Anda di halaman 1dari 22

Fitoplankton

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok


Mata kuliah: Planktonologi

Disusun Oleh:

Kelompok 3
Rizky Taufiq Rohman 230110180063
Muhammad Rizky M 230110180071
Meizar Fauzi 230110180084
Intan Ukhti Fitriana 230110180100
Bramantya Kemal A 230110180120
Azalea Fathin Hasna 230110180121
Lusy Ayu Putri 230110180123

Kelas B
Universitas Padjadjaran
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Program Studi Perikanan
2019
Kata Pengantar
Pertama tama kami menucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telam
memberikan karunianya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini. Shalawat serta salam semoga terus terlimpah dan tercurahkan kepada
jungjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW, kepada saudara-saudaranya, sahabat-
sahabatnya, serta kepada kita semua selaku umatnya.
Atas tersusunnya makalah mengenai klasifikasi dan habitat fitoplankton ini, kami
mengucapkan syukur Alhamdulillah serta mengucapkan terima kasih kepada pengajar
sehingga kami dapat menyusun makalah ini, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Kami sadar bahwa makalah yang kami susun ini masih memiliki banyak
kekurangan yang harus diperbaiki. Untuk itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran
dari pembaca sehingga dapat dipergunakan untuk perbaikan laporan ini di masa yang akan
datang. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Jatianngor, Maret 2016

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................i


DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................1
1.3 Tujuan ......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................2
2.1 Plankton ....................................................................................................................2
2.2 Pengertian Fitoplankton ......................................................................................... 2
2.3 Cyanophyta ..............................................................................................................3
2.3.1 Klasifikasi Cyanophyta ..................................................................................3
2.3.2 Habitat Cyanophyta ....................................................................................... 4
2.4 Euglenophyta ...........................................................................................................4
2.4.1 Klasifikasi Euglenophyta ...............................................................................5
2.4.2 Habitat Euglenophyta ....................................................................................5
2.5 Pyrrophyta ...............................................................................................................5
2.5.1 Klasifikasi Pyrrophyta ...................................................................................6
2.5.2 Habitat Pyrrophyta ........................................................................................ 8
2.6 Chlorophyta .............................................................................................................8
2.6.1 Klasifikasi Chlorophyta ...............................................................................10
2.6.2 Habitat Chlorophyta ....................................................................................13
2.7 Chrysophyta ...........................................................................................................13
2.7.1 Klasifikasi Chlorophyta ...............................................................................14
2.7.2 Habitat Chlorophyta ....................................................................................16
BAB III ............................................................................................................................. 17
PENUTUP ........................................................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan .........................................................................................................17
3.2 Saran ...................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya mengapung,
mengambang, atau melayang di dalam air yang kemampuan renangnya (kalaupun ada) sangat
terbatas hingga selalu terbawa hanyut oleh arus. Istilah plankton diperkenalkan oleh Victor
Hensen tahun 1887, berasal dari bahasa Yunani yaitu planktos, yang berarti menghanyut atau
mengembara. Plankton dapat dibagi menjadi beberapa golongan sesuai dengan fungsinya,
ukurannya, daur hidupnya, atau sifat sebarannya. Berdasarkan fungsinya, plankton dapat
digolongkan menjadi empat golongan utama, yakni fitoplankton, zooplankton,
bakterioplankton, dan virioplankton.
Fitoplankton terdiri dari lima divisi, yaitu Cyanophyta, Chlorophyta, Chrysophyta,
Euglenophyta, dan Pyrrophyta. Masing-masing mempunyai perbedaan dalam hal pigmen
yang dimiliki, habitat, ukuran tubuh, cara reproduksi, alat gerak, maupun bentuk hidup.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari plankton?
2. Apa pengertian fitoplankton ?
3. Bagaimana klasifikasi tiap filum fitoplankton?
4. Bagaimana habitat tiap filum fitoplankton?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian plankton
2. Mengetahui pengertian fitoplankton
3. Mengetahui klasifikasi dari tiap filum fitoplankton
4. Mengetahui habitat tiap filum fitoplankton

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian plankton


Plankton merupakan organisme-organisme yang berukuran kecil (mikroskopik) yang
jumlahnya sangat banyak dan tidak cukup kuat untuk menahan gerakan air yang begitu besar
(Nybakken, 1992). Ada beberapa dari golongan plankton perenang aktif walaupun demikian
plankton tetap terombang-ambing oleh arus lautan (Hutabarat dan Evans, 2014). Plankton
berbeda dengan nekton, yang juga merupakan organisme pelagik, namun dapat berenang cukup
kuat sehingga dapat melawan gerakan masa air (Asriyana dan Yuliana, 2012). Berbeda dengan
Benthos (hewan dasar) yang hidup di wilayah benthic (dasar lautan), nekton dan plankton hidup
di wilayah epipelagic atau biasa disebut dengan photic zone yaitu wilayah perairan yang
mendapatkan suplai sinar matahari (Delisa, 2012). Nybakken (1992) menjelaskan bahwa
berdasarkan ukurannya, plankton dibagai menjadi lima golongan plankton yaitu :
a. Megaplankton : > 2.0 mm
b. Makroplankton : 0.2 mm - 2.0 mm
c. Mikroplankton : 20 µm - 0.2 mm
d. Nanoplankton : 2 µm - 20 µm
e. Ultraplankton : < 2 µm
Berdasarkan batasan biologi, plankton dikelompokkan menjadi fitoplankton (plankton
nabati) dan zooplankton (plankton hewani). Menurut batasan dari hidup plankton digolongkan
menjadi dua golongan yaitu holoplankton (plankton yang seluruh daur hidupnya plankton)
dan meroplankton (plankton yang hanya sebagian daur hidupnya terutama stadia larva hidup
sebagai plankton) (Asriyana dan Yuliana, 2012). Termasuk dalam golongan meroplankton
ialah berbagai larva hewan laut yang pada stadium dewasa hidup sebagai bentos atau nekton
(Nybakken, 1992).

2.2 Pengertian Fitoplankton


Fitoplankton adalah tumbuhan renik mikroskopis yang hidup mengambang atau
melayang di dalam laut dan selalu terbawa oleh arus (Nybakken, 1992). Tumbuhan renik ini
terdapat di laut, mulai dari tepi pantai, di muara sungai sampai ke tengah samudera, dari
perairan tropis yang hangat sampai ke perairan kutub yang dingin. Dalam dimensi vertikal,
tumbuhan renik ini terdapat mulai dari permukaan laut sampai kedalaman dimana cahaya

2
surya dapat menembus laut, yang bisa mencapai kedalaman sampai sekitar 100-150 meter
dibawah permukaan laut (Nontji, 2017).
Fitoplankton diartikan sebagai alga laut bersel tunggal yang mampu bergerak dengan
flagel (bulu cambuk) atau bergerak dengan cara mengikuti arus (Verlencar dan Desai, 2004).
Fitoplankton merupakan tumbuhan yang memiliki ukuran 0,0001 mm sampai dengan 2
milimeter yang mampu bergerak ataupun mengalir mengikuti arus dari permukaan air laut
sampai dengan kedalaman 100 meter dibawah permukaan laut (Nybakken, 1992).
Fitoplankton mempunyai peranan penting di ekosistem pelagik yaitu sebagai produsen
primer (primary productivity) zat-zat organik. Fitoplankton mampu membuat ikatan-ikatan
organik yang kompleks dari bahan anorganik yang sederhana (Hutabarat dan Evans, 2014).
Fitoplankton merupakan alga ber sel tunggal yang hidup sendiri (solitary) atau berkoloni
(colonial). Komponen utama fitoplankton di laut yaitu Diatom, Dinoflagellata,
Coccolithophorids dan beberapa flagellata lainnya (Zeitzschel, 1978). Asriyana dan Yuliana
(2012) menjelaskan ada lima kelompok besar fitoplankton yang hidup di perairan, yaitu
Cyanophyta (alga biru), Chlorophyta (alga hijau), Chrysophyta (alga kuning), Phyrophyta dan
Euglenophyta. Menurut Nybakken (1992) Fitoplankton di bagi menjadi dua kelompok besar
yaitu diatom dan dinoflagelata.

2.3 Cyanophyta

Divisi Cyanophyta merupakan sel eukariotik, memiliki membran inti dan nukleus,
memiliki dinding sel yang tebal (peptidoglikan), lentur, dan sel-selnya tidak memiliki flagel.
Spesies yang ditemukan yaitu Oscillatoria sp. Ciri khas Oscillatoria sp yaitu berwarna hijau
kebiru-biruan, membentuk filamen panjang lurus, dan halus. Pigmen fotosintesis yaitu klorofil
a, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri dari fikosianin dan fikoeritin (Bold, 1985).

2.3.1 Klasifikasi

3
Divisi Cyanophyta menjadi 4 ordo, yaitu Stigonematales. Ordo Chroococcales, Ordo
Oscillatoriales memiliki 6 famili, 16 genus dan 139 spesies. Ordo Nostocales memiliki 7
famili, 16 genus dan 109 spesies. Ordo memiliki 3 famili, 6 genus dan 15 spesies (Whitton
dkk., 2002). Sejumlah sifat morfologi sel Cyanophyta penting dalam identifikasi. Salah satu
bentuk karakteristik dari sel filamen dikenal sebagai heterokis, yaitu sel yang terdiferensiasi
dari sel vegetatif dan merupakan situs fiksasi nitrogen. Pada beberapa genera seperti
Anabaena, heterokisnya berkembang secara teratur sepanjang filamen. Berbeda dengan
Calothrix yang hanya memiliki satu heterokis yaitu pada salah satu ujung filamen (Whitton
dkk., 2002).
Cyanophyta masuk ke dalam kelas Cyanophyceae yang terbagi menjadi 4 ordo, yaitu
Chroococcales, Oscillatoriales, Nostocales Chroococcales memiliki 12 famili, 35 genus dan
98 spesies. memiliki 6 famili, 16 genus dan 139 spesies. Ordo memiliki 7 famili, 16 genus dan
109 spesies. Ordo Stigonematales. (Whitton dkk., 2002 dalam Sari, 2011).

2.3.2. Habitat
Cyanophyta bisa ditemukan pada berbagai kondisi lingkunagn baik akuatik maupun
terestrial seperti laut, lumpur, rawa, air tawar, payau, tanah, dan bebatuan. Pada umumnya
Cyanophyta banyak ditemukan pada perairan tawar dengan pH netral. Meskipun begitu, ada
pula Cyanophyta yang hidup pada lingkungan yang ekstrim seperti sumber air panas, gunung
berapi, kutub utara, perairan dengan salinitas yang tinggi dan gurun. Oleh karena itu
Cyanophyta dikenal sebagai organisme yang kosmopolit (Graham & Wilcox, 2000 dalam
Sari, 2011).
2.4 Euglenophyta

Euglenophyta beranggotakan organisme yang disebut euglenoid. Sebagian besar


euglenoid hidup di air tawar yang kaya bahan-bahan organik atau mengalami eutrofikasi.
Euglenoid tidak memiliki dinding sel tetapi memiliki lapisan protein yang fleksibel disebut
pelikel atau periplas. Beberapa jenis euglenoid mengandung klorofil a dan klorofil b.
4
Cadangan makanan disimpan dalam bentuk paramilon yaitu suatu polisakarida. Anggota
euglenoid yang terkenal adalah Euglena. Euglena merupakan organisme yang memiliki tubuh
seperti daun dengan ujung depan tumpul dan belakang lancip. Euglena memiliki alat gerak
berupa flagel yang panjang. Euglena dapat hidup secara autotrof. Jika terkena cahaya maka
terjadi proses 35 fotosintesis sehingga bersifat holofitik. Jika lingkungan tidak
menguntungkan, Euglena mengambil zat organik dari lingkungan sekitar atau bersifat
holozoic. Divisi Euglenophyta merupakan organisme bersel tunggal dengan susunan sel
eukariota. Spesies yang ditemukan yaitu Euglena sp. Pada dasarnya euglena memiliki dua
buah flagel tipe cambuk berjumbai, dengan tonjolan lateral yang berupa bulu yang terletak
pada satu barisan sepanjang flagel. Ciri khas Euglena sp yaitu dapat bergerak dengan cepat.
Divisi Eulenophyta memiliki tipe klorofil a, b, dan karoten sel tidak dibungkus oleh dinding
selulosa, melainkan oleh perikel berprotein, yang berada didalam plasmalema.

2.4.1 Klasifikasi
Divisi =Euglenophyta
Kelas =Euglenophyceae
Ordo =Euglenales
Famili =Euglenaceae
Genus= Euglena
Spesies =Euglena sp

2.4.2 Habitat
Euglenophyta memiliki habitat di air tawar, misalnya air kolam, sawah, danau, dan
banyak ditemukan di parit-parit peternakan yang banyak mengandung kotoran hewan.

2.5 Pyrriophyta
Pyrrophyta (Yunani, pyrrhos = api) atau ganggang api atau Dinophyta disebut juga
Dynoflagellata (Yunani, dinos = berputar, flagel = cambuk) karena memiliki dua cambuk
(flagela) yang dapat menghasilkan pergerakan memutar. Pyrrophyta merupakan alga
uniselular (bersel satu), tubuh Dynoflagellata primitif pada umumnya berbentuk ovoid tapi
asimetri, mempunyai dua flagella, satu terletak di lekukan longitudinal dekat tubuh bagian
tengah yang disebut sulcus dan memanjang ke bagian posterior. Sedangkan flagella yang lain
ke arah transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang melingkari tubuh
atau bentuk spiral pada beberapa belokan Sebagaian besar spesiesnya merupakan organisme

5
uniseluler dan ada yang membentuk koloni. Sel Dynoflagellata ditutupi oleh cangkang dari
selulosa, beberapa diantaranya juga mengandung silica yang memberikan kekuatan terhadap
cangkangnya. Selain itu pyrrophyta bersifat fosforesensi yaitu memiliki fosfor yang
memancarkan cahaya, yang kemampuannya disebut bioluminescent. Sebagian besar
Dynoflagellata merupakan organisme fotosintetik dan memiliki pigmen klorofil a, klorofil c,
dan karotenoid. Tidak semua dynoflagellata memiliki pigmen atau klorofil sehingga mereka
tidak dapat melakukan fotosintesis, oleh karena itu dynoflagellata akan hidup dengan cara
heterotrof maupun parasit.

Struktur sel

Sel Dynoflagellata terbagai secara transversal oleh cingulum menjadi epiteka dan
hipoteka. Pada Peridinium, epiteka tersusun atas 2 seri: apical dan precingular. Pada beberapa
genus terdapat seri pelat yang tidak sempurna pada permukaan dorsal dengan 1-3 pelat
interkalar anterior. Hipoteka tersusun atas 2 seri transversal: cingular dan antapikal juga sering
terdapat seri yang tidak sempurna yaitu interkalar posterior.

2.5.1 Klasifikasi
Pyrrophyta terdiri dari 2 kelas, yaitu:
1. Desmophyceae
Ciri-ciri:
• Memiliki flagel yang keluar dari ujung anterior (apical, subapical)
• Motil
• Memiliki 1 ordo: Prorocentrales
• Memiliki dinding sel yang tebal, tersusun atas dua belahan (theca)

6
• Berbentuk speris, oval, atau tetes air mata (teardrops)
• Terdapat di air tawar, payau, laut
• Contoh spesies : Prorocentrum micans
2. Dinophyceae
Ciri – ciri :
• Flagelnya keluar dari posisi ventral. Satu flagel terletak pada bagian
sulcul, yang lainnya pada bagian cingulum
• Memiliki anggota lebih banyak
• Salah satu flagella terdapat pada bagian transversal, yang lainnya pada
bagian longitudinal
• Memiliki 6 ordo:
a. Dinophysiales
• Bersifat motil
• Hidupnya soliter
• Memiliki dinding sel
• Berbentuk pipih lateral
• Mempunyai tutup cingulum pada bagian ujung anterior
• Epitheca pendek
• Menghasilkan toksin
• Contoh spesies : Dinophysis sp, Ornithocercus thurni
b. Gymnodiniales
• Sel motil
• Tidak memiliki dinding sel
• Berbentuk oval
• Memliki girdle berbtk spiral
• Kosmopolitan
• Beberapa diantaranya holozik
• Tidak menghasilkan toksin
• Contoh spesies : Gymnodinium sp, Amphidinium sp
c. Noctilucales
• Ukuran organisme ini sekitar 200 hingga 2000 µm.
• Menghasilkan cahaya  bioluminescent
• Memiliki vacuola besar berperan sbg pelampung
• Pada umumnya holozoik, hidup di air Laut
• Memiliki tentakel panjang
• Tidak menghasilkan toksin
7
• Contoh spesies : Noctiluca Scintillans
d. Peridiniales
• Berdinding sel  tidak dapat berubah-ubah
• Motil
• Holozoik, sebagian besar hidup di laut
• Beberapa spesies memiliki tanduk
• Contoh spesies : Peridinium sp.
e. Gonyaulucales
• Memiliki dinding yang keras
• Menghasilkan cahaya
• Kosmopolitan
• Epitecha membentuk sebuah tanduk, hipotheca membentuk dua atau
tiga tanduk
• Mengalami cyclomorfosis
• Sebagian besar holofitik
• Contoh genus Ceratium, Gonyaulax
f. Pyrocystales
• Memiliki bentuk speris, bulan sabit
• Menghasilkan cahaya
• Pada umumnya holofitik
• Dinding sel tebal tersusun atas dua lapis (atas sporopellenin, bawah
selulosa)
• Contoh spesies : Pyrocystis lunula

2.5.2 Habitat
Dinoflagellata terdiri dari bagian utama planktonik lautan, terlebih dalam bentuk
autotrof dan memegang peranan penting dalam rantai makanan. Walaupun ada beberapa
spesies yang hidup di air tawar.

2.6 Chlorophyta

8
Chlorophyta (Yunani, chloros = hijau) adalah ganggang yang berwarna hijau karena
memiliki pigmen dominan klorofil a dan klorofil b, serta pigmen tambahan karoten (kuning
kemerahan) dan xantofil (kuning). Klorofil b adalah jenis klorofil yang terdapat pada
tumbuhan dan tidak dimiliki oleh ganggang lain, kecuali Chlorophyta dan Euglenophyta.
Chlorophyta memiliki dinding sel dan selulosa. Cadangan makanannya disimpan dalam
bentuk amilum, protein, dan minyak.

Ganggang hijau memiliki warna dari gelap sampai hijau terang, yang berasal dari
klorofil a dan b, yang mereka miliki dalam jumlah yang sama dengan “tumbuhan tingkat
tinggi.” Warna mereka secara keseluruhan ditentukan oleh jumlah pigmen lainnya termasuk
beta-karoten (yang berwarna kuning) dan xanthopil (yang kekuningan atau kecoklatan.)
Seperti tumbuhan tingkat tinggi, mereka menyimpan makanan mereka sebagai pati dalam
plastida, dan kebanyakan dindingsel terdiri dari selulosa.
Alga hijau mempunyai susunan tubuh yang bervariasi baik dalam ukuran maupun
dalam bentuk dan susunanya. Ada Chlorophyta yang terdiri dari sel-sel kecil yang merupakan
koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang atau tidak bercabang, ada pula yang
membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi. Dari banyaknya variasi
tersebut alga hijau dikelompokan sebagai berikut:
1. Sel tunggal (uniseluler) dan motil, contoh: Chlamidomonas
2. Sel Tunggal dan non motil, contoh: Chlorella

9
3. Koloni senobium yaitu koloni yang mempunyai jumlah sel tertentu sehingga mempunyai
bentuk yang relatif tetap, contoh: Volvox, Pandorina.
4. Koloni tidak bertauran, contoh: Tetraspora
5. Berbentuk – filamen tidak bercabang, contoh: Ulothrix, Oedogonium.
Filamen bercabang, contoh: Chladhopora, Pithopora
1. Hetemtrikus, yaitu filamen bercabang yang bentuknya terbagi menjadi bagian yang rebah
(prostrate) dan bagian yang tegak, contoh: Stigeoclonium
2. Foliaceus atau parenkimatis, yaitu filamen yang pembelahan sel vegetatisnya terjadi lebih
dari satu bidang, contoh: Ulva
3. Tubular, yaitu talus yang memilik banyak inti tanpa sekat melintang, contoh: Caulerpa
Dinding sel tersusun atas dua lapisan, lapisan bagian dalam tersusun oleh selulose yang
dapat memberikan sifat keras pada dinding sel dan lapisan luar adalah pektin. Tetapi beberapa
alga bangsa volvocales dindingnya tidak mengandung selulose, melainkan tersusun oleh
glikoprotein. Dinding sel caulerpales mengandung xylan atau mannan.
Inti pada clorophyta ada yang berinti prokariota dan ada yang sebagian besar berinti
eukariota. Intinya diselubungi membran inti terdapat nukleus dan kromatin. Inti umumnya
tunggal tetapi ada yang memiliki inti lebih dari satu.
Ada dua tipe pergerakan pada chlorophyta, yaitu:
1. Pergerakan dengan flagella
Flagela pada kelas chlorohyceae selalu bertipe whiplash (akronematik) dan sama panjang
(isokon), kecuali pada bangsa oedogoniales, memiliki tipe stefanokon. Flagela dihubungkan
dengan struktur yang sangat halus yang disebut aparatus neuromotor. Tiap flagela terdiri dari
axonema yang tersusun oleh 9 dupklet mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat 2
singlet mikrotubula. Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan 9 +
2. Flagela tersebut dikelilingi oleh selubung plasma.
3. Pergerakan dengan sekresi lendir
Pada chlorophyta terjadi pergerakan yang disebabkan adanya stimulus cahaya
yang di duga oleh adanya sekresi lendir melalui porus dinding sel pada bagian apikal dari sel.
Selama pergerakan ke depan bagian kutub berayun dari satu sisi ke sisi yang lain sehingga
lendir bagaian belakang.

10
2.6.1 Klasifikasi
1) Ordo Volvocale

Filum : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Volvocales
Famili : Volvacaceae
Genus : volvox
Spesies : Volvox sp.

 Ciri umum
 Ordo besar ganggang hijau (Chlorophyceae) memuat segala bentuk yang secara normal
flagellata dan motil.
 Volvox ditemukan di air tawar.
 Koloni berbentuk bola jumlah antara 500 – 5000 buah.
 Tiap sel memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata.

2) Ordo Chlorococcales

11
Filum: Chlorophyta
Kelas: Chlorophyceae
Ordo: Chlorococcales
Famili: Hydrodictyaceae
Genus: Pedistrum
Spesies: Pedistrum duplex

 Ciri Umum
 Sel-sel vegetatif tidak mempunyai bulu cambuk jadi tidak bergerak.
 Mempunyai satu inti dan satu kloroplas.
 Hidup sebagai plankton dalam air tawar, kadang-kadang juga pada
kulit pohon-pohon dan tembok-tembok yang basah.
3) Ordo Ulotrichales

Filum : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Ulothricales
Famil : Ulothrichaceae
Genus : Microspora
Spesies : Microspora sp.

12
 Ciri umum
 Sel-selnya selalu mempunyai satu inti dan satu kloroplas yang masih
sederhana membentuk koloni berupa benang yang bercabang atau
tidak.
 Yang lebih tinggi tingkatannya mempunyai talus yang lebar dan
melekat pada suatu substrat / alas.

4) Ordo Ulvales

Filum: Chlorophyta
Kelas: Chlorophycae
Ordo: Ulvales
Famili: Ulvaceae
Genus: Ulva
Spesies: Ulva sp.

 Ciri umum
 Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar
perairan.
 Bentuk seperti lembaran daun. sering disebut dengan selada air dan
dapat dimakan.
 Ulva hidup di lautan dan sebagian hidup di air payau. Seperti berkelok-
kelok

13
2.6.2 Habitat
Ganggang hijau merupakan golongan terbesar diantara ganggang dan sebagian besar
hidup di air tawar, beberapa diantaranya hidup di air laut dan air payau. Pada umumnya melekat
pada batuan dan seringkali muncul apabila air menjadi surut. Jenis yang hidup di air tawar,
bersifat kosmopolit, terutama hidup di tempat yang cahayanya cukup seperti kolam, danau,
genangan air. Alga hijau ditemukan pula pada lingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan,
tanah lembab dan kulit batang pohon yang lembab. Beberapa anggotanya hidup di air
mengapung atau melayang, sebagian hidup sebagai plankton. Beberapa jenis ada yang hidup
melekat pada tumbuhan atau hewan.

2.7 Chrysophyta

Chrysophyta merupakan alga berwarna keemasan karena banyak mengandung karoten.


Selain itu juga mengandung pigmen klorofil a dan c. dinding sel tidak mengandung silika.
Cadangan makanan disimpan dalam bentuk krisolaminarin yaitu modifikasi laminarin dan
minyak (Pujiyanto, 2008, h.116). Chrysophyta biasanya biflagellata dengan kedua flagela
melekat di dekat salah satu ujung sel. Kebanyakan spesies merupakan uniseluler namun ada
yang berkoloni yaitu Dinobryon. Apabila kondisi lingkungan memburuk, banyak spesies
membentuk kista pelindung

14
2.7.1 Klasifikasi
Memiliki 2 kelas yaitu :
Bacillariophyceae (Diatomeae)
Bacilliariophyceae atau biasa disebut Diatomieae merupakan jasad renik uniseluler
yang masih dekat dengan flagellatae. Ciri khusus dari kelas ini adalah Dinding selnya
memiliki bentuk khusus dan mengandung pectin serta dibagian luarnya mengandung silikat.
Sel Bacilliariophyceae juga punya inti dan kromatofora berwarna kuning-coklat yang
mengandung klorofil-a, karotin, santrofil, dan karotenoid yg menyerupai fikosianin.
Berdasarkan corak alurnya, Bacilliariophyceae dapat dibedakan menjadi Ordo Pennales
dan Ordo Centrales
Ordo Pennales
Merupakan alga kersik yg punnya alur kea rah menyirip (Pinnae), berbentuk batang,
bergerak dengan cara merayap maju mundur. Biasanya organisme ini melekat pada tumbuhan
air. Berkembang biak secara seksual dengan cara isogami, Contoh : Pinnularia dan Naviculla
Ordo Centrales
Merupakan salah satu penyusun plankton, biasanya hidup didalam laut, memiliki alur
yang memusat (central) pada permukaan cawannya. Organisme ini biasanya melayang didalam
air. Berkembang biak secara aseksual dengan cara membelah diri, oogami, serta pembentukan
auksospora Contoh : Melosira dan Cyclotella
Xanthophyceae
Alga ini memiliki pigmen kuning dengan thallus berupa buluh tak bersekat, namun
bercabang-cabang. Alga jenis ini sudah memiliki anteridium dan oogonium serta memiliki inti
banyak.
Letak anteridium dan oogonium pada setiap jenis berbeda-beda. Misalnya Vaucheria
sessilis anteridiun dan oogonium duduk berdampingan pada thallusnya), V. geminata
(anteridium di apit dua oogonium yang ada pada satu tangkai), V. hamatum (keduanya ada
dalam satu tangkai).
Berkembang biak dengan pembentukan zigospora dan pembiakkan vegetative dengan
pembentukan akinet serta zoospore serta aplanospora.

15
Kelas chrysophyceae atau alga coklat keemasan
Ganggang ini kebanyakan hidup di air laut atau air tawar. Susunan tubuhnya ada yang
berbentuk sel tunggal (contohnya ochromonas) dan ada yang berbentuk koloni (contohnya
synura). Umumnya ganggang ini tidak mempunyai dinding sel. Bila mempunyai dinding sel,
biasanya terdiri dari lorika atau bisa juga tersusun dari lempengan silicon atau bisa juga dari
cakram kalsium karbonat. Ganggang jenis ini mempunyai alat gerak yang berupa flagella yang
tidak sama jumlahnya tiap marga. Cadangan makanan berupa tepung krisolaminarin. Algae
jenis ini mempunyai pigmen keemasan yang sering disebut dengan karoten, klorofil a, b,dan c,
beta karoten, xantofil berupa lutein, dindinoxantin, fukoxantin, dan dinixantin. Contoh
ochromonas. Ochromonas sel tubuhnya berbentuk bola yang dilengkapi dengan 2 flagel yang
digunakan sebagai alat gerak. Kedua flagel tersebut panjangnya tidak sama. Di dalam
sitoplasmanya terdapat beberapa organel penting seperti kloroplas yang berbentuk lembaran
melengkung, vakuola, stigma dan nucleus. Ochromonas berkembang biak dengan membelah
dir isecara longitudinal dan dengan fragmentasi. Fragmentasi ada dua macam, yaitu:
 Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih. Sel tunggal melepaskan diri dari koloni
kemudian membentuk koloni yang baru.
 Sporik, dengan membentuk zoospore dan statospora. Statospora yaitu tipe spora paling unik
yang diketemukan pada Chryaophyta, khususnya padakelas Chrysophyceae dengan bentuk
speris dan bulat. Dinding spora bersilia, tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindah.
Mempunyai lubang atau pore dan ditutupi oleh sumbat yang mengandung glatin. Beberapa
spesies bentuk statosporanya bermacam-macam, yaitu :
a. Berdinding halus
b. Berornamen dan
c. Berduri
Contoh: Chrysomonodales
Pada genus yang motil statospora yang diketemukan berada pada fase istirahat, yaitu :
flagel tertarik ke dalam dan membentuk bagian yang sperik atau bulat selanjutnya flagel
mengalami diferensiasi internal dari protoplasma yang sperik. Yang terpisah hanya bagian
membran plasma dari bagian periferi protoplasma asli. Kemudian sekresi dari dinding antara
dua membran plasma yang baru terbentuk, kecuali daerah sirkuler, nantinya akan membentuk
lubang atau pore.

16
2.7.2 Habitat
Habitatnya di air tawar dan di air laut. Chrysophyta hidup sebagai organisme fotoatotrof.
Namun, beberapa spesies ada yang mampu menyerap senyawa organik terlarut atau menelan
partikel makanan dan bakteri dengan menjulurkan pseupodianya

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Plankton merupakan makhluk hidup yang hidup di air baik itu hewan (zooplankton)
maupun tumbuhan (fitoplankton) yang hidupnya melayang serta terbawa arus berukuran
mikroskopis
Fitoplankton adalah plankton berjenis tumbuhan yang dapat menghasilkan makanan
sendiri (autotorof). Fitoplankton terbagi menjadi menjadi 5 filum yakni Cyanophyta,
Euglenophyta, Chlorophyta, Phyrrophyta, Chrysophyta. Masing masing filum memiliki
struktur, pigmen, klasifikasi, habitat, ukuran tubuh, cara reproduksi, dan bentuk tubuh yang
berbeda beda.

3.2 Saran
Dengan berbagai macam kelimpahannya sudah sepatutnya kita untuk mengetahui
perihal plankton karena plankton juga merupakan salah satu makhluk yang memiliki dampak
besar bagi kehidupan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Q. (1985) ‘Red Tide’, Oseana, X(2), pp. 48–55.


Hutabarat, P. U., Redjeki, S., & Hartati, R. (2014). Komposisi Dan Kelimpahan Plankton Di
Perairan Kayome Kepulauan Togean Sulawesi Tengah. Journal of Marine Reserch,
3(4), 447-455.
Sachlan,M,.1982. PLANKTONOLOGI.Semarang.Undip
SHADDIQAH MUNWAROH FAUZIAH, A. N. (2015). Identifikasi Mikroalga dari Divisi
Chlorophyta di Waduk Sumber Air Jaya Dusun Krebet Kecamatan Bululawang
Kabupaten Malang. Bioedukasi, 20-22.
Skaloud, P. 2016. Chrosophyta. Springer International Publishing Switzerland.
Suthers, I. M. and Rissik, D. (2009) Plankton. Edited by P. Storer. Australia: CSIRO
PUBLISHING.
Yuliana, Adiwilaga, E. M., Harris, E., & Pratiwi, N. T. (2012). Hubungan Antara Kelimpahan
Fitoplankton dengan Parameter Fisik-Kimiawi perairan di Teluk Jakarta. Akuatika,
III(2), 169-179.

19

Anda mungkin juga menyukai