Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME JURNAL

Blok Mental Health Nursing


“Manajemen Kasus Spesialis Jiwa Defisit Perawatan Diri Pada Klien Gangguan Jiwa
Di RW 02 Dan RW 12 Kelurahan Baranangsiang Kecamatan Bogor Timur”
Semester VI

Oleh :
Silvia Salwa
I1B015028

KEMENTERIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKWERTO
2018
Resume Jurnal

I. IDENTITAS JURNAL

Nama Jurnal : Jurnal Keperawatan Jiwa

Judul Jurnal : Manajemen Kasus Spesialis Jiwa Defisit Perawatan Diri Pada
Klien Gangguan Jiwa Di RW 02 Dan RW 12 Kelurahan
Baranangsiang Kecamatan Bogor Timur

Penulis : Dwi Heppy Rochmawati, Budi Anna Keliat, Ice Yulia


Wardani

Diterbitkan : 2013

Volume :1

Hal : 107-120

II. Latar Belakang


Masalah-masalah yang sering ditemukan pada klien dengan gangguan jiwa
adalah klien dengan gangguan defisit perawatan diri, dimana klien tidak dapat
melakukan kegiatan perawatan diri dari mandi, berhias, berpakaian, dan toileting.
Tindakan yang tepat yang dapat dilakukan adalah tindakan keperawatan generalis
dan spesialis. Tindakan keperawatan generalis yaitu klien diajarkan dan dilatih untuk
memenuhi kebutuhan perawatan dirinya sendiri meliputi mandi, berhias, makan dan
minum, serta toileting secara benar. Sedangkan tindakan keperawatan spesialis yaitu
terapi perilaku, terapi suportif, terapi kelompok swa bantu, dan terapi psikoedukasi
keluarga. Hasilnya menunjukkan hasil yang signifikan dalam mengubah perilaku
maladaptif menjadi adaptif dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri dan
meningkatkan kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhannya serta dapat
menurunkan tanda dan gejala.
III. Metode Penulisan
Responden: 18 orang (9 skizofrenia, 5 retardasi mental, dan 4 demensia).
Metode: studi serial kasus dengan pemberian 3 terapi paket spesialis. Terapi
diberikan kepada 17 orang (8 skizofrenia, 5 retardasi mental, dan 4
demensia).
Paket terapi 1: diberikan secara generalis dengan terapi Behaviour Therapy.
Paket terapi 2: diberikan secara generalis dengan terapi Behaviour Therapy
dikombinasi dengan Supportif Therapy.
Paket terapi 3: diberikan secara generalis dengan terapi Behaviour Therapy
dikombinasi dengan Supportif Therapy dan Self Help Group.
IV. Hasil
Presentasi terbesar pada: laki-laki (61,1%), usia klien 21-40tahun (55,6%), tidak
menikah (61,1%), sebagian besar klien berpendidikan
dasar (SD) (33,3%), klien tidak bekerja (61,1%), dan
lama sakitnya < 10 tahun (61,1%).
Faktor predisposisi: biologi (genetik), psikologi (komunikasi verbal, tidak mampu
mengungkapkan keinginan dengan baik), dan sosio
kultural (ekonomi rendah).
Faktor presipitasi: biologi (riwayat putus obat), psikologis (pengalaman yang tidak
menyenangkan), dan sosio kultural (adanya masalah ekonomi).
Asal stressor berasal dari dalam diri individu sendiri. Waktu dan lamanya klien
terpapar stresor sebagian besar <10 tahun dan jumlah stresor lebih dari 3.
Responyang ditimbulkan klien seperti respon kognitif yaitu tidak mampu
mengambil keputusan, respon afek yaitu merasa tidak mampu merawat diri, respon
fisiologis yaitu lelah, lemah, dan letih, respon perilaku yaitu tidak toileting dengan
benar, dan respon sosial yaitu mengurung diri.
Hasil setelah dilakukan terapi menunjukkan respon kognitif dan sosial efektif
meningkat dengan pemberian Behaviour Therapy dan akan lebih efektif untuk
semua kemampuan jika dilakukan perpaduan terapi dengan Supportif Therapy dan
Self Help Group. Respon afektif, fisiologis, dan perilaku efektif meningkat setelah
diberikan perpaduan Behaviour Therapy, Supportif Therapy dan Self Help Gorup.
Kemampuan klien skizofrenia mengalami peningkatan dengan pemberian Behaviour
Therapy dan lebih meningkat lagi jika dipadu dengan Supportif Therapy dan Self
Help Group.
Pasien dengan retardasi mental respon kognitif dan sosialnya efektif meningkat
dengan Behaviour Therapy dan akan lebih efektif jika dipadu dengan Supportif
Therapy dan Self Help Group. Sedangkan respon afektif, fisiologis, dan perilaku
efektif meningkat setelah diberikan Behaviour Therapy, Supportif Therapy, dan Self
Help Group. Kemampuan klien retardasi mental mengalami peningkatan dengan
pemberian Behaviour Therapy dan lebih meningkat lagi jika dipadu dengan
Supportif Therapy dan Self Help Group.
Pasien dengan demensia respon kognitif, sosial, perilaku efektif meningkat
ketika diberi Behaviour Therapy. Respon fisiologis tidak terbukti bisa menurunkan
respon fisiologis seperti kelelahan ketika digunakan Behaviour Therapy.
Peningkatan kemampuan klien demensia meningkat dengan behaviour therapy
efektif meningkatkan pada kemampuan toileting dan keyakinan positif, tetapi tidak
bisa diukur efektifitasnya bila dipadu dengan terapi yang lain.
V. Pembahasan
Pada klien skizofrenia dan retadasi mental dengan Behaviour Therapy efektif
untuk mengubah perilaku maladaptif menjadi adaptif tetapi harus dikombinasi
dengan Supportif Therapy dan Self Help Group. Ketidakikutsertaan seluruh klien
retardasi mental dalam Supportif Therapy dan Self Help Group membuat efektifitas
pemberian terapi tidak bisa diukur secara maksimal. Sedangkan klien demensia
pemberian Behaviour Therapy belum cukup efektif jika digunakan karena adanya
keterbatasan kemampuan kognitif (klien demensia mengalami kemunduran dalam
kognitifnya) sehingga untuk menyerap informasi dan mempraktekannya merupakan
suatu upaya yang berat jika dilakukan dalam jangka waktu yang singkat.
VI. Kesimpulan dan Saran
Paket terapi yang memberikan efek untuk mengurangi respon terhadap stresor
pada klien dengan defisit perawatan diri dan meningkatkan kemampuan klien untuk
merawat diri adalah Behaviour Therapy, Behaviour Therapy dan Supportif Therapy,
serta Behaviour Therapy, Supportif Therapy dan Self Help Group. Paket ketiga
paling efektif untuk diberikan kepada klien, dan untuk keluarganya yaitu Family
Psycoeducation, Supportif Therapy dan Self help Group.
Saran untuk penelitian ini adalah perlu dikembangkan lagi tentang efektiditas
beberapa paket terapi spesialis pada klien denga defisit perawatan diri.

Anda mungkin juga menyukai