Anda di halaman 1dari 9

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PT. PERTAMINA

Oleh:

1. Yuyun Purawati 05211840000039


2. Aprisa Anggraeni 05211840000105
3. Sulthan Aliff Secca R. 05211840000139

DEPARTEMEN SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita sebenarnya selalu berurusan dengan keputusan.


Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang diperoleh setelah mengevaluasi berbagai
alternatif. Di dalam arti tersebut, terkandung unsur situasi dasar, peluang munculnya
situasi dasar, dan aktifitas pencapaian keputusan. Secara rasional kesimpulan tersirat
dalam premis-premis sehingga hanya kepentingan perumusan saja. Walaupun berbagai
literatur yang memandang keputusan sebagai proses menampilkan tersurat kata
keputusan di dalam modelnya.

Dalam dunia bisnis, proses pengambilan keputusan sangat diperlukan dan merupakan
salah satu komponen utama agar bisnis dapat tetap berjalan. Salah satu contohnya adalah
perusahaan PT. Pertamina. Pertamina juga memanfaatkan proses pengambilan keputusan
dalam menjalankan organisasi bisnisnya. Mulai dari identifikasi masalah hingga evaluasi
keputusan, proses pengambilan keputusan sangat berperan kuat di dalamnya.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimanakah proses pengambilan keputusan oleh PT. Pertamina?

1.3 Tujuan
 Mengetahui proses pengambilan kepuusan oleh PT. Pertamina
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Proses Pembuatan Keputusan


1.1.1 Identifikasi Masalah

Pertamina EP Asset 4 Field Cepu pada Konflik dengan Masyarakat


Kelurahan Ngelo, akibat kasus pencemaran lingkungan ini penelitian menemukan
bahwa krisis PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu pada konflik dengan
masyarakat Kelurahan Ngelo akibat kasus pencemaran lingkungan yang terjadi
dapat dikategorikan sebagai intentional cluster. Dimana karakteristik dari cluster
krisis jenis ini adalah adanya unsur kesengajaan yang menyebabkan krisis.

PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu melakukan kesalahan pada proses


pengolahan dan penampungan minyak mentah dari Lapangan Tiung Biru tidak
sesuai dengan standar operasional yang berlaku. PPP (Pusat Penampung
Produksi) Menggung yang dikelola oleh PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu
sudah salah fungsi. Tempat yang seharusnya hanya difungsikan untuk melakukan
kegiatan penampungan minyak mentah saat ini juga melakukan aktivitas
pengolahan minyak mentah (proses settling) yang seharusnya sudah dilakukan di
lapangan pengeboran.

Proses settling yang merupakan proses pemisahan campuran minyak


mentah dan air yang seharusnya dilakukan langsung di lapangan pengeboran
justru dilakukan di PPP (Pusat Penampungan Produksi) Menggung. PT Pertamina
EP Asset 4 Field Cepu telah melanggar aturan dan prosedur yang berlaku padahal
perusahaan mengetahui bahwa proses settling pada minyak mentah dari Lapangan
Tiung Biru yang mengandung gas H2S akan menghasilkan endapan dan produce
water yang menimbulkan pencemaran bagi lingkungan dan masyarakat berupa
bau tidak sedap. Penciptaan mesin pemilahan gas/udara yang ramah lingkungan.
Solusi ini merupakan solusi paling alternative karena selain dapat menyelesaikan
masalah masa kini, solusi ini kemungkinan dapat menyelesaikan masalah hingga
masa mendatang, dengan mesin ini diharapkan limbah yang keluar tidak lagi dapat
mencemari lingkungan.

1.1.2 Kriteria Keputusan


1. Pembangunan alat guna mengatasi alat diharuskan memiliki cost/ biaya
yang sedikit dibanding memindahkan bangunan pabrik.

2. Alat yang dibangun harus bisa memilah gas/udara buangan dengan waktu
yang singkat agar tidak menganggu aktifitas produksi di pabrik.

3. Alat yang dibangun harus mampu menampung gas/udara kotor dalam


volume yang sangat banyak agar menghemat biaya dan waktu pembersihan.

4. Hasil akhir atau outcome dari mesin haruslah udara yang sangat bersih dan
tidak lagi membahayakan lingkungan.

1.1.3 Alokasi Beban untuk Tiap Kriteria


1. Pembangunan alat guna mengatasi alat diharuskan memiliki cost/ biaya
yang sedikit dibanding memindahkan bangunan pabrik. Biaya adalah salah
satu komponen terpenting dan sangat perlu diperhatikan dalam suatu
perusahaan namun hanya dengan biaya yang murah tidak dapat menjamin
suatu alat akan bekerja dengan baik.
Beban: 5/10

2. Alat yang dibangun harus bisa memilah gas/udara buangan dengan waktu
yang singkat agar tidak menganggu aktifitas produksi di pabrik. Dengan
waktu yang cepat dapat dipastikan pengeluaran yang dikeluarkan akan lebih
sedikit.
Beban: 7/10
3. Alat yang dibangun harus mampu menampung gas/udara kotor dalam
volume yang sangat banyak agar menghemat biaya dan waktu pembersihan.
Sehingga volume suatu alat untuk menampung gas/udara kotor sangat
penting dan memiliki alokasi beban yang cukup tinggi.

Beban: 8/10

4. Mendapatkan hasil akhir atau outcome yang sangat bersih dan tidak lagi
membahayakan lingkungan. Udara yang bersih adalah hasil akhir yang
paling diharapkan sehingga masalah pencemaran lingkungan tidak terjadi
lagi, selain itu dengan hasil akhir yang langsung bersih maka tidak perlu
dilakukan filtering lagi dan lagi sehingga memakan lebih banyak waktu dan
biaya.
Beban: 10/10

1.1.4 Pengembangan Alternatif

1. Membangun mesin wet filter/filter basah yang bekerja dengan


menyemprotkan cara menyemprotkan air dari atas alat. Pada saat udara
kontak dengan air maka debu akan ikut semprotan air turun kebawah.

2. Pengendapan dengan sistem gravitasi dengan memanfaatkan berat


udara/gas kotor yang ukuran partikelnya relative cukup besar, sekitar 50
mikro atau lebih. Udara kotor akan dialirkan ke alat sehingga pada waktu
perubahan kecepatan secra tiba tiba debu akan jatuh terkumpul ke bawah.

3. Pengendapan oleh alat elektrostatik yang berupa tabung silinder yang


dialirimuatan positif dengan kawat di tengahnya, dan sejajar dinding akan
diberi muatan negative. Alat ini digunakan untuk mebersihkan udara kotor
dalam jumlah/volume besar dan waktu singkat.
1.1.5 Analisis Alternatif
Alternatif Biaya Waktu Volume Kebersihan
yang Hasil Akhir
Ditampung
Wet Filter 8 7 3 6
Sistem 9 5 8 5
Gravitasi
Elektrostatik 6 10 8 9

Tabel 1.1 Analisis Alternatif

1.1.6 Pemilihan Alternatif


Alternatif Biaya Waktu Volume Kebersihan Nilai
yang Hasil Akhir
Ditampung

Wet Filter 40 49 24 60 173


Sistem 45 35 64 50 194
Gravitasi
Elektrostatik 30 70 64 90 254

1.1.7 Implementasi Pilihan

Membangun mesin peengendapan elektrostatik yang berupa tabung


silinder yang diberi muatan positif dengan kawat pada bagian tengahnya,
sejajar dinding tabung akan diberi muatan negatif.
Udara kotor seakan akan diionisasi dan akan ditarik ke dalam tabung
sedang udara bersih akan keluar melalui cerobong dan aman bagi
lingkungan.
1.1.8 Evaluasi

1. Sebelum memasang alat pembersihan limbah pada perkebunan dan


sawah warga harus dilakukan terlebih dahulu agar tidak kerusakan tidak
membesar.

2. Pembersihan residu udara kotor pada tabung harus dilakukan secara


berkala agar tidak menyebabkan masalah lain kedepannya.

3. Alat elektrostatik memerlukan pemeliharaan yang lebih sehingga perlu


biaya yang lebih pula agar alat dapat berfungsi secara maksimal.
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan dapat diperoleh kesimpulan


bahwa proses pembuatan keputusan PT. Pertamina dalam masalah pencemaran lingkugan
pada daerah Cepu, Jawa Tengah dapat diawali dengan pengambilan kriteria keputusan.
Dalam kriteria keputusan didapatkan empat kemungkinan keputusan yang dapat diambil,
dan setelah menilai bebab tiap kriteria di dapatkan bahwa keputusan yang diambil adalah
dengan membangun mesin pemilahan gas/udara. Dalam pembangunan mesin
pengembangan alternative untuk menentukan mesin apa yang akan dibangun. Setelah
melakukan analisis diperoleh bahwa pembangunan mesin elektrostatik adalah yang
paling efektif. Dalam evaluasi mesin harus dipelihara dan di cek secara berkala agar
permasalahan lain tidak muncul kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pertamina.com/id/tanggung-jawab-sosial-perusahaan

https://www.pertamina.com/id/pkbl
https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/62531
https://utamisubardo.wordpress.com/2013/04/21/pengolahan-dan-penanganan-
limbah/amp/

Anda mungkin juga menyukai