Anda di halaman 1dari 7

ISSN 0125-9849, e-ISSN 2354-6638

Ris.Geo.Tam Vol. 26, No.1, Juni 2016 (15-21)


DOI: 10.14203/risetgeotam2016.v26.263

ANALISIS PETROGRAFI DAN X-RAY DIFFRACTION UNTUK


DETEKSI KALSIT NON DESTRUKTIF DARI FOSIL KARANG
PORITES ENDAPAN TERUMBU KUARTER KENDARI,
SULAWESI TENGGARA
Petrographic and X-Ray Diffraction Analysis for Non Destructive Calcite
Detection of Porites Fossil Coral from Quarternary Reef from Kendari,
Southeast Sulawesi

Bagus Dinda Erlangga1, Dedi Mulyadi1 dan Sri Yudawati Cahyarini1


1
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI

ABSTRAK Komposisi utama karang adalah dibandingkan dengan dua contoh lainnya (0,5%).
berupa mineral aragonit. Adanya mineral kalsit Hasil penelitian dari contoh karang ini dapat
didalam karang merupakan hasil ubahan digunakan sebagai data pendukung untuk studi
(diagenesa) dari mineral aragonit. Diagenesa rekonstruksi iklim ataupun lingkungan dengan
merupakan proses perubahan nilai kandungan menggunakan data proxy geokimia dalam karang.
unsur kimia yang dipengaruhi oleh faktor
Kata Kunci: Karang Porites, diagenesa,
lingkungan dan iklim. Dengan mengetahui
petrografi dan X-ray diffraction
diagenesa skeleton karang diharapkan dapat
merekontruksi iklim masa lalu. Tujuan penelitian ABSTRACT Coral skeletons are mainly consist of
ini adalah untuk mengetahui sejauh mana aragonite mineral. Calcite mineral content in
diagenesa yang terjadi pada sampel karang yang coral skeleton indicates the alteration of aragonite
diindikasikan dengan persentasi kandungan mineral through diagenetic process. The
mineral kalsit. Kandungan kalsit sebagai material diagenetic materials (e.g. calcite, secondary
diagenesis lebih dari 1% mampu mempengaruhi aragonite) may influence the climate parameter
parameter iklim hasil rekonstruksi data kimia reconstruction based on coral geochemical proxy.
karang. Contoh fosil karang Porites dari endapan This research aimed to determine the diagenetic
karbonat di wilayah Kendari Sulawesi Tenggara material (i.e. calcite amount) content in the fossil
yaitu BG2, BG3-B1, dan BG3-C digunakan dalam Porites coral samples. Porites samples BG2, BG3
studi ini. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa B1 and BG3-C from Kendari carbonate terrace
pada ketiga sampel karang Porites terjadi were used in this study. XRD analysis and
diagenesa dari aragonit menjadi kalsit petrographic analysis were used to analyze the
(calcitization) baik secara petrografi yang terlihat amount of calcite mineral. The results show that
pada adanya struktur semen kalsit dan secara three samples of Porites corals exhibit the
difraksi XRD diketahui dari adanya perubahan structure of calcite cement (i.e. based on
yang terjadi sebesar 0,5 - 2,9%. Contoh fosil BG3- petrographic analysis) and calcite mineral
C merupakan yang paling tinggi persentase content range from 0.5% to 2.9% (based on XRD
perubahan aragonit menjadi kalsitnya, yaitu 2,9% analysis). Porites fossil sample BG3-C shows the
highest content of calcite mineral (2.9%) and the
Naskah masuk : 15 Oktober 2015
other two samples (BG2, Bg3-B1) show 0.5%
Naskah direvisi : 12 Februari 2016
calcite mineral content. The results of this study
Naskah diterima : 22 Februari 2016
support further study of climate reconstruction
Bagus Dinda Erlangga using coral geochemical proxy.
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Komplek LIPI, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135
Keywords: Porites coral, diagenetic,
E-mail: bderlangga@geotek.lipi.go.id petrographic and X-ray diffraction.

©2016 Pusat Penelitian Geoteknologi


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 15
Erlangga et al. / Analisis Petrografi dan X-Ray Diffraction untuk Deteksi Kalsit Non Destruktif dari Fosil Karang Porites
Endapan Terumbu Kuarter Kendari, Sulawesi Tenggara.

PENDAHULUAN digunakan untuk studi rekonstruksi iklim ataupun


lingkungan dengan menggunakan data geokimia.
Karang memiliki komposisi utama mineral
aragonit (CaCO3). Mineral aragonit bersifat
METODE
metastabil sehingga dapat mengalami perubahan
atau diagenesa menjadi bentuk lain yang lebih Contoh sampel karang Porites dari endapan
stabil (Han et al., 2006; Sabriye et al., 2012). karbonat berumur kuarter dari lokasi Kendari
Diagenesa tersebut dapat merupakan proses (BG) digunakan dalam studi ini. Studi ini
penggantian skeleton karang aragonit oleh kalsit menggunakan tiga sampel inti bor karang Porites
(Bathurst, 1975). Identifikasi dan pemahaman (BG2, BG3-B1, BG3-C). Inti bor karang tersebut
lebih lanjut dari sifat struktur kalsit di dalam terletak pada lokasi umur teras yang sama dan
karang dapat menghasilkan informasi penting pada koloni yang sama. Contoh karang Porites
dalam studi iklim (Dalbeck, 2011). Diagenesis dalam studi ini merupakan fragmen dari endapan
berpotensi menjadi sumber kesalahan dalam batugamping kuarter. Contoh sampel karang
rekonstruksi variable lingkungan dan iklim diambil dengan metode bor tangan dengan sumber
(McGregor & Abram, 2008). Hal ini dikarenakan tenaga dari tekanan udara. Contoh inti bor karang
proses diagenesis ini mempengaruhi nilai unsur tersebut kemudian diiris menjadi bentuk
kimia seperti Sr/Ca maupun 18O dalam karang lempengan (slab) setebal 0,5 cm, kemudian dicuci
sehingga akan dapat mempengaruhi interpretasi dengan ultrasonic bath. Sampel kemudian
iklim berdasarkan hasil rekonstruksi kandungan dipreparasi sesuai dengan kebutuhan masing-
kimia dalam karang (McGregor & Gagan, 2003; masing analisis yaitu analisis XRD dengan sampel
Sayani et al., 2011). Sebagai contoh diagenesis berbentuk butiran halus dan petrografi dengan
pada karang dicirikan dengan adanya alterasi sampel sayatan tipis. Analisis X-Ray Diffraction
aragonit menjadi kalsit, adanya aragonit sekunder (XRD) dilakukan di laboratorium fisika mineral
(biasanya dijumpai pada karang modern/hidup). dan petrografi dilakukan di laboratorium mikropal
Hal ini juga menyebabkan alterasi pada unsur lain Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI.
yang terkadung dalam karang yang dapat Analisis Petrografi
menyebabkan artefak suhu hasil rekonstruksi
menjadi lebih dingin (Allison et al., 2007) ataupun Untuk analisis petrografi, dibuat sayatan tipis dari
lebih panas (McGregor & Gagan, 2003), sehingga sampel karang Porites pada sebuah plat mika
perlu dilakukan analisis diagenesa pada contoh ukuran 2 x 6 cm dengan tebal sayatan ±0,2 mm.
karang baik yang masih hidup (modern) maupun Analisis sayatan tipis dapat digunakan untuk
yang sudah mati berupa fosil (McGregor & menganalisis adanya perubahan kalsit pada
Gagan, 2003; Hendy et al., 2007; Allison et al., tingkat yang rendah (low-level calcite) (McGregor
2007). & Gagan, 2003). Sampel sayatan tersebut
kemudian diamati menggunakan mikroskop
Jenis karang Porites merupakan salah satu karang polarisasi dengan perbesaran 100x dan mengambil
masif yang sering digunakan dalam studi iklim foto yang representatif dari masing-masing
masa lampau, kandungan kimia karang Porites sampel.
seperti Sr/Ca dan juga 18O sering digunakan
untuk rekonstruksi parameter iklim seperti suhu Analisis X-Ray Diffraction (XRD)
permukaan laut (Cahyarini et al., 2009) dan X-Ray Diffraction (XRD) merupakan analisis
salinitas (Cahyarini et al., 2008; 2014). Dalam yang digunakan untuk mengidentifikasi material
studi ini, dilakukan penelitian dengan kristalit maupun nonkristalit, sebagai contoh
menggunakan analisis petrografi dan XRD untuk identifikasi struktur kristalit (kualitatif) dan fasa
mendeteksi kandungan kalsit dalam karang jenis (kuantitatif) dalam suatu bahan dengan
Porites yang diambil dari endapan terumbu memanfaatkan radiasi gelombang
kuarter di wilayah Kendari, Sulawesi Tenggara elektromagnetik sinar-X. Selain itu, juga
(Contoh BG2, BG3-B1 and BG3-C). Hasil dari dimanfaatkan untuk mengetahui rincian lain
penelitian ini dapat digunakan lebih lanjut untuk seperti susunan berbagai jenis atom dalam kristal,
studi rekonstruksi iklim masa lampau dengan kehadiran cacat, orientasi, dan cacat kristal
contoh karang yaitu apakah contoh tersebut (Smallman & Bishop, 2000). Tahapan kerja XRD
(Contoh BG2, BG3-B1 and BG3-C) dapat terdiri dari empat tahap, yaitu preparasi, difraksi,

16
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.26, No.1, Juni 2016, 15 -21

deteksi dan interpretasi. Untuk dapat HASIL DAN PEMBAHASAN


melakukan fungsinya, XRD dilengkapi dengan
Hasil Analisis Petrografi
komponen-komponen penting seperti tabung
sinar-X, monochromator, dan detektor. Pengamatan petrografi dengan perbesaran 100x,
pada beberapa sayatan tipis karang
Sebelum dilakukan analisis XRD, sampel karang
memperlihatkan batuan karang telah mengalami
sisa pemotongan dan bagian dari inti bor sampel
proses diagenesa sementasi, jenis semen yang
dihaluskan dengan Agate mortar dan pestle
teramati adalah jenis semen fibrous (Gambar 1, 2
menjadi serbuk dengan ukuran butir kurang lebih
dan 3). Proses diagenesa semen fibrous termasuk
100 mesh. Analisis XRD dilakukan dengan
kedalam lingkungan freatik air laut, dimana proses
memasukan sampel serbuk pada cetakan
sementasi terjadi pada zona aktif (Longman,
alumunium (sample holder) yang merupakan
1980).
cetakan standar untuk analisis XRD berukuran 3 x
5 cm dan tebal 1 mm. Pengukuran pola difraksi Dari hasil analisis secara visual pada karang BG2
pada 2θ dimulai dari 4 - 80 derajat dengan berwarna putih, setelah inti dipotong masih
kecepatan difraksi 4 derajat/menit. Kondisi teramati garis pertumbuhan karang. Teramati
pengoprasian XRD adalah pada 40 kV dan 30 mA adanya 2 kali pertumbuhan karang yang dibatasi
dengan menggunakan radiasi CuKα. oleh garis tumbuh karang yang berbeda arah
(Gambar 1A). Hasil analisis petrografi
Interferensi konstruktif radiasi sinar-X tersebut
mempelihatkan sayatan tipis didominasi oleh
akan terbaca sebagai puncak-puncak grafik
aragonit. Secara utuh dapat teramati dengan baik
yang ditampilkan oleh layar komputer.
telah mengalami sementasi (Gambar 1B & C).
Analisis kualitatif dilakukan menggunakan
Berdasarkan pengamatan sayatan tipis terlihat
standar database dari PDF-4 International Center
adanya erosi pada pusat kalsifikasi yang diduga
for Diffraction Data (ICDD). Sedangkan kuantitaf
dikarenakan organisme (bierotion on the center of
dari hasil XRD tersebut dihitung menggunakan
calicification) (garis kuning pada Gambar 1C).
software Siroquant versi 3.0, menggunakan
metode perhitungan pencocokan nonlinier
(rietveld) dengan tingkat nilai kesalahan
perhitungan sebesar ≤ 1%.

Gambar 1. Slab karang Porites BG2 (A) Kenampakan visual (tanda panah: garis
tumbuh karang), (B) hasil mikroskop polarisasi nikol sejajar (tanda panah: struktur
semen), (C) Hasil mikroskop polarisasi nikol bersilang (tanda panah, merah:
struktur semen; kuning: pusat kalsifikasi).

17
Erlangga et al. / Analisis Petrografi dan X-Ray Diffraction untuk Deteksi Kalsit Non Destruktif dari Fosil Karang Porites
Endapan Terumbu Kuarter Kendari, Sulawesi Tenggara.

Hasil analisis petrografi contoh karang BG3-B1 Semen tipe blocky adalah semen kalsit yang terdiri
menunjukan bahwa karang juga telah mengalami dari kristal sedang hingga kasar tanpa
sementasi, dengan jenis semen kalsit pada foto menunjukkan adanya orientasi tertentu. Tipe ini
Gambar 2 B dan C. Kalsit pada contoh karang dicirikan oleh ukuran kristal yang bervariasi
BG3-B1 lebih terlihat jelas dibanding sampel yang (puluhan mikron hingga beberapa millimeter)
pertama, dimana dibagian tengah pori serta terdapat perbedaan bentuk batas kristal yang
memperlihatkan awal dari pertumbuhan kalsit. jelas yaitu high magnesium calcite dan low
Erosi pada pusat kalsifikasi juga terlihat jelas pada magnesium calcite. Semen tipe ini pada umumnya
contoh ini (garis kuning pada Gambar 2C). terbentuk pada zona meteorik (vadose dan
phreatic), air meteorik akan melarutkan batuan
Hasil kenampakan secara visual dari contoh BG3-
karang atau karbonat CaCO3 menjadi senyawa
C menunjukkan adanya mineral kalsit yang
polimorf yang lebih stabil yaitu menjadi kalsit
dicirikan dengan warna hitam pekat (tanda panah
(Dalbeck et al., 2011).
Gambar 3A). Semakin gelap warna aragonit
karang menandakan adanya disolusi atau Semen aragonit atau kalsit pada butiran karbonat
perubahan (McGregor & Gagan, 2003). dapat juga terbentuk sebagai hasil rekristalisasi
Perubahan ini dapat terjadi sepanjang pusat semen yang sudah ada sebelumnya (Flugel, 2004).
kalsifikasi atau pengapuran. Warna putih bagian Pembentukan semen atau perubahan dari mineral
foto sayatan tipis pembesaran 100x aragonit dapat terjadi pada zona vadose atau zona
mempelihatkan telah terjadi proses diagenesa saturasi air yang dicirikan oleh kehadiran
dengan teramatinya bahwa semen tipe blocky pengaruh air tawar pada karang. Hal ini
(panah) yang mencerminkan lingkungan vadose disebabkan oleh permukaan air laut yang turun
zone yang lebih aktif dibandingkan sampel yang menyebabkan karang tersingkap ke
sebelumnya. permukaan dan mendapat pengaruh dari air

Gambar 2. Slab karang Porites BG3-B1 (A) Kenampakan visual slab, (B) Hasil
mikroskop polarisasi nikol sejajar (tanda panah: struktur semen), (C) Hasil
mikroskop polarisasi nikol bersilang (tanda panah, merah: struktur semen; kuning:
pusat kalsifikasi).

18
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.26, No.1, Juni 2016, 15 -21

Gambar 3. Slab karang Porites BG3-C (A) kenampakan visual, (B)hasil mikroskop
polarisasi nikol sejajar (tanda panah: struktur semen), (C) Hasil mikroskop polarisasi nikol
bersilang (tanda panah: pusat kalsifikasi).

meteorik atau karena proses pengisian sedimen


laut secara terus menerus pada cekungan karang Tabel 1. Komposisi mineral contoh karang BG
yang dangkal. Air meteorik ini menyebabkan (dalam %).
aragonit dan magnesium melarut dalam air
menjadi kalsit (calcitization). Proses ini persentase mineral (%)
Mineral
menyebabkan konsentrasi aragonit dalam batuan BG2 BG3-B1 BG3-C
karbonat berkurang dan meninggalkan rongga
Aragonit 98,7 98,5 95,8
pada batuan karbonat, sebagian dari rongga ini
Vaterit 0,8 1 1,3
ditutup oleh kalsit (sementasi oleh kalsit) dan
sebagian lagi tetap berupa rongga. Kalsit 0,5 0,5 2,9

Hasil Analisis X-Ray Diffraction (XRD) Berdasarkan persentase ketiga mineral tersebut
Analisis XRD menghasilkan karakteristik grafik (aragonit, kalsit dan vaterit) dapat terlihat bahwa
hasil difraksi dari tiga sampel karang (BG2, BG3- dari ketiga contoh karang didominasi mineral
B1 dan BG3-C). Hasil analisis XRD dari ketiga aragonit. Berdasarkan banyaknya kalsit yang
contoh karang tersebut mempunyai komposisi terbentuk menunjukkan bahwa proses diagenesa
mineral yang terdiri dari aragonit, kalsit dan pada contoh BG3-C (2,9% kalsit) menunjukkan
vaterit. Hasil grafik XRD serta identifikasi dari tingkat yang paling tinggi dibandingkan dari
mineral-mineral penyusun tersebut dapat dilihat contoh BG2 (0,5% kalsit) dan BG3-B1 (0,5%
pada Gambar 4. kalsit). Hal ini mendukung analisis petrografi dari
contoh BG3-C yang menunjukkan bahwa contoh
Hasil analisis XRD menunjukan bahwa mineral karang ini lebih terpengaruh oleh proses diagenesa
aragonit mempunyai porsi yang paling banyak, dibandingkan kedua contoh lainnya (yaitu BG2
mineral kalsit lebih jelas terlihat pada sampel dan BG3-B1). Mineral kalsit ini dapat terbentuk
BG3-B1 dan BG3-C. Sedangkan mineral vaterit karena proses karbonasi yaitu pelapukan batuan
terihat paling sedikit dibandingkan mineral yang oleh karbon dioksida (CO2) yang terlarut didalam
lainnya. Tabel 1 menunjukkan persentase air pada segala kondisi temperatur maupun aliran
kandungan ketiga mineral tersebut. gas CO2, sedangkan mineral vaterit terbentuk pada
temperatur rendah dengan laju aliran gas CO 2

19
Erlangga et al. / Analisis Petrografi dan X-Ray Diffraction untuk Deteksi Kalsit Non Destruktif dari Fosil Karang Porites
Endapan Terumbu Kuarter Kendari, Sulawesi Tenggara.

Gambar 4. Hasil analisis XRD dari contoh BG2 (atas), BG3-B1 (tengah)
dan BG3-C (bawah).

tinggi (Lailiyah et al., 2012). Kehadiran kalsit Persentase kalsit dan vaterit tersebut merupakan
lebih dari 1% sudah mampu mempengaruhi nilai persentase tingkat pelapukan yang terjadi pada
proksi geokimia pada karang, untuk 10% kalsit contoh karang karena proses karbonasi secara
akan semakin bisa terlihat pengaruhnya pada alami pada zona meteorik (vadose dan phreatic).
Sr/Ca maupun 18O karang yang menunjukkan Dari kedua analisis yaitu petrografi dan XRD
artifak suhu lebih hangat (McGregor & Gagan, dapat digunakan untuk identifikasi diagenesa
2003). Kehadiran 30% kalsit berpengaruh pada aragonit menjadi kalsit. Berdasarkan prosentase
pengukuran 18O dan Sr/Ca karang yang kehadiran kalsit, maka contoh karang BG3-B1 dan
menunjukkan artifak suhu yang lebih dingin BG3-C yang masih dapat digunakan sebagai
(Sayani et al., 2011). Dalam peneletian ini bahan untuk studi rekonstruksi iklim sedangkan
kehadiran kalsit adalah 2,9% pada contoh karang contoh BG2 tidak dapat digunakan untuk studi
BG3-C, yang menunjukkan contoh ini rekonstruksi iklim.
terpengaruh oleh diagenesis. Sedangkan contoh
BG2 dan BG3-B1 yang mengandung 0,5% kalsit, UCAPAN TERIMAKSIH
sehingga contoh karang ini (BG2 dan BG3-B1)
masih cukup baik untuk digunakan sebagai bahan Ucapan terima kasih kepada Puslit Geoteknologi
studi rekonstruksi iklim. LIPI atas dana hibah riset PN9. Terima kasih juga
kami ucapkan kepada saudara Jakah, Kuswandi
KESIMPULAN dan Wawan atas bantuan dalam pekerjaan
laboratorium. Tulisan ini berkontribusi dalam
Berdasarkan analisis petrografi dan X-ray kegiatan Tematik Pusat Penelitian Geoteknologi
diffraction dari tiga contoh fosil karang Porites, LIPI 2016 mengenai studi iklim masa lampau
dapat disimpulkan bahwa analisis petrografi dengan contoh karang.
memperlihatkan telah terjadinya proses sementasi
dengan tipe blocky. Sementasi tersebut berupa DAFTAR PUSTAKA
mineral kalsit yang dapat terbentuk dari proses
tranformasi dari mineral aragonit. Analisis XRD Allison N., Finch, A.A., Webster, J.M., Clague,
menunjukkan adanya mineral kalsit dalam ketiga D.A., 2007. Palaeoenvironmental Records
contoh karang BG2, BG3-B1 dan BG3-C dimana from Fossil Corals: The Effects of
terjadi perubahan aragonit menjadi kalsit secara Submarine Diagenesis on Temperature
berurutan sebesar 0,5%, 0,5% dan 2,9 %. and Climate Estimates. Geochimia et

20
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.26, No.1, Juni 2016, 15 -21

Cosmochimica Acta 71, 4693–4703, Hendy E.J., Gagan M.K., Lough, J.M.,
DOI:10.1016/j.gca.2007.07.026. McCulloch, M., deMenocal, P.B., 2007.
Impact of Skeletal Dissolution and
Bathurst, R.G.C., 1975. Developments in
Secondary Aragonite on Trace Element
Sedimentology 12, Carbonate Sediments
and Isotopic Climate Proxies in Porites
and Their Diagenesis. Elsevier. New
Corals. Paleoceanography, 22, PA4101,
York, Amsterdam, Oxford, 658 pp.
DOI: 10.1029/2007PA001462.
Cahyarini S.Y., Pfeiffer, M., Timm, O.,
Lailiyah, Q., Baqiya, M.A., Darminto., 2012.
Chr.Dullo, W., garbe-Schoenberg, D.,
18 Pengaruh Temperatur dan Laju Aliran
20 O
Gas CO2 pada Sintesis Kalsium Karbonat
from Paired Coral  O and Sr/Ca Ratios:
18
Presipitat dengan Metode Bubbling.
Methods, Error Analysis and Problems,
Jurnal Sains dan Seni ITS, 1 (1), 1-5.
with Examples from Tahiti (French
Polynesia) and Timor (Indonesia). Longman W.M., 1980. Carbonate Digenetic
Geochimica et Cosmochimica Acta, 72 Textures from Near Surface Diagenetic
(12), 2841-2853, DOI:10.1016/j.gca. Environments. The American Association
2008.04.005. of Petroleum Geologists Bulletin, 64, 461-
487.
Cahyarini S.Y., Pfeiffer, M., Chr.Dullo, W., 2009.
Calibration of the Multicores Sr/Ca McGregor, H.V., and Gagan, M.K., 2003.
records-Sea Surface Temperature: Diagenesis and Geochemistry of Porites
Records from Tahiti Corals (French Corals from Papua New Guinea:
Polynesia). International Journal of Earth Implications for Paleoclimate
Sciences, 98, 31-40, DOI: Reconstruction. Geochimica et
10.1007/s00531-008-0323-2. Cosmochimica Acta, 67, 2147-2156,
DOI: 10.1016/S0016-7037(02)01050-5.
Cahyarini S.Y., Pfeiffer, M., Nurhati, I.S.,
Aldrian, E., Chr. Dullo, W., Hetzinger, S., McGregor, H.V. and Abram, N.J., 2008. Images
2014. Twentieth century sea surface of Diagenetic Textures in Porites Corals
temperature and salinity variations at from Papua New Guinea and Indonesia.
Timor inferred from paired coral δ18O and Geochemistry, Geophysics, Geosystems,
Sr/Ca measurements. Journal of 9 (10), DOI: 10.1029/2008GC002093.
Geophysical Research, 119, 4593-4604, Sabriye, Piskin, Ozgul., Ozdemir, D., 2012. Effect
DOI: 10.1002/2013JC009594 of Process Conditions on Crystal
Dalbeck, P., Cusack, M., Dobson, P.S., Allison, Structure of Precipitated Calcium
N., Fallick, A.E., Tudhope, A.W., EIMF, Carbonate (CaCO3) From Fly Ash:
2011. Identification and Composition of Na2CO3 Preparation Conditions.
Secondary Meniscus Calcite in Fossil International Journal of Biological,
Coral and the Effect on Predicted Sea Ecological and Environmental Sciences
Surface Temperature. Chemical Geology, (IJBEES), 1(6), 192-195.
280 (3), 314–322. Sayani, H.R., Cobb, K.M., Cohen, A.L., Elliott,
Flugel, E., 2004. Microfacies of Carbonate Rock: W.C., Nurhati, I.S., Dunbar, R.B., Rose,
Analysis Interpetation and application K.A., Zaunbrecher, L.K., 2011. Effects of
Springer, Inc., New York, 575- 583. Diagenesis on Paleoclimate
Reconstructions from Modern and Young
Han, Y.S., Hadiko, G., Fuji, M., Takahashi, M.,
Fossil Corals. Geochimica et
2006. Factors Affecting the Phase and
Cosmochimica Acta, 75, 6361-6373,
Morphology of CaCO3 Prepared by a
DOI:10.1016/j.gca.2011.08.026.
Bubbling Method. Journal of the
European Ceramic Society, 26(4-5), 843- Smallman, R.E., and Bishop, R.J., 2000.
847. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa
Material. Jakarta: Erlangga, 145 pp.

21

Anda mungkin juga menyukai