Anda di halaman 1dari 6

Proposal penelitian

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN HAND SANITIZER GEL


EKSTRAK DAUN PINANG (Areca catechu L.) TERHADAP BAKTERI
Staphylococcus Aureus

Proposal Penelitian ini diajukan untuk


Menyusun Laporan Tugas Akhir

Diajukan oleh :

ALOYSIUS KEVIN Y. KELANIT


NIM. PO.71.26.6.16.003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
JURUSAN FARMASI
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit sering berasal dari mikroorganisme yang tidak dapat dilihat


oleh mata secara langsung. Mikroorganisme tersebut dapat dijumpai dimana
saja, terutama tempat-tempat umum dan fasilitas umum lain yang
memungkinkan menjadi tempat berkembang biaknya mikroorganisme. Salah
satu bentuk penyebaran mikroorganisme pada manusia adalah melalui tangan.
Tangan merupakan alat transmisi dari mikroorganisme pada saluran
pernafasan dan mulut yang utama (Arya, 2012).
Mencuci tangan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting
dalam upaya untuk menjaga agar tubuh terhindar dari penyakit, khususnya
infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme. Namun kadang keberadaan
sabun dan air tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Hand sanitizer diciptakan sebagai jalan keluar dari permasalahan
tersebut. Pembersih tangan yang praktis, mudah dibawa kemana-mana serta
dapat diperoleh di modern market. Menggunakan pembersih tangan yang
mengandung antiseptik pada saat ini sudah umum digunakan oleh masyarakat
yang peduli kesehatan dengan menjaga kebersihan tangan. Salah satu
antiseptik yang banyak dijual di pasaran adalah hand sanitizer gel (Benjamin,
2010).
Gel merupakan salah satu bentuk sediaan yang cukup digemari
sebagai hand sanitizer. Pada penelitian ini digunakan HPMC sebagai basis gel
karena HPMC sering digunakan pada sediaan gel topikal. HPMC bersifat
netral, mempunyai pH yang stabil antara 3-11, tahan terhadap asam basa,
serangan mikroba, dan panas. Hasil penelitian Madan and Singh, (2010)
menyebutkan basis HPMC memiliki kecepatan pelepasan obat yang baik, dan
daya sebarnya luas. Penelitian serupa yang dilakukan Suardi et al., (2008)
yang menggunakan basis HPMC dengan variasi konsentrasi (3%, 3,5% dan
4%) menyebutkan basis HPMC 3,5% merupakan basis gel yang memberikan

1
2

penurunan keparahan lesi jerawat lebih baik dibandingkan dengan kontrol


positifnya
Bahan antibakteri yang digunakan dalam formula sediaan gel
biasanya dari golongan alkohol (etanol, propanol, isopropanol) dengan
konsentrasi ± 50% sampai 70% dan jenis desinfektan yang lain seperti
klorheksidin, triklosan (Block, 2001). Alkohol sebagai desinfektan
mempunyai aktivitas bakterisidal, bekerja terhadap berbagai jenis bakteri,
tetapi tidak terhadap virus dan jamur. Akan tetapi karena merupakan pelarut
organik maka alkohol dapat melarutkan lapisan lemak dan sebum pada kulit,
dimana lapisan tersebut berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi
mikroorganisme (Jones, 2003).
Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai antibakteri
adalah pinang (Areca catechu L.). Di Papua sendiri, tumbuhan pinang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat sehari-hari. Pinang mengandung senyawa
alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan polifenol yang diketahui berkhasiat
sebagai antibakteri. Beberapa penelitian menunjukkan ekstrak etanol biji
pinang dapat menghambat bakteri seperti Staphylococcus aureus, Escherchia
colli, Pseudomonas aeruginosae, dan Candida albicans. Sanarto dkk, 2011
dalam penelitiannya menunjukkan bahwa ekstrak biji pinang (Areca catechu
L.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dengan
Kadar Hambat Minimum (KHM) pada konsentrasi 1,5% yang ditandai dengan
tidak adanya pertumbuhan bakteri pada media agar. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Nur Afni dkk pada tahun 2015, ekstrak biji pinang yang
diujikan pada bakteri Streptococcus Mutans menunjukkan hasil yang
signifikan. Hasilnya, semakin tinggi konsentrasi ekstrak biji pinang dalam
sediaan, maka semakin besar pula diameter daya hambat antibakterinya.
Belum diketahui secara pasti kandungan yang terdapat dalam daun pinang,
tetapi ada kemungkinan kandungan zat kimia dalam daun pinang hampir sama
dengan kandungan yang ada dalam bagian tanaman pinang lainnya.
Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti melakukan penelitian
terhadap daun pinang untuk dijadikan sediaan gel dan memilih judul Uji
3

Aktivitas Antibakteri Sediaan Hand Sanitizer Gel Ekstrak Daun Pinang (Areca
catechu L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat di rumuskan permasalahan
sebagai berikut :
Bagaimana uji aktivitas antibakteri sediaan hand sanitizer gel ekstrak daun
pinang ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui aktivitas antibakteri sediaan hand sanitizer gel ekstrak
daun pinang terhadap staphylococcus aureus
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dari ekstrak daun
pinang.
b. Untuk mengetahui mutu fisik dari sediaan hand sanitizer gel ekstrak
daun pinang
c. Untuk mengetahui konsentrasi terbaik dari 0,1%, 1%, dan 10% yang
dapat menunjukkan aktivitas antibakteri
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
Memberikan informasi hasil dan menambah data penelitian dari formulasi
sediaan gel ekstrak daun pinang
2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi bagi masyarakat mengenai gel yang dibuat dari daun
pinang
3. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman dalam melakukan penelitian dan menambah
wawasan dalam menganalisis sediaan gel ekstrak daun pinang.
4. Bagi Peneliti Lain
Sebagai acuan penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan formulasi dan
aktivitas antibakteri ekstrak daun pinang
4

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1. Keaslian Penelitian


No Nama Peneliti Tahun Judul

Uji Aktivitas Antibakteri Pasta Gigi


1. Nur Afni, Nasrah 2015 Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu L.)
Said, Yuliet Terhadap Streptococcus Mutans dan
Staphylococcus Aureus

Perdina
Aktivitas Antimikroba Fraksi Ekstrak
Nursidika,
2. 2014 Etanol Buah Pinang (Areca catechu
Opstaria
L.) pada Bakteri Methicillin Resistant
Saptarini, Nurul
Staphylococcus aureus
Rafiqua

Pada penelitian yang dilakukan oleh Nur Afni dkk (2015)


menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi biji pinang dalam pasta gigi
maka diameter daya hambat terhadap bakteri semakin besar. Hal ini
disebabkan karena semakin tinggi konsentrasi bahan uji, yang berarti semakin
besar jumlah zat aktif yang terkandung dalam ekstrak, maka semakin besar
pula kemampuan bahan uji dalam menghambat pertumbuhan suatu bakteri.
Kemudian dalam penelitian Perdina Nursidika dkk (2014), untuk
mengetahui senyawa dalam pinang yang memiliki aktivitas antibakteri
dilakukan bioautografi. Hasil bioautografi menunjukkan bahwa bercak noda
fraksi air buah pinang dapat menghambat pertumbuhan bakteri jenis MRSA,
terbukti dengan zona jernih yang terbentuk setelah perlakuan dan inkubasi
selama 24 jam.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya (Nur Afni dkk,
2015) yaitu simplisia yang digunakan adalah biji pinang kemudian
diformulasikan menjadi pasta gigi dan di uji aktivitas pada bakteri
Streptococcus Mutans.
5

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penelitian lainnya


(Nursidika dkk, 2014) adalah simplisia yang digunakan adalah buah pinang
kemudian di uji aktivitas pada bakteri Methicillin Resistant Staphylococcus
aureus.

Anda mungkin juga menyukai