Anda di halaman 1dari 23

RANCANGAN STUDI

COHORT

JENITA SARI
1611211051
Epidemiologi Dan Biostatistik
OUTLINE
1 Pengertian Epidemiologi Analitik 5 Langkah-langkah Studi cohort

6 Jenis Studi Cohort


2 Pengertian Studi Cohort

Manfaat Studi Cohort 7 Kelebihan Studi Cohort


3

4 Karakteristik studi cohort 8 Kekurangan studi cohort


Defenisi Epidemiologi Analitik

Epidemiologi Analitik merupakan


studi epidemiologi yang ditujukan
Epidemiologi analitik menguji
untuk mencari faktor-faktor
hipotesis dan menaksir
penyebab timbulnya penyakit atau
(mengestimasi) besarnya
mencari penyebab terjadinya
hubungan/ pengaruh paparan
variasi yaitu tinggi atau rendahnya
terhadap penyakit.
frekuensi penyakit pada kelompok
individu. (Eko Budiarto, 2002)
Defenisi Studi Cohort

Studi Kohort adalah studi yang


Studi yang mempelajari hubungan
mempelajari hubungan antara faktor
paparan dengan penyakit dengan
risiko dan efek (penyakit atau
membandingkan antara kelompok
masalah kesehatan), dengan
terpapar dan tidak terpapar
memilih kelompok studi berdasarkan
berdasarkan status penyakit .
perbedaan faktor risiko.
Manfaat Studi Cohort

Mengetahui pertumbuhan Mempelajari perjalanan


normal yang terjadi seiring klinis suatu penyakit
dengan berjalannya waktu

Mengetahui perjalanan Menentukan ada atau


penyakit alamiah dimana tidaknya hubungan sebab
intervensi dilakukan oleh akibat antara terpajan oleh
yang bersangkutan faktor resiko dengan insiden
dengan sengaja maupun penyakit dengan yang
tidak sengaja ditimbulkan
Karakteristik Studi Cohort
1.
• Studi kohort bersifat observasional

2.
• Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat

3.
• Studi kohort sering disebut sebagai studi insidens

4.
• Terdapat kelompok kontrol

5.
• Terdapat hipotesis spesifik

6.
• Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif

7.
• Untuk kohort retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder
Desain Studi Cohort

Disease
Exposure (+)
(+) Disease
(-)
Popuasi
Disease
Exposure (+)
(-) Disease
(-)
Langkah-langkah studi Cohort

1
• Merumuskan Pertanyaan penelitian dan hipotesis

2
• Menetapkan kohort

3
• Memilih kelompok kontrol

4
• Mengidentifikasi variabel penelitian

5
• Mengamati timbulnya efek

6
• Menganalisis hasil
Jenis Studi Cohort

Closed Kohort, yaitu studi kohort


dengan keanggotaan tertutup
dimana tidak ada penambah
anggota baru sejak studi atau
follow up sejak studi dimulai.

Open kohort yaitu kohort dengan


keanggotaan terbuka dimana
dalam perjalanan waktu
pengamatan dapat
menambahkan anggota baru.
Modifikasi Studi Cohort

Case cohort
Studi kohort Studi kohort Studi kohort study /
prospektif retrospektif berganda nested case
control
Studi Cohort Prospektif

Studi kohort disebut prospektif Pada studi kohort prospektif,


apabila faktor risiko, atau faktor
penelitian diukur pada awal faktor penelitian dimulai dari
penelitian, kemudian dilakukan awal penelitian, kausa/
follow up untuk melihat kejadian faktor risiko diidentifikasi
penyakit dimasa yang akan lebih dahulu, kemudian
datang. Lamanya follow up dapat diikuti sampai waktu tertentu
ditentukan berdasarkan lamanya
waktu terjadinya penyakit. untuk melihat efek/ penyakit,
Studi Cohort Prospektif
Studi Cohort Retrospektif

Pada studi kohort retrospektif, faktor risiko dan efek atau penyakit sudah terjadi dimasa
lampau sebelum dimulainya penelitian.

Dengan demikian variabel tersebut diukur melalui catatan historis.

Prinsip studi kohort retrospektif tetap sama dengan kohort prospektif, namun
padastudi ini, pengamatan dimulai pada saat akibat (efek) sudah terjadi.

Yang terpenting dalam studi retrospektif adalah populasi yang diamati tetap memenuhi syarat
populasi kohort, dan yang diamati adalah faktor risikomasa lalu yang
diperoleh melalui pencatatan data yang lengkap.
Studi Cohort Retrospektif
Studi kohort berganda

Pada studi kohort berganda, penelitian Data yang digunakan sebagai


dimulai dengan kelompok subjek dari kelompok kontrol berasal dari data
populasi yang berbeda yaitu satu sensus atau statistik kesehatan
kelompok dengan faktor resiko dan regional maupun nasional
kelompok lain tanpa faktor resiko.
Kelemahan dari studi ini adalah
karena populasi subjek yang
Umumnya dilakukan untuk penelitian berbeda sehingga dapat
lapangan kedokteran kerja dan menimbulkan variabel perancu.
kesehatan lingkungan.
Case cohort study dan nested case control

Merupakan desain penelitian yang menggabungkan dua atau


lebih desain dasar yaitu dengan menggabungkan desain studi
kohort dan studi kasus kontrol dan pada dasarnya merupakan
studi kasus kontrol yang dilakukan dalam studi kohort.
• Kelebihan :
• Lebih efisien karena pengukuran faktor resiko hanya dilakukan pada subjek
yang mengalami efek dan kontrol yang dipilih.
• Subjek yang mengalami efek berasal dari populasi yang sama dengan kohort
secara keseluruhan.
• Dapat digunakan untuk meneliti beberapa penyakit sekaligus
Ukuran dalam Studi Cohort

Yang dihitung adalah perbandingan


resiko menjadi sakit antara kelompok
terpapar dengan kelompok tak terpapar.
• Ukuran : Relative Risk atau Risk Ratio (RR)
Ukuran Studi Epidemiologi

RR harus selalu disertai nilai


interval kepercayaan yang
dikehendaki, misalnya 95%.
Interpretasi hasil RR adalah:

3. Jika nilai RR < 1 dan 4. Jika nilai interval


1. Jika nilai RR = 1, berarti 2. Jika nilai RR > 1 dan rentang nilai interval kepercayaan RR mencakup
variabel yang diduga sebagai rentang interval kepercayaan kepercayaan tidak mencakup nilai 1, berarti mungkin nilai
faktor risiko tidak ada tidak mencakup angka 1, angka 1, berarti faktor risiko RR = 1 sehingga belum dapat
pengaruh dalam terjadinya berarti variabel tersebut faktor yang kita teliti merupakan disimpulkan bahwa faktor
efek. risiko dari penyakit. faktor protektif untuk yang kita teliti sebagai faktor
terjadinya efek. risiko atau faktor protektif
Dapat menentukan insidens dan perjalanan penyakit/efek yang
diteliti
Kelebihan
Dapat menerangkan dinamika hubungan antara paparan dengan
Studi Cohort efek secara temporal

Pilihan terbaik untuk meneliti kasus fatal dan progresif

Dapat meneliti lebih 1 outcome sekaligus

Dapat menghitung dengan akurat jumlah paparan yang dialami


populasi.

Dapat meneliti paparan yang langka.


Tidak efisien dan praktis untuk mempelajari kasus yang langka
Kekurangan
Pada studi prospektif, akan memerlukan biaya banyak (mahal), dan
Studi Cohort membutuhkan banyak waktu.

Pada studi retrospektif, membutuhkan ketersediaan catatan yang


lengkap dan akurat.

Validitas hasil penelitian dapat terancam, karena adanya subjek


subjek yang hilang pada saat follow-up.

Dapat menimbulkan masalah etika, karena peneliti membiarkan


subjek terkena pajanan yang merugikan.

Terancam terjadinya drop out


Referensi
Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta
Kunthi, Dyan N. 2011. Konsep Dasar Epidemiologi. Jakarta: EGC
Morton, Richard. 2009. Panduan Studi Epidemiologi dan Biostatistik. Jakarta: EGC
Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
Rineka Cipta
Noor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta
Pertanyaan
Dalam menambahkan anggota / subjek dalam penelitian kohort terbuka apakah dapat me
nimbulkan perancu atau mempengaruhi outcomenya?
Apakah peneliti dapat menentukan jangka waktu penelitian kohort tanpa melihat perjalana
n penyakitnya?
Thank you
This text can be replaced with your own text

Anda mungkin juga menyukai