Anda di halaman 1dari 2

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RSPAD GATOT SOEBROTO - FK UNIVERSITAS YARSI


SINOPSIS SUNGSANG: DIAGNOSIS DAN
PENATALAKSANAAN TERKINI BERBASIS BUKTI (EBM)
JUMAT, 1 FEBRUARI 2019
Anindya Anjas Putriavi – NPM 1102014027

Sungsang menurut KBBI adalah terbalik seperti yang di atas menjadi di


bawah, yang di depan menjadi di belakang, kepala di bawah kaki di atas dan
sebagainya.1 Presentasi bokong pada janin terdiri atas bokong sempurna (kedua
tungkai disamping bokong), bokong murni (frank breech: kedua tungkali lurus ke
atas), bokong kaki (tungkai terlipat pada lipat paha dan tekuk lutut), kaki (kaki turun
ke bawah lebih rendah dari bokong), lutut (lutut turun ke bawah lebih rendah dari
bokong).2
Sebelum usia kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong terjadi
sekitar 25-30% namun sebagian besar menjadi presentasi kepala setelah usia
kehamilan 34 minggu. Risiko terjadinya sungsang adalah prematuritas,
abnormalitas struktur uterus, polihidroamnion, plasenta previa, multiparitas, mioma
uteri, kehamilan multipel, anomali janin dan riwayat presentasi bokong
sebelumnya.2
Diagnosis sungsang dapat diketahui lewat anamnesis (usia kehamilan dan
data faktor risiko), pemeriksaan fisik umum dan obstetri seperti pemeriksaan luar
(Leopold setelah usia kehamilan ≥ 38 minggu), pemeriksaan dalam (inspekulo dan
bimanual) dan pelvimetri klinis, pemeriksaan penunjang dengan pemantauan
kesejahteraan janin dan USG obstetri untuk mengetahui taksiran janin, jenis
presentasi bokong, keadaan amnion dan kemajuan persalinan yang dapat
menyingkirkan diagnosis banding serta mendukung diagnosis dan rencana
tatalaksana sungsang.2 Pemeriksaan laboratorium dan radiologi juga dapat
mendukung diagnosis sungsang. Rencana tatalaksana sungsang disesuaikan dengan
usia kehamilan dan kondisi ibu dan janin untuk menentukan keperluan tatalaksana
konservatif atau aktif. Pasien dan keluarga harus diinformasikan dan didiskusikan
rencana tatalaksana lalu berikan edukasi, inform consent dan prognosis kelahiran.

1
Penelitian menunjukkan bahwa bedah sesar elektif memiliki manfaat dalam
menurunkan risiko kematian perinatal atau morbiditas neonatal dibanding
persalinan pervaginam. Prinsip persalinan pervaginam adalah tidak tergesa-gesa,
pembukaan servis harus benar-benar lengkap, tidak melakukan tarikan dan selalu
menjaga agar punggung janin dalam posisi anterior. Bila pembukaan serviks belum
lengkap, minta ibu untuk tidak mengejan agar kepala janin tidak terjebak akibat
bagian janin yang lebih kecil lahir sebelum pembukaan lengkap. Kontraindikasi
persalinan pervaginam antara lain presentasi kaki dan variannya, hiperekstensi
kepala janin, taksiran berat janin > 3.600 gram, pasien tidak setuju dan tidak ada
penolong yang berpengalaman melakukan persalinan pervaginam pada sungsang.2
Syarat-syarat dan cara penatalaksanaan yang direncanakan harus sesuai
dengan panduan-panduan yang berlaku, terkini dan berbasis bukti (evidence-based
medicine). Komplikasi dari persalinan pervaginam pada sungsang antara lain
morbiditas dan mortalitas perinatal yang berhubungan dengan trauma persalinan
dan komplikasi dari bedah sesar adalah timbulnya scar atau bekas luka jahitan pada
ibu sehingga perlu ditentukan tatalaksana dan perbandingan risiko-risiko yang
mungkin terjadi dengan persalinan pervaginam atau bedah sesar.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Sungsang. https://kbbi.web.id/sungsang
(accessed 2 Februari 2019).
2. Siswishanto, R. 2014. Malpresentasi dan Malposisi. Abdul Bari Saifuddin (ed).
Ilmu Kebidanan, 4 ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. pp.
588-594.

Anda mungkin juga menyukai