P.O KLP 13 Isu Isu Ontemporer Dalam Kepemimpinan
P.O KLP 13 Isu Isu Ontemporer Dalam Kepemimpinan
Disusun oleh:
Muhammad Furqon
(1702122434)
Siti Mulyati
(1702114629)
Tasya Rahmadana
(1702111147)
Winda Muslimah
(1702110093)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI RIAU
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
“PERILAKU ORGANISASI” Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi
besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah
untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah PERILAKU ORGANISASI di program studi
Akuntansi. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen
PERILAKU ORGANISASI
Penyaji
DAFTAR ISI
1. BAB I 3
1.2. Tujuan 3
2. BAB II 4
2.1. Pembingkaian 4
3. BAB III 13
3.1 Kesimpilan 13
3.2 Saran 13
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Isu isu kontemporer mengenai kepeimpinan belakangan ini makin santer terdengar, banyak para
peneliti yang meneliti tentang berbagai macam kepemimpinan, cara membentuk seseorang
menjadi pemimpin, dan faktor faktor yang mebentuk seseorang menjadi pemimpin. Pada era
globalisasi semacam ini pemimpin yang efetif dan efisien, bersahabat sangat dibutuhkan di dunia
kerja yang semakin cepat berkembang ini, para pemimpin mempunyai tugas untuk megantarkan
suatu organisasi mencapai tujuannya dengan tepat. Para pemimpin harus bisa meminimalisirkan
biaya produksi dan mecapai laba yang sebanyak mungkin untuk kesejahteraan karyawannya,
pemimpin juga dituntut agar peka pada setiap perubahan yang terjadi baik dari dalam maupun
dari luar.
Dari pengkajian dan pendalaman materi mengenai isu isu kontemporer dalam kepemimpinan,
ada banyak masalah yang perlu dipertanyakan, diantaranya adalah ;
1.3. Tujuan
Dari penulisan makalah ini penulis berusaha menjelaskan secara singkat tentang materi isu-isu
kontemporer kepemimpinan dengan tujuan
1. Para pembaca bisa memperoleh ilmu kepemimpinan dari makalah ini.
2. Pembaca juga diharapkan bisa menginterprestasikan ilmu-ilmu yang didapat dari makalah ini
dan,
3. Makalah ini bisa menjadi salah satu referensi dalam pembuatan karya ilmiah lainnya.
Bab II
Isu-Isu kontemporer Dalam Kepemimpinan
2.1 Pembingkaian : menggunakan kata-kata untuk mebingkai makna dan memberi informasi
kepada orang lain.
Pembingkaian adalah suatau cara menggunakan bahasa untuk mengelola makna. Ini merupakan
cara pemimpin untuk mempengaruhi bagimana suatu kejadian harus dilihat atau dipahami.
Pembingkaian melibatkan pemilih dan penekanan satu atau lebih aspek dari suatu subjek dengan
mengabaikan yan lain.
1. Visi dan artikulasi : memiliki visi yang ideal bahwa masa depan lebih baik dari hari ini dan
mengklarifikasikan pentinggnya visi yanng bisa dipahami orang lain.
2. Risiko pribadi : bersedia mengambil resiko pribadi yang tinggi, mengeluarkan biaya yang besar,
dan berkorban untuk mencapai visi tersebut.
3. Sensitif dengan kebutuhan bawahan : menerima kemampuan orang lain dan bertanggungjawab
atas kebutuhan dan perasaan mereka.
4. Perilaku yang tidak konvensional : memiliki perilaku yang dianggap baru dan berlawanan
dengan kebiasaan.
a) Kepemimpian karismatik
merupakan bakat namun juga bisa diciptakan melalui beberapa latihan yang mencakup tiga tahap
diantaranya adalah:
1. seseorang perlu mengenbangkan aurakarisma dengan cara mempertahankan cara
pandang yang yang optimis.
2. , seseorang menarik orang lain dengan cara menciptakan ikatan yang menginspirasi orang
lain tersebut untuk mengikutinya.
3. seseorang menyebarkan potensi kepada pengikutnya dengan cara menyentuh emosi
mereka.
Cara pemimpin karismatik mempenngaruhi bawahannya adalah dimulai dari pernyataan visi
sang pemimpin, kemudian dilanjutkan pernyataan formal mengenai visi dan misi sang
pemimpin, dan setelah visi dan misi ditetapkan, seorang pemimpin kemudian
mlengkomunikasikan kinerja yang tinggi dan meyakini para bawahan bisa mencapainya,
sellanjutnya pemimpin menyatakannya melalui perkataan dan perbuatannya, seperangkat nilai
baru, dan melalui perilakunya memberikan teladan untuk ditiru para pengikutnya.
Kepemmipinan karismatik juga tergantung situasi, biasanya kepemimpinan karismatik ada
dalam suasana politik, konflik atau perang yang genting, melalui orang-orang yang mempunyai
jiwa juang dan punya visi serta tujuan yang nyata. Kepemimpinan karismatik juga memiliki
beberapa sisi gelap, diantaranya pemimpin karismatik mempengaruhi bawahannya untuk
bertindak anarkis, dan memperkaya diri sendir dengan penggunaan fasilitas yang diperoleh oleh
perusahaan secara berlebihan.
b) Kepemimpinan transformasional
Pemimpin tranformasonal menginspirasi para pengikutnya untuk mengesampingkan
kepentingan pribadi mereka demi kepentingan organisasi dan mereka mempunyai pengaruh yang
luar biasa pada diri para pengikutnya. Mereka menaruh perhatian terhadap kebutuhan
pengembangan diri para pengikutnya, mengubah kesadaran para pengikutnya atas isus-isu yang
ada dengan cara membantu orang lain memandang masalah lama dengan cara yang baru, serta
mampu menyenangkan hati dan menginspirasi para pengikutnya untuk bekerja keras guna
mencapai tujuan-tujuan bersama. Bedanya dengan pemimpin transaksional adalah pemimpin
transaksional mengispirasi para pengikutnya pada tujuan yang telah ditetapkan dengan cara
memperjelas peran dan tugas mereka.
Pemimpin autentik mengenal betul diri mereka sendiri, sangat memahami keyakinan dan nilai-
nilai yang dianutnya, serta bertindak berdasarkan nilai dan keyakinan tersebut secara terbuka dan
jujur. Para pengikutnya akan memandang mereka sebagai orang yang etis. Karena itu, kualitas
utama yang dihasilkan oleh kepemimpinan autentik adalah kepercayaan. Pemimpin autentik
berbagi informasi, mendorong komunikasi yang terbuka, dan berpegang teguh pada cita-citanya.
Hasilnya, oorang menjai percaya pada pemimpin autentik.
b) KEPERCAYAAN
Kepercayaan adalah ekspektasi atau pengharapan positif bahwa, orang lain tidak akan- melalui
kata-kata,tindakan,dan kebijakan bertindak secara oportunistik. Dua unsur penting dari definisi
kita adalah bahwa kepercayaan menyiratkan familiaritas dan resiko.
Ada lima dimensi yang mendasari konsep kepercayaan. Dimensi berikut adalah
integritas,kompetensi, konsistensi, kesetiaan, dan keterbukaan.
Integritas merujuk pada kejujuran dan kebenaran. Dari kelima dimensi yang telah disebutkan
sebelumnya, dimensi ini adalah yang paling penting saat seseorang menilai apakah orang lain
bisa dipercaya atau tidak.
Kompetensi meliputi pengetahuan serta keahlian teknis dan antarpersonal individu. Anda tidak
bisa menggantungkan diri pada seseorang yang kemampuannya tidak bisa anda percayai. Anda
perlu percaya bahwa orang tersebut memiliki keahlian dan kemampuan untuk melakukan apa
yang mereka katakan.
Konsistensi berkaitan dengan keandalan, prekdiktabilitas, dan penilain yang baik pada diri
seseorang dalam menangani situasi. Inkonsistensi antara kata dan perbuatan akan menurunkan
tingkat kepercayaan.
Kesetiaan kesediaan untuk melindungi dan menyelamatkan muka orang lain. Kepercayaan
mensyaratkan bahwa anda mampu untuk bergantung pada seseorang yang anda yakini tidak akan
berlaku secara oportunistik.
Keterbukaan ini berkaitan tentang apakah anda yakin orang akan mengatakan kepada anda
kebenaran yang sesungguhnya ?
2. Mentoring
3. Kepemimpinan Mandiri
Kepemimpinan mandiri menunjukan bahwa terdapat seperangkat proses yang membuat
seseorang bisa mengendalikan perilakunya sendiri.
Ada bebrapa hal yang disarankan untuk menyiapkan pemimpin mandiri :
i. Menjadi model pemimpin bagi diri sendiri. Lakukan observasi, tetapkan tujuan pribadi,
arah pribadi, dan penguatan diri yang menantang, kemudian tunjukan perilaku-perilaku
ini serta dorong orang lain untuk berlatih dan mempraktikan perilaku tadi.
ii. Dorong karyawan untuk menciptakan tujuan-tujuan yang mereka tetapkan sendiri.
Memiliki tujuan spesifik dan kuantitatif merupakan bagian terpenting dari kepemimpinan
mandiri.
iii. Beri penghargaan pada diri sendiri untuk memperkuat dan meningkatkan perilaku yang
diinginkan.
iv. Ciptakan pola pikir yang positif. Dorong karyawan untuk menggunakan gambaran
mental adan ajak mereka untuk berbicara pada diri sendiri yang pada gilirannya akan
menstimulasi motivasi dari dalam diri mereka.
v. Ciptakan iklim kepemimpinan mandiri.
vi. Dorong sikap kritis pada diri sendiri.
Asumsi yang mendasari kepemimpinan mandiri adalah bahwa orang memiliki tanggungjawab,
kemampuan, dan inisiatif tanpa hambatan eksternal dari atasan, atauran atau regulasi.
4. Kepemimpinan online
Tidak banyak penelitian saat ini mengenai kepemimpina online namun ada bebrapahal yang
perlu diingat bahwa kepemimpina online tersebut rentan dengan masalah atau gangguan
misalnya penulisan dengan huruf kapital semua, bisa saja yang menerima pesan mengartikan
bahwa manajer sedang marah dan tidak suka dengan kinerjanya, ini merupakan salah satu
gangguan pada kepemimpinan online yaitu salah persepsi.
Para pemimpin perlu yakin bahwa nada pesan mereka secara benar mencerminkan emosi yang
ingin mereka sampaikan. Para pemimpin online harus memilih suatu gaya penulisan tertentu.
Untuk menyampaikan kepemimpinan online secara efektif manajer harus mengakui bahwa
mereka memiliki pilihan-pilihan dalam kata, struktur, nada, dan gaya komunikasi digital mereka.
Mereka juga perlu mengembangkan keahlian membaca yang tersirat dalam pesan-pesan yang
mereka terima.
Pembahasan ini mengarahkan kita pada kesimpulan bahwa, bagi sejumlah manajer, keahlian
antarpersonal yang baik mungkin mencakup kemampuan untuk mengkomunikasikan dukungan
dan kepemimpinan melalui kata-kata tertulis pada layar komputer dan memaknai emosi pada
pesan oarang lain.
1. Seleksi
Ujian sangat berguna untuk menemukan dan memilih pemimpin. Tes kepribadian bisa digunakan
untuk mencari sifat-sifat yang berkaitan dengan kepemimpinan bersikap terbuka,cermat,dan
ingin mencari pengalaman baru. Tes untuk menemukan skor monitor mandiri si calon juga bisa
digunakan. Sikap monitor mandiri yang tinggi cenderung melampaui rekan mereka yang
memiliki skor rendah karena mereka lebih baik dalam membaca situasi dan menyesuaikan
perilaku mereka.
Wawancara juga memberikan peluang untuk menngevaluasi calon pemimpin. Anda bisa
menggunakan wawancara untuk menentukan apakah pengalaman kandidat sebelumnya sesuai
dengan posisi yang akan diisinya. Wawancara juga merupakan sarana yang baik
mengidentifikasi sifat-sifat kepemimpinan yang ada pada calon.
2. Pelatihan
Dari penelitian yang dilakukan menemukan bahwa terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan
manajemen untuk memperoleh hasil maksimal dari anggaran pelatihan kepemimpinan mereka.
Pertama, mari kita sadari kembali hal-hal yang sudah jelas. Tidak semua orang memiliki latar
belakang pelatihan yang sama. Pelatihan kepemimpinan dalam berbagai bentuk cenderung lebih
berhasil pada orang-orang yang memiliki kesadaran diri yang lebih tinggi dibandingan yang
rendah. Orang-orang seperti ini memiliki fleksibilitas untuk mengubah perilaku mereka.
Hal-hal yang mungkin bisa dipelajari dari kepemimpinan adalah
a. Penciptaan visi
b. Sebuah pemahaman tentang tema-tema yang penting bagi visi yang efektif
c. Membangun kepercayaan dan mentoring
d. Menganalisis situasi
Pada akhirnya, terdapat penelitian yang menunjukan bahwa pemimpin bisa dilatih untuk
memiliki keterampilan kepemimpinan transformasional. Bila telah dipelajari, keterampilan ini
akan memberikan hasil akhir yang menguntungkan pada laporan keuangan, baik dalam kinerja
keuangan dari bank-bank atau bagi pekerjaan-pekerjaan lain.
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Pembingkaian : menggunakan kata-kata untuk mebingkai makna dan memberi informasi kepada
orang lain.
Kepemimpinan karismatik : Max weber seorang sosialog ilmuan pertama yang membahas
kepemimpinan karismatik. Karisma berasal dari bahasa yunani yang berarti “anugerah”. Sebagai
suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan
biasanya di pandang sebagai kemampuan atau kualitas supranatural, manusia super, atau paling
tidak daya-daya istimewa
Tiga jenis kepercayaan
Kepercayaan berbasis pencegahan
Kepercayaan berbasis pengetahuan
Kepercayaan berbasis identifikasi
3.2 Saran
Penulis berharap makalah ini bisa bermnfaat bagi pembacanya, dan mungkin bila ada salah
penulisan atau salah dalam pengambilan sampel penulis mohon maaf dan mengharapkan saran
serta kritik dari pembaca.
Daftar pustaka
Perilaku organisasi (organizational behavior) edisi 12 buku 2 Stephen P.Robbins – Timothy