Anda di halaman 1dari 16

42

43

2.3. ANALISIS SWOT


Identifikasi situasi ruangan berdasarkan pendekatan analisis SWOT.
Dari hasil pengkajian dilakukan analisis SWOT berdasarkan sub
sistem dalam MAKP yang meliputi: 1) penerapan MAKP, 2) penerimaan
pasien baru, 3) timbang terima, 4) ronde keperawatan, 5) supervisi, 6)
Discharge Planning, 7) sentralisasi obat, 8) dokumentasi keperawatan.
Tabel. 2.17 Analisis SWOT
NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1. Sumber Daya Manusia (Man/M1)
a. Internal Faktor (IFAS) STRENGHT
1. Adanya sistem pengembangan staf berupa 0,3 3 0,9
pelatihan- pelatihan
2. Jenis tenagan kerja : 0,2 2 0,4 S-W
S1 keperawatan 6 orang 1,82- 3,5 =
D3 keperawatan 2 orang -1,68
D3 kebidanan 5 orang
D4 kebidanan 2 orang
3. Masa kerja >15 tahun sebanyak 1 orang, 0,2 2 0,4
5-15 tahun 10 orang sedangkan < 5 tahun
4 orang
4. Jumlah perawat yang dibutuhkan sudah 0,3 4 0,12
sesuai dengan tingkat ketergantungan
pasien
TOTAL 1 1,82

WEAKNESS
1. Kurangnya perawat yang berpendidikan 0,5 4 2
S1 Ners
2. Sebagian perawat belum mengikuti 0,3 3 0,9
pelatihan MAKP
3. Tidak semua perawat mendapatkan 0,2 3 0,6
kesempatan pelatihan

TOTAL 1 3,5

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY O-T =
1. Adanya program pelatihan/ seminar 0,2 3 0,6 2,5 – 2,75 =
khusus tentang manajamen keperawatan - 0,25
2. Adanya kesempatan melanjutkan 0,2 2 0,4
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
sesuai dengan prosedur rumah sakit
3. Adanya kerjasama yang baik antar 0,3 3 0,9
keperawatan dengan dokter penyakit
dalam
4. Adanya kebijakan pemerintah tentang 0,1 2 0,2
profesionalisasi perawat
5. Adanya program akreditasi RS dari 0,1 2 0,2
pemerintah dimana MAKP merupakan
salah satu penilaian
6. Adanya kerjasama antar perawat dan 0,1 2 0,2
mahasiswa praktik keperawatan
TOTAL 1 2,5

THREATENED
1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk 0,25 3 0,75
pelayanan yang lebih profesional
2. Makin tingginya pengetahuan masyarakat 0,4 3 1,2
akan keingintauan tentang penyakitnya
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan 0,25 2 0,5
44

pentingnya kesehatan
4. Persaingan antar RS yang semakin kuat 0,1 3 0,3

TOTAL 1 2,75
2 Sarana dan Prasarana (M2)
a. Internal Faktor (IFAS)
STREIGHT
1. Mempunyai sarana dan prasarana 0,2 3 0,6 S–W
yang telah memadai untuk pasien 2,9 – 1,5= 1,4
dan tenaga kesehatan
2. Perawat mampu menggunakan dan 0,1 2 0,2
memelihara sarana dan prasarana
yang ada
3. Terdapat administrasi penunjang 0,2 3 0,6
(misal : buku injeksi, SOP, SAK, dll
yang memadai )
4. Tersedianya Nurse Station dan 0,2 3 0,6
terletak di tempat yang strategis
5. Tersedia alat medis berkondisi baik 0,2 3 0,6
6. Sarana dan prasarana yang 0,1 3 0,3
menunjang keamanan dan
kenyamanan keluarga pasien dan
pasien serta tenaga kesehatan sudah
optimal
TOTAL 1 2,9

WEAKNESS
1. Belum terpakainya sarana dan 0,5 1 0,5
prasarana secara optimal
2. Jumlah persediaan alat kesehatan 0,5 2 1,0
masih kurang dari standart
TOTAL 1 1,5

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya pengadaan sarana dan 0,2 3 0,6 O–T
prasarana yang jika ada yang 3 – 1,5= 1,5
rusak dari bagian pengadaan
barang 0,2 2 0,4
2. Adanya bantuan pemerintah
dalam pengadaan alat kesehatan 0,2 3 0,6
3. Adanya bantuan dari rumah sakit
utnuk memperbaiki dan
melengkapi sarana dan prasarana 0,1 3 0,3
4. Adanya perkembangan teknologi
yang lebih canggih dalam bidang
keamanan dan kenyamanan
keluarga pasien dan pasien serta
tenaga kesehatan 0,2 4 0,8
5. Adanya protap untuk SOP
tindakan keperawatan 0,1 3 0,3
6. Adanya akreditasi RS mengenai
penyediaan sarana dan prasarana
1 3
TOTAL

TREATENED 0,25 3 0,75


1. Adanya tuntutan tinggi dari
masyarakat untuk pengadaan alat
yang canggih dalam penunjang
diagnostik 0,25 3 0,75
2. Adanya tuntutan masyarakat
untuk meningkatkan dan
menyediakan sarana dan
prasaran yang lebih memadai
didalam ruangan 1 1,5
45

TOTAL
3 METHODE-M3 (MAKP)
1. PENERAPAN MODEL
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1) RS memiliki visi, misi dan motto sebagai 0,1 4 0,4 S–W
rumah sakit sentral rujukan sepulau 3,1 – 3 = 0,1
Madura dengan mengedepankan sisi
pelayanan, pendidikan dan penelitian.
2) Sudah ada Model MAKP yang digunakan 0,1 3 0,3
yaitu MAKP Tim.
3) Kegiatan manajemen yang sudah berjalan 0,1 3 0,3
meliputi : MAKP, timbang terima,
sentralisasi obat, DP, ronde keperawatan,
supervise, dan dokumentasi.
4) Ada dokumentasi SOR. 0,2 3 0,6
5) Mempunyai Standart Asuhan 0,1 3 0,3
Keperawatan.
6) Mempunyai Protap / SOP pada setiap 0,1 3 0,3
tindakan.
7) Terlaksananya komunikasi yang terapeuti 0,1 3 0,3
: Perawat dan tim kesehatan lain.
8) Kemauan perawat yang tinggi untuk 0,2 3 0,6
menerapkan MAKP TIM sesuai dengan
peraturan rumah sakit.

TOTAL 1 3,1

WEAKNESS
1) Pelaksanaan MAKP ruangan masih 0,5 3 1,5
menggunakan TIM bukan primary
nursing.
2) Perbandingan tenaga kerja professional : 0,25 3 0,75
vokasional adalah 1:4, sehingga masih
belum sesuai dengan standart.
3) Pendokumentasian proses keperawatan 0,25 3 0,75
masih kurang optimal

TOTAL 1 3

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1) Adanya kerja sama keperawatan antara 0,2 3 0,6 O–T=
RS dengan isntitusi pendidikan. 3,2 – 2,7 = 0,5
2) Ada kerjasama yang baik antara IRNA, 0,2 4 0,8
Bidang keperawatan dengan perawat
ruangan dalam ruang sakit.
3) Adanya kebijakan RS dalam pelaksanaan 0,1 3 0,3
peningkatan SDM.
4) PPNI berkontribusi dalam menaungi 0,25 3 0,75
perkembangan profesi perawat.
5) Adanya kesempatan meningkatkan 0,25 3 0,75
system MAKP yang lebih baik lagi dalam
menunjang tingkat mutu pelayanan
terhadap pasien dan system
perorganisasian dalam ruangan.

TOTAL 1 3,2

THREATENED
1) Persaingan antar Rumah Sakit swasta 0,25 3 0,75
yang semain ketat dalam meningkatkan
system MAKP ruangan.
2) Adanya tuntutan masyarakat yang 0,2 2 0,4
semakin tinggi terhadap peningkatan
pelayanan keperawatan yang lebih
46

professional.
3) Makin tinggi kesadaran masyarakat akan 0,1 2 0,2
hukun dan tanggung gugat.
4) Kebebasan pers mengakibatkan 0,25 3 0,75
mudahnya penyebaran informasi di dalam
ruangan ke masyarakat.
5) Makin tinggi kesadaran masyarakat akan 0,2 3 0,6
pentingnya kesehatan.

TOTAL 1 2,7
4. 2. SENTRALISASI OBAT
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) Tersedianya sarana dan pra sarana yang 0,25 3 0,75 S–W
memadai untuk pengelolaan sentralisasi 3 – 3,3 = -0,3
obat.
2) Kegiatan sentralisasi obat sudah mulai 0,25 3 0,75
dilakukan di ruang IRNA B KELAS 1
3) Semua perawat mengerti tentang 0,2 3 0,3
sentralisasi obat.
4) Kepala ruangan mendukung kegiatan 0,3 4 1,2
sentralisasi obat.

TOTAL 1 3

WEAKNESS
1) Pelaksanaan sentralisasi obat sudah 0,4 3 1,2
terlaksana dengan baik cm masih belum
ada lembar serah terima obat
2) Belum ada pembagian tugas dan 0,3 3 0,9
tanggung jawab tentang sentralisasi yang
jelas terhadap pasien serta tidak ada
supervisi terhadap sentralisasi obat.
3) Tidak ada petugas farmasi yang 0,4 3 1,2
menangani sentralisasi obat di Irna B
Kelas 1

TOTAL 1 3,3

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY O–T
1) Adanya kemauan dari tenaga keperawatan 0,4 3 1,2 3 – 2,7 = 0,3
untuk meningkatkan dan
mempertahankan proses sentralisasi obat
sesuai dengan protap.
2) Kerjasama yang baik antara perawat 0,4 3 1,2
IRNA dengan Bidang Perawatan dan
organisasi rumah sakit.
3) Kerjasama yang baik antara perawat 0,2 3 0,6
IRNA dengan pasien dan keluarga pasien
dengan meningkatkan kepercayaan.

TOTAL 1 3

TREATHENED
1) Adanya tuntutan pasien dan keluarga 0,7 3 2,1
untuk mendapatkan pelayanan yang
professional terkait dengan pengaturan
kepemilikan obat sesuai dengan resep
yang telah diberikan kepada tiap-tiap
pasien
2) Dapat menimbulkan kurangnya 0,3 2 0,6
kepercayaan pasien terhadap sentralisasi
obat jika tidak dikelola dengan baik
47

TOTAL 1 2,7

3. SUPERVISI
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. RSUD Syarifa Amabami Ratu Ebu 0,5 3 1,5 S-W
adalah rumah sakit yang 2,75-2,7 =
memperoleh akreditasi B 0,25 0,05
2. Adanya kemampuan tiap-tiap 2 0,5
perawat untuk berubah dan
meningkatkan tindakan pelayanan
keperwatan yang profesional 0,25 3 0,75
3. Keperawatan ruangan mendukung
dalam pelaksanaan sepervisi demi
peningkatan mutu pelayanan.

TOTAL 1 2,75

WEAKNESS
1. Belum ada jadwal dan uraian yang 0,2 3 0,6
jelas tentang supervisi
2. Belum mempunyai format yang 0,3 2 0,6
baku dalam pelaksanaan supervisi
3. Kurangnya program pelatihan dan 0,25 3 0,75
sosialisasi tentang supervisi
4. Belum adanya dokumentasi 0,25 3 0,75
supervisi yang jelas.
TOTAL 1 2,7

b. Eksternal Faktor (EFAS) O–T


OPPORTUNITY 3,1 3 =0,1
1. Adanya dukungan profesi 0,3 3 0,9
keperawatan untuk meningkatkan
kegiatan supervisi
2. Adanya teguran dari kepala ruangan 0,1 2 0,2
bagi perawat yang tidak
melaksanakan tugas dengan baik
dalam pemberian asuhan / tindakan
keperawatan
3. Terbuka kesempatan untuk 0,2 3 0,6
melanjutkan pendidikan profesi lebih
tinggi
4. Terbuka kesempatan untuk 0,4 3 1,4
memperbaiki kesalahan.
TOTAL 1 3,1

THREATHENED
1. Tuntutan pasien sebagai konsumen 0,65 3 1.95
untuk mendapatkan pelayanan yang
baik dan profesional.
2. Persaingan dengan RS lain. 0,35 3 1,05

TOTAL 1 3

6. 4. TIMBANG TERIMA
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Kepala Ruangan dan KATIM 0,125 3 0,37 S-W
memimpin kegiatan timbang terima 5 5,075-2,5 =
setiap pagi 2,6
2. KATIM memimpin kegiatan 0,25 3
timbang terima setiap pengantian 0,75
48

shift
3. Timbang terima sudah merupakan 0,2 4
kegiatan rutin yang telah 0,8
dilaksanakan setiap pergantian shift
4. Adanya kemauan perawat untuk 0,1 3
melakukan timbang terima 0,3
5. Adanya format khusus untuk 0,7 3
pelaporan timbang terima 2,1
6. Ada klasifikasi , tanya jawab, dan 0,1 2
validasi terhadap semua yang di 0,2
timbang terimakan
7. Kepala ruangan mengevaluasi 0,125 2
kesiapan perawat yang akan dinas 0,25
8. Intervensi keperawatan yang sudah 0,1 3
ataupn yang belum dilakukan telah 0,3
dimunculkan dalam timbang terima
secara maksimal.
TOTAL 1 5,07
5
WEAKNESS
1. Alur timbang terima kurang berjalan 0,25 2 0,5
dengan baik
2. Belum diikuti oleh semua perawat 0,35 3 1,05
yang telah dan akan dinas
3. Tidak ada interaksi dan validasi 0,15 3 0,45
dengan pasien selama timbang terima
4. Perawat kurang disiplin waktu 0,25 2 0,5
timbang terima
TOTAL 1 2,5

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama yang baik antara 0,3 3 0,9 O-T
kepala ruangan, KATIM, dan perawat 3-2,75= 0,25
ruangan selama timbang terima
2. Adanya sarana dan prasarana 0,2 3 0,6
penunjang timbanag terima yang telah
tersedia
3. Adanya kerjasama pihak RS dengan 0,3 3 0,9
institusi pendidikan dalam
meningkatkan pembaharuan konsep
timbang terima sesuai dengan standart
4. Adanya kerja sama yang baik antara 0,2 3 0,6
perawat ruanga dan mahasiswa
praktik dalam keterlibatan kegiatan
timbang terima.
TOTAL 1 3

THREATHENED 3
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi 0,5 1,5
dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan untuk mendapaatkan 3
2. Adanya tuntutan masyarakat dalam 0,25 0,75
keinginan kesehatan jika ada
perkembangan kondisi dan perawatan
selama pergantian shift 2
3. Adanya tuntutan kesadaran 0,25 0,5
masyarakat terhadap tanggung jawab
dan tanggung gugat perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan kepada
pasien.
TOTAL 1 2,75
49

7 3. DISCHARGE PLANNING
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1) Tersedianya resume keperawatan untuk 0,3 3 0,9 S-W
pasien pulang 3,2-2,7=0,5
2) Telah terlaksananya discharge planning 0,3 3 0,9
di ruangan
3) Adanya kemauan untuk memberikan 0,1 3 0,3
pendidikan kesehatan kepada
pasien/keluarga
4) Adanya kartu kontrol yang sekaligus 0,2 4 0,8
menjadi kartu format discharge planning
5) Perawat memberikan penkes secara 0,1 3 0,3
informal kepada pasien/keluarga selama
dirawat atau pulang
TOTAL 1 3,2
WEAKNESS
1) Tidak tersedianya kartu discharge 0,3 3 0,9
planning khusus (menjadi satu dengan
kartu kontrol)
2) Pelaksanaan discharge planning belum 0,1 3 0,3
optimal
3) Tidak diberikannya brosur / leafleat 0,1 2 0,2
untuk pasien saat melakukan Discharge
Planing
4) Pendidikan kesehatan belum 0,2 2 0,4
terdokumentasi secara maksimal
5) Pemberian penkes dilakukan secara lisan 0,3 3 0,9
kepada setiap pasien/keluarga
TOTAL 1 2,7
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1) Adanya kerjasama yang baik antara 0,7 3 2,1 O–T
kepala ruangan, KATIM, perawat 3 – 2,8= 0,2
pelaksana dangan pasien maupun dengan
keluarga pasien dalam pelaksanaan
discharge planning 0,2 3 0,6
2) Adanya kerjsama yang baik antara
perawat ruangan dan tim petugas
kesehatan yang lainnya dalam kolaborasi
3) Antusiasnya tingkat kooperatif pasien 0,1 3 0,3
atau keluarga terhadap anjuran perawat
TOTAL 1 3
TRETHENED
1) Adanya tuntutan masyarakat untuk 0,7 3 2,1
mendapatkan informasi kesehatan ketika
pulang khususnya tentang perawatan dan
pencegahan penyakit selama di rumah
2) Makin tingginya kesadaran masyarakat 0,2 2 0,4
akan pentingnya perawatan kesehatan
selama di rumah ketika pulang dari rumah
sakit
3) Persaingan antar rumah sakit yang 0,1 3 0,3
semakin ketat
TOTAL 1 2,8
50

8 4. RONDE KEPERAWATAN
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) Bidang perawatan dan ruangan 0,4 2 0,8 S–W
mendukung adanya kegiatan ronde 2,3 – 3= -0,7
keperawatan
2) Adanya sarana dan prasarana yang 0,2 3 0,6
memadai untuk dilakukannya ronde
keperawatan 0,1 3 0,3
3) Adanya kemauan dari kepala ruangan,
KATIM dan perawat untuk rutin 0,3 2 0,6
melaksanakan ronde keperawatan dengan
tim kesehatan lainnya
TOTAL 1 2,3
WEAKNESS
1) Ronde keperawatan belum dilaksanakan 0,3 3 0,9
secara optimal dan berkesinambungan
2) Karakteristik tenaga/tim medis yang 0,2 3 0,6
memenuhi kualifikasi belum merata
3) Belum tersedianya format dokumentasi 0,2 3 0,6
dalam pelaksanaan ronde keperawatan
4) Tidak semua tim medis ikut serta atau 0,2 3 0,6
berpartisipasi dalam pelaksanaan ronde
keperawatan
5) Ronde keperawatn dilakukan melalui via 0,1 3 0,3
telepon dan tidak semua tim medis
TOTAL 1 3
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1) Adanya pelatihan, penyegaran dan 0,65 3 1,95 O–T
seminar tentang masalah yang terjadi di 3 – 2,5= 0,5
ruangan yang belum terselesaikan
2) Adanya kesempatan dari kepala ruangan 0,35 3 1,05
untuk mengadakan ronde keperawatan
secara rutin
TOTAL 1 3
TREATHENED
1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari 0,5 2 1
masyarakat untuk mendapatkan mutu
pelyanan kesehatan yang lebih
professional dalam penyelesaian masalah
2) Persaingan antar ruang semakin kuat
dalam pemberian pelayanan dan 0,5 3 1,5
penyelesaian masalah kesehatan
TOTAL 1 2,5

9 5. DOKUMENTASI KEPERAWATAN
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) Tersedianya sarana dan prasarana dalam 0,2 3 0,6 S–W
pendokumentasian (sarana administrasi 2,6 – 2,4= 0,2
penunjang)
2) Sudah ada system pendokumentasian 0,2 3 0,6
SOR
3) Format asuhan keperawatan sudah ada 0,1 3 0,3
sesuai dengan SOP tindakan keperawatan
4) Dokumentasi keperawatan yang 0,25 2 0,5
dilakukan meliputi pengkajian
menggunakan system Head To Toe dan
ROS serta diagnose keperawatan sampai
dengan evaluasi menggunakan SOAP
5) System pendokumentasian keperawatan 0,125 3 0,37
sudah menggunakan system 5
komputerisasi
6) Dari observasi status pasien, pengisian 0,125 2 0,25
dokumentasi lengkap: waktu, nama, No
51

RM dan jam sudah lengkap dicantumkan


TOTAL 1 2,6
WEAKNESS
1) Respon pasien paska tindakan kurang 0,4 3 1,2
terpantau
2) Pengawasan terhadap sistematika 0,6 2 1,2
pendokumentasian masih belum
dilaksanakan secara optimal serta
perencaan keperawatan belum
menggunakan nanda Nic-Noc
TOTAL 1 2,4
b. Eksternal Faktor (EFAS) O–T
OPPORTUNITY 2,7 – 2,5= 0,2
1) Adanya program pelatihan tentang 0,2 3 0,6
pendokumentasian keperawatan
2) Peluang perawat untuk meningkatkan 0,3 2 0,6
pendidikan (pengembangan SDM)
3) Adanya peluang pengembangan 0,1 3 0,3
managemen untuk mengembangkan
system pendokumentasian
4) Kerjasama yang baik antara perawat 0,3 3 0,9
ruangan dengan kepala ruangan maupun
KATIM
5) Adanya kebijakan system MAKP yang 0,1 3 0,3
diterapkan bidang keperawatan
TOTAL 1 2,7
TREATHENED
1) Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan 0,2 2 0,4
keluarga) akan bertanggungjawab dan
tanggung gugat semakin tinggi
2) Persaingan RS dalam meningkatkan 0,3 2 0,6
system pendokumentasian tindakan
keperawatan
3) Akreditasi rumah sakit tentang system 0,5 3 1,5
dokumentasi
TOTAL 1 2,5

10 6. Penerimaan pasien baru


a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) Sudah ada format penerimaan pasien baru 0,2 4 0,8 S–W
dan tata tertib pasien 3,5 – 3= 0,5
2) Ada tanggapan positif dari pasien dan 0,2 3 0,6
keluarga terhadap pelayanan dan
administrasi
3) Adanya kemauan dan komitmen dari 0,3 3 0,9
perawat untuk melaksanakan penerimaan
pasien baru sesuai protap dan SOP
4) Penerimaan pasien baru sudah sesuai 0,3 4 1,2
dengan alur
TOTAL 1 3,5

WEAKNESS
1) Perawat kurang dalam memperkenalkan 1 3 3
diri kepada pasien dan keluarga pasien
TOTAL 1 3

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1) Adanya kerjasama yang baik antara 0,4 4 1,6 O–T
IRNA, bidang perawatan dengan perawat 4 – 3,4= 0,6
ruangan
2) Adanya kerjasama yang baik antara 0,3 4 1,2
perawat ruangan dan petugas kesehatan
yang lain
3) Adanya kerjasama pihak RS dengan 0,3 4 1,2
52

institusi pendidikan dalam meningkatkan


pembaharuan proses PBB sesuai dengan
standart
TOTAL 1 4

TREATHENED
1) Adanya tuntutan masyarakat untuk 0,6 3 1,8
mendapatkan pelayanan keperawatan
yang professional
2) Adanya tindakan masyarakat untuk 0,3 4 1,2
mendapatkan informasi yang jelas tentang
rencana perawatan dan kebutuhan
administrasi selama perawatan
3) Persaingan antar rumah sakit yang 0,1 4 0,4
semakin ketat
TOTAL 1 3,4

11 MONEY (M4)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Dana Operasional ruangan diperoleh 0,2 3 0,6
dari Rumah Sakit
2. Dana Fasilitas Kesehatan diperoleh 0,2 2 0,4
dari Rumah Sakit S-W
3. Dana Kesejahteraan Pegawai diperoleh 0,3 3 0,9 3,1-2 = 1,1
dari Rumah Sakit
4. Adanya variasi karakteristik dari pasien 0,3 4 1,2
(BPJS, umum)
1 3,1
TOTAL

WEAKNESS
1. Masih kurangnya informasi tentang 1 2 2
rincian biaya perawatan secara detail
terhadap Pasien dan keluarga pasien
TOTAL 1 2

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya dukungan dari Rumah Sakit 1 3 3
untuk meningkatkan alokasi dana
sebagai penambah dana kesejahteraan
dan dana penunjang fasilitas ruangan
TOTAL 1 3 O-T
3-2 = 1

THREATHENED
1. Adanya tuntutan dari masyarakat untuk 0,5 2 1
peningkatan mutu pelayanan yang lebih
profesional
2. Adanya tuntutan alokasi dana untuk 0,5 2 1
penunjang fasilitas dan sarana prasarana
kesehatan dalam setiap ruangan
TOTAL 1 2

12 MARKETING (M5)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Kepuasan pasien terhadap pelayanan 0,3 3 0,9 S-W
kesehatan di rumah sakit 3-2 = 1
2. 60 % perawat menyatakan puas terhadap 0.3 3 0,9
kinerja perawat
3. 50 % pasien menyatakan sangat puas
terhadap mutu pelayanan 0,4 3 1,2
53

TOTAL 1 3

WEAKNESS
ALOS yang tidaak sesuai dengan standar 1 2 2
lama hari perawatan (6-10)
TOTAL 1 2

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Letak RSUD Bangkalan yang berada 0,6 3 1,8
di daerah strategi dan padat
penduduk O-T
2. Merupakan RS terakreditasi milik 0,2 3 0,6 3,2 -3= 0,2
pemerintah yang ada di bangklan
3. Kinerja yang baik antara bpihak 0,2 4 0,8
rumah dengan instansi pendidikan
yang ada.
TOTAL 1 3,2

THREATHENED
1. Adanya peningkatan standart 0,3 3 0,9
kesehatan masyarakat yang harus
dipenuhi dengan maksimal
2. Persaingan RS dadlam memberikan 0,1 3 0,3
pelayanan keperawatan profesional
3. Banyaknya RS di sekitar RSUD 0,1 3 0,3
bangkalan
4. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat 0,3 3 0,9
untuk pelayanan yang lebih
profesional
5. Tuntutan masyarakat 0,2 3 0,6
dipersingkatnya lama perawatan
(ALOS menurun) 1 3
TOTAL
54

DIAGRAM LAYANG ANALISIS SWOT


MAHASISWA PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN PROFESI NERS
PENGKAJIAN TANGGAL 19 - 22 MARET 2019
DI RUANG IRNA B KELAS 1 RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU BANGKALAN

O
2.6
1.5 M2 (1,4/1,5)

1
0.9 M4 (1,1/1)
0.8
0.7
0.6
RK (-0,7/0,5) 0.5 PM (0,1/0,5) PPB (0,5/0,6)
0.4
SO (-0,3/0,3) 0.3 TT (2,6/0,25)
0.2
0.1
SV (0,05/0,1) DK (0,2/0,2) DP (0,5/0,2)M5 (1/0,2)

W -2 -0.9 -0.8 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.4 2.6 S
-0.1
-0.2
-0.3
M1 (-1,68/-0,25) -0.4
-0.5
-0.6
-0.7
-0.8
-0.9
-1
T

Berdasarkan analisis SWOT


1. yang berada di kuwadran 1 adalah M2, M4, M5, PM, PPB, TT, DK dan DP
berada dalam keadaan Agresif yang artinya harus ditingkatkan lebih tinggi
agar tercipta kesempurnaan karena didukung oleh kekuatan (Strength) dan
kesempatan (Opportunity) yang ada serta mendukung kebijakan yang ada
2. yang berada di kuwadran 3 adalah RK, SO dan SV dalam posisi turn around
yang artinya ada dalam keadaan yang harus diperbaiki atau dapat juga
ditingkatkan lebih tinggi agar tercapai dalam posisi yang lebih baik karena
posisi lemah (weakness) namun ada peluang (opportunity)
3. yang berada di kuwadran 4 adalah M1 dalam posisi defensive yang artinya
berada pada kondisi internal yang lemah (Weakness) dan terdapat hambatan
(Trithened) jadi focus strateginya adalah melakukan tindakan penyelamatan
agar terlepas dari kerugian yang lebih besar karena masih ada kekuatan
(strength) dan kesempatan (opportunity).
55

2.4 Identifikasi Masalah


Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT
maka kelompok dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Belum terlaksananya MAKP secara optimal
2. Timbang terima sudah dilakukan tetapi belum optimal, materi timbang terima
belum terfokus pada asuhan keperawatan.
3. Serah terima pasien baru kurang terlaksana dengan baik
4. Masih adanya tugas yang merangkap dari kepala Ruangan, yakni kepala Ruangan
merangkap menjadi CI
5. Sarana dan prasarana untuk tindakan perawatan sudah tersedia tapi masih ada
sebagian yang kurang mecukupi
6. Discharge planning sudah dilakukan tetapi belum optimal dan belum
didokumentasikan.
7. Supervisi sudah berjalan tetapi belum terdokumentasi dan terlaksana secara
optimal serta belum ada format supervisi.
8. Ronde keperawatan belum dilaksanakan
9. Dokumentasi keperawatan masih menggunakan Doemges
10. Jumlah sumber daya manusia di ruang perawatan Irna B Kelas 1 terdapat tenaga
yang lulusan D III dan D IV Kebidanan
11. Sentralisasi obat sudah dilaksanakan dengan baik tapi tidak dikelola oleh tenaga
farmasi
2.5 Prioritas Masalah
Masalah Skor Analisis Swot Prioritas
IFAS EFAS
Sumber Daya Manusia -1,68 -0,35 1
Ronde Keperawatan -0,7 0,5 2
Sentralisasi obat -0,3 0,3 3
Supervisi 0,05 1,6 4
MAKP 0,1 0,5 5
Dokumentasi Keperawatan 0,2 0,2 6
Penerimaan Pasien Baru 0,5 0,6 7
Discharge Planning 0,5 0,2 8
Marketing 1 0,2 9
Money 1,1 1 10
Sarana dan prasarana 1,4 1,5 11
Timbang Terima 2,6 0,25 12
56

Berdasarkan rumusan masalah diatas 4 masalah teratas : Sumber daya manusia,


Ronde Keperawatan, Sentralisasi Obat dan Supervisi maka kelompok mengangkat
prioritas masalah yang akan diselesaikan yaitu timbang terima dengan alasan:
- Menurut observasi yang kami lakukan di Ruangan pelaksanaan timbang
terima masih terdapat kekurangan diantaranya antara lain sudah
didokumentasikan tetapi kurang lengkap dan tidak disampaikan tentang
masalah dan intervensi keperawatan, isi dari timbang terima belum
menyentuh kepada aspek keperawatan. Pelaksanaan timbang terima hanya
mencakup penyampaian tentang kondisi pasien, terapi medis yang sudah
dilakukan sesuai instruksi dokter serta acara pasien pada hari itu. Rencana
tindakan yang disampaikan cenderung ke tindakan kolaboratif, seperti
tindakan untuk pemeriksaan penunjang : lab, foto, dsb dan hanya terbatas
pada tim yang bertanggung jawab.
57

Masalah Skor Analisis Swot Prioritas


IFAS EFAS
Timbang Terima 2,6 0,25 1
Penerimaan Pasien Baru 0,5 0,6 2
Discharge Planning 0,5 0,2 3
Ronde Keperawatan -0,7 0,5 4
Sentralisasi obat -0,3 0,3 5
Supervisi 0,05 1,6 6
Ronde Keperawatan -0,7 0,5 7
Marketing 1 0,2 8
MAKP 0,1 0,5 9
Dokumentasi Keperawatan 0,2 0,2 10
Sumber Daya Manusia -1,68 -0,35 11
Sarana dan prasarana 1,4 1,5 12
Money 1,1 1 13

Anda mungkin juga menyukai