Anda di halaman 1dari 6

BAB III

Rerangka Pembentukan Mindset

Pendahuluan

Pada hakikatnya, tugas utama manajer adalah mengelolah modal manusia dalam
memanfaatkan sumber daya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Tindakan manusia sangat
ditentukan oleh sikapnya terhadap sesuatu yang sangat ditentukan oleh peta mental (mindset)
yang dimiliki oleh orang, pembentukan peta mental semestinya menjadi penting sekali dalam
pengelolaan modal manusia.

Konsep Mindset

Mindset adalah sikap mental mapan (fixed mental attitude) yang dibentuk melalui
pendidikan, pengalaman, dan prasangka. Mindset merupakan peta mental yang dipakai oleh
orang sebagai dasar untuk bersikap dan bertindak. Mindset dapat dibentuk dengan sengaja
(melalui pendidikan dan pengalaman yang dirancang melalui sistem) atau dibiarkan terbentuk
dengan sendirinya (melalui pengalaman yang tidak dirancang dan melalui prasangka).

Mindset terdiri dari tiga komponen pokok:

1) Paradigma

Paradigma adalah cara yang digunakan oleh seseorang di dalam memandang sesuatu.

2) Keyakinan Dasar

Keyakinan dasar adalah kepercayaan yang dilekatkan oleh seseorang terhadap sesuatu.

3) Nilai Dasar

Nilai dasar adalah sikap, sifat, dan karakter yang dijunjung tinggi oleh sesorang sehingga
berdasarkan nilai-nilai tersebut tindakan seseorang dipandu.

Tindakan seseorang sangat ditentukan oleh cara pandang orang tersebut terhadap sesuatu.
Disamping itu, orang melakukan tindakan berdasarkan apa yang diyakininya benar. Nilai-nilai
yang dijunjung tinggi oleh seseorang menjadi pemandu di dalam ia memutuskan tindakan yang
akan dilakukan. Secara keseluruhan paradigma, keyakinan dasar, dan nilai dasar memberikan
peta mental bagi orang dalam bertindak.

Apa yang Terjadi Jika Mindset Personel Tidak Sesuai dengan Mindset yang Digunakan
untuk Mendesain Sistem Manajemen?

Ada tiga kemungkinan yang timbul:

 Personel melaksanakan tindakan setengah hati, atau bahkan tanpa hati.

Jika manajemen puncak telah mengomunikasikan paradigma costumer value


strategy, keyakinan dasar, dan nilai dasar organisasi yang berkaitan dengan paradigma
tersebut, namun personel tidak mau menerima, personel ni akan melaksanakan layanan
kepada customer secara setegah hati atau bahkan tanpa hati sama sekali. Sistem layanan
yang sudah dirancang menjadi tidak efektif, karena personel yang melaksanakannya tidak
menggeser mindsenya ke customer value mindset.

 Personel memerlukan pengawasan dari orang lain untuk memastikan bahwa tindakannya
dilaksanakan berdasarkan mindset yang semestinya.

Jika paradigma, keyakinan dasar dan nilai dasar telah tertanam dalam diri seluruh
personel organisasi maka dapat berfungsi sebagai pengarah dan pengendali sikap,
tindakan, dan perilaku personel secaara individual. Dengan demikian personel tidak
memerlukan pengawasan dari luar dirinya karena sudah memiliki pengendalian yang
dipacu dari dalam diri pribadi yang bersangkutan.

 Personel dapat melakukan sabotase karena ketidaksesuaian antara mindsetnya dengan


mindset yang semestinya yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan.

Ketidaksesuaian mindset personel dengan mindset organisasi dapat


mengakibatkan timbulnya usaha personel untuk melakukan sabotase terhadap sistem
yang diterapkan organisasi.
Rerangka Konseptual Perumusan Mindset

Ada dua langkah pembentukan mindset:

1. Perumusan mindset

Perumusan mindset dilaksanakan melalui empat langkah berikut ini:

 Trendwatching
Dalam tahap ini manajemen puncak melakukan pengamatan berbagai tren pemacu
perubahan yang akan terjadi di masa depan.
 Envisioning
Envisioning adalah kemampuan kita untuk menggambarkan dampak perubahan
dalam lingkungan bisnis yang diakibatkan oleh berbagai pemacu perubahan yang
telah diamati dalam trendwatching.
 Perumusan paradigma
Perumusan paradigma adalah menetapkan suatu paradigma yang berguna bagi
organisasi melalui pembentukan mindset yang sama antara personel dan
organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai.
 Perumusan Mindset
Perumusan mindset adalah pembentukan mindset yang dikomunikasikan pada
seluruh personel di dalalm suatau organisasi, yang terdiri dari tiga komponen
yaitu paradigma, keyakinan dassar, dan nilai dasar.

2. Pengomunikasian mindset

Paradigma, keyakinan dasar, dan nilai dasar organisasi perlu dikomunikasikan oleh
manajemen puncak kepada seluruh personel melalui dua pendekatan:

 Perilaku pribadi
Paradigma, keyakinan dasar, dan nilai dasar organisasi dikomunikasikan
kepada seluruh personel melalui proses internalisasi sistematik. Proses
internalisasi ini ditempuh untuk menanamkan konsep paradigma, keyakinan
dasar, dan nilai dasar organisasi. Melalui perilaku pribadi, manajemen puncak
mengomunikasikan kepada karyawan komitmen manajemen puncak terhadap
paradigma, keyakinan dasar, dan nilai dasar.
 Perilaku organisasi
Paradigma, keyakinan dasar, dan nilai dasar organisasi dikomunikasikan
kepada seluruh personel dengan memasukan hal tersebut ke dalam peraturan,
sistem dan prosedur, serta keputusan resmi yang dibuat. Setiap keputusan yang
dibuat, peraturan yang dirumuskan, dan sistem serta prosedur yang didesain harus
dilandasi tiga hal tersebut.
Contoh perusahaan :
Indofood (Net Profit: Rp4 triliun)

Indofood via wikimedia.org


PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan produsen segala jenis makanan dan juga minuman.
Markas perusahaan ini ada di Jakarta, Indonesia. Pertama kali didirikan pada 14 Agustus 1990
oleh Sudono Salim. Indofood telah bertransformasi menjadi perusahaan total food solutions yang
kegiatan operasionalnya mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan dimulai dari
produksi dan pengolahan bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir yang siap
dikonsumsi.
Indocement (Net Profit: Rp5 triliun)

Indocement via cermati.com


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk merupakan salah satu produsen semen di Indonesia dan
merupakan produsen terbesar kedua di Indonesia. Indocement juga memproduksi beton siap-
pakai dan juga pengelolaan tambang agregat dan tras. Setidaknya Indocement memiliki 12
pabrik yang 9 di antaranya berada di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dua lainnya ada
di Cirebon, Jawa Barat, dan satu berada di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Semen Indonesia (Net Profit: Rp5 triliun)

Semen Indonesia via wikimedia.org

PT Semen Indonesia Tbk yang dahulunya dikenal dengan nama PT Semen Gresik Tbk
merupakan produsen semen terbesar di Indonesia. Beberapa produk PT Semen Indonesia Tbk
antara lain Semen Portland Tipe 1, Semen Portland Tipe 2, Semen Portland Tipe 3, Semen
Portland Tipe 5, Special Blended Cement, dan Portland Pozzolan Cement. Lokasi pabrik semen
ini tersebar di Indonesia mulai dari di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Sementara di luar
Indonesia, perusahaan ini memiliki pabrik di Vietnam untuk memasok kebutuhan semen di
seluruh tanah air.
Gudang Garam (Net Profit: Rp5 triliun)

Gudang Garam via blogspot.com


PT Gudang Garam Tbk merupakan sebuah perusahaan produsen rokok asal Indonesia yang
pertama kali didirikan oleh Surya Wonowidjojo pada 26 Juni 1958. Perusahaan ini termasuk
dalam perusahaan rokok tertua dan terbesar ke lima setelah Djarum dalam produksi rokok kreket.
Beberapa anak perusahaan PT Gudang Garam Tbk antara lain PT Surya Pamenang, PT Surya
Madistrindo, PT Graha Surya Media, dan PT Surya Air.
Unilever (Net Provit: Rp5 triliun)

Unilever via wikimedia.org


Unilever dikenal sebagai perusahaan multinasional yang bergerak di bidang produksi barang
konsumen dengan markas utama berada di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini berdiri pertama
kali tahun 1930 dan dilaporkan mempekerjakan sedikitnya 206.000 pekerja. Di Indonesia sendiri,
Unilever didirikan pada 5 Desember 1933 dengan nama Zeepfabrieken N.V. Lever dan berubah
nama menjadi PT Lever Brothers Indonesia pada 22 Juli 1980. Kemudian, pada 30 Juni 1997
perusahaan resmi mengganti namanya menjadi PT Unilever Indonesia Tbk dengan 15% saham
didaftarkan pada BEJ dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1981. Beberapa merek terkenal dari
Unilever Indonesia adalah Rinso, Sunsilk, Dove, dan juga Clear. Beberapa perusahaan lain yang
juga merupakan perusahaan Unilever di Indonesia adalah PT Anugrah Lever, PT Technopia
Lever, dan PT Knorr Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai