PERATURAN KERJA
A. PENERIMAAN KARYAWAN
1. Penerimaan karyawan, kecuali untuk pengangkatan karyawan lepas/harian, atau
keadaan-keadaan khusus yang ditetapkan oleh pengurus dan manajemen, maka seluruh
lowongan dalam jabatan staff harus diumumkan secara terbuka. Lowongan kerja
dapat diiklankan melalui surat kabar, pengumuman dalam buletin, rekomendasi ke
badan lain, biro tenaga kerja kabupaten dan atau sarana lainnya yang dianggap layak.
2. Penerimaan karyawan adalah berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit Umum Dadi
Keluarga untuk menjamin bahwa semua karyawan cakap untuk suatu posisi, semua
calon karyawan harus memenuhi kualifikasi yang diharapkan.
3. Seleksi terhadap calon karyawan dilakukan oleh sebuah tim, yang terdiri atas Ketua dan
Sekretaris. Masing-masing memiliki yang suara yang sama dalam memberikan
penilaian atas calon karyawan yang di seleksi.
4. Seleksi terhadap calon karyawan meliputi seleksi tahap awal berupa penilaian atas surat
permohonan berikut daftar riwayat hidup dan dokumen lainnya. Tergantung kepada
posisi yang akan diisi, proses seleksi selanjutnya adalah uji kecakapan akademis dan
kecakapan kerja. Tahap selanjutnya adalah proses interview. Calon karyawan yang
dinyatakan lulus interview akan menjalani masa magang, yang adalah masa percobaan
kerja, hingga waktu maksimum tiga bulan.
B. MAGANG / MASA PERCOBAAN
1. Calon karyawan yang telah lulus interview akan menjalani masa percobaan
maksimum selama 3 (tiga) bulan. Lamanya masa percobaan ini harus
diberitahukan secara tertulis kepada karyawan yang bersangkutan.
2. Selama masa percobaan, Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga mempunyai hak untuk
sewaktu-waktu mengakhiri hubungan kerja tanpa berkewajiban membayar kerugian
apapun juga.
3. Karyawan dalam masa percobaan tidak/belum mendapatkan fasilitas-fasilitas yang
diberikan kepada karyawan tetap, kecuali uang transpor dan makan harian.
C. PENGANGKATAN
1. Apabila karyawan telah menjalani masa percobaan dengan baik dan yang
bersangkutan dinyatakan diterima sebagai karyawan, maka kepada yang
bersangkutan akan diberikan Kontrak Kerja. Kontrak Kerja dimaksud setidaknya berisi
hal-hal sebagai berikut:
a. Posisi Karyawan, yaitu: pangkat, golongan dan jabatan;
b. Uraian Tugas and Tanggungjawab
c. Upah dan fasilitas lainnya
d. Atasan langsung
e. Status kepegawaian, misalnya: sebagai karyawan kontrak atau karyawan tetap
f. Kontrak Kerja diterbitkan tidak lebih dari sepuluh (10) hari kerja terhitung sejak
berakhirnya masa percobaan.
2. Data setiap karyawan akan disimpan dalam file pribadi masing-masing yang paling tidak
berisikan:
a. Job Description yang masih berlaku;
b. Surat Lamaran;
c. Riwayat hidup dan pendidikan serta pengalaman kerja;
d. Surat Pengangkatan/Kontrak Kerja;
e. Catatan Kompensasi;
f. Catatan Evaluasi;
g. Referensi, jika ada;
h. Perubahan Kontrak Kerja (bila ada)
3. Apabila calon karyawan dalam masa kehamilan di saat masa magang maka hal tersebut
tidak boleh dijadikan dasar pertimbangan yang menghambat pengangkatan calon
karyawan tersebut.
D. KEPANGKATAN DAN POSISI
Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga telah membuat sistem ranking sebagai pedoman bagi
karyawan dalam meniti karir. Ranking ditentukan oleh Rumah Sakit Dadi Keluarga berdasarkan
tanggung jawab, pengalaman, kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan pada setiap posisi.
Berikut ini adalah pangkat dan golongan yang ada di Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga :
F. KATEGORI KARYAWAN
1. Karyawan Tetap.
Seorang karyawan tetap didifinisikan sebagai karyawan Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga
penuh waktu yang kontrak kerjanya tidak mencantumkan masa kerja tertentu, dan
mendapatkan gaji dan tunjangan-tunjangan Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga secara penuh.
2. Karyawan Kontrak.
Yang dimaksud dengan Karyawan kontrak yaitu karyawan yang memiliki masa kerja tidak
lebih dari dua tahun lamanya. Karyawan kontrak diangkat untuk mengisi peran khusus
yang tercantum didalam kontrak kerjanya. Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga menetapkan
klasifikasi karyawan dan tingkat gaji seorang karyawan kontrak. Besarnya gaji karyawan
kontrak bergantung pada peraturan upah minimum yang ditetapkan pemerintah. Surat
pengangkatan karywan kontrak dengan jelas menguraikan ketentuan kerja, kerangka acuan,
pengawasan, rincian imbalan, tunjangan-tunjangan yang akan diterima karyawan. Ketentuan
perpanjangan dan/atau pemutusan hubungan kerja, dan hal-hal yang berkaitan dengan
pedoman kepegawaian.
Perbedaan yang mendasar dengan karyawan tetap, karyawan kontrak memiliki tanggal akhir
masa kerja tertentu. Apabila sebelum masa kontrak berakhir tidak ada pemberitahuan tentang
hubungan kerja selanjutnya, maka secara otomatis hubungan kerja akan berakhir.
Berdasarkan peraturan pemerintah yang berlaku sekarang ini, dan dimungkinkan terjadinya
perubahan, tidak diberikan pesangon pemutusan hubungan kontrak kerja.
Perpanjangan Kontrak
Suatu kontrak kerja dapat diperpanjang satu kali tetapi total masa kerja kontrak
tidak boleh melebihi 3 tahun.
Pemberitahuan tentang maksud untuk memperpanjang atau memperbaharui suatu
kontrak kerja harus dilakukan sebelum masa kontrak berakhir paling tidak 7 hari
sebelum kontrak kerja berakhir. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka kontrak harus
dianggap selesai.
BAB II
HARI KERJA DAN JAM KERJA
A. HARI KERJA
Hari kerja resmi Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga adalah enam (6) hari seminggu dari hari Senin
sampai Sabtu.
B. JAM KERJA
Ketentuan jam kerja adalah sebagai berikut: Senin – Kamis pukul 08.00 – 16.00
Bilamana Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga sangat memerlukan, karyawan dapat diminta untuk
menambah jam kerja (kerja lembur) pada hari kerja, akhir minggu dan/atau pada hari libur.
C. KEHADIRAN
1. Setiap karyawan harus berada ditempat kerjanya tepat pada waktu yang ditetapkan
pada pasal 10 diatas dan hanya boleh meninggalkan tempat kerjanya sehabis jam kerja,
kecuali pada waktu istirahat/waktu makan siang atau apabila karyawan telah diizinkan oleh
atasannya langsung untuk meninggalkan tempat kerjanya untuk keperluan tertentu.
2. Setiap karyawan diwajibkan untuk mengisi daftar hadir/catatan harian pada saat tiba dan
ketika meninggalkan tempat kerja.
3. Semua karyawan harus selalu memperhatikan jam kerja dan tepat waktu. Peringatan akan
diberikan kepada karyawan yang datang terlambat (telat lebih dari 15 menit) melewati
empat (4) kali dalam satu (1) bulan. Kebiasaan datang terlambat dapat dikenai tindakan
disipliner.
BAB III
KERJA LEMBUR
A. KERJA LEMBUR
1. Semua pekerjaan yang dikerjakan oleh karyawan diluar jam kerja resmi dianggap kerja
lembur. Akan tetapi, kerja lembur harus mendapatkan persetujuan lebih dahulu dari
atasan langsung karyawan.
2. Dengan memperhatikan keperluan dan kebutuhan (khususnya untuk hal-hal yang
mendesak) Pengurus dan atau Manajemen Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga, dapat
meminta karyawan untuk melakukan kerja lembur terutama untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Bilamana pada waktu tertentu atau jangka waktu tertentu volume pekerjaan
terakumulasi sampai pada suatu saat harus diselesaikan segera;
b. Dalam keadaan yang bersifat darurat atau menghadapi pekerjaan yang mendesak.
c. Kepada karyawan yang menjalankan kerja pada jam lembur, Rumah Sakit Umum
Dadi Keluarga akan mengupayakan pemberian upah lembur sebagaimana diatur oleh
Peraturan Ketenagakerjaan yang berlaku. Apabila hal tersebut tidak dapat dipenuhi maka
lembaga dapat mempertimbangkan pemberian insentif yang besarnya akan diatur dari
waktu ke waktu bergantung kepada kinerja dan kondisi keuangan Rumah Sakit Umum
Dadi Keluarga
B. PERHITUNGAN KERJA LEMBUR
Dasar untuk menghitung kerja lembur adalah Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/ 2003
dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
KEP 102/MEN/VI/2004 tertanggal 25 Juni 2004.
150% dari upah satu (1) jam. Upah satu (1) jam dihitung sebagai
berikut : 1/173 x gaji pokok beserta tunjangan (bila
ada).(Sekurang-kurangnya) 1/173 x 75% dari gaji keseluruhan).
11.2 Pembayaran untuk kerja lembur yang dilakukan pada non hari kerja/hari
libur, diperhitungkan sebagai berikut :
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
10
11.2.1 Untuk tujuh pertama kerja lembur :
12.1 Pada dasarnya, faktor-fakor dibawah ini digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk menemukan struktur pengupahan karyawan:
12.2 Disamping itu, jumlah upah setiap karyawan ditentukan juga oleh ranking di
KSP XXX, posisi dan tanggung jawabnya.
Besarnya persentase kenaikan upah akan diatur dalam peraturan tersendiri yag
akan di baharui dari waktu ke waktu berdasarkan perkembangan dan kondisi
lembaga.
12.4 Upah akan dibayarkan kepada karyawan setiap awal hari kerja pada
bulan berjalan sebagai upah bulan yang bersangkutan. Apabila tanggal
pembayaran upah jatuh pada hari Minggu atau hari libur, maka hari pembayaran
akan dimundurkan kehari berikutnya.
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
11
PASAL 13. TUNJANGAN BIAYA HIDUP/TUNJANGAN KEMAHALAN
14.2Potongan Lainnya
KSP XXX berhak memotong gaji karyawan karena alasan berikut ini :
15.1 Setiap tahun KSP XXX memberikan Tunjangan Hari Raya bagi setiap karyawan.
15.2 Tunjangan tersebut adalah sebesar satu (1) bulan gaji pokok.
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
12
15.5 Tunjangan Hari Raya akan dibagikan kepada karyawan
selambat-lambatnya satu (1) minggu sebelum hari
Lebaran.
KSP XXX akan memperhatikan semua hari libur umum seperti yang
diumumkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
17.7 Karyawan yang terpaksa tinggal dirumah sakit (opname) dalam masa
cutinya, bisa mendapatkan tambahan cuti yang terpakai selama
perawatan tersebut, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
13
PASAL 18. CUTI HAMIL
Karyawan wanita yang akan melahirkan diberikan cuti hamil selama tiga
(3) bulan dengan menerima gaji penuh (Undang-undang
KETENAGAKERJAAN No. 1 tahun 1953). Cuti hamil tersebut harus
diambil sekurang-kurangnya tujuh (7) hari sebelum perkiraan tanggal kelahiran
bayi. Cuti selama 1,5 bulan akan diberikan untuk keguguran berdasarkan
keterangan dokter. Karyawan yang bersangkutan harus menyampaikan surat
keterangan dokter mengenai perkiraan tanggal kelahiran atau terjadinya
keguguran, tergantung apa yang sebenarnya terjadi.
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
14
PASAL 19. CUTI HAID.
Bila seorang karyawan tidak masuk kerja karena sakit, karyawan yang
bersangkutan wajib segera melaporkan kepada KSP XXX setidak-tidaknya
pada hari mulai sakit melalui telepon, surat atau melalui orang lain atau melalui
anggota keluarga.
Apabila karyawan tidak masuk kerja karena sakit lebih dari satu (1) hari,
karyawan yang bersangkutan harus membuktikan sakitnnya dengan surat
keterangan dokter yang mempunyai izin praktek.
Apabila karyawan yang bersangkutan sakit melebihi dua belas (12) bulan
berturut-turut (dengan konfirmasi dokter), maka hubungan kerja karyawan yang
bersangkutan dapat diputuskan sesuai dengan Undang-undang No. 12 tahun 1964.
21.1 Izin tidak bekerja dapat diberikan kepada para karyawan dengan
mendapat pembayaran gaji penuh dalam hal-hal berikut :
• Perkawinan karyawan - 2 hari
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
15
• Kelahiran anak karyawan (menemani - 2 hari
istri melahirkan)
21.2 Setiap urusan lain yang tidak disebutkan diatas, akan dilakukan oleh
karyawan dalam waktu pribadinya.
Apabila yang meninggal adalah suami/istri sah, anak dari karyawan, KSP
XXX akan memberikan sumbangan uang yang sesuai dengan kebijaksanaan KSP
XXX.
meliputi :
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
16
a. Biaya transportasi;
b. Hotel/tempat
penginapan; c. Uang
makan harian.
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
17
PASAL 28. PENDIDIKAN DAN LATIHAN KARYAWAN
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
18
dan harta benda milik KSP XXX untuk keperluan KSP XXX, serta
dilarang untuk memindahkan ke luar lingkungan KSP XXX (kecuali
dengan persetujuan lebih dahulu dari Manajemen/Pengurus atau karyawan
yang ditunjuk untuk itu)
lima belas (15) menit setelah waktu yang telah ditetapkan seperti tersebut
pada pasal 10, maka karyawan yang bersangkutan dianggap terlambat.
Karyawan hanya dibenarkan terlambat selama tiga (3) kali dalam
sebulan. Akumulasi tiga kali keterlambatan adalah sama dengan satu hari
absen tanpa pemberitahuan.
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
19
BAB XII. PELANGGARAN PERATURAN DAN TINDAKAN DISIPLIN
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
20
4. Memperpanjang waktu cuti tanpa ada persetujuan terlebih dahulu
dari Manejemen (catatan : memperpanjang cuti wajib
memberitahukan kepada Manajemen terlebih dahulu dengan sarana
tercepat);
5. Bertingkah laku dan berkelakukan yang membahayakan KSP
XXX dan merusak moral keryawan lainnya;
6. Memindahkan harta benda milik KSP XXX keluar dari lingkungan
KSP XXX tanpa izin tertulis terlebih dahulu dari Manajemen
atau pejabat yang berwenang untuk itu.
32.1 Pada dasarnya tindakan disiplin yang diterapkan oleh KSP XXX
IKHLAS terhadap seorang karyawan bersifat korektif (memperbaiki) dan
mendidik, agar karyawan yang bersangkutan masih
memperoleh kesempatan untuk
memperbaiki sikap dan perilakunya.
a. Peringatan lisan;
b. Peringatan
tertulis;
c. Pemecatan/Pemutusan hubungan kerja.
yakni :
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
21
BAB XIII. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
A. UANG PESANGON
- 10 bulan gaji
Dalam hal seorang karyawan ingin mengundurkan diri maka yang bersangkutan
harus memberitahukan secara tertulis kepada Manajemen selambat lambatnya
satu (1) bulan sebelum tanggal pengunduran diri.
Seorang karyawan yang cacat permanen (fisik maupun mental) sehingga tidak
dapat bekerja lagi untuk KSP XXX (yang dikuatkan oleh surat keterangan
dokter) akan diberhentikan dengan hormat dan akan diberikan tunjangan
penuh sesuai dengan Undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku.
BAB XIV. TUNJANGAN HARI TUA
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
23
PASAL 38. TUNJANGAN HARI TUA
Pada dasarnya seorang karyawan akan bekerja di KSP XXX hanya hingga usia
yang ke 56 tahun.
Setelah hubungan kerja karyawan yang bersangkutan putus pada usia tersebut di
atas, maka karyawan yang bersangkutan dapat
dipekerjakan kembali tergantung kebijaksanaan KSP XXX
yang berlaku pada saat itu dan tidak melanggar peraturan. Pada akhir
hubungan kerja dengan KSP XXX, karyawan yang bersangkutan akan
menerima sejumlah uang secara sekaligus (lumpsum) yang disebut Tunjangan
Hari Tua dan Uang Pesangon dan Uang Jasa minimal sesuai dengan Keputusan
menteri Tenaga Kerja No. 150/Men/2000.
39.1 Masa kerja sampai dengan 10 tahun ditambah dengan tiga (3)
lima (5) bulan pembayaran ekstra atas upah bulan terakhir dari karyawan
yang bersangkutan;
pembayaran ekstra atas upah bulan terakhir dari karyawan yang bersangkutan.
Tunjangan hari tua ini akan dibayarkan tepat pada hari kerja terakhir
karyawan yang bersangkutan pada KSP XXX.
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
24
Untuk maksud tersebut, pembicaraan rutin antara Manajemen dan karyawan akan
selalu didukung.
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
25
PASAL 41. PROSEDUR PENYELESAIAN
Jika seorang karyawan tidak puas atau mempunyai penolakan atas peraturan
kerja, syarat kerja atau atas tindakan yang dilakukan oleh Manajemen, maka
karyawan yang bersangkutan boleh mengemukakan keluhannya dengan cara-cara
sebagai berikut :
41.2 Apabila dalam waktu dua (2) hari, masalahnya masih belum
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
26
Peraturan KSP XXX ini berlaku sejak tanggal disahkan dan akan ditinjau dari waktu ke
waktu untuk menyesuaikan dengan kondisi KSP XXX dan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
Buku peraturan KSP XXX ini dibagikan kepada masing-masing karyawan untuk
diketahui dan dilaksanakan.
Lampiran 1
Sesuai dengan misi sosial dan kemanusiaan KSP XXX, semua staf diwajibkan untuk bekerja
dengan kasih dan kepercayaan. Melalui tindakannya, karyawan diharapkan mewakili nilai-nilai
utama KSP XXX yaitu rasa hormat, integritas, komitmen dan keunggulan. Semua
karyawan/pekerja KSP XXX wajib membaca dan mematuhi Kode Etik organisasi.
1. INTERPRETASI
1.1. Untuk kepentingan kesefahaman memahami Kode Etik ini, maka definisi tentang
hal-hal yang diatur didalammnya dimaksud sebagai berikut:
1.4. “Anggota Masyarakat atau Klien” berarti seseorang kepada siapa staf
diwajibkan untuk memberikan salah satu bentuk dari perlindungan, bantuan, jasa atau
intervensi lain.
1.6. “Jender” mengacu pada perbedaan-perbedaan budaya atau sosial antara pria dan
wanita dalam peranan dan tanggungjawab, harapan, kekuatan, perlakuan istimewa,
hak-hak, dan peluang. Ini juga mengacu pada perbedaan-perbedaan antara
wanita dan pria yang berakar dari kebudayaan, tradisi, masyarakat atau
agama dan diajarkan sejak kecil. Perspektif individu atau masyarakat
mengenai jender dapat berubah. Disadari bahwa karena status mereka yang
tidak setara, kaum wanita dan anak-anak perempuan khususnya, menghadapi
resiko eksploitasi dan penyiksaan seksual. Akan tetapi, dalam keadaan-keadaan
tertentu, pemuda atau bahkan pria dewasa juga dapat berada pada posisi yang
rentan terhadap eksploitasi dan penyiksaan seksual.
(a) Tingkah laku yang peka terhadap kesetaraan jender (laki laki dan perempuan)
meliputi: − memperlihatkan rasa hormat yang sama untuk pria dan wanita
− berlaku adil terhadap pria dan wanita, yaitu menghargai ketegasan baik
dari pria maupun wanita
− memperlihatkan perlakuan yang sama terhadap semua pria dan
wanita − melakukan inisiatif-inisiatif untuk mengembangkan
kesetaraan jender
− melaporkan tingkah laku-tingkah laku yang tidak peka terhadap jender
yang berhubungan dengan “pelanggaran besar”.
(b) Perlakuan dan sikap yang tidak peka terhadap jender termasuk:
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
27
− Bahasa yang membedakan jenis kelamin 1 baik tulisan maupun
lisan. − Mengkotak-kotakkan
i) meremehkan atau merendahkan kemampuan berdasarkan jenis
kelamin, bukan kinerja atau tingkatan;
ii) mengambil nama secara tidak adil atas pekerjaan atau tidak
memberikan pengakuan yang seharusnya, berdasarkan jenis kelamin;
iii) mengesampingkan pekerjaan, berdasarkan jenis kelamin,
walaupun kualitasnya baik
− Mengambil asumsi atas wanita atau pria berdasarkan jenis kelamin mereka
− Ikut serta dalam hubungan seksual yang menyiksa dan memiliki potensi
bahaya di dalam atau di luar konteks pekerjaan organisasi,
mengembangkan kekerasan seksual dan jender praktek-praktek terkait, di
dalam atau di luar konteks pekerjaan organisasi.
1.7. “Pelecehan” adalah tingkahlaku, yang dapat menyebabkan rasa malu, hina atau
intimidasi; hal ini bisa meminta pertolongan atau perlakuan khusus. Tingkah laku
ini dapat berupa verbal, secara fisik, sengaja, atau tidak diminta. Termasuk juga
komentar-komentar, lelucon atau sindiran yang tidak menyenangkan mengenai
badan atau pakaian seseorang, lirikan, lelucon kasar yang menyebabkan
kecanggungan atau keadaan yang memalukan.
1.8. “Hak asasi manusia” adalah standar internasional yang telah disetujui yang
mengakui dan melindungi martabat dan integritas dari tiap individu tanpa pembedaan.
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
28
1.9. “Minor” mengacu pada orang yang berusia di bawah 18 tahun dan sesuai dengan
definisi anak menurut Konvensi Hak-hak Asasi Anak (Convention on the Rights of the
Child, CRC).
1.11. “Penyiksaan seksual” adalah gangguan fisik yang bersifat seksual, yang
nyata atau diancamkan, dengan paksaan atau dalam kondisi yang tidak setara
atau terpaksa, dan termasuk juga sentuhan yang tidak pada tempatnya.
1.12. “Eksploitasi Seksual” memiliki arti yang sama dengan paksaan atau manipulasi
seksual dalam Kode Etik dan termasuk orang-orang dengan wewenang atau
kekuasaan yang sebenarnya atau yang dipercayai, yang memaksa orang-orang yang
lebih lemah (khususnya wanita, anak-anak dan bawahan yang rentan) untuk
melakukan hubungan atau tindakan-tindakan seksual. Terlepas dari wewenang,
kedudukan, pengaruh atau kepercayaan, eksploitasi seksual juga dapat terjadi
melalui tekanan, paksaan atau manipulasi. Korban-korban yang mungkin tampak
menyetujui tindakan-tindakan ini tetap telah dieksploitasi jika mereka digiring
untuk mempercayai bahwa mereka tidak memiliki pilihan lain selain
mengikuti.
1.13. “Kekerasan seksual dan berdasarkan jenis kelamin” atau “Sexual and Gender
Based Violence/SGBV” termasuk kekerasan fisik, seksual, dan psikologi yang
benar terjadi atau diancamkan, yang terjadi di dalam keluarga atau
masyarakat. SGBV dapat berupa pemukulan, penyiksaan seksual, kekerasan
yang terkait pada mahar, perkosaan dalam pernikahan, mutilasi alat kelamin
wanita dan praktek-praktek tradisional lainnya yang membahayakan wanita,
kekerasan pasangan suami istri atau bukan pasangan, kekerasan yang berkaitan
dengan eksploitasi, pelecehan seksual dan intimidasi di tempat kerja, di lembaga
pendidikan atau dimana saja, penyelundupan wanita dan pemaksaan prostitusi.
1.14. “Kekerasan Seksual” berarti segala macam bentuk godaan seksual, komentar,
permintaan seksual yang dinyatakan secara langsung atau disindirkan, sentuhan,
lelucon, gerakan, atau komunikasi atau tindakan lainnya yang bersifat seksual, baik
lisan, tertulis maupun visual, oleh seseorang kepada individu lain tanpa diminta.
Pelecehan seksual dapat ditujukan kepada orang dari jenis kelamin yang sama
atau berbeda dan termasuk pelecehan berdasarkan orientasi seksual. Ini dapat
terjadi di antara satu individu atau lebih, karyawan atau para penerima manfaat,
tanpa menghiraukan hubungan kerja mereka.
2. USAHA-USAHA YANG
DILAKUKAN Semua karyawan
harus:
2.2. Memperlakukan semua orang secara adil dan dengan rasa hormat, kesopanan dan
martabat sesuai dengan hukum Indonesia, peraturan hak asasi manusia
internasional dan peka terhadap adat setempat.
2.3. Tidak pernah melakukan tindakan atau bentuk pelecehan yang dapat
mengakibatkan kerusakan fisik, seksual atau psikologis atau penderitaan bagi orang
lain, terutama wanita dan anak-anak.
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
29
2.4. Tidak pernah mengeksploitasi kerentanan klien, terutama wanita dan anak-anak,
atau menempatkan mereka pada situasi yang tidak berdaya.
2.5. Tidak terlibat dalam kegiatan seksual apapun dengan anak-anak, yaitu orang
berusia di bawah 18 tahun, terlepas dari berapapun usia mayoritas atau usia
yang diperbolehkan secara lokal. Tidak dapat dijadikan pembelaan apabila
seseorang keliru dalam menilai usia dari anak yang terlibat.
2.6. Tidak terlibat dalam eksploitasi atau penyiksaan seksual klien dalam kondisi apapun.
2.7. Tidak menutup mata terhadap atau berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan korup
atau tidak sah.
2.8. Tidak menerima atau menukar uang, pekerjaan, barang atau jasa lainnya dengan
seks, termasuk jasa seksual untuk jasa-jasa yang memang seharusnya diberikan
kepada klien tanpa biaya.
2.9. Tidak terlibat dalam bentuk-bentuk tingkah laku apapun yang menyebabkan rasa
malu, merendahkan atau eksploitatif dalam kondisi apapun.
2.12. Memastikan bahwa pelanggaran apapun dari standar-standar yang ditulis di dalam
Kode Etik ini dilaporkan segera kepada manajemen senior atau manajer
sumberdaya manusia, atau melalui mekanisme pelaporan lainnya yang telah dibuat.
2.15. Berupaya untuk tidak secara sengaja membuat tuduhan palsu terhadap rekan
lainnya tentang pelanggaran pasal-pasal Kode Etik ini. Hal ini termasuk juga
memulai dan menyebarkan gosip.
Selanjutnya bahwa:
2.16. Kinerja individu dalam Usaha-usaha yang dilakukan ini akan dinilai sebagai
bagian dari proses Penilaian Kinerja Tahunan KSP XXX.
KONFLIK KEPENTINGAN
KSP XXX harus diusahakan untuk benar-benar bebas dari cela dalam hubungan
bisnisnya. Walaupun seandainya pemberian “hadiah dan komisi” adalah bagian dari
budaya dalam berbisnis di Indonesia, pembuatan keputusan organisasi tidak boleh
terpengaruh oleh penerimaan hadiah atau komisi tersebut.
• Hadiah atau komisi yang bersifat diminta: Staf KSP XXX dilarang meminta
hadiah atau komisi.
• Hadiah yang tak diminta (tetapi bukan komisi) yang tidak terkait dengan
pengadaan atau pemberian fasilitas kredit/pinjaman dan lainnya: Staf KSP XXX
diijinkan untuk menerima hadiah yang tak diminta tetapi bukan komisi, jika
kurang dari atau setara dengan Rp. 50.000, dan tidak dapat diinterpretasikan
untuk mempengaruhi sebuah keputusan, tidak terkait dengan pengadaan, diterima
dengan cara yang transparan dan digunakan untuk kepentingan seluruh
Karyawan.
• Hadiah atau komisi yang tak diminta yang terkait dengan pengadaan atau
pemberian fasilitas kredit: Karyawan KSP XXX dilarang menerima hadiah, tanpa
memandang besarnya dan kondisinya dari suplier/penyedia jasa atau penjual, Jika
suplier /penjual/ bermaksud untuk memberikan hadiah tunai atau komisi, dapat
diaplikasikan dalam bentuk diskon pada tagihan sebelum pembayaran dilakukan.
Jika suplier /penjual memberikan hadiah tunai kepada seorang Karyawan KSP
XXX setelah pembayaran dilakukan, maka hadiah tersebut harus dikembalikan
seluruhnya kepada penjual tersebut. Setiap penawaran penggunaan fasilitas
penjual secara gratis misalnya entertainmen, rekreasi, perjalanan, dsb, tidak boleh
diterima dalam bentuk apapun. Semua karyawan tidak dibenarkan menerima
pemberian apapun dari Debitur KSP XXX.
3. Pemberian Hadiah, Keramahan dan Insentif
KSP XXX mengakui bahwa pemberian hadiah, keramahan dan insentif dapat menjadi
bagian budaya bisnis. Setiap hadiah yang diberikan oleh Karyawan KSP XXX yang
diwenangkan melakukannya tidak harus dianggap “membeli” pengaruh, anugerah atau
kerja sama (misalnya penyuapan), dan bagaimanapun juga tidak harus memalukan
KSP XXX jika hadiah tersebut dibocorkan ke masyarakat umum. Menjaga standar
integritas yang tingggi merupakan hal
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
31
terpenting bagi KSP XXX. Hal ini termasuk menjaga kemandirian dan ketidak
berpihakan dalam hubungan publiknya.
Hanya Karyawan KSP XXX yang diberi wewenang oleh Pengurus yang dapat
memberikan hadiah, keramahan dan insentif sederhana untuk memfasilitasi jalannya
organisasi secara sah, dengan memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
Jika KSP XXX diharapkan memberikan insentif bagi pejabat pemerintah untuk membuat
kunjungan lapangan ke salah satu proyek, staf dapat memberikan biaya perjalanan dan
biaya akomodasi sederhana dan biaya tiap hari yang layak untuk kunjungan lapangan
yang didokumentasikan. Harus diupayakan agar segala sesuatunya dilakukan dengan
pembayaran langsung bagi barang dan jasa untuk mengurangi jumlah tunai yang diberikan.
KSP XXX tidak diperbolehkan terlibat dalam suatu kegiatan yang bersifat politis.
Sebagai sebuah lembaga, KSP XXX tidak boleh menunjukkan keberpihakan ataupun
dukungan terhadap salah satu partai politik dalam bentuk apapun, misalnya; uang,
barang, fasilitas, waktu, media, kehadiran, kesempatan, dsb. KSP XXX secara hati hati
memilih mitra kerjanya, misalnya LSM dan Lembaga Kemasyarakatan yang mungkin
memiliki afiliasi politik tertentu dan harus melakukan kemitraan dengan tidak
mengorbankan netralitas dan ketidak berpihakan KSP XXX .
Bagi karyawan KSP XXX, memiliki kebebasan secara individu untuk menunjukkan
keterlibatan dan dukungan politik diluar waktu kerjanya, namun tetap dilarang untuk
menggunakan fasilitas lembaga atau mengijinkan orang lain menggunakan untuk kegiatan
dan tujuan-tujuan politis. Karyawan juga dilarang untuk aktif dalam kegiatan politik pada
waktu kerja. Karyawan harus menyadari bahwa apabila mereka sedang melakukan
kegiatan politik secara pribadi dengan memakai pakaian atau menggunakan aset KSP
XXX yang secara jelas menunjukkan logo KSP XXX, dapat menodai netralitas
lembaga.
Diakui bahwa bahwa pada saat mendapat penugasan, ada keadaan dimana karyawan
ybs kemungkinan tidak dapat menghindari untuk hadir dan/atau dikenali pada peristiwa
politis yang disponsori oleh suatu partai politik tertentu. Oleh karena itu perlu dilakukan
langkah-langkah untuk mengimbangi pandangan tersebut dengan cara menunjukkan
perhatian yang sama kepada partai politik lainnya untuk mempertahankan kenetralan yang
seimbang.
Karyawan KSP XXX harus sangat berhati-hati pada saat melaksanakan program di
wilayah yang sensitif secara politis.
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
32
Setiap pelanggaran terhadap kebijakan konflik kepentingan dapat dianggap sebagai
kesalahan dan dapat mengarah pada pemutusan hubungan kerja dengan KSP XXX setelah
melalui penyelidikan masalah secara mendalam. Pejabat yang Berwenang harus
bertanggung jawab untuk menjamin bahwa kebijakan konflik kepentingan dianut
/diikuti dan bahwa setiap pelanggaran ditangani sesuai dengan prosedur yang digariskan
perusahaan.
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
33
Lampiran 3
STRUKTUR ORGANISASI
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
34
Lampiran 4
DATA PRIBADI
Nama : ______________________________________________
Tanggal/Tempat : ______________________________________________
Lahir
: ______________________________________________
Alamat
: ______________________________________________
Telepon
: ______________________________________________
Status
PENDIDIKAN
Tahun Sertifikat
Nama Lembaga Tingkat Pendidikan Lokasi
Mulai Tamat / Gelar
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
35
Pendidikan Non Formal
Tahun Sertifikat
Nama Lembaga Tingkat Pendidikan Lokasi
Mulai Tamat / Gelar
PENGALAMAN KERJA
Apa saja yang menjadi tanggung jawab dan tugas saudara/i di tempat terdahulu anda
bekerja:
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
36
REFERENSI
KESEHATAN
Jelaskan apabila ada kondisi kesehatan saudara/i yang dapat mempengaruhi kapasitas
saudara/i dalam bekerja : ___________________________________________________
_______________________________________________________________________
______
_______________________________________________________________________
______ ______________________________________________________________
KETRAMPILAN LAINNYA
Informasi lain yang ingin saudara/i beritahukan (hobbi, keahlian khusus, dll) :
_______________________________________________________________________
______
_______________________________________________________________________
______
_______________________________________________________________________
______ ______________________________________________________
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
38
Lampiran 5
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
39
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
40
Lampiran 6
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
41
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
42
Lampiran 7
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
43
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
44
Lampiran 8
I. DATA
II. EVALUASI
7. Hal-hal lain yang menjadi catatan atas kinerja dan kondite karyawan:
__________________________________________________________________
_____
__________________________________________________________________
_____
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
46
__________________________________________________________________
_____ _______________________________________
III. Saran-saran untuk pengembangan potensi dan kapasitas karyawan dimasa yang
akan datang :
___________________________________________________________________
______
___________________________________________________________________
______
___________________________________________________________________
______ ___________________________________________________
Catatan :
Tabel Skor
Kurang : 1
Cukup : 2
Baik : 3
Sangat Baik : 4
Total Skor Klasifikasi
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
47
≤ 12 Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
≥ 12 - 20
≥ 20 -28
≥ 28
KSP XXX
Kurang 8
Cukup
Baik
Sangat Baik
4
Lampiran 9
Tanggal disesuaikan
No : ……
Sesuai dengan surat lamaran kerja Saudara dan proses seleksi yang telah
dilakukan,dengan ini diberitahukan bahwa saudara diterima untuk bekerja di
organisasi kami dengan syarat dan kondisi sebagai berikut :
6. Pegawai tidak berhak medapatkan upah lembur. (Atau bila yang bersangkutan
berhak mendapatkan lembur, maka disebutkan demikian)
8. Pajak pendapatan akan menjadi tanggung jawab pegawai dan KSP XXX akan
memotong langsung dari gaji ybs dan menyetorkan ke Kantor Pelayanan Pajak.
9. Tugas Saudara adalah sesuai dengan uraian tugas yang terlampir, uraian tugas
Saudara dapat dirubah sewaktu-waktu untuk disesuaikan dengan persyaratan KSP
XXX, dengan kesepakatan dari Saudara. Selanjutnya Saudara juga diharapkan
untuk melakukan tugas-tugas tambahan yang mungkin diberikan sewaktu-waktu.
10. Saudara setuju bahwa kontrak ini dihentikan bila :
b. Bukti bahwa Saudara terlibat tindak kriminal atau tindakan lainnya yang
menimbulkan implikasi yang kurang baik terhadap kredibilitas dan reputasi KSP
XXX.
11. Saudara menyetujui untuk tidak memberikan informasi baik mengenai program,
internal dan informasi lainnya yang bersifat rahasia yang dilakukan selama masa
penugasan kepada organisasi lain tanpa izin tertulis dari KSP XXX.
13. Untuk kepentingan KSP XXX, Saudara bersedia ditempatkan dimana saja, jika
memang diperlukan.
14. Didalam melakukan tugas, Saudara akan mengikuti semua peraturan dan prosedur
KSP XXX.
15. Isu atau masalah yang timbul dan tidak tercantum dalam kontrak ini dapat
disampaikan dan akan dipecahkan secara kekeluargaan (diluar pengadilan) oleh Saudara
dan KSP XXX.
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
50
Besama ini kedua pihak menyatakan setuju dengan kondisi-kondisi kontrak di atas
dan jika kemungkinan dikemudian hari ada perbaikan atau revisi atas bagian
perjanjian ini maka revisi tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
perjanjian ini dan setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak harus dijadikan satu
dengan perjanjian ini.
_____________________, 20___
KSP XXX
51
Lampiran 10
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
52
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
53
Lampiran 11
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
54
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
55
Lampiran 12
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
56
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
57
Lampiran 15
KSP XXX
Prosedur dan Peraturan Ketenaga‐Kerjaan
58