Anda di halaman 1dari 14

^ƌŝ^ƵďĞŬƟ͕^͘,͕͘D͘D͕͘^Ɖ͘E͕͘D͘,͗͘ANALISIS YURIDIS TENTANG HUKUM ASURANSI...

ANALISIS YURIDIS TENTANG HUKUM ASURANSI


DALAM TRANSAKSI ELECTRONIC COMMERCE
MELALUI PERSPEKTIF KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM DAGANG

Oleh : Sri Subekti, S.H., M.M., Sp.N., M.H.

Abstrak
Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi di dunia, berbagai hal baru muncul
di dalam kehidupan kita sehari-hari. Salah satunya adalah konsep jual beli secara online
melalui internet dengan menggunakan E-Commerce. Dengan E-Commerce konsep jual beli
tradisonal yang mempertemukan pembeli dan penjual dalam satu ruangan berubah menjadi
konsep jual beli jarak jauh atau telemarketing. Dengan adanya konsep ini, tentu saja baik
penjual dan pembeli akan merasa di untungkan, karena transaksi jual beli yang terjadi dapat
dilakukan 24 jam penuh dengan tidak dibatasi oleh wilayah tertentu. Akan tetapi selain
memberikan keuntungan, tentu saja konsep jual beli jarak jauh melalui E-Commerce juga
dapat menimbulkan banyak resiko kerugian, salah satunya adalah serangan cyber crime yang
dapat menyebabkan penyalahgunaan data para pihak dalam e-commerce sehingga mengalami
kerugian.

Metode penelitian yang di pakai dalam penulisan makalah ilmiah ini adalah metode Penelitian
hukum normatif yang bertujuan untuk menemukan landasan hukum yang jelas dalam
meletakkan persoalan yang diangkat, dalam perspektif Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang, khususnya yang terkait dengan masalah penerapan asuransi dalam transaksi
E-Commerce.

Hasil penelitian terungkap bahwa dari pengertian dan batasan tentang asuransi di dalam
KUHD, transaksi E-Commerce merupakan obyek yang dapat di asuransikan, karena segala
kegiatan didalam transaksi E-Commerce, dapat menimbulkan kehilangan atau kerusakan
bagi para pihak yang ada didalamnya.

Pengaturan asuransi mengenai E-Commerce di dalam KUHD sebenarnya perlu diatur secara
rinci, sehingga pemerintah hendaknya melakukan revisi Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2014 tentang Perasuransian, sehingga dapat memberikan pengaturan jelas mengenai asuransi
dalam transaksi bisnis E-Commerce atau cyber insurance.

Kata kunci : e-commerce, asuransi, KUHD

Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 19


^ƌŝ^ƵďĞŬƟ͕^͘,͕͘D͘D͕͘^Ɖ͘E͕͘D͘,͗͘ANALISIS YURIDIS TENTANG HUKUM ASURANSI...

JURIDICAL ANALYSIS OF INSURANCE LAW


IN ELECTRONIC COMMERCE TRANSACTIONS
THROUGH THE PERSPECTIVE OF LAW ON COMMERCIAL LAW

Abstract
Along with the development of technology and information in the world, new things arise in our daily
lives. One is the concept of buying and selling online through the Internet using ecommerce. With
e-commerce site selling the traditional concept together buyers and sellers in one room transformed
into the concept of distance selling or telemarketing. In this concept, both sellers and buyers will
IHHODWSURÀWDEOHEHFDXVHWKHVDOHDQGSXUFKDVHWUDQVDFWLRQVWKDWRFFXUGRDIXOOKRXUVZLWKQRW
limited by a particular region. However, in addition to providing the advantages, of course, the
concept of distance selling via e-commerce can also cause a lot of risk of loss, one of which is the
crime of cyber attacks that could lead to misuse of the data of the parties in the e-commerce making
a loss.

Research methods in use in the writing of this paper is the normative legal research method aims to
ÀQGDFOHDUOHJDOEDVLVLQSXWWLQJWKHLVVXHVUDLVHGLQSDUWLFXODU.8+'SHUVSHFWLYHRQLVVXHVUHODWHG
to the implementation of the insurance business transactions through the Internet (E-Commerce).

7KHUHVXOWVRI WKHVWXG\UHYHDOHGWKDWRXWRI WKHGHÀQLWLRQDQGOLPLWVRI LQVXUDQFHLQWKH&RPPHUFLDO


code, e-commerce transaction is an object that can be insured, because of all the activities in
e-commerce transactions, may cause loss or damage to the party in it. Insurance arrangements
on e-commerce in the real KUHD regulated in detail so the government should revise Law No.
40 of 2014 on assurance, so as to provide clear regulation on insurance business in e-commerce
transactions.

Keywords : e-commerce, insurance, KUHD

BAB I PENDAHULUAN pula baik melalui e-mail atau cara lainnya,


A. Latar Belakang oleh karena itu tidak ada berkas perjanjian
seperti pada transaksi jual beli konvensional.
Kegiatan bisnis perdagangan melalui
Kondisi seperti ini tentu sangat bersiko tinggi,
internet yang dikenal dengan istilah
karena, jaringan internet merupakan suatu
Electronic Commerce saat ini merupakan
jaringan terbuka, yang dapat diakses oleh
suatu kegiatan yang banyak dilakukan oleh
siapa saja dan dimana saja. Resiko kerugian
setiap orang, karena transaksi jual beli secara
akibat adanya manipulasi data, maupun
elektronik ini dapat mengefektifkan dan
kerusakan data yang diakibatkan oleh para
PHQJHÀVLHQVLNDQ ZDNWX sehingga seseorang
perentas dunia maya atau yang kita kenal
dapat melakukan transaksi jual beli dengan
sebagai hacker tentu saja dapat merugikan
setiap orang dimanapun dan kapanpun.
pihak penyedia layanan e-commerce, penjual,
Semua transaksi jual beli didalam transaksi
maupun pihak pembeli didalam transaksi
Electronic Commerce dilakukan tanpa ada
electronic commerce.
tatap muka antara para pihaknya, mereka
mendasarkan transaksi jual beli tersebut atas Untuk itu, dalam rangka menjamin
rasa kepercayaan satu sama lain, sehingga keamanan didalam transaksi electronic
perjanjian jual beli yang terjadi diantara commerce muncullah berbagi solusi keamanan
para pihak pun dilakukan secara elektronik seperti 'LJLWDO 6LJQDWXUH .XQFL NULSWRJUDÀV,

20 Jurnal Ilmiah “DUNIA HUKUM” VOL.1 NO.1 OKTOBER 2016


^ƌŝ^ƵďĞŬƟ͕^͘,͕͘D͘D͕͘^Ɖ͘E͕͘D͘,͗͘ANALISIS YURIDIS TENTANG HUKUM ASURANSI...

maupun Secure Electronic Transaction (SET) masyarakat yang membutuhkan ikut campur
yang di buat oleh penyedia electronic commerce tangan negara melalui produk hukum.
pada website mereka dengan tujuan, untuk Tentunya untuk membahas lebih
melindungi para konsumen. Akan tetapi, lanjut tidak dapat dilepaskan dari sejarah
berbagai solusi keamanan tersebut tidak hukum asuransi di Indonesia, maka dapat
memberikan jaminan sepenuhnya kepada dijelaskan yang ditarik dari akar sistem
perusahaan penyedia electronic commerce hukum Indonesia, oleh Liliana Tedjosaputro
untuk terbebas dari kerugian. Tidak adanya disampaikan bahwa sistem hukum Indonesia
jaminan bahwa transaksi ecommerce terbebas berasal dari Hukum Perdata yang dibawa
dari upaya perusakan/manipulasi data tentu oleh oleh pemerintah kerajaan Belanda
akan berdampak pada turunnya kepercayaan ke Indonesia pada masa penjajahan. Dan
masyarakat terhadap system ini. Padahal hukum perdata tersebut dapat ditelusuri
dalam trasaksi bisnis di era global seperti akarnya ke Hukum Perdata Prancis ke
sekarang, kepastian dan keamanan Hukum Romawi1. Keberadaan hukum
merupakan salah satu pilar penompang DVXUDQVLGL,QGRQHVLDEHUDNDUGDUL.RGLÀNDVL
berkembangnya aktivitas ekonomi. Hukum Perdata (Code Civil) dan Hukum
Sesuai dengan yang disebutkan atas, Dagang (Code de Commerce) pada
secara teoritis apapun resiko yang muncul permulaan abad ke-19 semasa pemerintah
dan mampu menimbulkan kerugian dapat Kaisar Napoleon di Perancis. Pada waktu
dijadikan obyek asuransi atau dengan kata itu, Hukum Dagang Belanda hanya
lain dapat diasuransikan. Ini berarti, segala memuat pasal-pasal mengenai asuransi laut
bentuk transaksi didalam electronic commerce sampai diundangkannya rancangan Kitab
seharusnya dapat di asuransikan untuk dapat Undang-Undang Hukum Dagang (Wet
menjamin kepastian dan keamanannya Boek vanKoopenhandel WDKXQ\DQJ
dalam bertransaksi, serta memperkecil memuat peraturan-peraturan mengenai
resiko kerugian yang dapat terjadi. Namun, asuransi kebakaran, asuransi hasil bumi dan
regulasi yang ada di Indonesia saat ini asuransi jiwa. Sistem inilah yang juga dianut
belum secara jelas mengatur tentang adanya untuk Hindia Belanda dahulu yang sampai
asuransi yang berkaitan dengan electronic sekarang masih berlaku di Indonesia2.
commerce atau yang kita kenal dengan istilah Asuransi atau pertanggungan timbul
cyber insurance. Hal ini dikarenakan Negara karena kebutuhan manusia. Seperti
Indonesia sampai saat ini masih memakai telah dimaklumi, bahwa dalam
peraturan perundang-undangan lama mengarungi hidup dan kehidupan ini,
SHQLQJJDODQ 1HJDUD %HODQGD GHQJDQ D]DV manusia selalu dihadapkan kepada
konkordasi. sesuatu yang tidak pasti, yang
Perasuransian dalam perspektif hukum mungkin menguntungkan, tetapi
di Indonesia menjadi suatu hal yang menarik mungkin pula sebaliknya. Manusia
untuk diperdalam kaitanya fenomena bahwa mengharapkan keamanan atas
dari satu sisi bisnis atau industri asuransi harta benda mereka, mengharapkan
menempatkan posisi regulasi market kesehatan dan kesejahteraan tidak
dalam ruang kehidupan ekonomi namun kurang sesuatu apa pun, namun
pada sisi lain regulasi state ditempatkan
pada posisi pengaturan untuk menjaga 1 Liliana Tedjosaputro, Materi Kuliah Kebijakan Hukum
ruang keseimbangan dalam konteks antara Ekonomi, Pada Program Doktor Ilmu Hukum Untag
Semarang, 2016
pergerakan kehidupan ekonomi ataupun 2 Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia,
pasar dengan kepentingan perlindungan Internesa 1986, hal 15.

Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 21


^ƌŝ^ƵďĞŬƟ͕^͘,͕͘D͘D͕͘^Ɖ͘E͕͘D͘,͗͘ANALISIS YURIDIS TENTANG HUKUM ASURANSI...

manusia hanya dapat berusaha, perbandingan aspek pengaturan dan


tetapi Tuhan Yang Maha Kuasa yang pelaksanaan muatan Undang-Undang Nomor
menentukan segalanya. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
Adapun pasal yang mengatur masalah dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun
Asuransi atau Pertangungan didalam 2014 tentang Perasuransian maupun dengan
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang kaedah hukum asuransi sebagaimana dalam
(KUHD ) adalah pasal 246 sampai Kitab Undang-Undang Hukum dagang
GHQJDQ SDVDO  .8+' 3DGD SDVDO  (KUHD), Kitab Undang-Undang Hukum
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Perdata (KUHPerdata) sebagai bentuk
(KUHD) menyebutkan bahwa Asuransi spektrum hukum. Atas dasar belum pernah
atau pertanggungan adalah perjanjian, di ada penelitian hukum yang mengangkat
mana penanggung mengikat diri terhadap tentang masalah ketidakadaan aturan
tertanggung dengan memperoleh premi, untuk hukum yang secara khusus mengatur tentang
memberikan kepadanya ganti rugi karena asuransi dalam electronic commerce inilah,
suatu kehilangan, kerusakan, atau tidak akhirnya penulis tertarik untuk mengambil
mendapat keuntungan yang diharapkan, yang penulisan makalah ilmiah hukum, dengan
mungkin akan dapat diderita karena suatu judul “ANALISIS YURIDIS TENTANG
peristiwa yang tidak pasti. Namun pada pasal HUKUM ASURANSI DALAM TRANSAKSI
247, disebutkan Pertanggungan itu antara ELECTRONIC COMMERCE MELALUI
lain dapat mengenai: bahaya kebakaran; PERSPEKTIF KITAB UNDANG-UNDANG
(KUHD 287 dst.) bahaya yang mengancam HUKUM DAGANG”.
hasil pertanian yang belum dipanen; (KUHD
299 dst.) jiwa satu orang atau lebih; (KUHD B. Permasalahan
302 dst.) bahaya laut dan bahaya perbudakan;
Beberapa permasalahan yang diambil
(KUHD 592 dst.) bahaya pengangkutan di
dalam penulisan makalah ilmiah hukum ini,
darat, di sungai, dan perairan pedalaman.
yaitu:
(KUHD 686 dst.).
1. Bagaimana Asuransi dalam transaksi jual
Dari pengertian diatas, dapat kita lihat
beli melalui internet (e-commerce), jika
bahwa KUHD tidak secara jelas mengatur
di tinjau dari perspektif Kitab Undang-
tentang asuransi atau pertangungan yang
Undang Hukum Dagang (KUHD)?
berkaitan dengan transaksi electronic
commerce. Hal ini dikarenakan transaksi
2. Siapakah pihak yang dapat menjadi
subyek dan obyek asuransi dalam
electronic commerce baru diperkenalkan di
transaksi elektronik melalui internet
Dunia, pada tahun 1994 dan di Indonesia
(e-commerce) ?
sendiri baru diperkenalkan sekitar tahun
1996 oleh Dyviacom Intrabum atau D-net. 3 3. Apakah yang menyebabkan asuransi
Padahal, peraturan Perundang-undangan dalam transaksi electronic commerce perlu
yang dibuat oleh Pemerintah RI tentang diatur secara khusus di dalam peraturan
asuransi, adalah sesuatu yang sangat relevan perundang-undangan di Indonesia ?
untuk diketengahkan dalam makalah
ini adalah bagaimana aspek pengaturan BAB II METODE PENELITIAN
dan perjanjian asuransi dalam perspektif
Untuk mengetahui dan penjelasan
hukum di Indonesia, dengan mengkaitkan
mengenai adanya segala sesuatu yang
berhubungan dengan pokok permasalahan
3 www.ecomm.lecture.ub.ac.id/2011/11/ diakses pada di perlukan suatu pedoman penelitian
tanggal 16 November 2016

22 Jurnal Ilmiah “DUNIA HUKUM” VOL.1 NO.1 OKTOBER 2016


^ƌŝ^ƵďĞŬƟ͕^͘,͕͘D͘D͕͘^Ɖ͘E͕͘D͘,͗͘ANALISIS YURIDIS TENTANG HUKUM ASURANSI...

yang disebut metode penelitian yaitu cara (statute approach) Pendekatan


melukiskan sesuatu dengan menggunakan perundang-undangan (statute approach)
pikiran secara seksama untuk mencapai adalah suatu pendekatan yang dilakukan
suatu tujuan, sedangkan penelitian adalah terhadap berbagai aturan hukum yang
suatu kegiataan untuk mencari, merumuskan berkaitan dengan penerapan asuransi
dan menganalisa sampai menyusun laporan.4 dalam transaksi bisnis melalui internet
Dengan demikian metodologi penelitian (E-Commerce), seperti : Kitab Undang-
sebagai cara yang dipakai untuk mencari, Undang Hukum Dagang (KUHD),
merumuskan dan menganalisa sampai Kitab Undang-undang Hukum
menyusun laporan guna mencapai satu Perdata (KUHPdt) , Undang-undang
tujuan. Untuk mencapai sasaran yang tepat Nomer 2 Tahun 1992 tentang Usaha
dalam penelitian penulis menggunakan Perasuransian, Undang-undang Nomer
metode penelitian sebagai berikut : 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian,
Undang-Undang Nomer 11 Tahun
1. Jenis Penelitian
 WHQWDQJ ,QIRUPDVL GDQ 7UDQVDNVL
Penelitian yang dilakukan adalah
elektronik, Peraturan Pemerintah Nomer
penelitian hukum normatif. Penelitian
73 Tahun 1992 tentang Penyelesaian
hukum normatif pada makalah ilmiah ini
Usaha Pengasuransian dan peraturan
didasarkan pada bahan hukum primer yaitu
organik lain yang berhubungan dengan
dengan cara meinventarisasi pasal-pasal
objek penelitian.
yang berkaitan dengan penerapan asuransi
dalam transaksi bisnis melalui internet
1) Pendekatan Konsep (conceptual
approach) Pendekatan konsep (conceptual
(E-Commerce) yang terdapat didalam
approach) digunakan untuk memahami
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
konsep- konsep tentang : konsep
(KUHD) sebagai dasar regulasi utama.
perdagangan dan pemasaran jarak
Selain itu dipergunakan juga bahan-bahan
jauh melalui internet (telemarketing).
tulisan ilmiah lain yang berkaitan dengan
Dengan didapatkan konsep yang jelas
penerapan asuransi dalam transaksi bisnis
maka diharapkan penormaan dalam
melalui internet (E-Commerce). Penelitian
aturan hukum kedepan tidak lagi terjadi
ini bertujuan untuk menemukan landasan
pemahaman yang kabur dan ambigu.
hukum yang jelas dalam meletakkan
persoalan yang diangkat, dalam perspektif 3. Jenis dan sumber bahan hukum
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pengumpulan data yang digunakan
(KUHD) khususnya yang terkait dengan dalam penyusunan makalah ilmiah ini adalah
masalah penerapan asuransi dalam transaksi melalui penelitian kepustakaan (Library
bisnis melalui internet (E-Commerce). Research) untuk mendapatkan konsep-
2. Pendekatan konsep, teori-teori dan informasi-informasi
serta pemikiran konseptual dari peneliti
Dalam kaitannya dengan penelitian
pendahulu baik yang berupa peraturan
normatif di sini akan digunakan beberapa
perundang-undangan dan karya ilmiah
pendekatan, yaitu :5
lainnya. Sumber data kepustakaan diperoleh
1) Pendekatan perundang-undangan
dari :
a. Bahan Hukum Primer, terdiri dari :
4 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metode Penelitian,
Jakarta : Bumi Pustaka, 1997.
1) Norma atau kaedah dasar ;
5 Johnny Ibrahim, Teori, Metode dan Penelitian Hukum 2) Peraturan dasar ;
Normatif, Bayumedia Publising, Malang, Jawa Timur,
2007, hlm. 300 3) Peraturan perundang-undangan yang

Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 23


^ƌŝ^ƵďĞŬƟ͕^͘,͕͘D͘D͕͘^Ɖ͘E͕͘D͘,͗͘ANALISIS YURIDIS TENTANG HUKUM ASURANSI...

terkait dengan penerapan asuransi analisis kualitatif yaitu mengelompokkan


dalam perdagangan dan transaksi dan menyeleksi data yang diperoleh dari
bisnis melalui internet (E-Commerce), penelitian di lapangan yang kemudian
terutama dalam Kitab Undang- dihubungkan dengan teori-teori, asas-
Undang Hukum Dagang (KUHD) , asas, dan kaidah-kaidah hukum yang
beserta peraturan-peraturan terkait diperoleh dari studi kepustakaan sehingga
lainnya. diperoleh jawaban atas permasalahan yang
b. Bahan Hukum Sekunder, seperti : hasil- dirumuskan.
hasil penelitian, laporan-laporan, artikel,
majalah dan makalah ilmiah, hasil-hasil BAB III PEMBAHASAN
seminar atau pertemuan ilmiah lainnya
A. Asuransi Dalam Transaksi Elektronik
yang relevan dengan penelitian ini.
Melalui Internet (E-Commerce) Dalam
c. Bahan Hukum Tersier atau bahan Prespektif Kitab Undang-Undang
hukum penunjang yang mencakup Hukum Dagang
bahan yang memberi petunjuk-petunjuk
Pasal 246 menyebutkan bahwa Asuransi
dan penjelasan terhadap bahan hukum
atau pertanggungan adalah perjanjian, di
primer dan sekunder, seperti kamus
mana penanggung mengikat diri terhadap
umum, kamus hukum serta bahan-bahan
tertanggung dengan memperoleh premi, untuk
primer, sekunder dan tersier di luar
memberikan kepadanya ganti rugi karena suatu
bidang hukum yang relevan dan dapat
kehilangan, kerusakan, atau tidak mendapat
dipergunakan untuk melengkapi data
keuntungan yang diharapkan, yang mungkin
yang diperlukan dalam penelitian ini.
akan dapat diderita karena suatu peristiwa
Pada bab ini merupakan bab pendahuluan
yang tidak pasti.
yang menguraikan mengenai hal-hal
'DUL GHÀQLVL WHUVHEXW NLWD GDSDW
yang berkaitan dengan Latar Belakang,
mengambil 3 unsur tentang pengertian
Perumusan Masalah, Selanjutnya Situs
asuransi yaitu :
Web juga menjadi bahan bagi penulisan
makalah ilmiah ini sepanjang memuat 1) Terdapat suatu kerugian akibat adanya
informasi yang relevan dengan penelitian suatu kehilangan, kerusakan, atau
ini. tidak mendapatkan keuntungan yang
4. Teknik Memperoleh Bahan Hukum diharapkan akibat dari suatu peristiwa
yang tidak pasti terjadi.
Untuk memperoleh suatu kebenaran
ilmiah dalam penulisan makalah ilmiah, 2) Pihak tertanggung berjanji membayar
maka penulis menggunakan metode uang premi kepada pihak penanggung
pengumpulan bahan hukum dengan cara sekaligus atau dengan angsuran.
studi kepustakaan (Library Research), 3) Pihak penanggung berjanji akan
yaitu mempelajari dan menganalisa secara membayar sejumlah uang kepada
sistematis buku-buku, majalah-majalah, tertanggung, sekaligus atau secara
surat kabar, peraturan perundang-undangan angsuran jika terjadi / terlaksana unsur
dan bahan-bahan lain yang berhubungan pada point a.6
dengan materi yang dibahas dalam makalah Dari pengertian diatas, dapat kita
ilmiah ini. ketahui bahwa transaksi jual beli elektronik
5. Teknik Analisis Bahan Hukum atau e-commerce merupakan obyek
Teknik analisis bahan hukum yang
6 Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi di
digunakan dalam penelitian ini adalah Indonesia,Bandung,Penerbit PT Intermasa,1987, hal 1

24 Jurnal Ilmiah “DUNIA HUKUM” VOL.1 NO.1 OKTOBER 2016


^ƌŝ^ƵďĞŬƟ͕^͘,͕͘D͘D͕͘^Ɖ͘E͕͘D͘,͗͘ANALISIS YURIDIS TENTANG HUKUM ASURANSI...

asuransi, karena segala kegiatan didalam melaksanakan jasa profesinya atau oleh
transaksi elektronik atau e-commerce, dapat siapapun tertanggung dianggap bertanggung
menimbulkan kehilangan, kerusakan, atau jawab secara hukum atas jasa.
tidak mendapat keuntungan yang diharapkan Dalam secure electronic transaction objek
bagi para pihak yang ada didalamnya. \DQJGLPDNVXGDGDODKNXQFLNULSWRJUDÀ\DQJ
Asuransi dalam transaksi elektronik ini kita memiliki kemungkinan untuk dicuri. Apabila
kenal sebagai cyber assurance. dikaitkan dengan ketentuan yang tercantum
Apabila kita analisis dari pihak-pihak dalam Pasal 256 KUHD tentang polis
yang terlibat di dalam transaksi ecommerce asuransi, maka perjanjian asuransi antara
yang antara lain : pembeli, penjual SLKDN OHPEDJD RWRULWDV VHUWLÀNDW GHQJDQ
(merchant), issuer, acquirer, dan lembaga perusahaan asuransi harus menyatakan :7
RWRULWDV VHUWLÀNDW /26  VHVXQJJXKQ\D 1) Hari dibuatnya asuransi;
pihak yang paling bertanggung jawab
2) Nama orang yang menutup asuransi atas
atas adanya kerugian didalam transaksi
tanggungan sendiri atau atas tanggungan
electronic (e-commerce) adalah lembaga
orang ketiga;
RWRULWDV VHUWLÀNDW /26  \DQJ EHUSHUDQ
sebagai pengaman transaksi elektronik,
3) Suatu uraian yang cukup jelas mengenai
benda yang dipertanggungkan;
karena pihak perusahaan e-commerce akan
menyerahkan keamanan websitenya kepada 4) Jumlah uang untuk berapa diadakan
/HPEDJD 2WRULWDV 6HUWLÀNDW /26  XQWXN asuransi;
dapat memberikan perlindungan penuh 5) Bahaya-bahaya yang ditanggung oleh
terhadap website e-commerce yang dimilikinya penanggung;
dari serangan para cybercrime. 6) Saat bahaya mulai berlaku untuk
Hal inilah yang pada akhirnya tanggungan penanggung dan saat
PHQ\HEDENDQ /HPEDJD 2WRULWDV 6HUWLÀNDW berakhirnya bahaya dimaksud;
(LOS) mengalihkan resiko yang ia emban 7) Premi asuransi tersebut; dan Jumlah
kepada pihak perusahaan asuransi, premi asuransi tergantung pada objek
dengan perjanjian asuransi antara pihak yang diasuransikan.
/HPEDJD2WRULWDV6HUWLÀNDW /26 WHUKDGDS
8) Pada umumnya, semua keadaan yang
perusahaan asuransi.
kiranya penting bagi penanggung untuk
Perjanjian asuransi antara lembaga diketahuinya dan segala syarat yang
RWRULWDV VHUWLÀNDW GHQJDQ SHUXVDKDDQ diperjanjikan antara para pihak
asuransi pada dasarnya merupakan asuransi
Objek dari perjanjian asuransi e-commerce
pertanggungjawaban (liability insurance)
adalah sistem keamanan jaringan yaitu
karena yang diasuransikan adalah tanggung
NXQFL NULSWRJUDÀ WDSL \DQJ GLDVXUDQVLNDQ
jawab dari LSO akibat terbongkarnya
adalah tanggung jawab, yaitu tanggung
pengamanan dalam e-commerce yang
jawab dari tertanggung yang dalam hal ini,
menyebabkan salah satu pihak mengalami
DGDODK /HPEDJD 6HUWLÀNDW 2WRULWDV /26 
kerugian.
untuk mengganti kerugian apabila kunci-
Kewajiban penanggung memberikan kunci yang diterbitkannya dicuri atau
penggantian kepada tertanggung yaitu dipergunakan secara tidak sah oleh pihak
pemberian ganti rugi. Ganti rugi oleh yang tidak bertanggung jawab. Pengggunaan
penanggung dalam asuransi e-commerce
diberikan bila tertanggung mengalami 7 Elisatris Gultom, Perlindungan Transaksi Elektronic (
peristiwa di mana tertanggung gagal e-commerce ) Melalui Lembaga Asuransi, Eprint Artikel
Universitas Pajajaran, Bandung, 2011 hal 15

Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 25


^ƌŝ^ƵďĞŬƟ͕^͘,͕͘D͘D͕͘^Ɖ͘E͕͘D͘,͗͘ANALISIS YURIDIS TENTANG HUKUM ASURANSI...

kunci tersebut mengakibatkan konsumen adalah perusahaan asuransi yang menerima


kehilangan sejumlah uang yang disimpan jasa asuransi dunia maya ( cyber assurance
di lembaga keuangan penerbit kartu atau ). Contoh kongkrit perusahaan asuransi
bank. Sehingga dari analisa diatas, cukup di Indonesia yang menerima jasa asuransi
jelas bahwa jenis asuransi yang terjadi dunia maya, misalnya : PT. Asuransi Adira
DQWDUD /HPEDJD 2WRULWDV 6HUWLÀNDW /26  Dinamika (Adira Insurance).
dengan perusahaan asuransi adalah asuransi b) Pihak Tertanggung
pertanggungjawaban (liability insurance).
Tetanggung adalah pihak yang sesuai
perjanjian akan ditanggung oleh pihak
B. Subyek Dan Obyek Pertanggungan / penanggung. Yang dapat menjadi tertanggung
Asuransi Dalam Transaksi Elektronik adalah pribadi kodrati (perorangan),
Melalui Internet (E-Commerce) sekelompok orang atau lembaga, badan
1) Pihak yang dapat menjadi Subyek Hukum termasuk perusahaan, atau siapapun
Pertanggungan / Asuransi dalam yang dapat menderita kerugian.
transaksi elektronik melalui internet Apabila kita analisis dan kita kaitkan
(E-Commerce). pada asuransi dalam dunia transaksi
Di dalam asuransi dikenal adanya elektronik melalui internet, menurut penulis,
beberapa subyek (para pihak yang yang dapat menjadi pihak tertanggung
berkepentingan) yaitu, pihak penanggung dalam asuransi dunia maya adalah pihak
dan tertanggung. Pemaparannya adalah /HPEDJD2WRULWDV6HUWLÀNDW /26 VHEDJDL
sebagai berikut : pihak yang dapat mengalami kerugian.
a) Pihak Penanggung Lebih lanjut, berdasarkan pasal 1
butir (7) UU No. 40 tahun 2014 tentang
Penanggung adalah pihak yang bersedia
Perasuransian,
untuk menerima dan mengambil alih resiko
dari pihak tertanggung. Perjanijian tentang ”Usaha Reasuransi adalah usaha jasa
pertanggungan / asuransi terjadi antara kedua pertanggungan ulang terhadap risiko
belah pihak, dimana penanggung bersedia yang dihadapi olehperusahaan asuransi,
dan berjanji untuk memberikan penggantian perusahaan penjaminan, atau perusahaan
(konpensasi) kepada pihak tertanggung, reasuransi lainnya.”
apabila pihak tersebut mengalami kerugian, maka ditemukan apa yang dikenal
kerusakan, atau kehilangan keuntungan sebagai perusahaan reasuransi, yaitu
karena suatu peristiwa yang tidak tentu, perusahaan yang memberikan jasa dalam
sesuai yang disepakati di dalam perjanjian. pertanggungan ulang terhadap resiko yang
Penanggung dapat berupa pribadi kodrati dihadapi oleh Perusahaan Asuransi Kerugian
(perorangan), ataupun berupa badan hukum dan atau Perusahaan Asuransi Jiwa. Fungsi
(perusahaan asuransi). perusahaan Reasuransi disini adalah
Apabila kita analisis dan kita kaitkan pada pihak (badan hukum bukan perorangan)
asuransi dalam dunia transaksi elektronik yang menanggung kerugian yang dialami
melalui internet, menurut penulis, yang oleh Perusahaan Asuransi. Jadi dalam
menjadi pihak penanggung pada transaksi hubungannya perusahaan Asuransi adalah
elektronik melalui internet (e-commerce) pihak tertanggung dan perusahaan reasuransi
adalah pihak penanggung. Menurut penulis,
8 Direktorat Jenderal Perdagangan dalam Negeri Republik resiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi
Indonesia berkerja sama dengan LKHT-FHUI, Laporan berkenaan dengan asuransi dunia maya
Penelitian Tahap Pertama versi 1.04, Jakarta, 2001, hal.
161 (cyber assurance ) juga dapat di reasuransikan

26 Jurnal Ilmiah “DUNIA HUKUM” VOL.1 NO.1 OKTOBER 2016


^ƌŝ^ƵďĞŬƟ͕^͘,͕͘D͘D͕͘^Ɖ͘E͕͘D͘,͗͘ANALISIS YURIDIS TENTANG HUKUM ASURANSI...

kepada pihak perusahaan reasuransi, hubungan telekomunikasi antara para


misalnya : Perusahaan Asuransi Adira pengguna jasa. Hubungan komunikasi
Finance sebagai pihak penanggung resiko tersebut dapat terjadi kapan saja dan dapat
NHUXJLDQ/HPEDJD2WRULWDV6HUWLÀNDW'LJLWDO dilakukan oleh siapa saja. Sistem yang
Symantec Corporation, mereasuransikan disediakan oleh penyedia jasa tersebut dapat
resikonya kepada perusahaan reasuransi, PT. mengalami gangguan kerusakan, baik itu
Reasuransi Nasional Indonesia (PT. RNI). bersifat teknis sementara maupun yang
2) Hal yang dapat menjadi Obyek bersifat memaksa karena bencana alam
Pertanggungan / Asuransi dalam misalnya.
transaksi elektronik melalui internet
(E-Commerce). C. Urgensi Peraturan Yang Khusus Mengatur
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Asuransi Dalam Transaksi Elektronik
Dagang, hal yang dijadikan sebagai objek Melalui Internet (E-Commerce) Di
dalam suatu perjanjian asuransi adalah segala Indonesia.
sesuatu yang merupakan isi atau bagian dari Saat ini kegiatan transaksi bisnis yang
perjanjian tanggung menanggung antara menggunakan e-commerce pada dasarnya
penanggung dengan tertanggung yang belum diatur secara tegas dan rinci, adapun
mencakup benda dan jasa, jiwa dan raga, sekumpulan peraturan internasional yang
kesehatan manusia, tanggung jawab hukum mengatur berkaitan dengan transaksi bisnis
serta semua kepentingan lainnya yang dapat yang menggunakan e-commerce ini masih
hilang, rusak, rugi atau berkurang nilainya. bersifat umum sehingga dalam rangka
2EMHNDVXUDQVLPHQXUXWSDVDO.LWDE penyelesaian sengketa transaksi bisnis
Undang-Undang Hukum Dagang. Adalah yang menggunakan e-commerce ini masih
semua kepentingan yang : terjadi kekaburan hukum, keadaan dimana
a) Dapat dinilai dengan sejumlah uang. terjadinya kekaburan hukum dalam hal
b) Dapat takluk terhadap bermacam- penyelesaian sengketa transaksi bisnis yang
menggunakan e-commerce ini dapat dilihat
macam bahaya.
dari ketiadaan aturan hukum yang jelas dan
c) Tidak dikecualikan oleh undang-undang. rinci sehingga hal ini akan menghasilkan
Berdasarkan penjelasan mengenai obyek ketidakmampuan beberapa aspek dalam
pertanggungan asuransi secara umum menjalakan fungsi penegakkan hukum.
menurut KUHD, maka jika kita analisis Ketiadaan aturan hukum ini juga terjadi
lebih mendalam, hal-hal yang dapat menjadi pada pengaturan hukum asuransi dalam
objek asuransi di dalam transaksi elektronik transaksi bisnis e-commerce.
antara lain :
Pada dasarnya didalam Kitab Undang-
a) Transaksi Elektronik undang Hukum Dagang (KUHD) pasal
Transaksi elektronik dapat dijadikan 247 menyebutkan bahwa : Pertanggungan
objek dari asuransi, dalam arti bahwa resiko itu antara lain dapat mengenai: bahaya
yang perlu diasuransikan adalah kerugian kebakaran; (KUHD 287 dst.) bahaya yang
yang terjadi dalam hal data pesan (message) mengancam hasil pertanian yang belum
yang hendak disampaikan, gagal sampai ke dipanen; (KUHD 299 dst.) jiwa satu orang
tempat tujuan karena sesuatu hal. atau lebih; (KUHD 302 dst.) bahaya laut dan
b) Sistem Keamanan Jaringan bahaya perbudakan; (KUHD 592 dst.) bahaya
pengangkutan di darat, di sungai, dan perairan
6XDWX RWRULWDV VHUWLÀNDW PHQ\HGLDNDQ
pedalaman. (KUHD 686 dst.). Apabila kita
sarana atau sistem untuk melakukan

Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 27


^ƌŝ^ƵďĞŬƟ͕^͘,͕͘D͘D͕͘^Ɖ͘E͕͘D͘,͗͘ANALISIS YURIDIS TENTANG HUKUM ASURANSI...

analisis, didalam pasal ini sudah jelas bahwa dalam Internet, antara lain pembobolan
KUHD tidak mengenal adanya asuransi kunci dan pencurian kunci. Pembobolan
yang berkaitan dengan e-commerce. Bahkan kunci mungkin saja terjadi. Besar kecilnya
regulasi terbaru yang dibuat oleh pemerintah kemungkinan ini ditentukan oleh panjangnya
Republik Indonesia yang mengatur tentang kunci. Semakin panjang kunci maka semakin
asuransi, yaitu Undang-Undang No. 40 sulit pula untuk membobolnya.
Tahun 2014 tentang Perasuransian pun Di lain pihak khususnya di Indonesia,
belum mengatur asuransi yang berkaitan dalam konteks kekaburan hukum yang
dengan transaksi elektronik e-commerce. berkenaan dengan cyber insurance atau
Hal ini menurut penulis wajar, apabila asuransi yang berkaitan dengan transaksi
kita melihat realita yang terjadi saat ini, electronic commerce, bukan menjadikan
karena urgensinya, asuransi yang melindungi masalah yang menyebabkan penegak hukum
transaksi electronic commerce tetap disediakan untuk tidak menyelesaikan suatu perkara
oleh beberapa perusahaan asuransi, yang diberikan kepadanya, bagaimanapun
dengan alasan transaksi e-commerce dapat keadaannya sebagaimana yang tertuang
menimbulkan kerugian bagi para pihak yang dalam ketentuan pasal 22 AB dan pasal 14
ada di dalamnya dan segala bentuk obyek Undang-Undang No. 14 tahun tahun 1970
yang dapat menimbulkan kerugian berarti yang kemudian diubah dengan pasal 16
dapat di asuransikan. Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 tentang
Perdagangan melalui Internet dengan kekuasaan kehakiman mewajibkan “hakim
menggunakan electronic commerce seperti untuk tidak menolak mengadili perkara
dijelaskan sebelumnya memiliki banyak yang diajukan kepadanya dengan alasan
resiko. Resiko-resiko tersebut adalah : tidak lengkap, atau tidak jelas Undang-
penyadapan, penipuan, penggandaan Undang yang mengaturnya melainkan wajib
informasi transaksi, pencurian informasi mengadilinya.”
rahasia, dan sebagainya. Dalam transaksi Untuk mengatasinya dalam pasal 27
electronic commerce yang memanfaatkan Undang-Undang No. 14 tahun 1970 yang
NULSWRJUDÀ NHMDKDWDQ WHUVHEXW GDSDW NHPXGLDQ GLUXEDK GHQJDQ SDVDO  D\DW
dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya 1 Undang-Undang No. 40 tahun 2004
adalah pembobolan kunci dan pencurian menyebutkan : “hakim sebagai penegak
kunci. hukum dan keadilan wajib menggali,
Pembobolan kunci yang dimaksud mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum
adalah ketika si pembobol memakai berbagai yang hidup di dalam masyarakat”. Artinya
cara untuk menemukan kunci yang sama seorang hakim harus memiliki kemampuan
dengan yang asli. Cara pembobolan yang dan keaktifan untuk menemukan hukum
paling umum digunakan adalah yang dikenal (rechtsvinding). Yang dimaksud dengan
dengan istilah brute force attack, dimana, rechtvinding adalah proses pembentukkan
si pelaku mencoba berbagai kemungkinan hukum oleh hakim / aparat penegak hukum
hingga akhirnya ia menemukan kunci yang lainnya dalam penerapan peraturan umum
cocok. terhadap peristiwa yang kongkrit. Dan hasil
penemuan hukum menjadi dasar baginya
Secure Electronic Transaction
untuk mengambil keputusan.
\DQJ PHQJJXQDNDQ NULSWRJUDÀ GDODP
pengamanannya adalah sistem perdagangan Namun, dalam penegakan hukum yang
Internet yang relatif paling aman dari berkenaan dengan perkembangan teknologi
serangan-serangan yang mungkin dilakukan dan informasi, seharusnya pengaturan

28 Jurnal Ilmiah “DUNIA HUKUM” VOL.1 NO.1 OKTOBER 2016


^ƌŝ^ƵďĞŬƟ͕^͘,͕͘D͘D͕͘^Ɖ͘E͕͘D͘,͗͘ANALISIS YURIDIS TENTANG HUKUM ASURANSI...

tentang hal tersebut telah ditetapkan dalam ADR.9


peraturan tertulis, karena pada dasarnya, Dari uraian diatas, dapat diperhatikan
perkembangan teknologi akan terus menerus bahwa perkembangan teknologi informasi,
PHQJDODPL SHUNHPEDQJDQ \DQJ VLJQLÀNDQ sadar atau tidak, telah memberikan dampak
sehingga peraturan yang ada harus dapat terhadap perkembangan hukum, hal ini
mengikuti perkembangan teknologi yang merupakan tantangan sekaligus peluang
ada, untuk dapat menjamin adanya kepastian yang harus dihadapi khususnya dibidang
hukum bagi masyrakat. ekonomi dan hukum.
Perselisihan atau persengketaan dalam Perkembangan teknologi informasi telah
asuransi merupakan suatu keadaan yang melahirkan model transaksi baru dalam
tidak dikehendaki oleh para pihak baik dunia perdagangan dan hal ini juga akan
tertanggung maupun penanggung. Artinya menimbulkan sengketa dalam transaksi
jika para pihak didalam asuransi senang bisnis tersebut. Untuk itu, menurut
bersengketa/berselisih, dapat dipastikan penulis diperlukan adanya revisi peraturan
bahwa pihak tersebut tidak sehat. Akan perundang-undangan tentang asuransi,
tetapi dalam pergaulan di masyarakat yang didalamnya terdapat bab khusus,
apalagi yang menyangkut transaksi bisnis yang dapat memberikan pengaturan jelas
yang menggunakan e-commerce, dimana kita mengenai asuransi yang berhubungan dengan
hidup di tengah orang yang berbeda tabiat transaksi bisnis e-commerce (cyber insurance),
dan kepentingan, kita pasti tidak akan bisa sehingga para pihak yang secara langsung
sama sekali untuk tidak berhadapan dengan berhubungan dengan hal ini, misalnya Bank,
perselisihan/ persengketaan. Perselisihan Lembaga Penyedia Layanan e-commerce,
/ persengketaan di dalam asuransi yang /HPEDJD2WRULWDV6HUWLÀNDWVHUWDNRQVXPHQ
berkenaan dengan transaksi bisnis yang yang biasa bertransaksi lewat dunia maya,
menggunakan e-commerce itu bisa disebabkan akan mendapatkan kepastian hukum,
adanya wanprestasi dari para pihak baik sehingga tujuan hukum yang sebenarnya
penanggung maupun tertanggung, misalnya dapat terrealisasikan. Transaksi e-commerce
apabila klaim asuransi yang diajukan tidak akan pernah luput dari risiko kerugian.
oleh tertanggung terlambat ataupun Perjanjian asuransi antara lembaga otoritas
tidak dibayarkan oleh pihak penanggung, VHUWLÀNDW GHQJDQ SHUXVDKDDQ DVXUDQVL
ataupun pihak tertanggung yang tidak merupakan cara tepat untuk mengalihkan
mau membayarkan premi asuransi sesuai risiko kerugian, terutama pada transaksi
dengan polis yang telah disepakati pada e-commerce yang menggunakan kunci
saat pengajuan asuransi dalam transaksi NULSWRJUDÀGDQsecure electronic transaction.
e-commerce (cyber insurance).
Upaya ini sekaligus sebagai salah satu
Suatu perselisihan / sengketa dalam sarana perlindungan hukum bagi pihak-
transaksi bisnis yang menggunakan pihak yang berkepentingan di dalamnya.
ecommerce pada prinsipnya akan melibatkan Menurut penulis, sekalipun perjanjian cyber
beberapa Negara yang berbeda sehingga insurance DQWDUD OHPEDJD RWRULWDV VHUWLÀNDW
dalam penyelesaian perselisihan /sengketa, dengan perusahaan asuransi merupakan
akan terdapat beberapa masalah yang perjanjian asuransi yang sifatnya baru dan
berkaitan dengan hukum yang diberlakukan perlu diatur secara khusus di dalam Undang-
(applicable law) masalah tempat / forum
penyelesaian perselisihan / sengketa, dan
9 Yahya Ahmad Zein , Kontrak Elektronik dan Penyelesaian
masalah eksekusi putusan pengadilan / Sengketa Bisnis E-commerce, Bandung, Penerbit Mandar
Maju, 2009, hal. 7

Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 29


^ƌŝ^ƵďĞŬƟ͕^͘,͕͘D͘D͕͘^Ɖ͘E͕͘D͘,͗͘ANALISIS YURIDIS TENTANG HUKUM ASURANSI...

Undang, namun dalam pemberlakuannya asuransi antara pihak lembaga otoritas


harus tetap memenuhi prinsip-prinsip yang VHUWLÀNDW GHQJDQ SHUXVDKDDQ DVXUDQVL
ada dalam Kitab Undang- Undang Hukum harus menyatakan:
Dagang sebagai dasar peraturan tentang 1) Hari dibuatnya asuransi;
asuransi di Indonesia.
2) Nama orang yang menutup asuransi atas
tanggungan sendiri atau atas tanggungan
BAB IV PENUTUP orang ketiga;
A. Kesimpulan 3) Suatu uraian yang cukup jelas mengenai
Kesimpulan yang dapat penulis benda yang dipertanggungkan;
kemukakan pada penulisan makalah ilmiah 4) Jumlah uang untuk berapa diadakan
ini adalah sebagai berikut : asuransi;
1. Asuransi dalam transaksi jual beli melalui 5) bahaya-bahaya yang ditanggung oleh
internet (e-commerce), jika di tinjau penanggung;
dari perspektif Kitab Undang-Undang 6) Saat bahaya mulai berlaku untuk
Hukum Dagang (KUHD) dapat dibagi tanggungan penanggung dan saat
menjadi 2 bagian pokok pembahasan, berakhirnya bahaya dimaksud;
yaitu :
7) Premi asuransi tersebut; dan Jumlah
a) 'DUL GHÀQLVL DVXUDQVL GDODP SDVDO  premi asuransi tergantung pada objek
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang diasuransikan.
(KUHD), dapat kita ketahui bahwa
8) Pada umumnya, semua keadaan yang
transaksi jual beli elektronik atau
kiranya penting bagi penanggung untuk
e-commerce merupakan obyek asuransi,
diketahuinya dan segala syarat yang
karena segala kegiatan didalam transaksi
diperjanjikan antara para pihak.
elektronik atau ecommerce, dapat
Perjanjian asuransi antara lembaga
menimbulkan kehilangan, kerusakan,
RWRULWDV VHUWLÀNDW GHQJDQ SHUXVDKDDQ
atau tidak mendapat keuntungan yang
asuransi pada dasarnya merupakan asuransi
diharapkan bagi para pihak yang ada
pertanggungjawaban (liability insurance)
didalamnya. Asuransi dalam transaksi
karena yang diasuransikan adalah tanggung
elektronik ini, kita kenal sebagai cyber
jawab dari LSO akibat terbongkarnya
assurance. Sedangkan, pihak yang
pengamanan dalam e-commerce yang
paling bertanggung jawab atas adanya
menyebabkan salah satu pihak mengalami
kerugian didalam transaksi electronic
kerugian.
(e-commerce) adalah lembaga otoritas
VHUWLÀNDW /26  \DQJ EHUSHUDQ VHEDJDL 2. Pihak yang dapat menjadi Subyek
pengaman transaksi elektronik, karena Asuransi dalam transaksi elektronik
pihak perusahaan e-commerce akan commerce adalah :
menyerahkan keamanan websitenya a) Pihak penanggung pada transaksi
NHSDGD /HPEDJD 2WRULWDV 6HUWLÀNDW elektronik melalui internet adalah
(LOS) untuk dapat memberikan Perusahaan asuransi yang menerima jasa
perlindungan penuh terhadap website asuransi dunia maya (cyber assurance).
e-commerce yang dimilikinya dari b) Pihak tertanggung dalam asuransi dunia
serangan para cybercrime. maya adalah pihak Lembaga Otoritas
b) Apabila dikaitkan dengan ketentuan 6HUWLÀNDW  /26  VHEDJDL SLKDN \DQJ
yang tercantum dalam pasal 256 KUHD dapat mengalami kerugian.
tentang polis asuransi, maka perjanjian

30 Jurnal Ilmiah “DUNIA HUKUM” VOL.1 NO.1 OKTOBER 2016


^ƌŝ^ƵďĞŬƟ͕^͘,͕͘D͘D͕͘^Ɖ͘E͕͘D͘,͗͘ANALISIS YURIDIS TENTANG HUKUM ASURANSI...

Sedangkan hal-hal yang dapat menjadi khusus di dalam undang-undang,


Objek asuransi di dalam e-commerce antara namun dalam pemberlakuannya harus
lain : Transaksi Elektronik dan Sistem tetap memenuhi prinsip-prinsip yang
Keamanan jaringan. ada dalam Kitab Undang-Undang
3. Asuransi dalam transaksi electronic Hukum Dagang ( KUHD ) sebagai dasar
commerce perlu diatur secara khusus di peraturan asuransi di Indonesia.
dalam peraturan perundang-undangan
di Indonesia karena perkembangan B. Saran
teknologi informasi telah memberikan
Saran yang dapat penulis kemukakan pada
dampak terhadap perkembangan
penulisan Artikel ilmiah ini adalah sebagai
hukum, hal ini merupakan tantangan
berikut:
sekaligus peluang yang harus dihadapi
khususnya dibidang ekonomi dan
1. Bagi perusahaan penyedia jasa e-commerce,
hendaknya mempercayakan perlindungan
hukum. Perkembangan teknologi
website miliknya kepada Lembaga
informasi telah melahirkan model
2UWRULWDV 6HUWLÀNDW /26  \DQJ GDSDW
transaksi baru dalam dunia perdagangan
menjaminkeamanan website e-commerce
dan hal ini juga akan menimbulkan
dari segala bentuk kejahatan dunia maya
sengketa dalam transaksi bisnis tersebut.
(cybercrime /HPEDJD2UWRULWDV6HUWLÀNDW
Untuk itu, menurut penulis diperlukan
(LOS) ini sesungguhnya sangat rentan
adanya revisi peraturan perundang-
terhadap kerugian, karena keamanan suatu
undangan tentang asuransi, yang
website e-commerce merupakan tanggung
didalamnya terdapat bab khusus, yang
jawab LOS. Sehingga menurut penulis,
dapat memberikan pengaturan jelas
untuk mengurai resiko kerugian yang
mengenai asuransi yang berhubungan
terjadi, hendaknya Lembaga Ortoritas
dengan transaksi bisnis e-commerce
6HUWLÀNDW /26  MXJD PHQJDVXUDQVLNDQ
(cyber insurance), sehingga para pihak
resikonya kepada perusahaan asuransi,
yang secara langsung berhubungan
sehingga terjadi pengalihan resiko dari
dengan hal ini, misalnya Bank, Lembaga
/HPEDJD 2UWRULWDV 6HUWLÀNDW /26 
Penyedia Layanan e-commerce, Lembaga
kepada perusahaan asuransi.
2WRULWDV6HUWLÀNDWVHUWDNRQVXPHQ\DQJ
biasa bertransaksi lewat dunia maya, 2. Bagi Pemerintah, perkembangan teknologi
akan mendapatkan kepastian hukum, informasi telah melahirkan model transaksi
sehingga tujuan hukum yang sebenarnya baru dalam dunia perdagangan dan hal
dapat terrealisasikan. Transaksi ini juga akan menimbulkan sengketa
e-commerce tidak akan pernah luput baru dalam transaksi bisnis e-commerce.
dari risiko kerugian. Perjanjian asuransi Menurut penulis, pemerintah hendaknya
DQWDUDOHPEDJDRWRULWDVVHUWLÀNDWGHQJDQ melakukan revisi peraturan perundang-
perusahaan asuransi merupakan cara undangan tentang asuransi yaitu Undang-
tepat untuk mengalihkan risiko kerugian, Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang
terutama pada transaksi e-commerce yang Perasuransian, yang seharusnya terdapat
PHQJJXQDNDQ NXQFL NULSWRJUDÀ GDQ bab khusus, yang dapat memberikan
secure electronic transaction. Perjanjian pengaturan jelas mengenai asuransi
cyber insurance antara lembaga otoritas dalam transaksi bisnis e-commerce (cyber
VHUWLÀNDW GHQJDQ SHUXVDKDDQ DVXUDQVL insurance), sehingga para pihak yang
merupakan perjanjian asuransi yang secara langsung berhubungan dengan hal
sifatnya baru dan perlu diatur secara ini, misalnya Bank, Lembaga Penyedia

Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 31


^ƌŝ^ƵďĞŬƟ͕^͘,͕͘D͘D͕͘^Ɖ͘E͕͘D͘,͗͘ANALISIS YURIDIS TENTANG HUKUM ASURANSI...

Layanan e-commerce, Lembaga Otoritas Kitab Undang-Undang Hukum Dagang


6HUWLÀNDW VHUWD NRQVXPHQ \DQJ ELDVD Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
bertransaksi lewat dunia maya, akan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014
mendapatkan kepastian hukum, sehingga
Tentang Perasuransian
tujuan hukum yang sebenarnya dapat
terrealisasikan.

DAFTAR PUSTAKA
Buku
Liliana Tedjosaputro, 2016, Materi Kuliah
Kebijakan Hukum Ekonomi, Pada
Program Doktor Ilmu Hukum Untag,
Semarang.
:LUMRQR 3URGMRGLNRUR  Hukum
Asuransi di Indonesia, Penerbit PT
Intermasa, Bandung.
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 1997,
Metode Penelitian, Bumi Pustaka,
Jakarta.
Johnny Ibrahim, 2007 Teori, Metode dan
Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia
Publising, Malang.
Yahya Ahmad Zein , 2009, Kontrak
Elektronik dan Penyelesaian Sengketa
Bisnis E-commerce, Penerbit Mandar
Maju, Bandung.
Artikel Ilmiah
Elisatris Gultom, Perlindungan Transaksi
Elektronic ( e-commerce ) Melalui Lembaga
Asuransi, Eprint Artikel Universitas
Pajajaran, Bandung
Direktorat Jenderal Perdagangan dalam
Negeri Republik Indonesia berkerja sama
dengan LKHT-FHUI, 2001, Laporan
Penelitian Tahap Pertama versi 1.04,
Jakarta.

Internet
Nanang Suryadi, 2011, Perkembangan
e-commerce di Indonesia dan di Dunia,
www.ecom.lecture.ub.ac.id/2011/11/ (16
November 2016 )
Peraturan Perundang-undangan

32 Jurnal Ilmiah “DUNIA HUKUM” VOL.1 NO.1 OKTOBER 2016

Anda mungkin juga menyukai