Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB

Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT karena limpahan rahmat dan hidayahnya karena
tugas makalah mata kuliah FISIKA TEKNIK ini dapat terselesaikan juga. Makalah ini dibuat
dengan maksud bertujuan untuk mendukung kurikulum yang diterapkan oleh kampus
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN yaitu kurikulum KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL
INDONESIA (KKNI). Dalam KKNI ini mahasiswa diwajibkan untuk mengerjakan 6 tugas salah
satunya adalah TUGAS RUTIN yang dibuat ini.

Mata kuliah FISIKA TEKNIK ini adalah mata kuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa
semester 2 program studi PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO, tugas makalah ini dibuat untuk
memenuhi kebutuhan materi dari TUGAS RUTIN KELOMPOK sekaligus untuk pendukung
terlaksananya tugas presentasi kelompok dalam bentuk power point

Kami menyadari bahwa tugas makalah ini belumlah sempurna, baik dari segi materi
maupun caara penyajian dari tugas makalah ini. Oleh karena itu saya meminta maaf kepada
pembaca makalah ini, untuk itu saran dan kritik kami harapkan dari pembaca sekalian
supaya untuk membangun perbaikan tugas makalah ini. Semoga tugas makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua. Aamiin

MEDAN, 18 FEBRUARI 2019

Penulis

1
BAB 1 PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG

Dengan adanya kurikulum KKNI, ada 6 tugas wajib yang harus dikerjakan oleh setiap
mahasiswa salah satu diantaranya ialah tugas TR KELOMPOK yang mewajibkan setiap
kelompok untuk membuat sebuah makalah dengan materi yang sesuai dari materi yang
telah dibagikan ketiap tiap kelompok. Untuk itu kami membuat makalah ini dengan
materi yang telah diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah fisika teknik yaitu
rangkaian induktor.

B.RUMUSAN MASALAH

Dalam tugas makalh ini yang akan menjadi rumusan masalah sekaligus topik dan pokok
bahasan adalah
 Pengertian induktor
 Fungsi induktor
 Jenis jenis induktor
 Aplikasi induktor
 Rangkaian induktor
 Induktor arus bolak balik

C.MANFAAT DAN TUJUAN

 Agar mahasiswa mampu memahami pengertian induktor


 Agar mahasiswa mampu memahami fungsi induktor
 Agar mahasiswa mampu membuat rangkaian induktor
 Agar mahasiswa mengetahui jenis jenis induktor
 Agar mahasiswa mengetahui aplikasi induktor dalam kehidupan sehari hari
 Agar mahasiswa bisa menggambar rangkaian induktor
 Mahasiswa mampu memahami induktor dalam arus bolak balik

2
BAB 2. PEMBAHASAN

Induktor merupakan komponen Elektronika Pasif yang sering ditemukan dalam


Rangkaian Elektronika, terutama pada rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi Radio.
Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang terdiri dari
susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah Kumparan. Pada dasarnya, Induktor dapat
menimbulkan Medan Magnet jika dialiri oleh Arus Listrik. Medan Magnet yang ditimbulkan
tersebut dapat menyimpan energi dalam waktu yang relatif singkat. Dasar dari sebuah
Induktor adalah berdasarkan Hukum Induksi Faraday.

Kemampuan Induktor atau Coil dalam menyimpan Energi Magnet disebut dengan
Induktansi yang satuan unitnya adalah Henry (H). Satuan Henry pada umumnya terlalu besar
untuk Komponen Induktor yang terdapat di Rangkaian Elektronika. Oleh Karena itu, Satuan-
satuan yang merupakan turunan dari Henry digunakan untuk menyatakan kemampuan
induktansi sebuah Induktor atau Coil. Satuan-satuan turunan dari Henry tersebut
diantaranya adalah milihenry (mH) dan microhenry (µH). Simbol yang digunakan untuk
melambangkan Induktor dalam Rangkaian Elektronika adalah huruf “L”

Berikut ini adalah Simbol-simbol Induktor :

Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah :

 Jumlah Lilitan, semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya


 Diameter Induktor, Semakin besar diameternya semakin tinggi pula induktansinya
 Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi ataupun
Ferit.
 Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek inductor (Koil) tersebut semakin tinggi
induktansinya.

3
Jenis-jenis Induktor (Coil)

Berdasarkan bentuk dan bahan inti-nya, Induktor dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya adalah :

 Air Core Inductor – Menggunakan Udara sebagai Intinya


 Iron Core Inductor – Menggunakan bahan Besi sebagai Intinya
 Ferrite Core Inductor – Menggunakan bahan Ferit sebagai Intinya
 Torroidal Core Inductor – Menggunakan Inti yang berbentuk O Ring (bentuk Donat)
 Laminated Core Induction – Menggunakan Inti yang terdiri dari beberapa lapis
lempengan logam yang ditempelkan secara paralel. Masing-masing lempengan
logam diberikan Isolator.
 Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya dapat diatur sesuai dengan
keinginan. Inti dari Variable Inductor pada umumnya terbuat dari bahan Ferit yang
dapat diputar-putar.

Fungsi Induktor (Coil) dan Aplikasinya

Fungsi-fungsi Induktor atau Coil diantaranya adalah dapat menyimpan arus listrik dalam
medan magnet, menapis (Filter) Frekuensi tertentu, menahan arus bolak-balik (AC),
meneruskan arus searah (DC) dan pembangkit getaran serta melipatgandakan tegangan.
Berdasarkan Fungsi diatas, Induktor atau Coil ini pada umumnya diaplikasikan :

 Sebagai Filter dalam Rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi


 Transformator (Transformer)
 Motor Listrik
 Solenoid
 Relay
 Speaker
 Microphone

Induktor sering disebut juga dengan Coil (Koil), Choke ataupun Reaktor.

Berikut ini adalah beberapa fungsi lain dari induktor diantaranya adalah :

1. Menyimpan arus listrik dalam bentuk medan magnet,


2. Menahan arus bolak balik (AC),
3. Meneruskan atau meloloskan arus searah (DC),
4. Sebagai penapis (filter) sebagai penalaan (tunning),
5. Kumparan atau koil (lilitan) ada yang memiliki inti udara, inti besi, dan inti ferit,
6. Tempat terjadinya gaya magnet,
7. Bersama kapasitor induktor dapat berfungsi sebagai rangkaian resonator yang dapat
beresonansi pada frekuensi tinggi,
8. dua induktor atau lebih yang terkopel secara magnetic membentuk transformator,
9. Pelipat ganda tegangan yang dialirkan, dan
10. Sebagai pembangkit getaran

4
Arus yang melewati sebuah induktor akan menghasilkan medan magnet yang
besarnya berbanding lurus dengan arus listrik yang mengalir. Tidak seperti kapasitor yang
terjadi perubahan kenaikan tegangan pada kedua lempeng konduktor ketika sedang diisi
muatan listrik, pada konduktor justru timbul perubahan kenaikkan arus listrik ketika diberi
tegangan listrik, perubahan kenaikan arus listrik ini menciptakan induksi energi di dalam
medan magnet. Dengan kata lain induktor mengatur perubahan arus listrik dan dengan
tidak mengubah tegangan listrik. Kemampuan induktor ini disebut induktansi induktor
dengan satuan Henry (H) dan diberi simbol L. Untuk ukuran yang lebih kecil biasanya
dinyatakan dalam satuan miliHenry (mH), mikroHenry (µH), nanoHenry (nH) dan picoHenry
(pH).

Bila induktor dilewatkan arus AC, maka induktor akan secara berkala menyimpan
dan membuang energi dalam bentuk siklus. Pada arus DC arus yang melewati induktor
besarnya konstan, maka tidak terjadi proses penyimpanan dan pembuangan energi secara
berulang-ulang seperti pada arus AC. Melihat cara kerja induktor, dapat disimpulkan bahwa
induktor adalah komponen pasif elektronika yang dapat menyimpan dan menyalurkan
energi listrik ke rangkaian listrik. Tetapi induktor tidak dapat membangkitkan energi listrik.

seperti halnya Komponen Pasif lainnya (Kapasitor dan Resistor), Induktor atau Coil
juga dapat dirangkai secara seri dan paralel untuk mendapatkan nilai Induktansi yang
diinginkan.

Rangkaian Seri Induktor

Rangkaian Seri Induktor adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 atau lebih
induktor yang disusun sejajar atau berbentuk seri. Rangkaian Seri Induktor ini menghasilkan
nilai Induktansi yang merupakan penjumlahan dari semua Induktor yang dirangkai secara
seri ini.

5
Rumus induktor seri

Ltotal = L1 + L2 +L3

Contoh Kasus Rangkaian Seri Induktor

Berdasarkan gambar contoh rangkaian Seri Induktor diatas, diketahui bahwa nilai Induktor :

L1 = 100nH
L2 = 470nH
L3 = 30nH
Ltotal = ?

Penyelesaiannya

Ltotal = L1 + L2 + L3
Ltotal = 100nH + 470nH + 30nH
Ltotal = 600nH

Rangkaian Paralel Induktor

Rangkaian Paralel Induktor adalah sebuah rangkaian yang terdiri 2 atau lebih
Induktor yang dirangkai secara berderet atau berbentuk Paralel.

Rumus induktor paralel

𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
=𝑳 +𝑳 +𝑳
𝑳𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝟏 𝟐 𝟑

6
Contoh Kasus Perhitungan Rangkaian Paralel

Berdasarkan gambar contoh rangkaian Paralel Induktor diatas, diketahui bahwa nilai
Induktor :

L1 = 100nH
L2 = 300nH
L3 = 30nH
Ltotal= ?

Penyelesaiannya

𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
=𝑳 +𝑳 +𝑳
𝑳𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝟏 𝟐 𝟑

𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
= 𝟏𝟎𝟎𝒏𝑯 + 𝟑𝟎𝟎𝒏𝑯 + 𝟑𝟎𝒏𝑯
𝑳𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍

𝟏 𝟑 𝟏 𝟏𝟎
= 𝟑𝟎𝟎 + 𝟑𝟎𝟎 + 𝟑𝟎𝟎
𝑳𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍

𝟏𝟒 𝑿 𝑳 = 1 X 300 (perkalian silang)

𝟑𝟎𝟎
L= 𝟏𝟒

L = 21,428nH

INDUKTOR DALAM ARUS/TEGANGAN BOLAK BALIK

Bila arus bolak balik mengalir pada induktansi, maka akan timbul GGL induksi yang besarnya

𝑑𝑖
e = - L 𝑑𝑡

contoh soal

1.Sebuah kumparan mempunyai induktansi diri 2,5 H. Kumparan tersebut dialiri arus searah
yang besarnya 50 mA. Berapakah besar ggl induksi diri kumparan apabila dalam selang
waktu 0,4 sekon kuat arus menjadi nol?

Jawab :

Diketahui :

L = 2,5 H

I1 = 50 mA = 5 × 10-2 A

I2 = 0

7
dt = 0,4 s

Ditanya : ε =…?

Pembahasan :

𝑑𝑖 0− (5 𝑥 10−2 )
e = - L 𝑑𝑡 = - 2,5 ( ) = - 2,5 x (-0,125) = 0,31 volt
0,4

2.Sebuah induktor atau kumparan memiliki besar induktansi diri H, arus yang melewati
kumparan mengalami perubahan dari 1 A menjadi 2 A dalam 0,2 detik. Besar gaya gerak
listrik yang timbul pada kumparan adalah ?

Jawab. Rumus besar gaya gerak listrik (GGL) yang timbul pada kumparan jika menerima
besar arus yang berubah adalah

Diketahui L = 10-3 H

di = 2 – 1 A

dt = 0,2 s

penyelesaian.

𝑑𝑖 2−1 − 10−2
e=-L = - 10-3 ( )= = - 5 x 10-2 volt
𝑑𝑡 0,2 2

3. Sebuah induktor mengalami gaya gerak listrik induksi (GGL induksi) sebesar -0,3 volt. Jika
besar perubahan arus per detik adalah 6 ampere/detik, maka besar induktansi diri adalah ?

Jawab.

Diketahui e = - 0,3 volt

di/dt = 6 A/S

penyelesaian
𝑑𝑖
e=-L
𝑑𝑡

-0,3 = -L x 6
0,3
L= 6

L = 0,05 H

4.Arus yang melewati sebuah kumparan berubah-ubah menurut fungsi . Jika


besar induktansi diri 0,04 H besar gaya gerak listrik induksi yang timbul pada kumparan saat
0,5 detik adalah ?

8
Penyelesaian.
𝑑𝑖
e=-L
𝑑𝑡

Kemudian bisa kita turunkan fungsi arus terhadap waktu dan kita subtitusikan pada
persamaan di atas

e = - 0,04 x 2 x 300 x cos 300t


1
= - 0,04 x 2 x 300 x cos 300 x 2

= - 24 cos 150
1
= - 24 (2 √3)

Besar gaya gerak listrik (GGL) induksi yang timbul pada kumparan adalah

e = 12 √3 volt

𝒅𝒊
Em sin 𝝎𝒕 = - L
𝒅𝒕

𝒎 𝑬
Im = 𝝎𝑳

𝝅
I = Im sin (𝝎𝒕 − 𝟐 ) dan V = Vm sin 𝝎𝒕. hal ini berarti antara arus dan tegangan berbeda fase
𝝅
sebesar 𝟐 = 90° dan arus tertinggal (lag) dari tegangan sebesar 90°.

𝝎𝑳 = XL yang dikenal dengan reaktansi induktif, satuannya ohm (Ω). Sedangkan L adalah
induktansi dengan satuan henry. Karena 𝜔 merupakan kecepatan sudut listrik yang
besarnya tergantung kepada frekuensi listriknya, maka besarnya 𝝎 = 𝟐𝝅𝒇 sehingga XL =
𝟐𝝅𝒇𝑳.

Jika dibuat dalam bentuk diagram fasor, hubungan arus dan tegangan pada induktor akan
menjadi seperti berikut.

9
Pada diagram fasor diatas terlihat bahwakedua fasor membentuk sudut 90° sudut tersebut
menunjukan ada perbedaan fase sebesar 90° antara arus dan tegangan pada induktor.

pada grafik diatas terlihat ketika arus pada induktor dalam keadaan maksimum,
besar tegangan pada induktor adalah nol. Ketika arus pada induktor nol, besar tegangan
pada induktornya maksimum. Jadi tegangan pada induktor mencapai nilai maksimumnya
lebih cepat seperempat periode dibandingkan dengan arus mencapai nilai maksimumnya.

Contoh soal 1.

10
Sebuah induktor 0,2 henry dipasang pada sumber tegangan arus bolak-balik, V = (200. sin
200t) volt. Tentukan persamaan arus yang mengalir pada rangkaian tersebut!
Penyelesaian:

Diketahui:

V = (200 sin 200t) volt


L = 0,2 H

Ditanya: I = ... ?

Pembahasan :

V = Vm.sinωt
V = 200.sin 200t

Dari persamaan diketahui Vm = 200 volt dan ω= 200 rad/s, maka:

XL = ω.L= (200)(0,2)
XL = 40Ω
𝑉𝑚 200
Im = = =5A
𝑋𝐿 40

Dalam rangkaian ini arus tertinggal π/2rad terhadap tegangan, sehingga:

Contoh soal 2.
Sebuah rangkaian induktor dengan nilai induktansinya 15 Mh dihubungkan pada sumber
tegangan maksimum 100 volt,. Jika frekuensi 50 Hz. Hitunglah nilai arus dan daya nya.

11
Penyelesaian.

XL = 2𝝅𝒇𝑳 = 2 X 3,14 X 50 X 15 X 10-3


= 4,71 Ω
𝑽𝒎 𝟏𝟎𝟎
Im = 𝑿 𝟒,𝟕𝟏 = 21, 23 A
𝑳

Dalam arus bolak balik terdapat 3 jenis daya

Daya semu (s) = V x I


= 100 X 21,23
= 2123 VA
Daya nyata (P) = V x I x cos 90°
= 100 x 21,23 x 0
= 0 watt
Daya reaktif (Q) = V x I x sin 90°
= 100 x 21,23 x 1
= 2123 Var

12
13

Anda mungkin juga menyukai