Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALA

Isu-Isu Kontemporer Dalam Kepemimpinan


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi
Dosen Pengampu :

Disusun oleh:
Muhammad Furqon
(1702122434)
Siti Mulyati
(1702114629)
Tasya Rahmadana
(1702111147)
Winda Muslimah
(1702110093)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI RIAU
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
“PERILAKU ORGANISASI” Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi
besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah
untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah PERILAKU ORGANISASI di program studi
Akuntansi. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen
PERILAKU ORGANISASI

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan


makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekabaru, 11 Mei 2018

Penyaji
DAFTAR ISI

1. BAB I 3

1.1. Latar Belakang 3

1.2. Tujuan 3

2. BAB II 4

2.1. Pembingkaian 4

2.2. Pendekatan Insapirasional terhadap Kepemimpinan 4

2.3. Kepemimpinan Autentik 6

2.4. Tiga jenis kepercayaan 7

2.5. Prinsip-prinsip dasar kepercayaan 8

2.6. Peran kepemimpinan kontemporer 8

2.7. Menemukan dan menciptakan pemimpin yang efektif 11

3. BAB III 13

3.1 Kesimpilan 13

3.2 Saran 13
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Isu isu kontemporer mengenai kepeimpinan belakangan ini makin santer terdengar, banyak para
peneliti yang meneliti tentang berbagai macam kepemimpinan, cara membentuk seseorang
menjadi pemimpin, dan faktor faktor yang mebentuk seseorang menjadi pemimpin. Pada era
globalisasi semacam ini pemimpin yang efetif dan efisien, bersahabat sangat dibutuhkan di dunia
kerja yang semakin cepat berkembang ini, para pemimpin mempunyai tugas untuk megantarkan
suatu organisasi mencapai tujuannya dengan tepat. Para pemimpin harus bisa meminimalisirkan
biaya produksi dan mecapai laba yang sebanyak mungkin untuk kesejahteraan karyawannya,
pemimpin juga dituntut agar peka pada setiap perubahan yang terjadi baik dari dalam maupun
dari luar.

1.2. Rumusan masalah

Dari pengkajian dan pendalaman materi mengenai isu isu kontemporer dalam kepemimpinan,
ada banyak masalah yang perlu dipertanyakan, diantaranya adalah ;

1. Bagaimana pemimpin yang baik itu memimpin ?


2. Apakah mejadi seorang pemimpin bisa di pelajari ?
3. Bagaimana cara pemimpin mempengaruhi bawahannya ?
4. Kenapa akhir- akhir ini, kepercayaan terhadap pemimmpin menurun ?

1.3. Tujuan
Dari penulisan makalah ini penulis berusaha menjelaskan secara singkat tentang materi isu-isu
kontemporer kepemimpinan dengan tujuan
1. Para pembaca bisa memperoleh ilmu kepemimpinan dari makalah ini.
2. Pembaca juga diharapkan bisa menginterprestasikan ilmu-ilmu yang didapat dari makalah ini
dan,
3. Makalah ini bisa menjadi salah satu referensi dalam pembuatan karya ilmiah lainnya.
Bab II
Isu-Isu kontemporer Dalam Kepemimpinan

2.1 Pembingkaian : menggunakan kata-kata untuk mebingkai makna dan memberi informasi
kepada orang lain.

Pembingkaian adalah suatau cara menggunakan bahasa untuk mengelola makna. Ini merupakan
cara pemimpin untuk mempengaruhi bagimana suatu kejadian harus dilihat atau dipahami.
Pembingkaian melibatkan pemilih dan penekanan satu atau lebih aspek dari suatu subjek dengan
mengabaikan yan lain.

Jika diterjemahkan kedalam bahasa seorang fotografer pembinkaian adalah mengarahkan


sudut pandang seseorang sehingga orang tersebut melhat suatu objek menurut sudut pandang si
fotografer tersebut.
Melalui pembingkaian para pemimpin dapat menggunakan bahasa untuk mempengaruhi persepsi
pengikutnya tentang suatu masalah, makna dari suatu kejadian,kayakinan tentang penyebab dan
konsekuensi dan visi akan masa depan. Lewat pembingkaianlah para pemimpin menentukan
apakah orang-orang memperhatikan suatu masalah, bagaimana mereka memahami dan
mengingat masalah-masalah yang ada, dan bagaimana mereka bereaksi terhadap suatu masalah.
Jadi, pembingkaian merupakan suatu alat yang sangat berguna bagi pemimpin untuk
mempengaruhi cara pandang dan interprestasi orang lain melalui suatu realitas.

2.2 Pendekatan Insapirasional terhadap Kepemimpinan


Kepemimpinan karismatik
Max weber seorang sosialog ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan karismatik.
Karisma berasal dari bahasa yunani yang berarti “anugerah”. Sebagai suatu sifat tertentu dari
seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya di pandang sebagai
kemampuan atau kualitas supranatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa.
Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang
bersumber dari illahi dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian danggap sebagai seorang
pemimpin. Ada beberapa karakteristik kunci dari pemimpin yang karismatik

1. Visi dan artikulasi : memiliki visi yang ideal bahwa masa depan lebih baik dari hari ini dan
mengklarifikasikan pentinggnya visi yanng bisa dipahami orang lain.
2. Risiko pribadi : bersedia mengambil resiko pribadi yang tinggi, mengeluarkan biaya yang besar,
dan berkorban untuk mencapai visi tersebut.
3. Sensitif dengan kebutuhan bawahan : menerima kemampuan orang lain dan bertanggungjawab
atas kebutuhan dan perasaan mereka.
4. Perilaku yang tidak konvensional : memiliki perilaku yang dianggap baru dan berlawanan
dengan kebiasaan.
a) Kepemimpian karismatik
merupakan bakat namun juga bisa diciptakan melalui beberapa latihan yang mencakup tiga tahap
diantaranya adalah:
1. seseorang perlu mengenbangkan aurakarisma dengan cara mempertahankan cara
pandang yang yang optimis.
2. , seseorang menarik orang lain dengan cara menciptakan ikatan yang menginspirasi orang
lain tersebut untuk mengikutinya.
3. seseorang menyebarkan potensi kepada pengikutnya dengan cara menyentuh emosi
mereka.
Cara pemimpin karismatik mempenngaruhi bawahannya adalah dimulai dari pernyataan visi
sang pemimpin, kemudian dilanjutkan pernyataan formal mengenai visi dan misi sang
pemimpin, dan setelah visi dan misi ditetapkan, seorang pemimpin kemudian
mlengkomunikasikan kinerja yang tinggi dan meyakini para bawahan bisa mencapainya,
sellanjutnya pemimpin menyatakannya melalui perkataan dan perbuatannya, seperangkat nilai
baru, dan melalui perilakunya memberikan teladan untuk ditiru para pengikutnya.
Kepemmipinan karismatik juga tergantung situasi, biasanya kepemimpinan karismatik ada
dalam suasana politik, konflik atau perang yang genting, melalui orang-orang yang mempunyai
jiwa juang dan punya visi serta tujuan yang nyata. Kepemimpinan karismatik juga memiliki
beberapa sisi gelap, diantaranya pemimpin karismatik mempengaruhi bawahannya untuk
bertindak anarkis, dan memperkaya diri sendir dengan penggunaan fasilitas yang diperoleh oleh
perusahaan secara berlebihan.

b) Kepemimpinan transformasional
Pemimpin tranformasonal menginspirasi para pengikutnya untuk mengesampingkan
kepentingan pribadi mereka demi kepentingan organisasi dan mereka mempunyai pengaruh yang
luar biasa pada diri para pengikutnya. Mereka menaruh perhatian terhadap kebutuhan
pengembangan diri para pengikutnya, mengubah kesadaran para pengikutnya atas isus-isu yang
ada dengan cara membantu orang lain memandang masalah lama dengan cara yang baru, serta
mampu menyenangkan hati dan menginspirasi para pengikutnya untuk bekerja keras guna
mencapai tujuan-tujuan bersama. Bedanya dengan pemimpin transaksional adalah pemimpin
transaksional mengispirasi para pengikutnya pada tujuan yang telah ditetapkan dengan cara
memperjelas peran dan tugas mereka.

Karakteristik kepemimpinan transaksional dan transformasional


Transaksional Tarnsformasional
Penghargaan bersyarat Pengaruh yang ideal
Manajemen dengan Motivasi yang inspirasional
pengecualian (akif)
Manajemen dengan Stimulasi intelektual
pengecualian (pasif)
Laissez - faire Pertimbangan yang bersifat
individual
Dalam beberapa tahun terakhir, telah banyakpenelitian yang dilakukan untuk menjelaskan
bagaimana kepemimpinan transformasional bekerja. Para pemimpin tranformasional mendorong
bawahannya agar lebih kreatif dan inovatif, serta berani mengambil resiko. Para pemimpin
tranformasional juga lebih efektif karena mereka sendiri juga lebih kretif dan juga efektif karena
mampu mendorong pengikutnya menjadi kreatif juga.
Adanaya tujun yang ditetapkan merupakan mekanisme penting lain yang menjelaskan bagaimana
kepemimpinan transformasional bekerja. Para pengikut pemimpin transformasional cenderung
mengejar tujuan-tujuan ambisius, memahami dan menyetujui tujuan-tujuan strategis
organisasi,dan yakin bahwa tujuan-tujuan yang mereka kejar itu penting.
Bukti-bukti yang mendukung keunggulan kepemimpinan transformasional dibandingkan
transaksional sangat banyak. Kepemimpinan transformasional telah menunjukan keberhasilannya
dibanyak negara, dan juga dalam pekerjaan yang berbeda.
Dari berbagai macam penelitian mengenai kepemimpinan transformasional dan transaksional,
keseluruhan bukti mengindikasikan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki korelasi
yang lebih kuat dibandingkan dengan kepemimpinan transaksional dengan tingkat perputaran
yang rendah, produktivitas yang lebih tinggi, dan kepuasan karyawan yang lebih tinggi.

2.3 Kepemimpinan Autentik : Etika dan Kepercayaan adalah fondasi kepemimpinan.

Pemimpin autentik mengenal betul diri mereka sendiri, sangat memahami keyakinan dan nilai-
nilai yang dianutnya, serta bertindak berdasarkan nilai dan keyakinan tersebut secara terbuka dan
jujur. Para pengikutnya akan memandang mereka sebagai orang yang etis. Karena itu, kualitas
utama yang dihasilkan oleh kepemimpinan autentik adalah kepercayaan. Pemimpin autentik
berbagi informasi, mendorong komunikasi yang terbuka, dan berpegang teguh pada cita-citanya.
Hasilnya, oorang menjai percaya pada pemimpin autentik.

a) Etika dan kepemimpinan


Etika bersentuhan dengan kepemimpinan dibeberapa titik. Para pemimpin transformasional
misalnya, digambarkan sebagaipengusung nilai-nilai moral tatkala mereka mencoba mengubah
sikap dan perilaku para pengikutnya.
Karisma juga mempunyai komponen etika. Pemimpin yang tidak beretika cenderung
menggunakan karisma mereka untuk menguasai para pengikutnya, yang akhirnya bermuara pada
kepuasan diri semata. Pemimpin yang etis diyakini menggunakan karisma mereka untuk
melayani sesama.
Kepemimpinan tidak terbebas dari nilai. Sebelum menilai seorang pemimpin sebagai seorang
yang efektif, kita harus mempertimbangkan cara yang digunakan oleh pemimpin tersebut, untuk
mencapai tujuan dan nilai moral dari tujuan tersebut sendiri.

b) KEPERCAYAAN
Kepercayaan adalah ekspektasi atau pengharapan positif bahwa, orang lain tidak akan- melalui
kata-kata,tindakan,dan kebijakan bertindak secara oportunistik. Dua unsur penting dari definisi
kita adalah bahwa kepercayaan menyiratkan familiaritas dan resiko.
Ada lima dimensi yang mendasari konsep kepercayaan. Dimensi berikut adalah
integritas,kompetensi, konsistensi, kesetiaan, dan keterbukaan.
Integritas merujuk pada kejujuran dan kebenaran. Dari kelima dimensi yang telah disebutkan
sebelumnya, dimensi ini adalah yang paling penting saat seseorang menilai apakah orang lain
bisa dipercaya atau tidak.
Kompetensi meliputi pengetahuan serta keahlian teknis dan antarpersonal individu. Anda tidak
bisa menggantungkan diri pada seseorang yang kemampuannya tidak bisa anda percayai. Anda
perlu percaya bahwa orang tersebut memiliki keahlian dan kemampuan untuk melakukan apa
yang mereka katakan.
Konsistensi berkaitan dengan keandalan, prekdiktabilitas, dan penilain yang baik pada diri
seseorang dalam menangani situasi. Inkonsistensi antara kata dan perbuatan akan menurunkan
tingkat kepercayaan.
Kesetiaan kesediaan untuk melindungi dan menyelamatkan muka orang lain. Kepercayaan
mensyaratkan bahwa anda mampu untuk bergantung pada seseorang yang anda yakini tidak akan
berlaku secara oportunistik.
Keterbukaan ini berkaitan tentang apakah anda yakin orang akan mengatakan kepada anda
kebenaran yang sesungguhnya ?

2.4 Tiga jenis kepercayaan

1. Kepercayaan berbasis pencegahan bentuk kepercayaan seperti ini di dasarkan pada


kekhawatiran akan terjadinya pembalasan dendam jika kepercayaan dikhianati. Orang –
orang yang memiliki hubungan seperti ini melakukan apa yang mereka katatan karena
mereka takut akan konsekuensi dari tidak melaksanakan kewajibannya.
Kepercayaan berbasis pencegahan hanya bisa berhasil sampai pada tngkat
dimungkinkannya ada hukuman, konsekuensi yang jelas, dan hukuman tersebut benar-
benar diberlakukan bila kepercayaaan dilanggar.
2. Kepercayaan berbasis pengetahuan kepercayaan didasarkan pada kemampuan
memprediksi perilaku yang bersumber dari pengalaman berinteraksi. Kepercayaan ini
terbentuk jika anda memiliki informasi yang memadai tentang seseorang sehingga anda
mengenal mereka secara cukup baik dan bisa memperkirakan dengan tepat perilaku
mereka.
Kepercayaan berbasis pengetahuan mengandalkan informasi dan bukan pencegahan.
Pengetahuan mengenai pihak lain dan kemampuan memprediksi sikap-sikap mereka
menggantikan kontrak, hukuman, dan perjanjian hukum yang umum berlaku pada
kepercayaan berbasis pencegahan.
Pada keprcayaan berbasis pengetahuan, kepercayaan tidak selalu bisa dilukai oleh
perilaku yang tidak konsisten. Jika anda yakin bisa menjelaskan dengan memadai atau
memahami pelanggaran yang dibuatnya, anda tetap bisa menerimanya, memaafkan orang
tersebut dan tetap menjalin hubungan. Namun, inkonsistensi yang sama pada level
pencegahan cenderung menghancurkan kepercayaan. Dalam konteks organisasional,
sebagian besar hubungan manajer dan karyawan adalah kepercayaan berbasis
pengetahuan.

3. Kepercayaan berbasis identifikasi tingkat kepercayaan tertinggi dicapai bila terjalin


hubungan emosional antarpihak yang ada. Kepercayaan berbasis identifikasi muncul
karena pihak-pihak saling memahami niat dan menghargai keinginan yang lain.
Pemahaman mutual ini dibangun sampai ketitik tertentu sehingga masing-masing bisa
bertindak secara efektif demi pihak lain.
Anda bisa melihat kepercayaan berbasis identifikasi di organisasi diantara orang-orang
yang telah bekerja sama dalam jangka waktu yang panjang dan memiliki pengalaman
yang memungkinkan mereka untuk saling memahami luar dalam.

2.5 Prinsip-prinsip dasar kepercayaan

Penelitian menunjukan adanya beberapa prinsip untuk memahami terbangunnya kepercayaan


dan ketidakpercayaan secara lebih baik.
I. Ketidak percayaan mengalahkan kepercayaan. Orang yaang memiliki rasa percaya pada
ornag lain menunjukan rasa percayanya dengan cara meningkatkan keterbukaannya
terhadap orang tersebut, membuka informasi yang relevan, dan menyatakan niat mereka
yang sebenarnya. Sedangkan orang yang tidak memiliki rasa percaya akan bertindak
sebaliknya.
II. Kepercayaan mewariskan kepercayaan. Seperti halnya rasa tidak percaya mengalahkan
rasa percaya, menunjukan kepercayaan kepada orang lain cenderung mendorong
munculnya balasan yang serupa.
III. Pertumbuhan sering kali menyembunyikan rasa tidak percaya. Pertumbuhan memberi
peluang kepada pemimpin untuk mendapatkan promosi dan cenderung mengabaikan
tugas-tugasnya.
IV. Penurunan atau perampingan merupakan ujian tertinggi bagi tingkat kepercayaan.
penurunan atau perampingan cenderung menghancurkan lingkungan yang memiliki rasa
percaya tinggi sekalipun.
V. kepercayaan meningkatkan kekompakan. Kepercayaan berarti orang memiliki keyakinan
bahwa mereka bisa saling mengandalkan.
VI. Kelompok yang tidak memiliki rasa percaya merusak dirinya sendiri. Konsekuensi wajar
dari prinsip sebelumnya adalah para anggota kelompok tidak saling percaya satu sama
lain, mereka akan mengalami kemunduran dan terpecah belah.
VII. Ketidakpercayaan umumnya menurunkan produktivitas. ketidakpercayaan membuat
orang terfokus pada perbedaan kepentingan para anggota, sehingga mempersulit mereka
mencapai tujuan bersama.

2.6 Peran kepemimpinan kontemporer

1. Menyediakan kepemimpinan tim


Beberapa dekade ini kepemimpinan tim menjadi topik yang sangat santer dibicarakan. Peran
pemimpin dalam mengarahkan para anggota tim menjadi isu yang paling penting. Satu hal yang
lebih tepat untuk meggambarkan tugas pemimpin tim adalah berusaha berfokus pada dua
prioritas : mengelola batas eksternal tim dan menfasilitasi proses tim. Pembahasan selanjutnya
akan memecah prioritas ini kedalam empat peran spesifik.
1) Pertama, pemimpin tim adalah penghubung dengan para konstituen eksternal. Mereka
mencakup manajemen puncak, tim internal lain, pelanggan dan pemasok. Pemimpin
mewakili tim ke para konstituennya, mengamankan sumber-sumber daya yang dibutuhkan,
memperjelas ekspekasi pihak lain terhadap tim, mengumpulkan informasi dari luar, dan
berbagi informasi ini dengan para anggota tim.
2) Kedua, pemimpin tim adalah orang yang menyelesaikan masalah. Ketika tim memiliki
masalah dan meminta bantuan, pemimpin tim mengadakan rapat dan berupaya untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
3) Ketiga, pemimpin tim adalah manajer konflik. Jika timbul pertentangan, mereka membantu
memproses konflik tersebut.
4) Keempat, pemimpin tim adalah pelatih. Mereka menjelaskan rkspektasi dan peran, mendidik,
menawarkan dukungan, memberi semangat dan melakukan apa saja yang diperlukan untuk
membantu anggota tim meningkatkan kinerja mereka.

2. Mentoring

Banyak pemimpin menciptakan hubungan mentoring (menjadi penasehat). Seorang mentor


adalah karyawan senior yang membantu dan mendukung karyawan yang masih kurang
berpengalaman(sebagai seorang anak didik).
Ada beberapa keuntungan pribadi yang didapat oleh senior dan organisasi jika menjadi mentor
salah satunya adalah hubungan mentor dan anak didik memberikan mentor akses langsung
terhadap sikap dan perasaan karyawan ditingkat yang lebih rendah. Anak didik bisa menjadi
sumber yang baik untuk mengidentifiksi berbagai masalah yang mungkin timbul dengan cara
meberikan tanda-tanda peringatan awal. Mereka memberikan informasi tepat waktu kepada
manajer yang lebih tinggi sehingga memotong jalur formal. Jadi pementor bisa mengetahui lebih
awal masalah yang timbul oleh anak didiknya sebelum mencapai manajemen tertinggi.
Anda mungkin beranggapan bahwa mentoring itu penting, tetapi sejauh ini penelitin menunjukan
sebaliknya. Dua penelitian berskala besar menunjukan bahwa manfaat mentoring lebig bersifat
psikologis daripada manfaatnya yang nyata. Berdasarkan penelitian ini, manfaat mentoring bagi
kesuksesan karir sangat kecil. Mungkin memiliki mentor menyenangkan tapi, tidak bisa
dibuktikan bahwa memiliki mentor adalah penting bagi karir seseorang.

3. Kepemimpinan Mandiri
Kepemimpinan mandiri menunjukan bahwa terdapat seperangkat proses yang membuat
seseorang bisa mengendalikan perilakunya sendiri.
Ada bebrapa hal yang disarankan untuk menyiapkan pemimpin mandiri :
i. Menjadi model pemimpin bagi diri sendiri. Lakukan observasi, tetapkan tujuan pribadi,
arah pribadi, dan penguatan diri yang menantang, kemudian tunjukan perilaku-perilaku
ini serta dorong orang lain untuk berlatih dan mempraktikan perilaku tadi.
ii. Dorong karyawan untuk menciptakan tujuan-tujuan yang mereka tetapkan sendiri.
Memiliki tujuan spesifik dan kuantitatif merupakan bagian terpenting dari kepemimpinan
mandiri.
iii. Beri penghargaan pada diri sendiri untuk memperkuat dan meningkatkan perilaku yang
diinginkan.
iv. Ciptakan pola pikir yang positif. Dorong karyawan untuk menggunakan gambaran
mental adan ajak mereka untuk berbicara pada diri sendiri yang pada gilirannya akan
menstimulasi motivasi dari dalam diri mereka.
v. Ciptakan iklim kepemimpinan mandiri.
vi. Dorong sikap kritis pada diri sendiri.
Asumsi yang mendasari kepemimpinan mandiri adalah bahwa orang memiliki tanggungjawab,
kemampuan, dan inisiatif tanpa hambatan eksternal dari atasan, atauran atau regulasi.
4. Kepemimpinan online
Tidak banyak penelitian saat ini mengenai kepemimpina online namun ada bebrapahal yang
perlu diingat bahwa kepemimpina online tersebut rentan dengan masalah atau gangguan
misalnya penulisan dengan huruf kapital semua, bisa saja yang menerima pesan mengartikan
bahwa manajer sedang marah dan tidak suka dengan kinerjanya, ini merupakan salah satu
gangguan pada kepemimpinan online yaitu salah persepsi.
Para pemimpin perlu yakin bahwa nada pesan mereka secara benar mencerminkan emosi yang
ingin mereka sampaikan. Para pemimpin online harus memilih suatu gaya penulisan tertentu.
Untuk menyampaikan kepemimpinan online secara efektif manajer harus mengakui bahwa
mereka memiliki pilihan-pilihan dalam kata, struktur, nada, dan gaya komunikasi digital mereka.
Mereka juga perlu mengembangkan keahlian membaca yang tersirat dalam pesan-pesan yang
mereka terima.
Pembahasan ini mengarahkan kita pada kesimpulan bahwa, bagi sejumlah manajer, keahlian
antarpersonal yang baik mungkin mencakup kemampuan untuk mengkomunikasikan dukungan
dan kepemimpinan melalui kata-kata tertulis pada layar komputer dan memaknai emosi pada
pesan oarang lain.

5. Kepemimpinan sebagai suatu atribusi


Teori atribusi kepemimpinan mengatakan bahwa, kepemipinan adalah atribusi yang dibuat orang
atas orang lain. Teori ini menunjukan bahwa orang menganggap pemimpin memiliki sifat-sifat
seperti kecerdasan, kepribadian yang menyenangkan, keahlian verbal yang kuat, agresifitas,
pemahaman, dan ketekunan. Pada tingkat organisasi, kerangka atribusi berkaitan dengan kondisi
menggunakan kepemimpinan untuk menjelaskan hasil-hasil organisasional.
Sejalan dengan teori atribusi kpemimpinan, bisa dikatakan bahwa hal penting untuk dikatakan
sebagai pemimpin yang efektif adalah memproyeksikan tampilan menjadi seorang pemimpin dan
bukan berfokus pada pencapaian aktual. Calon-calon pemimpin bisa berupaya membentuk
persepsi bahwa mereka cerdas,berkepribadian, mahir berkata-kata, agresif, pekerja keras, dan
konsisten.

6. Subtitusi dan Penetralisasi Kepemimpinan


Penetralisasi membuat perilaku pemimpin tidak mungkin menghasilkan perbedaan pada
pengikutnya. Penetralisasi menegasi pengaruh pemimpin. Tetapi, subtitusi membuat pengaruh
pemimpin tidak hanya tidak mungkin namun juga tidak perlu. Subtitusi berfungsi sebagai
pengganti pengaruh pemimpin. Pengalaman dan pelatihan bisa menggantikan kebutuhan atas
dukungan pemimpin atau kemampuan untuk menciptakan struktur dan mengurangi ambiguitas
tugas.
Temuan bahwa pemimpin tidak selalu memiliki pengaruh terhadap para pengikutnya, tidaklah
mengejutkan. Lagi pula, kita telah mengenal sejumlah variabel dalam teks ini
sikap,kepribadian,kemampuan,dan norma-norma kelompok, yang dapat mempengaruhi kinerja
dan kepuasan karyawan.
Subtitusi dan penetralisasi kepemimpinan
Karakteristik penentu Kepemimpinan berorientasi Kepemimpinan berorientasi
hubungan tugas
Individual
Pengalaman/pelatihan Tidak ada pengaruh Menggantikan
Profesionalisme Menggantikan Menggantikan
Ketidakpedulian terhadap Menetralkan Menetralkan
penghargaan
Pekerjaan
Tugas berstruktur tinggi Tidak ada pengaruh Menggantikan
Memberikan umpan balik Tidak ada pengaruh Menggantikan
sendiri
Secara intrinsik memuaskan Menggantikan Tidak ada pengaruh
Organisasi
Tujuan-tujuan eksplisit yang Tidak ada pengaruh Menggantikan
diformalisasikan
Aturan dan prosedur yang Menggantikan Menggantikan
ketat
Kelompok kerja yang Menggantikan Menggantikan
kompak

2.7 Menemukan dan menciptakan pemimpin yang efektif

1. Seleksi
Ujian sangat berguna untuk menemukan dan memilih pemimpin. Tes kepribadian bisa digunakan
untuk mencari sifat-sifat yang berkaitan dengan kepemimpinan bersikap terbuka,cermat,dan
ingin mencari pengalaman baru. Tes untuk menemukan skor monitor mandiri si calon juga bisa
digunakan. Sikap monitor mandiri yang tinggi cenderung melampaui rekan mereka yang
memiliki skor rendah karena mereka lebih baik dalam membaca situasi dan menyesuaikan
perilaku mereka.
Wawancara juga memberikan peluang untuk menngevaluasi calon pemimpin. Anda bisa
menggunakan wawancara untuk menentukan apakah pengalaman kandidat sebelumnya sesuai
dengan posisi yang akan diisinya. Wawancara juga merupakan sarana yang baik
mengidentifikasi sifat-sifat kepemimpinan yang ada pada calon.
2. Pelatihan
Dari penelitian yang dilakukan menemukan bahwa terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan
manajemen untuk memperoleh hasil maksimal dari anggaran pelatihan kepemimpinan mereka.
Pertama, mari kita sadari kembali hal-hal yang sudah jelas. Tidak semua orang memiliki latar
belakang pelatihan yang sama. Pelatihan kepemimpinan dalam berbagai bentuk cenderung lebih
berhasil pada orang-orang yang memiliki kesadaran diri yang lebih tinggi dibandingan yang
rendah. Orang-orang seperti ini memiliki fleksibilitas untuk mengubah perilaku mereka.
Hal-hal yang mungkin bisa dipelajari dari kepemimpinan adalah
a. Penciptaan visi
b. Sebuah pemahaman tentang tema-tema yang penting bagi visi yang efektif
c. Membangun kepercayaan dan mentoring
d. Menganalisis situasi
Pada akhirnya, terdapat penelitian yang menunjukan bahwa pemimpin bisa dilatih untuk
memiliki keterampilan kepemimpinan transformasional. Bila telah dipelajari, keterampilan ini
akan memberikan hasil akhir yang menguntungkan pada laporan keuangan, baik dalam kinerja
keuangan dari bank-bank atau bagi pekerjaan-pekerjaan lain.
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Pembingkaian : menggunakan kata-kata untuk mebingkai makna dan memberi informasi kepada
orang lain.
Kepemimpinan karismatik : Max weber seorang sosialog ilmuan pertama yang membahas
kepemimpinan karismatik. Karisma berasal dari bahasa yunani yang berarti “anugerah”. Sebagai
suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan
biasanya di pandang sebagai kemampuan atau kualitas supranatural, manusia super, atau paling
tidak daya-daya istimewa
Tiga jenis kepercayaan
Kepercayaan berbasis pencegahan
Kepercayaan berbasis pengetahuan
Kepercayaan berbasis identifikasi

3.2 Saran
Penulis berharap makalah ini bisa bermnfaat bagi pembacanya, dan mungkin bila ada salah
penulisan atau salah dalam pengambilan sampel penulis mohon maaf dan mengharapkan saran
serta kritik dari pembaca.
Daftar pustaka
Perilaku organisasi (organizational behavior) edisi 12 buku 2 Stephen P.Robbins – Timothy

Anda mungkin juga menyukai