

17.3 Untuk menjamin kelancaran kerja selama karyawan cuti, permohonan


cuti dari karyawan harus diajukan ke atasan langsung, selambat-
lambatnya dua (2) minggu sebelum tanggal cuti yang dikehendaki.

17.4 Untuk mendapatkan persetujuan akhir dari Pengurus/


Manajemen atas permohonan cuti karyawan tersebut, atasan yang bersangkutan
harus menunjukkan tentang cara bagaimana pekerjaan yang tertunda
dari karyawan yang cuti akan ditangani selama masa cuti.

17.5 Kebutuhan pekerjaan yang mendesak lebih dipentingkan dari

permohonan cuti. Sehingga untuk kepentingan KSP XXX (seperti dalam


situasi darurat) Manajemen mempunyai hak untuk menjadwal ulang
permintaan cuti karyawan.

17.6 Cuti tahunan dapat diakumulasi ke tahun kerja berikutnya. Cuti


yang tidak terpakai tidak dapat diganti dengan uang.

17.7 Karyawan yang terpaksa tinggal dirumah sakit (opname) dalam masa
cutinya, bisa mendapatkan tambahan cuti yang terpakai selama
perawatan tersebut, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a. Karyawan tersebut memberitahu manajemen dalam tempo 48 jam


setelah perawatan rumah sakit. Informasi yang disampaikan
termasuk nama dan alamat rumah sakit tempat perawatan.
Pemberitahuan tersebut dapat disampaikan melalui telepon,
telegram, surat atau perorangan melalui kawan atau anggota keluarga;
b. Manajemen mempunyai hak untuk mengecek dan meneliti situasinya;
c. Kondisi kesehatan karyawan memang memerlukan perawatan rumah sakit.

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
13
PASAL 18. CUTI HAMIL

Karyawan wanita yang akan melahirkan diberikan cuti hamil selama tiga
(3) bulan dengan menerima gaji penuh (Undang-undang
KETENAGAKERJAAN No. 1 tahun 1953). Cuti hamil tersebut harus
diambil sekurang-kurangnya tujuh (7) hari sebelum perkiraan tanggal kelahiran
bayi. Cuti selama 1,5 bulan akan diberikan untuk keguguran berdasarkan
keterangan dokter. Karyawan yang bersangkutan harus menyampaikan surat
keterangan dokter mengenai perkiraan tanggal kelahiran atau terjadinya
keguguran, tergantung apa yang sebenarnya terjadi.
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
14
PASAL 19. CUTI HAID.

Karyawan-karyawan wanita yang sedang haid berhak mendapatkan dua (2)


hari cuti setiap bulan dengan bayaran penuh. Cuti haid diberikan kepada
karyawan yang mendapat keterangan dari dokter yang menjelaskan kondisi fisik
karyawan tersebut tidak memungkinkan untuk datang dan berkerja sebagaimana
mestinya.

BAB VII. IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN

PASAL 20. SAKIT

Bila seorang karyawan tidak masuk kerja karena sakit, karyawan yang
bersangkutan wajib segera melaporkan kepada KSP XXX setidak-tidaknya
pada hari mulai sakit melalui telepon, surat atau melalui orang lain atau melalui
anggota keluarga.

Apabila karyawan tidak masuk kerja karena sakit lebih dari satu (1) hari,
karyawan yang bersangkutan harus membuktikan sakitnnya dengan surat
keterangan dokter yang mempunyai izin praktek.

Untuk penyakit yang membutuhkan perawatan lebih lama (sesuai dengan


surat keterangan dokter yang mempunyai izin praktek) pembayaran upah
akan dilakukan berdasarkan pedoman-pedoman berikut ini :

a. Sakit selama tiga (3) bulan 100% dari


pertama : b. Dari bulan ke 4 s/d ke 6 gaji; 75% dari
: gaji; 50% dari
c. Dari bulan ke 7 s/d ke 9 : gaji; 25% dari
d. Dari bulan ke 10 s/d ke gaji;
12 :

Apabila karyawan yang bersangkutan sakit melebihi dua belas (12) bulan
berturut-turut (dengan konfirmasi dokter), maka hubungan kerja karyawan yang
bersangkutan dapat diputuskan sesuai dengan Undang-undang No. 12 tahun 1964.

PASAL 21. IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN UNTUK URUSAN-


URUSAN PRIBADI/KELUARGA

21.1 Izin tidak bekerja dapat diberikan kepada para karyawan dengan
mendapat pembayaran gaji penuh dalam hal-hal berikut :
• Perkawinan karyawan - 2 hari

• Perkawinan putera/puteri - 1 hari

• Khitanan anak karyawan - 1 hari

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
15
• Kelahiran anak karyawan (menemani - 2 hari
istri melahirkan)

• Kematian anggota keluarga langsung


(istri/suami, putra/putri, - 2 hari
orangtua/mertua, adik/kakak)

Untuk keperluan-keperluan tersebut pada point 23.3 diatas, harus


dimintakan ijin terlebih dahulu,kecuali karena alasan kelahiran anak
atau kematian anggota keluarga langsung, sedapat mungkin karyawan
memberitahukan KSP XXX pada hari kejadian tetapi dalam hal-hal
yang mendesak dapat diberitahukan sesudahnya.

21.2 Setiap urusan lain yang tidak disebutkan diatas, akan dilakukan oleh
karyawan dalam waktu pribadinya.

Izin untuk keperluan seperti disebutkan di atas dihitung sebagai


penggunaan dari cuti tahunan karyawan yang bersangkutan, dengan
demikian mengurangi jumlah hari cuti tahunannya.

BAB VIII. TUNJANGAN-TUNJANGAN LAIN

PASAL 22. TUNJANGAN PENGOBATAN

KSP XXX memberikan tunjangan pengobatan kepada seluruh karyawan untuk


tunjangan kesehatan yang diberikan setiap bulan kepada karyawan
bersama-sama dengan pembayaran gaji bulanan dan dalam bentuk uang tunai
yang dikutsertakan
dalam komponen gaji bulanan. Besarnya tunjangan ini ditetapkan berdasarkan
kemampuan lembaga. Dengan demikian KSP tidak lagi memberikan tunjangan
kesehatan lainnya selain yang diatur dalam Buku Aturan Kepegawaian ini.
Tunjangan pengobatan ini akan dibayarkan kepada karyawan tanpa harus
menyerahkan kwitansi atau bukti pembayaran dari dokter, klinik, apotik atau
rumah sakit.

PASAL 23. BANTUAN UANG DUKA DAN KESUSAHAN

Apabila karyawan meninggal dunia, KSP XXX akan memberikan kepada


keluarga terdekat/tanggungan sebesar satu bulan gaji bulan berjalan;

Apabila yang meninggal adalah suami/istri sah, anak dari karyawan, KSP
XXX akan memberikan sumbangan uang yang sesuai dengan kebijaksanaan KSP
XXX.

PASAL 24. TUNJANGAN PERJALANAN DINAS


24.1 Dari waktu ke waktu karyawan bisa di minta untuk
melakukan pekerjaan dinas ke luar kota. Untuk perjalanan tersebut, KSP
XXX
akan membayarkan biaya perjalanan dinas yang wajar.

meliputi :

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
16
a. Biaya transportasi;
b. Hotel/tempat
penginapan; c. Uang
makan harian.

24.2Manajemen akan menentukan besarnya tunjangan


perjalanan dinas dari waktu ke waktu.

24.3 Karyawan yang akan mengadakan/ditugaskan untuk sebuah


perjalanan diharuskan untuk mengisi formulir perjalanan yang harus di
setujui oleh atasan langsung atau Pengurus.

24.4 Dalam waktu satu (1) minggu setelah dinas, karyawan


perjalanan bersangkutan harus membuat yang perjalanan
rincian biaya-biaya disampaikan ke dinas dan
Manager/Pengurus.

24.5 Setiap karyawan diwajibkan untuk melakukan perjalanan dengan cara


yang paling ekonomis tanpa harus mengorbankan faktor keamanan dan
keselamatan.

BAB IX. ASURANSI DAN JAMSOSTEK

PASAL 25. PERLINDUNGAN ASURANSI

KSP XXX memberikan asuransi kelompok mencakup rawat-inap bagi karyawan


dan juga untuk tanggungan yang sah dari karyawan tersebut melalui polis asuransi
kelompok yang diterbitkan oleh Perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh KSP.

Yang berhak untuk mendapatkan manfaat dari perlindungan asuransi adalah


setiap karyawan beserta pasangan yang sah dan anak-anaknya (maksimum dua
anak) .

PASAL 26. JAMSOSTEK

KSP XXX akan menyertakan semua karyawan pada program JAMSOSTEK


sesuai dengan Undang-Undang nomor 13 tahun 2003

BAB X. PENDIDIKAN DAN LATIHAN

PASAL 27. UMUM


Latihan dan pengembangan bagi karyawan selalu menjadi dasar pemikiran di
KSP XXX. Tujuannya adalah untuk membantu karyawan KSP mendapatkan
teknis dan manjerial yang diperlukan untuk menempati jabatan-jabatan penting di
KSP XXX.

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
17
PASAL 28. PENDIDIKAN DAN LATIHAN KARYAWAN

28.1 KSP XXX akan memberikan pelatihan on-the-job bagi

karyawan-karyawan untuk mencapai standar keahlian yang diperlukan


oleh posisinya masing-masing.

28.2 Karyawan akan diberikan cukup petunjuk dan bimbingan pada

setiap aspek pekerjaannya sehingga bisa mendapatkan pengalaman


yang dibutuhkan di bidangnya.

28.3 Atas biaya KSP XXX, karyawan yang membutuhkan

akan di ikut-sertakan dalam seminar-seminar dan lokakarya-lokakarya


untuk meningkatkan keahlian tehnik dan profesinya. Hal ini dilakukan
berdasarkan pertimbangan kebutuhan dan kemampuan keuangan Lembaga.

28.4 KSP XXX senantiasa menjalankan kebijakan yang


memastikan bahwa karyawan perempuan dan laki-laki mendapatkan
kesempatan pendidikan dan latihan yang setara.

28.5 Karyawan yang diikutsertakan dalam pelatihan atas biaya KSP

AL IKHLAS diharapkan untuk memberikan konstribusi kepada


Lembaga. Untuk maksud tersebut Manajemen akan membuat aturan
pelaksanaan pemberian imbal balik dari karyawan yang terlah di latih
kepada KSP XXX.

BAB XI. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

PASAL 29. UMUM

29.1 Setiap karyawan wajib melakukan tugas-tugas dan tanggung jawab


yang diberikan dengan cara yang benar. Karyawan juga harus
mematuhi petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh masing-masing
atasannya.

29.2 Para karyawan diminta untuk mengenakan pakaian bersih, rapi


dan pantas selama jam-jam kerja. Bagi karyawati perempuan
diwajibkan mengenakan busana muslimah.

29.3 Setiap karyawan wajib memelihara dengan sebaik-baiknya

peralatan-peralatan dan fasilitas-fasilitas yang di sediakan dan dimiliki


oleh KSP XXX.
29.4 Setiap karyawan hanya diperbolehkan menggunakan fasilitas

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
18
dan harta benda milik KSP XXX untuk keperluan KSP XXX, serta
dilarang untuk memindahkan ke luar lingkungan KSP XXX (kecuali
dengan persetujuan lebih dahulu dari Manajemen/Pengurus atau karyawan
yang ditunjuk untuk itu)

29.5 Setiap karyawan tidak diperbolehkan untuk bekerja pada

perusahaan, perorangan, pengusaha atau badan usaha lain, atau


menjalankan pekerjaan lain dengan menggunakan fasilitas-fasilitas KSP
XXX.

29.6 Karyawan wajib merahasiakan kegiatan KSP XXX dan

kegiatan nasabah KSP XXX, baik yang diketahui oleh karyawan


maupun yang tidak diketahui karena hubungan kerjanya dengan KSP XXX.

29.7 Apabila karyawan akan memberikan informasi kepada publik


perihal kegiatan, kebijakan atau hal lainnya maka harus terlebih
dahulu mendapat persetujuan Pengurus.

PASAL 30. TATA TERTIB JAM KERJA

30.1 Setiap karyawan diwajibkan hadir di tempat pekerjaannya

sesuai dengan ketentuan dalam pasal 10 BAB II, kecuali sewaktu-waktu


apabila karyawan yang bersangkutan mendapat izin dari
Atasan/Pengurus untuk meninggalkan kantor.

30.2 Apabila seorang karyawan belum hadir di tempat pekerjaannya

lima belas (15) menit setelah waktu yang telah ditetapkan seperti tersebut
pada pasal 10, maka karyawan yang bersangkutan dianggap terlambat.
Karyawan hanya dibenarkan terlambat selama tiga (3) kali dalam
sebulan. Akumulasi tiga kali keterlambatan adalah sama dengan satu hari
absen tanpa pemberitahuan.

30.3 Apabila seorang karyawan tidak dapat hadir di tempat

pekerjaannya oleh karena sesuatu keperluan yang penting dan mendesak,


maka karyawan yang bersangkutan diwajibkan memberitahukan hal
tersebut terlebih dahulu kepada KSP XXX melalui atasannya langsung
(kecuali sarana komunikasi tidak memungkinkan). Jika tidak, maka
karyawan yang bersangkutan akan dianggap tidak masuk kerja tanpa izin
(mangkir).

30.4 Setiap karyawan berkewajiban mengisi daftar hadir harian

pada saat datang dan pulang kerja.


30.5 Apabila ketentuan tata-tertib di atas tidak dipatuhi/diperhatikan oleh
karyawan, KSP XXX akan mengambil tindakan disiplin sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
19
BAB XII. PELANGGARAN PERATURAN DAN TINDAKAN DISIPLIN

PASAL 31. SIFAT DAN JENIS PELANGGARAN

31.1 Karyawan diwajibkan untuk melakukan perkerjaannya,

menjalankan tanggung jawab serta mengikuti ketentuan-ketentuan yang


berlaku dalam KSP XXX sebaik kemampuannya.

31.2 Sebagai pedoman, berikut ini disebutkan pelanggaran-

pelanggaran yang berat sifatnya, dan jenis pelanggaran lain yang


dapat dikenakan tindakan disiplin.

PELANGGARAN-PELANGGARAN BERAT YANG DAPAT


MENGAKIBATKAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA:

1. Pencurian dan penggelapan;


2. Menyuap/menjebak karyawan, keluarga atau teman
sekerja; 3. Mabuk atau menggunakan narkotik di
tempat bekerja;
4. Menggunakan kekuatan fisik atau ancaman secara verbal
termasuk melakukan penghinaan, pelecehan dan intimidasi kepada
teman sekerja lainnya atau keluarganya yang mengakibatkan
terhambatnya pekerjaan secara normal;
5. Merusak harta benda milik KSP XXX baik disengaja maupun
karena kelalaian;
6. Pemalsuan informasi yang menyebabkan rusaknya kredibilitas
lembaga atau menyebabkan kerugian finansial/material terhadap
lembaga;
7. Membocorkan rahasia KSP XXX dan juga rahasia nasabah-nasabahnya;
8. Bertindak dengan sengaja untuk menghilangkan uang dan harta benda
milik KSP XXX;
9. Berulang kali menolak atau lalai melaksanakan perintah-perintah
dan instruksi-intsruksi atasan;
10. Menerima suap, baik berupa uang, barang maupun jasa.
11. Terbukti bersalah oleh Pengadilan karena terlibat tindakan
kriminalitas; 12. Prestasi kerja yang sangat jelek;
13. Langsung atau tidak langsung terlibat dalam kegiatan lain yang
oleh Manajemen dianggap bertentangan dengan keperluan KSP XXX;
14. Menyalah-gunakan kepercayaan;
15. Bekerja di tempat lain tanpa izin dari Pimpinan KSP XXX.
16. Dengan sengaja melakukan pencemaran nama baik lembaga, atasan,
dan rekan sekerja serta nasabah.
17. Berjudi ditempat kerja dan dalam jam kerja serta kegiatan lainnya
yang bertentangan dengan Syariat Islam.
18. Menyalahgunakan kekuasaan dan wewenang yang mengakibatkan
kerugian kepada pihak lain.
19. Melakukan tindakan diskriminasi secara verbal dan non-verbal
terhadap jenis kelamin, suku, warna kulit, ras atau orang cacat,
agama, umur, orientasi sexual kondisi fisik, status HIV dan
karakateristik personal lainnya.
20. Melakukan tindakan pelanggaran terhadap hal hal yang diatur
dalam Appendix 1 dan Appendix 2
PELANGGARAN-PELANGGARAN LAIN YANG DAPAT
DIKENAKAN TINDAKAN DISIPLIN

1. Tidak masuk kerja berulang kali;


2. Terlambat masuk kerja atau pulang sebelum berakhis jam kerja tanpa
alasan yang dapat diterima;
3. Tidak masuk kerja tanpa izin tiga (3) hari berturut-turut, atau lima
(5) hari kerja dalam satu bulan, tanpa alasan yang dapat
dipertanggung-jawabkan;

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
20
4. Memperpanjang waktu cuti tanpa ada persetujuan terlebih dahulu
dari Manejemen (catatan : memperpanjang cuti wajib
memberitahukan kepada Manajemen terlebih dahulu dengan sarana
tercepat);
5. Bertingkah laku dan berkelakukan yang membahayakan KSP
XXX dan merusak moral keryawan lainnya;
6. Memindahkan harta benda milik KSP XXX keluar dari lingkungan
KSP XXX tanpa izin tertulis terlebih dahulu dari Manajemen
atau pejabat yang berwenang untuk itu.

34.3 Pelanggaran-pelanggaran sebagaimana yang tersebut diatas pada pasal


38.2 di atas bersifat akumulatif. Dengan demikian, seorang karyawan
dapat dikenakan tindakan disipliner atas berbagai pelanggaran yang tidak
berkaitan satu dengan yang lain.

PASAL 32. TINDAKAN DISIPLIN

32.1 Pada dasarnya tindakan disiplin yang diterapkan oleh KSP XXX
IKHLAS terhadap seorang karyawan bersifat korektif (memperbaiki) dan
mendidik, agar karyawan yang bersangkutan masih
memperoleh kesempatan untuk
memperbaiki sikap dan perilakunya.

32.2 Tindakan disiplin yang dikenakan pada seorang karyawan,

akan tergantung dari derajat, besar atau seringnya pelanggaran dilakukan.

Jenis-jenis tindakan disiplin adalah :

a. Peringatan lisan;
b. Peringatan
tertulis;
c. Pemecatan/Pemutusan hubungan kerja.

32.3 Peringatan lisan disampaikan kepada seorang karyawan oleh

atasan langsung dari karyawan yang bersangkutan setelah tindakan-


tindakan korektif, petunjuk dan nasihat maupun penyuluhan tidak
membawa hasil.

32.4 Peringatan tertulis merupakan peringatan resmi, yang

ditujukan kepada seorang karyawan, karena terus melakukan


pelanggaran meskipun telah dilakukan peringatan lisan.

32.5 Peringatan tertulis akan diberikan berturur-turut tiga (3) kali,

yakni :

- Peringatan tertulis pertama, mempunyai masa berlaku tiga (3)


bulan; - Peringatan tertulis kedua, mempunyai masa berlaku tiga
(3) bulan;
- Peringatan tertulis ketiga, mempunyai masa berlaku tiga (3) bulan.

Setelah peringatan ketiga, dan karyawan bersangkutan tidak juga


menunjukkan perubahan sikap atau perilaku, maka KSP XXX dapat
melakukan pemutusan hubungan kerja.

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
21
BAB XIII. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

PASAL 33. UMUM

Dipahami bersama bahwa untuk menjamin kestabilan keuangan karyawan


serta ketenangan berusaha bagi KSP XXX, maka sedapat mungkin pemutusan
hubungan kerja dihindarkan sesuai dengan Undang-undang No. 13 tahun 2003.

PASAL 34. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Pemutusan hubungan kerja dilakukan sesuai dengan ketentuan dan


prosedur perundang-undangan yang berlaku dan bahwa status pernikahan,
kehamilan seorang karyawan tidak bisa dijadikan dasar pertimbangan bagi
pengurus untuk memutuskan hubungan kerja terhadap yang bersangkutan.

PASAL 35. PESANGON/UANG JASA

Karyawan yang diberhentikan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan


yang berlaku, akan mendapat uang pesangon/jasa menurut Keputusan Menteri
Tenaga Kerja No.150/Men/2000

A. UANG PESANGON

Besarnya uang pesangon adalah sebagai berikut :

- Masa kerja kurang dari 1 tahun - 1 bulan gaji

- Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi 2 bulan gaji


-kurang dari 2 tahun

- Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi 3 bulan gaji


-kurang dari 3 tahun

- Masa kerja 3 tahun tau lebih tetapi kurang - 4 bulan


gaji dari 4 tahun

- Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi - 5 bulan


gaji kurang dari 5 tahun

- Masa kerja lebih dari 5 tahun tetapi kurang


dari 6 tahun - 6 bulan gaji

- Masa kerja 6 tahun atu lebih


- 7 bulan gaji
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan
Ketenaga‐Kerjaan 22
B. UANG JASA

Besarnya uang jasa ditetapkan sebagai berikut :

- Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi 2 bulan gaji


-kurang dari 6 tahun

- Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi 3 bulan gaji


-kurang dari 9 tahun

- Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi 4 bulan gaji


-kurang dari 12 tahun

- Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi - 5 bulan


gaji kurang dari 15 tahun

- Masa kerja 15 tahun atau lebih - 6 bulan gaji


Tetapi kurang dari 18 tahun

- Masa Kerja 18 tahun atau lebih tetapi 7 bulan gaji


-kurang dari 21 tahun

- Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi


kurang dari 24 tahun - 8 bulan gaji

- Masa kerja 24 tahun atau lebih

- 10 bulan gaji

PASAL 36. PENGUNDURAN DIRI

Dalam hal seorang karyawan ingin mengundurkan diri maka yang bersangkutan
harus memberitahukan secara tertulis kepada Manajemen selambat lambatnya
satu (1) bulan sebelum tanggal pengunduran diri.

PASAL 37. PENGUNDURAN DIRI KARENA TIDAK DAPAT BEKERJA


LAGI/KEMATIAN

Seorang karyawan yang cacat permanen (fisik maupun mental) sehingga tidak
dapat bekerja lagi untuk KSP XXX (yang dikuatkan oleh surat keterangan
dokter) akan diberhentikan dengan hormat dan akan diberikan tunjangan
penuh sesuai dengan Undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku.
BAB XIV. TUNJANGAN HARI TUA

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
23
PASAL 38. TUNJANGAN HARI TUA

Pada dasarnya seorang karyawan akan bekerja di KSP XXX hanya hingga usia
yang ke 56 tahun.

Setelah hubungan kerja karyawan yang bersangkutan putus pada usia tersebut di
atas, maka karyawan yang bersangkutan dapat
dipekerjakan kembali tergantung kebijaksanaan KSP XXX
yang berlaku pada saat itu dan tidak melanggar peraturan. Pada akhir
hubungan kerja dengan KSP XXX, karyawan yang bersangkutan akan
menerima sejumlah uang secara sekaligus (lumpsum) yang disebut Tunjangan
Hari Tua dan Uang Pesangon dan Uang Jasa minimal sesuai dengan Keputusan
menteri Tenaga Kerja No. 150/Men/2000.

PASAL 39. BESARNYA TUNJANGAN HARI TUA

Besarnya tunjangan hari tua adalah sebagai berikut :

39.1 Masa kerja sampai dengan 10 tahun ditambah dengan tiga (3)

bulan pembayaran akstra atas upah bulan terakhir dari karyawan


yang bersangkutan;

39.2 Masa kerja 11 tahun sampai dengan 14 tahun ditambah dengan

lima (5) bulan pembayaran ekstra atas upah bulan terakhir dari karyawan
yang bersangkutan;

39.3 Masa kerja 15 tahun ditambah dengan delapan (8) bulan

pembayaran ekstra atas upah bulan terakhir dari karyawan yang bersangkutan.

Tunjangan hari tua ini akan dibayarkan tepat pada hari kerja terakhir
karyawan yang bersangkutan pada KSP XXX.

BAB XV. TATA CARA PENYELESAIAN PENGADUAN/KELUHAN KARYAWAN

PASAL 40. UMUM

Adalah keinginan tulus dari Manajemen, apabila timbul perbedaan pendapat


antara Manajemen dengan karyawan, akan diselesaikan dengan damai, adil dan
segera.

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
24
Untuk maksud tersebut, pembicaraan rutin antara Manajemen dan karyawan akan
selalu didukung.

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
25
PASAL 41. PROSEDUR PENYELESAIAN

Jika seorang karyawan tidak puas atau mempunyai penolakan atas peraturan
kerja, syarat kerja atau atas tindakan yang dilakukan oleh Manajemen, maka
karyawan yang bersangkutan boleh mengemukakan keluhannya dengan cara-cara
sebagai berikut :

41.1 Pertama-tama, keluhan tersebut harus dibicarakan dengan

atasan langsung/kepala bagian yang bersangkutan (bila menyangkut tugas


dan tanggung jawabnya);

41.2 Apabila dalam waktu dua (2) hari, masalahnya masih belum

dapat diselesaikan secara memuaskan, karyawan tersebut dapat


membicarakan masalahnya dengan atasan berikutnya dan atau pengurus;

41.3 Dalam hal tidak tercapai kata sepakat sesudah pembicaraan

termaksud pada Pasal 42.2 maka kedua belah pihak dapat


mengajukan persoalan tersebut kepada pihak ketiga sesuai dengan
Undang-undang No. 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan
Tenaga Kerja.

Pasal 42. PROSEDUR PENYELESAIAN PELECEHAN SEKSUAL

42.1 Untuk memberikan perlindungan kepada karyawan dari tindakan


pelecehan seksual, Pengurus dan Manajemen KSP XXX membentuk
Tim Layanan Pengaduan Pelecehan Seksual. Tim Layanan Pengaduan
Pelecehan Seksual terdiri sedikitnya atas dua orang yang masing masing
terdiri atas pengurus dan atau pengawas. Dan bilamana dipandang perlu
dapat dibantu oleh seorang atau lebih tenaga pendamping independen yang
ditunjuk oleh lembaga.

42.2 Pengaduan atas kasus pelecehan seksual disampaikan kepada Unit


Layanan Pengaduan Pelecehan Seksual melalui surat, email, telefon
atau sarana komunikasi lainnya. Selanjutnya untuk menjamin
kenyamanan setiap karyawan dalam menyampaikan pengaduan, maka
setiap pengaduan diperlakukan secara rahasia dan tertutup.
Ekspose kepada pihak ketiga tidak dibenarkan
dalam bentuk apapun.

42.3 Berdasarkan hasil evaluasi, Unit Layanan Pengaduan Pelecehan


Seksual, memberikan rekomendasi penyelesaian kepada manajemen atas
setiap kasus, termasuk di dalamnya adalah memberikan rekomendasi
tindakan hukum yang sesuai dengan ketentuan hukum/perundang-
undangan yang berlaku.

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
26
Peraturan KSP XXX ini berlaku sejak tanggal disahkan dan akan ditinjau dari waktu ke
waktu untuk menyesuaikan dengan kondisi KSP XXX dan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

Buku peraturan KSP XXX ini dibagikan kepada masing-masing karyawan untuk
diketahui dan dilaksanakan.

Lampiran 1

PERATURAN MENGENAI TINGKAH LAKU (KODE ETIK)

Sesuai dengan misi sosial dan kemanusiaan KSP XXX, semua staf diwajibkan untuk bekerja
dengan kasih dan kepercayaan. Melalui tindakannya, karyawan diharapkan mewakili nilai-nilai
utama KSP XXX yaitu rasa hormat, integritas, komitmen dan keunggulan. Semua
karyawan/pekerja KSP XXX wajib membaca dan mematuhi Kode Etik organisasi.

1. INTERPRETASI

1.1. Untuk kepentingan kesefahaman memahami Kode Etik ini, maka definisi tentang
hal-hal yang diatur didalammnya dimaksud sebagai berikut:

1.2. “Pertanggungjawaban” mengacu kepada moral dan tanggungjawab hukum dari


staff atas tugas-tugas dan tindakannya yang patut dan bertanggungjawab. Ini
meliputi juga ukuran-ukuran dan sistem-sistem kelembagaan yang dibangun
untuk mempertahankan standar tingkah laku yang pantas dan kinerja tugas yang
efektif dari pekerja

1.3. “Penduduk yang terkena pengaruh” adalah individu-individu atau kelompok-


kelompok kepada siapa kegiatan-kegiatan kemanusiaan KSP XXX dimaksudkan.

1.4. “Anggota Masyarakat atau Klien” berarti seseorang kepada siapa staf
diwajibkan untuk memberikan salah satu bentuk dari perlindungan, bantuan, jasa atau
intervensi lain.

1.5. “Diskriminasi” berarti pengucilan, perlakuan, atau tindakan terhadap individu


berdasarkan atas status sosial, ras, etnik, warna kulit, agama, jender, orientasi
seksual, usia, status pernikahan, kebangsaan, afiliasi politik atau keadaan cacat.

1.6. “Jender” mengacu pada perbedaan-perbedaan budaya atau sosial antara pria dan
wanita dalam peranan dan tanggungjawab, harapan, kekuatan, perlakuan istimewa,
hak-hak, dan peluang. Ini juga mengacu pada perbedaan-perbedaan antara
wanita dan pria yang berakar dari kebudayaan, tradisi, masyarakat atau
agama dan diajarkan sejak kecil. Perspektif individu atau masyarakat
mengenai jender dapat berubah. Disadari bahwa karena status mereka yang
tidak setara, kaum wanita dan anak-anak perempuan khususnya, menghadapi
resiko eksploitasi dan penyiksaan seksual. Akan tetapi, dalam keadaan-keadaan
tertentu, pemuda atau bahkan pria dewasa juga dapat berada pada posisi yang
rentan terhadap eksploitasi dan penyiksaan seksual.
(a) Tingkah laku yang peka terhadap kesetaraan jender (laki laki dan perempuan)
meliputi: − memperlihatkan rasa hormat yang sama untuk pria dan wanita
− berlaku adil terhadap pria dan wanita, yaitu menghargai ketegasan baik
dari pria maupun wanita
− memperlihatkan perlakuan yang sama terhadap semua pria dan
wanita − melakukan inisiatif-inisiatif untuk mengembangkan
kesetaraan jender
− melaporkan tingkah laku-tingkah laku yang tidak peka terhadap jender
yang berhubungan dengan “pelanggaran besar”.

(b) Perlakuan dan sikap yang tidak peka terhadap jender termasuk:
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
27
− Bahasa yang membedakan jenis kelamin 1 baik tulisan maupun
lisan. − Mengkotak-kotakkan
i) meremehkan atau merendahkan kemampuan berdasarkan jenis
kelamin, bukan kinerja atau tingkatan;
ii) mengambil nama secara tidak adil atas pekerjaan atau tidak
memberikan pengakuan yang seharusnya, berdasarkan jenis kelamin;
iii) mengesampingkan pekerjaan, berdasarkan jenis kelamin,
walaupun kualitasnya baik

− Membuat lelucon yang isi utamanya tentang pengkotak-kotakan


berdasarkan jenis kelamin
i)
verba
l ii) e-
mail iii)
stiker
iv) baju kaos

− Menggunakan gerak-gerik, tatapan, atau komentar-komentar yang


jelas-jelas bersifat seksual, yaitu
i) mengelus, menepuk-nepuk, meraba atau mendorong payudara, pantat
atau kemaluan
ii) menatap berlama-lama, menatap “dari ujung kaki sampai ujung kepala”
iii) memberikan komentar berdasarkan jenis kelamin, yaitu sindiran
tentang wanita yang sedang datang bulan, atau bahwa pria
“kelebihan” atau “kekurangan seks”
iv) penggunaan keadaan-keadaan biasa secara tidak semestinya (tempat
kerja; rumah karyawan) dengan melakukan tanpa diinginkan:
iv.i) gerakan-gerakan, tatapan atau komentar-komentar yang jelas-
jelas bersifat seksual tanpa diminta
iv.ii) anggapan tentang harapan-harapan seksual
iv.iii) Berasumsi tetang kedekatan atau keintiman,
yaitu
iv.iv) memanggil pria atau wanita “manis”, “sayang” atau “pacarku”

− Mengambil asumsi atas wanita atau pria berdasarkan jenis kelamin mereka

− Mengintimidasi pria atau wanita dengan menggunakan jenis kelamin


sebagai alat untuk untuk menakut-nakuti atau membuat kesal rekan kerja

− Mengganggu wanita atau pria dengan membuat pekerjaan yang membuat


mereka terancam apabila mereka tidak menuruti permintaan-permintaan
seksual

− Menggunakan screen savers yang mempertontonkan badan telanjang


atau gambar-gambar yang mengkotak-kotakkan jender

− Melihat-lihat pornografi di internet/VCD di tempat kerja

− Ikut serta dalam hubungan seksual yang menyiksa dan memiliki potensi
bahaya di dalam atau di luar konteks pekerjaan organisasi,
mengembangkan kekerasan seksual dan jender praktek-praktek terkait, di
dalam atau di luar konteks pekerjaan organisasi.

1.7. “Pelecehan” adalah tingkahlaku, yang dapat menyebabkan rasa malu, hina atau
intimidasi; hal ini bisa meminta pertolongan atau perlakuan khusus. Tingkah laku
ini dapat berupa verbal, secara fisik, sengaja, atau tidak diminta. Termasuk juga
komentar-komentar, lelucon atau sindiran yang tidak menyenangkan mengenai
badan atau pakaian seseorang, lirikan, lelucon kasar yang menyebabkan
kecanggungan atau keadaan yang memalukan.

1.8. “Hak asasi manusia” adalah standar internasional yang telah disetujui yang
mengakui dan melindungi martabat dan integritas dari tiap individu tanpa pembedaan.

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
28
1.9. “Minor” mengacu pada orang yang berusia di bawah 18 tahun dan sesuai dengan
definisi anak menurut Konvensi Hak-hak Asasi Anak (Convention on the Rights of the
Child, CRC).

1.10. “Kekuatan” mengacu kepada wewenang atau kemampuan yang


menentukan mempengaruhi secara material berbagai bentuk hak, hak
milik atau hubungan. Kekuatan timbul terutama dari, di antaranya, posisi,
pangkat, pengaruh, status atau penguasaan sumberdaya. Hubungan kekuatan yang
tidak setara menjadi lingkungan yang sangat kritis bagi eksploitasi seksual. Sekali
lagi dikemukakan bahwa karena status mereka yang tidak setara, kaum wanita dan
anak perempuan secara khusus menghadapi resiko eksploitasi dan penyiksaan
seksual, walaupun anak laki-laki maupun pria dewasa dapat juga berada pada posisi
yang terancam.

1.11. “Penyiksaan seksual” adalah gangguan fisik yang bersifat seksual, yang
nyata atau diancamkan, dengan paksaan atau dalam kondisi yang tidak setara
atau terpaksa, dan termasuk juga sentuhan yang tidak pada tempatnya.

1.12. “Eksploitasi Seksual” memiliki arti yang sama dengan paksaan atau manipulasi
seksual dalam Kode Etik dan termasuk orang-orang dengan wewenang atau
kekuasaan yang sebenarnya atau yang dipercayai, yang memaksa orang-orang yang
lebih lemah (khususnya wanita, anak-anak dan bawahan yang rentan) untuk
melakukan hubungan atau tindakan-tindakan seksual. Terlepas dari wewenang,
kedudukan, pengaruh atau kepercayaan, eksploitasi seksual juga dapat terjadi
melalui tekanan, paksaan atau manipulasi. Korban-korban yang mungkin tampak
menyetujui tindakan-tindakan ini tetap telah dieksploitasi jika mereka digiring
untuk mempercayai bahwa mereka tidak memiliki pilihan lain selain
mengikuti.

1.13. “Kekerasan seksual dan berdasarkan jenis kelamin” atau “Sexual and Gender
Based Violence/SGBV” termasuk kekerasan fisik, seksual, dan psikologi yang
benar terjadi atau diancamkan, yang terjadi di dalam keluarga atau
masyarakat. SGBV dapat berupa pemukulan, penyiksaan seksual, kekerasan
yang terkait pada mahar, perkosaan dalam pernikahan, mutilasi alat kelamin
wanita dan praktek-praktek tradisional lainnya yang membahayakan wanita,
kekerasan pasangan suami istri atau bukan pasangan, kekerasan yang berkaitan
dengan eksploitasi, pelecehan seksual dan intimidasi di tempat kerja, di lembaga
pendidikan atau dimana saja, penyelundupan wanita dan pemaksaan prostitusi.

1.14. “Kekerasan Seksual” berarti segala macam bentuk godaan seksual, komentar,
permintaan seksual yang dinyatakan secara langsung atau disindirkan, sentuhan,
lelucon, gerakan, atau komunikasi atau tindakan lainnya yang bersifat seksual, baik
lisan, tertulis maupun visual, oleh seseorang kepada individu lain tanpa diminta.
Pelecehan seksual dapat ditujukan kepada orang dari jenis kelamin yang sama
atau berbeda dan termasuk pelecehan berdasarkan orientasi seksual. Ini dapat
terjadi di antara satu individu atau lebih, karyawan atau para penerima manfaat,
tanpa menghiraukan hubungan kerja mereka.

2. USAHA-USAHA YANG
DILAKUKAN Semua karyawan
harus:

2.1. Menghormati dan mengembangkan hak-hak asasi fundamental semua orang,


tanpa diskriminasi apapun dan tidak memandang status sosial, ras, etnik, warna
kulit, agama, jender, orientasi seksual, usia, status perkawinan, kebangsaan, afiliasi
politik atau keadaan cacat.

2.2. Memperlakukan semua orang secara adil dan dengan rasa hormat, kesopanan dan
martabat sesuai dengan hukum Indonesia, peraturan hak asasi manusia
internasional dan peka terhadap adat setempat.

2.3. Tidak pernah melakukan tindakan atau bentuk pelecehan yang dapat
mengakibatkan kerusakan fisik, seksual atau psikologis atau penderitaan bagi orang
lain, terutama wanita dan anak-anak.

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
29
2.4. Tidak pernah mengeksploitasi kerentanan klien, terutama wanita dan anak-anak,
atau menempatkan mereka pada situasi yang tidak berdaya.

2.5. Tidak terlibat dalam kegiatan seksual apapun dengan anak-anak, yaitu orang
berusia di bawah 18 tahun, terlepas dari berapapun usia mayoritas atau usia
yang diperbolehkan secara lokal. Tidak dapat dijadikan pembelaan apabila
seseorang keliru dalam menilai usia dari anak yang terlibat.

2.6. Tidak terlibat dalam eksploitasi atau penyiksaan seksual klien dalam kondisi apapun.

2.7. Tidak menutup mata terhadap atau berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan korup
atau tidak sah.

2.8. Tidak menerima atau menukar uang, pekerjaan, barang atau jasa lainnya dengan
seks, termasuk jasa seksual untuk jasa-jasa yang memang seharusnya diberikan
kepada klien tanpa biaya.

2.9. Tidak terlibat dalam bentuk-bentuk tingkah laku apapun yang menyebabkan rasa
malu, merendahkan atau eksploitatif dalam kondisi apapun.

2.10. Tidak menyalahgunakan kewenangan, posisi atau pengaruh dengan menahan


perlindungan, bantuan kemanusiaan dan jasa, atau memberikan perlakuan khusus
untuk mendapatkan jasa seksual, hadiah, pembayaran atau keuntungan apapun
lainnya.

2.11. Memastikan bahwa semua informasi rahasia, termasuk laporan-laporan


pelanggaran standar-standar ini oleh pekerja lain atau yang diperoleh dari para
penerima manfaat, disalurkan secara tepat dan ditangani dengan kerahasiaan penuh.

2.12. Memastikan bahwa pelanggaran apapun dari standar-standar yang ditulis di dalam
Kode Etik ini dilaporkan segera kepada manajemen senior atau manajer
sumberdaya manusia, atau melalui mekanisme pelaporan lainnya yang telah dibuat.

2.13. Menjunjung tinggi standar tertinggi untuk pertanggungjawaban, kompetens


efisiensi, integritas dan transparansi dalam pemberian i, jasa
perlindungan, barang dan pelaksanaan tanggung jawab mereka. dalam

2.14. Menciptakan dan memelihara lingkungan yang mencegah eksploitasi dan


penyiksaan seksual, korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan dan mengembangkan
pelaksanaan Kode Etik ini atau instrumen sejenis lainnya di dalam lembaga KSP
XXX. Manajer pada semua tingkatan memiliki tanggung jawab khusus untuk
mendukung dan mengambangkan sistem yang memelihara dan memperbaiki suasana
kerja yang menjunjung tinggi pelaksanaan Kode Etik ini.

2.15. Berupaya untuk tidak secara sengaja membuat tuduhan palsu terhadap rekan
lainnya tentang pelanggaran pasal-pasal Kode Etik ini. Hal ini termasuk juga
memulai dan menyebarkan gosip.

Selanjutnya bahwa:

2.16. Kinerja individu dalam Usaha-usaha yang dilakukan ini akan dinilai sebagai
bagian dari proses Penilaian Kinerja Tahunan KSP XXX.

2.17. Karyawan yang ditemukan bersalah telah melanggar peraturan-peraturan tersebut


di atas akan dianggap telah melakukan pelanggaran besar dan tindakan disipliner
dapat berbentuk pemecatan langsung atau segera.

2.18. Karyawan yang mempunyai keluhan diharuskan untuk mengikuti prosedur


penyampaian keluhan seperti yang diatur oleh perusahaan.
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
30
Lampiran 2

KONFLIK KEPENTINGAN

1. Bekerja Diluar KSP XXX


Di beberapa tempat, mungkin telah menjadi praktek yang umum bagi seseorang untuk
memegang beberapa jabatan yang berbeda dengan firma atau lembaga yang berbeda. Hal
ini tidak diharapkan terjadi di KSP XXX, sebab hal ini dapat mengarah pada konflik
kepentingan. Karyawan yang digaji KSP XXX yang bermaksud mencari posisi/jabatan
yang dibayar di perusahaan, organisasi atau institusi lainnya harus mendapat persetujuan
tertulis dari Manajer Umum atau Pengurus KSP XXX.

2. Menerima Hadiah dan Komisi

KSP XXX harus diusahakan untuk benar-benar bebas dari cela dalam hubungan
bisnisnya. Walaupun seandainya pemberian “hadiah dan komisi” adalah bagian dari
budaya dalam berbisnis di Indonesia, pembuatan keputusan organisasi tidak boleh
terpengaruh oleh penerimaan hadiah atau komisi tersebut.

• Hadiah atau komisi yang bersifat diminta: Staf KSP XXX dilarang meminta
hadiah atau komisi.

• Hadiah yang tak diminta (tetapi bukan komisi) yang tidak terkait dengan
pengadaan atau pemberian fasilitas kredit/pinjaman dan lainnya: Staf KSP XXX
diijinkan untuk menerima hadiah yang tak diminta tetapi bukan komisi, jika
kurang dari atau setara dengan Rp. 50.000, dan tidak dapat diinterpretasikan
untuk mempengaruhi sebuah keputusan, tidak terkait dengan pengadaan, diterima
dengan cara yang transparan dan digunakan untuk kepentingan seluruh
Karyawan.

• Hadiah atau komisi yang tak diminta yang terkait dengan pengadaan atau
pemberian fasilitas kredit: Karyawan KSP XXX dilarang menerima hadiah, tanpa
memandang besarnya dan kondisinya dari suplier/penyedia jasa atau penjual, Jika
suplier /penjual/ bermaksud untuk memberikan hadiah tunai atau komisi, dapat
diaplikasikan dalam bentuk diskon pada tagihan sebelum pembayaran dilakukan.
Jika suplier /penjual memberikan hadiah tunai kepada seorang Karyawan KSP
XXX setelah pembayaran dilakukan, maka hadiah tersebut harus dikembalikan
seluruhnya kepada penjual tersebut. Setiap penawaran penggunaan fasilitas
penjual secara gratis misalnya entertainmen, rekreasi, perjalanan, dsb, tidak boleh
diterima dalam bentuk apapun. Semua karyawan tidak dibenarkan menerima
pemberian apapun dari Debitur KSP XXX.
3. Pemberian Hadiah, Keramahan dan Insentif
KSP XXX mengakui bahwa pemberian hadiah, keramahan dan insentif dapat menjadi
bagian budaya bisnis. Setiap hadiah yang diberikan oleh Karyawan KSP XXX yang
diwenangkan melakukannya tidak harus dianggap “membeli” pengaruh, anugerah atau
kerja sama (misalnya penyuapan), dan bagaimanapun juga tidak harus memalukan
KSP XXX jika hadiah tersebut dibocorkan ke masyarakat umum. Menjaga standar
integritas yang tingggi merupakan hal
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
31
terpenting bagi KSP XXX. Hal ini termasuk menjaga kemandirian dan ketidak
berpihakan dalam hubungan publiknya.

Hanya Karyawan KSP XXX yang diberi wewenang oleh Pengurus yang dapat
memberikan hadiah, keramahan dan insentif sederhana untuk memfasilitasi jalannya
organisasi secara sah, dengan memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:

• Tidak diartikan sebagai pemborosan atau berlebihan


• Tidak dalam bentuk tunai, atau bentuk-bentuk lain yang dapat diuangkan
• Tidak dapat diinterpretasikan sebagai suap, pelunasan atau pembayaran tak layak
lainnya. • Ada pertanggung jawaban yang layak
• KSP XXX tidak akan dipermalukan jika pemberian tersebut dibocorkan kepada publik.

Jika KSP XXX diharapkan memberikan insentif bagi pejabat pemerintah untuk membuat
kunjungan lapangan ke salah satu proyek, staf dapat memberikan biaya perjalanan dan
biaya akomodasi sederhana dan biaya tiap hari yang layak untuk kunjungan lapangan
yang didokumentasikan. Harus diupayakan agar segala sesuatunya dilakukan dengan
pembayaran langsung bagi barang dan jasa untuk mengurangi jumlah tunai yang diberikan.

Untuk dokumentasi keuangan dan persetujuan, seluruh pengeluaran yang dikeluarkan


untuk pemberian hadiah, perjamuan dan insentif harus dijelaskan secara rinci.

4. Kenetralan Politik dan Kode Tingkah Laku


KSP XXX adalah Lembaga Koperasi sebuah organisasi nirlaba yang menempatkan
nilai yang tinggi berdasarkan kebebasan dan ketidak berpihakan.

KSP XXX tidak diperbolehkan terlibat dalam suatu kegiatan yang bersifat politis.
Sebagai sebuah lembaga, KSP XXX tidak boleh menunjukkan keberpihakan ataupun
dukungan terhadap salah satu partai politik dalam bentuk apapun, misalnya; uang,
barang, fasilitas, waktu, media, kehadiran, kesempatan, dsb. KSP XXX secara hati hati
memilih mitra kerjanya, misalnya LSM dan Lembaga Kemasyarakatan yang mungkin
memiliki afiliasi politik tertentu dan harus melakukan kemitraan dengan tidak
mengorbankan netralitas dan ketidak berpihakan KSP XXX .

Bagi karyawan KSP XXX, memiliki kebebasan secara individu untuk menunjukkan
keterlibatan dan dukungan politik diluar waktu kerjanya, namun tetap dilarang untuk
menggunakan fasilitas lembaga atau mengijinkan orang lain menggunakan untuk kegiatan
dan tujuan-tujuan politis. Karyawan juga dilarang untuk aktif dalam kegiatan politik pada
waktu kerja. Karyawan harus menyadari bahwa apabila mereka sedang melakukan
kegiatan politik secara pribadi dengan memakai pakaian atau menggunakan aset KSP
XXX yang secara jelas menunjukkan logo KSP XXX, dapat menodai netralitas
lembaga.

Diakui bahwa bahwa pada saat mendapat penugasan, ada keadaan dimana karyawan
ybs kemungkinan tidak dapat menghindari untuk hadir dan/atau dikenali pada peristiwa
politis yang disponsori oleh suatu partai politik tertentu. Oleh karena itu perlu dilakukan
langkah-langkah untuk mengimbangi pandangan tersebut dengan cara menunjukkan
perhatian yang sama kepada partai politik lainnya untuk mempertahankan kenetralan yang
seimbang.

Karyawan KSP XXX harus sangat berhati-hati pada saat melaksanakan program di
wilayah yang sensitif secara politis.

5. Keterikatan terhadap peraturan


Seluruh Karyawan yang baru diangkat diwajibkan menandatangani Pernyataan Konflik
Kepentingan yang menunjukkan bahwa mereka mengerti dan setuju untuk mematuhi
kebijakan KSP XXX dalam hal konflik kepentingan.

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
32
Setiap pelanggaran terhadap kebijakan konflik kepentingan dapat dianggap sebagai
kesalahan dan dapat mengarah pada pemutusan hubungan kerja dengan KSP XXX setelah
melalui penyelidikan masalah secara mendalam. Pejabat yang Berwenang harus
bertanggung jawab untuk menjamin bahwa kebijakan konflik kepentingan dianut
/diikuti dan bahwa setiap pelanggaran ditangani sesuai dengan prosedur yang digariskan
perusahaan.
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
33
Lampiran 3

STRUKTUR ORGANISASI

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
34
Lampiran 4

FORMULIR APLIKASI KARYAWAN

DATA PRIBADI

Nama : ______________________________________________

Tanggal/Tempat : ______________________________________________
Lahir
: ______________________________________________
Alamat
: ______________________________________________
Telepon
: ______________________________________________
Status

Jumlah Anak (bila ada) : ______________________________________________

Posisi yang : ______________________________________________


dilamar
: ______________________________________________
Golongan darah

PENDIDIKAN

Tahun Sertifikat
Nama Lembaga Tingkat Pendidikan Lokasi
Mulai Tamat / Gelar
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
35
Pendidikan Non Formal

Tahun Sertifikat
Nama Lembaga Tingkat Pendidikan Lokasi
Mulai Tamat / Gelar

PENGALAMAN KERJA

Nama Alamat dan


Posisi Masa Kerja Gaji/bulan
Perusahaan No. Telepon

Apa saja yang menjadi tanggung jawab dan tugas saudara/i di tempat terdahulu anda
bekerja:

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
36
REFERENSI

Nama Perusahaan Alamat dan No. Telepon Posisi/Jabatan

KESEHATAN

Jelaskan apabila ada kondisi kesehatan saudara/i yang dapat mempengaruhi kapasitas
saudara/i dalam bekerja : ___________________________________________________

_______________________________________________________________________
______
_______________________________________________________________________
______ ______________________________________________________________

KETRAMPILAN LAINNYA

Mengetik ya / tidak Jumlah kata per menit ________________


KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
37
Komputer ya / tidak Jenis Program ________________

Informasi lain yang ingin saudara/i beritahukan (hobbi, keahlian khusus, dll) :

_______________________________________________________________________
______
_______________________________________________________________________
______
_______________________________________________________________________
______ ______________________________________________________
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
38
Lampiran 5

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
39
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
40
Lampiran 6

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
41
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
42
Lampiran 7

Contoh Struktur Upah

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
43
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
44
Lampiran 8

LEMBAR EVALUASI KINERJA

I. DATA

Nama : Periode : ______________


Karyawan ______________ Evaluasi
: ______________
Tanggal : Tanggal
Diterima ______________ Evaluasi
: ______________

Jabatan / Posisi : Evaluator


______________

II. EVALUASI

1. Keberhasilan memenuhi tugas-tugas dan tanggungjawab sebagaimana


disebutkan dalam uraian tugas dan tanggungjawab (Job Description) :
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
2. Hubungan dengan bawahan (bila ada)
a. Kemampuan memberi arahan / bimbingan :
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
b. Kecakapan menjelaskan konflik diantara bawahan dan dengan bawahan sendiri :
Kurang
Cukup
Baik
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
45
Sangat Baik

3. Hubungan dengan sesama rekan kerja.


a. Kemampuan bekerjasama dengan team :
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
4. Hubungan dengan atasan
a. Kepatuhan terhadap arahan dari atasan :
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
b. Kecakapan dalam memberikan masukan :
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
5. Disiplin terhadap waktu kerja dan ketepatan menyelesaikan dan menjelaskan tugas :
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
6. Pencapaian hasil atas target yang diberikan oleh Perusahaan / atasan :
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik

7. Hal-hal lain yang menjadi catatan atas kinerja dan kondite karyawan:
__________________________________________________________________
_____
__________________________________________________________________
_____

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
46
__________________________________________________________________
_____ _______________________________________

III. Saran-saran untuk pengembangan potensi dan kapasitas karyawan dimasa yang
akan datang :
___________________________________________________________________
______
___________________________________________________________________
______
___________________________________________________________________
______ ___________________________________________________

Catatan :

Kurang : Kurang dari yang diharapkan

Cukup : Memenuhi sebagian yang diharapkan

Baik : Memenuhi sebagian besar dari yang diharapkan

Sangat : Memenuhi semua bahkan melampaui dari yang diharapkan


Baik

Tabel Skor

Klasifikasi Nilai Skor

Kurang : 1

Cukup : 2

Baik : 3

Sangat Baik : 4
Total Skor Klasifikasi

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
47
≤ 12 Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan

≥ 12 - 20

≥ 20 -28

≥ 28

KSP XXX
Kurang 8

Cukup

Baik

Sangat Baik

4
Lampiran 9

Contoh Kontrak Kerja

Tanggal disesuaikan

No : ……

SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJA

Sesuai dengan surat lamaran kerja Saudara dan proses seleksi yang telah
dilakukan,dengan ini diberitahukan bahwa saudara diterima untuk bekerja di
organisasi kami dengan syarat dan kondisi sebagai berikut :

1. Saudara ditugaskan sebagai : ____________________________ dengan


uraian tugas seperti terlampir.

2. Tempat penugasan Saudara di kantor KSP XXX di: ________________________

3. Pangkat dan Golongan pekerjaan saudara adalah :_______________________________

4. Status kepegawaian Saudara adalah: karyawan tetap/karyawan kontrak,


(Apabila merupakan karyawan kontrak: mulai periode kontrak tanggal
_______________ sampai dengan _____________________________. Tergantung
pada kinerja pegawai dan kinerja KSP XXX, kontrak kerja dapat diperpanjang).

5. Hari kerja Saudara adalah Senin sampai Sabtu.

6. Pegawai tidak berhak medapatkan upah lembur. (Atau bila yang bersangkutan
berhak mendapatkan lembur, maka disebutkan demikian)

7. Saudara akan mendapatkan imbalan yang terdiri atas:

• Gaji Pokok sebesar: Rp.__________________________


/bulan. • Tunjungan Kesehatan sebesar
Rp._______________/bulan
• Tunjangan Biaya Kemahalan Rp._________________/bulan
• Tunjangan Transpor sebesar Rp. ________________/hari kerja
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
49
• Tunjangan Makanan sebesar Rp.________________/hari kerja

8. Pajak pendapatan akan menjadi tanggung jawab pegawai dan KSP XXX akan
memotong langsung dari gaji ybs dan menyetorkan ke Kantor Pelayanan Pajak.

9. Tugas Saudara adalah sesuai dengan uraian tugas yang terlampir, uraian tugas
Saudara dapat dirubah sewaktu-waktu untuk disesuaikan dengan persyaratan KSP
XXX, dengan kesepakatan dari Saudara. Selanjutnya Saudara juga diharapkan
untuk melakukan tugas-tugas tambahan yang mungkin diberikan sewaktu-waktu.
10. Saudara setuju bahwa kontrak ini dihentikan bila :

a. Ketidakhadiran di lokasi tugas Saudara selama lima hari berturut-turut tanpa


alasan yang jelas,dan/atau tidak menjawab surat peringatan yang dikirimkan
oleh atasan Saudara.

b. Bukti bahwa Saudara terlibat tindak kriminal atau tindakan lainnya yang
menimbulkan implikasi yang kurang baik terhadap kredibilitas dan reputasi KSP
XXX.

c. Jika ternyata Saudara gagal dalam melaksanakan tanggung jawab pekerjaan


Saudara seperti yang disebutkan didalam uraian tugas terlampir.

d. Jika ternyata Saudara menggunakan peralatan milik KSP XXX untuk


kepentingan pribadi.

e. Jika saudara melakukan pelanggaran tindak disiplin sebagaimana diatur dalam


Buku Panduan Kepegawaian KSP XXX

11. Saudara menyetujui untuk tidak memberikan informasi baik mengenai program,
internal dan informasi lainnya yang bersifat rahasia yang dilakukan selama masa
penugasan kepada organisasi lain tanpa izin tertulis dari KSP XXX.

12. _____________________________ akan menjadi atasan langsung Saudara selama


masa penugasan.

13. Untuk kepentingan KSP XXX, Saudara bersedia ditempatkan dimana saja, jika
memang diperlukan.

14. Didalam melakukan tugas, Saudara akan mengikuti semua peraturan dan prosedur
KSP XXX.
15. Isu atau masalah yang timbul dan tidak tercantum dalam kontrak ini dapat
disampaikan dan akan dipecahkan secara kekeluargaan (diluar pengadilan) oleh Saudara
dan KSP XXX.

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
50
Besama ini kedua pihak menyatakan setuju dengan kondisi-kondisi kontrak di atas
dan jika kemungkinan dikemudian hari ada perbaikan atau revisi atas bagian
perjanjian ini maka revisi tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
perjanjian ini dan setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak harus dijadikan satu
dengan perjanjian ini.

_____________________, 20___

KSP XXX

Manajer KSP XXX KSP XXX


Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
Karyawan

51
Lampiran 10

Formulir Permohonan Lembur

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
52
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
53
Lampiran 11

Laporan Rincian Lembur

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
54
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
55
Lampiran 12

Formulir Pengajuan Perjalanan Dinas

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
56
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
57
Lampiran 15

Laporan Biaya Perjalanan Dinas

KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
58

Anda mungkin juga menyukai