263 830 1 PB PDF
263 830 1 PB PDF
ABSTRAK Komposisi utama karang adalah dibandingkan dengan dua contoh lainnya (0,5%).
berupa mineral aragonit. Adanya mineral kalsit Hasil penelitian dari contoh karang ini dapat
didalam karang merupakan hasil ubahan digunakan sebagai data pendukung untuk studi
(diagenesa) dari mineral aragonit. Diagenesa rekonstruksi iklim ataupun lingkungan dengan
merupakan proses perubahan nilai kandungan menggunakan data proxy geokimia dalam karang.
unsur kimia yang dipengaruhi oleh faktor
Kata Kunci: Karang Porites, diagenesa,
lingkungan dan iklim. Dengan mengetahui
petrografi dan X-ray diffraction
diagenesa skeleton karang diharapkan dapat
merekontruksi iklim masa lalu. Tujuan penelitian ABSTRACT Coral skeletons are mainly consist of
ini adalah untuk mengetahui sejauh mana aragonite mineral. Calcite mineral content in
diagenesa yang terjadi pada sampel karang yang coral skeleton indicates the alteration of aragonite
diindikasikan dengan persentasi kandungan mineral through diagenetic process. The
mineral kalsit. Kandungan kalsit sebagai material diagenetic materials (e.g. calcite, secondary
diagenesis lebih dari 1% mampu mempengaruhi aragonite) may influence the climate parameter
parameter iklim hasil rekonstruksi data kimia reconstruction based on coral geochemical proxy.
karang. Contoh fosil karang Porites dari endapan This research aimed to determine the diagenetic
karbonat di wilayah Kendari Sulawesi Tenggara material (i.e. calcite amount) content in the fossil
yaitu BG2, BG3-B1, dan BG3-C digunakan dalam Porites coral samples. Porites samples BG2, BG3
studi ini. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa B1 and BG3-C from Kendari carbonate terrace
pada ketiga sampel karang Porites terjadi were used in this study. XRD analysis and
diagenesa dari aragonit menjadi kalsit petrographic analysis were used to analyze the
(calcitization) baik secara petrografi yang terlihat amount of calcite mineral. The results show that
pada adanya struktur semen kalsit dan secara three samples of Porites corals exhibit the
difraksi XRD diketahui dari adanya perubahan structure of calcite cement (i.e. based on
yang terjadi sebesar 0,5 - 2,9%. Contoh fosil BG3- petrographic analysis) and calcite mineral
C merupakan yang paling tinggi persentase content range from 0.5% to 2.9% (based on XRD
perubahan aragonit menjadi kalsitnya, yaitu 2,9% analysis). Porites fossil sample BG3-C shows the
highest content of calcite mineral (2.9%) and the
Naskah masuk : 15 Oktober 2015
other two samples (BG2, Bg3-B1) show 0.5%
Naskah direvisi : 12 Februari 2016
calcite mineral content. The results of this study
Naskah diterima : 22 Februari 2016
support further study of climate reconstruction
Bagus Dinda Erlangga using coral geochemical proxy.
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Komplek LIPI, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135
Keywords: Porites coral, diagenetic,
E-mail: bderlangga@geotek.lipi.go.id petrographic and X-ray diffraction.
16
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.26, No.1, Juni 2016, 15 -21
Gambar 1. Slab karang Porites BG2 (A) Kenampakan visual (tanda panah: garis
tumbuh karang), (B) hasil mikroskop polarisasi nikol sejajar (tanda panah: struktur
semen), (C) Hasil mikroskop polarisasi nikol bersilang (tanda panah, merah:
struktur semen; kuning: pusat kalsifikasi).
17
Erlangga et al. / Analisis Petrografi dan X-Ray Diffraction untuk Deteksi Kalsit Non Destruktif dari Fosil Karang Porites
Endapan Terumbu Kuarter Kendari, Sulawesi Tenggara.
Hasil analisis petrografi contoh karang BG3-B1 Semen tipe blocky adalah semen kalsit yang terdiri
menunjukan bahwa karang juga telah mengalami dari kristal sedang hingga kasar tanpa
sementasi, dengan jenis semen kalsit pada foto menunjukkan adanya orientasi tertentu. Tipe ini
Gambar 2 B dan C. Kalsit pada contoh karang dicirikan oleh ukuran kristal yang bervariasi
BG3-B1 lebih terlihat jelas dibanding sampel yang (puluhan mikron hingga beberapa millimeter)
pertama, dimana dibagian tengah pori serta terdapat perbedaan bentuk batas kristal yang
memperlihatkan awal dari pertumbuhan kalsit. jelas yaitu high magnesium calcite dan low
Erosi pada pusat kalsifikasi juga terlihat jelas pada magnesium calcite. Semen tipe ini pada umumnya
contoh ini (garis kuning pada Gambar 2C). terbentuk pada zona meteorik (vadose dan
phreatic), air meteorik akan melarutkan batuan
Hasil kenampakan secara visual dari contoh BG3-
karang atau karbonat CaCO3 menjadi senyawa
C menunjukkan adanya mineral kalsit yang
polimorf yang lebih stabil yaitu menjadi kalsit
dicirikan dengan warna hitam pekat (tanda panah
(Dalbeck et al., 2011).
Gambar 3A). Semakin gelap warna aragonit
karang menandakan adanya disolusi atau Semen aragonit atau kalsit pada butiran karbonat
perubahan (McGregor & Gagan, 2003). dapat juga terbentuk sebagai hasil rekristalisasi
Perubahan ini dapat terjadi sepanjang pusat semen yang sudah ada sebelumnya (Flugel, 2004).
kalsifikasi atau pengapuran. Warna putih bagian Pembentukan semen atau perubahan dari mineral
foto sayatan tipis pembesaran 100x aragonit dapat terjadi pada zona vadose atau zona
mempelihatkan telah terjadi proses diagenesa saturasi air yang dicirikan oleh kehadiran
dengan teramatinya bahwa semen tipe blocky pengaruh air tawar pada karang. Hal ini
(panah) yang mencerminkan lingkungan vadose disebabkan oleh permukaan air laut yang turun
zone yang lebih aktif dibandingkan sampel yang menyebabkan karang tersingkap ke
sebelumnya. permukaan dan mendapat pengaruh dari air
Gambar 2. Slab karang Porites BG3-B1 (A) Kenampakan visual slab, (B) Hasil
mikroskop polarisasi nikol sejajar (tanda panah: struktur semen), (C) Hasil
mikroskop polarisasi nikol bersilang (tanda panah, merah: struktur semen; kuning:
pusat kalsifikasi).
18
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.26, No.1, Juni 2016, 15 -21
Gambar 3. Slab karang Porites BG3-C (A) kenampakan visual, (B)hasil mikroskop
polarisasi nikol sejajar (tanda panah: struktur semen), (C) Hasil mikroskop polarisasi nikol
bersilang (tanda panah: pusat kalsifikasi).
Hasil Analisis X-Ray Diffraction (XRD) Berdasarkan persentase ketiga mineral tersebut
Analisis XRD menghasilkan karakteristik grafik (aragonit, kalsit dan vaterit) dapat terlihat bahwa
hasil difraksi dari tiga sampel karang (BG2, BG3- dari ketiga contoh karang didominasi mineral
B1 dan BG3-C). Hasil analisis XRD dari ketiga aragonit. Berdasarkan banyaknya kalsit yang
contoh karang tersebut mempunyai komposisi terbentuk menunjukkan bahwa proses diagenesa
mineral yang terdiri dari aragonit, kalsit dan pada contoh BG3-C (2,9% kalsit) menunjukkan
vaterit. Hasil grafik XRD serta identifikasi dari tingkat yang paling tinggi dibandingkan dari
mineral-mineral penyusun tersebut dapat dilihat contoh BG2 (0,5% kalsit) dan BG3-B1 (0,5%
pada Gambar 4. kalsit). Hal ini mendukung analisis petrografi dari
contoh BG3-C yang menunjukkan bahwa contoh
Hasil analisis XRD menunjukan bahwa mineral karang ini lebih terpengaruh oleh proses diagenesa
aragonit mempunyai porsi yang paling banyak, dibandingkan kedua contoh lainnya (yaitu BG2
mineral kalsit lebih jelas terlihat pada sampel dan BG3-B1). Mineral kalsit ini dapat terbentuk
BG3-B1 dan BG3-C. Sedangkan mineral vaterit karena proses karbonasi yaitu pelapukan batuan
terihat paling sedikit dibandingkan mineral yang oleh karbon dioksida (CO2) yang terlarut didalam
lainnya. Tabel 1 menunjukkan persentase air pada segala kondisi temperatur maupun aliran
kandungan ketiga mineral tersebut. gas CO2, sedangkan mineral vaterit terbentuk pada
temperatur rendah dengan laju aliran gas CO 2
19
Erlangga et al. / Analisis Petrografi dan X-Ray Diffraction untuk Deteksi Kalsit Non Destruktif dari Fosil Karang Porites
Endapan Terumbu Kuarter Kendari, Sulawesi Tenggara.
Gambar 4. Hasil analisis XRD dari contoh BG2 (atas), BG3-B1 (tengah)
dan BG3-C (bawah).
tinggi (Lailiyah et al., 2012). Kehadiran kalsit Persentase kalsit dan vaterit tersebut merupakan
lebih dari 1% sudah mampu mempengaruhi nilai persentase tingkat pelapukan yang terjadi pada
proksi geokimia pada karang, untuk 10% kalsit contoh karang karena proses karbonasi secara
akan semakin bisa terlihat pengaruhnya pada alami pada zona meteorik (vadose dan phreatic).
Sr/Ca maupun 18O karang yang menunjukkan Dari kedua analisis yaitu petrografi dan XRD
artifak suhu lebih hangat (McGregor & Gagan, dapat digunakan untuk identifikasi diagenesa
2003). Kehadiran 30% kalsit berpengaruh pada aragonit menjadi kalsit. Berdasarkan prosentase
pengukuran 18O dan Sr/Ca karang yang kehadiran kalsit, maka contoh karang BG3-B1 dan
menunjukkan artifak suhu yang lebih dingin BG3-C yang masih dapat digunakan sebagai
(Sayani et al., 2011). Dalam peneletian ini bahan untuk studi rekonstruksi iklim sedangkan
kehadiran kalsit adalah 2,9% pada contoh karang contoh BG2 tidak dapat digunakan untuk studi
BG3-C, yang menunjukkan contoh ini rekonstruksi iklim.
terpengaruh oleh diagenesis. Sedangkan contoh
BG2 dan BG3-B1 yang mengandung 0,5% kalsit, UCAPAN TERIMAKSIH
sehingga contoh karang ini (BG2 dan BG3-B1)
masih cukup baik untuk digunakan sebagai bahan Ucapan terima kasih kepada Puslit Geoteknologi
studi rekonstruksi iklim. LIPI atas dana hibah riset PN9. Terima kasih juga
kami ucapkan kepada saudara Jakah, Kuswandi
KESIMPULAN dan Wawan atas bantuan dalam pekerjaan
laboratorium. Tulisan ini berkontribusi dalam
Berdasarkan analisis petrografi dan X-ray kegiatan Tematik Pusat Penelitian Geoteknologi
diffraction dari tiga contoh fosil karang Porites, LIPI 2016 mengenai studi iklim masa lampau
dapat disimpulkan bahwa analisis petrografi dengan contoh karang.
memperlihatkan telah terjadinya proses sementasi
dengan tipe blocky. Sementasi tersebut berupa DAFTAR PUSTAKA
mineral kalsit yang dapat terbentuk dari proses
tranformasi dari mineral aragonit. Analisis XRD Allison N., Finch, A.A., Webster, J.M., Clague,
menunjukkan adanya mineral kalsit dalam ketiga D.A., 2007. Palaeoenvironmental Records
contoh karang BG2, BG3-B1 dan BG3-C dimana from Fossil Corals: The Effects of
terjadi perubahan aragonit menjadi kalsit secara Submarine Diagenesis on Temperature
berurutan sebesar 0,5%, 0,5% dan 2,9 %. and Climate Estimates. Geochimia et
20
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.26, No.1, Juni 2016, 15 -21
Cosmochimica Acta 71, 4693–4703, Hendy E.J., Gagan M.K., Lough, J.M.,
DOI:10.1016/j.gca.2007.07.026. McCulloch, M., deMenocal, P.B., 2007.
Impact of Skeletal Dissolution and
Bathurst, R.G.C., 1975. Developments in
Secondary Aragonite on Trace Element
Sedimentology 12, Carbonate Sediments
and Isotopic Climate Proxies in Porites
and Their Diagenesis. Elsevier. New
Corals. Paleoceanography, 22, PA4101,
York, Amsterdam, Oxford, 658 pp.
DOI: 10.1029/2007PA001462.
Cahyarini S.Y., Pfeiffer, M., Timm, O.,
Lailiyah, Q., Baqiya, M.A., Darminto., 2012.
Chr.Dullo, W., garbe-Schoenberg, D.,
18 Pengaruh Temperatur dan Laju Aliran
20 O
Gas CO2 pada Sintesis Kalsium Karbonat
from Paired Coral O and Sr/Ca Ratios:
18
Presipitat dengan Metode Bubbling.
Methods, Error Analysis and Problems,
Jurnal Sains dan Seni ITS, 1 (1), 1-5.
with Examples from Tahiti (French
Polynesia) and Timor (Indonesia). Longman W.M., 1980. Carbonate Digenetic
Geochimica et Cosmochimica Acta, 72 Textures from Near Surface Diagenetic
(12), 2841-2853, DOI:10.1016/j.gca. Environments. The American Association
2008.04.005. of Petroleum Geologists Bulletin, 64, 461-
487.
Cahyarini S.Y., Pfeiffer, M., Chr.Dullo, W., 2009.
Calibration of the Multicores Sr/Ca McGregor, H.V., and Gagan, M.K., 2003.
records-Sea Surface Temperature: Diagenesis and Geochemistry of Porites
Records from Tahiti Corals (French Corals from Papua New Guinea:
Polynesia). International Journal of Earth Implications for Paleoclimate
Sciences, 98, 31-40, DOI: Reconstruction. Geochimica et
10.1007/s00531-008-0323-2. Cosmochimica Acta, 67, 2147-2156,
DOI: 10.1016/S0016-7037(02)01050-5.
Cahyarini S.Y., Pfeiffer, M., Nurhati, I.S.,
Aldrian, E., Chr. Dullo, W., Hetzinger, S., McGregor, H.V. and Abram, N.J., 2008. Images
2014. Twentieth century sea surface of Diagenetic Textures in Porites Corals
temperature and salinity variations at from Papua New Guinea and Indonesia.
Timor inferred from paired coral δ18O and Geochemistry, Geophysics, Geosystems,
Sr/Ca measurements. Journal of 9 (10), DOI: 10.1029/2008GC002093.
Geophysical Research, 119, 4593-4604, Sabriye, Piskin, Ozgul., Ozdemir, D., 2012. Effect
DOI: 10.1002/2013JC009594 of Process Conditions on Crystal
Dalbeck, P., Cusack, M., Dobson, P.S., Allison, Structure of Precipitated Calcium
N., Fallick, A.E., Tudhope, A.W., EIMF, Carbonate (CaCO3) From Fly Ash:
2011. Identification and Composition of Na2CO3 Preparation Conditions.
Secondary Meniscus Calcite in Fossil International Journal of Biological,
Coral and the Effect on Predicted Sea Ecological and Environmental Sciences
Surface Temperature. Chemical Geology, (IJBEES), 1(6), 192-195.
280 (3), 314–322. Sayani, H.R., Cobb, K.M., Cohen, A.L., Elliott,
Flugel, E., 2004. Microfacies of Carbonate Rock: W.C., Nurhati, I.S., Dunbar, R.B., Rose,
Analysis Interpetation and application K.A., Zaunbrecher, L.K., 2011. Effects of
Springer, Inc., New York, 575- 583. Diagenesis on Paleoclimate
Reconstructions from Modern and Young
Han, Y.S., Hadiko, G., Fuji, M., Takahashi, M.,
Fossil Corals. Geochimica et
2006. Factors Affecting the Phase and
Cosmochimica Acta, 75, 6361-6373,
Morphology of CaCO3 Prepared by a
DOI:10.1016/j.gca.2011.08.026.
Bubbling Method. Journal of the
European Ceramic Society, 26(4-5), 843- Smallman, R.E., and Bishop, R.J., 2000.
847. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa
Material. Jakarta: Erlangga, 145 pp.
21