Anda di halaman 1dari 2

LITERASI SEBAGAI BUDAYA DAN PENTINGNYA BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

literasi bagi manusia, masyarakat dan atau bangsa Indonesia sangat penting dan harus
memperoleh perhatian sungguh-sungguh menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia,
masyarakat dan atau bangsa Indonesia modern supaya kehidupan mereka menjadi le-bih berkembang,
bermakna, dan maju baik seca-ra pribadi, sosial maupun kultural dan spiritual. penguasaan literasi
telah diyakini sebagai episentrum perkembangan dan kemajuan berbagai lapangan kebudayaan dan
peradaban, yang selanjutnya mampu membuat kehidupan kita sebagai manusia, bangsa, dan
masyarakat menjadi lebih baik.

Hal tersebut telah menuntut setiap manusia termasuk masya-rakat dan atau bangsa Indonesia
untuk memi-liki atau menguasai pengetahuan dan kreativitas yang bermutu dan produktif.
Pengetahuan dan kreativitas itu akan mudah/dapat dikuasai atau dimiliki dengan baik oleh setiap
manusia juga masyarakat dan atau bangsa Indonesia bilamana manusia yang bersangkutan menguasai
lite-rasi yang mantap dan kuat . Dikatakan demikian karena kelisanan primer menuntut mimesis dan
bahasa formulaik intensional, yang tentu saja tidak memungkinkan pemikiran kritis-kreatif
berkembang . Literasi-lah yang memungkinkan ma-nusia, masyarakat dan atau bangsa tertentu me
ngembangkan-memantapkan tradisi pemikiran secara ketat, cermat dan kokoh yang disangga oleh
tradisi baca-tulis sehingga dapat dikatakan literasi mengandung substansi kemampu-an berpikir kritis-
kreatif yang ditopang atau disangga oleh kemampuan membaca dan menulis.

Sejalan dengan fenomena literasi yang terus berkembang pesat, dewasa ini taksonomi atau
kategorisasi literasi juga terus berkembang di samping terus berkembang hakikat, konsep, dan
modelnya. Sampai sekarang telah terdapat berbagai taksonomi atau kategori literasi yang ditawarkan
atau dikembangkan oleh berbagai pihak . kemampuan membaca dan menulis secara serem-pak
menjadi tiang utama literasi untuk menegak-kan kebiasaan berpikir kritis kreatif, dan mening-galkan
kebiasaan berpikir mistis atau berpikir naif dan semitransitif . Tanpa kemampuan menulis yang
mantap dan kuat yang kemudian menghasilkan tulisan/bacaan baik berupa buku maupun
artikel/makalah yang dibaca oleh banyak orang, tidak mungkin kemampuan berpikir kritis-kreatif
dapat terbentuk demikian pula tanpa kemampuan mem-baca suatu tulisan/bacaan secara kritis-kreatif
tidak mungkin kemampuan berpikir kritis-kreatif terbentuk. Tanpa kemampuan berpikir kritis-kreatif
mustahillah terbentuk literasi dalam diri ma-nusia, masyarakat, dan atau bangsa tertentu.

Dapat diketahui bahwa sejak dahulu sampai sekarang literasi terbukti menjadi episentrum
kemajuan kebudayaan dan peradaban. Sejak dahulu sampai sekarang masyarakat dan bangsa-bangsa
di berbagai belahan dunia yang memiliki fundamen literasi yang mantap dan kokoh memiliki
kebudayaan dan peradaban yang maju. Sebalik-nya, masyarakat dan bangsa-bangsa yang tidak
memiliki fundamen literasi yang mantap dan kokoh atau mengalami kehancuran fundamen literasi
cenderung mengalami kemunduran, bah-kan kehancuran kebudayaan dan peradaban.
Masyarakat dan bangsa-bangsa yang mengalami keterputusan literasi atau tidak mampu
mewa-riskan literasi dari satu generasi ke generasi berikutnya juga cenderung mengalami
kemundur-an, bahkan kehancuran kebudayaan dan peradaban. Sebagai contoh, berbeda
dengan keadaan pada paruh pertama Abad XX yang memperli-hatkan adanya pembentukan
dan pemantapan tradisi literasi, masyarakat dan bangsa Indonesia pada paruh kedua Abad
XX hingga sekarang cenderung mengalami involusi tradisi baca-tulis sehingga susah
berkembang atau maju dengan cepat dan pesat. Oleh sebab itu, demi kemajuan kebudayaan
dan peradaban masing-masing, ti-ap-tiap masyarakat dan bangsa harus mengua-sai dan
memajukan tradisi literasi dan mengokohkan literasi sebagai fundamen keberadaan
masyarakat dan bangsa, bahkan keberadaan ma-nusia secara bermakna.

Untuk itu, penting dicanangkan dan ditegakkan hak-hak atas literasi bagi setiap manusia,
ma-syarakat, dan bangsa. Di sinilah dapat dicanang-kan gerakan literasi bagi semua dalam
berbagai lapangan kehidupan masyarakat dan bangsa. Dalam literasi semua ini dapat
dilakukan usaha-usaha pewarisan, pelestarian, penge-bangan, dan pembinaan serta
pelindungan literasi secara serius, terprogram, dan berkelanjut-an. Usaha-usaha tersebut
mencakup bidang kemampuan berpikir kritis-kreatif dan tidak membiarkan kemampuan
berpikir naif mistis terus berkembang di masyarakat dan bangsa tertentu dan tradisi baca-
tulis dan tidak membiarkan kemampuan mendengar hearing semata-mata yang berkembang
sebagai substansi literasi. Di samping itu, usaha-usaha tersebut juga menca-kup berbagai
lapangan kehidupan manusia, ma-syarakat, dan atau bangsa baik bidang ekonomi, sosial,
budaya, keilmuan maupun keagamaan sehingga dapat berkembang bermacam-macam
literasi, misalnya literasi ekonomi, literasi finansial, literasi sosial, literasi akademik, dan
literasi religius.

Anda mungkin juga menyukai