KMB Leu
KMB Leu
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi
1. Leukemia Akut
2.2 Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor
predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
2.3 Patofisiologi
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh
terhadap infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah, dapat
dikontrol sesuai dengan kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan produksi sel
darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda
dengan sel darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel leukemi
memblok produksi sel darah normal, merusak kemampuan tubuh terhadap
infeksi. Sel leukemi juga merusak produksi sel darah lain pada sumsum tulang
termasuk sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai
oksigen pada jaringan.
Analisis sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan mengenai aberasi
kromosomal yang terdapat pada pasien dengan leukemia. Perubahan kromosom
dapat meliputi perubahan angka, yang menambahkan atau menghilangkan
seluruh kromosom, atau perubahan struktur termasuk translokasi (penyusunan
kembali), delesi, inversi dan insersi. Pada kondisi ini, dua kromosom atau lebih
mengubah bahan genetik, dengan perkembangan gen yang berubah dianggap
menyebabkan mulainya proliferasi sel abnormal.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah
putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan.
Perubahan tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari
kromosom (bahan genetik sel yang kompleks). Translokasi kromosom
mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah
tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum
tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah
yang normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya termasuk
hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal, dan otak.
a. Pemeriksaan Fisik
b. Pemeriksaan Penunjang
2.7 Penatalaksaan
1. Kemoterapi
a. Fase induksi
b. Fase konsolidasi
Angka ketahanan hidup rata-rata adalah sekitar 6 tahun dan 25% pasien
dapat hidup lebih dari 10 tahun. Pasien dengan sradium 0 atau 1 dapat bertahan
hidup rata-rata 10 tahun. Sedangkan pada pasien dengan stadium III atau IV
rata-rata dapat bertahan hidup kurang dari 2 tahun.
Merupakan obat pilihan yag mampu menahan pasien bebas dari gejala
untuk jangka waktu yang lama. Regimen dengan bermacam obat yang intensif
merupakan terapi pilihan fase kronis LMK yang tidak diarahkan pada tindakan
transplantasi sumsum tulang.
b. Fase Akselerasi
Sama dengan terapi leukemia akut, tetapi respons sangat rendah.
2. Radioterapi
4. Terapi Suportif
TINJAUAN KASUS
3.1 Biodata
Nama : An. A
Umur : 5 tahun 7 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status : Belum Menikah
Alamat : LA
No. Rm : 01-16-66-76
Tanggal dirawat : 24 April 2013
Alamat : LA
a) B1 ( Breathing )
b) B2 ( Bleeding )
Penderita mudah mengalami pendarahan spontan yang tidak terkontrol
dengan trauma minimal, gangguan visual akibat pendarahn retina, demam, lebam,
perdarahan gusi, dan epitaksis. Keluhan berdebar, takikardia, suara murmur
jantung kulit dan mukosa pucat.
c) B3 ( Brain )
Keluhan nyeri abdominal , sakit kepala, nyeri persendian, dada terasa
lemas, kram pada otot, meringis, kelemahan dan hanya berpusat pada diri sendiri.
d) B5 ( Bowel )
Anak sering mengalami menurunan nafsu makan, anoreksia, muntah,
perubahan sensasi rasa, penurunan berat badan, dan gangguan menelan.
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan adanya distensi abdomen, penurunan bising
usus, pembesaran limpa, pembesaran hepar akibat invasi sel-sel darah putih yang
berproliferasi secara abnormal, ikterus, stomatitis, ulserasi oral, dan adanya
pembesaran gusi ( bisa menjadi indikasi terhadap acute monolytic leukemia ).
f) B6 ( Bone )
Berikut ini akan di jelaskan mengenai dampak terhadap pola tidur, pola
latihan, dan aktivitas
1) pola istirahat dan tidur
anak memperhatikan penurunan aktifitas dan lebih banyak waktu yang di
habiskan untuk tidur/istirahat karena mudah mengalami kelelahan.
2) pola latihan
penderita sering di temukan mengalami penurunan koordinasi dalam
pergerakkan keluhan nyeri pada sendi atau tulang. Anak sering dalam keadaan
umum lemah, rewel, dan ketidakmampuan melaksanakan aktifitas sehari-hari
dari pemeriksaan fisik di dapatkan penurunan tonus otot, kesadaran samnolen,
kelainan jantung berdebar-debar ( palpitrasi ), adanya murmur kulit pucat,
membran mukosa pucat.serta penurunan fungsi saraf cranial, dengan atau di
sertai tanda tanda pendarahan serebral.
3.4 Analisa Data
Symtomp Problem Etiologi
1. Ds : Nyeri akut Leukimia
Do : pembesaran
limpa, Sel darah putih imatur
pembesaran hepar
Penurunan daya tahan
tubuh
Anemia
Hepatomegali,
splenomegali
Produksi trombisit
menurun
Nyeri akut