Anda di halaman 1dari 22

PENDAFTARAN JUDUL SKRIPSI

Nama Mahasiswa : SITI NURTAMI


NIM : 1402907237
Semester : Genap

1. Identifikasi masalah dalam PTK


a. Masalah yang penulis hadapi ketika melaksanakan kegiatan belajar-mengajar :
1) Penggunaan Media pengajaran belum maksimal;
2) Metodologi pengajaran dan metode teknik kurang tepat
b. Berdasarkan masalah-masalah tersebut yang mendesak untuk dipecahkan
adalah :
Penggunaan media pengajaran belum maksimal.
c. Masalah tersebut penting untuk segera dicarikan pemecahan karena nilai untuk
pelaajaran matematika dari 47 siswa yang mencapai nilai ketuntasan belajar
hanya 24 siswa ( 51 %)
d. Faktor-faktor penyebabnya antara lain :
1) Para siswa kurang termotivasi untuk mempelajari matematika
2) Para siswa kurang memahami pelajaran matematika yang disampaikan oleh
guru.
e. Alternatif pemecahan masalah tersebut adalah agar para siswa termotivasi untuk
belajar matematika guru perlu menggunakan media pengajaran yang tepat,
sehingga
para siswa tertarik untuk belajar. Media pengajaran yang dipandang tepat untuk
meningkatkan belajar siswa terhadap pelajaran matematika adalah dengan
menggunakan media grafis.
Ada beberapa nilai dan manfaat media pendidikan dalam kegiatan belajar
mengajar yang antara lain :
1) Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir dan oleh karena itu akan
mengurangi “verbalisme”
2) Memperbesar perhatian para siswa
3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, dan oleh
karena itu membuat pelajaran lebih menetap
4) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha mandiri di kalangan siswa
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, hal ini terutama terdapat
dalam gambar hidup.
6) Membantu tumbuhnya pengertian, dengan dengan demikian membantu
perkembangan kemampuan berbahasa.
7) Memberikan pengalaman-pemgalaman yang tidak mudah diperoleh dengan
cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam
serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar. (Oemar Hmalik, 1982 :
27)
f. Penilitian ini dilaksanakan di SDN Purwoyoso 04 Kecamatan Ngaliyan Kota
Semarang.
g. Judul PTK adalah “EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS II SDN PURWOYOSO 04 KOTA
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009”

Semarang, 24 Maret 2009


Divalidasi tanggl ……… Peneliti
Tim Dewan Skripsi

------------------------ SITI NURTAMI


NIP. NIM. 1402907237
PROPOSAL

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN

MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II

SDN PURWOYOSO 04 KOTA SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009

OLEH : SITI NURTAMI

NIM : 1402907237

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2009
LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PROPOSAL SKRIPSI DENGAN JUDUL :

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN

MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II

SDN PURSOYOSO 04 KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2008/2009

TELAH DISETUJUI OLEH PEMBIMBING

PADA ;

MENGETAHUI

PEMBIMBING I

Drs.

NIP.

PEMBIMBING II PENELITI

Drs. SITI NURTAMI

NIP. NIM. 1402907297

MENGETAHUI

KETUA JURUSAN PGSD

Drs. A. ZAINAL ABIDIN, M.Pd

NIP.

A. JUDUL
A. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA KELAS II SDN PURWOYOSO 04 KOTA SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2008/2009

B. BIDANG KAJIAN :

Peningkatan hasil belajar matematikan siswa kelas II SDN Purowoyoso 04

Kota Semarang

C. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Maslah

Berbicara mengenai pendidikan sangat menarik dan penting, karena

pendidikan menjadi ujung tombak dalam pembangunan nasional.

Disamping itu pendidikan merupakan sarana yang paling strategis bagi

peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Sejalan dengan hal itu Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Tahun 1945 telah mengamanatkan bahwa :

a. Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan.

b. Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah

wajib membiayainya.

c. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system

pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan

serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

yang diatur dengan undang-undang.


d. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya

dua puluh presen dari anggaran pendapatan dan belanja Negara serta

dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi

kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

e. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk

kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. (UUD 1945,

Perubahan ke empat tahun 2002, BAB XIII, Pasal 31)

Demikian halnya dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan “Pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman, cakap, kreatif, mandisi, dan menjadi

warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Undang-Undang

N0. 20 Tahun 2003, Pasal 3)

Atas dasar ketentuan-ketentuan tersebut di atas, maka sekolah

sebagai lembaga pendidikan menyadari dan ikut bertanggung jawab dalam

mencapai tujuan pendidikan serta efektif dan efisien. Untuk itu diperlukan

upaya-upaya pendekatan yang dirancang sedemikian rupa, kemudian

dilaksanakan secara cermat dalam proses belajar mengajar. Tujuan

pendidikan pada dasarnya untuk mengantarkan para siswa menuju pada

perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun social

agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk social. Untuk

mencapai tujuan tersebut sisswa berinteraksi dengan lingkungan belajar


yang diatur oleh guru melalui proses belajar mengajar. Lingkungan belajar

yang diatur oleh guru mencakup tujuan pengajaran, bahan pengajaran,

metodologi pengajaran, penilaian pengajaran, yang biasa disebut dengan

komponen pengajaran. Tujuan pengajaran adalah rumusan kemampuan

yang diharapkan dimiliki para siswa setelah ia menempuh berbagai

pengalaman belajarnya. Bahan belajar adalah seperangkat materi keilmuan

yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu

pengetahuan yang bersumber dari kurikulum dan dapat menunjang

tercapainya tujuan pengajaran. Metodologi pengajaran adalah metode dan

teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksinya dengan siswa

agar bahan pengajaran sampai kepada siswa, sehingga siswa menguasai

tujuan pengajaran. Sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur atau

menentukan taraf tercapainya tujuan pengajaran.Komponen pengajaran

tersebut di atas saling mendukung dan mempengaruhi.

Tujuan pengajaran akan berhasil apabila bahan belajar yang diperlukan

terpenuhi. Demikian juga bahan belajar akan mempunyai arti apabila guru

mampu menggunakan metodologi pengajaran secara tepat, yang pada

akhirnya hasil belajar siswa menjadi maksimal.

Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni

metode mengajar dan media pengajaran. Metode mengajar adalah cara

guru dalam menyampaikan materi pengajaran kepada siswa, dan media

pengajaran adalah sarana yang digunakan untuk membantu tercapainya

proses belajar mengajar. Media pengajaran dapat mempertinggi proses

belajar mengajar siswa, yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil

belajar yang dicapainya.


Ada beberapa alasan mengapa media pengajaran dapat mempertinggi

proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan mnafaat media

pengajaran dalam proses belajar mengajar siswa antara lain :

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar;

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai

tujuan pengajaran dengan baik;

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-semata

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga

siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila

guru mengajar untuk setiap pelajaran;

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Alasan kedua mengapa penggunaan media pengajaran dapat

mempertinggi proses dan hasil belajar adalah berkenaan taraf berfikir

siswa. Taraf berfikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimualai

dari berfikir konkrit menuju berfikir abstrak, dimulai berfikir

sederhana menuju ke berfikir kompleks. Penggunaan media pengajaran

erat kaitannya dengan tahapan berfikir tersebut sebab melalui media

pengajaran hal-hal yang abstrak dapat dikonkritkan, dan hal-hal yang

kompleks dapat disederhanakan.

Sebagai contoh penggunaan peta atau globe dalam pelajaran Ilmu

Bumi, pada dasarnya merupakan penyederhanaan dan pengkongkritan


dari konsep geografis, sehingga dapat dipelajari siswa dalam wujud

yang jelas dan nyata. ( DR. Nana Sudjana dan Drs. Ahmad Rivai,

Media Pengajaran : 2)

Oleh sebab itu penggunaan media pengajaran dalam proses belajar mengajar

sangat dianjurkan dalam rangka untuk mempertinggi kualitas pengajaran

matematika.

. Namun demikian berdasarkan kenyataan riil di lapangan, bahwa media

pengajaran tersebut belum dilaksanakan secara maksimal di SDN Purwoyoso 04

Kota Semarang.

Ada beberapa jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses

belajar mengajar yaitu :

a. Media grafis, b. Media tiga dimensi, c. Media proyeksi, dan d.

Penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.

Dalam proses belajar mengajar guru harus dapat memilih media yang

dipandang tepat untuk kepentingan mengajar dengan memperhatikan kriteria-

kriteria sebagai berikut :

a. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran dipilih atas

dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan

instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis lebih

memungkinkan digunakannya media pengajaran.

b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya bahan pelajaran yang sifatnya

fakta, prinsip, konsep dan generaliasi sangat memerlukan bantuan media agar

lebih mudah dipahami siswa.


c. Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah

diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.

Media grafis pada umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya mahal, disamping

sederhana dan praktis penggunaannya.

d. Keterampilan guru dalam menggunakannya; apa pun jenis media yang

diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses

pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi

dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa

dengan lingkungannya. Adanya OHP, proyektor film, computer, dan alat-alat

canggih lainnya, tidak mempunyai arti apa-apa, bila guru tidak dapat

menggunakannya dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran.

e. Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat

bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.

f. Sesuai dengan taraf berfikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan

pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga makna yang

terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa. Menyajikan grafik

yang berisi data dan angka atau proporsi dalam bentuk persen bagi siswa SD

kelas-kelas rendah tidak ada manfaatnya. Mungkin lebih tepat dalam bentuk

gambar atau poster. Demikian juga diagram yang menjelaskan alur hubungan

suatu konsep atau prinsip hanya bisa dilakukan bagi siswa yang telah memiliki

kadar berfikir yang tinggi. (DR. Nana Sudjana dan Drs. Rivai Media

Pengajaran hal 5).

Apabila guru dapat memilih media yang tepat , maka siswa akan mudah

memahami dan menguasai mata pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Apalagi mata pelajaran matematika yang oleh siswa dianggap sebagai mata
pelajaran yang paling sulit, sehingga tidak menyukainya., maka guru harus

mampu membawa siswa menjadi suka terhadap mata pelajaran matematika.

Mata pelajaran matematika salah satu ilmu dasar yang telah berkembang

cukup lama baik materi maupun kegunaannya. Maka dari itu konsep dasar

matematika harus dikuasai anak sejak dari sekolah dasar sehingga anak terampil

dan dapat menggunakan atau memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

(DEPDIKBUD,l996/l997 : 81).

Matematika sebagai alat bantu dan pelayan ilmu tidak hanya untuk

matematika itu sendiri tetapi juga untuk ilmu-ilmu yang lain baik untuk

kepentingan teoritis maupun kepentingan praktis, dalam pemecahan masalah

sehari-hari sebagai aplikasi dari matematika. Banyak konsep-konsep dari

matematika yang sangat diperlukan oleh ilmu lainnya seperti fisika, kimia, biologi,

astronomi, teknik dan farmasi. (Ruseffendi, l993 : 88).

Melihat betapa pentingnya matematika tersebut, maka penulis menaruh

perhatian yang lebih banyak dibanding mata pelajaran lainnya.

Disamping itu prestasi hasil pembelajaran matematika kelas II SDN Purwoyo

04 belum sesuai dengan yang di harapkan. Karena dari jumlah 47 siswa kelas II

yang mencapai nilai ketuntasan baru sebanyak 24 (51 %).

Keberhasilan pembelajaran matematika tidak hanya ditentukan oleh guru,

namun terutama adalah pada diri siswa sendiri sebagai subyek didik. Apapun

usaha guru untuk menyampaikan materi pelajaran matematika , tidak akan banyak

pengaruhnya apabila siswa tidak memiliki minat dan aktivitas belajar yang tinggi.

Apabila siswa tidak memiliki minat belajar matematika, maka setelah selesai

pelajaran di sekolah siswa tidak akan mempelajari dan mendalami apa yang telah

diajarkan guru.
.

Setiap guru yang mengajar, pada hakekatnya memiliki tugas untuk

membangkitkan motivasi belajar siswanya. Dalam hal ini langkah awal yang dapat

dilakukan guru adalah membangkitkan rasa suka anak terhadap materi pelajaran

yang akan disampaikan. Rasa suka ini sangat besar pengaruhnya, karena apabila

sejak awal siswa sudah tidak suka dengan suatu pelajaran dalam dirinya tidak akan

muncul dorongan untuk belajar dengan serius.

a. Penggunaan media dalam kegiatan proses belajar mengajar matematika , selain

berfungsi sebagai alat bantu bagi siswa untuk memahami konsep-konsep

matematika yang dipelajari, juga dapat menumbuhkan rasa suka siswa terhadap

mata pelajaran tersebut. Salah satu media pelajaran yang dipandang tepat yang

dapat mendorong minat belajar matematika siswa adalah media grafis, yaitu

berupa : gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun ,komik dan

lain-lain..

Berdasarkan pemikiran-pemikiran sebagaimana telah dikemukakan di atas,

maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul :

“EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA KELAS III SDN PURWOYOSO 04 KOTA SEMARANG

TAHUN PENGAJARAN 2008/2009”.

2. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

a. Dari hasil identifkasi dan analisis masalah tersebut penulis dapat

merumuskan masalahnya sebagai berikut : “Apakah dengan menggunakan media


grafis pemahaman siswa kelas II SDN Purwoyoso 04 Kota Semarang terhadap

mata pelajaran matematika akan meningkat ?

b. Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas pemecahan masalah yang penulis

lakukan adalah mengadakan penelitian tindakan kelas dengan penekanan

penggunaan media grafis secara maksimal dalam proses belajar mengajar. Dengan

harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika.

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan

tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Mendiskripsikan penggunaan media grafis dalam pembelajaran.

2. Menganalisis dampak dari penggunaan media grafis dalam pembelajaran

matematika terhadap hasil belajar siswa.

4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi guru penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

manfaat penggunaan media grafis dalam pembelajaran matematika.

2. Bagi sekolah yang bersangkutan dapat memberikan sumbangan yang positif

dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran matematika.

3. Bagi siswa, dengan menggunakan media grafis pembelajaran matematika akan

lebih jelas, sehingga pengertian yang dimiliki siswa akan lebih kuat dalam

ingatan.
5. Kajian Pustaka

Untuk menghindari terjadinya salah pengertian dalam memahami uraian

penelitian ini, maka penulis perlu memberikan penegasan istilah sebagai berikut :

1. Pengaruh.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:1031) pengaruh mempunyai

arti:

1) Daya yang menyebabkan sesuatu yang terjadi. 2) Sesuatu yang dapat

membentuk, atau mengubah sesuatu yang lain. 3)Tunduk atau mengikuti

karena kuasa atau kekuatan orang lain.

2. Media Grafis

Webster menafsirkan Graphics sebagai seni atau ilmu menggambar, terutama

penggambaran mekanik. Dalam pengertian media visual, istilah Graphies atau

Graphic Materials mempunyai arti yang lebih luas, bukan hanya sekadar

menggambar. Dalam bahasa Yunani, graphikos mengandung pengertian

melukiskan atau menggambarkan garis-garis. Sebagai kata sifat, graphies

diartikan sebagai penjelasan yang hidup, uraian yang kuat, atau penyajian yang

efektif. (Nana Sudjana Ahmad Rivai, 2001:27)

Berdasarkan uraian tersebut di atas, bahwa media grafis adalah suatu media

yang mengkombinasikan faktor dan gagasan secara jelas, kuat dan terpadu,

melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar.

Untuk memberikan gambaran yang lebih kongkrit, media grafis terdiri dari: a)

Gambar foto; b) Sketsa; c) Diagram; d) Chart atau bagan; e) Kartun; f)Poster;

g)Peta/globe. (L. Pramudo, 1992:66).

Pengungkapan itu dapat berbentuk diagram, sket atau grafik. Kata-kata dan

angka-angka digunakan sebagai judul atau penjelasan kepada grafik, bagan,


diagram, poster, kartun dan komik. Sedangkan sket, lambang, dan bahkan foto

dipergunakan pada media grafis untuk mengartikan fakta, pengertian dan

gagasan, yang pada hakikatnya penyampai presentasi grafis. Jadi graphies,

meliputi berbagai bentuk visual, terutama gambar.

3. Motivasi

David B. Gualamik mengatakan bahwa motif merupakan suatu rangsangan

dari dalam (inner driver), gerak hati (impulse) dan sebagainya yang

menyebabkan seseorang melakukan sesuatu aktivitas atau tindakan tertentu.

Koontz mengatakan motif sebagai suatu rangsangan dalam memberi kekuatan

untuk menggiatkan, atau menggerakkan orang melakukan sesuatu tindakan.

Motivasi sebagai kata bentukan dari motif, Terry mendefinisikannya sebagai

keinginan (desire) dari dalam yang mendorong seseorang untuk bertindak.

(Motivasi Dalam Organisasi, 2000:5).

Menurut McDonald: motivation is an energy change within the person

characterized by effective arousal dan anticipatory goal reaction. Motivasi

adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) sesorang yang ditandai dengan

timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. (Proses BelajarBelajar

Mengajar, 2001:159).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu usaha yang

sungguh-sungguh untuk mencapai hasil yang diharapkan.

4. Belajar.

Belajar dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:19), berarti berusaha

memahami sesuatu; berusaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan; berusaha

agar terampil mengerjakan sesuatu.


Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman

(learning is defined as the modification or strengthening of behavior through

experiencing).

Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan

bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi

lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan

hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. (Proses Belajar Mengajar,

2001:28).

Menurut Darsono dkk(2000:4) belajar adalah suatu proses yang menimbulkan

atau merubah perilaku melalui latihan dan pengalaman.

5.. Matematika

Di dalam Kamus Umum Bahas Indonesia (l996 : 875)

Matematika/matematika, (Bld) berarti ilmu menghitung dengan menggunakan

bilangan-bilangan; ilmu hitung modern; lawannya ilmu hitung dengan cara

lama.

6. Sekolah Dasar

Sekolah Dasar adalah jenjang sekolah yang menyelenggarakan pendidikan

selama 6 tahun, dan merupakan bagian dari pendidikan dasar 9 tahun yang

merupakan bagian terpadu dari pendidikan nasional.

F. SISTEMATIKA SKRIPSI
Secara garis besar sistematika skripsi ini penulis kelompokkan menjadi tiga

bagian, yaitu : bagian pendahuluan, bagian isi dan bagian akhir. Pembagian ini

dimaksudkan untuk mempermudah didalam memahami isi skrpsi ini.

Pada bagian pendahuluan antara lin memuat halaman judul, abstraksi,

halaman pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar

lampiran.

Pada bagian isi terdiri dari lima bab, yaitu :

BAB I ; PENDAHULUAN, diantaranya berisi alasan pemilihan judul, rumusan

masalah, tujuan penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi.

BAB II ; TINJAUAN PUSTAKA, berisi kajian teori tentang media pendidikan

yang meliputi : pengertian media pendidikan, nilai dan manfaat media pendidikan,

pola media pendidikan, jenis-jenis media pendidikan, pemilihan media pendidikan,

media grafis sebagai salah satu alternatif, matematika, pengaruh media grafis

terhadap motivasi belajar matematika dan kerangka fakir serta hipotesis.

BABA III ; METODOLOGI PENELITIAN, berisi tentang jenis penelitian,

variabel penelitian, populasi dan sample, metode pengumpulan data, serta teknik

analisis data.

BAB IV ; HASIL PENELITIAN, berisi tentang langkah-langkah penelitian,

analisis dan pembahasan hasil analisis data.

BAB VI ; PENUTUP, berisi tentang kesimpulan dan saran-saran. Pada bagian

akhir dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


X - X
t =
S

= X + X 1 1

n + n - 2 n n

H. Sistematika Skripsi

Secara garis besar sistematika skripsi ini disusun sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN, alasan pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, berisi kajian berbagai teori mengenai proses

pembelajaran dan komponen-komponen sistemnya, masalah motivasi belajar

siswa, dan penggunaan media grafis. Dalam pembahasan ini dikemukakan bahwa

secara teoretik memang terdapat hubungan antara penggunaan media grafis dengan

motivasi belajar siswa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN, berisi jenis penelitian, variable

penelitian, populasi dan sample, metode pengumpulan data, validitas dan

reliabilitas serta teknik analisis data.


BAB IV memuat tentang hasil penelitian, berupa langkah-langkah penelitian,

analisis dan pembahasan hasil analisis data.

BAB V PENUTUP berisi kesimpulan dan saran-saran. Pada bagian akhir

dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

ANGKET TENTANG MOTIVASI BELAJAR SISWA

PETUNJUK
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan cara memberi tanda
silang (X) pada salah satu jawaban pada huruf a, b, atau c yang sesuai
dengan keadaanmu.!
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jujur, sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya !

PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Bagaimanakah perasaan anak-anak ketika pagi hari hendak berangkat ke
sekolah?
a. senang b. biasa saja c. sebenarnya malas

2. Apakah setiap akan berangkat ke sekolah anak-anak menyiapkan buku


pelajaran sesuai jadwal?
a. ya, sejak malam hari; b. ya ketika akan berangkat sekolah c. Tidak

3. Ketika sampai di sekolah waktu masuk kelas masih agak lama, apakah yang
anak-anak lakukan?
a. mempersiapkan pelajaran b. ngobrol dengan teman
c. bermain-main

4. Bagaimana perasaan anak-anak ketika bel tanda masuk sekolah berbunyi?


a. senang b. biasa saja c. agak jengkel/kecewa

5. Ketika Bapak/Ibu Guru sedang menerangkan pelajaran, apa yang anak-anak


lakukan?
a. memperhatikan dengan sungguh-sungguh
b. mendengarkan dengan tenang, karena takut,
c. bercanda dengan teman sebelah

6. Apabila pelajaran yang diterangkan guru dirasakan belum jelas, apa yang
anak-anak lakukan?
a. bertanya kepada guru
b. bertanya kepada teman/orang tua setelah selesai
c. diam saja
7. Bila ada anak bertanya kepada guru, kemudian anak-anak diberi kesempatan
untuk menjawab,
a. segera menunjukkan jari dan menjawab bila merasa bisa
b. menunggu ditunjuk oleh guru c. diam saja

8. Bagaimana perasaanmu ketika selesai pelajaran guru memberikan tugas?


a. senang b. biasa saja c. jengkel/malas
9. Bagaimana sikapmu dalam mengerjakan tugas/PR yang diberikan oleh guru?
a. senang dan sungguh-sungguh b. terpaksa karena takut dihukum
a. kadang malas

10. Apakah anak-anak biasa mengulang pelajaran di sekolah setelah sampai di


rumah?
a. ya, sering b. kadang-kadang c. tidak pernah

11. Bagaimanakah kebiasaan anak-anak dalam belajar di rumah?


a. selalu belajar walaupun tidak ada PR b. hanya belajar bila ada PR
c. jarang belajar

12. Bagaimanakah kebiasaan belajarmu di rumah?


a. atas kemauan sendiri b. disuruh orang tua
c. takut pada guru kalau tidak mengerjakan PR

13. Apakah anak-anak senang meminjam buku-buku di perpustakaan sekolah?


a. ya, sering b. kadang-kadang c. tidak pernah

14. Apakah anak-anak pernah meminta kepada orang tua untuk membelikan buku
yang ada kaitannya dengan pelajaran?
a. ya, sering b. kadang-kadang c. tidak pernah

15. Apabila dalam mengerjakan PR ada soal yang tidak jelas, bagaimana
sikapmu?
a. menanyakan pada orang tua/kawan b. mengerjakan sebisanya
c. tidak mengerjakan
DAFTAR PUSTAKA

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor

IV/MPR/1999 Tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004,

Penabur Ilmu.

L. Pramudo, 1992, Strategi Belajar Mengajar I Depdikbud RI, Universitas Sebelas

Maret.

Nana Sudjana, DR, dan R. Ibrahim, DR, MA, 2001, Penelitian dan Penilaian

Pendidikan, Bandung, Percetakan Sinar Baru Algesindo Offset Bandung.

Nana Sudjana, DR, dan Ahmad Rivai, Drs., 2001, Media Pengajaran, Bandung, Sinar

Baru Algesindo Offset.

Oemar Hamalik, DR, 2000, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung, Penerbit Sinar

Baru Algesindo.

Oemar Hamalik,DR,2001,Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Penerbit PT Bumi

Aksara

S.C. Utami Munandar, 1992, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah,

Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua, PT. Gramedia Widisarana Indonesia,

Jakarta.

Sugiyono, DR, 1997, Metode Penelitian Administrasi, Bandung, C.V. Alfabeta.

Tim Pengembang PGSD 1996/1998, Strategi Belajar Mengajar I, Depdikbud, Ditjen

Dikti.

Undang-Undang Dasa 1945 Hasil Amandemen & Proses Amandemen Secara

Lengkap (Pertama l999-Keempat 2002).


Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 2 Tahun 1989, Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Yusuf Hadimiarso, dkk, 1984, Teknologi Komunikasi Pendidikan Pengertian dan

Penerapannya di Indonesia, Jakarta, Pustekkom dan C.V. Rajawali.

Anda mungkin juga menyukai