ISBN : 978-602-6483-89-8
Penerbit :
i
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunianya, sehingga Prosiding Seminar Nasional Tahunan V 2018
Program Studi Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat dapat
tersusun dan diterbitkan. Prosiding ini merupakan kumpulan makalah dan hasil presentasi
yang telah dilaksanakan selama berlangsungnya Seminar Nasional Tahunan V 2018 yang
dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Desember 2018 di Hotel Mercure Banjarmasin. Seminar
Nasional Tahunan V 2018 mengangkat tema “Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang
Teknik Sipil dan Lingkungan Menyongsong Era Industri 4.0” Dengan diangkatnya tema
tersebut peserta dapat memahami mengenai konsep yang menekankan pada pola digital
economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lainnya.
Sebagai Keynote Speaker dalam acara seminar ini kami mengundang Guru Besar
Bidang Keahlian Struktur Universitas Gajah Mada, Guru Besar Bidang Keahlian Manajemen
dan Rekayasa Air FTSL Institut Teknologi Bandung, serta Dosen Universitas Lambung
Mangkurat Bidang Keahlian Geoteknik. Kepada Bapak/Ibu Para Narasumber/Pembicara
kami ucapkan banyak terimakasih atas kesediaannya mengisi materi pada acara seminar
ini. Sedangkan sebagai peserta seminar hadir sekitar 210 orang, berasal dari kalangan
para peneliti, praktisi, ilmuwan, akademisi dan mahasiswa. Atas partisipasi Bapak/Ibu
dalam Seminar Nasional Tahunan V 2018 kami ucapkan banyak terimakasih.
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak (sponsor, pendukung dan media
partner) yang telah terlibat. Kami menyadari bahwa dalam pelaksanaan kegiatan dan
penyajian buku ini masih jauh dari kata sempurna serta terdapat berbagai kekurangan. Oleh
karena itu, perkenankan kami memohon maaf atas kekurangan tersebut.
Demikian secara singkat yang dapat panitia sampaikan, ucapan terimakasih dan
penghargaan yang tinggi kami haturkan kepada semua pihak yang turut membantu
suksesnya pelaksanaan kegiatan seminar sampai penerbitan Prosiding ini. Semoga Prosiding
ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh peserta seminar khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
Banjarmasin, Desember 2018
Ketua Pelaksana
ii
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................. i
Studi Analisis Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan pada Jalan Bukit Kaminting Palangka
Raya
Desi Riani, Sutan Parasian Silitonga dan Riska Resita .............................................................. 1
Analisis Potensi Bahaya Rockfall Menggunakan Pendekatan Rockfall Hazard Rating System
pada Lereng Jalan Negara Km 133-139, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur
Eko Santoso, Romla Noor Hakim, Fadhilla Akbar .................................................................... 9
Analisis Sistem Kerja Manajemen Konstruksi dalam Proyek Pembangunan Gedung Rumah
Sakit Daerah Sultan Suriansyah Tahap II Di Kota Banjarmasin
Ruliana Febrianty ..................................................................................................................... 28
Analisis Faktor Efisiensi Daya Dukung Lateral Pondasi Tiang Kelompok pada Pembangunan
Dermaga Terminal Peti Kemas Pelabuhan Trisakti Banjarmasin
Akhmad Gazali ......................................................................................................................... 35
Beban Gempa Seismik Menggunakan Peta Gempa Indonesia 2017 di Kalimantan Selatan
Eka Purnamasari ....................................................................................................................... 46
Evaluasi Kinerja Pelayanan Angkutan Kota di Pusat Terminal Antasari Kota Banjarmasin
Robiatul Adawiyah ................................................................................................................... 55
Analisis Tingkat Produktivitas Pekerjaan Pondasi Bored Pile dengan Metode Unit Completed
(Studi Kasus Pembangunan Jembatan Penghubung Pulau Kalimantan dan Pulau Laut Site
Batulicin)
Irwan Azhar .............................................................................................................................. 62
Pengaruh Suhu Material Agregat Kasar dan Pasir dalam Campuran Adukan terhadap Mutu
Beton
Hudan Rahmani ........................................................................................................................ 81
Pengaruh Arah dan Rambatan Retak Terhadap Nilai Kekuatan Geser Tanah
Hutagamissufardal dan Adriani ................................................................................................ 93
iii
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
Studi Pemanfaatan Kayu Karet sebagai Material Cap Terowongan Tambang Bawah Tanah di
Desa Pualam Sari, Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan
Adip Mustofa ..........................................................................................................................100
Studi Peningkatan Tahanan Geser Tanah Lempung Lunak Menggunakan Metode Navfac
DM.7.0 dan Model Skala Laboratorium
Rusdiansyah ............................................................................................................................111
Analisis Stabilitas Lereng dengan Menggunakan Pendekatan Metode Slope Mass Rating :
Studi Kasus Jalan Negara Km 133 Sampai 139, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur
Eko Santoso, Romla Noor Hakim, Dan Muhammad Jawad ...................................................123
Sifat Fisik Komposit Papan Semen Berbahan Serat Purun Tikus (Eleocharis Dulcis) Dengan
Perlakuan Perendaman NaOH
Henry Wardhana dan Ninis Hadi Haryanti .............................................................................134
Potensi Kebudayaan Kawasan Permukiman Tepian Sungai Sebagai Daya Tarik Wisata Kota
(Studi Kasus: Kelurahan Seberang Mesjid Kota Banjarmasin)
Noor Aina, Fitri Wulandari, Humairoh Razak ........................................................................153
Analisis Penentuan Nilai EMP Kendaraan Pada Persimpangan Jalan Ahmad Yani dan Jalan
Karang Rejo di Banjarbaru
Utami Sylvia Lestari dan Novia Ulfah Haika ........................................................................172
Analisis dan Potensi Penataan Ruang Terbuka di Kawasan Permukiman Tepian Air Kota
Banjarmasin
Evan Elianto Supar dan Annisa ..............................................................................................181
Aproksimasi Potensi Penurunan Dasar Sungai dan Defisit Sedimen Sungai Bermeander pada
Penggal Sungai Seruyan di Desa Hanau Kecamatan Hanau Kabupaten Seruyan Provinsi
Kalimantan Tengah
Nomeritae, Raden Haryo Saputra ...........................................................................................188
iv
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
SUSUNAN JADWAL PEMAKALAH SEMINAR NASIONAL TAHUNAN V
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL, FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT TAHUN 2018
PARALEL 1
v
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
PARALEL 2
Desi Riani, Sutan Parasian Studi Analisis Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan
2.
Silitonga dan Riska Resita pada Jalan Bukit Kaminting Palangka Raya
Fitri Wulandari Dan Evan Identifikasi Citra Kampung Sasirangan sebagai Dasar
7.
Elianto Supar Perancangan Kawasan
vi
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
PARALEL 3
vii
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
IDENTIFIKASI CITRA KAMPUNG SASIRANGAN SEBAGAI DASAR
PERANCANGAN KAWASAN
ABSTRAK
Dunia sedang menghadapi revolusi industri 4.0 yang mampu mengubah perekonomian,
politik, budaya dan peradaban. Dalam konteks perancangan kota, identitas kawasan
merupakan hal mendasar yang perlu disiapkan dalam menghadapi revolusi industry 4.0.
Perancangan kawasan secara terpadu dengan penyediaan berbagai infrastruktur penunjang
berbasis identitas kawasan, diperlukan untuk memperbaiki kualitas kawasan serta
memasarkan suatu kawasan. Kota Banjarmasin yang terkenal dengan sebutan Kota Seribu
Sungai, tidak dapat dipisahkan dengan sungai dan kebudayaan tepian sungai. Namun,
pertumbuhan penduduk, urbanisasi, dan faktor ekonomi meningkatkan jumlah permukiman di
tepian sungai di Banjarmasin. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah mulai menata kawasan
tepian sungai di Banjarmasin. Kawasan Kampung Sasirangan merupakan kawasan yang
akan ditata pada tahun 2019. Oleh karena itu penelitian ini ini bertujuan untuk menelusuri
sejarah dan citra kawasan Kampung Sasirangan kelurahan Seberang Mesjid, dalam upaya
untuk menemukan identitas kawasan sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk
merancang kawasan. Metode yang digunakan adalah deskripsi observasi pada elemen-
elemen pembentuk Citra Kawasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Citra Kampung
Sasirangan adalah Kawasan Belanja Tepian Sungai.
ABSTRACT
The world is facing a 4.0 industrial revolution that can change the economy, politics, culture,
and civilization. In the context of city design, identity is a fundamental thing that should be
prepare to facing the 4.0 industrial revolution. Integrated city design with the identity-based
supporting infrastructure, both could improve the quality of the area and makes it easier to
branding. The city of Banjarmasin, known as the City of the Thousand Rivers, cannot be
separated from the rivers and riverside culture. However, population growth, the phenomenon
of urbanization and economic factors increase the number of riverbank settlements in
Banjarmasin. To solve this problem, the government began to organize the riverbank area in
Banjarmasin. The goverment will be arrange kampung sasirangan in 2019. Therefore this
study aims to explore the history and image of the Kampung Sasirangan, to find the identity
which can be used for designing this area. The method used is descriptive observations on the
elements forming the District Image. The results of the study show that Kampung Sasirangan
Image is a Waterfront Shopping Area.
162
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
1. PENDAHULUAN
Dunia sedang menghadapi revolusi industri 4.0 yaitu industri berbasis pada sistem produksi
dan teknologi informasi yang terintegrasi. Dengan lima teknologi utama yang menopang
pembangunan sistem Industri 4.0, yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human–
Machine Interface, Advanced Robotic, dan Three-D-Printing, mampu melahirkan terobosan-
terobosan baru di segala aspek kehidupan. Dengan teknologi informasi digital kita dapat
membagikan informasi ke seluruh penjuru dunia dalam hitungan detik. Digitalisasi,
computing power dan data analytic mampu mengubah perekonomian, politik, budaya, bahkan
peradaban kita.
Dalam konteks perancangan kota, identitas kawasan merupakan hal mendasar yang perlu
disiapkan dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Perancangan kawasan secara terpadu
dengan penyediaan berbagai infrastruktur penunjang berbasis identitas kawasan, tidak hanya
memperbaiki kualitas kawasan namun juga lebih mudah memasarkan suatu kawasan,
misalnya untuk industri pariwisata, investasi, dan lain sebagainya.
Untuk mengetahui identitas suatu kawasan, terlebih dahulu diperlukan kajian mengenai citra
kawasan tersebut. Citra terhadap suatu kawasan berkaitan erat dengan sejarah dan elemen-
elemen pembentuk citra yang menjadi pembeda dengan kawasan lainnya. Lynch [1960]
menjelaskan dua tahap perencanaan untuk mewujudkan citra kota. Yang pertama adalah
analisis citra yang ada pada suatu kawasan melalui "pemetaan mental" penghuni dan yang
kedua adalah perancangan visual 5 elemen citra kota. Dalam merancang ruang kota,
perancang harus memahami dan menentukan karakter dan ciri khsnya, sejarah dan
perkembangannya, struktur fisik, sosial, budaya dan ekonominya, rute dan penanda, serta
kekuatan dan kelemahannya.
Kota Banjarmasin terletak di tepian Sungai Barito dan dilalui Sungai Martapura di tengah
kota. Sungai dan kebudayaan tepian sungai telah menjadi identitas Kota Banjarmasin yang
terkenal dengan julukan Kota seribu sungai. Keberadaan sungai berpengaruh pada konsep
religi dan bentuk pola hunian. Pemanfaatan ruang dan persebaran hunian pola hunian
cenderung mengelompok tidak jauh dari sungai, meskipun ada juga yang memanjang di tepi
sungai (Hartatik, 2017). Melalui jalur sungai ini pula sejak zaman kerajaan di Kalimantan,
terjadi ekspansi kekuasaan, kontak agama, kebudayaan serta kontak perdagangan.
Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri sejarah dan citra kawasan Kampung Sasirangan
Kelurahan Seberang Mesjid, dalam upaya untuk menemukan identitas kawasan yang
selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk merancang kawasan sehingga terwujud
identitas kawasan Kampung Sasirangan.
163
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
2. METODE PENELITIAN
Citra Kota dianalisis menjadi tiga komponen: identitas, struktur, dan makna [Lynch, 1960: 8].
Sebuah citra membutuhkan identifikasi suatu objek, yang menyiratkan perbedaannya dengan
objek lainnya, dan pengakuannya sebagai sebuah entitas. Kedua, citra harus memuat relasi
spasial antara objek dengan pengunjung atau dengan objek lainnya. Yang terakhir, objek harus
memiliki makna bagi pengunjung baik dari segi pengalaman maupun emosional.
Lynch [Lynch, 1960: 9] memberi penekanan pada pentingnya kualitas fisik dalam mental
image, yang terkait dengan identitas dan struktur suatu kawasan. Kualitas yang membentuk
suatu citra kawasan adalah imageability, legibility dan visibility. Hal tersebut dapat
diwujudkan dalam bentuk, warna atau pengaturan lainnya sehingga dapat membentuk
identitas yang jelas, kuat terstruktur.
Trieb [Trieb, 1988: 14 pada Heru Wibowo Poerbo, 2001: 42S] mendeskripsikan proses
perencanaan untuk perancangan perkotaan terdiri dari empat fase. Yang pertama adalah
penelitian tentang sejarah citra kota. Tahap kedua adalah mendefinisikan tujuan perancangan
kawasan dalam skala kota dalam bentuk skenario perancangan perkotaan. Fase ketiga adalah
analisis citra kota yang ada. Fase terakhir adalah perencanaan dalam bentuk pedoman
perencanaan untuk seluruh kota dan kawasan-kawasan di dalamnya.
164
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
untuk mengidentifikasi karakternya.
4. Nodes adalah simpul, titik, tempat strategis di kota tempat seorang pengunjung dapat
masuk atau melewatinya , dan merupakan fokus ke dan dari mana pengunjung berjalan
atau berpindah tempat.
5. Landmark atau penanda, adalah jenis titik lain di mana pengunjung tidak melewatinya.
Landmark biasanya berupa objek fisik yang sederhana seperti bangunan, tanda, toko,
atau gunung.
3.3 Hasil
Kampung Sasirangan secara geografis memiliki lokasi yang unik yaitu di semenanjung di tepi
Sungai Martapura. Dari titik ini kita bisa memiliki vista yang berbeda daripada di kawasan
yang linear. Di semenanjung, kecepatan perahu juga lebih lambat daripada di jalur linier atau
di teluk, sehingga memungkinkan kapal untuk melambat atau berhenti. Jalan Seberang Mesjid
yang terletak di sepanjang tepi sungai kampung sasirangan menjadi batas antara kawasan
tepian sungai dengan permukiman di darat/rawa.
(a) (b)
Tepat di semenanjung terdapat rumah lanting. Rumah lanting adalah rumah terapung yang
dibangun diatas pondasi rakit. Rumah ini tidak hanya berfungsi sebagai rumah tinggal, tetapi
juga seringkali digunakan untuk fungsi usaha (berdagang) bahan bakar solar, kelontongan dan
kebutuhan sehari-hari [Mentayani 2016]. Lanting dapat diakses dengan titian atau dengan
perahu. Titian adalah jalur pedestrian lokal yang dibangun diatas air atau tanah rawa. Pada
umumnya titian menggunakan konstruksi tiang dengan lantai dari susunan kayu memanjang.
Pada perkembangan selanjutnya titian juga berfungsi sebagai area interaksi antar masyarakat,
165
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
tempat bermain anak, tempat mencuci kendaraan, tempat bersantai dan fungsi lainnya
[Mentayani 2016].
(a) (b)
Gambar 4. (a) Titian menuju permukiman tepian sungai; (b) Titian menuju lanting
Ada dua cara mengakses kampung sasirangan yaitu dari darat dan dari sungai. Dari jalur
darat, terdapat tiga pintu masuk dan dari sungai terdapat beberapa titik. Namun pintu masuk
utama adalah gerbang yang berada di dekat jembatan pasar lama. Gerbang tersebut juga
menjadi penanda bagi wisatan untuk masuk ke kampung sasirangan, berbelanja kain
sasirangan. Namun ketika wisatawan akan menuju wisata kuliner lontong orari sebagai salah
satu ikon kuliner di kawasan ini, maka akan masuk dari pintu masuk kawasan yang lain.
(a) (b)
Gambar 5. (a). Pintu masuk kampong; (b) Pintu masuk Lontong Orari
166
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
Sesuai dengan namanya kampung sasirangan, di kawasan ini banyak terdapat showroom atau
toko yang menjual kain dan olahan kain sasirangan. Kain sasirangan awalnya digunakan
sebagai obat sakit kepala dengan cara melilitkan di kepala. Kemudian kain Sasirangan
dikembangkan sebagai produk industri rumah tangga pada tahun 1980an. Pada tahun 2010,
melalui branding dari bank BUMN, kawasan Jalan Seberang Mesjid dinamakan Kampung
Sasirangan. Tidak hanya showroom sasirangan, namun kampung sasirangan juga memiliki
potensi lain yang tidak kalah menarik
167
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
Potensi di Kampung Sasirangan tersebar di kawasan. Namun mereka yang aktivitasnya perlu
berinteraksi dengan pengunjung sebagian besar berada di jalan utama. Dan bagi mereka yang
tidak memerlukan interaksi langsung dengan pengunjung, lokasinya ada di gang, seperti
workshop sasirangan dan industri rumahan babongko.
168
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
Gambar 15. Industri Kerajinan Ukir Papan Gambar 16. Kuliner Soto Pahlawan
Potensi di Kampung Sasirangan tersebar di kawasan. Namun mereka yang aktivitasnya perlu
berinteraksi dengan pengunjung sebagian besar berada di jalan utama. Dan bagi mereka yang
tidak memerlukan interaksi langsung dengan pengunjung, lokasinya ada di gang, seperti
workshop sasirangan dan industri rumahan babongko.
3.4 Pembahasan
Jenis-jenis elemen yang digunakan untuk mewujudkan citra kota dan kualitasnya, menentukan
kuat atau lemahnya citra tersebut. Sebuah citra harus memiliki kualitas agar mampu memberi
kesan orientasi dalam duatu kawasan. Citra kota harus mampu menjadi pemandu bagi
masyarakat untuk menjelajahi lingkungannya sejauh yang diinginkan. Panduan tersebut,
apakah tepat atau tidak, harus cukup baik sehingga dapat menuju satu rumah. Harus cukup
jelas dan terintegrasi dengan baik. Harus aman, dengan memiliki banyak alternative petunjuk,
sehingga meminimalisir resiko kegagalan [Lynch. 1960].
Citra kota adalah kesan fisik yang menjadi karakter dan ciri khas kota. Dalam
mengembangkan sebuah kota, citra kota berfungsi sebagai bentuk identitas kota, dan sebagai
penambah daya tarik kota. Oleh karena itu, citra kota yang jelas dan kuat akan memperkuat
identitas kota, membuatnya menarik dan bisa menjadi daya tarik. Citra Kota dapat dibuat
seketika, namun identitas membutuhkan waktu lama untuk dibangun, karena citra kota tidak
selalu merupakan identitas. Identitas kota terkait dengan sejarah yang telah melalui proses
panjang sehingga identitas kota tidak dapat dibuat seperti citra kota.
Lynch mengidentifikasi lima elemen pembentuk citra kota: Path, Edge, District, Landmark,
Node, [Lynch. 1960]. Identifikasi terhadap lima elemen tersebut di kampung sasirangan
dilakukan untuk untuk mengetahui citra kawasan.
1. Path
Path merupakan elemen pembentuk citra kawasan yang dominan dapat ditangkap oleh benak
pengunjung. Path juga memiliki interelasi yang kuat dengan elemen lain. Orang mengamati
kota sambil bergerak melaluinya, dan di sepanjang path ini elemen lingkungan lainnya diatur
dan dihubungkan. Elemen yang sama cenderung membentuk citra kawasan yang diperkuat
dengan sejarah, budaya atau elemen non-visual.
Path di Kampung Sasirangan dibagi menjadi dua, jalur darat dan jalur sungai. Melalui jalur
darat, pengunjung dapat menikmati area dengan berjalan kaki, bersepeda atau mengemudi,
sementara di jalur sungai dengan kelotok, jukung dan transportasi sungai lainnya. Ketika
memasuki Kampung Sasirangan, banyak terdapat papan nama toko di Jalan Seberang Mesjid.
Papan nama toko tersebut menjadi pembeda dengan kawasan lain. Hal ini menunjukkan
169
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
bahwa papan nama toko menjadi elemen yang menciptakan citra sasirangan kampung sebagai
kawasan belanja.
Sedangkan di jalur tepian sungai di Kampung Sasirangan, kita juga menemukan komponen-
komponen identitas keruangan arsitektur tepian sungai di Banjarmasin, yaitu rumah lanting, ,
rumah bantaran sungai, titian, batang, dermaga, dan jamban. Meskipun terdapat rumah lanting
sebagai identitas kawasan, umumnya jalur sungai belum memiliki keunikan karena orientasi
bangunan bukan ke sungai tetapi ke darat dan belum ada promenade yang terhubung di
sepanjang sungai.
2. Edge
Kampung Sasirangan adalah semenanjung, dikelilingi oleh sungai Martapura. Kawasan
bantaran sungai menjadi batas antara wilayah air dan wilayah darat/rawa. Di kawasan transisi
dari sungai ke darat ini, terdapat permukiman bantaran sungai yang menutupi view dari darat
ke sungai. Belum ada hubungan visual dan atau fisik antara sungai dan daratan menyebabkan
lemahnya karakter edge di Kampung sasirangan.
3. District
Nama sebuah kawasan juga membantu menciptakan citra suatu kawasan. Terletak di
Kelurahan Seberang Mesjid, sejak tahun 1980an masyarakat telah membuat kain sasirangan
sebagai industri rumah tangga dan meningkat dengan membuka showroom atau toko kain
sasirangan. Pada tahun 2010, bank BUMN membuat gerbang sebagai penanda masuk ke
kawasan ini dan memberi nama "Kampung BNI Sasirangan Banjarmasin". Citra kampung
sasirangan cukup kuat di mata wisatawan, karena kawasan ini menjadi tujuan utama turis
ketika hendak membeli kain sasirangan.
4. Nodes
Sebuah kawasan disusun dengan nodes, diperjelas oleh edge, dihubungkan dengan path, dan
dilengkapi dengan landmark [Lynch. 1960]. Konsep nodes atau simpul harus terkait dengan
konsep jalur, karena persimpangan biasanya adalah tempat pertemuan jalur. Persimpangan
antara Jalan Masjid Seberang, Jembatan Pasar Lama, Jalan Pahlawan dan Jalan Pierre
Tendean telah menjadi simpul utama sebagai pintu masuk ke kawasan. Tapi, belum ada fokus
atau identitas kawasan Kampung Sasirangan. Simpul-simpul lain di kawasan juga belum
memiliki keterikatan dengan path.
5. Landmarks
landmark adalah titik acuan bagi pengunjung, berupa elemen fisik sederhana yang dapat
bervariasi dalam segi skala. Landmark juga berfungsi sebagai pemandu pagi pengunjung
untuk menikmati keunikan dan kekhasan suatu kawasan yang berhubungan dengan elemen-
elemen yang lain. [Lynch. 1960]. Gerbang kampung Sasirangan menjadi pemandu
pengunjung untuk memasuki kawasan kampung sasirangan, tetapi keberadaannya sekuat
landmark. Beberapa aspek yang menjadi penguat landmark adalah singularity, unik atau
mudah diingat. Landmark akan mudah diidentifikasi, lebih menonjol apabila memiliki bentuk
yang jelas, kontras dengan latar belakangnya, dan diletakkan di lokasi yang strategis.
170
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
4. KESIMPULAN
Kesimpulan dari 5 elemen tersebut yg kuat adalah kawasan belanja sasirangan yang diketahui
dari papan nama toko. Kesan pengrajin belum muncul padahal ada di kawasan. Maka
pengembangan ke depan direkomendasikan adalah wisata belanja tepian sungai dan
mewadahi kegiatan workshop sebagai destinasi wisata.
DAFTAR RUJUKAN
Hartatik (2017). Sungai Barito Dalam Persebaran Suku Dayak Di Kalimantan Bagian
Tenggara. Naditira Widya Vol. 11 No. 2 Oktober 2017-Balai Arkeologi Kalimantan
Selatan.
Lynch, Kevin. 1960. The Image of the City. Cambridge : MIT Press
Mentayani, Ira. Aspek-Aspek Tipomorfologi Permukiman Tepi Sungai, Morfologi-
Transformasi dalam Ruang Perkotaan yang Berkelanjutan Proceedings. (2010)
Mentayani, Ira. Identitas Keruangan Tepian Sungai dan Perubahannya pada Permukiman
Vernakular di Banjarmasin, Semesta Arsitektur Nusantara Proceedings.
(2016)Pemerintah Kota Banjarmasin. 2011.
Keputusan Walikota Banjarmasin No. 158 Tahun 2011 tentang Penetapan Sungai sebagai
Fasilitas Umum dan Aset Pemerintah Kota. Banjarmasin
Saleh Idwar, “Banjarmasih, Sejarah isngkat mengenal bangkit dan berkembangnya kota
Banjarmasin serta wilayah sekitarnya sampai dengan tahun 1950”, Museum Lambung
Mangkurat, banjarbaru, 1981.
Saleh, Idwar. Sekilas Mengenai Daerah Banjar dan kebudayaan Sungainya Sampai Dengan
Akhir Abad-19, Banjarmasin 1983: Departemen Pendidikan dan kebudayaan
171