17MAY
Dahulu kala, ada sebuah desa yang bernama Desa “BUMBU”. Desa ini sangat subur, pepohonan
lebat tumbuh di sana, air yang melimpah dan jernih mengalir dari sungai di desa ini. Penduduknya
pun hidup makmur dan sangat ramah. Di desa di hilir sungai ini tinggalah sebuah keluarga kecil yang
bahagia dan sejahtera. Keluarga tersebut adalah Ayah Bawang, Ibu bawang daun,
dan putrinya, Bawang putih. Ayah Bawang bekerja di lapak miliknya di pasar. Bawang Putih sendiri
adalah seorang anak yang baik, dia rajin dan selalu membantu orang tuanya. Keluarga ini sangat
harmonis. Berbeda dengan tetangganya yang bernama Bawang Merah, dia sangat malas dan manja.
Dia hanya hidup bersama Ibunya karena ayahnya sudah lama meninggal.
Ayah bawang putih pun pergi ke pasar. Dia berjualan di lapak miliknya. Tinggallah bawang putih dan
ibunya di rumah tersebut. Karena tidak tega melihat ibunya yang sedang sakit itu mencuci di sungai,
bawang putih pun menggantikan ibunya.
Ibu Bawang Daun : Putih, ibu mau mencuci baju di sungai. Kamu jaga rumah ya nak…
Bawang Putih : biar Putih saja buk yang pergi ke sungai, ibu di rumah saja.
Ibu Bawang Daun : tapi nak…
Bawang Putih : tidak apa-apa bu, ibu istirahat saja di rumah.
Ibu Bawang Daun : kau memang anak yang sangat baik, ibu bangga punya anak sepertimu (membelai
Bawang Putih)
Bawang Putih : Putih juga senang punya orang tua seperti ayah dan ibu (memeluk ibunya)
Ibu Bawang Daun : ibu sayang sekali sama kamu nak. Ya sudah, pergilah sebelum matahari terlalu
terik.
Bawang Putih : baiklah bu, Putih ambil baju kotornya dulu. (mengambil baju kotor)
Ibu Bawang Daun : iya nak.
Bawang Putih : Putih pergi dulu bu, assalamualaikum.
Ibu Bawang Daun : waalaikumsalam, hati-hati di jalan. Putih…putih tidak terasa kini kau telah
tumbuh dewasa. Cantik, baik, dan berbakti pada orang tua. Betapa bahagianya aku. Terima kasih Tuhan,
dia adalah anugerah terindah dalam hidup hamba.
Bawang putih pun pergi ke sungai untuk mencuci. Ternyata bawang merah dan ibunya sudah
mengintai dari balik pohon dan merencanakan hal buruk.
Ibu Bawang Merah : hahaha. bagus, Ini saatnya kita menjalankan rencana anakku.
Bawang Merah : benar mah ! ayo cepat mumpung ibu bawang daun lagi sendirian tuh!
Akhirnya bawang merah dan ibunya datang ke rumah bawang putih dengan membawa kue yang
telah dicampur dengan racun.
Ibu bawang daun pun memakan kue yang pemberian Bawang Merah dan Ibunya.
Akhirnya ibu bawang daun menghembuskan napas terakhirnya. Beberapa saat kemudian Bawang
Putih pulang dari sungai. Dia sangat terkejut melihat ibunya tergeletak di lantai dan sudah tak
bernyawa. Bawang Putih menjatuhkan keranjang cuciannya dan berteriak histeris.
Bawang Putih : Ibu !!!! IBU !!! ibuku kenapa? IBUUUUUUUUUUUUUUU!!! Bangun!!!
Sejak kehilangan sosok ibu yang sangat menyayanginya, bawang putih amat merasa
kesepian dan kerap menyendiri di kamarnya. Pada saat itu Ibu Bawang Merah sering berkunjung ke
rumahnya untuk membawa makanan, bahkan membantu bawang putih membersihkan rumah dan
memasak. Hal itulah yang membuat Ayah Bawang tertarik untuk menikahi Ibu Bawang Merah agar
putrinya tidak kesepian lagi. Pernikahan dirayakan dengan sangat sederhana. Hanya beberapa
tetangga dan keluarga yang datang menghadari acara ini.
Setelah menunggu lama akhirnya penghulu datang juga. Dia datang dengan tergopoh-gopoh.
Setelah acara pernikahan itu, Ayah Bawang, ibu bawang merah, bawang putih, dan bawang
merah hidup bersama di rumah bawang putih. Ketika Ayah Bawang di rumah, mereka
memeperlakukan bawang putih dengan sangat baik. Namun, ketika ayah keluar rumah mereka
berlaku buruk pada Bawang Putih. Mereka kerap memarahi Bawang Putih dan memberinya pekerjaan
berat.
Ayah bawang meminum teh yang ternyata telah dicampur dengan racun oleh ibu bawang
merah.Beberapa saat kemudian dia merasakan perutnya sangat sakit. Ayah bawang mengalami
nasib yang sama seperti istrinya, ia meninggal dunia di racun oleh Ibu Bawang Merah.
Beberapa saat kemudian Bawang Putih pulang dari sungai. Namun, dia mendapati ayahnya telah tak
bernyawa. Ketika mengetahui ayahnya telah tiada, ia menangis tersedu-sedu.
Ibu bawang dan bawang merah pun pergi jalan – jalan ke pasar sedangkan bawang putih
harus membereskan pekerjaan rumah. Beberapa saat kemudian, datanglah cabe ijo..
Cabe ijo : bawang putih – bawang putih, kau tak kenapa – kenapa kan?
Bawang Putih : aku baik – baik saja. Ada apa cabe ijo?
Cabe ijo : ini aku mengantarkan undangan pesta panen dari pangeran. Pangeran
mengundang semua warga di desa bumbu ini. Kau jangan lupa datang ya. Kalau bisa kau jangan beritahu
bawang merah dan ibunya ! biar mereka tau rasa.
Bawang Merah : apa kau bilang ?? berikan undangan itu padaku !!
Ibu Bawang Merah : hey bocah ingusan ! berani – beraninya kau !! pergi sana !!
Cabe ijo : kalian memang benar – benar jahat..
Bawang Putih : sudah cabe ijo ayo kita pergi, antarkan aku ke sungai.
(Bawang putih dan cabe ijo pun pergi ke sungai.)
Ibu Bawang Merah : hanya kita berdua saja yang boleh datang ke pesta panen ini. Dan biarkan bawang
putih sendirian disini !
Bawang Merah : betul itu mah !
Saat di sungai bawang putih dan cabe ijo bertemu dengan bawang bombay, bawang bombay
adalah teman baik bawang merah.
Bawang putih dan cabe ijo pun terus mengejar baju yang hanyut itu tapi sayangnya baju itu
sudah menghilang entah hanyut kemana.
Cabe Ijo : kau pasti akan kena marah oleh ibu tiri mu.
Bawang Putih : bagaimana ini, aduuh ibu akan sangat marah besar padaku. (nangis)
Cabe Ijo : sudahlah lebih baik kita pulang dulu.
Bawang putih pun pulang ke rumah dan menceritakan kepada ibunya tentang baju yang
hanyut itu.
Bawang Putih : ibu…. maafkan putihh
Ibu Bawang Merah : tunggu tunggu… ada apa ini ??
Bawang utih : baju ibuuu……
Ibu bawang Merah :kenapa bajuku?
Bawang Merah : Pasti hilang deh
Bawang Putih : maafkan putih bu, putih tidak sengaja
Ibu Bawang : DASAR ANAK CEROBOH, bodoh sekali kau !! (menyeret bawang putih)
Bawang Putih : maafkan saya bu ! maaf (nangis, bersujud)
Bawang Merah : maaf maaf ! enak aja kamu minta maaf. Kamu tahu nggak? Itu baju tuh mahal! cari
baju itu sampai ketemu !!
Bawang Putih : baiklah kakak
Ibu Bawang : heh ! jangan pulang sampai BAJU ITU DITEMUKAN, NGERTIII !!
Bawang Merah : ya sudah lah ma, kita masuk saja.
Akhirnya bawang putih pergi ke sungai, dengan sedih bawang putih terus mencari baju itu sampai
larut malam. Disana dia ditemui oleh seorang peri .
Bawang Putih : bagaimana ini, sudah larut malah tapi baju itu belum di temukan.
Peri : tenanglah nak~ aku akan membantumu~
Bawang Putih : suara siapa itu ? siapa kau?
Peri : bawang putih. Aku adalah peri cantik, aku akan membantumu untuk menemukan
baju ibu tirimu.
Bawang Putih : kau peri ? peri ? perii.. tolong bantu aku.
Peri : tentu saja aku akan membantumu.
Bawang Putih : benarkah apa yang kau katakan itu?
Peri : yah, pasti.
Bawang Putih : terimakasih peri, apa yang harus ku lakukan?
Peri : sekarang pergilah ke sebuah rumah mewah. Disanalah kau akan menemukan baju
itu.
Bawang Putih : rumah pangeran yang akan mengadakan pesta panen itu ?
Peri : iya benar, disana tempatnya.
Bawang Putih : terima kasih peri.
Peri : baiklah putih, mari aku antar ke sana.
Bawang Putih pun pergi ke rumah pangeran yang sedang mengadakan pesta panen.
(Istana)
Bawang Putih : peri~ disinikah ? tapi bagaimana bisa ? aku dekil, pasti tidak di boleh kan untuk
masuk.
Peri : cobalah masuk.
Pengawal : heh ! mana undangannya ?
Bawang Putih : undangan apa ?
Pengawal : undangan pesta panen, jika kau punya undangan maka kau boleh masuk.
Bawang Putih : aku tak punya undangan yang kalian maksud!
Pengawal : dasar gembel ! pergi kau !!
Bawang Putih : tapi…tapi..
Pengawal : ah, sudahlah pergi kau !
Bawang Putih : peri~ bagaimana ini ? aku harus menemukan baju itu sekarang?
Peri : kemarilah~ pegang tanganku. Aku akan membuat pengawal itu mengijinkan mu
masuk. Aku akan menghipnotis dia.
1..2..3..4..5..
Peri : pergilah ke samping rumah ini tempat dimana air sungai mengalir, disana akan ada
baju ibumu.
Setelah berhasil masuk ke dalam rumah mewah itu, Bawang Putih pun pergi
ke samping rumah itu. Sedangkan bawang merah dan Ibunya sudah berada diantara ramainya tamu
yang datang. Bawang merah dan ibunya kemudian menemui pangeran.
Di sungai tepat di samping rumah itu, akhirnya bawang putih berhasil menemukan baju yang hanyut.
Bawang Putih : terimakasih peri. Kau sangat baik.
Peri : ini sudah menjadi tugasku. Ini aku punya beberapa perhiasan untukmu. Pakailah.
Jika ada oranglain yang memakainya, maka orang itu akan mendapatkan bahaya.
Bawang Putih : terimakasih peri.
Setelah menemukan baju ibunya. Bawang putihpun berjalan menuju gerbang keluar untuk
pulang. Pangeran melihat bawang putih yang berjalan terburu – buru menuju gerbang dan segera
mengejarnya. Akhirnya Pengeran berhasil mengejar bawang putih dan mereka saling bertatapan..
Ibu Bawang Merah : bawang putih? Kenapa kau ada di sini ? seharusnya kau membersihkan rumah!
Bawang Merah : dasar pemalas! Ngapain kamu disini? Pulang sana !
Bawang Putih : maafkan aku. Aku akan segera pulang bu.
Pangeran : oh jadi benar bawang putih adalah saudara kalian. Kenapa kalian
memperlakukannya seperti itu?
Bawang Bombay : tidak pangeran! Sungguh dia adalah pesuruh di rumah bawang merah.
Bawang merah : benar apa yang dikatakan bawang bombay! Lihatlah pengaran! Bawang putih
mencuri kotak perhiasanku, berikan perhiasan itu!!
Bawang Putih : jangan bawang merah , jangan ! (rebutan)
Ibu bawang Merah : dasar kau ! anak tak punya malu !!
Bawang Merah : lihat pangeran, perhiasan ini lebih cocok dipakai olehku dan ibu ku.
Ibu Bawang Merah : ini karna aku baik hati aku berikan satu perhiasan untukmu bawang bombay !
Bawang Bombay : oh~ terimakasih.
Bawang merah, ibu bawang, dan bawang bombay pun memakai perhiasan itu
Bawang Merah : ah tidak ! kenapa kulitku gatal gatal begini perih pula !! ada apa ini.
Ibu Bawang Merah : aduh kulitku gatal sekali !!
Bawang Bombay : aah~ kulitkuuuuu..
Pangeran : kalian pasti selalu jahat pada bawang putih. Dan itu ganjaran untuk kalian.
Sekarang cepat minta maaf pada bawang putih !!
Peri : apa yang kalian lakukan pada bawang putih selama ini sungguh sangat jahat. Dan
sekarang kalian telah mendapatkan balasan yang setimpal. Cepat minta maaf pada bawang putih, jika tidak
keadaan kalian akan terus seperti ini.
Pangeran : sungguh aku tak menyangka, kalian akan sejahat itu pada bawang putih.
Bawang Merah : bawang putih ! aku mohon maafkan aku. Maaf karna sikapku selalu jahat padamu.
Sungguh aku minta maaf.
Ibu Bawang Merah : maafkan ibu nak, ibu sudah berprilaku kasar padamu. Maafkan ibu.
Bawang Bombay : maafkan aku, aku sudah menjadi teman yang sangat jahat padamu.
Bawang Putih : sudahlah. Aku sudah memaafkan kalian. Aku yakin kalian bisa berubah.
Bawang Merah : terimakasih bawang putih. Kau memang sangat baik. (memeluk bawang putih)
Ibu Bawang Merah : maafkan kami pangeran, kami telah membuat kegaduhan di istana ini.
Pangeran : baiklah, aku maafkan asalkan kalian berjanji untuk tidak mengulaanginya lagi.
Sekarang kalian boleh pulang
Bawang Merah : baiklah
Pangeran : biar pengawalku mengantarkan kalian. Pengawal…
Pengawal : iya pangeran..
Pangeran : antarkan mereka pulang pastikan mereka selamat sampai di rumah.
Pengawal : baik pangeran
Pengawal mengantar Bawang Merah, Ibu Bawang Merah, dan Bawang Bombay pulang ke rumah.
Akhirnya Pangeran melamar bawang putih, dan meminta izin pada ibu tirinya untuk menikahi bawang
putih. Pada saat yang telah ditentukan, Bawang putih dan Pangeran menikah, pesta dansa pun
digelar cukup meriah, bunga berwarna-warni menghiasi setiap sudut rumah, beraneka macam
hidangan lezat disajikan, kebahagian tampak menyelimuti rumah mewah itu dan mereka hidup
bahagia selamanya.