NYERI

Syahyad Aryamehr
 Pendahuluan

Nyeri

Fungsi Sistem Tubuh

Fungsi Protektif : Refleks Menghindar

Fungsi Defensif : Immobilisasi
Fungsi Diagnostik : Akut Abdomen
Penanganan Nyeri

MORBIDITAS
MORTALITAS
 NYERI

SEBAGAI SUATU PENGALAMAN INDERAWI DAN

EMOSIONAL YANG TIDAK MENYENANGKAN AKIBAT
ADANYA KERUSAKAN JARINGAN YANG NYATA
ATAU BERPOTENSI RUSAK ATAU YANG
DITERJEMAHKAN SEPERTI ITU
(IASP)
 Kriteria Nyeri

1. NYERI : KELUHAN TDK MENYENANGKAN

2. NYERI : MELIBATKAN PERASAAN
3. NYERI : ADA KERUSAKAN JARINGAN
4. NYERI : RANGSANGAN YANG BERPOTENSI
MERUSAK JARINGAN
5. NYERI : TANPA KERUSAKAN JARINGAN
(NYERI KRONIK)
 Mekanisme Nyeri Akut

PERISTIWA ELEKTROFISIOLOGIS
KOLEKTIF

NOSISEPSI
1. TRANSDUKSI
2. TRANSMISI
3. MODULASI
4. PERSEPSI
 Transduksi

Kimia

Termal



Mekanik
 Transmisi

Kimia

Termal



Mekanik
 Modulasi

Otak

Opiat endogen
Serotonergik
Noradrenergik

Impuls nyeri
 Persepsi

Transduksi
?
Otak

Transmisi Persepsi
Modulasi
 Patofisiologi Nyeri

Plastisitas Susunan Saraf

Normal

RANGSANGAN KUAT RANGSANGAN LEMAH

DIRASA NYERI DIRASA BUKAN NYERI

DIHANTAR DIHANTAR
SERABUT SARAF KECIL SERABUT SARAF BESAR
- Aδ BERMIELIN - Aβ BERMIELIN
- C TIDAK BERMIELIN
 Patofisiologi Nyeri

Plastisitas Susunan Saraf

Kerusakan Jaringan
Inflamasi

RANGSANGAN KUAT RANGSANGAN LEMAH

DIRASA NYERI HEBAT DIRASA NYERI

Hyperalgesia Allodynia
 Sensitisasi Perifer

KERUSAKAN JARINGAN

SUBSTANSI NYERI
ION K, ION H, SEROTONIN, PROSTAGLANDIN
HISTAMIN DAN BRADIKININ

SUBSTANSI P
DILEPAS DARI UJUNG SARAF (NOSISEPTOR)

AKTIVITAS
NOSISEPTOR MENINGKAT
Trauma

K+, H+, Serotonin, PG, “Pain Soup”

Histamin, Bradikinin, dll
 Sensitisasi Sentral
INPUT NYERI PERIFER BERKEPANJANGAN

KORNU POSTERIOR

DEPOLARISASI BERKEPANJANGAN

HIPERSENSITIVITAS KORNU POSTERIOR

( SENSITISASI SENTRAL)

Allodynia
 5-HT
α

Opioid

Glutamat
sP

AMPA NMDA
 Klasifikasi Nyeri

• Menurut jenisnya : - Nyeri nosiseptik.

- Nyeri neuropatik.
- Nyeri psikogenik.
• Menurut timbulnya : - Nyeri akut.
- Nyeri kronik.
• Menurut penyebabnya : - Nyeri onkologi (kanker).
- Nyeri non onkologik.
• Menurut derajatnya : - Nyeri ringan.
- Nyeri sedang.
- Nyeri berat.
• NYERI AKUT DAN KRONIK :
– AKUT : TRAUMA DAN PERADANGAN
– KRONIK : NEUROPATIK, KEGANASAN?
• NYERI SOMATIK :
– SUPERFISIAL : SENSASI KUTANEUS DAN LOKALISASI
JELAS
– DEEP PAIN : SAMAR-SAMAR, RASA TIDAK ENAK
LOKALISASI SULIT (TENDON, OTOT, PERSENDIAN, FASCIA)
• NYERI VISERAL :
DARI ALAT VICERAL, BERSIFAT DIFUS, LOKALISASI SULIT
DITENTUKAN, DISERTAI RANGSANG SIMPATIS
• NYERI PSIKOGENIK :
TIDAK ADA KELAINAN ORGANIK, DISTRIBUSI ANATOMI
TIDAK SESUAI DG KELUHAN, TERUS MENERUS,
KARAKTERISTIK, TIDAK ADA GANGGUAN TIDUR, CEMAS,
BINGUNG
 Penilaian Nyeri

- ADJECTIVE RATING SCALE

- NUMERICAL RATING SCALE
- VISUAL ANALOG SCALE

No pain treatment without pain assessment

 Tatalaksana Nyeri Akut
CARA PEMBERIAN OBAT

INTERVAL WAKTU
TERTENTU BILA PERLU

DOSIS FREKWENSI DURASI

ANALGESIC THERAPEUTICAL
LEVEL
 Therapeutic Level

Continuous Intermittent PRN

 Prinsip Dasar Terapi Nyeri Akut

MENCEGAH MENCEGAH
SENSITISASI PERIFER SENSITISASI SENTRAL

ANALGESIK NON OPIOID

ANALGESIK
( ANALGETIK ANTIPIRETIK,
NARKOTIK
ANTI INFLAMASI NON STEROID)

KOMBINASI
 5-HT
α

Opioid

Glutamat
sP

AMPA NMDA
5-HT
α

Opioid

AMPA NMDA
5-HT
α

Opioid

AMPA NMDA
Anestetik lokal

5-HT
α

Opioid

AMPA NMDA
 Nyeri Pascabedah

PENDEKATAN MULTIMODAL

TRANSDUKSI TRANSMISI MODULASI

ANALGETIK ANESTETIK ANALGETIK

NON OPIOID LOKAL OPIOID
Respon Fisiologis Terhadap Nyeri

• KECEMASAN, GANGGUAN TIDUR,

DELIRIUM
• IMMOBILISASI
• AKTIVITAS SIMPATIS MENINGKAT
• RESPON HORMONAL MENINGKAT
• THROMBOSIS
 Pertimbangan dalam Terapi

• KECEMASAN, DEPRESI
• STATUS PENDIDIKAN
• RIWAYAT MENDERITA NYERI
• RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT
ANALGETIK
• RESPON PLASEBO
Three Step Ladder

Opioid kuat
Analgetik non-opioid

Opioid lemah
Analgetik non-opioid

Analgetik non-opioid
 Efek Samping NSAIDs

• ALERGI
KULIT KEMERAHAN, URTIKARIA EDEMA
LARYNX, ASTHMA, ANAFILAKSIS
• GANGGUAN SALURAN CERNA BAGIAN
ATAS
DISPEPSIA, MUAL, MUNTAH, DADA PANAS
BERSENDAWA, KEMBUNG, NYERI
EPIGASTRIK, TUKAK LAMBUNG,
PERDARAHAN LAMBUNG, PERFORASI
LAMBUNG
 Penggunaan NSAIDs

Hati-hati Penggunaannya pada:

• PERNAH MENGALAMI ALERGI
• BELUM LAMA MENGALAMI PERDARAHAN
SALURAN CERNA
• TUKAK LAMBUNG
• HAMIL TRIMESTER I
• SIROSIS HEPATIS
• GAGAL GINJAL
 Analgetik Opioid

• DAPAT TIMBUL EFEK SAMPING

YANG MEMBAHAYAKAN
• HARUS DIPANTAU SECARA KETAT
• SEYOGYANYA DIBERIKAN DI
RUMAH SAKIT
• PENGGUNAANNYA HARUS SELALU
DILAPORKAN
 Efek Samping Analgetik Opioid

• ORTOSTATIK HIPOTENSI, SYNCOPE

• BRADIKARDI
• DEPRESI PERNAFASAN
• KONSTIPASI
• MUAL DAN MUNTAH
• RETENSI URINE
• FLUSHING KULIT DAN URTIKARIA
 Otak

Trauma Agonis α
Opioid
Ketamin
DXM
COX1
Tramadol
COX2

Anestetik lokal
• Soldiers requested less analgesic medication
than civilians with comparable injuries. The
injured soldier expected evacuation and safe
recuperation, but the civilian expected loss of
wages and social hardship. (Beecher)
• In the late 1990s, Kehlet dramatically
shortened length of hospital stay after surgery
through the use of a multimodal framework of
perioperative rehabilitation together with
preoperative instruction, minimisation of
intraoperative stress, aggressive mobilisation,
and early feeding.
"Pain is just like any enemy. You keep moving
around and the enemy cannot hit you. Same
way with pain. The quicker you break away
from the pain, the quicker you will drive the
pain out of your system. You sit too long
and you will not be able to move.“
(Beecher)
Terima
Kasih