Makalah Psikologi Kel 5

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Kelompok 5
Nama : 1. Fingki Amelia 5152111007
2. Nobat Sihombing
3.
4.
5.
6.
7.
Kelas : Reguler A
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Yenni Mrito, M.Pd., M.Psi

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
kasih karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah psikologi
pendidikan tentang PENDEKATAN DAN TEKNIK BELAJAR ini dengan tepat waktu.
Semoga Makalah ini dapat dipahami bagi bapak/ibu dosen dan setiap teman yang
membacanya. Sekiranya Makalah yang telah kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun bagi setiap orang yang membacanya.
Kami menyadari bahwa dalam Makalah Metode ini masih banyak terdapat
kekurangan, dan kami mohon maaf apabila terdapat penyampaian kalimat yang kurang baik,
untuk itu sangat saya harapkan saran dan kritik dari berbagai sumber yang dapat membangun
sehingga menjadi lebih baik untuk kedepannya.

Medan, 2 April 2018


Penyusun

Kelompok 5

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR.................................................................................................II
DAFTAR ISI..............................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH....................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................1
C. TUJUAN..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DESAIN PENELITIAN.............................................................2
B. TUJUAN DAN MANFAAT DESAIN PENELITIAN........................................4
C. RUANG LINGKUP DAN LINGKUNGAN DESAIN PENELITIAN...............4

D. MACAM – MACAM DESAIN PENELITAN ...........................................5


E. DESAIN PELAKSANAAN PENELITIAN...................................................7

F. PENGELOMPOKAN DESAIN .....................................................................8

G. DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF................11

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN..................................................................................................12

B. SARAN.............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis
dan sarat perkembangan.Oleh karena itu perubahan dalam arti perbaikanatau peningkatan
mutu pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan tuntutan
masyarakat modern yang selalu ingin adanya (improvement oriented).
Untuk mencapainya, maka proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dankemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Mencermati hal tersebut di atas, guru harus mampu menguasai dan menerapkan
model, pendekatan, strategi maupun metodenya secara spesifik untuk mengoptimalkan
berkembangnya potensi anak didik dan keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Kemampuan
guru tersebut dituangkan dalam desain pembelajaran guna mencapai Pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif, menyenangkan. Keanekaragaman ini agar selaras dengan tingkat
perkembangan dan keseimbangan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik .
Kurangnya perhatian guru dalam penggunaan model, pendekatan, teknik serta
metode yang bervariasi, mengakibatkan motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan
dan dalam proses pembelajaran siswa lebih sering menonton gurunya mengajar dari pada
belajar.
Proses pembelajaran menjadi menyenangkan, berpetualang, menjelajah medan yang
belum dikenal, mencoba hal-hal baru, serta menikmati prosesnya. Guru berupaya
membimbing agar anak melakukan sendiri dan akhirnya tahu, guru menjadi fasilitator dan
anak belajar bagaimana ia belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat terwujud. Jikaguru
yang terlalu dominan di ruang kelas dan siswa tidak diberikan kebebasan untuk
mengekspresikan pendapat yang berbeda maka peroses belajar mengajar akan membosankan
dan tidak menyenangkan karena itulah pada kesempatan ini kami akan membahas
pendekatan, metode dan tekni pengajaran pendidikan agama Islam.

1
B. RUMUSAN MASALAH

a. Apa pengertian pendekatan dan teknik pembelajaran?


b. Apa ciri-ciri umum pendekatan pembelajaran yang baik?
c. Apa saja prinsip-prinsip penentuan pendekatan pembelajaran ?
d. Apa faktor penentu dalam pemilihan pendekatan teknik pembelajaran?
e. Apa saja jenis-jenis pendekatan pembelajaran?

C. TUJUAN PENULISAN

a. Pengertian Pendekatan dan Teknik Pembelajaran


b. Ciri-ciri umum pendekatan pembelajaran yang baik
c. Prinsip-prinsip penentuan pendekatan
d. Faktor penentu dalam pemilihan pendekatan dan teknik pembelajaran
e. Jenis-jenis pendekatan pembelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN


Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa
dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional. Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan
pembelajaran, apakah guru akan menjelaskan suatu pengajaran dengan materi bidang studi
yang sudah tersusun dalam urutan tertentu, ataukah dengan menggunakan materi yang terkait
satu dengan lainnya dalam tingkat kedalaman yang berbeda, atau bahkan merupakan materi
yang terintegrasi dalam satu kesatuan multi disiplin ilmu.
Menurut Roy Killen (dalam Adisusilo, 2012 : 86) ada 2 pendekatan utama dalam
pembelajaran yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centered approach), yang menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiry
serta strategi pembelajaran induktif. (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada guru (teacher centered approach), yang menurunkan strategi pembelajaran
langsung, pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Adapun beberapa pendekatan belajar menurut para ahli di kemukakan sebagai berikut :
a) PENDEKATAN BEHAVIOR
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon.
Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan,
atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi
yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau
gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud
konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati.
Meskipun aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat
menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati. Teori
Thorndike ini disebut pula dengan teori koneksionisme, koneksi disebut sebagai koneksi saraf
yang disebut sambungan saraf antara stimuli (S) dan respon (R). Agar tercapai hubungan

3
antara stimulus dan respons, perlu adanya kemampuan untuk memilih respons yang tepat
sertamelalui percobaan-percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan (error) terlebih dahulu
(Slavin, 2000).
Menurut Thorndike hukuman akan memperlemah ikatan berbeda dengan reward yang
memperkuat ikatan. Beberapa hukum belajar yang di kemukakan Thorndike yaitu :
1. Law of readiness yaitu hukum kesiapan. Maksudnya seseorang akan lebih mudah
belajar jika sudah memiliki kesiapan untuk hal di maksud.
2. Law of exercise yaitu hukum latihan. Ikatan antara stimulus dan respon dalam
belajar akan lebih kuat jika di lakukan pengulangan-pengulangan.
3. Law of effect yaitu hukum pengaruh. Mengarah pada hadiah yang konskrit, semakin
banyak hadiah yang di diterima seseorang dari hasil belajarnya maka semakin kuat
ikatan prilaku tersebut dengan hadiah yang di terimanya.

Menurut Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan
respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan
dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri
seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang
tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Watson adalah seorang behavioris
murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau
Biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat
diamati dan diukur.
Menurut Skinner Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih
mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara
sederhana, namun lebih komprehensif. Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan
respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan
perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh
sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena
stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu
akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki
konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya mempengaruhi
munculnya perilaku (Slavin, 2000). Oleh karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang
secara benar harus memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta
memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuaensi yang mungkin
timbul akibat respon tersebut. Skinner juga mengemukakan bahwa dengan menggunakan
4
perubahan-perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan
menambah rumitnya masalah. Sebab setiap alat yang digunakan perlu penjelasan lagi,
demikian seterusnya.

b) PENDEKATAN KOGNITIF
Teori kognitivisme pada hakikatnya adalah teori yang menjelaskan hal-hal yang
berkaitan dengan kemampuan manusia dalam memahami berbagai pengalamannya sehingga
mengandung makna bagi manusia tersebut. Menurut Martini Jamaris, kognitif adalah proses
yang terjadi secara internal di dalam otak pada waktu manusia sedang berpikir. Oleh sebab
itu, pemahaman terhadap perilaku manusia bukan dilakukan berdasarkan hubungan stimulus-
respon, akan tetapi berdasarkan proses yang terjadi di dalam pikiran manusia pada waktu
menerima informasi, seperti bagaimana informasi tersebut diorganisir, diingat, dan
digunakan. Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum
kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis),
evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk
mengembangkan kemampuan rasional (akal), juga teori kognitif lebih menekankan
bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang
dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang
lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara
kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.
Kognitivisme meyakini bahwa belajar adalah hasil dari usaha individu dalam
memaknai pengalaman-pengalamannya yang berkaitan dengan dunia sekitarnya. Oleh sebab
itu belajar adalah proses yang melibatkan individu secara aktif. Untuk melakukan hal
tersebut, maka seluruh kemampuan mental digunakan secara optimal. Hal ini tercermin dari
cara berpikir yang digunakan individu dalam menghadapi situasi tertentu, selanjutnya
harapan-harapan yang dirasakannya mempengaruhi cara ia belajar. Apa yang dipelajari
individu sangat tergantung dari apa yang telah diketahuinya, dengan demikian pengetahuan
yang ada dalam schemata atau struktur pengetahuan yang tersimpan dalam memori menjadi
dasar untuk mempelajari pengetahuan yang baru. Jadi issu sentral yang menjadi perhatian
para ahli psikologi kognitif adalah mekanisme yang berlangsung secara internal di dalam
pikiran manusia pada waktu manusia berpikir dan proses yang terjadi dalam usaha manusia
untuk mengetahui sesuatu yang dipikirkannya.

5
B. CIRI-CIRI UMUM PENDEKATAN PEMBELAJARAN YANG BAIK.
Ada beberapa ciri dari sebuah pendekatan pembelajaran yang baik untuk pembelajaran :

1. Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat,

2. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak siswa dan materi,

3. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan mengantarkan siswa
pada kemampuan praktis,

4. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi pelajaran,

5. Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya,

6. Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam keseluruhan
proses pembelajaran.

C. PRINSIP-PRINSIP PENENTUAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN


Beberapa prinsip yang mendasari penentuan pendekatan dan metode dalam proses
pembelajaran, yaitu:
1. Prinsip motivasi dan tujuan belajar.
Motivasi memiliki kekuatan sangat dahsyat dalam proses pembelajaran. Belajar tanpa
motivasi seperti badan tanpa jiwa atau laksana mobil tanpa bahan bakar.

2. Prinsip kematangan dan perbedaan individual.


Belajar memiliki masa kepekaan masing-masing dan tiap anak memiliki tempo kepekaan
yang tidak sama. Kepekaan intelektual anak menurut J. Piaget memiliki 3 fase yaitu: fase
praoperasional, fase operasi konkret, fase operasional formal.

3. Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis.


Belajar dengan memperhatikan peluang sebesar-besarnya bagi praktisi anak didik dan
pengalaman langsung oleh anak jauh memiliki makna dari pada belajar verbalistik.

4. Integrasi pemahaman dan pengalaman.


Penyatuan pemahaman dan pengalaman menghendaki suatu proses pembelajaran yang
mampu menerapkan pengalaman nyata dalam suatu proses belajar. Prinsip belajar ini
didasarkan pada asumsi bahwa pengalaman mendahului proses belajar dan isi pengajaran
atau makna sesuatu harus berasal dari pengalaman siswa sendiri. Pendekatan belajar yang

6
mungkin dapat dilakukan adalah: mengalami, mengungkapkan, mengolah, menyimpulkan
dan menerapkan.

5. Prinsip fungsional.
Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang bermanfaat bagi kehidupan
berikutnya. Setiap belajar nampaknya tidak bisa lepas dari nilai manfaat sekalipun bisa
berupa manfaat teoritik atau praktis bagi kehidupan sehari-hari.

6. Prinsip menggembirakan.
Belajar merupakan proses yang terus berlanjut tanpa henti, tentu seiring dengan kebutuhan
dan tuntutan yang terus menerus, maka metode pembelajaran jangan sampai memberi kesan
memberatkan sehingga kesadaran belajar pada anak cepat berakhir.

D. FAKTOR PENENTU DALAM PEMILIHAN PENDEKATAN, METODE DAN


TEKNIK PEMBELAJARAN
Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri atas komponen
tujuan, bahan pelajaran, pendekatan dan metode, alat, siswa dan guru. Sebagai suatu sistem,
komponen-komponen tersebut saling berkaitan erat, saling mempengaruhi. Oleh karena itu,
dalam memilih dan menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran, komponen tujuan,
bahan pengajaran, pendekatan dan metode, alat, siswa, dan guru merupakan faktor-faktor
yang mempengaruhi.

E. TEKNIK PEMBELAJARAN
Teknik menurut Adisusilo adalah suatu cara yang dilakukan seseorang dalam rangka
mengimplementasikan suatu metode. Misal cara berceramah yang efektif dan efisien di siang
hari dengan jumlah siswa yang banyak, tentu berbeda dengan ceramah untuk siswa yang
jumlahnya sedikit.
Teknik belajar merupakan cara yang dapat ditempuh untuk belajar efektif. Beberapa
bentuk teknik belajar yang dapat diterapkan adalah :
1. Sikap mental
Yang terpenting dalam belajar adalah sikap mental. Oleh karena itu yang pertama perlu
dibangun adalah konsep diri dan pikiran positif. Ketika seseorang merasa dirinya mampu
maka hal ini akan menjadi sikap mental yang mendorong seseorang untuk meraih
impiannya. Begitu sebaliknya ketika seseorang mengatakan dirinya tidak mampu maka
7
secara alamiah kemampuan yang sudah dimiliki seseorang akan menurun, sehingga yang
yang bersangkutan memang benar-benar tidak mampu. Oleh karena itu dalam belajar
seseorang perlu memiliki kata-kata motivasi untuk membangkitkan semangatnya agar
berhasil.

2. Rencana Belajar
Membuat rencana belajar secara tertulis baik rencana harian,mingguan. Tentukan waktu
penyelesaian tugas-tugas secara rinci untuk setiap harinya.

3. Berkonsentrasi
Teknik belajar yang ketiga yaitu berkonsentrasi, hal ini dapat dilakukan dengan senam
otak, relaksasi, mediasi.

4. Mengikuti pelajaran
Kemampuan untuk mengikuti pelajaran di dalam kelas seperti mendengar, menyimak,
dan memberi respon. Posisi duduk ketika mengikutin pelajaran perlu diperhatikan. Orang
yang bersemangat dalam belajar biasanya berada dalam keadaan tubuh condong kedepan
sedikit., menganggukkan kepala tanpa persetujuan, mengacungkan jari ketika bertanya,
mendengar sambil membuat catatan singkat.

Macam-macam metode teknik pembelajaran

a) METODE DEBAT

Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk
meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket
pro dan kontra.

Langkah-langkah pelaksanaan metode:

1. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat
orang.

2. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang
lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan.

3. Laporan masing-masing kelompok yang me

8
b) METODE ROLE PLAYING

Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.
Kelebihan metode Role Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk
memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan
waktu yang berbeda.
3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu
melakukan permainan.
4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bag

c) METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam


kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu
masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau
secara bersama-sama.

d) METODE DEMONSTRASI (DEMONSTRATION METHOD)

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,


kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui
penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang
sedang disajikan.

Manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah:


a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.

e) METODE INQUIRY

Metode inquiry adalah metode yang mempu menggiring peserta didik untuk menyadari
apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subjek
belajar yang aktif.

9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa
dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional. Teknik adalah suatu
cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Faktor-
faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan teknik pembelajaran yaitu tujuan belajar,
bahan belajar, siswa, guru, waktu dan fasilitas belajar dan sarana belajar

B. SARAN

. Sebaiknya guru benar-benar mengerahkan kemampuan untuk tercapainya tujuan


pembelajaran yang diharapkan dengan menggunakan pendekatan, metode dan teknik yang
tepat dalam mengajar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sudjana. 2010. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung : Falah


Sri,Esti wuryani Djiwandono.2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia
Milfayetty,Sri. Dkk. 2018. “Psikologi Pendidikan”. Medan : PPS UNIMED

11

Anda mungkin juga menyukai