Anda di halaman 1dari 9

JNK

JURNAL NERS DAN KEBIDANAN


http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penatalaksanaan


Hipertensi oleh penderita di Wilayah Kerja Puskesmas
Sekernan Ilir Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018

1
Netha Damayantie, 2Erna Heryani, 3Muazir
1,2,3
Fakultas Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit dengan tekanan sistolik
Diterima, 24/10/2018 140 mmHg atau tekanan diastolik 90 mmHg. Faktor yang mempe-ngaruhi
Disetujui, 28/12/2018 perilaku penderita hipertensi diantaranya persepsi individu tentang penyakitnya,
Di Publikasi, 28/12/2018 kelompok sosial, latar belakang budaya, ekonomi dan kemudah-an akses
pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor-faktor yang
Kata kunci: berhubungan dengan perilaku penatalaksanaan hipertensi oleh penderita di
Hipertensi, Perilaku, wilayah kerja Puskesmas Sekernan Ilir Kabupaten Muaro Jambi tahun 2018.
Penatalaksanaan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
desain penelitian cross sectional, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 68
responden. Pengambilan sampel menggunakan Proportional Random Sampling.
Pengumpulan Data dengan wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis
secara univariat dan bivariat (T-Test Dependent). Hasil analisis bivariat
menunjukan adanya hubungan antara persepsi sakit (p-value=0,001) dan
dukungan keluarga (p-value=0,015) dengan perilaku penatalaksanaan hipertensi
oleh penderita, dan tidak adanya hubung-an antara akses pelayanan kesehatan (p-
value=0,605) dengan perilaku penata-laksanaan hipertensi oleh penderita. Perawat
memiliki peran dalam mengubah perilaku sakit penderita hipertensi. Pihak
Puskesmas Sekernan Ilir diharapkan memberikan pendidikan kesehatan,
melaksanakan PIS-PK dengan pendekatan keluarga untuk meningkatkan status
kesehatan penderita hipertensi. Bagi penelitian selanjutnya dapat menggunakan
rancangan studi yang berbeda agar dapat melihat hubungan variabel yang lain.


Correspondence Address:
Poltekkes Kemenkes Jambi - Central Sumatra, Indonesia P-ISSN : 2355-052X
Email: nethafauz1996@gmail.com E-ISSN : 2548-3811
This is an Open Access article under
The CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)
DOI: 10.26699/jnk.v5i3.ART.p224–232

224
Damayantie, Heryani, Muazir, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku... 225

The correlation of knowledge level and the preventive behavior of Diabetic Wound
Article Information

History Article: Abstract

Received, 24/10/2018 High blood pressure or hypertension is a disease with a systolic pressure
Accepted, 28/12/2018  140 mmHg or diastolic pressure  90 mmHg. Factors that affect the
Published, 28/12/2018 behavior of hypertension sufferers include the individual’s perception about
his illness, social groups, cultural background, economic services and
Keywords: ease of access. This research aimed to know some of the factors related to
Hypertension, Behavior, the behavior of hypertension treatment by the sufferers in Puskesmas
Treatment Sekernan Ilir Kabupaten Muaro Jambi in 2018. This research was quanti-
tative descriptive research with cross sectional design approach. The
sample was 68 respondents. The sampling technique used Proportional
Random Sampling. The data collection used interviews by questionnaire.
The data was analyzed in univariate and bivariat analysis (T-Test Depen-
dent). Bivariat analysis results showed a correlation between pain per-
ception (p-value = 0.001) and family support (p-value = 0,015) with the
behavior treatment of hypertension by sufferers, and the absence of a cor-
relation between access to medical services (p-value = 0.605) with the
behavior treatment of hypertension by sufferers. Nurses have a role in chang-
ing the behavior of sufferers hypertension. Puskesmas Sekernan Ilir is ex-
pected to provide health education, carry out PIS-PK to improving the
health status of hypertension sufferers. For further research, it is recom-
mended to use different study designs in order to see the correlation of
other variables can be.

© 2018 Journal of Ners and Midwifery


226 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 224–232

LATAR BELAKANG Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskes-


Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat das) Indonesia tahun 2013 prevalensi hipertensi di
ini telah mengakibatkan berbagai perubahan pola Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada
penyakit, yaitu dari penyakit menular ke penyakit umure”18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka
tidak menular. Peningkatan kejadian penyakit tidak Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan
menular berhubungan dengan peningkatan faktor (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat
risiko akibat perubahan gaya hidup seiring dengan (29,4%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang
perkembangan dunia yang makin modern, pertum- didapat melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kese-
buhan populasi dan peningkatan usia harapan hidup. hatan sebesar 9,4%, yang di diagnosis tenaga kese-
(Kemenkes RI, 2012). Penyakit Tidak Menular hatan atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi,
(PTM) telah menjadi masalah kesehatan masyara- ada 0,1% yang minum obat sendiri. Hal ini menanda-
kat baik secara global, nasional, regional bahkan kan bahwa masih ada kasus hipertensi di masyarakat
lokal. World Health Organization (WHO) tahun yang belum terdiagnosis dan terjangkau pelayanan
2015 melaporkan bahwa PTMmembunuh 40 juta kesehatan. (Kemenkes, 2013).
orang setiap tahunnya atau setara dengan 70% Penatalaksanaan hipertensi dilakukan sebagai
kematian di seluruh dunia. Penyakit kardiovaskular upaya pengurangan resiko naiknya tekanan darah
menjadi penyebab terbanyak kematian akibat PTM dan pengobatannya. Dalam penatalaksanaan hiper-
atau 17,7 juta orang setiap tahun, diikuti oleh kanker tensi upaya yang dilakukan berupa upaya farmo-
sebesar 8,8 juta, penyakit pernafasan sebesar 3,9 kologis (obat-obatan) dan upaya nonfarmakologis
juta, dan diabetes sebesar 1,6 juta.(WHO, 2017). (memodifikasi gaya hidup). Beberapa pola hidup
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik sama sehat yang dianjurkan oleh banyak guidelines (pe-
dengan atau diatas 140 mmHg dan/atau tekanan doman) adalah dengan penurunan berat badan,
darah diastolik sama dengan atau diatas 90 mmHg. mengurangi asupan garam, olah raga yang dilakukan
(WHO, 2013). Hipertensi adalah suatu keadaan secara teratur, mengurangi konsumsi alkohol dan
ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat berhenti merokok.
secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena Dalam penatalaksanaan hipertensi perawat
jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memiliki peran dalam mengubah perilaku sakit
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. penderita dalam rangka menghindari suatu penyakit
Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan atau memperkecil risiko dari sakit yang diderita.
kasus merujuk pada kriteria diagnosis Joint National Perawat mempunyai peran sebagai educator ten-
Committee (JNC) VII tahun 2003, yaitu hasil peng- tang informasi hipertensi dalam menambah penge-
ukuran tekanan darah sistolik  140 mmHg atau tahuan pasien dan dapat membentuk sikap yang
positif agar dapat melakukan perawatan hipertensi
tekanan darah diastolik  90 mmHg. (Kemenkes
secara mandiri sehingga komplikasi dapat dicegah.
RI, 2013).
(Cahyono, 2015).
Menurut World Health Organization (WHO)
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit
Hipertensi memberikan kontribusi untuk hampir 9,4
yang meliputi: cara seseorang memantau tubuhnya,
juta kematian akibat penyakit kardiovaskuler setiap
mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang
tahun. Hal ini juga meningkatkan risiko penyakit
dialami, melakukan upaya penyembuhan, dan peng-
jantung koroner sebesar 12% dan meningkatkan
gunaan sistem pelayanan kesehatan. Seorang indi-
risiko stroke sebesar 24% (WHO, 2013). Data Glo-
vidu yang merasa dirinya sedang sakit, maka perilaku
bal Status Report on Noncommunicable Diseases
sakit bisa berfungsi sebagai mekanisme koping.
2010 dari WHO, menyebutkan 40% negara
Faktor yang mempengaruhi perilaku sakit diantara-
ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi,
nya faktor internal berupa persepsi individu terhadap
sedangkan negara maju hanya 35%. Kawasan Asia
gejala dan sifat sakit yang dialami dan asal atau
Tenggara, terdapat 36% orang dewasa yang mende-
jenis penyakit yang dialaminya. Faktor eksternal
rita hipertensi dan telah membunuh1,5 juta orang
yang mempengaruhi perilaku sakit adalah gejala
setiap tahunnya. Jumlah penderita hipertensi akan
yang dapat dilihat, kelompok sosial, latar belakang
terus meningkat tajam, diprediksikan pada tahun
budaya, ekonomi dan kemudahan akses pelayanan
2025 sekitar 29% atau sekitar 1,6 miliar orang
kesehatan. (Potter & Perry, 2009). Penelitian yang
dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi (Ke-
dilakukan oleh Susanto Edi (2010) yang menganalisis
menkes RI, 2013).
Damayantie, Heryani, Muazir, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku... 227

faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik lan- HASIL PENELITIAN


sia hipertensi dalam mengendalikan kesehatannya Karakteristik dan gambaran perilaku penatalak-
di Puskesmas Mranggen Demak, menyimpulkan sanaan hipertensi, persepsi sakit, dukungan keluarga
adanya hubungan antara akses pelayanan kesehatan dan akses pelayanan kesehatan oleh responden
dengan Praktik lanjut usia hipertensi dalam dapat dilihat pada Tabel dibawah ini
mengendalikan kesehatannya (p = 0.026). serta
adanya hubungan antara dukungan keluarga terha-
dap lanjut usia yang menderita penyakit hipertensi Tabel 1 Karakteristik responden (n = 68)
dengan praktik lanjut usia hipertensi dalam mengen-
dalikan kesehatannya (p = 0.048). Karakteristik Responden f %
Puskesmas Sekernan Ilir memiliki Incidence Jenis Kelamin
Rate (IR) penderita hipertensi yang terus meningkat Laki-laki 21 30,9
sejak 2 (dua) tahun terakhir yaitu 5,77% di tahun Perempuan 47 69,1
2016 dan 7,95% di tahun 2017 dengan peningkatan Umur
sebesar 72%. (Dinkes Muaro Jambi, 2017). Berda- 25-55 Tahun 50 73,5
sarkan survei awal didapatkan 6 pasien (60%) >55 Tahun 18 26.,5
mengatakan bahwa mereka masih sering mengkon- Pendidikan Terakhir
sumsi makanan berlemak seperti rendang, santan Tidak Sekolah 3 4,4
dan mengkonsumsi garam berlebih, 5 pasien (50%) SD 24 35,3
jarang melakukan kontrol tekanan darah, penderita SMP 21 30,9
melakukan kunjungan ke Puskesmas saat merasa SMA 15 22,1
tidak enak badan dan sudah menganggu aktivitas PT 5 7,4
sehari-hari, dan 3 pasien (30%) tidak menghabiskan Pekerjaan
obat penurun tekanan darah yang telah diberikan Tidak Bekerja 4 5,9
dokter. Tani 24 35,3
Swasta 23 33,8
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Dagang 13 19,1
faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku PNS 4 5,9
penatalaksanaan hipertensi oleh penderita di wilayah
Jumlah 68 100.0
kerja Puskesmas Sekernan Ilir Kabupaten Muaro
Jambi.
Karakteristik responden lebih dari sebagian
BAHAN DAN METODE perempuan, responden berusia dewasa. Terbanyak
responden berpendidikan SD dan terbanyak
Penelitian ini menggunakan desain cross
responden yang berkerja sebagai petani.
sectional yang merupakan penelitian non eksperi-
mental. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
penderita hipertensi di wilayah Kerja Puskesmas Tabel 2 Perilaku Penatalaksanaan Hipertensi (n = 68)
Sekernan Ilir tahun 2017 yaitu sebanyak 805 orang.
Teknik pengambilan sampel secara proportional Perilaku Penatalaksanaan
f %
random sampling dengan jumlah sampel 68 orang Hipertensi
responden, terdiri dari: Desa Sekernan 33 orang, Kurang Baik 33 48.5
Desa Tunas Mudo 17 orang, Desa Berembang 9 Baik 35 51.5
orang dan Desa Tunas Baru 9 orang. Penelitian Jumlah 68 100.0
dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2018. Data
dikumpulkan melalui wawancara dengan menggu-
nakan kuesioner yang terdiri dari pertanyaan tentang Berdasarkan Tabel 2 diatas responden memiliki
Penatalaksanaan hipertensi, Persepsi sakit, Dukung- perilaku penatalalsanaan hipertensi yang kurang
an keluarga dan Akses pelayanan kesehatan. Ana- baik yaitu sebanyak 33 (48,5%).
lisis data dilakukan secara univariat dan bivariat
dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat
kepercayaan 95 % ( = 0,05).
228 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 224–232

Tabel 3 Persepsi sakit (n = 68) Tabel 5 Akses pelayanan kesehatan (n = 68)

Persepsi Sakit f % Akses Pelayanan Kesehatan f %


Kurang Baik 32 47.1 Kurang Baik 30 44.1
Baik 36 52.9 Baik 38 55.9
Jumlah 68 100.0 Jumlah 68 100.0

Berdasarkan Tabel 3, responden memiliki per-


Berdasarkan Tabel 5 diatas responden memiliki
sepsi sakit yang kurang baik yaitu sebanyak 32
akses pelayanan kesehatatan yang kurang baik
(47,1%).
yaitu sebanyak 30 (44,1%).
Dalam penelitian ini analisis bivariat dilakukan
Tabel 4 Dukungan keluarga (n = 68) untuk melihat hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen dengan menggunakan uji
Dukungan Keluarga f %
chi-square.
Kurang Baik 28 41.2 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p-value = 0.001
Baik 40 58.8 (p<0,05). Hasil uji ini menunjukkan terdapat hu-
Jumlah 68 100.0 bungan yang signifikan antara persepsi sakit dengan
perilaku penatalaksanaan hipertensi oleh penderita
di wilayah kerja Puskesmas Sekernan Ilir Kabu-
Responden memiliki dukungan keluarga yang
paten Muaro Jambi.
kurang baik yaitu sebanyak 28 (41,2%).

Tabel 6 Hubungan persepsi sakit dengan perilaku penatalaksanaan hipertensi (n = 68)

Penatalaksanaan Hipertensi
Jumlah
Persepsi Sakit Kurang Baik Baik p-value
n % n % n %
Kurang 23 71.9 9 28.1 32 100 0,001
Baik 10 27.8 26 72.2 36 100

Tabel 7 Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku penatalaksanaan hipertensi (n = 68)

Penatalaksanaan Hipertensi
Dukungan Jumlah
Kurang Baik Baik p-value
Keluarga
n % n % n %
Kurang 19 67.9 9 32.1 28 100 0,015
Baik 14 35.0 26 65.0 40 100

Hasil uji statistik dengan menggunakan chi- dengan perilaku penatalaksanaan hipertensi oleh
square pada = 0,05 diperoleh nilai p-value=0.015 penderita di wilayah kerja Puskesmas Sekernan Ilir
(p<0,05). Hasil uji ini menunjukkan terdapat hu- Kabupaten Muaro Jambi.
bungan yang signifikan antara dukungan keluarga
Damayantie, Heryani, Muazir, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku... 229

Tabel 8 Hubungan akses pelayanan kesehatan dengan perilaku penatalaksanaan hipertensi (n = 68)

Berikut ini adalah hasil penelitian yang


Penatalaksanaan Hipertensi
Akses Pelayanan Jumlah
Kurang Baik Baik p-value
Kesehatan
n % n % n %
Kurang 13 43.3 17 56.7 30 100 0,605
Baik 20 52.6 18 47.4 38 100

Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value=0.605 Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan
(p>0,05). Hasil uji ini menunjukkan tidak terdapat uji chi-Square didapatkan p-value sebesar 0,001
hubungan yang signifikan antara akses pelayanan (p<0,05), ada hubungan yang bermakna antara
kesehatan dengan perilaku penatalaksanaan hiper- persepsi sakit dengan perilaku penatalaksanaan
tensi oleh penderita di wilayah kerja Puskesmas Se- hipertensi oleh penderita. Hal ini senada dengan
kernan Ilir Kabupaten Muaro Jambi. penelitian yang dilakukan Adawiyah (2014) tentang
Perilaku penatalaksanaan hipertensi yang ku- Persepsi lansia dengan upaya pencegahan hipertensi
rang baik dalam penelitian ini ada pada persoalan di Posbindu Bumi Asri RW IV Kelurahan Sambiroto
modifikasi diet dengan makan makanan gizi seim- Semarang menyatakan ada hubungan yang bermak-
bang yang masih belum diterapkan oleh sebagian na antara persepsi manfaat dengan upaya pencegah-
responden. Terbukti masih banyaknya responden an hipertensi (p <0,003).
yang tidak mengkonsumsi makanan yang banyak Hasil penelitian yang dilakukan Soesanto
mengandung protein nabati seperti Tempe, tahu, (2010) setelah uji statistik dengan uji Chi Squarei
kacang tanah, kacang hijau, kacang kedele, kacang diperoleh niilai p-value=0,000 ,ada hubungan antara
merah, dan kacang-kacangan lain yang dimasak persepsi lanjut usia tentangmanfaat dari tindakan
tanpa garam dapur (67,65%) dan masih banyak kesehatan yang akandilakukan terhadap penyakit
responden yang tidak menghindari makanan yang hipertensi yang dideritanya dengan praktik lanjut
tinggi lemak jenuh dan kolesterol seperti goreng- usia hipertensi dalam mengendalikan kesehatannya.
gorengan dan makanan bersantan (55,88%). Meng- Menurut Potter & Perry (2009), persepsi
atur menu makanan sangat dianjurkan bagi pende- tentang gejala dan sifat sakit Jika mereka meng-
rita hipertensi untuk menghindari dan membatasi anggap gejala tersebut menggangu kegiatan sehari-
makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol hari, mereka akan mencari bantuan layanan kese-
darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga hatan, terutama jika sakit tersebut dianggap serius
tidak terjadi komplikasi. Menurut Almatsier (2007) bahkan mengancam jiwa. Arifin (2016) menyatakan
dalam Nur Kholifah, F, dkk (2014) beberapa makan- persepsi positif tentang penyakit yaitu seseorang da-
an yang dianjurkan bagi penderita hipertensi adalah: pat memahami penyakit dan cara untuk mengontrol
Sumber karbohidrat (Beras, kentang, singkong, penyakitnya dengan baik, akan tetapi sebaliknya
makanan yang diolah tanpa garam dapur dan soda). apabila persepsi negatif tentang penyakit yaitu sese-
Sumber protein hewani (Daging dan ikan maksimal orang tidak dapat dengan baik memahami penyakit
100 g sehari, telur maksimal 1 butir sehari) Sumber dan cara yang tepat untuk mengontrol penyakitnya.
protein nabati (Semua kacang-kacangan dan hasil Menurut Septiaji, F (2014) Setiap orang
olahannya yang diolah dan dimasak tanpa garam mempunyai kecenderungan dalam melihat benda
dapur). Sayuran (Semua sayuran segar, sayuran yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Per-
yang diawet tanpa garam dapur dan natrium bedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor,
benzoat). Buah-buahan (Semua buah-buahan segar, diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan
buah yang diawet tanpa daram dapur). Lemak sudut pandangnya. Baiknya persepsi sakit respon-
(Minyak goreng, margarin, dan mentega tanpa ga- den pada penelitian ini tidak terlepas dari pengetahuan
ram). Minuman (Teh, kopi). Bumbu (Semua bumbu tentang hipertensi yang telah diberikan oleh tenaga
kering yang tidak mengandung garam dapur). kesehatan dari Puskesmas Sekernan Ilir. Dalam hal
230 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 224–232

penanggulangan penyakit tidak menular (PTM) ter- kondisi ini dapat menjadi salah satu penyebab masih
masuk penatalaksanaan penyakit hipertensi, Pus- adanya dukungan keluarga yang kurang baik, karena
kesmas Sekernan Ilir senantiasa melakukan penyu- dukungan keluarga yang baik tidak terlepas dari
luhan baik itu di dalam gedung puskesmas melalui bagaimana pemahaman dan pengetahuan keluarga
bagian konseling PTM, maupun di luar gedung tersebut dalam memberikan dukungan kepada
puskesmas melalui kegiatan Pusling, Posbindu serta anggota keluarganya untuk mengatasi masalah ke-
kegiatan Perkesmas. Saat ini Puskesmas Sekernan sehatan yang sedang dialami. Puskesmas Sekernan
Ilir juga sedang melaksanakan program Indonesia Hilir harus aktif dalam mensukseskan Program
Sehat dengan Pendekatan Keluarga, melaksakan Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-
pendataan keluarga untuk mengidentifikasi masalah PK). Pendekatan keluarga adalah salah satu cara
dan status kesehatan keluarga. Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran
Hasil uji statistik dengan menggunakan chi- dan mendekatkan/ meningkatkan akses pelayanan
square pada = 0,05 diperoleh nilai p-value=0.015 kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi
(p<0,05) menunjukkan terdapat hubungan yang keluarga khusunya yang memiliki penderita hiper-
signifikan antara dukungan keluarga dengan perila- tensi.
ku penatalaksanaan hipertensi oleh penderita di Keterjangkauan akses pelayanan kesehatan
wilayah kerja Puskesmas Sekernan Ilir Kabupaten adalah kemampuan setiap orang dalam mencari
Muaro Jambi. Hasil ini sejalan dengan penelitian pelayanan kesehatan sesuai dengan yang mereka
Maharani, dkk (2016) tentang Faktor Yang Berhu- butuhkan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tidak
bungan Dengan Perilaku pengendalian Tekanan ada hubungan yang signifikan antara akses ke
Darah Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas pelayanan kesehatan dengan perilaku penatalaksa-
Harapan Raya Kota Pekanbaru Tahun 2016 yang naan hipertensi oleh penderita di wilayah kerja Pus-
menyimpulkan adanya hubungan antara dukungan kesmas Sekernan Ilir Kabupaten Muaro Jambi
keluarga dengan perilaku pengendalian tekanan dengan nilai p-value=0,605. Hal ini menandakan
darah (p-value=0,032). akses pelayanan kesehatan bukan menjadi
Menurut Setiadi (2008) faktor-faktor yang hambatan bagi penderita untuk berperilaku sehat.
mempengaruhi dukungan keluarga ada faktor inter- Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
nal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi ta- yang dilakukan oleh Annisa, dkk (2013) yang
hap perkembangan, pendidikan atau tingkat pengeta- menyimpulkan tidak ada hubungan antara keter-
huan, faktor emosi dan spiritual, sedangkan faktor jangkauan pelayanan kesehatan dengan kepatuhan
eksternal meliputi praktik dikeluarga, sosial ekonomi berobat hipertensi p-value=0,063. Berbeda dengan
dan latar belakang budaya. Perawat mempunyai penelitian yang dilakukan oleh Zulkardi (2015) yang
peran sebagai educator. Friedman (1998) dalam menyatakan ada hubungan antara keterjangkauan
Rachmawati, (2013), menyatakan adanya beberapa akses pelayanan kesehatan dengan kepatuhan pe-
aspek dukungan keluarga yaitu dukungan emosional, natalaksanaan hipertensi pada lansia di Puskesmas
dukungan instrumental, dukungan informatif, serta Pajangan Bantul p-value=0,000. Dalam penelitian-
dukungan penghargaan. Dalam meningkatkan peran nya diketahui jarak yang jauh dan transportasi yang
keluarga perawat dapat mengedukasi keluarga sulit mengakibatkan ketidakpatuhan penatalaksana-
dengan mengajarkan keluarga untuk melaksanakan an hipertensi.
lima tugas kesehatan keluarga, sehingga keluarga Keberadaan Puskesmas Sekernan Ilir yang
dapat mengenali masalah kesehatan yang dialaminya terletak di pinggir jalan lintas timur yang dapat ditem-
dan dapat memberi dukungan. puh dengan kendaraan pribadi maupun angkutan
Upaya kesehatan berbasis masyarakat meru- umum, menjadikannya mudah dijangkau oleh para
pakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan di penderita hipertensi dalam upaya pengendalian
Puskesmas, termasuk upaya pembinaan kesehatan penyakit yang mereka derita baik itu untuk pemerik-
keluarga. Pelaksanaan program keluarga binaan saan, pengobatan maupun konseling. Walaupun
yang dilakukan tenaga kesehatan di Puskemas demikian masih terdapat responden yang menyata-
Sekernan Ilir kurang maksimal karena tenaga yang kan sulit menjangkau pelayanan karena berada
terbatas dan wilayah kerja yang luas, sehingga be- dilingkungan perkebunan dengan kondisi jalan yang
lum bisa mengcover keperawatan keluarga secara rusak, tapi keadaan tersebut tidak menjadi masalah
keseluruhan, terutama dengan masalah hipertensi. bagi mereka untuk tetap menuju pelayanan kese-
Damayantie, Heryani, Muazir, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku... 231

hatan, hal ini dikarenakan baiknya persepsi sakit DAFTAR PUSTAKA


responden dan adanya dukungan keluarga yang Adawiyah, Utin. (2014). Persepsi lansia dengan upaya
mereka miliki. pencegahan hipertensi di Posbindu Bumi Asri RW
IV Kelurahan Sambiroto Semarang. Semarang:
SIMPULAN SKRIPSI Prodi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah.
Perilaku penatalaksanaan hipertensi oleh pen-
Annisa Fitria, dkk. (2013). Faktor Yang Berhubungan
derita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Seker- Dengan Kepatuhan Berobat Hipertensi Pada Lan-
nan Ilir Kabupaten Muaro Jambi baik, persepsi sakit sia Di Puskesmas Pattingalloang Kota Makassar.
terhadap penyakit hipertensi yang baik , dukungan Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masya-
keluarga yang baik dan akses pelayanan yang. Ada rakat Universitas Hasanuddin.
hubungan persepsi sakit dengan perilaku penatalak- Arifin, Faisal Fachrur. (2016). Hubungan Antara Persepsi
sanaan hipertensi oleh penderita di wilayah kerja Tentang Penyakit Dengan Kepatuhan Minum
Puskesmas Sekernan Ilir Kabupaten Muaro Jambi, Obat Hipoglikemik Oral (Oho) Di Puskesmas
Ada hubungan dukungan keluarga dengan perilaku Srondol Kota Semarang. Semarang: Skripsi Prodi
penatalaksanaan hipertensi oleh penderita di wilayah Ilmu Keperawatan UNDIP.
Cahyono, AD. (2015). Hubungan Pengetahuan Tentang
kerja Puskesmas Sekernan Ilir Kabupaten Muaro
Hipertensi Dengan Sikap Perawatan Hipertensi Pada
Jambi dan Tidak ada hubungan akses pelayanan Pasien Hipertensi. Kediri: Jurnal AKP Vol.6 no.1.
kesehatan dengan perilaku penatalaksanaan hiper- Dinkes Kabupaten Muaro Jambi. (2017). Laporan Kasus
tensi oleh penderita di wilayah kerja Puskesmas Penyakit Tidak Menular (PTM) Kab. Muaro
Sekernan Ilir Kabupaten Muaro Jambi. Jambi. P2PTM Dinkes Kab. Muaro Jambi.
Kemenkes RI. (2012). Penyakit Tidak Menular Buletin
SARAN Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Jakarta:
Direktorat pengendalian penyakit tidak menular.
Bagi Puskesmas Sekernan Ilir
Kementerian Kesehatan RI.
Memberikan pendidikan kesehatan kepada pen- ___________ (2013). Pedoman Teknis Penemuan dan
derita hipertensi dan juga kepada keluarga atau Tatalaksana Penyakit Hipertensi. Jakarta: Direk-
orang terdekat penderita hipertensi agar dapat ikut torat pengendalian penyakit tidak menular. Kemen-
serta mengingatkan dan memberikan motivasi pada terian Kesehatan RI.
penderita hipertensi. __________ (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013
(Riskesdas 2013).Jakarta: Balitbangkes Kemente-
Melaksanakan dan terlibat secara aktif dalam
rian Kesehatan RI.
PIS-PK dengan pendekatan keluarga untuk meng- Nur Kholifah, F.dkk. (2014). Hubungan Asupan Serat,
identifikasi masalah dan status kesehatan penderita Status Gizi Dengan Tekanan Darah Pada Pasien
hipertensi sehingga diharapkan keluarga dapat mem- Hipertensi Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum
berikan dukungan yang maksimal dalam meman- Daerah Tugurejo Semarang. Prodi D III Gizi
faatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Univer-
Menyediakan media berisi informasi mengenai sitas Muhammadiyah Semarang
tatalaksana penyakit hipertensi agar dapat menam- Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi
bah pengetahuan masyarakat dengan pendekatan 7Buku 1.Jakarta: Salemba Medika.
keluarga sehat Rachmawati, YA. (2013). Dukungan Keluarga Dalam
Penatalaksanaan Hipertensi di Puskesmas Can-
Membuat contoh/role model dengan memilih
direjo Magetan. Surakarta: SKRIPSI. Universitas
pasien yang perilaku perawatan hipertensinya baik Muhammadiyah.
sehingga bisa dicontoh penderita lainnya. Septiaji, Fajar. (2014). Hubungan Persepsi Pola Asuh
Bagi Peneliti selanjutnya, Bagi peneliti selanjut- Orang Tua Dan Dukungan Sosial Dengan Koping
nya yang ingin meneliti masalah yang sama, disaran- Stres Pada Remaja Di Desa Sokaraja Kulon, Kabu-
kan agar menggunakan rancangan studi yang ber- paten Banyumas. Purwokerto: SKRIPSI. Fakultas
beda agar dapat melihat dapat hubungan variabel Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pur-
yang lain. wokerto.
232 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 224–232

Setiadi. (2008). Konsep & keperawatan keluarga. ______(2017). Media centre:Noncommunicable


Yogyakarta: Graha ilmu diseases.Tersedia dalam http://www.who.int/
Soesanto, Edy. (2010). Praktik Lansia Hipertensi dalam mediacentre/factsheets/fs355/en/ [Diakses 14
Mengendalikan Kesehatan Diri di Wilayah Februari 2018]
Puskesmas Mranggen Demak. Jurnal Promosi Zulkardi. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Kesehatan Indonesia Vol. 5 / No. 2 Dengan Kepatuhan Penatalaksanaan Hipertensi
WHO. (2013). A Global Brief On HypertensionSilent Pada Lansia Di Puskesmas Pajangan Bantul
killer, Global Public Health Crisis. Tersedia dalam Program Studi Ilmu Keperawatan. Yogyakarta:
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/ Skripsi. STIKES Jend. Achmad Yani.
publications/ [Diakses 14 Februari 2018]

Anda mungkin juga menyukai