Anda di halaman 1dari 1

Kinerja hdydrolic jet pump pada sumur SDP-98

PENDAHULUAN
Cadangan dan produksi minyak yang turun tidak dapat di interpreasikan minyak kita sudah
habis, Untuk memenuhi Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia, Upaya yang
dilakukan mencari sumur sumur baru. Mengoptimasikan ladang sumur yang ada dan dilakukan
penelitian untuk upaya mengoptimalkan laju produksi minyak pada ladang minyak yang sudah
ada, dengan meningkatkan efisiensi volumetrik pompa yang dipergunakan.
Pengangkatan buatan (artificial lift) sudah dilakukan untuk membantu memproduksikan
minyak di lapangan. Pemilihan metode artificial lift yang tepat sangat diperlukan untuk
memperoleh produksi minyak yang optimum. Dalam pengoperasian Hdydraulic Pump Unit (HPU)
di lapangan minyak, seringkali ditemukan permasalahan ketidak sesuaian laju produksi yang
diinginkan dengan laju produksi yang sebenarnya, sehingga diperlukan suatu evaluasi terhadap
kinerja Hdydraulic Pump Unit (HPU) tersebut untuk mendapatkan kinerja pompa dan hasil
produksi yang optimum.

BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu memprediksikan kapan sumur akan
membutuhkan pengangkatan buatan untuk meningkatkan laju produksi pada sumur SDP-98,
memilih alat untuk pengangkatan buatan seperti Hdydraulic Pump Unit contohnya jet pump pada
kondisi reservoir dan sumur yang tepat.

DASAR TEORI
Jet Pump telah dikembangkan sejak tahun 1930. Jet pump mulai popular pada tahun 1970
di industri minyak dan sangat populer digunakan di perumahan untuk memompa air. Jet pump
cukup baik untuk memproduksi minyak dengan laju cukup besar, karena biaya operasi rendah,
tidak mudah rusak karena tidak ada bagian metal yang bergerak, toleran terhadap pasir, sedikit gas
dan mengimbangi kehilangan efisiensi pompanya. Jet pump merupakan salah satu dari hanya dua
kemungkinan artificial lift yang dapat digunakan di subsea offshore, karena pipa salur di dalam
laut radius putarannya kecil, sehingga hanya gas lift valve dan jet pump yang bisa lewat.
Prinsip Kerja Jet Pump atau pompa jet adalah hidrodinamis seperti ESP dan bukannya statis
seperti PHP ataupun SRP. Prinsip kerjanya adalah berdasarkan transfer momentum antara dua
aliran power fluid bertekanan tinggi yang dialirkan melalui suatu nozel dan energi potensial diubah
ke energi kinetis dalam bentuk kecepatan tinggi atau jet. Dengan bercampurnya power fluid
dengan fluida produksi maka momentum dipindahkan ke fluida produksi sehingga energinya akan
meningkat. Dengan dilakukannya pencampuran tersebut maka kecepatan fluida akan berkurang
dan sebagian energinya diubah kembali ke energi potensial yang cukup untuk mengirim campuran
tersebut ke permukaan. Ukuran dan bentuk nozle serta throat mempengaruhi laju aliran sedangkan
perbandingan luas nozle dan throat mempengaruhi head yang terjadi selain juga laju aliran yang
berhubungan dengan head itu seperti juga pada ESP. Makin besar perbandingan nozle terhadap
throat maka makin besar pula head yang bisa didapat.

Anda mungkin juga menyukai