Anda di halaman 1dari 5

1.

Keluarga
Keluarga adalah media awal dari suatu proses sosialisasi. Begitu seorang bayi dilahirkan, ia
sudah berhubungan dengan kedua orangtuanya, kakak-kakaknya, dan mungkin dengan saudara-
saudaranya.

Sebagai anggota keluarga yang baru dilahirkan, ia sangat tergantung kepada perlindungan dan
bantuan anggota keluarganya. Proses sosialisasi awal ini dimulai dengan proses belajar
menyesuaikan diri dan mengikuti setiap apa yang diajarkan oleh orang-orang sekitar lingkungan
keluarganya, seperti cara makan, berbicara, berjalan, hingga belajar bertindak dan berperilaku.
Melalui lingkungan keluarga itulah anak mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup
sehari-hari. Hubungan individu di masyarakat sangat dipengaruhi keluarga, karena keluarga
memiliki peranan sebagai berikut:

1. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang utama dan utama dibandingkan dengan
lembaga pendidikan manapun.
2. Keluarga merupakan kelompok pergaulan hidup manusia dengan volume terkecil dan
kadar tertinggi.
3. Keluarga merupakan mata rantai untuk hubungan jasmani dan rohani manusia yang
berlawanan jenis.
4. Keluarga merupakan mata rantai dalan regenerasi dan pewarisan budaya.

Dalam keluarga, orangtua mencurahkan perhatian untuk mendidik anak agar anak tersebut
memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang benar dan baik melalui penanaman disiplin
sehingga membentuk kepribadian yang baik bagi si anak. Oleh karena itu, orangtua sangat
berperan untuk:

1. Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar sehingga anak tidak merasa
tertekan jiwanya.
2. Mendorong agar anak dapat membedakan antara perilaku benar dan salah, baik dan
buruk, pantas dan tidak pantas, dan sebagainya.
3. Memberikan contoh perilaku yang baik dan pantas bagi anak-anaknya.

Sebagai media sosialisasi, keluarga pun memiliki peranan untuk menghambat proses sosialisasi.
Keluarga yang memiliki kendala-kendala akan memengaruhi sikap dan keprbadian anggota
keluarganya, yaitu:

1. Keluarga modern merupakan kesatuan konsumtif, sehingga hubungan antarindividu


dalam keluarga menjadi sangat berkurang.
2. Keluarga sebagai lembaga (institute) sudah berubah menjadi keluarga yang bersifat
persekutuan (companionship) yang sangat longgar ikatannya.
3. Semakin banyak keluarga yang hidup terpisah dan meningkatnya perceraian, sehingga
longgar intensitas interelasi sosialnya.
Apabila terjadi suatu kondisi yang berlainan dengan hal di atas, maka anak-anak akan mengalami
kekecewaan. Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa hal berikut:

1. Orangtua kurang memperhatikan anak-anaknya, terlalu sibuk dengan kepentingan-


kepentingannya sehingga anak merasa diabaikan. Hubungan anak dengan orangtua
menjadi renggang, padahal anak sangat memerlukan kasih sayang mereka.
2. Orangtua terlalu memaksakan kehendak dan gagasannya kepada anak dengan ancaman
dan sanksi yang dirasakan anak cukup berat sehingga jiwa anak menjadi tertekan.

Keseluruhan sistem belajar mengajar sebagai bentuk sosialisasi dalam keluarga bisa disebut
sistem pendidikan keluarga. Sistem pendidikan keluarga dilaksanakan melalui pola asuh, yaitu
suatu pola untuk menjaga, merawat, dan membesarkan anak. Pola ini tentu saja tidak
dimaksudkan pola mengasuh anak yang dilakukan oleh perawat atau baby sitter, seperti yang
sering dilakukan oleh kalangan keluarga elite/kaya di kota-kota besar.

Pola mengasuh anak di dalam keluarga sangat dipengaruhi oleh sistem nilai, norma, dan adat
istiadat yang berlaku pada masyarakat setempat. Jadi, kepribadian dan pola perilaku yang
terdapat pada berbagai masyarakat suku bangsa sangat beragam coraknya.

2. Kelompok Bermain
Dalam istilah sosiologi, kelompok bermain disebut juga dengan peer group. Pada usia anak-
anak, kelompok bermain mancakup teman-teman tetangga, keluarga, dan kerabat. Dalam teman
sebaya tersebut memiliki 4 ciri - ciri, yaitu

1. Terdiri dari 2 orang atau lebih


2. Saling memberitahu atau mengajari antar orang
3. Dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar
4. Semua orang tersebut adalah teman dekat atau sudah akrab

Pada usia remaja, kelompok sepermainan berkembang menjadi kelompok persahabatan yang
lebih luas. Perkembangan itu antara lain disebagbkan karena bertambahnya luasnya ruang
lingkup pergaulan remaja, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Teman dan persahabatan
merupakan pengelompokan sosial yang melibatkan orang-orang yang berhubungan relatif akrab
satu sama lain.

Peranan positif kelompok persahabatan bagi perkembangan kepribadian anak, antara lain sebagai
berikut:

1. Rasa aman dan rasa dianggap penting dalam kelompok akan sangat berguna bagi
perkembangan jiwa anak.
2. Perkembangan kemandirian remaja tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan.
3. Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir,
gembira, dan sebagainya yang mungkin tidak didapatkan di rumah.
4. Melalui interaksi dalam kelompok, remaja dapat mengembangkan berbagai keterampilan
sosial yang berguna bagi kehidupannya kelak.
5. Pada umumnya, kelompok persahabatan mempunyai pola perilaku dan kaidah-kaidah
tertentu yang mendorong remaja untuk bersikap lebih dewasa.

Selain memberikan dampak positif, kelompok sosial ini juga dapat memberikan dampak negatif
terhadap individu atau anggota kelompok. Pengaruh negatif itu diantaranya:

1. Pembentukan kelompok sosial yang terjadi karena adanya kesamaan kepribadian dan
kepentingan akan menimbulkan eksklusifisme kelompok.
2. Penyimpangan tata nilai dan norma yang dianut oleh anggota kelompok.

Di antara kelompok persahabatan, adakalanya terbentuk suatu kelompok remaja yang dikenal
dengan sebutan geng. Tak jarang antara satu geng yang satu dengan yang lain terjadi persaingan
sehingga berlanjut dengan perkelahian atau tawuran. Bahkan, ada juga geng yang terlibat
penggunaan narkoba. Oleh karena itu, tak heran jika geng sering dikonotasikan sebagai
kelompok persahabatan yang negatif. Akan tetapi, ada juga geng yang dapat mengembangkan
dasar-dasar kepribadian yang sifatnya positif bagi anggotanya, yaitu sebagai berikut:

1. Mengembangkan ketrampilan berorganisasi dan kepemimpinan.


2. Menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial.
3. Rela berkorban untuk sesama anggota kelompok sehingga timbul rasa solidaritas.
4. Menyalurkan semangat patriotisme.

Geng adalah kelompok remaja yang terkenal karena kesamaan latar belakang sosial, sekolah,
daerah, dan sebagainya. Klik adalah kelompok kecil tanpa struktur formal yang mempunyai
pandangan atau kepentingan bersama.

3. Lingkungan Sekolah
Di lingkungan sekolah, seseorang mempelajari hal-hal baru yang belum pernah mereka temukan,
baik di lingkungan keluarga maupun kelompok bermain. Pendidikan formal mempersiapkan
seorang anak menguasai peranan-peranan baru di kemudian hari, manakala tidak lagi tergantung
pada orangtuanya. Apabila seorang anak memasuki lingkungan sekolah, maka secara resmi ia
menjadi anggota kelompok formal yang terikat aturan-aturan resmi dan dihadapkan pada norma-
norma yang diikuti secara teratur dengan sanksi tertentu. Norma-norma sekolah harus dijalankan
penuh disiplin, misalkan ketepatan waktu masuk sekolah, waktu belajar, waktu pulang, dan
ketertiban berpakaian. Selain mengenal peraturan sekolah, anak juga dibimbing untuk mengenal
aturan-aturan dalam kehidupan masyarakat.

Menurut Horton, fungsi nyata dari pendidikan yaitu:

1. Sebagai modal penting dalam menentukan mata pencaharian.


2. Dapat mengembangkan potensi demi pemenuhan kebutuhan pribadi dan pengembangan
masyarakat.
3. Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
4. Membentuk kepribadian.

4. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh yang besar pada pembentukan kepribadian
seseorang. Pengaruh dari lingkungan kerja tersebut pada umumnya mengendap dalam diri
seseorang dan sukar sekali untuk diubah, apalagi jika yang bersangkutan cukup lama bekerja di
lingkungan tersebut. Seseorang yang cukup lama bekerja di lingkungan kerja tertentu, kemudian
pindah ke lingkungan kerja yang lain, maka dia akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan
diri terhadap lingkungan kerjanya yang baru.

Lingkungan kerja memiliki berbagai macam diantaranya yaitu:

1. Pegawai negeri atau sipil, adalah pekerjaan yang ditekankan kepada pemerintah dan
memiliki tanggung jawab kepada pekerjaan dan pemerintah.
2. Pegawai swasta, adalah pekerjaan yang memiiki kebebasan tetapi memiliki peraturan
yang tegas. Pegawai swasta adalah pekerjaan yang tidak terikat oleh pemerintah
3. Militer dan polri, adalah pekerjaan yang bertugas mengawasi lingkungan di sekitar
daratan, lautan dan udara. Militer dan polri merupakan salah satu alat pengawasan bagi
negara dan memiliki tanggung jawab yang besar atas pengawasannya. Militer dan polri
pun memiliki tanggung jawab kepada pemerintah.
4. Pendidikan, adalah pekerjaan yang bertugas mendidik siswa siswi di sekolah. Pendidikan
memiliki lembaga yang disebut dengan depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional).
Oleh sebab itu, pendidikan pun dipusatkan pada pemerintah.

Pekerjaan yang memiliki hubungan kepada negara atau pemeritah, memiliki batas pekerjaan
yang disebut pensiun. Pensiun adalah penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri selama
bertahun-tahun bekerja pada dinas pemerintah.

5. Media Massa
Media massa yang terdiri dari media cetak (surat kabar dan majalah) maupun elektronik (radio,
televisi, dan internet) merupakan alat komunikasi yang dapat menjangkau masyarakat secara
luas. Media massa diidentifikasikan sebagai media sosialisasi yang berpengaruh terhadap
perilaku khalayaknya.

Pesan yang ditayangkan melalui media elektronik dapat mengarahkan khalayak ke arah perilaku
prososial maupun antisosial. Penayangan film-film yang menonjolkan kekerasan dianggap
sebagai suatu faktor yang mendorong perilaku agresif pada anak-anak yang menontonnya.
Demikian juga penayangan adegan-adegan yang berbau pornografi di layar televisi sering
dikaitkan dengan perubahan moralitas serta peningkatan pelanggaran susila dalam masyarakat.
Iklan yang ditayangkan melalui media massa mempunyai potensi untuk mengubah pola
konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat. Media massa pun sering digunakan untuk
memengaruhi dan membentuk pendapat umum. Di banyak negara, termasuk Indonesia, televisi
juga dimanfaatkan untuk menayangkan siaran-siaran pendidikan.

Pendapatan perkapita adalah jumlah nilai barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap
penduduk suatu negara pada suatu periode
tertentu. Perhitungan pendapatan perkapita ini sendiri mempunyai beberapa manfaat, yaitu
sebagai berikut.

1. Pendapatan perkapita menjadi indikator standar hidup atau kesejahteraan suatu negara dari
taun ke tahun.
2. Pendapatan perkapita dapat menjadi perbandingan tingkat kesejahteraan dan standar hidup
antarnegara.
3. Pendapatan perkapita dapat menjadi pedoman kebijakan ekonomi yang akan diambil
pemerintah.

Sedangkan, adapun kegunaan dari perhitungan pendapatan perkapita yaitu sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu negara dari tahun ke


tahun.
2. Untuk mengathui data-data perbandingan tingkat kesejahteraan penduduk suatu negara
dengan negara lain.
3. Sebagai pedoman pengambilan kebijakan dalam bidang ekonomi.
4. Sebagai bahan perencanaan pembangunan dimasa yang akan datang.
5. Untuk membandingkan standar hidup bebrapa negara dalam kelompok rendah, menengah
dan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai