Anda di halaman 1dari 10

Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 13 Nomor 1, Januari 2017 : 55 -64

PENGARUH STATUS PENGUASAAN LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI


DI DESA TUMANI, KECAMATAN MAESAAN, KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Meike Prisilia Manatar


Esry H. Laoh
Juliana R. Mandei

ABSTRACT
This study aims to determine whether there is influence over land tenure status to the income
of rice farmers. Data retrieval is done with primary data and secondary data. Primary data were
obtained from the farmers through a list of questions that had been prepared, while secondary data
obtained from the office of the village or the head of the village. The way of taking samples, to look
at the total population of each of the existing land tenure status, then divided by the population over
land ownership and divided by 60 as a sample to be taken. The data collection method used is
descriptive analysis and ANOVA (analysis of variance) in one direction. The concepts of measuring
variables used are over land ownership, production, farming costs, revenue and income. The results
of this study indicate that there are significant land ownership to farmers' income, the highest income
is income tenants. Different income is the income of farmers own property with tenant farmers'
income.

Keywords: status of land tenure, income, rice farmer, Tumani Village, District of Maesaan, South
Minahasa District

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh status penguasaan lahan
terhadap pendapatan petani padi. Pengambilan Data dilakukan dengan pengambilan data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dari petani melalu daftar pertanyaan yang telah disiapkan,
sedangkan data sekunder diperoleh dari kantor desa atau hukum tua. Cara pengambilan Sampel,
dengan melihat jumlah populasi dari masing-masing status penguasaan lahan yang ada, kemudian
dibagi dengan jumlah populasi status penguasaan lahan dan dibagi dengan 60 sebagai sampel yang
akan diambil. Metode pengambilan data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis anova
(analisis of varian) satu arah. Konsep pengukuran variabel yang digunakan adalah status penguasaan
lahan, produksi, biaya usahatani, penerimaan dan pendapatan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh status penguasaan lahan terhadap pendapatan petani, pendapatan yang
paling tinggi adalah pendapatan petani penyewa. Pendapatan yang berbeda adalah pendapatan petani
milik sendiri dengan pendapatan petani penyewa.

Kata Kunci : Status Penguasaan Lahan, Pendapatan Petani, Padi, Desa Tumani, Kecamatan Maesaan,
Kabupaten Minahasa Selatan

PENDAHULUAN yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk


melindungi kelestarian lingkungan hidup,
Latar Belakang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya
Lahan merupakan modal atau aset yang buatan, dan nilai sejarah budaya bangsa.
berharga untuk menjalankan usahataninya. Penggunaan lahan merupakan gambaran
Menurut Sadikin (2009) lahan memiliki dua perilaku manusia untuk mencapai tujuan yang
fungsi dasar, yakni (1) fungsi kegiatan budaya, diinginkan. Lahan yang luas akan memperbesar
yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai harapan petani untuk hidup layak. Namun
penggunaan, seperti permukiman (kawasan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk,
perkotaan maupun perdesaan), perkebunan, keberadaan lahan terutama lahan pertanian
hutan produksi dan lain-lain, (2) fungsi lindung, menjadi semakin terancam karena desakan

55
Pengaruh Status Penguasaan Lahan terhadap Pendapatan......... (Meike Manatar, Esry Laoh, Juliana Mandei)

kebutuhan lahan yang lebih banyak. Sementara ini adalah 0,40 Ha (2015). Pertambahan
jumlah lahan yang tersedia tidak bertambah Penduduk menyebabkan pemilik lahan semakin
(Setyoko, 2013). Ada beberapa sebab yang bisa kecil, bahkan sebagian petani sudah tidak
muncul diantaranya : (a) semakin terbatasnya memiliki lahan. Kondisi tersebut menyebabkan
ketersediaan tenaga bidang pertanian. Hal yang sebagian petani yang tidak memiliki lahan,
demikian sebenarnya bisa diatasi secara mekanis, mengusahakan lahan orang lain dengan sistem
namun tidak semua aktivitas budidaya tanaman sewa dan bagi hasil.
pangan maupun tanaman lainnya bisa diatasi
secara mekanis dalam pengelolaannya. (b) Rumusan Masalah
Rendahnya daya saing sektor pertanian dengan Dari uraian latar belakang yang menjadi
sektor di luar pertanian. (c) Keterbatasan lahan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
yang dimiliki oleh sebagian besar petani sehingga pengaruh status penguasaan lahan pada
bagi petani yang berlahan sempit dalam pendapatan petani padi di desa Tumani
mencukupi kebutuhan ekonomi rumah tangganya, Kecamatan Maesaan Kabupaten Minahasa
maka perluasan penguasaan lahan perlu Selatan.
dilakukan, baik dengan cara menyewa,
menggarap, menggadai maupun dengan cara Tujuan dan Manfaat Penelitian
numpang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Mudakir (2011) mengungkapkan bahwa pengaruh status penguasaan lahan padi terhadap
status penguasaan lahan dibagi menjadi tiga pendapatan petani di Desa Tumani Kecamatan
bagian, yaitu pemilik penggarap (owner Maesaan Kabupaten Minahasa Selatan.
operator), penyewa (cash tenant) dan bagi hasil Sedangkan manfaat penelitian yakni memperoleh
(share tenant). Status penguasaan lahan yang gambaran pengaruh status penguasaan lahan
berbeda secara teoritis akan menentukan tingkat terhadap pendapatan petani padi serta
keragaman usaha tani yang berbeda pula, yang memberikan informasi kepada pemerintah
dalam hal ini meliputi tingkat produktivitas lahan, mengenai status penguasaan lahan dan pendapatan
pendapatan dan pengeluaran yang berlainan. sehingga membantu dalam kebijaksanaan dan
Perbedaan status penguasaan lahan akan perencanaan yang lebih baik.
menentukan akses petani terhadap modal. Yang
selanjutnya akan mempengaruhi faktor-faktor
produksi yang digunakan dan pada akhirnya akan METODOLOGI PENELITIAN
mempengaruhi produksi. Selain itu tingkat
pendapatan dan tingkat efisiensi pada usahatani Waktu dan Tempat Penelitian
mereka akan berbeda pula. Penelitian ini dilakukan di Desa Tumani
Penelitian sebelumnya tentang sistem bagi Kecamatan Maesaan dan akan di mulai pada Juli-
hasil di Bengkulu, Pane (2014) mendapatkan November 2016.
sistem pembagian hasil panen antara petani
pemilik lahan dan petani penggarap pada Metode Penelitian
umumnya ditentukan berdasarkan produksi gabah Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yang dipanen. Jika hasil rendah (<3600kg adalah metode survei dengan cara mengambil data
gkp/ha), maka petani penggarap menerima 1/5 primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
bagian, jika hasil sedang (3600-4500 kg gkp/ha) melalui daftar pertanyaan yang telah disiapkan,
maka petani penggarap menerima 1/6 bagian, dan sedangkan data sekunder diperoleh dari kantor
jika hasil tinggi (>4500 kg gkp/ha) maka petani kecamatan, kantor desa, serta instansi yang
penggarap menerima 1/7 bagian. Sedangkan terkait.
menurut Saptana (2002) dalam Irmayanti (2010)
besarnya bagi hasil adalah besarnya upah yang Metode Pengambilan Sampel
diperoleh oleh setiap petani baik pemilik lahan Populasi dalam penelitian ini adalah status
maupun penggarap berdasarkan perjanjian atau penguasaan lahan (milik sendiri, sewa dan
kesepakatan bersama. penggarap) sedangkan metode pengambilan
Desa Tumani Kecamatan Maesaan sampel dilaksanakan dengan stratified Random
Kabupaten Minahasa Selatan adalah salah satu
Sampling dengan alokasi sebanding dan dari
sentra produksi padi yang memiliki luas areal
masing-masing strata ditarik sampel. Jumlah
sawah sekitar 102,8 ha dengan produktivitas 51,4
sampel dalam penelitian ini akan diambil 60
kw/ha. Rata-rata pemilikan lahan sawah didesa
petani. Dengan sebaran sebagai mana Tabel 1.

56
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 13 Nomor 1, Januari 2017 : 55-64

Tabel 1. Sebaran Populasi dan Sampel Status Keterangan :I = Pendapatan (Rp)


Penguasaan Lahan R = Penerimaan (Rp)
Status Pengusaan Populasi Sampel C = Biaya (Rp)
Milik Sendiri 137 42 Penerimaan (R) = Jumlah Produksi (kg) X
Penyewa 14 4
Harga (Rp/kg)
Penggarap 45 14
Total 196 60
Biaya Produksi (C) = Biaya tetap + Biaya
Sumber : Diolah dari data primer 2016 Variabel + Biaya Implisit

2. Analisis Varian (Anova) satu arah di ulangan


Konsepsi Pengukuran Variabel yang tidak sama.
Adapun variabel-variabel yang diukur Hipotesis sebagai berikut: Rata-rata pendapatan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : petani pemilik, penyewa dan penggarap tidak
1. Status penguasaan lahan yaitu lahan yang sama. Secara statistik hipotesis tersebut dapat
digarap atau diolah dalam usahatani yang dirumuskan sebagai berikut:
dilihat dari cara pengusaan lahan petani H0 : µ1 = µ2 = µ3
pemilik, petani penyewa dan petani H1 : Sekurang-kurangnya ada satu nilai µ1
penyakap. yang berbeda.
a. Petani pemilik ialah golongan petani yang Keterangan :
bebas mengusahakan usahataninya. µ1 : Milik Sendiri
b. Petani penyewa ialah golongan petani µ2 : Penyewa
yang mengusahakan lahan orang lain µ3 : Penggarap
dengan jalan menyewa, serta lamanya
kontrak tergantung pada perjanjian antara Tabel 2. Analisis Penelitian
pemilik lahan dan penyewa Status Penguasaan Lahan
c. Petani penggarap ialah golongan petani Responden
Milik Sendiri Penyewa Penggarap
yang mengusahakan lahan orang lain 1 Y11 Y12 Y13
dengan sistem bagi hasil. Dalam sistem 2 Y21 Y22 Y23
3 Y31 Y32 Y33
bagi hasil resiko usahatani ditanggung 4 Y41 Y42 Y43
oleh pemilik tanah dan penggarap. … … … …
2. Produksi yaitu jumlah padi yang dihasilkan N Yn1 Yn2 Yn3
Jumlah Y.1 Y.2 Y.3
dalam satu kali musim tanam yang diukur
dalam Kg.
a. Faktor Koreksi :
3. Biaya usahatani adalah biaya tetap dan biaya
variabel FK = 2/t.r
b. Jumlah Kuadrat Total :
a. Biaya tetap adalah biaya yang sifatnya
JKT = (Y11)²+(Y12)²+...+(Yi)² - FK
tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya
c. Jumlah Kuadrat Perlakuan :
produksi, misalnya pajak tanah, biaya
penyusutan alat, iuran air, sewa lahan dll. JKP =
b. Biaya variabel adalah biaya yang d. Jumlah Kuadrat Galat :
sifatnya dipengaruhi oleh besar kecilnya JKG = JKT – JKP
produksi, misalnya : biaya saprodi, biaya e. Kuadrat Tengah Perlakuan :
tenaga kerja dll. KTP =
4. Penerimaan adalah produksi yang diperoleh
selama satu kali musim tanam dikalikan f. Kuadrat Tengah Galat :
dengan harga yang dinyatakan dalam (Rp). KTG =
5. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan
g. Fhit perlakuan =
dan biaya (Rp).

Analisis Data Keterangan :


Y1 = nilai pengamatan dari perlakuan ke-i
Analisis yang digunakan pada penelitian ini
pada kelompok atau perlakuan
adalah :
t = perlakuanr
1. Analisis Pendapatan
i = ulangan perlakuan ke i
I =R–C db = derajat bebas

57
Pengaruh Status Penguasaan Lahan terhadap Pendapatan......... (Meike Manatar, Esry Laoh, Juliana Mandei)

Tabel 3. Analisis Anova


Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung
Status Penguasan r-1 JKP KTP KTP/KTg
Lahan
Galat (tr-1)-(r-1) JKG KTG
Total tr – 1 JKT

Kaidah Keputusan : Tingkat Pendidikan


Jika Fhitung Ftabel; maka terima H1 Pendidikan merupakan salah satu faktor
Fhitung Ftabel; maka terima H0 penting dalam usaha peningkatan kualitas
Selanjutnya dilanjutkan dengan uji Beda sumberdaya manusia, serta peningkatan kualitas
Nyata Terkecil (BNT). intelektual dan wawasan seseorang. Pendidikan
petani dapat diaplikasikan dalam usahatani yang
dikelola. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat
HASIL DAN PEMBAHASAN pendidikan petani responden bervariasi mulai dari
tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah
Karakteristik Petani Responden Menengah Atas (SMA) dapat dilihat pada Tabel
5.
Umur Petani
Umur petani akan mempengaruhi Tabel 5. Tingkat Pendidikan Dan Presentase petani
produktivitas kerja atau perannya dalam responden.
pengambilan keputusan dari berbagai alternatif Tingkat Jumlah Petani Presentase (%)
Pendidikan (Orang)
pekerjaan yang dilakukan. Umur petani memiliki
SD 20 33,33
hubungan dengan kemampuan petani dalam SMP 29 48,33
bekerja. Jika ditinjau dari segi fisik, semakin tua SMA 11 18.33
umur seseorang setelah melewati batas umur Total 60 100%
tertentu, maka semakin berkurang kemampuan Sumber : Diolah dari data primer 2016
untuk bekerja. Umur petani responden menurut
hasil penelitian dapat dilihat dalam Tabel 4: Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 60
orang responden petani padi sawah, tingkat
Tabel 4. Jumlah Responden berdasarkan pendidikan responden paling banyak adalah SMP
kelompok umur yaitu sebanyak 29 orang responden atau 48,33
Umur Petani Jumlah Petani Presentasi persen, sedangkan untuk responden petani yang
(Tahun) (Orang) (%) tingkat SD sebanyak 20 orang atau 33,33 persen,
40-45 19 31,67 dan yang pendidikan SMA sebanyak 11 orang
46-50 20 33,33 atau 18,33 persen.
51-55 8 13,33
56-60 8 13,33 Jumlah Tanggungan
61-65 5 8,33 Keluarga merupakan unit masyarakat
Total 60 100 terkecil dan biasanya terdiri dari beberapa orang
Sumber : Diolah dari data primer 2016 yaitu ayah, ibu, dan anak-anak. Jumlah anggota
keluarga merupakan salah satu faktor penunjang
Dari Tabel 4, dapat dilihat bahwa kelompok keberhasilan dalam berusahatani. Pada Tabel 6
umur 40-45 sebanyak 19 orang petani atau 31,67 dapat dilihat jumlah tanggungan keluarga dari
persen dari total petani responden. Untuk petani Padi sawah di Desa Tumani Kecamatan
kelompok umur 46-50 sebanyak 20 orang petani Maesaan Kabupaten Minahasa Selatan.
atau 33,33 persen dari total petani responden,
untuk kelompok umur 51-55 sebanyak 8 orang Tabel 6. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani
petani atau 13,33 persen dari total petani Responden.
responden, untuk kelompok umur 56-60 sebanyak Jumlah Tanggungan Jumlah Petani Presentasi
8 orang petani atau 13,33 persen dari total petani (Orang) (Orang) (%)
responden dan untuk kelompok umur 61-65 1 8 13,33
sebanyak 5 orang petani atau 8,33 persen dari 2 25 41,67
total petani. ≥3 27 45
Total 60 100
Sumber : Diolah dari data primer 2016

58
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 13 Nomor 1, Januari 2017 : 55-64

Dari Tabel 6, dapat dilihat bahwa dari 60 5. Panen, yang biasanya dilakukan secara
orang responden ada 8 petani responden atau borongan.
13,33 persen memiliki jumlah tanggungan 1 Tabel 8 menunjukkan bahwa petani
orang, 25 petani responden atau 41,67 persen penggarap menggunakan benih lebih banyak jika
memiliki jumlah tanggungan 2 dan ada 27 petani dibandingkan dengan petani dengan status
responden atau 45 persen memiliki jumlah penggunaan lainnya. Penggunaan pupuk paling
tanggungan ≥3. Pada umumnya anggota keluarga banyak petani milik sendiri yaitu 277.85 namun
yang terhitung dalam jumlah tanggungan ini bila dibandingkan dengan rekomendasi pupuk
membantu dalam hal penyediaan tenaga kerja. untuk tanaman padi per hektarnya yaitu untuk
Dengan demikian ketersediaan tenaga kerja dalam Urea sebesar 200kg-250kg, SP36 100kg-150kg
keluarga akan mempengaruhi penyerapan tenaga dan KCl 75kg-100kg dan bila menggunakan NPK
kerja dari luar keluarga. Tetapi dilain pihak dosisnya adalah 100-150 kg urea dan 300kg NPK
makin banyak anggota jumlah keluarga maka hal ini menunjukkan penggunaan pupuk yang
makin besar pula biaya yang diperlukan untuk efektif atau paling mendekati rekomendasi ada
memenuhi keperluan keluarga. pada petani pemilik. Penggunaan pupuk di desa
Tumani lebih besar dari penggunaan pupuk
Luas lahan berdasarkan rekomendasi.
Luas lahan yang diolah petani sangat Penggunaan pestisida paling banyak
menentukan besar kecilnya hasil produksi. Luas digunakan oleh petani penyewa yaitu 60.99 ml
lahan responden berkisar antara 0,3 Hektar sampai namun bila dibandingkan dengan rekomendasi
3 Hektar menurut masing-masing status pestisida untuk tanaman padi per hektarnya masih
penguasaan lahan. lebih kecil dari rekomendasi pestisida yaitu 750
ml pestisida.
Tabel 7. Presentase Dan Luas Lahan Petani
Responden. Produksi
Luas lahan Jumlah Presentase (%) Produksi adalah hasil dari hasil produksi yang
(Ha) responden didapatkan dengan jumlah harga yang ditetapkan.
< 0,50 12 20,00 Dalam hasil produksi yang didapatkan di desa
0,50 - 1,00 29 48,33 Tumani hasil data produksinya dapat dilihat pada
>1,00 19 31,67 Tabel 9.
Total 60 100 Data pada Tabel 9 menunjukkan bahwa
Sumber : Diolah dari data primer 2016 produksi yang ada di masing-masing status
penguasaan lahan ini berbeda, produksi padi
Tabel 7 menunjukkan bahwa luas lahan Kg/Ha yang paling tinggi adalah petani penyewa
yang paling banyak dimiliki petani responden yaitu sebesar 4 006.45 kg/Ha dan paling rendah
yaitu 0,50-1,00 luas dengan jumlah responden 24 adalah petani dengan status milik sendiri yaitu 3
orang dengan jumlah presentase 48,33 persen. 429.29 kg/ha. Produktivitas tersebut masih lebih
kecil jika dibandingkan dengan kondisi yang
Faktor Produksi dilaporkan pada tahun 2015 di desa yang sama
Usahatani padi sawah di Desa Tumani yaitu 5140 kg/ha, hal ini disebabkan karena
Kecamataan Maesaan melewati beberapa tahap penggunaan pupuk yang berlebihan.
sebagai berikut :
1. Pengolahan lahan, biasanya menyewa traktor Biaya Produksi
sampai lahan siap ditanami. Biaya produksi adalah keseluruhan
2. Penanaman padi, selain dengan penyemaian biaya yang dikeluarkan petani dalam satu kali
juga ada sebagian petani yang langsung musim tanam. Dalam usaha tani padi sawah,
menanam padi dengan cara menyebarkan biaya produksi yang dimaksud adalah biaya
benih padi secara langsung. Ada juga sarana produksi (benih/bibit, pupuk), biaya
penanaman benih padi secara langsung dengan sewa lahan dan biaya tenaga kerja. Dalam
mnggunakan jarak tanam tertentu. penelitian ini, biaya yang digunakan yaitu biaya
3. Penyiangan, biasanya menggunakan manual variabel yang terdiri dari biaya saprodi dan
dengan tangan atau dilakukan dengan cara
biaya tenaga kerja. Berikut ini biaya Produksi
penyiangan menggunakan pestisida untuk
Tanaman Padi Sawah.
mengatasi gulma.
4. Pemberantasan hama dan penyakit

59
Pengaruh Status Penguasaan Lahan terhadap Pendapatan......... (Meike Manatar, Esry Laoh, Juliana Mandei)

Tabel 10 menunjukkan bahwa total biaya Pendapatan


produksi paling besar ada pada petani penyewa Pendapatan usahatani di peroleh dari
yaitu Rp 9,027,250.000 dan paling rendah ada selisih antara penerimaan usahatani dan biaya
pada petani penggarap yaitu Rp 7,188,380.00 produksi dari usahatani. Dari hasil penelitian
Dalam Biaya Produksi Tanaman Padi dapat diketahui bahwa pendapatan untuk masing-
Sawah ternyata ada biaya yang benar-benar masing status penguasaan lahan seperti terlihat
dikeluarkan oleh masing-masing petani tersebut pada Tabel 13.
yang sebelumnya dihitung secara keseluruhan Pendapatan usahatani terbesar adalah
namun ada bagian-bagian yang memang petani penyewa yaitu Rp. 14.652.066,00 dan
ditanggung sendiri oleh petani yang bersangkutan pendapatan yang terendah diperoleh oleh petani
dan berikut ini rekapitulasi biaya-biaya yang milik sendiri yaitu Rp 10.519.778,38 sedangkan
memang dikeluarkan oleh petani itu sendiri yang pada pendapatan yang diterima petani Rp/Ha
disebut dengan biaya ekspisit dan biaya implisit menunjukkan bahwa pendapatan terbesar
Tabel 11 akan menjelaskan rekapitulasi biaya diperoleh oleh petani penyewa yaitu sebesar Rp
eksplisit dan biaya implisit. 14.652.066,00 dan pendapatan yang terendah
Dalam biaya eksplisit dan implisit dapat diperoleh oleh petani penggarap yaitu sebesar Rp
dilihat bahwa untuk biaya benih, berdasarkan 8.591.073,16.
sampel yang diambil petani milik sendiri dan Petani penyewa merupakan petani dengan
petani penggarap pada umumnya mereka sudah pendapatan tertinggi hal ini dikarenakan dalam
mendapatkan bibit dari pemerintah sedangkan sistem kontrak pemilik dan sewaan kerugian
pada petani penyewa, dalam penelitian ditemukan ditanggung oleh petani yang bersangkutan
masih ada yang membeli bibit dikarenakan sehingga petani penyewa berusaha untuk
mereka belum termasuk dalam bantuan meningkatkan produktivitasnya guna untuk
pemerintah. Dengan demikian dapat dilihat menutupi pengeluaran biaya produksi yang
berdasarkan penelitian yang dilakukan ternyata berlebihan sedangkan dalam kontrak bagi hasil
hampir sama biaya yang dikeluarkan oleh masing- ada kesepakatan antara pemilik dan penggarap,
masing petani berdasarkan status penguasaan kesepakatannya yaitu penggarap berhak
lahan mereka, itu dapat dilihat dari upah tenaga membayar proses produksi sedangkan pemilik
kerja dan juga pupuk yang mereka keluarga, membayar pajak lahan dan kebutuhan lain yang
sedangkan ternyata ada biaya yang tidak dihitung diperlukan pada saat proses produksi berlangsung.
yaitu biaya tenaga kerja dalam keluarga, tenaga Dari hasil pendapatan ini dapat dilihat pendapatan
kerja dalam keluarga sering menjadi salah satu hal yang diterima dipengaruhi oleh hasil produksi,
yang tidak diperhitungkan dalam pendapatan penggunaan biaya benih, pupuk, pestisida, tenaga
usahatani. kerja, biaya borong traktor dan biaya panen yang
akan mempengaruhi pendapatan dari ketiga status
Penerimaan petani ini. Dan jika dilihat hasil analisis pada
Penerimaan merupakan hasil produksi Lampiran 26, untuk pendapatan usahatani,
yang dikalikan dengan harga yang diterima oleh hasilnya menunjukkan bahwa nilai F-hitung
petani. Penerimaan yang diperoleh oleh masing- sebesar 4.55 nyata pada taraf signifikansi 5 %.
masing petani berbeda, tergantung dari jumlah Berarti perbedaan status penguasaan lahan akan
produksi yang dihasilkan dan harga jual. Pada menghasilkan pendapatan yang berbeda.
Tabel 12 di jelaskan tentang penerimaan rata-rata Selanjutnya untuk mengetahui
petani berdasarkan status penguasaan lahan. perbandingan masing-masing pasangan perlakuan
Tabel 12 menunjukkan bahwa maka dilanjutkan dengan uji beda rata-rata. Uji
penerimaan usahatani paling tinggi adalah beda rata-rata yang digunakan adalah Beda Nyata
petani penyewa yaitu Rp. 21.679.316,13 dan Terkecil (BNT), dapat dilihat pada Tabel 14.
paling rendah adalah petani milik sendiri yaitu Hasil analisis menggunakan anova
Rp. 18.003.802,19. Jika dilihat dari penerimaan menunjukkan bahwa petani dengan status
per-ha, yang paling tinggi adalah petani penguasaan sewa memiliki pendapatan paling
besar, pendapatan petani milik sendiri berbeda
penyewa yaitu Rp. 21.679.316,13 dan paling
dengan pendapatan petani penyewa, pendapatan
rendah petani penggarap yaitu Rp
petani milik sendiri tidak berbeda nyata dengan
13.982.358,87. Dalam sistem bagi hasil ada
petani penggarap, dan petani penyewa tidak
kesepakatan ¾ untuk petani penggarap dan ¼ berbeda nyata dengan petani penggarap.
untuk petani pemilik.

60
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 13 Nomor 1, Januari 2017 : 55-64

Jika dilihat hasil analisis Anova beda rata-rata. Uji beda rata-rata yang digunakan
(Lampiran 27) untuk pendapatan yang benar- adalah Beda Nyata Terkecil (BNT), dapat dilihat
benar diterima oleh petani, hasilnya menunjukkan pada Tabel 15.
bahwa nilai F-hitung sebesar 8.79 nyata pada taraf Uji beda rata-rata menunjukkan bahwa
signifikansi 5 %. Berarti perbedaan status pendapatn petani paling tinggi adalah pada status
pengusaan lahan yang berbeda akan menghasilkan pengusaan lahan penyewa, yang berbeda nyata
pendapatan petani yang berbeda. Selanjutnya dengan pendapatan petani penggarap dan milik
untuk mengetahui perbandingan masing-masing sendiri.
pasangan perlakuan maka dilanjutkan dengan uji

Tabel 8. Penggunaan Faktor Produksi per-ha menurut Status Penguasaan Lahan


Faktor Produksi Milik Sendiri Penyewa Penggarap
Benih/bibit (kg) 16.71 22.88 31.46
Pupuk (kg) 277.85 168.63 187.22
Pestisida (ml) 46.88 60.99 54.18
Tenaga Kerja
-Pembibitan (hok) 3 2 3
-Penanaman (hok) 8 7 7
- Hama dan Penyakit (hok) 2 2 2
- Pemupukan (hok) 3 2 2
- Penyiangan (hok) 2 2 2
Sumber : Diolah dari data primer (2016)

Tabel 9. Rata-rata Produksi Padi Berdasarkan Status Penguasaan Lahan


Status Penguasaan Lahan Produksi
(Kg/Ha)
Milik Sendiri 3 429.29
Penyewa 4 006.45
Penggarap*) 3 551.08
Sumber : Diolah dari data primer (2016)
*) untuk penggarap belum dikurangi

Tabel 10. Biaya Produksi Usahatani Tanaman Padi Sawah Berdasarkan Status Penguasaan Lahan
Biaya Produksi Padi Sawah Berdasarkan
Jenis Biaya Status Penguasaan Lahan
Milik Sendiri Penyewa Penggarap
Biaya tidak tetap 32,123.02 - -
Benih/bibit 183,813.00 251,625.00 346,107.00
Pupuk 1,528,167.00 927,500.00 1,029,714.00
Pestisida 642,302.00 835,625.00 742,321.00
Biaya Sewa - 2,000,000.00 -
Biaya Traktor 1,523,810.00 1,500,000.00 1,535,714.00
Biaya Panen 2,500,000.00 2,500,000.00 2,500,000.00
Tenaga Kerja 1,073,810.00 1,012,500.00 1,034,524.00
Total Biaya 7,484,025.02 9,027,250.00 7,188,380.00
Sumber : Diolah dari data primer (2016)

61
Pengaruh Status Penguasaan Lahan terhadap Pendapatan......... (Meike Manatar, Esry Laoh, Juliana Mandei)

Tabel 11 Rekapitulasi Biaya Ekspilisit dan Biaya Implisit Tanaman Padi Sawah berdasarkan status
penguasaan lahan

Uraian Status Penguasaan Lahan


Milik Sendiri Penyewa Penggarap
Biaya Eksplisit
a. Biaya Tidak Tetap 32,123.02 - -
b. Benih 183,813.00 251,625.00 346,107.00
c. Pupuk 1,528,167.00 927,500.00 1,029,714.00
d. Pestisida 642,302.00 835,625.00 742,321.00
e. Sewa Lahan - 2,000,000.00 -
f. Biaya Traktor 1,523,810.00 1,500,000.00 1,535,714.00
g. Biaya Panen 2,500,000.00 2,500,000.00 2,500,000.00
h. Tenaga Kerja LK 573,810.00 532,500.00 454,524.00
Jumlah 6,984,025.02 8,547,250.00 6,608,380.00
Biaya Implisit
a. Tenaga Kerja Dalam
500,000.00 480,000.00 580,000.00
Keluarga
Jumlah 500,000.00 480,000.00 580,000.00
Jumlah 7,484,025.02 9,027,250.00 7,188,380.00
Sumber : Diolah dari data primer (2016)

Tabel 12. Rata-rata Penerimaan Tanaman Padi Sawah Berdasarkan Status Penguasaan Lahan
Status Penguasaan Lahan Penerimaan Usahatani/Ha Penerimaan yang dterima
petani/Ha
Milik Sendiri 18.003.802,19 18.003.802,19
Penyewa 21.679.316,13 21.679.316,13
Penggarap (sudah dikurangi bagi 18.643.145,16 13.982.358,87
hasil)
Sumber : Diolah dari data primer (2016)

Tabel 13. Rata-rata Pendapatan Petani Tanaman Padi Sawah berdasarkan Status Penguasaan Lahan
Status Penguasaan Lahan Pendapatan Usahatani (Rp/Ha) Pendapatan yang diterima Petani
(Rp/Ha)
Milik Sendiri 10.519.778,38 10.519.778,38
Penyewa 14.652.066,00 14.652.066,00
Penggarap 11.454.764,21 8.591.073,16
Sumber : Diolah dari data primer (2016)

Tabel 14. Uji Beda Rata-Rata (BNT) Pendapatan Usahatani


Status Lahan N Rata-rata Grouping
Milik Sendiri 42 10,519,778.38 A
Penggarap 14 11,454,764.21 AB
Penyewa 4 14,652,066.00 B

Tabel 15. Uji Beda Rata-Rata (BNT) Pendapatan Petani


Status Lahan N Rata-rata Grouping
Penggarap 14 8,591,073.16 C
Milik Sendiri 42 10,519,778.38 B
Penyewa 4 14,652,066.00 A

62
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 13 Nomor 1, Januari 2017 : 55-64

KESIMPULAN DAN SARAN Hanafie, (2010). Pengantar Ekonomi Pertanian.


Penerbit C.V Andi Offset. Yogjakarta
Kesimpulan
Herawati, (2012). Budidaya Padi. Penerbit PT
Status penguasaan lahan mempengaruhi Buku Kita. Jogjakarta
rata-rata pendapatan yang diterima oleh petani
padi sawah. Rata-rata pendapatan yang paling Irmayanti, (2010). Sistem bagi hasil antara
tinggi adalah pada petani dengan status pemilik usahatani lahan sawah di desa
penguasaan lahan sewa. Pendapatan petani Bontotallasa Kecamatan Simvbang
dengan status milik sendiri berbeda nyata Kabupaten Maros. Jurusan Sosial
dengan pendapatan petani penyewa namun Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian
tidak berbeda nyata petani milik sendiri dengan Universitas Hasanuddin Makasar
petani penggarap. Hal Dikarenakan penggunaan
pestisida yang besar oleh petani penyewa. Meheda, D., 2015. Pemanfaatan lahan di
Bila dilihat dalam rata-rata pendapatan bawah pohon kelapa dengan pola tanam
yang diterima masing-masing petani tumpangsari di desa Poigar kecamatan
menunjukkan adanya perbedaan yang nyata Sinonsayang. Jurusan Sosial Ekonomi
antara ketiga status penguasaan lahan petani Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
milik sendiri, petani penggarap dan petani Sam Ratulangi Manado
penyewa.
Meiliza, (2006). Pengaruh Pupuk Terrhadap
Saran Optimasi Produksi Padi Sawah Di
Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus:
Bagi petani yang ingin mengusahakan Kelurahan Paluh Kemiri, Kecamatan
tingkat produksi serta pendapatan yang tinggi Labuk Pakam). Departemen Sosial
sebaiknya menggunakan teknik pengolahan lahan Ekonomi Pertanian Universitas
petani penyewa agar lebih menguntungkan. Sumatera Utara Medan

Mudakir, B., (2011). Produktivitas Lahan dan


DAFTAR PUSTAKA Distribusi Pendapatan Berdasarkan
Status Penguasaan Lahan Pada
Affandi, Ismail & Suhaimi (2013). Usahatani Padi. Jurnal Dinamika
Penyelesaian Sengketa Penguasaan Ekonomi Pembangunan, Volume 1,
Tanah Hak Guna Usaha (HGU) Nomor 1
Perkebunan Kelapa Sawit Antara PT.
Ubertraco/Nafasino dengan Masyarakat Pambudi, (2008). Analisis Ekonomi Lahan
(Suatu Penelitian di Kabupaten Aceh (Land Rent) Pada Lahan Pertanian dan
Singkil). ISSN 2302-0180 Jurnal Ilmu Permukiman di Kecamatan Ciampea.
Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Program Studi Ekonomi Pertanian dan
Kuala Terapan Vol. 2 No. 2 Sumberdaya Fakultas Pertanian Bogor.

Daniel, M., 2002. Pengantar Ekonomi Pane, (2014). Sistem Bagi Hasil dan
Pertanian. Penerbit PT Bumi Aksara, Pendapatan Petani Padi Di Kabupaten
Jakarta Seluma Provinsi Bengkulu. Program
Studi Agribisnis Jurusan Sosial
Gaspersz. V., 1994. Metode Perancangan Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian
Percobaan. Penerbit CV. ARMICO. Universitas Bengkulu.
Bandung
Pakpahan, A., N. (1992). Kelembagaan lahan
dan konservasi tanah dan air. Pusat
Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian

63
Pengaruh Status Penguasaan Lahan terhadap Pendapatan......... (Meike Manatar, Esry Laoh, Juliana Mandei)

Sadikin, (2009). Analisis dampak konversi Tiku, (2008). Analisis Pendapatan Usahatani
lahan pertanian terhadap produksi padi Padi Sawah Menurut System Mina Padi
dan land rent. Departemen Ekonomi dan Sistem Non Mina Padi. Program
Sumberdaya Dan Lingkungan . Fakultas Studi Manajemen Agribisnis Fakultas
Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Institut Pertanian. Bogor.
Pertanian Bogor.
Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) Tahun
Setyoko, (2013). Faktor-Faktor Yang 1960
Mempengaruhi Keputusan Petani
Mengkonversi Lahan Pertanian Menjadi Winarso, (2012). Dinamika Pola Penguasaan
Lahan Non Pertanian. Fakultas Lahan Sawah di Wilayah Pedesaan di
Ekonomika dan Bisnis Universitas Di Indonesia. ISSN 1410-5020 Jurnal
Ponegoro Semarang. Penelitian Pertanian Terapan Vol. 12
(3): 137-149
Tatuh, (2004). Ekonomi Institusional. Jurusan
Sosial-Ekonomi Fakultas Pertanian
Universitas Sam Ratulangi Manado

64

Anda mungkin juga menyukai