Anda di halaman 1dari 8

RESUME

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn. M DENGAN MASALAH UTAMA


HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG 1. ARIMBI RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

DISUSUN OLEH :

FADILA SYAHIDITA SUFFAH

P1337420616026

PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

2019
TINJAUAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Pengertian

Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indera tanpa adanya rangsangan


dari luar yang meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadinya pada saat
kesadaran individu itu baik (Stuart, 2007).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai
dengan perubahan sensori persepsi; halusinasi merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, penciuman, perabaan atau penghidungan. Klien merasakan stimulus yang
sebenarnya tidak ada (Keliat, 2010).
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah
persepsi klien melalui panca indera terhadap lingkungan tanpa ada stimulus atau
rangsangan yang nyata.
B. Jenis-Jenis Halusinasi
Menurut Ardani (2013), jenis-jenis halusinasi adalah sebagai berikut :
1. Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang.Suara berbentuk
kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien,
bahkan sampai pada percakapan lengkap antara dua orang yang mengalami
halusinasi.Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa klien
disuruh untuk melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan.
2. Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris,gambar
kartun,bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias menyenangkan atau
menakutkan seperti melihat monster.
3. Penghidu
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses umumnya bau-bauan
yang tidak menyenangkan.Halusinasi penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang,
atau dimensia.
4. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
5. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa tersetrum
listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
6. Kenesthetik
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makan
atau pembentukan urine.
7. Kinisthetik
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.

C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Faktor Prediposisi
Menurut Stuart (2007), faktor predisposisi terjadinya halusinasi adalah:
a. Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh
penelitian-penelitian yang berikut:
1) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebih
luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal
dan limbik berhubungan dengan perilaku psikotik.
2) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor dopamin dikaitkan
dengan terjadinya skizofrenia.
3) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan
terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak
klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral ventrikel,
atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan
kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem).

b. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan
kondisi psikologis klien.Salah satu sikap atau keadaan yang dapat
mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan
kekerasan dalam rentang hidup klien.
c. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti:
kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan
kehidupan yang terisolasi disertai stress.

2. Faktor prespitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah
adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa
dan tidak berdaya.Penilaian individu terhadap stressor dan masalah koping dapat
mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006). Menurut Stuart (2007),
faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah:
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus
yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.

D. RINGKASAN TEORI
Halusinasi adalah persepsi klien melalui panca indera terhadap
lingkungan tanpa ada stimulus atau rangsangan yang nyata.
Faktor Predisposisi terjadinya halusinasi yaitu :
- Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan
respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami.
- Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
dan kondisi psikologis klien.Salah satu sikap atau keadaan yang dapat
mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan
kekerasan dalam rentang hidup klien.
- Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti:
kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan
kehidupan yang terisolasi disertai stress.

Faktor Presipitasi terjadinya halusinasi adalah Secara umum klien


dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya hubungan yang
bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak
berdaya.Penilaian individu terhadap stressor dan masalah koping dapat
mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006). Menurut Stuart
(2007),

E. RINGKASAN KASUS
Nn. M dibawa ke RSJD Amino Gondohutomo tanggal 21 Maret 2019
karena klien selama kurang lebih 2 minggu mengamuk , merusak kamar , sulit
makan , tidak mau bicara, dan klien kurang lebih 8 bulan tidak pernah kontrol
dan tidak minum obat. Klien merasa ada yang mau menyantet sehingga menutup
wajahnya dengan kain ,mendengar suara-suara saat diolok-olok teman sekolah
sehingga pasien tidak mau sekolah dan melihat bayangan seperti setan. Klien
tinggal bersama kedua orang tua nya serta kakak wanita nya di Kaliwungu ,
Kendal. Klien sudah 2 kali di rawat di RSJD Amino Gondohutomo.
LAPORAN KASUS RESUME

1. Identitas klien
Nama : Nn. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 19 tahun
Tanggal masuk : 25 maret 2019
Alamat : Kendal, Jawa Tengah
2. Alasan masuk RS
Klien selama kurang lebih 2 minggu mengamuk , merusak kamar , sulit makan , tidak
mau bicara, dan klien kurang lebih 8 bulan tidak pernah kontrol dan tidak minum obat.
Klien sudah dua kali di rawat di RSJ
3. Predisposisi dan presipitasi
a. Predisposisi : klien selalu menyendiri di kamar , dan teman teman menjauhi
nya .
b. Presipitasi : Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena klien tidak
control.

4. Analisa Data

Tgl / Jam Data Diagnosa Paraf

Selasa , 2 April DS : Perubahan persepsi


2019  Klien mengatakan mendengar bisikan- sensori : halusinasi
09.00 WIB bisikan saat di ejek teman temannya di pendengaran
sekolah dan di kampung
Dila
DO :
 Klien tampak sering menyendiri , klien
tampak sering bingung dan melamun ,
klien sulit untuk fokus.

5. Diagnosa Keperawatan
Perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
6. Rencana Tindakan Keperawatan

Tanggal / Diagnosa Rencana Keperawatan


Jam Keperawatan Tujuan Tindakan Rasional
2 April Perubahan Membantu Melakukan SP 1
2019 persepsi klien mengenal - Menjelaskan cara - Klien dapat
11.00 WIB sensori : halusinasi mengontrol mengontrol
halusinasi halusinasi halusinasinya
pendengaran - Mengajarkan klien dan menerapkan
mengontrol setiap kali
halusinasi dengan halusinasi dating
menghardik
halusinasi

7. Catatan keperawatan

Tanggal/jam Implentasi Evaluasi Ttd

2 April Melakukan Sp 1 S : Klien mengatakan sering


2019 mendengar bisikan suara setiap kali
Membantu pasien mengenal halusinasi,
datang kurang lebih selama 5 menit,
11.30 WIB menjelaskan cara mengontrol halusinasi,
dalam 1 hari suara itu sering muncul
mengajarkan pasien mengontrol
halusinasi dengan menghardik halusinasi. O : klien mudah diajak bicara, sesekali
tidak fokus, dapat melakukan apa yang
Ds : Klien mengatakan mendengar
telah diajarkan yaitu menghardik
bisikan-bisikan saat di ejek teman
halusinasi, Klien dapat berbincang-
temannya di sekolah dan di kampung
bincang dengan teman lain
Do : Klien tampak sering menyendiri ,
klien tampak sering bingung dan melamun
A : masalah halusinansi pendengaran
, klien sulit untuk fokus.
sudah teratasi

Diagnosa keperawatan
P : lanjutkan SP keluarga
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
pendengaran

Rencana tindak lanjut

Melanjutkan SP pasien berikutnya

Anda mungkin juga menyukai