ANALISIS DATA
Uji statistik ini harus dilakukan untuk menentukan jumlah data minimum yang harus
tersedia, baik untuk peubah bebas maupun peubah tidak bebas
2. Uji Korelasi
Uji statistik ini harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan model matematis dimana
sesama peubah bebas tidak boleh saling berkorelasi sedangkan peubah tidak bebas dengan
peubah bebas harus memiliki korelasi yang kuat.
3. Uji Linearitas
Uji ini perlu dilakukan untuk memastikan apakah model dapat didekati dengan model
analisis–regresi–linear atau model analisis–regresi–tidak-linear.
4. Uji Kesesuaian
Uji ini dilakukan untuk menentukan model terbaik dan untuk megetahui apakah suatu
persamaan kuadrat meminimumkan total kuadrat atau memaksimumkan peluang.
Pada analisis model bangkitan dan tarikan kendaraan ini, model analisis yang digunakan adalah
model analisis regresi-linear-berganda. Model analisis tersebut digunakan karena terdapat
banyak peubah bebas dan parameter b yang akan digunakan. Hal ini sangat diperlukan dalam
realita yang menunjukkan bahwa beberapa peubah tata guna lahan secara simultan ternyata
mempengaruhi bangkitan pergerakan kendaraan.
1. Nilai peubah, khususnya peubah bebas, memiliki nilai tertentu atau merupakan nilai yang
didapat dari hasil survei tanpa kesalahan berarti;
3. Efek peubah bebas pada peubah tidak bebas merupakan penjumlahan, dan harus tidak ada
korelasi yang kuat antara sesame peubah bebas.
4. Variansi peubah tidak bebas terhadap garis regresi harus sama untuk semua nilai peubah
bebas;
5. Nilai peubah tidak bebas harus tersebar normal atau minimal mendekati normal;
6. Nilai peubah bebas sebaiknya merupakan besaran yang relatif mudah diproyeksikan.
Beberapa asumsi dari analisis-regresi terkait dengan bangkitan pergerakan kendaraan adalah
sebagai berikut:
1. Besar bangkitan adalah fungsi kegiatan yang terjadi pada zona tersebut
3. Besar bangkitan merupakan fungsi dari tipe kegiatan dan intensitas kegiatan
Data variabel terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas merupakan penentu
berubahnya nilai suatu variabel terikat. Variabel terikat yang digunakan adalah data bangkitan
(Oi) dan tarikan (Dd) kendaraan per kabupaten/kota di Provinsi Riau, sedangkan variabel bebas
yang dianggap sebagai faktor penentu model bangkitan dan tarikan pergerakan kendaraannya
diambil dari Buku Publikasi Provinsi Riau dalam Angka Tahun 2018 yang dikeluarkan oleh
Tabel 3.1 Data Variabel Terikat (Bangkitan dan Tarikan Kendaraan Provinsi Riau)
Variabel Terikat
Bangkitan (Oi) Tarikan (Dd)
No. Zona (Kabupaten/Kota)
Kend/Tahun Kend/Tahun
Y1 Y2
1 Kuantan Singingi 235.782 259.664
2 Indragiri Hulu 432.952 418.563
3 Indragiri Hilir 365.871 439.340
4 Pelalawan 401.751 368.802
5 Siak 441.827 542.768
6 Kampar 676.223 730.804
7 Rokan Hulu 318.652 314.741
8 Bengkalis 846.952 377.153
9 Rokan Hilir 433.952 479.016
10 Kepulauan Meranti 243.495 296.587
11 Pekanbaru 849.346 945.063
12 Dumai 295.634 369.936
Jumlah 5.542.437 6.657.911
Variabel Bebas
No Zona (Kabupaten/Kota)
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11
1 Kuantan Singingi 321.216 20.669.001,0 548 8 5.259,4 92,0 4.268,7 544.533 2.503.512 61.311 0
2 Indragiri Hulu 425.897 26.741.091,1 599 16 7.723,8 169,3 10.242,5 469.257 8.759.063 24.585 647,6
3 Indragiri Hilir 722.234 39.754.987,1 804 8 12.614,8 41,6 55.071,2 1.123.043 7.973.261 122.163 0
4 Pelalawan 438.788 30.654.906,3 458 9 12.758,5 46,6 14.982,1 1.306.427 7.116.956 38.068 0
5 Siak 465.414 51.558.108,0 600 7 8.275,2 111,0 3.148,7 1.108.617 3.329.444 40.881 24.940,0
6 Kampar 832.387 47.609.043,9 1.059 40 10.983,5 386,7 61.920,2 1.227.665 5.654.475 50.905 13.791,1
7 Rokan Hulu 641.208 21.829.011,1 827 13 7.588,1 258,7 8.214,4 1.545.723 11.289.375 63.201 689,4
8 Bengkalis 559.081 80.656.263,0 724 4 6.975,4 57,1 6.968,2 288.237 1.963.487 40.998 76.775,0
9 Rokan Hilir 679.663 45.705.251,4 788 14 8.881,6 69,5 60.315,8 834.485 899.816 58.903 76.775,0
10 Kepulauan Meranti 183.297 11.453.445,6 317 11 3.707,8 37,2 5.090,7 349.452 1.172.309 15.724 2.217,8
11 Pekanbaru 1.091.088 61.048.603,1 953 17 632,3 104,8 8.529,5 31.666 16.720.330 13.617 0
12 Dumai 297.638 21.468.403,8 288 4 1.623,4 17,3 1.287,6 81.604 2.572.095 8.371 0
Jumlah 6.657.911 459.148.115 7.965 151 87.024 1.392 240.040 8.910.709 69.954.123 538.727 195.836
Pada analisis model bangkitan dan tarikan pergerakan ini, jumlah variabel atau peubah bebas
yang digunakan dan dianggap menjadi faktor penentu berubahnya bangkitan dan tarikan
kendaraan adalah sebanyak 11 (sebelas) peubah bebas. Jika yang digunakan hanya sebanyak 2
(dua) atau 3 (tiga) peubah bebas, hasil model analisis regresi-linear-berganda bias didapatkan
dengan menyelesaikan persamaan linear yang dibentuk secara simultan atau dengan metode
eliminasi matriks Gauss-Jordan. Namun dikarenakan peubah bebas yang digunakan banyak,
maka model regresi-linear-berganda dianalisis dengan menggunakan program SPSS (Statistical
Package for The Social Sciences). Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Masukkan data variabel bebas dan variabel tidak bebas ke dalam SPSS. Untuk memasukkan
datanya bias dengan cara mengetik manual atau meng-copy-paste dari program Microsoft
Excel ke dalam work-sheet Data View.
2. Untuk mengecek pendefinisian variabel dapat membuka work-sheet Variable View. Pada
work-sheet tersebut terdapat kolom tipe data, lebar kolom untuk data, jumlah decimal pada
data, pengukuran data, letak baris data, penggolongan data, dan sebagainya.
5. Kemudian akan muncul output hasil uji korelasi antar peubah bebas serta antara peubah
bebas dan peubah tidak bebas yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
7. Lalu akan muncul tampilan seperti pada gambar berikut ini. Masukkan variabel Y1 untuk
menganalisis variabel bebas terhadap bangkitan dan Y2 untuk menganalisis variabel bebas
terhadap tarikan pada kolom Dependent secara bergantian. Lalu masukkan variabel bebas
ke dalam kolom Independent(s) secara bertahap dengan mengurangi atau mengeleminasi
satu per satu variabel bebas sesuai metode mana yang digunakan (stepwise 1, stepwise 2,
atau metode coba-coba). Pada menu Method, pilih opsi Enter agar seluruh koefisien regresi
dapat ditampilkan secara bertahap hingga tersisa 1 (satu) variabel bebas yang digunakan.
Karena hanya ingin mendapatkan konstanta regresi, koefisien regresi, koefisien determinasi,
dan nilai F-stat nya, untuk menu lainnya dibiarkan saja dan tidak perlu diubah.
(R2)
F-stat
(c)
9. Lakukan secara berulang langkah (6) sampai ke (8) untuk mendapatkan hasil model
persamaan secara bertahap dengan menggunakan metode analisis stepwise 1, stepwise 2, dan
coba-coba.
10. Rekapitulasi data hasil model persamaan pada semua tahap untuk setiap metode analisis
agar hasil yang didapatkan dapat disajikan dengan baik.
Model bangkitan dan tarikan pergerakan kendaraan dianalisis dengan menggunakan metode
analisis-korelasi berbasis zona, yang terbagi menjadi 3 (tiga) metode analisis, yaitu sebagai
berikut:
Metode ini secara bertahap mengurangi jumlah peubah bebas untuk mendapatkan model terbaik
yang hanya terdiri dari beberapa peubah bebas berdasarkan nilai korelasi dari peubah bebas dan
peubah tidak bebasnya. Langkah-langkah dalam melakukan analisis stepwise 1 adalah sebagai
berikut:
Tahap 1: Tentukan parameter sosioekonomi yang akan digunakan sebagai peubah bebas.
Pertama, pilihlah parameter (peubah bebas) yang berdasarkan logika saja sudah
mempunyai keterkaitan (korelasi) dengan peubah tidak bebas. Kemudian lakukan
uji korelasi untuk mengabsahkan keterkaitannya dengan peubah tidak bebas
(bangkitan atau tarikan). Dua syarat statistik utama yang harus dipenuhi dalam
memilih peubah bebas adalah sebagai berikut:
a. Peubah bebas harus memiliki korelasi tinggi dengan peubah tidak bebas; dan
b. Sesama peubah tidak bebas tidak boleh saling berkorelasi. Jika terdapat dua
peubah bebas yang saling berkorelasi, pilihlah salah satu yang memiliki korelasi
lebih tinggi terhadap peubah tidak bebasnya.
Tahap 3: Tentukan parameter yang mempunyai korelasi terkecil terhadap peubah tidak
bebasnya dan hilangkan parameter tersebut. Lakukan kembali analisis regresi-
linear-berganda dan dapatkan kembali nilai koefisien determinasi serta nilai
konstanta dan koefisien regresinya.
Tahap 5: Kaji nilai koefisien determinasi serta nilai konstanta dan koefisien regresi setiap
tahap untuk menentukan model terbaik dengan kriteria berikut:
a. Semakin banyak peubah bebas yang digunakan, semakin baik model tersebut;
c. Nilai konstanta regresi (c) kecil (semakin mendekati nol, semakin baik); dan
d. Nilai koefisien determinasi (R2) besar (semakin mendekati satu, semakin baik).
Dengan menggunakan variabel atau peubah bebas dan peubah tidak bebas yang telah
ditentukan, kemudian diuji korelasi antara peubah bebas dan peubah tidak bebas, serta korelasi
antar peubah tidak bebasnya. Hasil uji korelasi dapat dilihat pada table matriks uji korelasi
berikut ini:
Berdasarkan uji korelasi di atas, analisis stepwise 1 untuk bangkitan pergerakan kendaraam
dapat dilakukan dengan mengeliminasi satu per satu variabel bebas yang mempunyai nilai
korelasi yang besar dengan peubah bebas lain dan nilai korelasi yang kecil dengan peubah tidak
bebasnya yaitu data bangkitan kendaraan. Hal ini dilakukan sesuai dengan persyaratan statistik
yang harus dipenuhi yaitu sesama peubah bebas tidak boleh mempunyai korelasi, sedangkan
antar peubah bebas dengan peubah tidak bebas harus mempunyai korelasi. Dengan
menggunakan program SPSS, didapatkan model persamaan yang ditunjukkan pada tabel
berikut ini:
Berdasarkan hasil model persamaan yang telah didapatkan untuk bangkitan kendaraan dengan
menggunakan metode stepwise 1 yang ditunjukkan pada Tabel 3.5 di atas, model persamaan
yang dipilih adalah model pada tahap ke-10 dengan peubah bebasnya terdiri atas PDRB Harga
Konstan Lapangan Usaha (X2) dan Jumlah Tempat Wisata (X4) yang ditunjukkan pada
persamaan berikut ini:
a. Terdapat dua model persamaan di mana nilai koefisien regresinya tidak memiliki tanda
negatif (-), yaitu pada tahap ke-10 dan ke-11. Namun model persamaan pada tahap ke-10
lebih dipilih karena peubah bebas yang terlibat lebih banyak dibandingkan dengan model
persamaan pada tahap ke-11.
b. Tanda semua koefisien regresi yang ada di dalam persamaan sesuai dengan yang diharapkan
yaitu bertanda positif (+).
c. Nilai konstanta regresi atau nilai intersep (c) merupakan yang terkecil di antara semua nilai
konstanta regresi pada tahap lainnya
d. Meskipun nilai koefisien determinasi (R2) yang didapatkan bukan yang tertinggi yaitu
sebesar 0,873 namun nilai koefisien determinasi pada tahap ke-10 tersebut masih tergolong
besar dan mendekati nilai satu.
Hasil model persamaan dari analisis stepwise 1 untuk tarikan pergerakan kendaraan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Berdasarkan hasil model persamaan untuk tarikan pergerakan kendaraan yang disajikan pada
tabel di atas, model persamaan yang dipilih adalah yang ada pada tahap ke-10 dengan peubah
bebasnya terdiri dari Jumlah Penduduk (X1) dan Jumlah Tempat Wisata (X4) yang dapat
diinterpretasikan pada persamaan berikut ini:
Beberapa alasan yang membuat model persamaan untuk tarikan kendaraan menggunakan
metode stepwise 1 di atas terpilih adalah sebagai berikut:
a. Terdapat dua model persamaan di mana nilai koefisien regresinya tidak memiliki tanda
negatif (-), yaitu pada tahap ke-10 dan ke-11. Namun model persamaan pada tahap ke-10
lebih dipilih karena peubah bebas yang terlibat lebih banyak dibandingkan dengan model
persamaan pada tahap ke-11.
b. Tanda semua koefisien regresi yang ada di dalam persamaan sesuai dengan yang diharapkan
yaitu bertanda positif (+).
c. Nilai konstanta regresi (c) pada persamaan tersebut termasuk kecil (kedua terkecil) jika
dibandingkan dengan nilai konstanta regresi pada tahap lainnya.
Metode analisis langkah demi langkah tipe 2 atau stepwise 2 pada prinsipnya hampir sama
dengan metode stepwise 1, yang membedakannya adalah hanya pada tahap ketiga. Jika pada
metode stepwise 1, peubah bebas yang dihilangkan pada setiap tahap adalah berdasarkan nilai
korelasi antar peubah bebas serta antara peubah bebas dan peubah tidak bebas, namun pada
metode stepwise 2, peubah bebas yang dihilangkan atau dieliminasi adalah berdasarkan nilai
koefisien regresi terkecil pada setiap model persamaan yang telah didapatkan pada setiap tahap.
Perbedaan pada tahap ke-3 tersebut adalah sebagai berikut:
Tahap 3: Tentukan parameter yang mempunyai koefisien regresi terkecil dan hilangkan
parameter tersebut. Lakukan kembali analisis regresi-linear-berganda dan dapatkan
kembali nilai koefisien determinasi serta nilai konstanta dan koefisien regresinya.
Hasil model persamaan dari analisis stepwise 2 untuk bangkitan pergerakan kendaraan dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Model persamaan untuk bangkitan kendaraan menggunakan metode stepwise 2 pada tahap ke-
9 tersebut dipilih karena beberapa alasan, yaitu sebagai beikut:
a. Pada hasil model persamaan yang didapatkan, hanya pada tahap ke-11 yang tidak memiliki
tanda negatif untuk nilai koefisien regresinya. Namun nilai koefisien determinasi (R2) untuk
model persamaan pada tahap ke-11 tersebut terlalu kecil dan mendekati nilai nol yaitu
sebesar 0,114. Begitu juga nilai koefisien determinasi pada tahap ke-10 yang memiliki nilai
sebesar 0,122. Pilihan jatuh pada model persamaan tahap ke-9 karena memiliki nilai
koefisien determinasi yang lebih tinggi yaitu sebesar 0,471.
b. Jika dibandingkan dengan model persamaan pada tahap ke-8 sampai tahp ke-1, semuanya
memiliki nilai koefisien regresi yang bertanda negatif, namun model persamaan pada tahap
ke-9 hanya memiliki 1 (satu) nilai koefisien regresi yang bertanda negatif sedangkan pada
semua model persamaan sebelumnya memiliki 2 (dua) sampai 4 (empat) nilai koefisien
regresi yang bertanda negatif.
c. Selain karena nilai koefisien determinasi yang lebih besar, model persamaan pada tahap ke-
9 lebih dipilih daripada model persamaan pada tahap ke-10 karena jumlah peubah bebas
yang terlibat lebih banyak.
d. Nilai konstanta regresi (c) pada model persamaan tahap ke-9 merupakan salah satu yang
terkecil (kedua terkecil) jika dibandingkan dengan nilai konstanta regresi pada tahap lainnya.
Model persamaan yang dihasilkan untuk tarikan pergerakan kendaraan menggunakan metode
stepwise 2 disajikan pada tabel berikut ini:
Berdasarkan hasil model persamaan yang terdapat pada tabel di atas, yang terpilih sebagai
model persamaan untuk tarikan kendaraan dengan menggunakan metode stepwise 2 adalah
pada tahap ke-9 di mana Jumlah Sekolah (X3), Jumlah Tempat Wisata (X4), dan Panjang Jalan
yang Diaspal (X6) menjadi peubah bebasnya. Model persamaan pada tahap ke-9 tersebut adalah
sebagai berikut:
Beberapa alasan mengapa model persamaan untuk tarikan kendaraan dengan menggunakan
metode stepwise 2 pada tahap ke-9 dipilih adalah sebagai berikut:
a. Pada hasil model persamaan yang didapatkan, hanya pada tahap ke-11 yang tidak memiliki
tanda negatif untuk nilai koefisien regresinya. Namun nilai koefisien determinasi (R2) untuk
model persamaan pada tahap ke-11 tersebut adalah yang paling kecil dan lebih mendekati
nilai nol yaitu sebesar 0,329. Begitu juga nilai koefisien determinasi pada tahap ke-10 yang
memiliki nilai sebesar 0,395. Sedangkan model persamaan pada tahap ke-9 memiliki nilai
koefisien determinasi yang lebih tinggi yaitu sebesar 0,617 dan lebih mendekati ke nilai satu.
b. Dibandingkan dengan model persamaan pada tahap ke-8 sampai tahp ke-1, semuanya
memiliki nilai koefisien regresi yang bertanda negatif, namun model persamaan pada tahap
ke-9 hanya memiliki 1 (satu) nilai koefisien regresi yang bertanda negatif sedangkan pada
semua model persamaan sebelumnya memiliki 2 (dua) sampai 7 (tujuh) nilai koefisien
regresi yang bertanda negatif.
d. Walaupun bukan yang terkecil, nilai konstanta regresi (c) pada model persamaan tahap ke-
9 termasuk kecil (keempat terkecil) jika dibandingkan dengan nilai konstanta regresi pada
tahap lainnya.
Prinsip dari analisis coba-coba adalah melakukan proses coba-coba dalam menentukan
parameter yang dipilih. Tahapan dari metode ini adalah sebagai berikut:
Tahap 1: Tentukan parameter sosioekonomi yang akan digunakan sebagai peubah bebas.
Pertama, pilihlah parameter (peubah bebas) yang berdasarkan logika saja sudah
mempunyai keterkaitan (korelasi) dengan peubah tidak bebas. Kemudian lakukan
uji korelasi untuk mengabsahkan keterkaitannya dengan peubah tidak bebas
(bangkitan atau tarikan). Dua syarat statistik utama yang harus dipenuhi dalam
memilih peubah bebas adalah sebagai berikut:
a. Peubah bebas harus memiliki korelasi tinggi dengan peubah tidak bebas; dan
b. Sesama peubah tidak bebas tidak boleh saling berkorelasi. Jika terdapat dua
peubah bebas yang saling berkorelasi, pilihlah salah satu yang memiliki korelasi
lebih tinggi terhadap peubah tidak bebasnya.
Tahap 2: Tentukan beberapa model dengan menggunakan beberapa kombinasi peubah bebas
secara coba-coba berdasarkan uji korelasi yang dihasilkan pada tahap 1. Kemudian,
lakukan analisis regresi-linear-berganda untuk kombinasi model tersebut untuk
mendapatkan nilai koefisien determinasi serta nilai konstanta dan koefisien
regresinya.
Tahap 3: Kaji nilai koefisien determinasi serta nilai konstanta dan koefisien regresi setiap
model untuk menentukan model terbaik dengan kriteria yang sama dengan tahp (5)
pada metode stepwise 1.
Pada analisis coba-coba untuk bangkitan kendaraan, jumlah variabel bebas yang dipilih adalah
sebanyak 6 (enam) variabel bebas dan jumlah tahap yang ditentukan adalah sebanyak 11
(sebelas) tahap.
Daftar variabel atau peubah bebas untuk bangkitan kendaraan yang dipilih untuk semua tahap
adalah sebagai berikut:
Tahap 1: Jumlah Penduduk (X1), Jumlah Sekolah (X3), Luas Wilayah (X5), Panjang Jalan
yang Diaspal (X6), Produksi Peternakan (X9), dan Lifting Minyak Mentah (X11).
Tahap 2: Jumlah Penduduk (X1), Jumlah Sekolah (X3), Panjang Jalan yang Diaspal (X6),
Produksi Perkebunan (X8), Produksi Pertanian (X10), dan Lifting Minyak Mentah
(X11).
Tahap 3: PDRB Harga Konstan Lapangan Usaha (X2), Jumlah Tempat Wisata (X4), Luas
Wilayah (X5), Panjang Jalan yang Diaspal (X6), Produksi Peternakan (X9), dan
Produksi Pertanian (X10).
Tahap 4: Jumlah Penduduk (X1), Jumlah Sekolah (X3), Luas Wilayah (X5), Produksi
Perikanan (X7), Produksi Perkebunan (X8), dan Lifting Minyak Mentah (X11).
Tahap 5: Jumlah Sekolah (X3), Jumlah Tempat Wisata (X4), Produksi Perikanan (X7),
Produksi Perkebunan (X8), Produksi Pertanian (X10), dan Lifting Minyak Mentah
(X11).
Tahap 6: Jumlah Penduduk (X1), Jumlah Tempat Wisata (X4), Panjang Jalan yang Diaspal
(X6), Produksi Perkebunan (X8), Produksi Pertanian (X10), dan Lifting Minyak
Mentah (X11).
Tahap 7: Jumlah Penduduk (X1), PDRB Harga Konstan Lapangan Usaha (X2), Jumlah
Sekolah (X3), Luas Wilayah (X5), Produksi Perkebunan (X8), dan Produksi
Pertanian (X10).
Tahap 8: DRB Harga Konstan Lapangan Usaha (X2), Jumlah Sekolah (X3), Panjang Jalan
yang Diaspal (X6), Produksi Perikanan (X7), Produksi Perkebunan (X8), dan
Lifting Minyak Mentah (X11).
Tahap 9: Jumlah Penduduk (X1), Jumlah Sekolah (X3), Jumlah Tempat Wisata (X4),
Produksi Perikanan (X7), Produksi Peternakan (X9), dan Lifting Minyak Mentah
(X11).
Tahap 11: PDRB Harga Konstan Lapangan Usaha (X2), Jumlah Tempat Wisata (X4), Panjang
Jalan yang Diaspal (X6), Produksi Perkebunan (X8), dan Produksi Peternakan (X9).
dan Produksi Pertanian (X10).
Hasil model persamaan yang didapatkan dari analisis metode coba-coba untuk bangkitan
pergerakan kendaraan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.9 di atas, model persamaan yang dipilih adalah model
persamaan pada tahap ke-11 yang dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
Beberapa faktor yang menjadi alasan terpilihnya model persamaan pada tahap ke-11 untuk
bangkitan kendaraan menggunakan metode coba-coba di atas adalah sebagai berikut:
a. Semua model persamaan untuk semua tahap yang ditunjukkan pada tabel di atas memiliki
nilai koefisien regresi yang bertanda negatif (-), namun model persamaan pada tahap ke-11
hanya memiliki 2 (dua) koefisien regresi yang bernilai negatif atau yang paling sedikit jika
dibandingkan dengan tahap lainnya.
b. Nilai konstanta regresi (c) pada model persamaan tahap ke-11 termasuk kecil (keempat
terkecil) dibandingkan dengan tahap lainnya.
Untuk analisis dengan metode coba-coba mengenai tarikan kendaraan, jumlah variabel bebas
yang dipilih adalah sebanyak 5 (lima) variabel bebas dengan jumlah tahap yang ditentukan
adalah sebanyak 11 (sebelas) tahap.
Daftar variabel atau peubah bebas untuk tarikan kendaraan yang dipilih untuk semua tahap
adalah sebagai berikut:
Tahap 1: PDRB Harga Konstan Lapangan Usaha (X2), Jumlah Tempat Wisata (X4),
Produksi Perikanan (X7), Produksi Perkebunan (X8), dan Produksi Pertanian
(X10).
Tahap 2: Jumlah Penduduk (X1), Luas Wilayah (X5), Produksi Peternakan (X9), Produksi
Pertanian (X10), dan Lifting Minyak Mentah (X11).
Tahap 3: Jumlah Penduduk (X1), Jumlah Sekolah (X3), Luas Wilayah (X5), Perikanan (X7),
dan Produksi Perkebunan (X8).
Tahap 4: Jumlah Sekolah (X3), Jumlah Tempat Wisata (X4), Luas Wilayah (X5), Perikanan
(X7), dan Produksi Perkebunan (X8).
Tahap 5: PDRB Harga Konstan Lapangan Usaha (X2), Jumlah Tempat Wisata (X4), Luas
Wilayah (X5), Produksi Perikanan (X7), dan Produksi Pertanian (X10).
Tahap 6: Jumlah Penduduk (X1), Jumlah Tempat Wisata (X4), Produksi Perikanan (X7),
Produksi Pertanian (X10), dan Lifting Minyak Mentah (X11).
Tahap 7: Jumlah Penduduk (X1), Jumlah Sekolah (X3), Jumlah Tempat Wisata (X4),
Panjang Jalan yang Diaspal (X6), dan Produksi Peternakan (X9).
Tahap 8: PDRB Harga Konstan Lapangan Usaha (X2), Jumlah Sekolah (X3), Panjang Jalan
yang Diaspal (X6), Produksi Peternakan (X9), dan Lifting Minyak Mentah (X11).
Tahap 9: Jumlah Penduduk (X1), PDRB Harga Konstan Lapangan Usaha (X2), Jumlah
Sekolah (X3), Panjang Jalan yang Diaspal (X6), dan Produksi Pertanian (X10).
Tahap 11: Jumlah Penduduk (X1), PDRB Harga Konstan Lapangan Usaha (X2), Produksi
Perkebunan (X8), Produksi Peternakan (X9), dan Lifting Minyak Mentah (X11).
Model persamaan pada semua tahap yang dianalisis dengan menggunakan metode coba-coba
untuk tarikan pergerakan kendaraan ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Berdasarkan hasil analisis yang dapat dilihat pada Tabel 3.10 di atas, model persamaan yang
terpilih adalah model persamaan pada tahap ke-8 yang diinterpretasikan menjadi persamaan di
bawah ini:
Adapun alasan terpilihnya model persamaan untuk tarikan kendaraan dengan menggunakan
metode coba-coba pada tahap ke-8 tersebut adalah sebagai berikut:
a. Semua model persamaan untuk semua tahap yang ditunjukkan pada tabel di atas memiliki
nilai koefisien regresi yang bertanda negatif (-), namun model persamaan pada tahap ke-8
hanya memiliki 1 (satu) koefisien regresi yang bernilai negatif atau yang paling sedikit jika
dibandingkan dengan tahap lainnya.
b. Nilai konstanta regresi (c) pada model persamaan tahap ke-8 adalah yang terkecil dari semua
tahap lainnya.